Anda di halaman 1dari 26

CLINICAL SCIENCE SESSION

PROLAPS REKTUM
Hikari Sandria 130112180698
Mochamad Ari Wibowo 130112180552

Preseptor: dr. Reno Rudiman, Sp.B-KBD, M.Sc, FCSI, FICS


Prolaps rektum adalah
keluarnya mukosa maupun
seluruh tebal dinding rektum
DEFINISI melewati anus. Apabila yang
keluar tersebut terdiri dari
semua lapisan dinding rektum,
prolaps ini disebut prosidensia
ANATOMI

• Rektum mulai pada kira-kira


setinggi bagian ketiga sakrum
( vertebrae S3 ).
• Rektum bersinambung di
superior dengan colon sigmoid.
• Berakhir dengan membelok ke
posteroinferior menjadi canalis
analis.
Anatomi
• Dasar panggul dibentuk oleh otot levator
ani yang dibentuk oleh otot-otot
pubococcygeus, ileococygeus dan
puborektalis.
• Otot-otot yang berfungsi mengatur
mekanisme kontinensia adalah muskulus
puborektalis, sfingter ani eksternus (otot
lurik), dan sfingter ani internus (otot polos).
• Rektum juga ditopang oleh fascia pelvis
parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum
laterale kanan dan kiri
VASKULARISASI Abdominal inferior Superior rectal
artery
Proximal part of
mesenteric artery the rectum

Anterior divisions Right and left


Middle part of the
of internal iliac middle rectal
rectum
arteries arteries

Inferior part of
the rectum

Internal pudendal Inferior rectal Anorectal junction


arteries arteries and anal canal
• Vena
• Submucosal rectal venous plexus (hemorrhoidal plexus)
VASKULARISASI mengelilingi rektum, dibentuk oleh anastomosis superior,
middle, dan inferior rectal veins didalam anal column yang
kemudian membentuk komunikasi secara klinis antara
portal dan systemic venous systems
• Terdapat 2 bagian rectal venous plexus, yaitu :
• Internal rectal venous plexus, yang terletak dalam
terhadap mukosa dari anorectal junction.
– superior, middle, dan inferior hemorrhoidal arteries
– Inferior dan middle hemorrhoidal veins
– Iliac veins
– Inferior vena cava
• External rectal venous plexus, yang membentang
secara eksternal terhadap dinding otot dari rektum.
– External hemorrhoidal vein
– Inferior rectal vein
– Inferior vena cava
• Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf
somatic sehingga sangat sensitif
terhadap rasa sakit.
• Inervasi Rektum diatur oleh saraf
Inervasi simpatis dari pleksus mesenterika
inferior dan nervus presakralis
(hipogastrika) yang berasal dari
L2,3,4 dan parasimpatis dari S2,3,4
- Tunika mukosa

- Tunika
submukosa
Rektum terdiri
dari 4 lapisan :
HISTOLOGI - Tunika
muskularis
Lumen rektum
dilapisi mukosa
glanduler usus
- Tunika
adventitia
Kanalis ani dilapisi
epitel squamosum
stratifikatum
PROSES DEFEKASI
Ketika gelombang peristaltik mendorong feses ke dalam colon sigmoid
dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu
menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.

FISIOLOGI
REKTUM
Pendorongan massa feses yang terus -menerus
melalui anus dicegah oleh kontraksi tonik dari :
- Sfingter ani internus, penebalan - Sfingter ani eksternus, yang
otot polos sirkular sepanjang terdiri dari otot lurik volunter yang
beberapa centimeter yang terletak mengelilingi sfingter internus dan
tepat di dalam anus meluas ke sebelah distal
• Insiden prolaps rektum pada pria lebih
rendah daripada wanita dengan
perbandingan 1: 6. Dimana kejadian pada
wanita terdiri dari 80-90% dari total
EPIDEMIOLOGI kasus.
• Kejadian prolaps rektum pada pria tidak
meningkat seiring dengan usia dan tetap
konstan sepanjang hidup.
• Pada anak-anak biasanya terjadi pada usia
di bawah 3 tahun, dengan puncak
insidens pada tahun pertama kehidupan
1. Peningkatan tekanan intra abdomen
seperti yang terjadi pada kostipasi, diare,
BPH, PPOK, pertusis;
2. Gangguan pada dasar pelvis;
3. Infeksi parasit seperti amubiasis,
ETIOLOGI scistosomiasis;
4. Defek struktur anatomi, seperti kelemahan
otot penyangga rektum, redundan
rektosigmoid
5. Kelainan neurologis akibat trauma pelvis,
sindrom cauda ekuina, tumor spinal,
multipel sklerosis.
• Prolaps dimulai dengan prolaps internal
dinding rektum anterior dan berkembang
menjadi prolaps seluruh tebal dinding
rectum.
• Prolaps mukosa terjadi ketika jaringan ikat
pada mukosa dubur melonggar dan tertarik,
sehingga memungkinkan jaringan prolaps
PATOFISIOLOGI melalui anus.
• Prolaps rektum merupakan pergeseran hernia
akibat defek pada fasia panggul.
• Prolaps rektum dimulai sebagai intususepsi
internal yang melingkar dari rektum mulai 6-8
cm proksimal ambang anal. Seiring dengan
waktu peregangan ini berkembang menjadi
prolaps dari seluruh tebal dinding rectum.
• Prolaps rektum biasanya dihubungkan
dengan kondisi berikut:
– Usia lanjut
– Masa konstipasi yang lama
– Diare lama
– Mengedan lama saat defekasi
Faktor Risiko – Kehamilan
– Chronic obstructive pulmonary disease
– Pertusis
– Paralysis (paraplegi)
Partial Prolapse

KLASIFIKASI Complete
Prolapse
Partial Prolapse
• Prolaps berupa mukosa dan
submucosa, tidak ditemukan
lapisan otot yang turun.
• Panjang tidak lebih dari 3.75 cm.
• Biasanya menunjukkan lipatan
radial bukan berupa cincin
konsentris, dengan warna pink.
Complete Prolapse
• Disebut juga sebagai procidentia.
• Penurunan prolapse berwarna merah biasanya lebih
dari 3,75 cm, mengandung semua lapisan dari rectum
termasuk lapisan otot.
• Disebabkan karena kelemahan otot levator ani dan
jaringan penyokong pada pelvic. Juga diduga sebagai
intususepsi rectum.
• Disertai dengan discharge mucus dan inkontinensi fekal.
• Disertai dengan keluhan rasa nyeri dan perdarahan
yang disebabkan karena kongesti
ANAMNESIS
• Salah satu gejala awal dari prolaps
rektum :
- Rasa tidak nyaman di sekitar
GAMBARAN anorektum selama defekasi
- Kesulitan dalam memulai defekasi
KLINIS DAN - Sensasi defekasi terhambat
- Perasaan defekasi tidak lancar di mana
DIAGNOSIS terasa masih tersisa feses
• Pada anak : umumnya mempunyai susunan anatomi
normal. Mukosa rektum keluar saat defekasi dan
masuk kembali tanpa menimbulkan nyeri, kadang
tanpa dorongan tangan.
• Pada dewasa: diawali prolaps masih kecil berkembang
bertambah besar. Prolaps tambah besar karena udem,
sehingga makin besar dan tidak dapat dimasukkan lagi
karena rangsangan dan bendungan mukus serta
keluarnya darah
PEMERIKSAAN FISIK
• Pasien diminta untuk berbaring miring dan
mengedan, lalu periksa adanya prolaps
rektum.
• Jika tidak prolaps hanya dengan mengedan,
GAMBARAN pemberian enema fosfat biasanya
menimbulkan prolaps. Pada anak-anak,
KLINIS DAN gliserin supositoria dapat digunakan sebagai
pengganti.
DIAGNOSIS Diperiksa:
1. Penonjolan mukosa rectum.
2. Penebalan konsentris cincin mukosa.
3. Terlihat adanya sulkus antara lubang anus
dan rektum.
4. Penurunan tonus sfingter anal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kolonoskopi dan Barium Enema: untuk
mengevaluasi seluruh usus besar untuk
mengecualikan setiap lesi kolon lainnya
2. Rigid Proctosigmoidoscopy: untuk menilai
GAMBARAN rektum untuk lesi tambahan, terutama
ulkus rektal soliter.
KLINIS DAN 3. Videodefaecogram: untuk membedakan
DIAGNOSIS prolaps rektum dari prolaps mukosa jika
tidak jelas secara klinis dan dapat
mengungkapkan intususepsi dari usus
proksimal atau obstruksi panggul
4. Anal-rektal manometri: untuk
mengevaluasi otot sfingter anal.
Hemorrhoids

Intussusception
DIAGNOSA
BANDING Proctitis

Rectal polyps
1. Medikamentosa: dapat diterapi terlebih
dahulu dengan agen bulking, pelunak
tinja dan supositoria atau enema.
2. Non Medikamentosa
– Cara defekasi sebaiknya duduk.
– Diberikan makanan berserat.
TATALAKSANA – Dianjurkan latihan otot dasar panggul.
– Mengurangi waktu dan dorongan
untuk BAB untuk mengurangi
intususepsi, dengan menginstruksikan
pasien untuk merangsang buang air
besar di pagi hari dan menghindari
dorongan BAB di sisa hari.
3. Pembedahan
•Indikasi:
• Prolaps semakin besar dan makin sukar untuk
melakukan reposisi, akibat adanya udem,
sehinga makin besar dan sama sekali tidak
dapat dimasukkan lagi karena rangsangan dan
bendungan mukus serta keluarnya darah.
TATALAKSANA • Dimana sfingter ani menjadi longgar dan
hipotonik sehingga terjadi inkontinensia alvi.

•Jenis Prosedur Operasi


- Melalui Abdominal
- Melalui perineum
Prosedur Bedah
Prosedur Bedah Abdominal
1. Anterior reseksi
2. Marlex rectopexy
3. Suture rectopexy
4. Reseksi rectopexy
Prosedur Bedah Perineum
5. Anal Encirclement
6. Reseksi Delorme
7. Reseksi Stapled Perineum Prolaps
• Prolaps rektum dapat
menyebabkan kerusakan jaringan
pada rektum seperti ulserasi
mukosa dan pendarahan.
KOMPLIKASI • Prolaps inkarserata
• Prolaps strangulata
• Gangren dan nekrosis pada
rektum
PENCEGAHAN
• Diet serat tinggi
• Banyak mengkonsumsi buah – buahan
• Hindari mengedan lama saat defekasi.
• Diare kronik, konstipasi, atau hemoroid
harus segera berobat untuk
Kegel’s Exercise.
menghindari terjadinya prolaps rektum
• Latihan-latihan yang memperkuat otot
dasar panggul, ie. Kegel’s Exercise.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai