MODUL I
“REAKSI ALERGI KARENA TERAPI INJEKSI”
KELOMPOK 3 (TIGA) :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2020
A. SKENARIO
Skenario 2
“REAKSI ALERGI KARENA TERAPI INJEKSI”
C. PERTANYAAN
1. Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
2. Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini, dimana pada satu pihak anda
sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagai keluarga pasien.
3. Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik,
Etika Klinik Jonsen Siegler (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik klinik Jonsen
S)
4. Jelaskan isu lain (jika ada isu Hukum & HAM) yang relevan dengan kasus ini dan
bagaimana jika kita melihatnya dalam perspektif Agama.
D. JAWABAN
1. DILEMA ETIK PADA KASUS
o Dokter menuruti permintaan pihak suami agar diberikan suntik kepada pasien, karena
itu merupakan budaya mereka baik dalam kondisi sakit ringan maupun berat,
sehingga dokter segera memberikan injeksi
o Dokter dilema mengenai pemberian obat anti alergi yang tidak kunjung menunjukan
adanya perubahan terhadap kondisi pasien
o Dokter tidak memberikan pengobatan lain selain berupa injeksi karena itu
merupakan permintaan pihak keluarga, sampai di akhir pengobatan pun tetap berupa
injeksi/suntikan
o Ketika dr.sendana mengirim pasiennya ke RSU Pohon Bambu yang berjarak sekitar
5 km dari desa tersebutKeadaan transportasi di Kecamatan Batang Bambu belum
baik, sehingga menyebabkan tidak mudah untuk mendapatkan kendaraan yang bisa
mengantarkan ke rumah sakit dengan cepat.Akhirnya setelah 15 menit pasien sudah
tidak tertolong lagi.
Beneficence
TIDAK KETERANGAN
KRITERIA ADA
ADA
1) Mengutamakan altruisme yaitu menolong Pada skenario tidak ditunjukan
tanpa pamrih, rela berkorban untuk secara rinci mengenai
kepentingan orang lain alturisme
2) Menjamin nilai pokok harkat dan Pada skenario terlihat dokter
martabat manusia. sendana yang menghargai
keputusan dari suami pasien
3) Memandang pasien / keluarga/ sesuatu Pada skenario ini tidak
tak hanya sejauh Menguntungkan dokter. dijelaskan mengenai ini
4) Mengusahakan agar kebaikan Pada skenario dokter sudah
/manfaatnya lebih banyak dibandingkan berusaha memulihkan kondisi
dengan keburukannya. pasien dengan cara
menginjeksi obat anti alergi
5) Paternalisme bertanggung jawab/berkasih Pada skenario dokter berusaha
sayang melakukan segala cara untuk
memulihkan kondisi pasien
6) Manjamin kehidupan- baik- minimal Pada skenario dokter tidak
manusia menjaminkan kesembuhan
pada pasien
7) Pembatasan goal-based. Pada skenario ini tidak
ditunjukkan
8) Maksimalisasi pemuasan Pada skenario dokter sudah
kebahagiaan/preferensi pasien. memaksimalkan segala usaha
9) Minimalisasi akibat buruk. Pada skenario dokter
menginjeksi dengan obat anti
alergi malah memperburuk
kondisi dari pasien
10) Kewajiban menolong pasien gawat – Pada skenario dokter sudah
darurat berusaha mengambil tindakan
11) Menghargai hak-hak pasien secara Pada skenario dokter sudah
keseluruhan. memenuhi keinginan dari
pasien dengan menginjeksi
12) Tidak menarik honorarium diluar Pada skenario tidak dijelaskan
kepantasan. mengenai ini
13) Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara Pada skenario dokter sudah
keseluruhan. berusaha sebaik mungkin
untuk memperbaiki kondisi
dari pesien
14) Mengembangkan profesi secarterus- Pada skenario tidak membahas
menerus. mengenai ini
15) Memberikan obat berkhasiat namun Pada skenario tidak membahas
murah mengenai ini
16) Menerapkan Golden Rule Principle. Pada skenario tidak membahas
mengenai ini
Non maleficence
13) Tidak melakukan white collar crime Pada skenario tidak ditunjukkan
dalam bidang kesehatan/kerumah sakitan
yang merugikan pihak pasien dan
Keluarganya.
Autonomy
TIDAK KETERANGAN
KRITERIA ADA
ADA
1) Menghargai hak menentukan nasib Pada skenario terlihat suami
sendiri,menghargai martabat pasien pasien yang menentukan
sendiri pengobatannya
2) Tidak mengintervensi pasien dalam Pada skenario dokter hanya
membuat keputusan (pada kondisi elektif) melakukan pengobatan sesuai
dengan kemauaan pasien
3) Berterus terang Pada skenario dokter dalam
mengambil keputusan tidak
dengan cara tersembunyi atau
diam- diam
4) Menghargai privasi Pada skenario tidak tunjukkan
5) Menjaga rahasia pasien Pada skenario tidak tunjukkan
6) Menghargai rasionalitas pasien Pada skenario tidak tunjukkan
7) Melaksanakan informed consent. Pada skenario dokter tidak
melakukan infomed consent
8) Membiarkan pasien dewasa dan Pada skenario dokter
kompeten mengambil keputusan sendiri. membiarkan suami pasien
mengambil keputusan
sendirinya
9) Tidak mengintervensi atau menghalangi Pada skenario dokter tidak
autonomi pasien. menghalangi hak autonomi
pasien saat pengambilan
keputusan
10) Mencegah pihak lain mengintervensi Pada skenario dokter tidak
pasien dalam membuat keputusan , mencegah suami pasien dalam
termasuk keluarga pasien sendiri. pengambilan keputusan
mengenai proses pengobatan
11) Sabar menunggu keputusan yang akan Pada skenario tidak
diambil pasien pada kasus non emergensi. ditunjukkan
12) Tidak berbohong ke pasien meskipun Pada skenario tidak
demi kebaikan pasien. ditunjukkan
13) Menjaga hubungan (kontrak) Pada skenario tidak
ditunjukkan
Justice
MEDICAL INDICATION
QUALITY OF LIFE
NO PERTANYAAN ETIK ANALISA
PATIENT PREFERENCES
NO PERTANYAAN ETIK ANALISIS
2 Bila berkompeten, apa yang pasien Dokter tidak menanyakan lebih lanjut
katakan mengenai pilihan kepada pasien dan langsung
pengobatannya ? mengambil tindakan
4 Apakah ada factor relegius dan Ada, budaya mereka adalah banyak
budaya ? orang yang dalam sakit apapun
harus di suntik baik dalam kondisi
sakit ringan maupun berat
Perspektif Hukum
- Ketentuan tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas
diatur dalam pasal 51 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana
seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
- Pasal 51 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana seorang dokter
wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
- Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 1
- Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari pasien (informed
consent). Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992 tentang
Kesehatan pasal 53 ayat 2 dan Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medis
- Analisa kasus Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik Pasal 1
ayat (1) dijelaskan bahwa “Persetujuan tindakan medik kedokteran adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan terhadap pasien
- Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 4 ayat (1) dijelaskan bahwa
“Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah
kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran”
Prespektif Agama
- Dokter dalam berpraktek menjunjung tinggi nilai altruism atau yang dikenal tanpa
pamri dan mencari solusi terbaik dengan tujuan utama untuk pengobatan,
pencegahan, penyembuhan, dan perawatan penyakit terhadap pasien tersebut,
sama halnya dalam al-qur’an yang kita diperintahkan untuk saling tolong
menolong
- Seorang tenaga kesehatan yang mana akan menjadi ladang pahala apabila
menerapkan nilai-nilai islam didalamnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
الناس
ِ ِ ِأَ ْنفَ ُعهُ ْم ل
لناس خَ ْي ُر
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no : 3289).
- Dalam Surah An-Nur ayat 22 telah dijelaskan :
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara
kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum
kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan
Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu
tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”
- Surah Al-Maidah Ayat 2
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa”
- Surah Al-Maidah ayat 32
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
- Dokter juga manusia biasa yang terkadang lalai dalam tugas, tapi bukan berarti
hal itu menjadi penghalang untuk tetap bekerja dengan sungguh-sungguh Sebab
”Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjakan
pekerjaan kemudian dia membaguskan pekerjaannya.” (Hadis hasan lighairihi,
Ash-shahihah:1113)
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS al-
Baqarah: 286)
- Dokter dalam berpraktek menjunjung tinggi nilai altruisme atau yang dikenal
tanpa pamri dan mencari solusi terbaik dengan tujuan utama untuk pengobatan,
pencegahan, penyembuhan, dan perawatan penyakit terhadap pasien tersebut,
sama halnya dalam Alkitab kita diperintahkan untuk saling tolong menolong.
- Mazmur 41:2 “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN
akan meluputkan dia pada waktu celaka”
- Roma 15:1 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri”
- Dokter juga manusia biasa yang terkadang lalai dalam tugas, tapi bukan berarti hal
itu menjadi penghalang untuk tetap bekerja dengan sungguh-sungguh
“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak”.
Pasal 25 (1), Standar Hidup yang Layak dan Jaminan Perlindungan Kesehatan:
Setiap orang berhak atas hidup yang memadai untuk kesehatan, kesejahteraan diri dan
keluarganya, termasuk atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan,
sertapelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat pengangguran,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya
yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada diluar kekuasaannnya
Sesuai dengan undang – undang yang mengatur penjaminan pelayanan kesehatan,
hal ini sangat jauh bertolak belakang dengan undang – undang karena sepeti yang kita
lihat masih banyaknya desa – desa yang ada di pelosok sangat keterbatasan dengan
fasilitas kesehatan terutamanya di desa – desa perbatasan.
DAFTAR PUSTAKA
KODEKI 2012
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/view/9123
Menurut jurnal univ andalas th 2018 dgn judul PEMBUKTIAN TERHADAP DOKTER
YANG MELAKUKAN KELALAIAN MEDIK (NEGLIGENCE) DALAM
MELAKSANAKAN PRAKTEK KEDOKTERAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 29 TAHUN 2004
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_39_99.htm
https://guruppkn.com/undang-undang-yang-mengatur-tentang-ham
https://lbhyogyakarta.org/2012/08/09/setiap-orang-berhak-seha/
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQ68z24LfoAhW97HMBHU6
0CN8QFjACegQIBRAB&url=http%3A%2F%2Freferensi.elsam.or.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2014%2F12%2FKESEHATAN-SEBAGAI-HAK-ASASI-
MANUSIA.pdf&usg=AOvVaw0GO6B96YUBoSLljuPtnqQz
https://muslim.or.id/45313-semangat-belajar-dan-meneliti-ilmu-kedokteran.html
https://muslim.or.id/45313-semangat-belajar-dan-meneliti-ilmu-kedokteran.html