Anda di halaman 1dari 24

PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK MENULAR

Uswatun Hasanah Firdaus


Arti & Penggunaan Frekuensi Penyakit
• Perhitungan frekuensi penyakit dimaksudkan
untuk menilai keadaan penyakit pada suatu
populasi tertentu
• Dalam hal ini penggunaan nilai absolut sering
menimbulkan kesalahan penilaian terutama bila
membandinkan keadaan penyakit antara dua
atau lebih kelompok penduduk atau antara dua
waktu tertentu
• Jadi penggunaan absolut disini adalah rate,
rasio, dan proporsi
Mengukur Frekuensi
Pernyataan Frekuensi penyakit dalam epidemiologi dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
1. Menggunakan angka absolut/mutlak (ukuran-
ABSOLUT), Yaitu jumlah kejadian kesakitan
sesungguhnya
Contoh : Jumlah kejadian jantung di Surabaya adalah
20.000 orang. Penggunaan ukuran ini lebih banyak
pada keperluan administratif pencatatan.
2. Menggunakan angka perbandingan (ukuran relatif),
yaitu dengan memproyeksikan angka absolut tersebut
kepada populasi berisiko atau group di dalam populasi
berisiko. Dilihat dari jenisnya ukuran relatif bisa dibagi 2
,yaitu mortalitas (yang mengukur kejadian kematian)
dan morbiditas (yang mengukur kejadian kesakitan).
Ada beberapa angka perbandingan/ukuran relatif yang
banyak dipergunakan dalam epidemiologi , yaitu :
Rate, Ratio dan Proportion.
Formula umum : X
Y
X = Numerator / pembilang kasus
Y = Denominator / penyebut populasi
beresiko
RATE

Adalah bentuk perbandingan yang mengukur


kemungkinan terjadinya peristiwa/kejadian tertentu.
Rate memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
1. X = pembilang, adalah jumlah kasus penyakit yang
terdapat dalam populasi atau subgroup suatu
populasi.
2. Y = penyebut, populasi atau sub group didalam
populasi yang mempunyai risiko untuk
mendapatkan penyakit yang bersangkutan.
3. Waktu, misalnya pukul 12.00, tanggal 23 juli 2003;
atau jarak waktu, misalnya: 1 hari, 1 bulan, 1 tahun
dan lain-lain.
Penggunaan Rate
 Rate yang berhubungan dengan kematian
1. Angka kematian kasar (CDR)
2. Angka kematian bayi (IMR)
3. Angka kematian neonatus (NMR)
4. Angka kematian ibu (MMR)

 Rate yang berhubungan dengan reproduksi


1. Angka kelahiran (CBR)
2. Angka kesuburan (TFR)
3. Berbagai nilai yang digunakan dalam
demografi
RASIO
Rasio merupakan istilah yang sangat umum. Rasio
dapat diterjemahkan “dibanding dengan”. Jadi rasio
merupakan perbandingan antara 2 kuantitas, yaitu
kuantitas pembilang (numerator),dan kuantitas penyebut
(denominator). Kedua kuantitas tersebut yang
dibandingkan tidak harus memiliki sifat/ciri yang sama.
Ada juga yang menyebutkan bahwa rasio adalah
frekuensi relatif dari suatu sifat tertentu dibandingkan
dengan frekuensi dari sifat lain.
Berdasarkan pengertian diatas, rasio dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Pada suatu daerah terdapat 30 penderita penyakit
jantung, jumlah penderita laki-lakinya sebanyak 20 orang
dan jumlah penderita perempuan sebanyak 10 orang.
Maka rasio penderita laki-laki : perempuan = 20 : 10 = 2 :
1.
PROPORSI
Proporsi bisa diartikan sebagai jumlah /frekuensi dari
suatu sifat tertentu dibandingkan dengan seluruh populasi
dimana sifat tersebut didapatkan, Rumus dari Proporsi :

Contoh :
Pada soal diatas, berapa proporsi penderita laki-laki?
20
Proporsi = × 100% = 66.67%
20 + 10
Metode Pengambilan Sampel
• Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
• Sampel
Objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi
Metode Pengambilan Sampel
1. Pengambilan sampel secara acak
sederhana
2. Pengambilan sampel secara acak
Random sistematis
sampling 3. Pengambilan sampel secara acak
stratifikasi
4. Pengambilan sampel secara gugus
bertahap
Teknik
sampling

1. Sampling sistematis
2. Sampling kuota
Non random
3. Sampling aksidental
sampilng
4. Purposive sampling
5. Sampling jenuh
6. Snowball sampling
Random Sampling
1. Pengambilan sampel secara acak sederhana
Cara pengambilan sampel dari anggota populasi
dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Hal ini
dilakukan apabila populasi dianggap homogen
(sejenis)
2. Pengambilan sampel secara Acak sistematis
Membagi jumlah populasi dengan pengukuran jumlah
sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval
sampel
Lanjutan…..
3. Pengambilan sampel secara acak stratifikasi
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara
acak dan berstrata secara proporsional. Dilakukan
sampling ini apabila anggota populasinya heterogen
(tidak sejenis)
4. Pengambilan sampel secara gugus bertahap (area
sampling)
Teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang
ada
Non Random Sampling
1. Sampling Sistematis
Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi
yang telah diberi nomor urut
2. Sampling Kuota
Pengambilan sampel secara kuota dilakukan dengan cara
menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum
atau jatah. Caranya:
a. menetapkan berapa besar quotum (jatah)
b. jumlah atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk
mengambil unit sampel yang diperlukan
c. anggota populasi manapun yang akan diambil tidak jadi
soal yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan
dapat terpenuhi
Lanjutan….
3. Sampling Aksidental
Sampel yang diambil berdasarkan faktor spontanitas
artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan karateristiknya
maka orang tersebut digunakan sebagai sampel
4. Purposive Sampling
Teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu
dalam mengambil sampelnya
Lanjutan…..
5. Sampling Jenuh
Teknik pengambilan sampel apabila semua populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel jenuh dilakukan
apabila populasinya kurang dari 30 orang
6. Snowball Sampling
Teknik sampling yang semula berjumlah kecil
kemudian anggota sampelnya (responden) mengajak
sahabatnya untuk dijadikan sampel dan seterusnya
sehingga jumlah sampel semakin membengkak
Pendekatan Epidemiologi PTM (Lanj…)
Penelitian Epidemiologi PTM
• penelitian survei ini secara garis besar
dikelompokkan menjadi dua, yakni metode
penelitian survei dan metode penelitain eksperimen
• Metode penelitian survei digolongkan lagi menjadi
dua yakni penelitian survei besifat deskriptif dan
analitik
• Metode penelitian analitik ini dibedakan lagi menjadi
3 macam yakni Penelitian Potong Lintang (Cross
Sectional Study), penelitian retrospektif (Kasus
Kontrol) dan Penelitian prospektif (Kohor)
Survei Deskriptif
• Dilakukan terhadap sekumpulan objek yang
biasanya bertujuan untuk melihat gambaran
fenomena yang terjadi dalam suatu populasi
tertentu
• Untuk membuat penilaian terhadap suatu
kondisi dan penyelenggaraan suatu program
dimasa sekarang, kemudian hasilnya
digunakan untuk menyususn perencanaan
perbaikan program
b. Metode Penelitian Survey Analitik
• Survei atau penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
itu terjadi
• Melakukan analisis dinamika korelasi antara
fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor
efek
Cross Sectional Study
• Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko (variabel independ)
dengan efek (variabel dependen) dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat
• Semua subjek diamati pada waktu yang sama
Case Control
• Penelitian case control atau kasus kontrol adalah
penelitian yang berusaha melihat kebelakang artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang
telah terjadi
• Kemudian dari efek tersebut ditelusuri kebelakang
tentang penyebabnya atau variabel-variabel yang
mempengaruhi akibat tersebut
Study Cohort
• Penelitian yang bersifat melihat kedepan artinya
penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor
risiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang
akan datang
Contoh
Penelitian tentang hubungan antara merokok dengan
kanker paru-paru

• Ini tidak dimulai dari kasus tetapi dari orang yang merokok atau
bukan perokok.
• Penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok atau bukan
perokok dan diikiuti selama 15 tahun mendatang
• Setelah 15 tahun maka orang2 tersebut diadakan pemeriksaan
kesehatan khususnya paru-paru
Metode Penelitian Eksperimen
• Suatu penelitian dengan melakukan kegiatan
percobaan yang bertujuan untuk mengetahui gejala
atau pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya
perlakuan tertentu
Sumber Kepustakaan :
Alma Buchari (2004). Metode dan Teknik Menyusun
Tesis. Bandung
Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset
Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press.
Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta,
Rineka Cipta.
Bustan MN (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular, Jakarta, Rineka Cipta.
Noor Nasri Noor (2002). Epidemiologi, Makassar,
Lembaga Penerbitan UNHAS.
Notoatmodjo (2010). Metode Penelitian Kesehatan,
Jakarta
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai