Sistem Gastrointestinal
Teguh Tri Sutarno P., dr., M.M.RS.
Kesehatan Masyarakat
STIKes Mahardika
Pengelompokan
Berdasarkan Morfologi
Esofagus, lambung, usus halus (duodenum, jejenum & ileum),
usus besar (colon), hepar, vesica fellea, pancreas, dan lien.
Berdasarkan Pembentukan Foregut, Midgut, dan Hindgut
3: salty/asin B
4: sweet/manis
1
2
A: N. Laringeal internal C
3
B: N. IX
C: N. VII 4
Kelenjar Ludah
Diluar Cavum Oris (Masing-masing Sepasang)
• Glandula Parotis
• Glandula Submandibularis
• Glandula Sublingualis
Dalam Dinding Cavum Oris
• Glandula Labialis
• Glandula Buccalis Muara Kelenjar: Cavum Oris
• Glandula Palatina Kontrol: Otonom nuclei salivatorius di MO
Dalam Cavum Oris Reseptor dimonitoring oleh N. Lingualis Cab N.V
• Glandula Lingualis
Mekanisme Dasar Stimuli Sekresi
Fungsi
Membersihkan mulut dari bakteri patogen
Menghancurkan bakteri (Thiosianat dan Lisozim)
Gangguan Mulut
Deformitas: Malocclusion, Bibir sumbing (cleft lip & palate)
Non-infektif: leukoplakia;
- > bayi laki dari perempuan, familial, bumil dengan pylorus stenosis seringnya
melahirkan bayi dengan gangguan ini juga.
- Pada dewasa penyempitan umumnya akibat jaringan parut pada ulkus peptikum
atau maligancy
kanker lambung.
- Gejala: 3-4 minggu post lahir bayi muntah-muntah terus dengan kuat
mendorong makanan
keluar, setelah makan.
Pada dewasa: muntah beberapa jam sehabis makan.
25
Gangguan Lambung
Kanker lambung (15.000 kematian/tahun, USA) Gejala umum sulit dibedakan dengan
indigestion. Sering ditemukan setelah ada metastasis.
Jinak: polyp
Ulcerasi Timbul akibat asam lambung >>. Pertahanan permukaan lambung oleh sekresi
lambung selaput lendir yang ada dan kecepatan regenerasi lapisan sel ini cukup kuat menjaga
kerusakan.
Pengaruh yang mengganggu (HCl >>) keseimbangan ini bisa menimbukan kerusakan
ulkus peptikum (tukak lambung)
26
Ulcer
Gastric Erosions Duodenal Ulcer
Duodenum
Fungsi
• Letak: sekunder retroperitoneal
Digesti; pepsin (kelenjar Brunneri)
•Bentuk
Regulasi :seperti “C”,
Enterogastron panjang
( gaster 25 cm
-) dan cholecystokinin (gallblader +)
• Pembagian:
• Pars superior (intraperitoneal)
• Pars descendens
• Pars transversa retroperitoneal
• Pars ascenden
• Pars superior
• Fixasi : lig.hepatoduodenale
• Mucosa licin, “duodenal cap” (rontgen)
• Pars descendens
• Mukosa berlipat : plica circularis. F/ Absorbsi
• Ampula hepatopancreatica dan ductus pancraeticus sekunder
• Papilla duodenale Vateri, tonjolan duct. choledocus
• Sphincter hepatopancreatica Oddi.
• Pars transversa
• Terbentuk akibat perputaran (saat janin)
• Di anterior terdapat a.mesenterica superior dan colon transversum.
• Pars ascendens
• Berakhir di flexura duodeno-jejenalis
• Fixasi oleh lig suspensorium duodeni Treitz.
• Setelah flexura jejenum & ilium kembali intraperitoneal
Hepar
Sekresi Pankreas
Asinus : enzim
Duct pancreaticus (kecil & besar) : Na bikarbonat
Enzim + Na bikarbonat duodenum (papila Vateri)
Enzim Pankreas
1. Enzim Proteolitik Amilase pankreas
Tripsin sampai peptide 3. Enzim Lipolitik
Kimotripsin sampai peptide Lipase pankreas
Karboxipolipeptidase sampai Cholesterol esterase
as.amino Phospholipase
Tripsin inhibitor mencegah
digesti pankreas
2. Digesti Karbohidrat
Regulasi Sekresi Pankreas
1. Asetilkolin
Dihasilkan oleh saraf kolinergik (parasimpatis + s. enterik)
2. Kolesistokinin sekresi enzim pankreas
Dihasilkan karena ada makanan dalam duodenum & jejunum bag. atas
3. Sekretin sekresi bikarbonat pankreas
Dihasilkan karena ada asam dalam duodenum dan jejunum bag atas
Terjadi multiplikasi antara ketiga proses tsb
Lien
• Letak :
• Regio hypochondria sin, (intraperitoneal)
• Setinggi iga 9-12, jika membesar sampai setinggi L 1
• Fiksasi
• Lig splenorenalis
• Lig.gastrosplenica
• Fungsi: sistem retikuloendotelial (RES)
Derivat Midgut
Jejunum dan Ileum
Mukosa
Lipatan mukosa : plicae semisircularis
Fungsi : absorbsi air dan elektrolit
Submukosa, jaringan ikat longgar
Muscularis
Stratum longitudinal, bentuk 3 tinea
Stratum sirkularis, bentuk plicae dan haustrae
Serosa
Terdapat kantong lemak appendices
Peritoneum viscerale
Caecum
Kantong, muara
ileum
Muara ileum ke
dalam caecum:
valvula coli
(ileocaecal) Bauhini.
Appendix
MALTOSA,
PATI LAKTOSA, GLUKOSA
SUKROSA
LEMAK
PROTEIN
GLIKOLISIS
GLIKOGENESIS
GLIKOGENOLISIS
GLUKONEOGENESIS
Keracunan Makanan
• Pembusukan (tak layak untuk dimakan)
• Bau : - Pencernaan Protein
- H2S
- Sulfhidril
- Amine
• Rasa : - Apek
- Asem
• Lendir
Pengendalian Mikroorganisme
Tujuan : Pengawetan dapat dilakukan:
- mencegah penyebaran penyakit • Pemanasan dan Pendinginan
- mencegah makanan menjadi • Pengeringan
rusak/basi • Zat - zat kimia :
- mencegah pencemaran - Ca propionat
makanan
- Na benzoat
- Belerang dioksida
- Nitrit
Pencegahan
Dimasak
Penyimpanan
Kebersihan
Pengolahan
Pemeriksaan orang yang menangani pangan
Hepatitis Virus
Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yg dominan menyerang hati
Penyebab: HAV, HBV, HCV, HDV, HEV
Virus lain G dan TT tidak menyebabkan hepatitis
HBV merupakan virus DNA yang lain RNA
Virus-virus berbeda dalam sifat molekuler dan antigen, tetapi mempunyai
kesamaan dalam perjalanan penyakit
• Urutan pertama penyakit hati didunia, 1-2 juta kematian/thn
• Hepatitis A penyebab terbanyak di Indonesia, 39,8%-68,3%
• Lebih dari 75% anak 5 thn mempunyai antibodi anti HAV di Asia, Afrika
• Sebagian besar infeksi HAV pada awal kehidupan, asimptomatik,
anikterik
• Prevalensi hepatitis B bervariasi 2,5%-25,61%, negara dengan
endemisitas sedang sampai tinggi
• Infeksi perinatal ditularkan ibu dgn HBeAg sejak bulan kedua atau ke tiga
• Penularan perinatal ditentukan oleh HBeAg bukan HBsAg, bila HBeAg
(-) penularan rendah
Patofisiologi
• Sistem imun bertanggung jawab terhadap kerusakan sel
hati
a. Melibatkan CD8 dan CD4 sel T
b. Produksi sitokin di hati dan sistemik
• Efek sitopatik langsung dari virus
Gambaran Klinis
• GK bervariasi asimptomatik s.d fulminan
• Fase Inkubasi masuk virus
• Fase prodromal (pra ikterik) Keluhan awal dan gejala timbulnya
ikterus
Awitannya dapat singkat. Malaise umum, myalgia, atralgia, anoreksia,
gejala saluran nafas, diare tau konstipasi, panas, nyeri perut kanan atas
• Fase Ikterus, muncul 5-10 hari, dapat bersamaan dengan gejala
Bisa tidak terdeteksi
• Fase konvalesen (penyembuhan)
Membaik 2-3 minggu, hepatitis A( 9 minggu),
Hepatitis B 16 minggu
Ikterus menghilang dan keluhan lain, kembalinya nafsu makan, perasaan
sudah sehat
Hepatomegali, fungsi hati masih abnormal
Pemeriksaan Fisik
• Mata ikterik
• Frenulum linguae ikterik
• Hepatomegali
• Splenomegali
• Limpadenopati pada 15-20%
others Chronic stage Acute stage
Fecal Anti HAV IgG Anti HAV IgM Hepatitis A
HAV
Anti HDV IgG Anti HDV IgM Hepatitis D
Anti HEV IgG Anti HEV IgM Hepatitis E
Exposure to infection After 3 – 6 ms of 2nd & 3rd generation ELISA or RIBA HCV Ab
not immunity infection test
Indicate active virus After 1 – 2 weeks PCR – quantitative PCR is more HCV
accurate & assess interferon ttt RNA
Ikterus
• Definisi
Adanya pigmen empedu yang tinggi dalam jaringan dan serum.
Arti jaundice = kuning.
Pembagian : 1. Prehepatik
2. Hepatik
3. Post hepatik
Ikterus prehapatik : hemolitik, Gilbert dis, Crigler Najjar Syndrome.
.
1. Infeksi
2. Malabsorbsi
3. Alergi
4. Keracunan Makanan
5. Imuno Defisiensi
Infeksi
1. Rehidrasi
2. Tidak dipuasakan
3. Antibiotik atas indikasi dan tidak anti diare
4. Probiotik
5. Zink
6. Edukasi orang tua
Akut Abdomen
Nyeri Referal Abdomen Akut
Kedaerah Punggung & Bahu
Malformasi
Anorektal
A. Letak tinggi
Fistula ke distal vagina
B. Letak tinggi
Fistula ke proximal vagina
A. Letak rendah
Perineal fistula
B. Letak tinggi
Rectobulbair fistula
A. Letak rendah
Rectoprostatic Fistula
B. Letak tinggi
Rectobladder neck fistula
TERIMA
KASIH