Nama : Ny. KS
Tanggal lahir : 15 Oktober 1941 (77 tahun)
No. MR : SHLV 00-86-xx-xx
Agama : Buddha
Alamat : Adi Sucipto Kamp. Sakura Permai Kalimantan
Status : Menikah
ANAMNESIS
Pasien datang dengan rencana operasi pengangkatan tumor, mengeluhkan adanya nyeri kepala
sejak 2 bulan SMRS.
Nyeri dirasakan hilang timbul pada sisi kiri kepala dan belakangan ini terasa semakin sering,
serta tidak memiliki faktor pemicu.
Muntah (-), kejang (-), demam (-), gangguan BAB dan BAK (-), nyeri dada (-), sesak napas (-),
gangguan pendengaran (-), gangguan penglihatan (-), lemah anggota gerak (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), penyakit ginjal (-), asma (-),
keganasan (-).
RIWAYAT PENGOBATAN
Amlodipin 1 x 5 mg
Nepatic 1 x 300 mg
RIWAYAT KEBIASAAN
Merokok (-)
Alkohol (-)
Pola makan normal (2-3 kali sehari)
Tidak mengonsumsi narkoba dalam bentuk apapun
PEMERIKSAAN FISIK
PT
Control 10.90 s 8.9 – 12.1
Patient 9.30 s 9.4 – 11.3
INR 0.85
APTT
Control 31.10 s 26.8 – 36.2
Patient 28.6 s 27.70 – 40.20
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biochemistry
SGOT (AST) 16 U/L 0 – 32
SGPT (ALT) 11 U/L 0 – 33
Ureum 23.0 mg/dL <71.00
Creatinine 0.59 mg/dL 0.5 – 1.1
eGFR 88.4 mL/mnt/1.73m2
Immunology/Serology
HBsAg Reactive Non reactive
Anti HCV Total Non reactive Non reactive
Anti HIV 0.16 (Non reactive) Non reactive (<0.90)
Borderline (>= 0.90 - <1.0)
Reactive (>=1.0)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pasien Ny. KS 77 tahun datang dengan rencana operasi pengangkatan tumor, mengeluhkan
adanya nyeri kepala sejak 2 bulan SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul pada sisi kiri kepala
dan belakangan ini terasa semakin sering.
Pasien memiliki riwayat Hepatitis B (on treatment) selama 1 tahun dan hipertensi.
Pemeriksaan fisik dan penunjang dalam batas normal, namun pada MRI didapatkan
meningioma fossa posterior.
DIAGNOSIS
- Nepatic 1 x 300 mg
PEMERIKSAAN JALAN NAPAS
Obstruksi : Tidak Ada
Thoraks/Abdomen : Dalam Batas Normal
Wajah : Dalam Batas Normal
Buka mulut (jarak 3 jari) : Ya
Jarak thyromental (3 jari) : Ya
Skor Mallampati : II
Pasien dapat menggerakan rahang ke depan : Ya
Pasien dapat fleksi dan ekstensi kepala dan leher : Ya
Pasien menggunakan penyangga leher : Tidak
Jalan napas sulit : Tidak
SKOR MALLAMPATI
PEMERIKSAAN SISTEM
Pernapasan : dalam batas normal
Kardiovaskular : hipertensi Merokok : tidak
Renal/endokrin : dalam batas normal Alkohol : tidak
Hepato/GI : Hepatitis B
Neuro/MSK : nyeri kepala
Lain-lain : dalam batas normal
DAFTAR MASALAH
Hipertensi
Hepatitis B
KLASIFIKASI STATUS FISIK
ASA 3
II. PLAN OF CARE SEDASI/ANESTESI
PUKUL 07.20
Pasien sudah diidentifikasi
Informed consent sudah ditandatangani
Rekam medis sudah dibaca ulang
Puasa 6 jam
Kondisi pasien tenang dan sadar
TD: 130/70 mmHg N: 90 x/menit RR: 16 x/menit SpO2: 99% Alergi: (-)
B. EVALUASI KESELAMATAN PASIEN
Anestesi umum ialah suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya persepsi terhadap semua sensasi
akibat induksi obat.
Monitoring : pemasangan tensi, pulse oxymeter, ECG, cairan, kateter, dan arterial blood gas
(untuk meregulasi PaCo2).
Untuk denitrogenasi dan merupakan cadangan paru setelah pemberian muscle relaxant.
STEPS OF GENERAL ANESTHESIA
Induction : tahap administrasi dari analgesic sampai dengan surgical anesthesia. Pada tahap
ini eyelid reflex (-)
Midazolam 2 mg : golongan benzodiazepine, anxiolytic dan sedative
Fentanyl 100 mcg : golongan opioid yang bersifat analgetik, mengurangi ansietas, sedasi,
dan menurunkan transit di GIT
Propofol 120 mg : berikatan dengan GABA reseptor. Efeknya sedasi dan induksi, dapat
menurunkan tekanan intracranial.
Vecuronium 8 mg : competitive antagonist terhadap ACH reseptor terutama di NMJ,
mencegah depolarisasi dari ACH menyebabkan paralisis flaccid.
Ephedrine 10 mg : stimulasi alpha dan beta adrenergic reseptor.
STEPS OF GENERAL ANESTHESIA
Intubation
S TAT I C S
S – SCOPE (stethoscope, laryngoscope)
T – TUBES (endotracheal tube, laryngeal mask airway)
A – AIRWAY (oropharyngeal airway/goedel and nasopharyngeal airway)
T – TAPE (ETT fixation)
I – INTRODUCER (mandrene, stylet)
C – CONNECTOR AND MAGILL FORCEPS
S - SUCTION
STEPS OF GENERAL ANESTHESIA
Maintenance : untuk mempertahankan stadium anesthesia, umumnya menggunakan agen inhalasi yang
dapat dengan/tidak dikombinasi dengan Nitrous Oxide.
Obat- obat yang sering digunakan: nitrous oxide, halothane, enflurane, isoflurane, desflurane,
sevoflurane
Sevoflurane merupakan pilihan terbaik untuk preservasi autoregulasi dari cerebral blood flow dan
mempunyai efek vasodilatasi yang terbatas. Merupakan pilihan obat inhalasi yang cocok untuk
pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial
STEPS OF GENERAL ANESTHESIA
Maintanance of Anesthesia
• Anestesi dapat dipertahankan dengan anestesi inhalasi, TIVA, atau kombinasi antara opioid dan IV hipnotik
(umumnya Propofol) dan anestesi inhalasi dosis rendah.
• Pemberian muscle relaxant direkomendasikan untuk mencegah adanya straining, buckling, or movement.
• Hiperventilasi harus dilanjutkan untuk menjaga PaCO 2 30-35 mmHg, penurunan PaCO2 yang berlebihan. Penurunan
PaCO2 yang terlalu rendah dapat menyebabkan iskemik cerebral dan disosiasi oksigen dari hemoglobin.
• PEEP harus dihindari karena dapat meningkatkan tekanan vena sentral dan dapat menyebabkan lung injury.
• Penggantian cairan IV harus dibatasi menggunakan cairan bebas gula karena hiperglikemia dapat menyebabkan
kerusakan otak iskemik.
STEPS OF GENERAL ANESTHESIA
Ekstubasi
Recovery : pemberhentian dari
Kriteria ekstubasi :
anesthesia dan pemulihan kesadaran
1. Pasien dapat bernapas sendiri
pasien. 2. Dapat mengikuti perintah
3. Refleks pernapasan sudah kembali
4. RR >8 dan <30x/ menit
5. Volume tidal > 5 cc/kgBB
6. PaCO2 > 65-70 mmHg in FiO2 <40%
7. PaCO2 < 50 mmHgg
8. Hemodinamik stabil
FLUID THERAPY
Normal maintenance requirements
BB 45 kg
Maintenance fluid = (4x10) + (2x10) + (1x25) = 85 mL/jam
Pre-operative fluid losses
Preexisting deficits = maintenance rate x fasting time
85 mL/jam x 6 jam = 510 mL
Intraoperative fluid replacement
Redistribution & evaporative losses = 2-4 mL/kg
(2 – 4) mL/kg x 45 kg = 90 – 180 mL
Kehilangan darah idealnya diberikan kristaloid 3 mL tiap mL darah yang ilang atau koloid 1 mL tiap
mL darah yang hilang.
CEREBRAL METABOLISM
Otak mengonsumsi 20% dari kebutuhan oksigen seluruh tubuh.
60% konsumsi oksigen digunakan untuk generasi ATP untuk mendukung aktivitas elektrik neuron.
Jika aliran darah terganggu dan tidak diperbaiki dalam 3-8 menit, dapat terjadi deplesi ATP yang
menyebabkan kerusakan sel yang irreversible.
Hiperglikemia dapat memperburuk hipoksia otak global dan fokal dengan mempercepat cerebral
acidosis dan kerusakan sel.
REGULATION OF CEREBRAL BLOOD
FLOW
Cerebral Perfusion Pressure (CPP) = MAP – ICP (normal = 80-100 mmHg)
Otak juga memiliki autoregulasi yang dapat mentoleransi perubahan tekanan darah.
Tekanan >150-160 mmHg dapat memecah blood brain barrier dan menyebabkan perdarahan
dan edema otak.
BLOOD-BRAIN BARRIER
Sawar darah otak adalah membran pemisahan sirkulasi dari cairan ekstraseluler otak
Pergerakan substansi melalui sawar darah otak dipengaruhi oleh ukuran, solubilitas terhadap
lipid, dan derajat dari protein binding di darah.
CO2, oksigen, dan molekul yang memiliki solubilitas terhadap lipid (umumnya obat anestesi)
Ions, protein, dan substansi dengan ukuran besar sulit menembus sawar darah otak.
CEREBROSPINAL FLUID
CSF ditemukan di ventrikel otak dan cisterna dan di rongga subarachnoid di
sekitar otak dan medulla spinalis. Fungsi utamanya yaitu untuk melindungi
sistem saraf pusat dari trauma.
Pada orang dewasa, produksi CSF = 500 mL/hari, tetapi volume total CSF
hanya sekitar 150 mL.
Kranial merupakan struktur dengan total volume tetap yang terdiri dari otak (80%),
darah (12%), dan CSF (8%).