PENDAHULUAN
1.1 Review Case
Mr. H 50 y.o
CC:
Pendarahan yg menetes dari anus sejak 2 hari yg lalu terutama setelah defekasi
PH:
2 tahun yg lalu mengalami pendarahan anus yg serupa sebanyak 4x disertai adanya
massa yg keluar dari anus dan dapat dimasukan kembali menggunakan jari
3 bulan lalu mulai sulit defekasi
2 bulan lalu ada BB dan ada benjolan di perut yg tidak sakit
Diare (-), abdominal pain (-), nausea vomit (-), kesulitan urinasi (-)
PE:
Tanda Vital normal
Konjungtiva anemis
Pemeriksaan Abdomen:
Distensi abdomen (-)
Tenderness, rebound tenderness, muscle rigidity (-)
Masa di bagian abdomen kiri bawah terpalpasi 5-6 cm, terasa padat, keras, bentuknya
reguler dan diam/tidak mobile
Pembesaran lymph node (-)
Inspeksi anus
Terdapat masa yg keluar dari anus
DRE
Terdapat penggumpalan darah di gloves
Protoscopy
Terdapat massa/hemoroid pada arah jam 3,7 dan 11
Penunjang:
Lab finding
Hb
CEA
Pemeriksaan feses : blood streaked feses (+), odor (+)
1
USG Abdomen : massa pada abdomen di kuadran kiri bawah
Barium Enema : penyempitan di hubungan antara descending colon dan sigmoid colon
dengan gambaran lesi seperti apple core
Colonoscopy : suspek massa tumor di area sekitar 60cm dari anus, endoskopi dapat
melewati massa. Biopsy : adenocarcinoma sigmoid colon
Operative finding :
massa tumor yg konstriksi di colon sigmoid dengan ukuran 5x5x5 cm
mesocolic lymph node membesar sampai ke central nodes
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Usus Besar
Merupakan tempat dimana air di absorbsikan dari sisa yang tidak dapat di cerna dan
diubah jadi semisolid stool/feces yang di simpan sementara dan diakumulasikan
sampai terjadinya defekasi
Perbedaan dengan small intestine :
– Omental appendices : kecil, berlemak, omentum-like-projection
– Teniae coli (longitudinal muscle) : 3 perbedaan ikatan panjang (longitudinal
bands)
– mesocolic tenia : tempat melekatnya transverse dan sigmoid
– omental tenia : melekatnya omental appendice
– free tenia : melekatnya mesocolon maupun omental appendices
– Haustra : merupakan dinding colon yang longgar antara tenia
– Diameternya lebih besar
3
CAECUM
Cecum adalah bagian pertama dari usus besar
Cecum adalah blind intestinal pouch, dengan panjang dan lebar kira-kira 7,5 cm
Terletak pada kuadran kanan bawah perut, didalam fossa iliaca, inferior dari iliococal
sphincter (persimpangan ileum terminal dan sekum) (Gambar 2.53 dan 2.53)
Hampir seluruhnya dilapisi oleh peritoneum.
Namun, sekum tidak memiliki mesenterium.
Ileum memasuki sekum secara miring dan sebagian invaginasi ke dalamnya. Dalam
dissection, ileal orifice memasuki sekum antara ileocolic lips (superior dan inferior),
folds that meet laterally forming ridges disebut frenula of the ileal orifice (Gambar
2.53A).
– Vaskularisasi :
• Abdominal aorta à superior mesenteric artery à ileocolic artery à sekum
• Sekum à ileocolic vein à superior mesenteric vein à hepatic porta vein à
IVC
4
– Limfatik :
• Sekum à meso-appendix dan ileocolic lymph nodes (yang terletak di tepi
arteri ileocolic)
– Innervasi :
• Superior mesenteric plexus à simpatis & parasimpatis
• Simpatis : berasal dari lower thoracic part spinal cord
• Parasimpatis : berasal dari vagus nerve
APPENDIX
5
Merupakan divertikulum (tonjolan kantung kecil) yang mengandung massa jaringan
limfoid. Muncul dari aspek posteromedial caecum dan inferior dari ileocecal junction.
Terdapat mesoappendix (jaringan ikat pelapis appendix yang berasal dari posterior
mesentery of terminal ileum) yang melekat pada caecum dan bagian proximal appendix.
- Vaskularisasi
- Arteri : oleh ileocolic artery dan cabangnya yaitu arteri appendicular
- Vena : ileocolic vein
- Drainase limfatik : ke illeocolic lymph node yang berada disepanjang arteri ileocolic
- Innervasi : dari mesenteric plexus superior yg dibentuk oleh komponen saraf simpatis
dan parasimpatis (vagus nerve)
6
Posisi appendix
7
COLON
Merupakan sambungan dari caecum yang berbentuk tabung yang panjang
Terdapat 4 bagian. Setiap bagian dari kolon saling menyokong satu sama lain dalam
lengkungan (Gambar 2.43C dan 2.52). colon mengelilingi usus kecil :
– colon ascending berada di kanan usus halus
– colon transversal superior atau anterior dari usus halus
– colon descending di kiri usus halus
– colon sigmoid dibawah usus halus
COLON ASCENDENS
Merupakan bagian kedua dari usus besar
Ascending colon berada di sebelah kanan abdominal cavity (dari cecum sampai
setinggi lobus kanan liver)
Membelok ke kiri pada right colic flexure (heparatic flexure). flexure ini terletak pada
rusuk ke-9 dan ke-10 dan (overlapped) dengan bagian inferior dari liver
Lebih sempit dari sekum
Terletak retroperitoneal sepanjang sisi kanan dinding abdomen bagian posterior.
Dilapisi peritoneum pada bagian anterior dan sisi-sisinya
8
Colon asendens dipisahkan dari dinding abdomen anterolateral oleh the greater
omentum
Right paracolic gutter, terletak di antara aspek lateral ascending colon dan dinding
abdomen yang berdekatan.
Vaskularisasi :
– Arteri : Abdominal aorta à SMA à right colic artery & ileocolic à
beranastomosis dengan branch of the middle colic artery à terus ke left colic
& sigmoid artery à marginal artery
– Vena : ileocolic & right colic vein à superior mesenteric vein
Limfatik :
– Epicolic & paracolic lymph node à ileocolic & intermediate right colic
lymph node à superior mesenteric lymph node
Innervasi :
– Berasal dari superior mesenteric plexus (Gambar 2.56C).
9
COLON - TRANSVERSE
Merupakan bagian ketiga dari large intestine, memiliki pergerakan yang paling
banyak di usus besar & paling panjang
Memanjang dari right colic flexure sampai left colic flexure, terletak di inferior dari
spleen, dan membelok ke bawah menjadi descending colon
Mesocolon transversum adalah mesenterium colon transversum yang mobile, inferior
the level of iliac crests terletak sepanjang posterior pancreas dan sinambung dengan
peritoneum parietal di posterior
Karena mobile letak transversal colon dapat berubah-ubah, biasanya tergantung pada
tingkat umbilicus (L3), Namun, pada orang kurus dan tinggi, kolon transversal dapat
meluas sampai ke pelvis
Vaskularisasi :
Arteri : Abdominal aorta à SMA à middle colic artery atau dari right & left colic
artery via anastomosis dari marginal artery
Vena : Middle colic artery à superior mesenteric vein
Limfatik :
Middle colic lymph nodes à superior mesenteric lymph node
10
Innervasi :
Superior mesenteric plexus à via peri arterial plexuses à simpatis & parasimpatis &
visceral afferent nerve fibers
COLON – DESCENDING
Descends/ retroperitoneal dari left colic flexure sampai ke bagian left illiac fossa
(tulang pelvic) dan akan beralih menjadi colon sigmoid
Dilapisi oleh peritoneal pada bagian anterior dan lateralnya, dan menempel pada
dinding abdomen bagian posterior
Pada lintasannya ke posterior descending colon melewati batas lateral ginjal kiri
Seperti kolon asendens, kolon desendens memiliki paracolic gutter pada aspek
lateralnya .
COLON – SIGMOID
ambungan dari descending colon yang berbentuk s (sigmoid) ke bagian midline dan
berujung di rectum sekitar sacral vertebrae ke 3.
Kolon sigmoid meluas dari fosa iliaka ke vertebra sakral ketiga (S3), dimana ia
bergabung dengan rektum.
Berhentinya teniae coli, kira-kira 15 cm dari anus, yang merupakan rectrosigmoid
junction
Colon sigmoid biasanya memiliki mesenterium yang panjang yang dikenal sebagai
sigmoid mesencolon, yang membuat colon mobile
Root sigmoid mesencolon berbentuk V yang disebelah kranial melintas sejajar dengan
pembuluh iliaca externa, dan disebelah kaudal melintas dari bifurcation pembuluh
iliaca communis ke permukaan ventral sekum
Dorsal dari puncak V sigmoid mesencolon artinya retroperitoneal terdapat ureter kiri
dan percabangan left common iliac artery
Apendiks omental kolon sigmoid panjang; Mereka menghilang saat mesenterium
sigmoid berakhir. Koloni teniae juga hilang saat otot longitudinal di dinding kolon
melebar dan membentuk lapisan di rektum.
Vaskularisasi :
– Arteri : aorta à Inferior mesenteric artery à left colic & sigmoid arteries
– Vena : Inferior mesenteric vein à splenic vein à hepatic portal vein à liver
11
Limfatik :
Epicolic & paracolic lymph nodes à intermediate colic lymph nodes à inferior
mesenteric lymph nodes
Innervasi :
Simpatis : lumbar part symphatetic trunk, superior mesenteric plexus, dan periarterial
plexus
Parasimpatis : Pelvic splanchic nerve (via inferior hypogastric plexus and nerve)
12
Tiga flexura lateralis recti:
• Superior
• Intermedia
• Inferior
Flexura tersebut sehubungan dengan tiga lipatan dalam (plicae transversae recti):
dua disisi kiri dan satu di sisi kanan. Lipatan menutupi bagian menebal pada
lapisan otot sirkular dinding rectal.
Bagian terminal rectum yang berdilatasi secara langsung terletak di superior dan
ditopang oleh diaphragma pelvis (ampulla recti)
Ampulla recti ini menerima dan menahan massa fekal yang menumpuk sampai
dikeluarkan selama defekasi.
• Pada laki laki, peritoneum berefleksi dari rectum ke bagian posterior fornicis vaginae,
tempatnya membentuk dasar excavatio rectouterina
• Pada kedua jenis kelamin, refleksi peritoneum dari sepertiga superior rectum
membentuk fossa pararectalis, yang memungkinkan rectum berdistensi ketika terisi
feses.
• Rectum terletak di posterior melawan tiga vertebra sacralis dan coccyx inferior,
ligamentum anococcygeum, pembuluh darah sacralis mediana, dan ujung
inferior truncus sympathicus dan plexus sacralis.
• Pada laki laki, rectum di anterior berhubungan dengan fundus vesicae, bagian
terminal ureter, ductus deferens, glandula seminalis, dan prostat.
13
• Pada perempuan, rectum di anterior dihubungkan dengan vagina dan dipisahkan dari
pars posterior fornicis vaginae dan cerviks oleh excavatio rectouterina
• Di inferior excavatio tersebut, septum rectovaginle lemah memisahkan separuh
superior dinding posterior vagina dari rectum
14
Vaskularisasi
Suplai arteria rectum
Arteria rectalis superior, lanjutan arteria mesenterica inferior, memperdarahi bagian
proximal rectum
Arteria rectalis versicalis inferior, memperdarahi bagian tengah dan inferior
Arteri rectalis inferior, yang berasal dari arteria pudenda interna, memperdarahi
junctio anorectalis dan canalis analis
Anastomosis diantara arteri arteri tersebut memberikan sirkulasi kolateral potensial
Darah dari rectum bermuara melalui vena rectalis superior, media dan inferior.
Anatomosis terjadi di antara vena porta dan vena sistemik pada dinding canalis analis.
• Plexus venous rectalis submukosa mengelilingi rectum dan berhubungan dengan
plexus venous vesicalis pada laki laki
• Dan plexus venous uterovaginalis pada perempuan
Plexus venous rectalis terdiri dari dua bagian:
1. Plexus venous rectalis interna (tepat disebelah dalam mukosa junctio anorectalis)
2. Plexus venous rectalis externa (subkutan disebelah luar dinding muscular rectum)
Limfatik pada rectum
• Pembuluh limfatik dari separuh superior rectum berjalan ke nodi lymphatici
pararectales (terletak secara langsung pada lapisan otot rectum) kemudian naik ke
15
nodi lymphatici mesenterici inferior, baik melalui nodus – nodus sepanjang pembuluh
darah rectalis superior.
• Pembuluh limfatik dari separuh inferior rectum bermuara secara langsung ke nodi
lymphatici sacrales, atau terutama dari ampulla distal, mengikuti pembuluh darah
rectalis media untuk bermuara ke dalam nodi lymphatici iliaci interni.
Inervasi Rectum
Suplai saraf ke rectum berasal dari sistem simpatis dan parasimpatis
• Suplai simpatis berasal dari medulla spinalis lumbalis, dibawa melalui N.
Spalanchnicus lumbalis dan plexus hypogastricus/ pelvicus dan melalui plexus
parietalis pada ateria rectalis superior dan arteria mesenterica inferior.
• Suplai parasimpatis adalah dari medulla spinalis s2 – s4, yang berjalan melalui
nervus splanchicus pelvicus dan plexus hypogastricus inferior dextra dan sinistra
ke plexus rectalis (pelvicus) .
Karena rectum berada disebelah inferior (distal) garis nyeri pelvis, semua serat aferen
visceral mengikuti serat parasimpatis secara retrogad ke ganglia sensorik spinalis s2-24.
16
Anatomy of Plexus Hemorrhoid
Plexus hemorrhoid/ Rectal venous plexus terdiri dari 2 komponen:
• Internal plexus hemorrhoid
• Eksternal plexus hemorrhoid
17
2.3 Anatomi Kanal Anal
Bagian terminal kolon dengan panjang 2,5 – 3,5 cm. Memanjang mulai dari
diafragma pelvic, sejajar dengan otot puborectalis yg membentuk huruf “U” hingga
ke lubang anal. Anal canal dikelilingi oleh internal dan external anal sphincter
18
Internal anal sphincter
Merupakan penebalan otot sirkular yg mengelilingi 2/3 superior anal canal, sifatnya
involunter
Dalam keadaan biasa, sphincter internal berkontraksi (untuk cegah kebocoran cairan
dan flatus) -> dijaga oleh saraf simpatis dari saraf hypogastric dan rektum superior
Spinchter ini dapat diinhibisi kotraksinya (relaksasi) oleh saraf parasimpatis atas
stimulus intrinsik (peristaltik/distensi rektum karena feses dan gas) dan ekstrinsik
(saraf dari pelvic splanchnic nerve)
19
Internal anal canal
1. Anal columns : Lipatan longitudinal membran mukosa di ½ superior anal
canal. Mengandung cabang terminal arteri dan vena rektum superior
2. Anorectal junction : Taut anal dan rektum. Batas superior anal column
3. Anal valves : Batas inferior anal column
4. Anal sinuses : Cerukan kecil di superior dari valve, untuk pengeluaran
mukus untuk pengeluaran feses
5. Pectinate line : Garis ireguler yg dibentuk oleh batas anal valve yg
membentuk gambaran seperti sisir. Merupakan batas bagian anal canal superior dan
inferior
Vaskularisasi
Arteri
Abdominal aorta
Inferior mesenteric
Common illiac a.
artery
Superior rectal
Internal illiac a.
arteries
20
21
Vena
Anastomosis dengan
Superior part Inferior part bagian inferior dan
superior
22
Drainase Limfatik
• Bagian superior dari garis pectinate -> internal illiac lymph nodes -> common
illiac dan lumbar lymph nodes
• Bagian inferior dari garis pectinate -> superficial inguinal lymph nodes
Inervasi
• Bagian superior diinervasi oleh pleksus hypogastric inferior
Tersusun oleh saraf :
Simpatis (menjaga tonus anal sphincter internal)
Parasimpatis (inhibisi tonus dan á kontraksi saat defekasi)
Visceral afferent fiber
• Bagian inferior diinervasi oleh saraf somatik sensorik dan motorik yg berasal dari
inferior anal (rectal) nerves
Motorik : kontraksi sphincter anal external
Sensorik : sensitif thd entuhan, nyeri, suhu
23
•Sel punca untuk epitel usus besar berada pada sepertiga bawah kelenjar.
•Usus besar disesuaikan dengan fungsi utamanya: absorpsi air, pembentukan massa
tinja, dan produksi mukus yang melumasi permukaan usus.
Lamina propria
Kaya akan sel limfoid dan nodul limfoid yang sering kali menyebar sampai ke
dalam submucosa (Gambar 15-37).
Banyaknya jaringan MALT berkaitan dengan banyaknya bakteri di usus besar.
Muscularis
Terdiri atas berkas berkas longitudinal dan sirkular, tetapi berbeda dari lapisan
muscularis di usus halus dengan serabut lapisan luarnya yang mengelompok dalam
3 pita longitudinal yang disebut taeniae coli (Gambar 15-37).
Serosa
Bagian intraperitoneal kolon dilapisi oleh serosa, yang ditandai dengan tonjolan
kecil yang terdiri atas jaringan adiposa.
24
•Sedikit kelenjar di mukosa
•Tidak memiliki taenia coli
•Lamina propria & submucosa depenuhi dengan folikel limfoid
Mukosa
25
Lamina propria
Muscularis
26
2.6 Histologi Kanal Anal
Mukosa terdapat transisi dari epitel selapis silindris -> epitel berlapis gepeng
kulit. Perubahan dari mukosa rektum ke mukosa anus terjadi ditaut anorektal.
Muskularis mukosa dan kelenjar intestinal saluran pencernaan berakhir di dekat
taut anorektal .
Lamina propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat tidak teratur lamina
propria kanalis analis.
Submukosa rektum menyatu dengan jaringan ikat di lamina propria kanalis
analis, bagian yang mengandung banyak pembuluh darah.
Pleksus hemoroidalis internus vena terletak di mukosa kanalis analis. Pembuluh
darah dari daerah ini berlanjut ke dalam submukosa rektum.
Lapisan otot polos sirkular muskularis eksterna meningkat ketebalannya di
bagian atas kanalis analis dan membentuk sfingter ani internus . Di sebelah
bawah kanalis analis, sfingter ani internus digantikan oleh otot rangka sfingter
ani eksternus . Di sebelah luar sfingter ani eksternus yaitu otot rangka levator ani .
27
2.7 Fisiologi Usus Besar
ABSORPSI ION
Natrium
20-30 gram natrium disekresikan melalui sekresi usus setiap harinya
Manusia memakan natrium sekitar 5-8 gram per harinya
Oleh karena itu untuk mencegah kehilangan natrium, usus halus harus
mengabsorpsi 25-35 natrium perharinya
Natrium di transport aktif melalui membran usus.
Natrium bisa berpindah dari kimus menuju lumen dan menuju sel melalui brush
border karena adanya gradien konsentrasi (kimus: 142 mEq/L. Sel intestine: 50
mEq/L)
Natrium ditranspor dengan karier spesifik: (1) ko-transporter natrium-glukosa. (2)
natrium-asam amino. (3) penukar natrium-hidrogen.
Osmosis air
Transelular
Paraselular
Ion klorida
Absropsi ion klorida melalui difusi dan berlangsung cepat
Klorida diabsorpsi melewati membran brush border pada bagian ileum dan usus
besar oleh membran brush border transporter klorida-bikarbinat, klorida keluar
dari sel pada membran basolateral melalui kanal klorida
28
Bikarbonat
Bila ion natrium diabsorpsi, maka ion hidrogen akan disekresikan dan akan
bergabung dengan bikarbonat (HCO3) menjadi asam karbonat (H2CO3) yang
kemudian berdisosiasi membentuk air dan karbon dioksida. Yang kemudian air
akan tetap dalam kimus sedangkan karbon dioksida akan diabsorpsi ke darah.
Kalsium,bes,magnesium,dan fosfat
Ion kalsium secara aktif diabsorpsi kedala, darah terutama dari duodenum. Dan
absorpsinya dikontrol oleh hormon paratiroid
Ion besi juga secara aktif diabsorpsi diusus halus, absorpsinya diatur oleh
kebutuhan besi oleh tubuh
Begitu juga dengan kalium, magnesium, fosfat dll
Fisiologi Usus
Fisiologi :
Motilitas
Sekresi
Pencernaan
Absorpsi
29
Usus Halus :
Motilitas :
1) Segmentasi
Segmentasi, metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan,
mencampur dan mendorong kimus secara perlahan.
Segmentasi terdiri dari kontraksi otot polos sirkular yang berulang dan
berbentuk cincin di sepanjang usus halus, membagi usus menjadi segmen
Dalam hitungan detik, segmen yang semula berkontraksi melemas dan bagian
yang semula melemas berkontraksi.
30
Propulsi
Atau disebut juga gerakan peristaltik, yang mendorong kimus didalam usus
dengan kecepatan 0,5-2,0 cm/detik lebih cepat diusus bagian proksimal
dibanding bagian terminal.
Usus halus bagian paroksimal mengalami depolarisasi lebih sering shg terjadi
kontraksi 12 kali permenit dibandngkan dengan di daerah paroksimal haya 9
kali permenit.
Fungsi gerakan peristaltik tidak hanya mendorong makanan tapi juga supaya
menyebarkan kimus di sepanjang mukosa usus. Pada waktu mencapai
ileosekal kimus kadang dihambat oleh katup ileosekal beberpa jam sampai
orang tersebut makan makanan yang lain, sehingga kimus di daerah ileosekal
ini akan terdorong ke sekum.
Usus besar
1) Hausstrasi
Melalui cara yang sama dengan gerakan segmentasi pada usus halus
Terjadi kontriksi otot sirkular dan otot longitudinal kolon yang terkumpul
menjadi 3 pita longitudinal yang disebut teania coli.
Kontraksi gabungan ini akan menyebabkan bagian usus besar yang tidak
terangsang menonjol keluar yang memberikan bentuk seperti kantung atau
haustrasi
31
Gerakan haustrasi ini berlangsung lambat terutama dibagian sekum dan colon
asendens, sehingga memungkin kan untuk tempat absorpsi air dan elektrolit
untuk membentuk feses. Hingga hanya terdapat 80-200 ml feses yang
dikeluarkan perharinya.
Waktunya 8-15 jam
2) Gerakan massa
Gerakan massa adalah jenis peristaltik yang dimodifikasi dan ditandai oleh
rangkaian peristiwa sbb:
Timbul sebuah cincin kontriksi sebagai respons dari tempat yang
teregang atau teriritasi di kolon transvers. Kemudian dengan cepat
kolon, sepanjang 20cm atau lebih. Pada bagian distal cincin kontriksi tadi
akan kehilangan haustrasinya dan justru berkontraksi sebgai satu unit,
mendorong maju materi feses pada segmen ini sekaligus untuk menuruni
kolon.
Gerakan ini timbul 3 kali dalam satu hari sehingga bisa menimbulkan
keinginan untuk defekasi.
Sekresi :
Jus usus : dari sel di mukosa, campuran 1,5 liter larutan cair garam dan mucus
Enzim yang dihasilkan usus : Disakaridase & Aminopeptidase
Enzim yang ada di brush border : tambah enterokinase
Enzim yang bekerja di lumen : Lipase, amylase
32
33
Pencernaan & Absorpsi
34
35
36
2.8 Fisiologi Rektum dan plexus hemorrhoid
REKTUM
• Untuk mengeluarkan massa feses yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi
dan melakukan hal tersebut dengan cara yang terkontrol.
• Sel goblet mukosa mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai pelicin untuk
keluarnya massa feses.
PLEXUS HEMORRHOID
• Plexus hemoroid adalah pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa
rektum bagian dostal dan anoderm
• Plexus hemoroid internus mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior
dan vena porta
• Plexus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui
daaerah perineum lipat paha ke vena iliaka
DEFEKASI
Terjadi penyerapan di dalam usus besar namun kadar penyerapanya lebih rendah
dibanding usus halus
○ Usus besar memiliki permukaan absorptif yang lebih sedikit dari usus halus
○ Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O.
○ Na diserap secara aktif
○ Klorida mengikuti gradien listrik secara pasif
○ H2O mengikuti secara osmotik
○ Penyerapan sejumlah elektrolit lain dan vitamin K yang disintesis oleh bakteri
di kolon
○ Melalui absorpsi garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.
○ Dari 500 ml bahan yang masuk ke kolon dari usus halus, kolon akan menyerap
sejumlah 350 ml dan 150 ml sisanya akan menjadi feses.
○ Biasanya bahan feses ini terdiri dari 100gr H2O, dan 50 gr bahan kering lainya,
termasuk selulosa, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam, dan residu
makanan yang tidak diserap bakteri
○ Bakteri hampir mendekati 1/3 berat kering feses
Reflex Defekasi
37
Refleks defekasi, dipicu saat pergerakan massa di kolon mendorong tinja
kedalam rektum, peregangan yang terjadi di rektum merangsang reseptor regang
dinding rektum.
Jika defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang secara perlahan akan
melemas dan keingininan buang air besar mereda hingga pergerakan massa berikutnya
mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum dan
memicu refleks defekasi kembali.
Defeksi dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot
abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan. Sehingga
membantu tinja terdorong
2.9 Ca Colorectal
DEFINISI
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari
kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian kecil terakhir dari
usus besar sebelum anus).
EPIDEMIOLOGI
38
Usia puncak 60-70 th
FAKTOR RISIKO
Usia >50 th
Riwayat keluarga
Merokok
Konsumsi alkohol
ETIOLOGI
39
Faktor lingkungan
Faktor genetik
Perubahan kolonosit normal -> jaringan adenomatosa-> Ca Colon.
Melibatkan mutasi
40
Mutasi gen MMR (mismatch repair)->mendeteksi dan memperbaiki gangguan
replikasi DNA pada sel. Menyebabkan perubahan fenotip
41
42
PATGEN PATFIS
Ca Colon
Narrow stool
Suppressing erythropoietin
production
Anemia
perforation
cachexia ATP ↓
Fatigue, weakness
43
PERJALANAN PENYAKIT DARI ADENOMA SAMPAI ADENOCARCINOMA
MANIFESTASI KLINIS
44
• Invasi : Tenesmus, Hematuria, Infeksi saluran kemih berulang, &
Obstruksi uretra
• Perforasi : akut abdomen
• Ada fistula pada kolon dan lambung atau usus halus
• Asites maligna (invasi ke lap. Serosa & sebaran ke peritoneal)
• Metastasis ke hati : nyeri perut, icterus & hipertensi portal.
DIAGNOSIS
Anamnesis
45
• General appearance
• Vital sign & IIPA
• DRE : Tonus sfingter ani, mukosa, ampula rectum, terabanya tumor &
adanya darah, jarak tumor, lokasi & mobilisasi
Penunjang
Pilihan pemeriksaan :
46
2. Ulcerative colitis
3. Crohn’s disease
4. Radiation proctitis
5. procidentia
TREATMENT
Operative
• Pre-operative :
– Tangani penyakit penyerta
– Antibiotik
– Kontraindikasi : menderita heart disease, ginjal berat, metastasis jauh.
• Teknik operasi:
1. Operasi radikal : mencegah penyebaran, pengangkatan lokasi terjadinya
2. Operasi paliatif : untuk meringankan gejala
Non operative
a. Chemotheraphy
1. yang sering digunakan : 5-fluorouracil (5-FU), leucovorin, oxaliplatin
2. Non-metastasis : bevacizumab, cetuximab, panitumumab
b. Radiotheraphy
untuk terapi pre atau post operasi > mencegah keparahan
Stadium 0
– Eksisi polip total dan batas sekitar harus bebas dari lesi patologis
dysplasia.
– Jika kasus polip tidak dapat di eksisi total dapat dilakukan eksisi
segmental
Stadium I
– Reseksi total polip , kolektomi segmental
Stadium I & II
– Reseksi surgical , kemoterapi adjuvant (stadium II yang khusus)
Stadium III
47
– Reseksi surgical, kemoterapi adjuvant
Stadium IV
– Reseksi surgical, reseksi hepar jika terdapat metastasi , kemoterapi
adjuvant & terapi paliatif
Operasi untuk Ca Rectal
Stadium 0
• Eksisi local, reseksi tumor secara en bloc apabila eksisi transanal tak
dapat dilakukan.
Stadium I
• Reseksi, kemoradiasi adjuvant untuk pasien risiko tinggi yang menolak
reseksi radikal
Stadium II
• Reseksi mesorektal total & kemoradiasi
Stadium III
• Kemoterapi & radiasi pra & pascaoperasi & reseksi radikal
Stadium IV
• Reseksi hepar jika terdapat metastasi, terapi paliatif, reseksi radikal
untuk control nyeri, perdarahan; terapi local (kauter, ablasi laser) untuk
control perdarahan/pencegahan obstruksi, kolostomi
KOMPLIKASI
• Obstruksi usus
• Ca Colon yang berulang
• Kanker yang menyebar ke organ atau jaringan (metastasis) → kematian
• Development of a second primary colorectal cancer
• Shock
PROGNOSIS
48
Umumnya berulang terjadi dalam 4 tahun setelah pembedahan (harapan hidup
5 tahun)
Stadium I : 70 - 95%
Stadium II : 54 - 65%
Stadium IV : 0 - 16%
2.10 Hemorrhoid
HEMORRHOID
Definisi
Epidemiologi
49
Cara BAB yang kurang benar
Sering duduk dalam waktu yang lama
Kurang makanan berserat (buah dan sayur)
Kurang olahraga
Klasifikasi
1. Hemorrhoid external
Lokasi hemorrhoid berada di bawah atau distal dari dentate line dan diselubungi oleh
anoderm. Karena bagian anoderm banyak mengandung innervasi, maka
menyebabkan sakit yang signifikan, bengkak dan rasa tidak nyaman. Hemorrhoid
external muncul dari inferior hemorrhoidal venous plexus.
2. Hemorrhoid internal
Lokasi hemorrhoid berada di atas atau proximal dari dentate line dan diselubungi oleh
mukosa anorectal. Hemorrhoid internal muncul dari superior hemorrhoidal venous
plexus. Hemorrhoid internal terdapat pada 3 posisi primer, yaitu right anterior (jam
11), right posterior (jam 7) dan left lateral (jam 3) yang oleh Miles disebut “Three
Primary Haemorrhoidal Areas”. Biasanya tidak nyeri dan timbul perdarahan merah
terang atau prolaps saat defekasi. Rasa nyeri biasanya berkaitan dengan fisura, abses,
atau thrombosis hemorrhoid external.
50
51
KLASIFIKASI GRADING DARI INTERNAL HEMORRHOID
Grade 1
Perdarahan merahsegar tanpa disertai rassaa nyeri dan rasa gatal. Bilaterjadi
pembesaran hemorrhoid yangtidak prolapse ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat
dengan anoretoskop
Grade 2
Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke dalam
anus secara spontan
Grade 3
Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan
dorongan jari
Grade 4
Prolapse hemoroid yang permanen, rentan dan cenderung untuk mengalami
thrombosis dari infark
Internal External
Klasifikasi
Manifestasi klinis
Internal External
• Tidak nyaman, pruritus ani • Fase akut: nyeri akibat dari thrombosis
52
maka menyebabkan nyeri
Diagnosis
1. Anamnesis
Faktor risiko
Gejala : berdarah saat BAB, gatal di anus, nyeri, tidak nyaman.
2. PE
Pembengkakan vena (massa), skin tag pada perianal.
3. PP
Anoskopi : untuk menilai mukosa rectal, evaluasi tingkat hemoroid, dan
lokasi.
Sigmoidoskopi : untuk membedakan keluhan bukan karena
keganasan/inflamasi. Biasanya digunakan untuk screening ca/polyps.
Management
53
b. Rubber band ligation
Hemoroid plexus diikat dengan menggunakan elastic band
c. Infrared Procoagulation
Hemoroid plexus di coagulation
3. Operative Treatment
a. Close submucosal Hemorrhoidectomy
54
Reseksi jaringan hemoroid, kemudian dilakukan penutupan luka dengan
absorbable suture
b. Open Hemorrhoidectomy
Luka dibiarkan terbuka, heal by secondary intention
c. Staappled
Circular stappled
d. White head
Circumferential excision
Stage 1:
55
- Cortisone suppository
- Slerotherapy
- Memperbaiki anal hygiene
- Megnkonusmsi oralcalcium debosilate untuk menghentikan acute bleeding dan inflamasi
Stage 2:
Stage 3:
Stage 4:
Diagnosis banding
56
NO KEUNTUNGAN KERUGIAN
4 Perdarahan biasanya
(kurang lebih 7 hari
setelah operasi)
5 Kehilangan kontrol
BAB
6 Fistula ani
Komplikasi
- Perdarahan
- Abses
- Fistula perianal
- Inkanserasi
Prognosis
57
Patgen patfis hemorrhoid
Jaringan
Jika kronis atau
penyokong
berulang
melemah
Anal Gangguan
sphincter venous return
hipertrofi hemorrhoid
plexus
Jaringan
prolapse ke anal Kongesti
canal
Dinding vena
Iritasi mudah ruptur Menetap
External Internal
Histamin Produksi
hemorrhoid hemorrhoid
mucus
(dibawah dentate (diatas
Pruritus meningkat
line) dentate line)
anal
Jika terdapat Painless
thrombosis
Significant pain
58
2.11 Interpretasi
I. Perbedaan Massa Inta Abdomen Dengan Ekstra Abdomen
• Perhatikan apakah pasien ada keluhan nyeri atau tidak enak pada daerah
abdomen
• Minta pasien untuk memberitahu apabila ada nyeri pada daerah yang
terpalpasi
• Hindari pasien melihat perutnya sendiri ketika dipalpasi, bila perlu kaki
ditekuk sedikit sejak awal palpasi agar pasien lebih relax
• Palpasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu palpasi superfisial dan palpasi dalam
59
2. Deep Palpation (Palpasi Dalam)
60
2. Massa yang besar (gambaran udara usus eksentrik, kurangnya gas pada
salah satu kuadran)
3. Fibroid (kalsifikasi “popcorn”
• Ultrasonografi: asites, dapat menunjukkan massa kistik
• CT scan: dapat membedakan asal dan jaringan sekitarnya
• Parasentesis: kultur + sensiitivitas (infeksi), sitologi (tumor)
• Biopsi hati: hepatomegali yang tidak terdiagosis
Tanda radiologis yang memiliki penampilan bagian inti dari apel yang
sudah habis termakan. Bila ditunjukkan saat pemeriksaan barium
enema, ini menunjukkan adanya penyempitan fokal pada usus yang
menunjukkan margin yang miring. Penyebab paling umum dari tanda
ini adalah karsinoma annular pada usus besar.
61
2. Bird of Prey Sign
62
Tanda stepladder menunjukkan munculnya loop usus kecil yang
membesar karena terisi oleh cairan dan udara yang tampak saling
menumpuk, biasanya diamati pada radiografi abdomen tegak pada
kondisi obstruksi usus kecil.
Diet tinggi serat adalah memenuhi atau melampaui asupan serat harian yang
disarankan, umumnya senyawa karbohidrat yang berasal dari tumbuhan. Asupan serat
harian yang disarankan adalah 20–35 gram, tapi rata-rata dalam makanan orang
Amerika hanya mengandung 12–18 gram. Pola makan vegetarian umumnya
mengandung serat dua kali lebih banyak dari diet nonvegetarian.
63
pria berusia 51 tahun ke atas: 30 gram
perempuan berusia 9–18 tahun: 26 gram
wanita berusia 19–50 tahun: 25 gram
wanita berusia 51 tahun ke atas: 21 gram
wanita hamil: 28 gram
wanita menyusui: 29 gram
64