Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk memperoleh jawaban

terhadap pertanyaan penelitian. Dalam pengertian yang luas desain penelitian

mencakup berbagai hal yang dilakukan peneliti, mulai dari identifikasi masalah,

rumusan hipotesis, operasionalisasi hipotesis, cara pengumpulan data sampai

akhirnya analisis data,. Dalam pengertian yang lebih sempit desain penelitian

mengacu pada jenis penelitian, oleh karena itu desain berguna sebagai pedoman

untuk mencapai tujuan penelitian (Sudigdo, 2008).

Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah cross

sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu

pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali

pada satu waktu (Notoatmodjo S., 2007).

Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional yatu penelitian yang

mengkaji hubungan antara variabel. Penelitian dapat mencari , menjelaskan

suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada

(Notoatmodjo, 2007).

4.2. Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan pentahapan dalam suatu penelitian ada

kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan digunakan

dalam penelitian (Nursalam, 2008).

Adapun kerangka kerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

37
38

Populasi: Semua klien penderita tuberkulosis paru di Wilayah Kerja


Puskesmas Wongsorejo tahun 2018 sejumlah 56 orang

Sampling : Purposive sampling

Sampel: Sebagian klien penderita tuberkulosis paru di


Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo tahun 2018
sejumlah 49 orang

Informed consent

Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner

Pengolahan data : coding, scoring, tabulating, dan analisa data


dengan uji Chi-Square

Hasil Penelitian

Laporan Penelitian

Bagan 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup
pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Wongsorejo Tahun 2018

4.3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang


39

ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua klien

penderita tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo

tahun 2018 sejumlah 56 orang, berdasarkan data jumlah penderita

tuberkulosis paru pada bulan Januari 2018.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian klien penderita

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Wongsorejo sesuai

dengan kriteria inklusi sejumlah 49 orang yang di dapat dengan rumus

sebagai berikut :

N
n : ________
1 + N (d²)

56
: ________
1 + 56
(0,05²)
56
: ________
1 + 0,14

56
: ________
1,14

: 49,1 dibulatkan menjadi 49 responden


40

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

d : Ketepatan yang diinginkan

4.3.3. Teknik Sampling

Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara

pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi dua yaitu probability

sampling dan non-probability sampling (Nursalam, 2008).

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah

dengan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan

pada pertimbangan peneliti. Biasanya peneliti sudah melakukan studi

pendahuluan, sehingga telah diketahui karakteristik populasi yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Dalam pengambilan sampel terdapat kriteria yaitu kriteria inklusi

dan eksklusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat tidaknya sampel

digunakan (Aziz, 2010).

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2013)

a. Responden yang menderita TBC


41

b. Responden yang tercatat di Puskesmas Wongsorejo

c. Responden dapat membaca dan menulis

d. Bersedia menjadi responden dan mau menandatangani informed

consent

e. Responden kooperatif

f. Responden mampu berkomunikasi verbal

g. Responden dengan fungsi kognitif baik

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan / mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab (Nursalam, 2013).

1) Klien yang memiliki komplikasi penyakit kronis

4.4. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Dalam riset variabel

dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel juga

merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitias untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang

dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur.

Sesuatu yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam

penelitian (Nursalam, 2013).


42

4.4.1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah dukungan sosial.

4.4.2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah kualitas hidup penderita tuberkulosis paru.

4.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang dapat

diamati (diukur) untuk di observasi atau pengukuran secara cermat terhadap

situasi objek yang kemudian dapat di ulangi lagi oleh orang lain (Nursalam,

2008)

Tabel 4.1. Definisi Operasional Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas


Hidup pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Wongsorejo tahun 2018.
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Variabel Bantuan dan 1. Dukungan Kuesioner Nominal 1 Dukungan
bebas : hubungan yang emosional Medical sosial baik
Dukungan memberikan 2. Dukungan Outcome jika skor
Sosial dampak positif, penghargaan Study (MOS) responden ≥
memberikan rasa 3. Dukungan Social nilai mean
nyaman baik instrumental Support total skor
fisik ataupun 4. Dukungan Survey /MOS responden
psikologis yang informasi SSS 2 Dukungan
diberikan oleh sosial tidak
keluarga, teman, baik jika
ataupun skor < nilai
pasangan kepada mean total
responden saat skor
dalam masa responden
pengobatan
43

tuberkulosis
paru.
Variabel Kualitas yang 1. Kesehatan Kuesioner Ordinal 0-40 : Tidak
terikat : dirasakan fisik WHOQOL- baik
Kualitas dalam kehidupan 2. Psikologis BREF (World 41-80 : Baik
Hidup sehari-hari 3. Hubungan Health
individu, yaitu sosial Organization
suatu penilaian 4. Lingkungan Quality of
atas 5. Kesehatan Life)
kesejahteraan Umum
mereka atau
ketiadaannya.
Hal ini
mencakup
seluruh aspek
emosi, sosial,
dan fisik
dalam kehidupan
individu.

4.6. Pengumpulan Data

4.6.1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2009).

Instrumen penelitian untuk mengukur dukungan sosial dan

kualitas hidup penderita tuberkulosis paru yaitu :

1) Instrumen Dukungan Sosial

Dukungan sosial terdiri dari 19 aitem valid. Dukungan sosial

bagi penderita tuberkulosis paru menggunakan instrumen dengan

skala Medical Outcome Study – Social Support Survey / MOS – SSS

yang dikembangkan oleh Fahmi (2016) dari peneliti sebelumnya

yaitu Sherbourne dan Stewart (1991). Dukungan sosial

menggunakan 19 aitem, respon dukungan sosial penderita

tuberkulosis yang dinilai dengan skala Likert, pernyataan terdiri dari


44

pernyataan emotional support, informational support, esteem

support dan instrumental support untuk pernyataan favorable

(positif) mempunyai nilai yaitu “selalu” (S) = 4, “Sangat Sering”

(SS) = 3, “Jarang” (J) = 2, dan “Tidak Pernah” (TP) = 1. Item

pertanyaan untuk emotional support dan informational support

(pertanyaan nomor 3, 7, 13, 15, 18, dan 19), item pertanyaan untuk

esteem support (pertanyaan nomor 1, 2, 8, 9, 10, 11, dan 14), item

pertanyaan untuk instrumental support (pertanyaan nomor 6, 16, dan

17). Instrumen MOS – SSS adalah kuesioner yang valid (validitas

0,626 – 0,850 dan reliabilitas 0,952).

2) Instrumen Kualitas Hidup

Skala kualitas hidup adala alat ukur untuk mengungkap

kualitas hidup penderita tuberkulosis yang disusun berdasarkan

aspek Quality of Life (WHOQOL – BREF), secara umum kualitas

hidup dipengaruhi oleh empat aspek yaitu; Kesehatan fisik,

psikologis, hubungan sosial dan lingkungan (WHOQOL – BREF,

1996). Menurut Sekarwiri (2008) instrumen WHOQOL – BREF

adalah alat ukur yang valid (r : 0,89 – 0,95) dan reliable (r : 0,66 –

0,87).

Instrumen kualitas hidup (WHOQOL-BREF) yang

dikembangkan oleh Riana (2014) merupakan pengembangan dari

instrumen WHOQOL-100, yang terdiri dari 26 pertanyaan. Jawaban

skala tersebut menggunakan skala Likert yang kemudian dilakukan

skoring pada tiap domain, lalu skor tersebut dijumlahkan, setelah itu
45

ditransformasikan ke tabel menjadi skala 1-80, nilai 0 untuk kualitas

terburuk dan nilai 80 untuk kualitas hidup terbaik.

Skala kualitas hidup menggunakan WHOQOL-BREF, yang

terdiri dari 26 pertanyaan dengan skala pengukuran ordinal dari 1-5

(WHO, 2004). Skala pengukuran berbentuk ordinal dari 1-5 respon

berbentuk favorable. Respon skala dapat diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.2. Respon Skala Pengukuran Ordinal Kualitas Hidup


WHOQOL-BREF

Pertanyaan Jenis Jawaban


1, 15 Sangat Buruk, Buruk, Biasa-Biasa saja, Baik, Sangat
Baik
2, 16-25 Sangat Tidak Memuaskan, Tidak memuaskan,
Biasa-Biasa saja, Memuaskan, Sangat Memuaskan
3-14 Tidak Sama Sekali, Sedikit, Sedang, Sering, Sangat
Sering
26 Tidak pernah, Jarang, Cukup Sering, Sangat Sering,
Selalu

Tabel 4.3. Blue Print Skala Kualitas Hidup (WHOQOL-BREF)

No Indikator Butir Aitem N


1 Kesehatan Fisik 17, 4, 10, 15, 3, 16, 18 7
2 Psikologis 11, 26, 5, 6, 19, 7 6
3 Hubungan Sosial 20-22 3
4 Lingkungan 12, 8, 24, 9, 13, 14, 23, 25 8
5 Kesehatan Umum 1-2 2
Jumlah Aitem 26

4.6.2. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa-peristiwa

atau hal sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung

penelitian (Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan

cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan


46

kuesioner pada responden, kemudian menjelaskan tentang cara

pengsiannya. Responden diminta mengisi kuesioner hingga selesai dan

dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Setelah data

terkumpul akan di lakukan coding, scoring, dan tabulating.

4.6.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Wongsorejo -

Banyuwangi

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2018

4.6.4. Analisa Data

Dari hasil pengambilan data, data kemudian dikumpulkan dan

diolah manual, tujuannya untuk menyederhanakan seluruh data yang

terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang lebih rapi. Pengolahan

data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :

1. Coding

a. Dukungan Sosial

1. Dukungan sosial Tidak Baik :1

2. Dukungan sosial Baik :2

b. Kualitas Hidup

1. Kualitas Hidup Tidak Baik :1

2. Kualitas Hidup Baik :2


47

2. Scoring

a. Dukungan Sosial

1. Dukungan sosial baik jika skor responden ≥ nilai mean total

skor responden

2. Dukungan sosial tidak baik jika skor responden < nilai total

skor responden

a. Kualitas Hidup

1. 0-40 : Kualitas Hidup Tidak Baik

2. 41-80 : Kualitas Hidup Baik

3. Tabulating

Tabulating merupakan penyajian data dalam bentuk yang

terdiri dari beberapa baris dan beberapa kolom. Tabel dapat

digunakan untuk memaparkan sekaligus beberapa variabel hasil

observasi, survey, atau penelitian hingga data mudah dibaca dan

dimengerti (Chandra, 2008).

4.7. Etika dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan rekomendasi dari STIKes

Banyuwangi, permintaan izin Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

untuk permohonan data awal penelitian serta Kepala UPTD Puskesmas

Wongsorejo Banyuwangi untuk mendapatkan persetujuan tempat penelitian.

Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika, antara lain:


48

4.7.1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum riset dilaksanakan pada

subyek yang diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang

akan dilakukan. Jika subyek bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika menolak untuk dteliti maka

peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati haknya.

4.7.2. Anonymity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek-subyek, peneliti

tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan

data, cukup dengan memberi inisial dan kode lembar kuesioner

tersebut.

4.7.3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Semua informasi yang diberikan subyek dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data kelompok tertentu saja yang

akan disajkan atau dilaporkan sebagai hasil riset (Nursalam, 2008).

Anda mungkin juga menyukai