Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu(Sugiyono, 2016)
Variabel penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator,


antecedent.Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas.Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini, variabel independennya yaitu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karenanya
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016).Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah


yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian,
pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya hipotesa merupakan sebuah
istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti
kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.Dalam
penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis,
tidak ada perbedaan makna di dalamnya. (Siyoto dan Sodik,2015)
Ha1 : Ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)
keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) pada anak di Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung tahun

25
2021

25
26

Ho1 : Tidak ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan sehat
(PHBS) keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) pada anak di Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung
tahun 2021

C. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep disebut sebagai miniature penelitian, berkaitan erat


dengan tahapan formulasi permasalahan dan literature review yang
dilakukan peneliti yang berfungsi sebagai mengarahkan aspek metode
yang paling relevan digunakan membedah permasalahan penelitian.
(Dwiastuti,2017)
Kerangka konsep (Conseptual framework) adalah model pendahuluan
dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan
variabel-variabel yang diteliti yang dibuat berdasarkan literature dan teori
yang sudah ada. (Swarjana,2015)

Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel


Dependen
PHBS
1. Memberi ASI eksklusif
2. Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun
3. Menggunakan air Kejadian ISPA pada
bersih
anak
4. Tidak merokok dalam
rumah

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.


Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-
27

angka dan dianalisis menggunakan teori statistik. Jenis penelitian yang


dipilih adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control yaitu
suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor
penyebab dipelajari dengan menggunaan pendekatan retrospective.
Studi kasus kontrol dilakukan dengan mengidentifikasi kelompok kasus
dan kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif diteliti faktor-faktor
penyebab yang mungkin dapat menerangkan apakah kasus dan
kontrol dapat menjadi paparan atau tidak.
Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggali ada atau tidaknya
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dengan
kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada anak di Desa
Jenggrik Kecamatan Kedawung.
2. Pendekatan waktu Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan case control


Retrospective Study karena menggunakan rentang waktu mulai dari
paparan dan diikuti sampai efek terjadi namun waktunya sudah lewat
(Swarjana, 2015)
3. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang menyebar pada masing-masing sumber data atau


subyek penelitian perlu dikumpulkan untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan.Data adalah catatan atas kesimpulan fakta (Yulianto dkk,
2018). Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data
yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. (Siyoto
dan Sodik ,2015) Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan cara interview(wawancara) dan mengisi lembar ceklist.
a. Data primer

Data primer adalah data yang secara khusus dikumpulkan


untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan.(Yulianto dkk, 2018).
Data primer pada penelitian ini diperoleh secara langsung
dengan cara mengisi lembar ceklist yang diberikan kepada keluarga
yang anaknya pernah menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) di Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung
b. Data sekunder
28

Data sekunder adalah merupakan data yang dikumpulkan


tidak hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja.(Yulianto dkk,
2018).
Penelitian mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik
secara komersial maupun non komersial. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari rekam medis di puskesmas kedawung II
dan laporan program ISPA tentang anak yang pernah menderita
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di wilayah desa Jenggrik
Kecamatan Kedawung
4. Populasi Penelitian

Populasi adalah target dimana peneliti menghasilkan hasil


penelitian. (Swarjana, 2015) Populasi dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu populasi target dan populasi terjangkau (accessible
population).Populasi target adalah populasi yang memenuhi
sampling kriteria dan menjadi sasaran akhir penelitian, sedangkan
populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria dalam
penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dari
kelompoknya (Nursalam, 2011).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga atau
keluarga yang mempunyai anak pernah penderita Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sebanyak 95 keluarga dan keluarga yang
anaknya tidak pernah menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) berdasarkan pengambilan data awal pada tanggal 5 Februari
2021
5. Prosedur Sampel dan Sampel Penelitian
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Populasi yang terlalu

besar peneliti tidak mungkin mengambil semuanya untuk dijadikan

responden, karena keterbatasan data, waktu, dan tenaga, maka

peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel

yang diambil harus mewakili populasi dan valid (Sujarweni, 2014).


29

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2012), Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian keluarga yang memiliki anak yang

pernah menderita ISPA Di desa Jenggrik Kecamatan Kedawung

Ada beberapa kriteria sampel sebagai berikut:

1. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria


inklusi sebagai berikut:
a. Untuk Kasus
1) Keluarga yang anaknya (<15 thn) telah terdiagnosa
penyakit ISPA d a l a m r e n t a n g w a k t u t a h u n 2 0 2 0
dan terdaftar di Puskesmas Kedawung II Sragen.
2) Dapat berkomunikasi dengan baik

b. Untuk Kontrol
1) Orang yang tidak menderita ISPA
2) Dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).
a. Untuk Kasus
1. Pindah tempat tinggal saat dilakukan
penelitian
a. Untuk Kontrol
1. Subyek tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian
b. Teknik sampling
Sampling adalah suatu bagian dari proses penelitian yang
mengumpulkan data dari target penelitian yang terbatas
(Nursalam, 2013). Teknik sampling adalah cara atau teknik-teknik
tertentu dalam mengambil sampel penelitian sehingga sampel
tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya. Teknik sampel
diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Proposional
random sampling adalah tehnik pengambilan sampel secara acak
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur
kategori yang ada dalam suatu populasi penelitian secara
30

seimbang (sughiono, 2011).


Besar sampel dalam penelitian ini dapat di tentukan dengan
rumus (Nursalam,2013). Yaitu sebagai berikut:
n= N
1 + N (d)2
Keterangan:
n= Besar sampel N= Besar Populasi d2= Besar Signifikasi (d=0,1)

Besar populasi 95 KK dengan Balita ISPA, maka dapat di tentukan

besar sampel adalah:

n= N

1 + N (d)2

n= 95

1 + 95 (0,05)2

n= 95

1,24

n= 76,61

n= 77

Jadi untuk mengambil sampel sebanyak 77 Keluarga mempunyai


anak penderita ISPA sebagai case, dibutuhkan sebanyak 81% dari total
populasi sebanyak 95 Keluarga mempunyai anak penderita ISPA
6. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Definisi Operasional Variabel adalah batasan yang digunakan


untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
yang diamati atau diteliti, definisi operasional ini juga bermanfaat
untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap
variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembanga instrumen
(alat ukur). (Noor, 2017)

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel


31

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor Kriteria


Operasional Ukur Data
Variabel Tindakan 1. Persalinan Kuesion Ordina Jawab Baik :
independen: PHBS yang ditolong er l an Ya
Keluarga dilakukan NAKES nilai= ≥80 %
untuk 2. Memberi ASI 1 Cukup :
menunjang eksklusif Jawa
kesehatan 3. Menimbang ban 60%-79%
anak dan bayi dan balita Tida
4. Menggunakan Kurang :
keluarga k
serta air bersih nilai < 60%
keluarga 5. Mencuci =0
tangan dengan
air bersih dan
sabun
6. Menggunaka
n jamban
sehat
7. Meberantas
jentik di
rumah
8. Makan buah
dan sayur
setiap hari
9. Melakukan
aktivitas
fisik setiap
hari
10. Tidak
merokok
dalam rumah

Variabel dependent Pernah 1. Demam Lembar Ordin Jawab Ya : ≥ 80 %


: kejadian ISPA mengalami 2. Batuk observa al an Ya
atau 3. Pilek serta Tidak :
si
menderita pengeluaran nilai <79%
gejala ISPA mucus dari =1
hidung
4. Sering bersin
5. Sesak Jawa
6. Nyeri ban
tenggorokan Tidak
nilai
=0

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penilaian data

penelitian

a. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan cara dan atau alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam pekerjaan penelitian


32

(Aswar & Prihartono, 2014). Kuesioner adalah daftar pertanyaan

atau kumpulan pertanyaan yang diharapkan akan dijawab oleh

responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya

(Aswar & Prihartono, 2014). Untuk mengukur prilaku digunakan

skala guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas,

seperti jawaban benar - salah, ya - tidak, pernah - tidak pernah,

positif - negative, tinggi - rendah, baik - buruk, dan seterusnya.

Pada skala Guttman, hanya ada dua interval, yaitu setuju dan

tidak setuju.

Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun

daftar checklist.Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi,

baik, dan semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban

negative seperti salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya

diberi skor 0.

b. Cara Penilaian data penelitian

Tahap Instrumen penelitian


1. Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan
diteliti dan kedudukanya masing-masing.
Dalam penelitian ini variabel independent (variabel bebas)
adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) .Variabel
dependent (variabel terikat) adalah Kejadian ISPA pada anak
fi desa Jenggrik Kecamatan Kedawung
2. Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian atau populasi
dan sampelnya.
Populasi penelitian ini adalah Keluarga yang mempunyai anak
yang pernah menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) dalam rentang waktu tahun 2020
3. Tahap ketiga : Melakukan pengumpulan data, observasi atau
pengukuran terhadap variabel dependen-independen dan
33

variabel-variabel yang dikendalikan secara bersamaan (dalam


waktu yang sama)
4. Tahap keempat : Mengolah dan menganalisis data dengan
cara membandingkan
8. Teknik Pengolahan data dan analisa
a. Pengolahan data
Menurut (Notoatmodjo, 2010) ada lima tahapan agar analisis
menghasilkan informasi yang benar yaitu :
1. Mengedit (Editing)

Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan


yang sudah diisi.Editing meliputi kelengkapan pengisian dan
kesalahan pengisian. Editing dilakukan pada saat
pengambilan data, sehingga bila terjadi kekurangan atau
kesalahan, data dengan mudah dapat segera dilakukan
perbaikan.
2. Pengkodean (Coding)

Pemberian kode dengan memberi simbol angka pada


setiap lembar angket ceklist yang diberikan kepada respon.
a. Untuk lembar Ceklist 1 PHBS Keluarga :
1. Kode 1 : Untuk kategori PHBS keluarga Baik
2. Kode 2 : Untuk kategori kategori PHBS keluarga
Sedang
3. Kode 3 : Untuk kategori kategori PHBS keluarga Buruk
b. Untuk lembar Ceklist 2 anak menderita Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) :
1. Kode 1 : untuk kategori pernah
2. Kode 2 :Untuk kategori belum pernah
3. Memasukan Data (Data Entry) atau Processing
Memasukkan data yaitu jawaban-jawaban dari masing-
masing responden yang dalam bentuk “kode” dimasukkan
kedalam program atau “software” computer salah satu paket
program yang sering digunakan untuk entri data penelitian
adalah komputerisasi.
4. Pembersihan Data (Cleaning)
34

Apabila semua data dari setiap sumber data atau


responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
b.Analisa Data
Analisa data penelitian merupakan media untuk menarik
kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono
dan Setiawan,2010). Hasil penelitian diolah dengan menggunakan
program yang ada di computer yaitu komputerisasi dan selanjutnya
akan dilakukan analisa. Menurut (Notoatmodjo, 2010) Pengolahan
dan analisa data dilakukan dengan komputer menggunakan
soffware SPSS Versi Windows 22.0. Teknik analisis data suatu
penelitian melalui proses bertahap antara lain:
1. Analisa Univarat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk
menggambarkan variabel penelitian yaitu baik variabel terikat
dan variabel bebas dimana dalam penelitian ini hubungan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dengan
kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada anak di
Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung.Analisis Univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteritik masing-masing setiap variabel penelitian. Untuk
data numerik digunakan nilai mean atau rata – rata. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoadmodjo,
2010).
Rumus yang digunakan adalah:
f
χ = χ 100 %
n

Keterangan :
x = hasil presentase
f = frekuensi hasil penelitian
n = total seluruh observasi
35

2. Analisa Bivarat
Merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui
interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif,
maupun korelatif.(Saryono dan Setiawan, 2010). Analisa
bivariat dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) pada anak di Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung.
Dalam analisa bivariat akandilakukan uji Spearman R atau
sering dikenal Spearman Rho.Dimana uji Spearman
Rhotermasuk non-parametric test yang digunakan untuk
menguji data yang ordinal level.Uji ini digunakan untuk
mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga
dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada
anak di Desa Jenggrik Kecamatan Kedawung tahun 2021.
Pada umumnya menggunakan rumus

6∑ d2
ρ=1−
N (N 2−1)
Keterangan :
ρ = Spearman Rho
d = Jumlah rangking
N = Jumlah sampel
1 dan 6 = angka mutlak
E. Etika Penelitian

Penelitian kesehatan pada umumnya dan penelitian kesehatan


masyarakat pada khususnya mengunakan manusia sebagai objek yang
diteliti disatu sisi, dan sisi lain manusia sebagai peneliti atau yang
melakukan penelitian. Masalah yang yang terjadi pada satu aspek dapat
menyebabkan masalah pada aspek lainnya.Sehingga penelitian
keperawatan perlu dikawal dengan etika penelitian yang memberikan
jaminan bahwa keuntungan yang didapat dari penelitian jauh melebihi efek
samping yang ditimbulkan. Pemahaman etika penelitian merupakan suatu
keharusan bagi peneliti dibidang keperawatan(Dharma, 2011).
1. Informend Consent (Persetujuan Penelitian)
36

Informend Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan


denganmemberikan persetujuan untuk menjadi responden (Saryono
dan Setiawan, 2010).
Dalam penelitian ini responden telah menandatangani informed
consent sebagai persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anomity

Pada lembar persetujuan maupun lembar kuesioner tidak akan


menuliskan nama responden tetapi hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disampaikan (Saryono dan Setiawan, 2010).
Dalam penelitian ini pada pengisian identitas responden hanya
mencantumkan pengisian nama, umur dan jenis kelamin. Pada
pengisian nama hanya menggunakan inisial nama responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya


oleh peneliti(Saryono dan Setiawan, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti telah menjamin kerahasiaan
responden mengenai informasi maupun masalah-masalah lainnya.
37
37

F. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Bulan Februari Maret April Mei

Kegiatan 4

Survey tempat
X
Penelitian
Penyusunan proposal
Penelitian

Ujian proposal
X
Penelitian
Revisi proposal
x
Penelitian
Pengambilan
X
Data
Penyusunan hasil penelitian X X
dan analisa data

Penyusunan pembahasan X

Ujian tugas X
Akhir
Ujian X
Penjilitan X

Anda mungkin juga menyukai