Anda di halaman 1dari 99

Sistema Gastrointestinal

Dr Rochmawati Istutiningrum , Sp Rad


TRACTUS DIGESTIVUS

• Merupakan saluran yang menerima


makanan dari luar dan mempersiapkannya
untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
proses pencernaan dengan bantuan
enzim dan zat cair mulai dari mulut sampai
anus
TRACTUS DIGESTIVUS
• Tractus
gastrointestinalis :
– Oris
– Pharynx
– Oesophagus
– Gaster
– Intestinum
(tenue dan crassum)

• Organ pendukung
ANATOMI & FISIOLOGI
• Bentuk: Organ silindris berongga
• Ukuran: Panjang : 25 cm, diameter 2 cm.
• Mulai dari hipofaring hingga kardia lambung.
• Posisi :
a) Diposterior jantung & trakea.
b) Anterior vertebra
c) Melalui lubang pada diafragma ( anterior
aorta )  Hiatus esophageal.
• Struktur umum :
– Tunica serosa /
adventitia
– Tunica muscularis
– Tunica submucosa
– Tunica mucosa
ORIS

Penerima makanan
pertama dan
menhancurkan scr
mekanis
Membentuk bolus
makanan
Penelanan makanan
Mengecap (o/ lidah)
• Terdiri atas :
– Vestibulum oris : antara
gigi dan bibir / pipi
– Cavum oris
• Batas-batas :
– Atas : palatum durum dan
molle
– Bawah : lingua
– Lateral dan depan : arcus
dentalis
– Posterior : isthmus faucium
CAVUM ORIS
GLANDULA SALIVARIUS
• Fungsi : menghasilkan saliva
• Terdiri atas :
– Gld. submandibularis
– Gld. sublingualis
– Gld. parotis
• Gld. submandibularis dan sublingualis bermuara
ke frenulum linguae  Ductus Wharton
• Gld. Parotis bermuara ke regio buccalis dekat
gigi M2 atas  Ductus Parotideus (Stenson)
SIALOGRAFI
• Pemeriksaan radiologi u/ menilai keadaan
gld. Salivarius
• Indikasi :
– Sumbatan (Batu)
– Stenosis duktus
– Tumor
– Radang
– Degenerasi kelenjar
Spinchter Esofagus

SUPERIOR INFERIOR
•Otot merupakan serabut •Bersifat semu
otot rangka. •Fungsi: Barrier bila terjadi
refluks
•Normal : keadaan tonik / •Normal : menutup, kecuali :
kontraksi. Kecuali : makanan masuk lambung &
menelan. muntah
Dinding Esofagus
I. Mukosa :
• Epitel berlapis gepeng bertingkat s/d faring
ujung atas  epitel selapis toraks ( esofao-
gastric junction).
• Sifat : Alkali, tidak tahan terhadap asam
lambung.

II. Submukosa :
• Sel-sel sekretoris ( hasilkan : mukus)
Dinding Esofagus
III. Lapisan otot :
Luar : Longitudinal
Dalam : Sirkular.
Otot bagian atas ( 5%) : otot rangka, otot
pada separuh bawah : otot polos, bagian
diantaranya terdapat campuran otot polos &
otot rangka.
IV. Bagian luar : tidak memiliki lapisan serosa /
peritoneum, terdiri dari jaringan ikat jarang
yang hubungin esofagus dengan struktur
yang berdekatan.
Distribusi Darah

Terdiri dari : Bagian vena:


•Superior : arteri Tiroidea •Daerah leher : alirkan vena
inferior & subklavia. azigos & hemiazigos
•Media : cabang segmental •Dibawah diafragma : vena
aorta & arteria bronkiales. gastrica sinistra
•Subdiafragmatika : Arteria •Hub antara vena porta &
gastrika sinistra & frenika sistemik : pintas hati
inferior •( hipertensi portal).
SISTEM SARAF PADA ESOFAGUS
• Utama : serabut-serabut simpatis &
parasimpatis dari SSO.
• Parasimpatis : nervus vagus ( saraf
motorik), simpatis : kurang diketahui.
• Intrinsik : serbut saraf intramural diantara
otot sirkular & longitudinal ( pleksus
Auerbach) fs : atur peristaltik
esofagus normal .
Gangguan Pada Esofagus
• Disfagia :
Obstruktif :striktur,tumor
ekstrinsik/intrinsik
Motorik : ggn peristaltik
disfungsi sfingter superior/
inferior
Pirosis :
Refluks asam lambung & sekret empedu ke
esofagus bawah ( iritasi mukosa)
Odinofagia : nyeri menelan + disfagia, etio :
spasme esofagus akibat peregangan akut
atau sekunder karena peradangan mukosa
esofagus.

Waterbrash : regurgitasi isi lambung ke


dalam rongga lambung, pada bayi akibat
sfingter esofagus bawah yang tidak
sempurna.
Gangguan pergerakan Esofagus

Akalasia Degenerasi pleksus


Kardiospasme, Auerbach
gangguan pengaturan
hipomotilitas. neurologis (-)
Tanda : aperistalsis peristaltik primer tidak
korpus esofagus, capai sfingter
gagal sfingter esofagus bawah
esofagus bawah untuk rangsang
untuk relaksasi relaksasi.
sempurna.
Spasme Esofagus Difus Skleroderma

Kontraksi esofagus tidak Disfungsi motorik esofagus.


terkoordinasi, non-propulsif Aperistalsis atau peristaltik
yang timbul menelan. lemah pada setengah s/d
Respon nonperistaltik sering duapertiga distal, sehingga
ditemukan pada sfingter esofagus distal.
pemeriksaan radiogram. Inkompentensi : esofagitis
Etio : mewakili degenerasi refluks + pembentukan
neuron lokal striktur esofagus bagian
bawah.
ESOFAGITIS Hernia
Hiatus

Peradangan mukosa Herniasi bagian


esofagus akut atau lambung ke dalam
kronik. dada melalui hiatus
Etio : menelan cairan esofagus hernia.
panas + refluks asam
Hernia sliding, Hernia
lambung.
hiatus menggelinding
Efek jangka panjang : atau hernia
fibrosis & striktur paraesofageal.
esofagus.
TUMOR
• Tumor jinak jarang, sering adalah
leiomioma.
• Kanker esofagus tidak jarang.
• Fc predisposisi : merokok,banyak minum
alkohol, obstruksi esofagus
• Karsinoma sel gepeng merupakan jenis
karsinoma esofagus paling sering
( duapertiga bawah )
GASTER
• Terletak oblik dari kiri
ke kanan, menyilang di
abdomen atas tepat
dibawah diafragma kiri.
• Bentuk : kosong :
tabung “J”, penuh :
“giant avocado”.
• Terdiri dari : Fundus,
korpus,antrum
pilorikum & pilorus.
• 2 cekungan : kanan
atas : kurvatura minor
kiri bawah : kurvatura
major
Muskularis Submukosa

Tersusun atas 3 lapis Tdd : lapisan areolar


otot polos ( long, sirk, jarang.
oblik). Keperluan Hubungkan mukosa &
kontraksi. muskularis, shg mukoa
Pecahin makan menjadi bergerak saat
partikel kecil, aduk & peristaltik.
campur makanan
Mengandung ; pleksus
dengan cairan
lambung, dorong ke
saraf,p.darah, p.limfe.
duodenum.
Persarafan lambung

PARASIMPATIS. Simpatis
Melalui nervus vagus. Melalui : Nervus splangnikus
major & ganglia seliakum.
Afferen ; hantarkan impuls
nyeri.
Trunkus vagus cabangkan Eferen : hambat gerakan &
sekresi lambung.
ramus gastric, pilorik, Pleksus auerbach &
hepatik,& seliaka. meissner : persarafan
intrinsik dinding lambung &
koordinasi motorik & sekresi
mukosa lambung.
SUPLAI DARAH

Terutama oleh : arteri Erosi arteri akibat tukak


seliaka & trunkus seliakus, lambung, timbulkan
yang cabangkan suplai perdarahan.
untuk kurv major & minor.
2 arteri penting : Darah vena berjalan ke hati
gastroduodenalis & melalui vena porta.
pankreatikoduodenale
( retroduodenalis) di bulbus
posterior duodenum.
Gastritis

Gastritis Superfisialis Gastritis atrofi kronik


Akut Atrofi progresif epitel
Respon mukosa kelj + kehilangan sel
lambung terhadap parietal & chief cell.
iritan lokal. Produksi HCL,
Mukosa memerah, pepsin,Fc intrinsik
edematosa & ditutupi menurun.
mukus, erosi kecil & Dinding lambung tipis
perdarahan. & mukosa rata
GASTER DAN DUODENUM
POSISI PA
GASTER DAN DODENUM
POSISI LATERAL KANAN
GASTER DAN DUODENUM
POSISI LPO
INTESTINUM TENUE

Dari pylorus sampai valvula ileocaecalis


Mengisi bagian tengah & bawah rongga
abdomen
Tdd : duodenum, jejunum, ileum
DUODENUM
 Bentuk huruf “ C “
 Panjang ± 25 Cm
 Tdd :
 Pars superior (± 5 cm)
 Pars descendens (± 8
cm)
 Pars inferior /
horizontalis (± 8 cm)
 Pars ascendens (± 5
cm)
Tunica submucosa dan mucosa

• Pada jejunum dan ileum mucosa &


submucosa membentuk lipatan-lipatan
• Jejunum : plicae circularis (Valvula
conniventes / lipatan Kerckringi)
• Ileum : plicae semicircularis
JEJUNUM
ILEUM
Follow Trough
Follow Through

a Caecum
b Colon ascendens
D Ileum terminal
E Valvula ileocaecalis
JEJUNUM DAN ILEUM
FOLLOW THROUGH
Follow Through
Menit ke-30
Follow Through
Follow Through
Menit ke 120
Follow Through

a Caecum
b Colon ascendens
D Ileum terminal
E Valvula ileocaecalis
Usus Halus
• Merupakan tabung kompleks, berlipat
membentang dari pilorus sampai katup ileosekal.
• Mengisi bagian tengah & bawah rongga abdomen
• Tdd : duodenum, jejunum, ileum.
• Dinding usus halus tdd 4 lapisan dasar
– Paling luar : serosa dibentuk oleh peritoneum.
Mesenterium , merp lipaan peritoneum yg lebar, seperti
kipas menggantung jejunum & ileum ke dinding
posterior
LIPATAN PERITONEUM
• Mesenterium
– Lipatan peritoneum lebar.
– Seperti kipas
– Menggantung jejunum & ileum dari dinding
post abdomen.
– Menyokong pbl darah & limfe yang mensuplai
usus.
Omentum

MAYUS MINUS
Lapisan ganda peritoneum Lipatan peritoneun
Menggantung kurvatura terbentang dari kurvatura
mayor lambung, kmd berjln minor & bag atas
turun didepan viscera duodenum.
abdome ( “celemek” ) Menuju hati, bentuk Lig
Mgd lemak>>>+ kelj limfe Hepatogastrikum &
( protek thd infeksi ) hepatoduodenale.
Otot Usus halus
• Mempunyai 2 lapisan
• Lapisan luar : serabut longitudinal yg tipis.
• Lapisan dalam : serabut sirkular
Lapisan Submukosa
• Tdd : jar penyambung.
• Bagian dalam tdd : Lapisan mukosa yang tebal
yang mengandung Pembuluh darah & kelenjar.
• 3 struktur yg menambah luas permukaan &
membantu fs absorbsi.
• Lap Mukosa & submukosa membentuk lipatan
sirkular (Valvula Koniventes/ lipatan
Kerckringi ) yn menonjol ke lumen sekitar 3-10
mm
VILI
Tonjolan spt jari dari mukosa yg jumlahnya 4-5
juta.
Panjang : 0.5-1.5 mm.
Gambaran mukosa seperti beludru.

MIKROVILI
Tonjolan menyerupai jari dengan panjang sekitar 1
mikro.
Terlihat dengan Mikroskop elektron ( “ Brush
Border”).
Struktur Vilus
Tdd :
• Saluran limfe sentral ( lakteal) dikelilingi
jalinan kapiler dalam jaringan limfoid.
• Epitel vilus tdd :
– Sel goblet : mukus.
– Sel absoptif
• Disekeliling vilus terdapat sumur : “Kripta
Lieberkuhn”
ANATOMI & FISIOLOGI
• Merupakan tabung muskular berongga
dengan panjang sekitar 5 kaki dari sekum
sampai kanalis ani.
• Tdd : sekum,kolon dan rektum.
• Sekum :
– Tdp katup ileosekal & appendiks.
– Hanya 2-3 inchi pertama usus besar
– Kontrol aliran kimus dari ileum ke sekum.
Kolon :
Tdd atas ascendens.gmoisetransversum,descendens,
sigmoid.
Tdp belokan tajam yaitu : fleksura hepatika & lienalis.
Sigmoid setinggi krista iliaka, berbentuk “s”.
Rektum :
Terbentang dari kolon sigmoid s/d anus.
Satu inci terakhir dari rektum dinamakan : kanalis ani &
dilindungi Sf.ani eksternus & internus.
Panjang : 15 cm.
Tanda khas Usus Besar
• Taenia koli :
– Pita tempat berkumpulnya lapisan otot longitudinal
ang tak sempurna.
– Bersatu pada sigmoid distal.
– Taenia lebih pendek dari usus, sehingga
menyebabkan usus tertarik dan berkerut.
• Haustra :
– Kantong-kantong kecil yang terbentuk akibat usus
yang tertarik & berkerut.
• Appendises Epiploika:
– Kantong kecil peritoneum berisi lemak .
– Melekat di sepanjang taenia.
Pendarahan & Persarafan
A.Mesenterika superior Aliran balik
V. Mesenterika sup & Inf &
oMendarahi belahan kanan (sekum,kolon hemoroidalis superior
ascendens, 2/3 proksimal kolon Menerima darah dari kolon dan
transversum. rektum superior.
A.Mesenterika inferior Merupakan bagian sistem portal.

oMendarahi belahan kiri ( 1/3 distal V.Hemoroidalis media & inferior.


kolon transv,kolon desc & sigmoid,
proksimal rektum).
Merupakan bagian sistemik.
Mengalirkan darah ke vena iliaka.
A.Sakralismedia & A.hemoroidalis
inferior & media. Diantara ke-v.hemoroidalis sup,media
dan inferior terdapat anastomosis,
sehingga peningkatan tekanan portal
oMendarahi rektum (tambahan) berakibat aliran balik vena meningkat
( hemoroid)
Persarafan Perangasangan PS :
Dilakukan oleh SSO. Rangsangan sekresi
& kontraksi, &
 Kec: Sf eksternal
penghambatan
dibawah kontrol
voluntar.
Sf.Rektum.
PS : mell N.Vagus ke Perangsangan S :
bag tengah kolon berlawanan dengan
transv + N.Pelvikus PS
dari sakral untuk
daerah distal.
S:meniggalkan MS
mell NnSplangnikus.
FUNGSI USUS BESAR
Mengabsorbsi air & elektrolit

Absorbsi 600 cc air/day


Kapasitas absorbsi 2000 cc/day

Kapasitas >>> : diare

Bakteri mensitesis Vit K & B

Pembusukan sisa prot mjd as.amino &


zat sederhana + pembentukan gas ( jg dari
fermentasi bakteri pada sisa KH )
PERISTALTIK USUS BESAR
Terdapat 2 gerakan peristaltik:
1. Kontraksi lamban, tidak teratur,segmen proksimal,
bergerak ke depan, sumbat beberapa haustra.
(PROPULSIF).
2. Kontraksi yang libatkan segmen kolon( MASSA ).

Feses terdorong ke depan

Merangsang defekasi

Propulsi feses ke rektum :distensi ddg


rektum
INTESTINUM CRASSUM
• Panjang sekitar 5 kaki dari caecum sampai canalis
analis
• Terbagi :
– Caecum – dilekati appendix vermiformis
– Colon ascendens
– Flexura coli dextra (hepatica)
– Colon transversum
– Flexura coli sinistra (lienalis)
– Colon descendens
– Colon sigmoideum
– Rectum
Ciri Intestinum Crassum
Taenia coli
Haustra dan
incisura
Appendices
epiploicae
COLON SINGLE CONTRAST
POSISI AP
COLON DOUBLE CONTRAST
POSISI AP
COLON SINGLE CONTRAST
POSISI RAO
COLON SINGLE CONTRAST
POSISI RAO
COLON SIGMOIDEUM DAN RECTUM
POSISI LATERAL KIRI

g colon sigmoideum
h rectum
COLON POST EVACUASI
POSISI AP
Atresia Ani

Atresia ani atau anus imperforata disebut


sebagai malformasi anorektal
Adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus
atau dengan anus tidak sempurna
Termasuk Agenesis ani, Agenesis rekti dan
Atresia rekti.
Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul
sebagai penyakit tersering yang merupakan
syndrom VACTRERL ( Vertebra, Anal,
Cardial, Esofageal, Renal, Limb).
Atresia Ani
Tidak terdapatnya anus yang terjadi secara
kongenital
Klasifikasi:
1. Menurut Berdon, membagi atresia ani
berdasarkan tinggi rendahnya kelainan, yakni :
a. atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum
berakhir di atas muskulus levator ani (> 1,5cm
dengan kulit luar)
b. Atresia ani letak rendah: distal rectum melewati
musculus levator ani ( jarak <1,5cm dari kulit luar).
Lanjutan:
2. Menurut Stephen, membagi atresia ani berdasarkan pada garis
pubococcygeal.
a. Atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum terletak di atas garis
pubococcygeal.
b. Atresia ani letak rendah: bila bagian distal rectum terletak di bawah garis
pubococcygeal.

3. Ladd dan Gross, membagi menjadi 4 type jenis atresia ani


a. Stenosis ani : anus dan rectum ada tetapi menyempit.
b. Imperforatus anus: anus berupa membran.
c. Imperforatus anus dengan kantong rectum berakhir agak tinggi dari kulit
peritoneum.
d. Atresia rectum, rectum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh
suatu membrane atau jaringan, disini lubang anus ada sehingga dari luar
anus tampak normal
Atresia Ani

Invertogram
A coin/metal piece is placed over the expected
anus and the baby is turned upside down (for a
minimum 3 minutes).

Distance of gas bubble in rectum from the metal


piece is noted:

>2 cm: denotes high type


<2 cm: denotes low type
ABDOMEN 3 POSISI
Sinar X arah horizontal
Foto abdomen supine,
pasien telentang,sinar
tegak lurus/vertikal.
Foto abdomen tegak,
pasien berdiri, sinar
horizontal.
Foto Abdomen supine,
sinar horizontal

Hasil foto posisi seperti ini


kontras foto akan
berkurang, energy sinar
diperlukan lebih besar
Foto lateral decubitus,
sinar horizontal.
Kwalitas film lebih
optimal, energy sinar bisa
dikurangi
Mengapa Perlu 3 Proyeksi Foto
Abdomen ?

Supine → Informasi Terbaik


pada posisi ini, bagian anteroposterior
dimensi abdomen merupakan paling minimum →
Foton sinar X harus menembus/ melewati jaringan
lebih kecil untuk sampai ke film → energi lebih
kecil.
(Makin tinggi energi foton yang dipakai,
kontras film makin kurang)
Tegak → ada / tidaknya “fluids level”
☺≈ film sinar horizontal
Sinar X, arahnya tangensial terhadap
gas/ cairan didepannya
Gas in
stomach

Gas in a few
loops of
small bowel

Gas in
rectum or
sigmoid

Normal Gas Pattern


Always
air/fluid level
in stomach

A few
air/fluid
levels in
small bowel

Erect Abdomen
83
Kegawat Daruratan
Abdomen
Obstruksi
Perforasi

84
Large vs. Small Bowel

l Large Bowel
n Peripheral
n Haustral markings don't
extend from wall to wall
l Small Bowel
n Central
n Valvulae extend across lumen
n Maximum diameter of 2"
Ileus Obstruktif
Prinsip:
Dilatasi pada proximal obstruksi
Kolaps pada distal obstruksi
Lokasi:
Letak tinggi : Small bowel
Letak rendah: Large bowel

86
Small Bowel Obstruction
Letak di sentral
Air fluid level pendek pendek
Gas minimal
Small Bowel Obstruction
Dilatasi sistema usus halus
Tampak adanya gambaran step ladder
pattern : jumlahnya sedikit krn pasien sering
mutah
Tampak coilled spring : Penebalan valvula
coniventes terutama pada jejunum
Small Bowel Obstruction

Tampak adanya
dilatasi sistema usus
halus di sentral
Gambaran valvula
coniventes (panah )
Adanya
perselubungan yang
dicurigai suatu adhesi
(sebab ileus)
Small Bowel Obstruction

Sentinel loop
( suatu segmen usus
yang terisi oleh
udara)
Small Bowel Obstruction
Large Bowel Obstruction
Letak di perifer
Air fluid level lebih banyak
Gas di rectum tak tampak
Haustra menebal
Large Bowel Obstruction
Large Bowel Obstruction
Ileus Paralitik
Ileus Paralitik
Post operasi
Inflamasi
Peritonitis
Oklusi vaskuler
Hipokalemi
Ileus Paralitik
Radiologi:
Adanya akumulasi gas pada usus
Dilatasi sistema large dan small bowel
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai