Anda di halaman 1dari 41

MINDMAP

Faktor penyebab :
• Tekanan intra abdomen yang meningkat :

– Batuk batuk khronis

– Konstipasi

– Gangguan miksi sering mengejan BPH, striktur urethra,stenosis urethra

– Ascites

– Pekerjaan yang berat

• Kelemahan otot dinding abdomen :

- Obesitas

- Kakeksia
Keluhan :

Benjolan pada lipat paha yang membesar saat


mengangkat beban atau mengejan dapat disertai rasa
nyeri. Pada anak atau bayi hernia terlihat saat menangis.

Benjolan dapat mengecil atau menghilang bila penderita


Diagnosis berbaring

Kadang benjolan tidak bisa kembali

Nyeri disertai mual – muntah bila timbul inkarserata


Tanda:
• Benjolan

 Hernia Inguinalis: pada daerah inguinal (lonjong: lateralis; Bulat: Medialis)

 Hernia Femoralis: Di bawah ligamentum inguinale medial V. Femoralis dan lateral


tuberkulum pubikum

• Test VALSAVA benjolan keluar

• Kantong hernia yang kosong: Silk Gloves Sign


Pemeriksaan
Status Lokalis
• ZIEMAN TEST :
• Hernia kanan diperiksa
dengantangan kanan.
• Penderita disuruh batuk bila ada
rangsangan pada :
- jari ke 2 : Hernia ing. lat.
- jari ke 3 : hernia ing. med.
- jari ke 4 : hernia femoralis.
FINGER TEST :

• Menggunakan jari ke 2 atau jarike 5.

• Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus


eksternus ke kanal inguinal

• Penderita disuruh batuk:

• Bila impuls diujung jari : Hernia ing. lateral

• Bila impuls disamping jari : Hernia ing.


medialis
KIE
• Konfirmasi kepada pasien dan keluarga pasien bahwa pasien mengalami
penyakit yang bernama Hernia Inkeraserata dan ileus obstruktif.

• Informasikan ke pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit ini yang


menyebabkan terjepit nya usus sehingga pasien sulit untuk BAB dan
kentut.

• Edukasi ke pasien dan keluarga pasien bahwa tindakan yang dilakukan


adalah konservatif dan operatif
KESMAS
• Primer : Deteksi dini dengan segera memberitahukan bila ada gejala hernia
seperti benjolan

• Sekunder : terapi konservatif dan terapi operatif (herniotomi)

• Tersier : rehabilitaasi
TATALAKSANA
 Terapi konservatif

• Terbatas melakukan reposisi dan pemakaian penyangga mempertahankan


isi hernia yang telah di reposisi

 Operatif

• Herniotomi dan herniorafi


ANATOMI
Colon, Ileum & Inguinal
Vaskularisasi :

A,V Mesenterica superior – Aa,Vv Ileales –


Aa. Vasa Rectae

Inervasi :

Plexus mesenterica superior – Rami


mesenteriales
HISTOLOGI
Intestine & Usus Besar
Intestine
• Mikrovili (striated border)  di permukaan Lapisan:
sel absortif • Mukosa: ep. Selapis silindris
+ striated border  sel
• Villi intestinalis  tonjolan propria di absortif, sel goblet, sel panet,
permukaan dan antara plika kerkringi
sel argentaffin, sel M
• Plika kerkringi  lipatan sirkuler, menonjol • Lamina propria: jar. Ikat
di submucosa, makin ke anal jumlahnya kendor, sabut retikuler,
makin sedikit limfosit
• Muskularis mukosa: 2 lapis
otot polos
• Tunika submucosa: jar. Ikat
Pembagian: kendor  kelenjar, pleksus
Duodenum, jejenum, ileum Meisner, pleksus heller
• Tunika muskularis eksterna:
2 lapis otot polos sirkuler
(dalam) dan longitudinal
(luar), diantaranya ada
pleksus Auerbach
• Tunika adventitia: serosa
Duodenum
• Plika kerkringi banyak dan bercabang

• Vili lebar spt daun

• Lamina propria  kripta lieberkhun

• Submukosa  kelenjar brunner pucat:


 Ep. Selapis kubis tinggi dg inti gelap pipih di bagian basal
 Sitop jernih dan bervakuola
 Hasilkan mucus basa  netralisir asam lambung
 Mengandung urogastron  hambat sekresi as. Lambung
Jejenum

• Plika kerkringi banyak dan


Panjang

• Kripta lieberkhun dan sel goblet


lebih banyak dari duodenum
Ileum
• Plika kerkringi jarang dan pendek, menghilang di
akhir ileum
• Vili pendek dan atrofi, menghilang di akhir ileum
• Lamina propia  limfonuduli (payer patch) pada
1 sisi
Usus Besar
• Berfungsi untuk absorbs air dan cerna selulosa oleh sisa enzyme dan kuman
pembusuk.

• Plika kerkringi dan vili intestine (-)

• Sel goblet lebih banyak dari usus halus

• Kripta lieberkhun lebih banyak


• Ada plika semilunaris  lipatan mukosa, submucosa dan muskularis
mukosa
Appendix vermiformis
• Potongan melintang lumen bentuk segitiga
• Ep. Selapis silindris + striated border
• Vili intestine (-)
• Lamina propria: limfonoduli pada 2 sisi
Colon
• Khas: taenia coli  pengumpulan
muskularis longitudinal mjd 3
kelompok

• Serosa: jar ikat kendor berisi katong


lemak  appendices epiploica

• Sel goblet banyak, sel Paneth (-)


Rektum
• Mukosa: ada lipatan longitudinal
 columna rectalis Morgagni

• Muskularis mukosa (-)

• Lamina propria dan submucosa ada


vena berliku  pleksus venosus

• Peralihan epitel dari simple


columnar ke stratified squamous 
Recto anal junction
Anus
• Mulai reco-anal sampai ano-perineal diliputi
ep. Berlapis pipih tanpa tanduk.

• Sfingter ani  dilapisi kulit tipis, ada


kelenjar lemak dan apokrin  kelenjar
sirkum analis

• Sfingter ani internus  penebalan otot polos

• Sfingter ani eksternus  otot bergaris dari


pelvis

1. Kelenjar lemak
2. Kelenjar apokrin
3. Epitel berlapis pipih tanpa tanduk
FISIOLOGI
Motilitas GIT
• Mulut :

-Mastikasi / mengunyah

 melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan


pencampuran makanan.

 Persarafan oleh n. trigeminus

 Pusat kontrol mengunyah : nukleus d batang otak, perangsangan


di hipotalamus, amigdala, korteks sertebri.

• Esofagus :

-Peristaltik  Primer dan sekunder


• Lambung

Pengisian, penyimpanan, pencampuran, pengosongan

 Pencampuran : Gerak retropulsi (antrum-pylorus-duodenum)

• Usus Halus

Segmentasi : campur dan dorong kimus

Kompleks Motilitas Migrasi

Gerak tonus

Gerak Pendulum/ propulsi

Gerak Vili

Usus Besar
Motilitas lambat
Gerak haustra, gerak massa, mixing, propulsi
Faktor Pengaturan Fungsi Sistem
Pencernaan
1). Fungsi otonom otot polos

2). Pleksus saraf intrinsik

Pleksus mienterikus (Aurbach) yang terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan
sirkuler. Fungsi : mengontrol motilitas GIT

Pleksus submukosa (Meissner) yang terletak di submukosa. Fungsi : mengatur sekresi,


Gerakan pelipatan mukosa.

3). Saraf ektrinsik

Sarafsimpatis pada saluran pencernaan dominan untuk situasi fight or flight, cenderung
menghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi.

Sistem saraf parasimpatis mendominasi pada saat situasi tenang sehingga pencernaan dapat
berlangsung secara optimum.

4). Hormon saluran pencernaan


Kontraksi Otot Polos
• Kontraksi ritmik:

- timbul pada gelombang “spike”

- karena masuknya Ca++ melalui saluran Ca-Na

• Kontraksi tonik:

- lamanya bisa sampai beberapa jam

- frekuensi tidak tergantung pada BER

- timbul diduga karena: » gelombang “spike” yang berulang » depolarisasi


yang kontinyu » ion kalsium masuk secara kontinyu
BIOKIMIA
Mual muntah
Nyeri perut
PATOFISIOLOGI
IDK
EKG

• Rate : 300/3 = 100 bpm


• Ritme : Reguler
• Irama : Sinus
• Axis : Normal
• Posisi / rotasi : V3 (normal)
• Hipertrofi : -
• Iskhemia dan infark : -
FOTO THORAX
• Posisi : Posteroanterior (PA)
• Lapang paru : normal, translucent simestris
• Apex paru : normal, tidak massa dan cavitas
• Trakea : normal ( berada di tengah)
• Jantung : normal , tidak cardiomegaly
• Hilus : kiri lebih tinggi dari kanan -> normal
• Diaphragm: hemidiaphragm kanan lebih tinggi dari kiri –> normal
• Sudut costofrenikus : normal
• Soft tissue : normal, tidak terdapat efisema/ massa jaringan
• Bones (clavicula, scapula, vertebra, costae ) : normal, tidak ada fraktur
atau metastasis
FOTO BOF

• Soft tissue swelling : -


• Preperitoneal fat line : tampak
• Psoas line : simetris
• Skeletal : normal ( corpus vertebra, costae dan pelvis)
• Distribusi gas pada usus halus dan colon : normal (udara
didalam lumen), tidak ada distensi
• Tidak ada tanda pneumoperitoneum ( tidak ada semilunar
sign)
• Bayangan opasitas : tidak ada batu dan tidak ada massa intra
abdomen
• Kelainan : ileus abstruksi, herring bone sign ( tulang ikan )
dan dilatasi usus

Anda mungkin juga menyukai