KEPANITERAAN KLINIK
DEPARTEMEN
RADIOLOGI
NECROTIZING
ENTEROCOLITIS
Pembimbing :
dr. Jeanne Leman, SpRad (K)
Anatomi
Suplai arteri:
• Cabang arteri gastroduodenal
• Arteri supraduodenal dari arteri gastroduodenal
• Cabang duodenal dari arteri pankreatikoduodenal anterior superior
(dari arteri gastroduodenal),
• Cabang duodenal dari arteri pankreatikoduodenal posterior superior
(dari arteri gastroduodenal)
• Cabang duodenal dari arteri pankreatikoduodenal anterior inferior
(dari arteri pankreatikoduodenal inferior)
Duodenum: Superior, Desenden, Inferior, Asenden • Cabang duodenal dari arteri pankreatikoduodenal posterior inferior
(dari arteri pankreatikoduodenal inferior)
• Cabang jejunal pertama dari arteri mesenterika superior. 1
Anatomi Jejunum vs Ileum:
• Diameter: Jejunum>ileum
• Tebal dinding: Jejunum>ileum
• Mukosa dalam jejunum: plika sirkulares.
• Arkade arteri: Ileum lebih prominen
• Panjang vasa rekta: Jejunum>ileum
Ileum:
• Kebanyakam di kuadran bawah kanan abdomen
• Ileum membuka ke usus besar, tempat sekum
dan kolon asenden bergabung.
Jejunum: • Terdapat lipatan ileosekal mengelilingi bukaan,
• Kebanyakan di kuadran atas kiri abdomen dibentuk oleh 2 flap.
• Suplai arteri: arteri jejunal (dari arteri mesenterika superior)1 • Otot ileum berlanjut dari tiap flap -> sfingter usus.
• Suplai arteri: A. ileal (dari A. mesenterika superior),
cabang ileal dari A. ileokolik (dari A. mesenterika superior).1
Anatomi
Anatomi Karakteristik utama:
• Diameter lebih besar dibandingkan usus halus
• Memiliki omentum
• Memiliki taeniae
• Sakulasi kolon (haustra kolon).1
Anatomi
Sekum dan apendiks:
Kolon desenden:
• A.kolik kiri
• A.sekal anterior dari A.ileokolik (dari A.mesenterika inferior)
(dari arteri mesenterika superior)
• A.sekal posterior dari A.ileokolik
(dari arteri mesenterika superior) Kolon sigmoid:
• A.apendikular dari A.ileokolik • A.sigmoidal
(dari arteri mesenterika superior)1 (dari arteri mesenterika inferior)
Kolon asenden:
• Cabang kolik dari A.ileokolik
(dari A.mesenterika superior) Rektum dan kanalis analis:
• A.sekal anterior dari A.ileokolik • A.rektal superior
(dari A.mesenterika superior) (dari arteri mesenterika inferior)
• A.sekal posterior dari A.ileokolik • A.rektal tengah
(dari A.mesenterika superior) (dari arteri iliaka internal)
• A. kolik kanan • A.rektal inferior
(dari A.mesenterika superior). 1 (dari arteri iliaka interna).1
Kolon transversum:
• A.kolik kanan
(dari A.mesenterika superior)
• A.kolik tengah
(dari A.mesenterika superior)
• A.kolik kiri
(dari A.mesenterika inferior).1
Anatomi
• V.mesenterika superior:
Drainase dari ileum terminal,
sekum, apendiks, kolon asenden,
kolon transversum.
• V.mesenterika inferior:
Drainase darah dari rektum,
kolon sigmoid, kolon desenden,
fleksura splenika.1
Anatomi
• Drainase limfatik
berujung pada nodus
limfe pre-aortik pada
daerah asal 3 cabang
anterior dari aorta
abdominalis.
• Nodus limfatik trunkus
seliakus
Limfe dari nodus pre-
aortik mesenterika
superior dan inferior. • Inervasi sistem enterik: neuron motorik dan sensorik
• Nodus limfatik arteri
• 2 pleksus (pleksus myenterik dan pleksus submukosal)
mesenterika superior • Pleksus myenterik:antara lapisan luar dan dalam
Nodus pre-aortik pada
muskularis interna, menerima impuls dari saraf vagus.
origo arteri mesenterika • Pleksus submukosal di sekitar A. mesenterika superior,
superior.
merupakan pleksus saraf parasimpatetik.
• Nodus limfatik arteri
• Sistem enterik mengatur dan mengkoordinasikan
mesenterika inferior
aktivitas saluran
Nodus pre-aortik dekat
• Walaupun umumnya independen dari CNS, juga
origo arteri mesenterika
menerima input dari saraf simpatetik postganglionik
inferior.1
dan parasimpatetik preganglionik.1
Fisiologi
NEC
• Ekosistem usus pada neonatal sangat rentan.
• Saat lahir -> terekspos lingkungan luar -> sistem imun usus harus membedakan antara antigen makanan dan mikrobiota
komensal dengan patogen.
• Sistem imun innate adalah lini pertama pertahanan terhadap infeksi, merespon secara non spesifik.
• Komponen utama: sel (makrofag, neutrofil, sel dendritik, sel natural killer, sel B, sel limfoid, dan sel T), sawar (epitel
usus, lapisan mukosa gastrointestinal).
• Sistem imun mukosa sebelum lahir: sel B IgM, sel T di intraepitel saat minggu gestasi ke 12 hingga 15. Plak Peyeri
terlihat saat minggu gestasi ke 30.8
• Sawar anatomis memisahkan lumen usus dari organisme lain, dengan sel epitel usus. Semua sel epitel (enterosit, sel
Panet, sel Goblet) mempertahankan integritas. Tight junctions terbentuk sejak minggu gestasi 10. Sel Goblet sejak
minggu gestasi 9-10, mensekresikan glikoprotein musin. 8
• Musin level dewasa saat minggu gestasi ke 27.
• Mukus terdiri dari 2 lapisan: lapisan luar (tebal, mencegah bakteri usus mencapai lapisan epitel), dan lapisan dalam (cell
signaling saat terjadi gangguan).
• Lapisan mukus juga menyediakan scaffolding untuk peptida antimikrobial (AMPs) dan IgA sekretorik (SIgA).
• Neonatal mendapatkan IgA sekretorik ditransfer melalui ASI.8
• ASI juga memiliki komponen seperti IL-6, TNF a, IL-10, TGF-b, dan lisozim.
• IL-10 dan TGF-b sebagai sitokin anti inflamatori -> menurunkan regulasi sekresi dari makrofag dan neutrofil.
• Monosit dan level IL-10 neonatus sangat rendah dibandingkan dewasa: IL-10 dari ASI sangat berperan penting. 8
Penyakit multifaktorial yang
mempengaruhi saluran pencernaan
neonatus
dan bayi yang menghasilkan
peradangan dan invasi bakterial pada
dinding usus,
sehingga menyebabkan nekrosis
mukosa atau nekrosis transmural.4
Epidemiologi
• Necrotizing enterocolitis paling banyak terjadi pada neonatus
prematur
• 90-95% kasus terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia gestasi 36
minggu.
• NEC terjadi pada 1-5% neonatus pada Intensive Care Unit (ICU)
• 5-10% pada neonatus dengan berat badan lahir sangat rendah
(<1500 g).4
• Insidensi NEC bervariasi di dunia, 0.3-2.4 bayi setiap 1000
kelahiran hidup.
• Mempengaruhi 2-5% dari bayi prematur.
• NEC terjadi pada 8% kasus NICU. 5
Etiologi dan Faktor Resiko NEC
1. Lahir prematur
2. Berat badan lahir sangat rendah
3. Nutrisi formula dibandingkan ASI
4. Lain:
• Iskemia usus
Polisitemia atau hiperviskositas 9
Asfiksia perinatal 5,7,9
Penyakit jantung kongenital 5,7,9
Restriksi pertumbuhan intrauterus 5,7
Penurunan aliran umbilikal di uterus 5,7,9.
• Kolonisasi bakteri
Bayi prematur di NICU, tidak terekspos ASI: mikroflora usus berbeda dengan aterm.9
Penurunan jumlah spesies dengan terapi antibiotik 9
Berat badan lahir rendah: Hanya sedikit yang mengalami kolonisasi bakteri anaerobik
(seperti bifidobakteri dan laktobasili). 9
Patofisiologi NEC
Diagnosis NEC
1. Manifestasi Klinis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• X-ray abdomen
• USG abdomen
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan laboratorium tidak spesifik. Biomarker tidak reliabel.
• Penambahan/pengurangan WBC
• Leukopenia (WBC <1500/μL): indikator kuat sepsis.
• Dapat ditemukan hiponatremia, serum bikarbonat rendah.
• Kultur darah biasanya negatif.
• Breath hydrogen test biasanya positif, tetapi jarang dilakukan.5
• Trombositopenia
• Asidosis metabolik
• Instabilitas glukosa
• Peningkatan CRP
• I-FABP plasma: mungkin marker diagnostik NEC awal
• Klaudin, protein tight junction: biomarker potensial untuk IBD pada pasien
dewasa, berpotensi sebagai prediktor NEC awal.
• Tes lain yang banyak diadopsi oleh NICU -> FOBT rutin: Tidak reliabel18
X-ray Abdomen NEC
• X-ray abdomen supine7 merupakan diagnostik utama.
• Suspek NEC klinis, masalah pandangan supine: ditambahkan foto lateral dekubitus kiri5,7
atau pandangan AP5
• Dilatasi usus5,7: asimetris dalam distribusi. Kehilangan bentuk normal gas poligonal.
Dapat edema dinding usus dengan tanda thumbprinting.
• Pneumatosis intestinalis5,7
• Udara vena porta5,7 : Biasanya tidak ada, prognosis yang buruk
• Pneumoperitoneum: NEC parah: perforasi dengan gambaran gas bebas, udara pada
kedua sisi usus (Tanda Rigler), udara sepanjang ligamen falsiform (Tanda football). 7
X-ray Abdomen NEC Stadium I (Suspek atau
Awal)
• Gambaran distensi usus
• Gas difus.
X-ray Abdomen NEC Stadium II (NEC
•definitif)
Pneumatosis intestinalis (gas intramural) akibat aktivitas metabolik bakteri di dinding usus.
• Temuan gas difus/terlokalisasi.
• Gas submukosal: bubbly atau kistik, Subserosa: linear atau kurvilinear.
• Tanda lain: gas vena porta (menandakan nekrosis usus dan keluarnya gas ke sistem vena porta.) 17
X-ray Abdomen NEC Stadium III (NEC
lanjut)
• Tidak ada tanda radiografik yang sepenuhnya sensitif atau spesifik untuk mengidentifikasi perforasi.
• Terdapat tanda loop persisten (dilatasi usus tidak berubah selama 24-36 jam)
• Indikasi pembedahan yang universal adalah pneumoperitoneum.
• Pneumoperitoneum masif mudah dideteksi.17
USG Abdomen NEC
• Penebalan dinding usus
• Gas intramular yang bermanifestasi sebagai foki hiperekoik di antara dinding usus
• USG memiliki keuntungan dibandingkan X-ray konvensional: gambaran pada real time dari
struktur abdomen, deteksi keberadaan cairan di rongga peritoneal bahkan dalam jumlah
sedikit, deteksi ketebalan dinding usus secara akurat, engevaluasi perfusi dinding usus. 16
• Foto polos abdomen tetap modalitas radiologi utama dan paling banyak digunakan. 16
USG Abdomen NEC Stadium
Awal
• Penebalan dinding usus (ketebalan dinding > 2.6 mm)
• Gambaran perfusi dinding usus (peningkatan vaskularisasi dinding usus dan jaringan periviseral mesenterial),