Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN BENCANA

EVIDANCE BASED PRACTICE PADA KEPERAWATAN


BENCANA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6


Keperawatan 7c
Lily Mayyuni (1914201116)
Vira Nur Azizah (1914201148)
Sandra Mayoemi (1914201136)
Dina Azman(1914201108)
Indah Wulandari (1914201112)
Rika Supriyani (1914201132)
Divanny Putri R (1914201109)
Berliana syarif (1914201105)

Dosen Pengampu :
A.Definisi Evidance Based Practice (EBP)

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang


akan membantu tenaga kesehatan agar mampu uptodate atau
cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang dapat
menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif
dan efisien sehingga dapat memberikan perawatan terbaik
kepada pasien Sedangkan menurut (Bostwick, 2013) evidence
based practice adalah starategi untuk memperolah
pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku
yang positif sehingga bisa menerapakan EBP didalam praktik.
B.Hierarki Evidance Based Practice (EBP)

Hierarki dalam penelitian ilmiah terdapat hieraraki


dari tingkat kepercayaannya yang paling rendah
hingga yang paling tingi.Dibawah ini mulai dari yang
paling rendah hingga yang paling tinggi:
a)Laporan fenomena atau kejadian-kejadian yang kita
temuai sehari-hari
b)Studi kasus
c)Studi lapangan atau laporan deskriptif
d)Studi percobaan tanpa penggunaan tekhnik
pengambilan sampel secara acak (random)
e)Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada
satu kelompok pembanding, dan menggunakan sampel
secara acak
f)Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau
meta-analisa yaitu pengkajian berbagai penelitian yang
ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.
C.Tujuan Evidance Based Practice

Tujuan utama di implementasikannya evidance


based practice di dalam praktek keperawatan
adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan
memberikan hasil yang terbaik dari asuhan
keperawatan yang diberikan. Selain itu juga,
dengan dimaksimalkannya kualitas perawatan
tingkat kesembuhan pasien bisa lebih 20 cepat dan
lama perawatan bisa lebih pendek serta biaya
perawatan bisa ditekan (Madarshahian et al., 2012)
D.Komponen Kunci Evidance Based
Practice

Evidence atau bukti adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Evidence atau bukti dibagi
menjadi 2 yaitu eksternal evidence dan internal evidence. Bukti eksternal didapatkan dari penelitian
yang sangat ketat dan dengan proses atau metode penelitian ilmiah.
Dalam (Grove et al., 2012) EBP dijelaskan bahwa clinical expertise yang merupakan komponen dari
bukti internal adalah merupakan pengetahuan dan skill tenaga kesehatan yang profesional dan ahli
dalam memberikan pelayanan. Hal atau kriteria yang paling menunjukkan seorang perawat ahli klinis
atau clinical expertise adalah pengalaman kerja yang sudah cukup lama, tingkat pendidikan, literatur
klinis yang dimiliki serta pemahamannnya terhadap research. Sedangkan patient preference adalah
pilihan pasien, kebutuhan pasien harapan, nilai, hubungan atau ikatan, dan tingkat keyakinannya
terhadap budaya. Melalui proses EBP, pasien dan keluarganya akan ikut aktif berperan dalam
mengatur dan memilih pelayanan kesehatan yang akan diberikan.
E.Pelaksanaan EBP dalam
keperawatan

1)Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan
berdasarkan fakta terbaik akan meningkatkan hasil perawatan klien.
2)Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan
mendukung "pemberian perawatan berdasarkan fakta".
3)Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan
EBP.
4)Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.
5) Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek,
penggunaan biaya yang efektif pada pelayanan kesehatan.
6)Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi
yang berkelanjutan.
7)Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi,
observasi pada klien dan bagaimana respon terhadap intervensi yang
diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat memperhatikan etnik, sex, usia,
kultur dan status kesehatan.
F.Hambatan Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan

1. Berkaitan dengan penggunaan waktu.

2. Akses terhadap jurnal dan artikel.

3. Keterampilan untuk mencari.

4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset.

5. Kurang paham atau kurang mengerti.

6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.

7. Salah pengertian tentang proses.

8. Kualitas dari fakta yang ditemukan.

9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur hasil penemuan untuk
ANALISA JURNAL EBP

A.Judul Penelitian
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Sikap
Masyarakat Dalam Mengatasi Masalah
Kesehatan Akibat bencana Tanah Longsor

B.Nama penulis
Evi Tunjung Fitriani1 , Febriana In Patmiati1
1STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
evitunjungfitriani@gmail.com
F.Tujuan Jurnal
C.Tahun terbitnya
Tujuan penelitian untuk mengetahui
Mei 2019
adanya pengaruh pendidikan
kesehatan
D.Volume
tentang kesiapsiagaan masyarakat
Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 7 No 1,
terhadap sikap masyarakat dalam
Hal 71 - 78, Mei 2019
mengatasi masalah kesehatanakibat
bencana tanah longsor
E.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian
G.Populasi dan Sample Penelitian
ini
Populasi penelitian ini adalah anggota
adalah pre eksperimen dengan
keluarga di Desa Nglurup yang
rancangan
berjumlah 162 kepala keluarga,
pre test post test. Desain yang digunakan
dengan
dalam penelitian ini adalah eksperimen
sampel sejumlah 40 responden yang
desain pada kelompok penelitian pre
diambil dengan teknik quota Sampling.
eksperimen (one grup pre post test
Pengambilan data dengan
design).
menggunakan lembar kuisioner.
Selanjutnya dianalisa dengan uji
statistic Wilcoxon Signed Rank Test
H.Hasil Jurnal

Hasil penelitian didapatkan sejumlah 67,5% responden memiliki sikap positif terhadap
kesiapsiagaan
masyarakat sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Setelah diberikan pendidikan kesehatan
sejumlah 75% masyarakat mempunyai sikap positif. Berdasarkan uji statistic Wilcoxon diperoleh
nilai
p=0.001 (p value <0.05) sehingga H0 ditolak yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang
kesiapsiagaan masyarakat terhadap sikap masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
akibat
bencana tanah longsor. Masyarakat mampu menerapkan kesiapsiagaan bencana yang telah
diberikan
petugas kesehatan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada saat terjadi
bencana.
I.Kesimpulan Penelitian

Sikap responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang


kesiapsiagaan, dari 40 responden sebagian besar responden
bersikap positif sebanyak 27 responden(67.5%). Sikap
responden sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan tentang
Kesiapsiagaan, dari 40 responden hampir seluruh dari responden
bersikap positif sebanyak 30 responden(75%). Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan tentang kesiapsiagaan terhadap sikap masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan akibat bencana tanah
longsor di Desa Nglurup, Kec. Sendang, Kabupaten Tulungagung
Tahun 2018”. Hal ini dibuktikandariujistatistikWilcoxon Sign
Range Test didapatnilai p padakolomasymp.sig(2- tailed)sebesar
0,001 lebih kecil dari nlai level of significance (α) yaitu 0,05
(ρ<0,05).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai