Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tiara Nur Aulia

NIM : 04011381924210

Kelas : Alpha 2019

Learning Issues

a. Regio Abdomen

Divisi topografis abdomen digunakan untuk menggambarkan lokasi organ-organ


abdomen dan rasa nyeri yang terkait dengan keluhan di abdomen. Dua skema yang paling
sering digunakan adalah:

1. Pola 4 Kuadran

Suatu bidang horizontalis transumbilicalis melewati umbilicus dan discus


intervertebralis di antara vertebrae LIII dan LIV dan memotong bidang verticalis
median, membagi abdomen menjadi 4 kuadran: kuadran kanan atas, kiri atas, kanan
bawah, dan kiri bawah.

Organ yang terdapat pada masing-masing kuadran:


1)  Kuadran kanan atas: Hepar dan kantong empedu

2)  Kuadran kiri atas: Gaster dan lien

3)  Kuadran kanan bawah: Caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, usus


kecil

4)  Kuadran kiri bawah: Colon descendens, colon sigmoid, dan usus kecil

2. Pola 9 Regio

Untuk membantu menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling sering


dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan horizontal dan
dua bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi dinding anterior
abdomen menjadi sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan
horizontal melalui setinggi tulang rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian
atas crista iliaca dan dua bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari
tulang rawan iga kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum inguinale. Regio
abdomen tersebut adalah:

1. Hypocondrium dextra meliputi organ : lobus kanan hati, kantung empedu,


sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan
kelenjar suprarenal kanan.
2. Epigastrium meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan
sebagian dari hepar.

3. Hypocondrium sinistra meliputi organ: gaster, limpa, bagian kaudal


pankreas, fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar
suprarenal kiri.

4. Lumbalis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum dan jejenum.

5. Umbilical meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah


duodenum, jejenum dan ileum.

6. Lumbalis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.

7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan
ureter kanan.

8. Hipogastrium meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada


kehamilan).

9. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium
kiri.

Dengan mengetahui proyeksi organ intra-abdomen tersebut, dapat memprediksi


organ mana yang kemungkinan mengalami cedera jika dalam pemeriksaan fisik
ditemukan kelainan pada daerah atau regio tersebut

b. Anatomi dan Fisiologi Sistem Digestivus

Intestinum crassum

Intestinum crassum terbentang dari ujung distal ileum hingga anus, panjangnya
sekitar 1.5 meter pada orang dewasa. Intestinum crassum mengabsorbsi cairan garam-
garam dari isi lumen intestinum, dengan demikian membentuk feces, yang terdiri dari
caecum, appendix vermiformis, colon, rectum, dan canalis analis.

1) Caecum dan Appendix vermiformis

Caecum

Caecum merupakan bagian pertama dari intestinum crissum. Caecum berlanjut


sebagai colon ascendens pada tempat pertemuannya dengan ileum dan biasanya
berkontak dengan dinding anterior abdomen.

Appendix vermiformis

Apendiks vermiformis atau yang sering disebut sebagai apendiks saja, pada
manusia merupakan struktur tubular yang rudimenter. Apendiks berkembang dari
posteromedial sekum dengan panjang bervariasi dengan rata-rata antara 6-10 cm dan
diameter sekitar 0,5-0,8 cm. Posisi apendiks dalam rongga abdomen juga bervariasi,
tersering berada posterior dari sekum atau kolon asendens. Hampir seluruh permukaan
apendiks dikelilingi oleh peritoneum, dan mesoapendiks (mesenter dari apendiks) yang
merupakan lipatan peritoneum berjalan kontinyu disepanjang apendiks dan berakhir di
ujung ujung dari apendiks dimana tidak terdapat mesoapendiks. Arteri apendikular,
derivat cabang inferior dari arteri iliocoli yang merupakan cabang trunkus mesenterik
superior. Selain arteri apendikular yang memperdarahi hampir seluruh apendiks, juga
terdapat kontribusi dari arteri asesorius. Untuk aliran balik, vena apendiseal cabang dari
vena ileocoli berjalan ke vena mesenterik superior dan kemudian masuk ke sirkulasi
portal. Drainase limfatik berjalan ke nodus limfe regional seperti nodus limfatik ileocoli.
Persarafan apendiks merupakan cabang merah kecoklatan hingga kelabu. Permukaan
dalam atau mukosa secara umum sama seperti mukosa kolon, berwarna kuning muda
dengan gambaran nodular, dan komponen limfoid yang prominen. Komponen folikel
limfoid ini mengakibatkan lumen dari apendiks seringkali berbentuk irregular (stelata)
pada apendiks.
Vaskularisasi dari apendiks berjalan sepanjang mesoapendiks kecuali di dari nervus
vagus dan pleksus mesenterik superior (simpatis).Secara umum, permukaan eksternal
apendiks tampak halus dan berwarna potongan melintang dengan diameter 1-3 cm.
Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak appendiks.

Proyeksi permukaan basis appendix vermiformis terletak pada pertemuan antara 1/3
lateral dan 1/3 tengah garis dari SIAS sampai umbilicus (titik McBurney). Pasien dengan
masalah appendix vermiformis dapat menjelaskan adanya rasa nyeri pada daerah dekat
lokasi ini.

Innervasi Appendix

Persarafan apendiks berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis


dari plexus mesenterica superior. Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus
vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteri apendikularis Persarafan
simpatis berasal dari medula spinalis torakal bagian kaudal. Serabut saraf aferen dari
apendiks vermiformis mengiringi saraf simpatis ke segmen medula spinalis thorakal 10.
Oleh karena itu, nyeri visceral pada appendicitis bermula di sekitar umbilicus.

2) Colon
Colon terbentang di superior caecum dan terdiri dari colon ascendens, colon
transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum. Segmen ascendens dan segmen
descendens colon terletak retroperitoneale (sekunder) dan segmen transversum dan
segmen sigmoideumnya terletak intraperitoneale.

3) Rectum dan Canalis analis


Bagian setelah colon sigmoideum adalah rectum. Biasanya pertemuan
rectosigmoideum berada pada level vertebra SIII atau pada ujung mesocolon
sigmoideum, karena rectum adalah struktur retroperitoneale. Canalis analis merupakan
kelanjutan dari intestinum crassum di inferior rectum.

Fisiologi Appendix

Apendiks merupakan suatu jaringan limfoid. Jaringan limfoid adalah jaringan


yang memproduksi, menyimpan atau memproses limfosit. Apendiks menghasilkan lendir
1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
mengalir ke caecum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada
pathogenesis appendicitis. Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut
associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks,
ialah IgA. Immunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun
demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah
jaringan limfoid disini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna
dan di seluruh tubuh.
Daftar Pustaka

Richard L Drake, Wayne Vogl, Adam W M Mitchell. 2014. Gray’s Anatomy: Anatomy of

the Human Body. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai