DISENTERY
SESI 1
2. Hypothesis
Intestinal Infection
Infant Colitis
Intus suception
Malrotation dan Volvulus
Inflammatory Bowel Syndrome (IBD)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : ictus cordis normal, intercostal pulsation (-), epigastrial pulsation (-)
Palpasi : ictus cordis tidak melebar, parasternal pulsation (-), epigastrial pulsation (-),
sternal lift (-), thrill (-)
Perkusi : WNL
Auskultasi :cor pulsation 90/menit, regular, gallop (-), murmur (-)
Paru
Inspeksi : Simetris, static, dynamic
Palpasi : stem fremitus right –left
Perkusi :sonor
Auskultasi :vesikuler, wheezing (-), rales (-), prolonged eksperium (-)
Abdomen
Inspeksi : distended (+)
Auskultasi :Gerakan usus besar meningkat
Perkusi :Meteorismus (+)
Palpasi :distended (+), turgor elasticity (turun)
Colon memiliki 4 bagian – ascending, transversus, descending, dan sigmoid – yang bersambung satu
dengan yang lain membentuk suatu lengkungan. Colon mengelilingi usus halus, colon ascending
bersasndar di sebelah kanan dari usus halus, colon transversus di superior dan anterior dari usus
halus, colon descendens di sebelah kiri usus halus, dan colon sigmoid di inferiornya.
A. Colon Ascendens
Suplai arteri yang menuju colon ascendens dan flexura coli dextra berasal dari cabang arteri
mesentrica superior, arteri ileocolic, dan arteri colica dextra. Arteri arteri ini beranastomosis satu
Kolon merupakan salah satu bagian dari usus besar. Fungsi utama usus besar (intestinum
crassum) adalah penyerapan air dan garam dari feses dan propulsi (gerakan mendorong) dari
feses solid, yang jumlahnya semakin banyak, menuju rectum saat akan defekasi. Oleh karena
itu, ciri histologist kolon:
Dinding muscular nya tebal dan memiliki aktivitas peristaltic yang kuat
Muskularis propia mengandung lapisan dalam sirkular dan lapisan luar longitudinal, tapi
kecuali di rectum, lapisan longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang terpisah,
disebut taenia coli.
A. pergerakan colon
Pergerakan segmentasi yang terjadi di usus kecil, juga terjadi sama pada kontriksi sirkular yang
terjadi di usus besar. Setiap kontriksi ini, terjadi kontraksi otot sirkular kira-kira 2.5 cm, dan
terkadang kontriksi lumen colon ini hampir mengalami oklusi.
Pada saat yang sama, otot longitudinal colon, yang di mana agreagasi menjadi 3 garis
longitudinal disebut taenia coli , mengalami kontraksi. Kombinasi pergerakan otot sirkular dan
longitudinal menyebabkan bagian usus besar yang tidak terstimulasi membentuk sebuah
kantongan yang disebut haustra.
Kebanyakan pergerakan propulsi dari cecum dan colon ascending terjadi karena adanya kontraksi
haustral yang pelan tapi persistent, sehingga membutuhkan waktu 8-15 jam untuk mendorong
chymus dari valvula ileocecal menuju colon, sementara chymus menjadi fecal semisolid.
Dari cecum ke sigmoid, pergerakan massa dapat terjadi beberapa menit pada 1 kali pergerakan,
megambil alih peranan propulsive. Pergerakan ini biasanya terjadi hanya 1-3 kali perhari, dan
pada orang-orang terjadi 15 menit , 1 jam setelah makan pagi.
Pergerakan massa merupakan tipe modifikasi peristaltis yang memiliki ciri-ciri :
o Pertama, konstriktif ring terjadi sebagai respon adanya distensi/iritasi pada colon,
biasanya pada colon transversum.
o Lalu, secara cepat 20cm atau lebih colon distal dari kontriksi ring kehilangan haustranya
dan berkontraksi sebagai 1 unit, mengakibatkan materi fecal pada segment ini berjalan
turun ke colon.
Kontraksi terjadi secara progresif dengan dorongan yang lebih selama 30 detik , dan relaksasi
terjadi selama 2-3 menit berikutnya. Terjadi pergerakan massa baru tetapi lebih jauh.
Rangkaian pergerakan masa biasanya terjadi sealama 10-30 menit. Lalu mereka menghilang, dan
kembali bergerak setengah hari kemudian. Ketika ada dorongan masa feses ke rectum, terjadi
rasa ingin defekasi.
Adanya pergerakan massa setelah makan difasilitasi oleh reflex gastrocolic dan duodenoclic.
Reflex ini terjadi jarena adanya distensi gaster dan duodenum. Apabila nervus autonomic
extrinsic colon di ambil, pergerakan ini tidak terjadi. Maka dari itu reflex ini di transmisi oleh
system nervus autonomic.
Iritasi colon dapat mengawali adanya pergerakan massa yang kuat. Apabila seseorang memiliki
ulserasi pada mukosa colon/ulcerative colitis, seringnya terjadi pergerakan massa hampir seluruh
waktu.
SISTEM GIT
DISENTERY
SESI 2
Hasil pemeriksaan darah tepi: Hb 13,5 mg/dL, WBC 18.600/mm3, platelets 230.000/mm3
3. Definisi disentri
Disentri adalah inflamasi pada usus, terutama di colon, yang dapat menjadi diare parah
dengan mucus atau darah pada feses. Disentri didefinisikan sebagai diare, dimana
terdapat darah, pus, dan mucus, disertaai dengan nyeri perut
Kista membelah menjadi 4 awalnya, lalu menjadi 8 anak ambu setelah periode inkubasi 1-4
minggu, di mana mungkinnya dapat terjadi hari hingga 1 tahun. Pertumbuhan ini dan
maturasinya menjadi amoebae dewasa terja didalam waktu 7-10 hari dan menetap sebagai
benda asing di usus besar, terutama pada cecum dan sigmoid, mendapat nutrisi intralumen
selular debris dan bakteri. Infeksi biasanya asymptomatic. Pada kondisi yang tidak dapat ditolerir
dan dimana feses cair menjadi padat pada perjalanannya dalam kolon, bentuk vegetatifnya
menjadi kista dan tinggal di dalam feses. Kebanyakan individu asymptomatis kista pecah.
Tapi, bergantung pada profil genetic dan enzimatik imun dan juga kemampuan parasite untuk
menghasilkan enzim protelitik, sehingga dapat menjadi resistant terhadap lisis yang dimediasi
Dysentri merupakan hasil dari infestasi virus, bakteri, atau parasite. Pathogen ini secara tipikal
mencapai usus besar setelah masuk secara oral ,melalui makan makanan yang terkontaminasi
atau air , kontak oral dengan objek / tangan terkontaminasi dan seterusnya.
Tiap pathogen spesifik memiliki mekanisme / patgoenesisnya sendiri, tetapi secara umum,
hasilnya adalah kerusakan lapisan intestine, mengakibatkan respon imun inflamasi. Hal ini dapat
mengakibatkan kenaikan suhu, nyeri sapsme otot intestine (cramp), pembengkakan karena
kebocoran air dari kapiler intestine (at mengakibatkan kenaikan suhu, nyeri sapsme otot intestine
(cramp), pembengkakan karena kebocoran air dari kapiler intestine (edema) ,dan kerusakan
jaringan oleh karena sel imun tubuh dan kimiawi disebut sitokin, yang dilepas untuk melawan
infeksi. Hasilnya dapat mengganggu absorbs nutrisi, kelebihan air, dan kehilangan mineral melalui
feses karena control mekanisme pemecahan di jaringan intestine yang normalnnya mengabsorbsi
air dari feses, dan beberapa kasus parah, masuknya organisme pathogenic kepembuluh darah.
Kerusakan selular yang parah atau kematian sel mengakibatkan pendarahan. Bakteria dapat
melalukan hal ini dengan invasi kemukosa intestine atau dengan sekresi toksin yang dapat
menyebabkan kematian sel. Infeksi bakteri yang mengakibatkan diare darah sama diklasifikasikan
sama sebagai invasive/toxogenic. Spesies invasive menyebabkan kerusakan secara langsung
dengan invasi kemukosa. Spesies toxogenic tidak menginvasi, tapi menyebabkan kerusakan
selular dengan mensekresi toxin ,menyebabkan diare berdarah. Hal ini juga menyebabkan diare
berair, yang biasanya tidak disebabkan oleh kerusakan selular, tapi karena fungsinya sebagai sel
hidup terganggu.
Beberapa mikoorganisme – contohnya, bakteri genus shigella– mensekresi substansi yang dikenal
sebagai cytotoxin, yang membunuh dan kerusakan jaringan intestine. Shigella dapat
menyebabkan perdarahan karena invasi daripada toksinnya, karena bahkan strain non-toxogenic
SISTEM GIT
DISENTERY
SESI 3
Selama perawatan, kondisi pasien menjadi lebih baik dan pasien pulang setelah 7 hari
diobati di puskesmas perawatan. Dokter memberikan edukasi kepada ibu pasien tentang
pencegahan transmisi dan kambuhnya penyakit.