MODUL I
“MUNTAH BERAK ”
KELOMPOK 3 (TIGA) :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
Skenario 1
“Muntah Berak”
Seorang Perempuan usia 31 tahun dibawa ke Puskesmas
Mabelopura, jam 5 subuh karena muntah-muntah dan berak
encer lebih dari 10 kali, mulai sakit perut kira-kira jam 2 siang
kemarin dan berak encer mulai pada jam 9 malam tadi.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah 90/50
mmHg,nadi 120 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit dan suhu
37OC, turgor kulit kurang.
B. KATA SULIT
1) Turgor kulit
Gambaran elastisitas kulit, diukur dengan waktu
yang diperlukan oleh kulit lengan bawah untuk
kembali ke posisi semula setelah sedikit dicubit
menggunakan ibu jari dan telunjuk pemeriksa.
2) Berak encer
Sering buang air besar dengan tinja berbentuk cair
atau stengah padat dengan kandungan air pada tinja
lebih banyak dari biasanya.
C. KATA KUNCI
1) Seorang perempuan berusia 31tahun
2) Muntah-muntah dan berak encer lebih dari 10x
3) Sakit perut mulai jam 2 siang
4) Berak encer mulai jam 9 malam
5) Dibawa ke puskesmas jam 5 subuh
6) Tekanan darah 90/50 mmHg
7) Nadi 120 kali/menit
8) Pernapasan 20 kali/menit
9) Suhu 37 derajat celcius
10) Turgor kulit berkurang
D. RUMUSAN MASALAH
1. apa definisi diare?
2. Jelaskan bagian anatomi,histologi, biokimia dan fisiologi sistem
pencernaan?
3. Apa saja penyebab yang mempengaruhi penyakit diare?
4. Jelaskan patomekanisme terjadinya berak encer dan muntah ?
5. Jelaskan farmakologi dari diare?
6. Bagaimana pencegahan dari diare?
7. Penyebab terjadinya berak-berak encer?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Diare
Menurut jurnal Universitas Sumatera Utara Diare adalah
buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat/tanpa disertai lendir
2. Anatomi, fisiologi,biokimia dan histologi system
pencernaan
Setelah itu bolus terdorong ke arah posterior dari lidah dan secara
otomatis bolus akan terdorong untuk memasuki faring. Di dalam
cavum oris juga terdapat kelenjar pencernaan seperti yang sudah
disebutkan diatas secara lengkap, yaitu :
c. Oesophagus
Merupakan saluran muskuler dengan panjang 25 cm dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Pars torachalis oesophagei
2. Pars abdominalis oesophage dengan panjang 1,5 – 2,5 cm
berbentuk seperti pyramid. Bagian distal berhubungan
dengan gaster / ventriculus dihubungkan oleh junction
oesophagogastrica ( junction = sambungan ) dan ada juga
sphincter oesophagus.
Di cranial dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang
bernama sphincter oesophagus. Di oesophagus makanan akan
mengalami gerak peristaltic yang terjadi sekitar 6-10 deik.
Apabila peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa
mengantarkan makanan ke gaster, maka akan terjadi gerakan
peristaltik sekunder sehingga mendorong makanan ke gaster.
d. Gaster / ventriculus
Merupakan saluran pencernaan setelah oesophagus berfungsi
untuk mencerna bolus secara mekanik menggunakan gerak
peristaltik gaster dan kimiawi (mengeluarkan enzim pencernaan
seperti lipase, peptin, HCl). Makanan yang telah dicerna berjalan
menuju duodenum dinamakan kimus. Tingkat keenceren kimus
tergantung pada jumlah zat yang dimakan, air dan sekresi
lambung. Di dalam lambung memiliki fungsi motorik sebagai
tempat penyimpanan makanan, pencampuran makanan, dan
pengosongan kimus di lambung.
1) Colon ascendens:
Terdiri atas saluran panjang dari rongga mulut sampai anus. Mulai
dari rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar,
rectum, dan liang anus.
1) Rongga Mulut
Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung
yang juga melapisi permukaan dalam bibir.
Bibir terdiri atas:
a. Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:
2) Lidah
Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel
squamosa kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang
berindentasi pada jaringan ikat lamina propia (mengandung
jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis,
sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa
kompleks yang sebagian bertanduk.
bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka,
pembuluh darah dan saraf.
Strukur umum saluran pencernaan.
4) Gaster
a. Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster
yang dibentuk epitel, lamina propia dan muskularis mukosa.
Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa)
yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh
cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa
yang menyekresi mucus terutama terdiri dari:
b. Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf pleksus meissner
c. Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian
tengah) dan otot longitudinal (bagian luar). Diantara otot
sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit dipisah pleksus saraf
mienterikus auerbach
d. Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang
diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
5) Usus halus
Panjang ±5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan
lipatan mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili
intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina
propia ke arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral).
Mikrovili merupakan juluran sitoplasma (striated brush border).
Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn,
didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozim-enzim
antibakteri pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan
mikroba usus halus) dan sel enteroendokrin (penghasil hormone-
gastric inhibitory peptide,sekretin dan
kolesistokinin/pankreozimin).
a. Duodenum
1) Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili
intestinalis dan sel goblet. Pada lamina propia terdapat
kelenjar intestinal lieberkuhn.
2) Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner
(ciri utama pada duodenum yang menghasilkan mucus dan
ion bikarbonat). Trdapat plak payeri (nodulus lymphaticus
agregatia/ gundukan sel limfosit)
3) Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus
mienterikus auerbach.
4) Tunika Serosa
Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa
simpleks, yang diisi pembuluh darah dan sel-sel lemak.
b. Jejunum dan Ileum
secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak
ada kelenjar duodenal brunner.
c. Appendiks
Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak
kesamaan dengan kolon seperti epitel pelapis dengan sel goblet.
Lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn (tapi
kurang berkembang, lebih pendek, letak sering berjauhan) dan
jaringan limfoid difus sangat banyak. Terdapat pula Muskularis
mukosa.
1) Tunika Submukosa sangat vascular.
Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam)
dan otot longitudinal (bagian luar). Diantaranya dipisah oleh
pleksus mienterikus auerbach.
2) Tunika Serosa
7) Rectum
1) Tunika Mukosa
Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan
mikrovili, tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili
intestinalis. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal
lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina
terdapat muskularis mukosa.
2) Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel
lemak dan saraf pleksus meissner
3) Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal
(bagian luar). Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot
longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).
Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
4) Adventisia
Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum,
sisanya ditutupi serosa.
8) Anus
a. Tunika Mukosa
Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak
ada terdapat muskularis mukosa.
b. Tunika Submukosa
Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak
mengandung pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan
glandula sirkum analis.
c. Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos,
perubahan otot sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu
diluarnya m. levator ani. Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot
longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).
Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
d. Adventisia
Terdiri jaringan ikat longgar
1. Faktor infeksi
a. infeksi bakteri
b. infeksi virus
c. infeksi parasite
2. Faktor mal absorbsi
3. Faktor makanan
Makanan yang basi, makanan yang beracun dan seseorang
yang alergi terhadap makanan yang dapat menyebabkan
diare.
4. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menjadi pencetus terjadinya
diare.
6. Pencegahan diare
Berikut ini beberapa langkah yang bisa mencegah diare:
1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum
makan dan sesudah berak.
2. Pemberian ASI pada bayi dapat mencegah
diare karena ASI terjamin kebersihannya dan
sangat cocok untuk bayi.
3. Semua anggota keluarga berak di jamban
yang sehat
4. Merebus peralatan makan dan minum bayi
5. Memasak air sampai mendidih sebelum
diminum
6. Membuang tinja bayi dan anak kecil di
jamban
7. Siapkan dan berikan makanan pendamping
ASI yang baik dan benar
8. Selalu gunakan air bersih untuk mandi,
mencuci peralatan makan, sayur atau buah
dan dalam memasak makanan
9. Berikan imunisasi campak
7. Penyebab berak encer
Alergi makanan
Faktor psikis