Anda di halaman 1dari 15

Thoracotomy

Disusun
OLEH :
Kelompok 4 7C keperawatan
Osaina putri karim
Azizah
Luxcy anggraini
Viky yolandari
Sucia Agresti
Ariska dian nesti
Pengertian Thoracotomy

* Thoracotomy adalah insisi dinding thoraks ( dada ) sampai mencapai


paru-paru, bronchi, jantung, atau oesphagus. Lokasi insisi relative
terhadap thoraks biasa kearah lateral ( postero-lateral , antero-lateral )
atau anterior ( transversal dan vertical ). Ada dua macam thoracotomy
yaitu : pulmonary surgery dan cardiac surgery ( open heart surgery )
B. Type insici thorax :

- a. Insisi Lateral
b. Insisianterior
- 1. Posterolateral Thoracotomy 1. Vertical (median) Thoracotomy
- Insisi posterolateral mengikuti margo vertebralis scapula Insisi ini dilakukan dengan pemotongan pada bagian
dan garis costa ( costa 5, 6, 7 atau 8) ke sudut anterior tengah sternum kea rah bawah ( dari sternal notch
atau margo costalis. Otot-otot yang terpotong adalah sampai xy
trapezius, latissimus dorsi, rhomboids, serratus anterior, 2. Transversial Thoracotomy
intercostalis dan erector spine.
Insisi ini mulai dari salah satu sisi ruang intercostalis
4 ke ruang intercostalis lainnya dengan memotong
- 2.2. Anterolateral Thoracotomy sternum secara transversal, tapi teknik sekarang
- Insisi ini dimulai pada mid line anterior mengikuti jarang digunakan.
sepanjang garis costa dibawah payudara sampai garis c. Insisi Thoraco-laparatomy
axilla posterior.Otot-otot yang terpotong adalah
Insisi ini sepanjang garis costa 7 atau 8 area
epigastrik sehingga abdomen kemungkinan ikut
pectoralis mayor dan minor, serratus anterior,
terinsisi.Teknik digunakan untuk operasi
intercostalis internal, dan eksternal.
oesphagus.
C. Indikasi dilakukan operasi

*1. Kanker atau tumor paru-paru


*2. Trauma pada dada akibat kecelakaan lalu lintas, terkena tembakan
atau terkana benda tajam.
*3. Penyakit atau infeksi paru (seperti bronchiectasis, tuberculosis)
D. Type operasi
1. Lobectomy
Lobectomy adalah pengangkatan satu atau lebih lobus
paru-paru kadang-kadang disertai dengan memotong
dinding thoraks, biasa dilakukan pada pasien dengan
carsonima.
2. Pneumonectomy
Pneumonectomy adalah pengangkatan seluruh satu paru-
paru, sering kali disertai dengan mediastinal lymph
nodus atau sebagian dinding thoraks.
3. Segmental resection ( wedge resection )
Segmental resection adalah pengankatan satu segmen
dari satu lobus brochopulmonal. Wedge resection adalah
pengangkatan Resiko thoracotomykecil atau sedikit
jaringan paru, biasa dilakukan pada tumor jinak atau
penyakit jaringan sekunder bronchestasis atau
tuberculosis
4. Pleurectomy
Suatu insisi yang dilakukan pada pleura.
• E. Faktor Penyebab • Nyeri Insisi
Resiko Tinggi Komplikasi • – Otot terhambat dan
Paru Pasca Thoracotomy pengembangan dinding dada
• • General Anesthesia me↓, ekspansi paru terhambat
• – Menurunnya gerakan normal cilia cabang dan sekresi tdk mampu
tracheobronchial dimobilisasi
• – Penekanan pusat respirasi pada SSP
• – Penekanan pada refleks batuk • – Deep dan efektifitas batuk
• Intubasi terhambat.
• – Spasme otot tracheobronchial dan
• • Obat2 nyeri
immobilitas thorax
• – Iritasi mukosa lining cabang • – Menekan pusat respirasi di
tracheobronchial SSP
• – Gerakan normal cilia menurun
• – Menekan gerakan normal cilia
di cabang tracheobronchial
• • Bed rest total post op • F. Komplikasi Yang Sering
• – Sekresi terakumulasi utamanya Terjadi Post Op Paru
pada segmen basal posterior lower
lobus • ● Respirasi
• • Keadaan umum yg lemah & letih • ◦ Infeksi jaringan paru
• – Menurunkan efektifitas batuk • ◦ Konsolidasi atau kollaps dari
• • Faktor resiko lain yg tdk jaringan paru
berhubungn langsung dengan • ◦ Pneumothorax
operasi
• ◦ Broncho-pleural fistula
• – Usia (>50 thn)
• ● Sirkulasi
• – Riwayat perokok berat
• – Obesitas
• ◦ Trombosis vena bagian dalam

• – Gangguan mental dan orientasi


• ◦ Cardiac arirhytmia
• – Riwayat COPD/Restriktif paru • ◦ Tamponade
akibat kelemahan neuromuscular • ◦ Haemorrhage
• ● Luka • ● Kelemahan otot
• ◦ Infeksi • ◦ Latissimus dorsi
• ◦ Luka yang tidak sembuh • ◦ Seratus anterior
• ◦ Adhesi jaringan • ◦ Otot2 lain yang terpotong
• ● Keterbatasan sendi • ◦ Otot lengan jika tdk dilatih
• ◦ Shoulder dan shoulder girdle • ● Kelainan postur
• ◦ Thoracal spine • ◦ Scoliosis
• ◦ Costo-vertebral joint • ◦ Forward flexion ke arah insisi
• G. Drain dan Tube • Dua jenis drain yang digunakan:
• Dua jenis drain yang digunakan: • 1. Terbuka
• 1. Terbuka • ​menyisipkan tube yg kecil ke dalam
• ​menyisipkan tube yg kecil ke dalam kantong pus u/ mengalirkan cairan
kantong pus u/ mengalirkan cairan keluar dari tempatnya ke insisi yang
keluar dari tempatnya ke insisi yang ditutup kain kasa steril
ditutup kain kasa steril •
• • 2. Tertutup
• 2. Tertutup • ​u/ mengalirkan udara atau cairan dari
rongga pleura.​peralatan yang
• ​u/ mengalirkan udara atau cairan dari
digunakan terdiri dari:
rongga pleura.​peralatan yang
digunakan terdiri dari: • ​- 1 tube
• ​- 1 tube • ​- 1 botol berisi air yg steril

• ​- 1 botol berisi air yg steril


• ​- pompa pengisap (suction)

• ​- pompa pengisap (suction)


• ​

• ​
• Contoh Kasus • Penatalaksanaan Fisioterapi

• Anamnesis Umum :

• Pneumoctomy • Nama​​: Tn. Muhlis

• Usia​​: 45 tahun

• Pneumonectomy adalah operasi • Jenis Kelamin​​: Laki-laki

pengangkatan seluruh paru- • Pekerjaan ​: Buruh Pabrik


paru.Mengangkat (excision)
• Hobby​​: Mancing
kelenjar medastinal yg dipisahkan

(dissection) dari dinding thoraks Pre Operasi

atau pericardium. Kerusakan pada • Assesment

N. Phrenicus atau n. Laryngeal • Anamnesis Khusus :


shgga tdk bisa mengeluarkan suara
• Keluhan utama ​: Nyeri saat batuk​
dan komplikasinya dapat

menggaggu batuk dan pernafasan. Lokasi ​: Dada bagian sinistra

Bentuk insisi PL Thoracotomy. • Status Medis​: Pasien akan menjalani pneumonectomy karena
bronchiectasis
• RPP ​ : Pasien adalah seorang • Inspeksi

perokok aktif. Dua minggu yang lalu • Statis


beliau divonis oleh dokter terkena
bronchiecstatis yang sangat parah • Terjadi deformitas postur pada pasien

sehingga harus dioperasi. Pasien biasa • Pasien Nampak cemas


mengalami batuk produktif dengan
sputum berwarna hijau dengan jumlah • Pola nafas pasien tidak teratur ( Nampak terengah-engah)
150 cc/hari.
• Tidak Nampak adanya atropi otot

• Posisi yang memperparah : Ketika • Dinamis

berbaring • Pasien mengalami kesulitan dalam menggerakkan shoulder


• Kondisi umum pasien : Pasien mudah
mengalami kelelahan • Vital sign

• Tekanan Darah : 120/80


• Riwayat keluarga ; Tidak ada anggota
keluarga pasien yang mengalami penyakit • Pola Pernapasan : 33x/Menit

serupa. • Denyut nadi : 70x / Menit


• Palpasi • Tujuan Fisioterapi
• Gerakan chest asimetris
• Pengmbangan thoraks tidak sempurna • Jangka Panjang : Mengembalikan kapasitas fisik dan
• Premitus vocal lemah
kemampuan fungsional pasien sebelum menjalani operasi

• Jangka pendek :
• Auskultasi
• Terdengar bunyi wheezing
• Mengatasi kecemasan pasien sebelum melakukan operasi

• Perkusi • Membersihkan secret yang terdapat dalam apru-paru pasien
• Terdengar bunyi hipersonor
• • Memperbaiki pola nafas pasien
• Diagnosa Fisioterapi
• Gangguan respirasi dan ADL akibat bronchiectasis • Mengoreksi postur

• Problematik Fisioterapi
• Intervensi

• Adanya kecemasan pasien sebelum operasi


• Memperoleh kepercayaan pasien
• Adanya rasa nyeri saat batuk
• Adanya secret dalam paru-paru
• Menjelaskan tujuan tentang ft dapat membantu pemahaman
• Pernapasan yang tidak teratur pasien.
• Kelaianan postur
• Mengajarkan latihan yang akan dilakukan setelah operasi dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dapat membantu
meringankan rasa takut terhadap operasi
• Membersihkan area paru • Mengajarkan control pernafasan dan menahan inspirasi

• Latihan inspirasi diajarkan pada paru-paru yang rusak dan secara


• Postural drainage bersamaan disertai dengan menahan inspirasi. Latihannya adalah
mulai dengan tarik nafas dalam, pertahankan, kemudian bernafas
sedikit lebih dalam, pertahankan, kemudian hembuskan hembuskan
• Tujuan : mengeluarkan sputum dalam paru-paru nafas.

• Note : dilatih setelah sekresi bersih


• Prosedur : pasien dalam keadanan comfortable, ft
berada di sisi kiri pasien dan kemudian berikan • Mengajarkan kebiasaan postur yang baik ( stretching )
clupping samil mengistruksikan pasien menarik
napas dan perlahan ekspirasi dan pasien akan • Mengajarkan latihan pada lengan, punggung dan tungkai

mengalami batuk. • Mengajarkan mobilitas torak

• Pasien dinstruksikan tentang bagaimna cara • Tujuan : untuk memelihara mobilitas torak
menekan luka pada saat batuk/huffing. Lengan
• Prosedur :
pada sisi yang tidak terkena diletakkan menyilang
di depan thoraks dan mengitari sisi yang terkena • - Posisi sitting : pasien meletakkan genggaman tangan pada
tepat dibawah lokasi insisi sehingga memberikan samping dada yang sehat.
tekanan yang kuat dari lengan bawah dan tangan.
Lengan atas dari sisi yang terkena memperkuat • - Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam bersamaan
bengkokkan badan kearah yang sehat untuk mengulur struktur yang
tekanan dan tangan yang terfiksir pada elbow pendek dan mengembangkan samping dada yang memendek selama
yang berlawanan inspirasi.
• Evaluasi

• Pasien dalam keadaan lebih tenang dari keadaan sebelumnya

• Nyeri ketika batuk berkurang

• Akumulasi sputum dalam paru-paru berkurang

• Pola pernapasan mulai normal

• Postur pasien kembali normal

• Pos Operasi

• Prinsip dasar :

• Penting memperhatikan apakah pasien dlm kondisi terapi O2& apakah


dlm kondisi drain thoraks.

• Pada kedua kondisi ini, respirasi akan hilang & bahaya bagi jantung.

• Frekuensi & kedalaman inspirasi dicatat.

• Pasien menghindari latihan batuk yg berlebihan krn beresiko pada


suure dari bronchial stump.

• Latihan dengan waktu pendek, tapi sering sesuai toleransi pasien.


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai