Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN THORAK

Oleh
dr. Indah Sari

Pembimbing:
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Dinding Toraks secara anatomi tersusun dari :

• Kulit

• Fasia

• Otot Dada

• Intrinsik  memberntuk dinding dada

• Lapisan Luar : m. interkostalis eksternus dan m. levator kostarum,

• Lapisan tengah : m. interkostalis internus

• Lapisan dalam : m. interkostalis intimus, m. subkostalis, dan m.


transversus kostalis

• Ekstrinsik  berperan pada gerakan dinding dada (ex: otot


ekstremitas superior, otot dinding abdomen dan punggung)
Gambar 1. Kavum toraks dan otot-otot yang menyusunnya
• Kerangka Dada (Sternum, 12 pasang tulang iga, vetebra torkalis dan
diskus intervertebralis)

2
FISIOLOGI PERNAPASAN

PERNAPASAN
 Pernapasan berlangsung dengan bantuan gerakan dinding dada

 Inspirasi, terjadi kontraksi otot pernapasan, yaitu m. interkostalis dan diafragma, yang menyebabkan

rongga dada membesar dan paru mengembang sehingga udara terisap ke dalam alveolus melalui trakea

dan bronkus. Sebaliknya, jika m. interkostalis melemas, dinding dada mengecil kembali sehingga udara

terdorong keluar. Sementara itu, karena tekanan intra-abdomen, diafragma akan naik ketika m.

interkostalis tidak berkontraksi.

 Beberapa faktor ini, yaitu kelenturan dinding dada, kekenyalan jaringan paru, dan tekanan intra-

abdomen, menyebabkan ekspirasi jika m. intercostal dan diafragma kendur sehingga keadaan inspirasi

tidak bertahan. Dengan demikian, ekspirasi merupakan kegiatan yang pasif of PowerPoint | thepopp.com
The Power 3
ANATOMI DAN FISIOLOGI
• Pleura Merupakan 2 kantong serosa yang licin dan mengkilat,
tipis dan transparan yang mengelilingi dan melindungi paru

• Pleura ada 2 macam : Pleura Parietal dan Pleura Viseral yang


terdiri dari selapis mesotel (yang memproduksi cairan), membran
basalis, jaringan elastik dan kolagen, pembuluh darah dan limfe

• Membran pleura bersifat semipermiabel.

• Sejumlah cairan terus menerus merembes keluar dari pembuluh


darah yang melalui pleura parietal. Cairan diserap oleh pembuluh
darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh limfe dan kembali
kedarah. Efusi terjadi jika pembentukan cairan oleh pleura parietalis
Gambar 2. .Lapisan Pleura Pada Paru melampaui batas pengambilan yang dilakukan pleura viseralis
• Rongga Pleura 10-20 mm,berisi 10 cc cairan jernih, protein < 1,5
gr/dl,

4
FISIOLOGI

CAIRAN PADA RONGGA PLEURA


 Disekresi oleh sel-sel pleural paru dapat mengembang tanpa friksi
 Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir sehingga mencegah
kolaps paru
 Volume cairan pleura selalu konstan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik 9 mmHg
(produksi oleh pleura parietalis) dan tekanan koloid osmotik sebesar 10 mmHg (akan
diabsobsi pleura viseralis).
Penyebab akumulasi cairan pleura adalah sebagai berikut:
1.      Menurunnya tekanan koloid osmotik (hipolbuminemia)
2.      Meningkatnya permeabilitas kapiler (radang, neoplasma)
3.      Meningkatnya tekanan hidrostatik (gagal jantung)
4.      Meningkatnya tekanan negatif intrapleura (atelektasis)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 5


PEMERIKSAAN DADA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 6


PEMERIKSAAN DADA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 7


PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

INSPEKSI KEADAAN STATIS

1. Saat istirahat kita perhatikan bentuk dada. Deformitas tulang belakang seperti kifosis dan

skoliosis atau adanya gibus dapat mengakibatkan perubahan bentuk dada.

2. Asimetri dada dapat diakibatkan oleh penyebab yang sama dengan penyebab kelainan

jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindroma Marfan dan

sebagainya)

3. Contoh kelainan dada akibat penyakit kardiovaskuler misalnya Kifosis (tulang belakang

berdeviasi pada kurvatura lateral) pada kondisi ASD (Atrial Septal Defect) atau PDA (Patent

Ductus Arteriosus). The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

INSPEKSI KEADAAN DINAMIS

1. Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada mengembang sama besar dan pada

waktu yang bersamaan. Kelambanan pengembangan atau keterlambatan gerak salah

satu sisi dada bisa terdapat pada kelainan efusi pleura unilateral, penebalan pleura

unilateral, tumor.

2. Retraksi dinding dada : di dada posterior, retraksi sela iga biasanya pada sela iga bagian

bawah.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

PALPASI
1. Adanya kelainan/ lesi pada kulit, massa, nyeri tekan lokal dan kemungkinan

adanya fraktur.

2. Pengembangan dinding dada. Cara:

• Letakkan ibu jari setinggi kosta X, jari-jari yang lain berada di sebelah

lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk

mengangkat lipatan kulit yang longgar di antara kedua ibu jari.

• Mintalah pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari

anda menyimpang mengikuti ekspansi toraks, rasakan pergerakan dan

kesimetrisan dari pergerakan dinding dada selama respirasi.

Adanya keterlambatan pengembangan satu sisi dinding dada didapatkan pada fibrosis
10
paru atau pleura, efusi pleura, pneumonia lobaris dan obstruksi bronkus unilateral.
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

PALPASI
3. Penilaian Fremitus Taktil

 Fremitus taktil adalah getaran yang dihantarkan melalui bronchopulmonary tree ke

dinding dada saat pasien berbicara, yang terasa pada palpasi. Cara pemeriksaan :

• Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada, pergunakan telapak tangan di

bagian basal jari-jari atau permukaan ulnar dari telapak tangan

• Mintalah pasien mengulang-ulang kata : ”sembilan puluh sembilan” atau ”dua

puluh dua”. Jika belum jelas, mintalah pasien untuk bersuara lebih keras atau

lebih dalam.

• Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan dan kiri di sebelah posterior

dada pada beberapa lokasi


11
• Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat, menurun atau menghilang.
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

PALPASI
3. Penilaian Fremitus Taktil

 Fremitus akan meninggi pada konsolidasi paru seperti pneumonia. Sedangkan pada efusi pleura,

tumor mediastinum, penyakit paru obstruktif kronis, obstruksi bronkus, fibrosis pleura,

pneumotoraks, tumor paru dan dinding dada yang sangat tebal, fremitus akan menurun karena

adanya gangguan hantaran aliran udara dari paru ke dinding dada

12
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

PERKUSI
Menilai suara paru dan menentukan apakah jaringan dibawah

dinding dada berisi udara, cairan atau masa padat.

1. Posisikan telapak tangan kanan agak dekat ke permukaan.

Jari tengah dalam keadaan fleksi sebagian, relaksasi dan

siap untuk menilai

2. Lakukan perkusi secara beraturan, bandingkan antara

kanan dan Lakukan 2 kali ketukan di tiap-tiap titik

perkusi.getuk.
13
3. Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

MACAM-
MACAM
SUARA SAAT
PERKUSI

14
PEMERIKSAAN DADA POSTERIOR

AUSKULTASI
Auskultasi paru merupakan pemeriksaan yang

paling penting untuk menilai aliran udara

melalui tracheobronchial tree.

Pola Auskultasi sama dengan pola perkusi agar

dapat membandingkan area secara simteris

15
PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

a.
Normal

INSPEKSI KEADAAN STATIS

1. Bentuk dada normal jika diameter lateral

> diameter anteroposterior


b. c.
2. Kelainan Bentuk dada : a. Pektus

karinatus (pigeon breast), b Pektus

ekskavatus (funnel breast), c.Barrel

chest, d.Voussure cardiaque

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR

INSPEKSI KEADAAN DINAMIS (RESPIRASI)

1. Asimetri gerakan dada/ keterlambatan gerak salah satu sisi dada.

2. Retraksi dinding dada : di dada anterior, retraksi sering terjadi di supraklavikula dan

suprasternal.

3. Nilai frekuensi, irama, kedalaman dan usaha pasien untuk bernapas.

4. Pola respirasi abnormal, misalnya takhipnea, hiperpnea, orthopnea, Cheyne-Stokes,

Kusmaull dan lain-lain.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

PALPASI
1. Adanya kelainan/ lesi pada kulit, massa, nyeri tekan lokal

dan kemungkinan adanya fraktur.

2. Letak Iktus Cordis

3. Pengembangan dinding dada anterior.

4. Stem Fremitus

18
PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

PERKUSI
1. Perkusi secara beraturan pada dada anterior dan lateral,

dan bandingkan antara kanan dan kiri

2. Pada perkusi dinding dada anterior, kita juga menilai batas

paru – jantung dan batas paru – hepar.

19
PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

AUSKULTASI
1. Mendengarkan suara napas.

2. Identifikasi suara napas tambahan.

a. Suara Napas tambahan dari pleura  Crackling , disebabkan oleh iritasi atau inflamasi pleura

b. Suara Napas tambahan dari bronkopulmonal

• Wheezing akibat kontriksi jalan napas ex: asma

•Ronkhi  akibat ada sekret yang tebal pada jalan napas ex: bronkhitis

•Crackles  suara keras dan menghilang saat batuk inspirasi dalam , early inspiratory crackless (ex :

COPD), late inspiratory crackles (ex: edema paru), Expiratory crackles p (ex: emfisema/bronkiektaksis)
20
PEMERIKSAAN DADA ANTERIOR
Dilakukan dalam keadaan istirahat (statis) dan saat respirasi (dinamis)

AUSKULTASI

21
KELAINAN PEMERIKSAAN DADA

22
DAFTAR PUSTAKA

1 Bates, B;, A Guide to Physical Examination and History Taking, 9th Edition, Lippincott. 2015

2 Duijnhoven, Belle. Skills in Medicine’: Pulmonary Examination, 2009

Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Keterampilan Klinis Bagi dokter di Fasilitas Kesehatan Primer. Edisi
3 1. 2017

Anda mungkin juga menyukai