Anda di halaman 1dari 89

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DAN MEDIKOLEGAL
Pembimbing :
dr. Meivy Isnoviana, SH, MH

Kelompok D Lumajang
Gde Bagus Putra S 15710175
Nurul Laily Adha 15710182
Febriliana 15710204
Grady Christian 15710216
Dendian Berlia Jelita 15710223
Aulia Dwi Permatasari 15710228
Tri Suci Kiki N 15710234
Achmad Fawaid - 15710248

LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG
KASUS 1

NURUL LAILY ADHA


15710182
KASUS 1

Pasien laki laki berumur 45 tahun diantar oleh anak dan istrinya
datang ke IGD RSUD dr. Haryoto Lumajang dengan keluhan pusing
dan mual muntah sejak tadi siang. Keadaan umum cukup. Sampai di
IGD, dokter tidak langsung menangani pasien ini dikarenakan
kondisi IGD pada saat itu sedang ramai dan ada pasien gawat
darurat yang harus didahulukan. Karena keluarga pasien sudah
menunggu lama dan merasa tidak ditangani, anak pasien
mendatangi dokter dan protes agar ayahnya segera ditangani.
Dokter memberikan penjelasan agar pasien sabar menunggu
sebentar karena sedang ada pasien gawat darurat yang harus
diprioritaskan. Karena merasa kecewa dengan jawaban dokter,
akhirnya keluarga pasien membawa pasien tersebut pergi dan
berencana pindah rumah sakit.
KDB 1 (BENEFICIENCE)
Kriteria Ada Tidak ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein
9.Minimalisasi akibat buruk.
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan Golden Rule Principle
KDB 2 (NON-MALEFICIENCE)
Kriteria Non-Maleficience Ada Tidak ada
1. Menolong pasien emergency

2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:


a. Pasien dalam keadaan berbahaya.
b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.
c. Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
d. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal)

3. Mengobati pasien yang luka


4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/caci maki.
6. Tidak memandang pasien sebagai objek
7.Mengobati secara tidak proporsional
8.Tidak mencegah pasien secara berbahaya
9.Menghindari misrepresentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
11. Tidak memberikan semangat hidup
12. Tidak melindungi pasien dari serangan
13.Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan
KDB 3 (AUTONOMI)
Kriteria Ada Tidak ada
1.Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.

2.Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif)


3.Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien.
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan,
termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi.

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.

13. Menjaga hubungan (kontrak)


KDB 4 (JUSTICE)
Kriteria Ada Tidak ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, avaibility, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan (paling dirugikan)
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberi kontribusi yang relatif sama terhadap kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuan
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanki) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak memberi beban yang berat secara tidak merata tanpa alasan tepat/sah

15. Menghormati hak populasi yang sama rentan penyakit/gangguan kesehatan


16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dsb.
DILEMA ETIK
BENEFICIENCE
Dokter tidak melayani langsung pasien krn di IGD ada pasien
gawat darurat yang harus segera ditangani
NON-MALEFICIENCE
Dokter menjelaskan agar pasien menunggu karena saat dokter
sedang menangani pasien gawat darurat
AUTONOMI
Pasien ingin dihargai haknya untuk ditangani
JUSTICE

Dokter memprioritaskan pasien gawat darurat


Dilema etik :
Otonomy
Justice

Prima facie : Justice


4 BOX METHODES
Medical
Quality
Client
Contextual
Preference
of
Preference
Life
Feature
PROFESIONALISM
Duty : Dokter belum menangani pasien
Altruism : Dokter mementingkan kepentingan
pasien gawat darurat
Respect : Dokter memberikan penjelasan agar
pasien sabar menunggu
Kasus 2
GRADY CHRISTIAN
15710216
Kasus 2

Seorang pasien laki-laki umur 65 tahun, tampak kaheksia,


berjalan tertatih-tatih dan batuk terus menerus datang ke
IGD RSUD Dr Haryoto Lumajang ditemani oleh anak
perempuannya. Pasien tersebut batuk terus menerus di
hadapan dokter yang bertugas. Dokter tersebut enggan
melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien,
ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter
tersebut hanya menyarankan minum obat dengan teratur,
dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara
minum obat, tapi dokter tersebut menyarankan bertanya
pada tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa
diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari IGD tanpa
mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak puas.
KDB 1 BENEFICIENCE
KDB 2 NONMALEFICIENCE
KDB 3 AUTONOMY
KDB 4 JUSTICE
DILEMA ETIKA

Beneficence
Pada kasus ini dapat mengetahui bahwa dokter tidak menghargai
hak-hak pasien secara keseluruhan dan tidak maksimalisasi
pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein, pasien serta anaknya
tidak puas dengan pelayanan yang diberikan dokter tersebut .
Non maleficence
Pada kasus ini dapat mengetahui bahwa dalam mengobati pasien
dokter sangatlah tidak proporsional dan menghindari
misrepresentasi dari pasien.
Justice:
Pada kasus ini tidak dapat menentukan justice tidaknya dokter
tersebut karena tidak ada 2 atau lebih hal yang bisa dibandingkan.
Autonomy
Dokter tidak memanfaatkan autonomi pasien dan tidak
melaksanakan informed consent dengan baik, dokter tersebut
langsung memeriksa pasiennya tanpa menganamnesis terlebih
dahulu.
PRIMA FACIE
4 BOX METHODE
KASUS 3
Aulia Dwi Permatasari
15710228
Kasus
Seorang TKI laki-laki berusia 43 tahun telah dirawat diruang melati selama
3 hari , pasien tersebut di diagnosis diabetus melitus tipe II + ulkus pedis
sinistra. Didapatkan nekrosis pada digiti 3,4,5 dan metatarsal sisnistra,
oedem , pus , nyeri . Hasil foto pedis sinistra AP/Obliq didapatkan soft
tissue swealling + gas tulang tulang normal . Dokter jaga telah
menjelaskan pada keluarga perihal ulkus pada kakinya sekaligus
menjelaskan pada keluarga pasien bahwa akan di konsulkan pada spesialis
orthopedi dan saat itu keluarga menyetujui. Setelah di konsulkan pada
spesialis orthopedi advice yang diberikan yaitu amputasi / debridement.
Kemudian Dokter muda yang memegang pasien tersebut menjelaskan
pada pasien dan keluarga bahwa akan direncakan pembersihan luka atau
di buang bagian yang sudah tidak berfungsi lagi di ruang operasi . Namun
setelah mendapat penjelasan pasien tersebut marah-marah dan
mengancam akan melaporkan dokter muda tersebut pada pihak rumah
sakit karena dianggap menakuti nakuti beliau. Mendapati hal seperti itu ,
istri dan adik kandung pasien di ajak ke ruang perawat dan dijelaskan
rencana tindakan yang akan di lakukan oleh dokter orthopedi secara rinci .
Namun karena pasien tidak mau dilakukan tindakan tersebut dan memaksa
ingin pulang akhirnya istri pasien menandatangani inform consent menolak
dilakukan tindakan dan menandatangani form pulang paksa.
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ya Tidak
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung
dokter
4.Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein
9.Minimalisasi akibat buruk.
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan Golden Rule Principle
KDB 2 Non-
Maleficence Kriteria Ya Tidak
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini
adalah:
Pasien dalam keadaan berbahaya.
Dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan.
Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami risiko minimal).

3. Mengobati pasien yang luka.

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan

euthanasia)

5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai objek

7. Mengobati secara tidak proporsional

8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena
kelalaian
11. Tidak memberikan semangat hidup
KDB 3 Autonomi
Kriteria Ya Tidak
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan (pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi

6. Menghargai rasionalitas pasien.

7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten
mengambil keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau meghalangi
outonomi pasien.
10. Mencegah pihak lain mengintervensi
pasien dan membuat keputusan, termasuk,
termasuk keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan
diambil pasien pada kasus non emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi
kebaikan pasien.
13. Menjaga hubungan (kontrak)
KDB 4 Justice
Kriteria Ya Tidak
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,
availability, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien.
6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)
8. Tidak melakukan penyalahgunaan.
9. Bijak dalam makro alokasi.
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan.
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban ,
sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan

kompeten.

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat.
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ggn
kesehatan.
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial
dll.
DILEMA ETIKA
Beneficence :
dokter telah melakukan anamnesa , terapi dan pemeriksaan
penunjang berupa foto pedis S(AP/obliq) menjelaskan perihal
penyakit yang diderita pasien serta mengkonsulkan pada spesialis
orthopedi perihal ulkus yang diderita oleh pasien tersebut

Non Malficence :
dokter orthopedi melakukan rencana amputasi / debridement
untuk mengurangi komplikasi pada pasien dengan Diabetus
Melitus tipe II + Ulkus Pedis sinistra

Autonomy :
Dokter menjelaskan kondisi penyakit yang dialami pasien kepada
keluarga, serta penanganan dan resiko terberat yang mungkin
terjadi . Pasien menolak tindakan yang akan diberikan dengan
menandatangani inform consent.
Dilema Etik:
Non Malficence
Autonomi

Prima Facie :
Autonomi
4 BOX METHODE
Medical Indications: Client Preferences:
Dx DM tipe II + ulkus pedis Penolakan Tindakan medis
sinistra dilakukan atas permintaan
Terjadi nekrosis pada digiti 3,4,5 pasien sendiri
dan metatarsal sisnistra , oedem ,
pus , nyeri.
Dokter mengkonsulkan pasien
tersebut pada spesialis
Orthopedi.
Quality of Life: Contextual Features:
Ulkus pada kaki akan membatasi Pasien berasal dari latar
aktifitas pasien tersebut dan belakang pendidikan yang
dapat menimbulkan komplikasi rendah, menolak dilakukan
yang lebih berat . tindakan di ruang operasi karena
Profesionalisme

Excellent : (-)
Accountability: (+)
Duty : (+)
Alturism : (+)
Respect for other : (+)
Humanity : (+)
KASUS 4
TRI SUCI KIKI NURMAYA SARI
15710234
Seorang wanita usia 25 tahun datang ke IGD RSUD dr. Haryoto
Lumajang dengan diantar suaminya setelah mengalami kecelakaan
lalu lintas. Dokter jaga melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang foto rontgen. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perdarahan dan pada foto rontgen didapatkan patah
tulang terbuka pada lutut sebalah kanan. Kemudian dokter jaga
mengkonsulkan kepada dokter spesialis orthopedi dan advice
dokter orthopedi yaitu harus dilakukan operasi. Kemudian dokter
jaga menjelaskan kepada suami pasien perihal kondisi pasien dan
rencana yang akan dilakukan. Namun suami pasien menolak
tindakan tersebut dan berencana akan dibawa ke sangkal putung.
Akhirnya suami menandatangani informed consent penolakan
tindakan. Dokter jaga melakukan pembersihan luka dan
pembebatan sementara, kemudian pasien meminta pulang paksa.
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ada Tidak ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung
dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein
9.Minimalisasi akibat buruk.
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan Golden Rule Principle
KDB 2 Non-Maleficence
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
Pasien dalam keadaan berbahaya.
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.
Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko
minimal).
3. Mengobati pasien yang luka.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/caci maki.
6. Tidak memandang pasien sebagai objek

7. Mengobati secara tidak proporsional

8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
11. Tidak memberikan semangat hidup
12. Tidak melindungi pasien dari serangan
13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan
KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan (pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkann pasien dewasa dan kompeten
mengambil keputusan sendiri.
9. TIdak mengintervensi atau meghalangi outonomi
pasien.
10. Mengcegah pihak lain mengintervensi pasien dan
membuat keputusan, termasuk, termasuk
keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil
pasien pada kasus non emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi
kebaikan pasien.
13. Menjaga hubungan (kontrak)
KDB 4 Justice
Kriteria Ada Tidak
ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,
accessibility, availability, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien.
6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)
8. Tidak melakukan penyalahgunaan.

9. Bijak dalam makro alokasi.
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan.
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya,
beban , sanki) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten.

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa
alasan sah/tepat.
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/ggn kesehatan.
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,
DILEMA ETIKA
Beneficence :
Dokter jaga melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
pada pasien serta mengkonsulkan pada dokter spesialis
orthopedi
Non Malficence :
Dokter spesialis orthopedi memberikan advice untuk
dilakukan tindakan operasi
Autonomy :
Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien, rencana tindakan
serta resiko yang akan dialami namun pasien dan suaminya
menolak tindakan tersebut dan meminta pulang paksa.
Dilema Etik :
Non malficience
Autonomy

Prima Facie :
Autonomy
4 BOX METHODE
Medical Indications: Client Preferences:
Pasien mengalami patah Penolakan tindakan medis
tulang terbuka pada lutut
kanan dan akan dilakukan atas kesepakatan keluarga
tindakan operasi

Quality of Life: Contextual Features:


Apabila tidak dilakukan Pasien menolak tindakan
tindakan operasi akan operasi karena merasa
timbul komplikasi yang lebih pengobatan di sangkal
berat seperti infeksi dan putung lebih baik
kecacatan
Profesionalisme
Excellent : (-)
Accountability: (+)
Duty : (+)
Alturism : (+)
Respect for other : (+)
Humanity : (+)
KASUS 5

Gde Bagus Putra Sanjaya


15710175
kasus

An G (4 tahun) di rawat di RSUD dr Haryoto Lumajang


dengan diagnosis Steven Johnson Syndrome oleh karena
pemberian obat Carbamazepin. Sesuai dengan protab, dr.
Sp.A memberikan terapi cairan, kontrol infeksi, penanganan
viseral dan pemberian Deksametason. Setelah pemberian
deksametason, kondisi pasien semakin memburuk dan baru
diketahui bahwa pasien juga alergi deksametason dan tidak
dilakukan tes alergi obat deksametason karena obat
deksametason dianggap obat yang resiko alergi paling
minim. dr.Sp.A menjelaskan ke keluarga pasien dan segera
mengganti obat dengan golongan NSAID namun keluarga
tetap marah dan meminta untuk pulang paksa.
BENEFICIENCE

Kriteria Ada Tidak ada


1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela
berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh
menguntung dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein
9.Minimalisasi akibat buruk.
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
BENEFICIENCE

14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan Golden Rule Principle


Non-malEFICIENCE
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
Pasien dalam keadaan berbahaya.
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.
Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami
risiko minimal).
3. Mengobati pasien yang luka.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)

5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai objek

7. Mengobati secara tidak proporsional
8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup
12. Tidak melindungi pasien dari serangan

13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan
autonomi
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan (pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi

6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkann pasien dewasa dan kompeten
mengambil keputusan sendiri.
9. TIdak mengintervensi atau meghalangi outonomi
pasien.
10. Mengcegah pihak lain mengintervensi pasien dan
membuat keputusan, termasuk, termasuk keluarga
pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil
pasien pada kasus non emergensi.

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan
pasien.
13. Menjaga hubungan (kontrak)
justice
Kriteria Ada Tidak ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi
yang telah ia lakukan.
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap
pribadi dalam posisi yang sama.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability,
equality, accessibility, availability, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien.

6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling
dirugikan)

8. Tidak melakukan penyalahgunaan.

9. Bijak dalam makro alokasi.

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama
dengan kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan
kemampuan.
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan
kerugian (biaya, beban , sanki) secara adil
justice

1. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada


saat yang tepat dan kompeten.
2. Tidak memberi beban berat secara tidak merata
tanpa alasan sah/tepat.
3. Menghormati hak populasi yang sama-sama
rentan penyakit/ggn kesehatan.
4. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar
SARA, status sosial dll.
Kaidah dasar bioetik

BENEFICENCE
Dokter memberikan penanganan sesuai protab.
NON-MALFICENCE
Dokter memberikan deksametason namun terjadi alergi yang sebelumnya tidak
di tes alergi dan segera mengganti obat golongan NSAID.
AUTONOMY
Dokter memberikan penjelasan dan memberikan hak kepada keluarga pasien.
JUSTICE
Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien.
Dilema etik

Non maleficience
autonomi
Prima facie

Non maleficience
4 box method

Medical Indication
Profesionalisme

Accountability : dr.Sp.A sudah memberi penjelasan


mengenai keadaan pasien.
Duty : dokter tetap melakukan pekerjaan sesuai
prosedur.
Altruism : mementingkan kepentingan keadaan anak
tersebut dengan mengganti obat deksamethason
menjadi golongan NSAID.
Respect : menghormati Hak keputusan dari keluarga.
Humanity : ada empati.
Kasus 6
Dendia berlia
15710223
Masalah
Seorang pasien anak berumur 7 tahun datang ke poli kulit dan
kelamin bersama kedua orang tuanya dengan keluhan gatal pada sela
jari kedua tangan menyebar ke bagian perut. Ayah pasien mengatakan
kepada dokter spesialis kulit kelamin bahwa anaknya mengalami alergi
telur, ayam, ikan sehingga orangtua pasien hanya memberikan anaknya
makanan tahu dan tempe saja. Setelah diperiksa oleh dr.SpKK pasien di
diagnosa scabies yaitu penyakit kulit kelamin yang disebabkan karena
kutu bukan karena alergi makanan.
Dokter berusaha menjelaskan kepada kedua orang tua pasien bahwa
penyakit pasien bukan karena alergi makanan sehingga boleh untuk
mengkonsumsi telur, ayam, ikan dan drSpKK mengingatkan bahwa gizi
pada makanan ikan, ayam, telur sangat penting untuk perkembangan
anak serta, upaya pencegahan tertular dengan mengobati teman
bermain atau keluarga satu rumah yang terkena skabies dan
membersihkan sprei handuk serta pakaian dijemur dan direndam air
hangat. Ayah pasien menyangkal penyakit anaknya karena kutu, ayah
pasien yakin akibat alergi makanan tersebut.
Masalah
Dr.SpKK ahirnya geram kepada ayah pasien karena tidak
menurutinya sehingga drSpKK mangatakan Silahkan bapak tidak
memberikan gizi yang cukup untuk anak bapak, saya sudah
mengingatkan pak. Kalau anak bapak tidak cerdas nanti jangan
salahkan saya, kasihan pak anak ini penerus generasi kita selanjutnya.
Ayah pasien pun merasa tersinggung dengan ucapan dokter, sehingga
ayah pasien marah karena merasa diremehkan dan tidak bisa mendidik
anaknya. DrSpKK kemudian tetap memberikan resep untuk pasien dan
meminta maaf kepada bapak tersebut. drSpKK menyarankan untuk
kontrol rutin setiap minggu agar tierhindar resiko penularan pada orang
lain. Ayah pasien pun menerima penjelasan dari drSpKK dan
memahaminya.
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ada Tidak ada

1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)

2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung dokter

4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan


keburukannya.

5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang

6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7.Pembatasan Goal-Based

8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein

9.Minimalisasi akibat buruk.

10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan

13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus


KDB 2 Non-Maleficence
Kriteria Ada Tidak Ada

1. Menolong pasien emergensi



2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
Pasien dalam keadaan berbahaya.
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.
Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko
minimal).

3. Mengobati pasien yang luka.

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai objek

7. Mengobati secara tidak proporsional
8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien


10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
11. Tidak memberikan semangat hidup
KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

(pada kondisi elektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi
6. Menghargai rasionalitas pasien.

7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien.

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat
keputusan, termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada

kasus non emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.
KDB 4 Justice
Kriteria Ada Tidak ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.

4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,
availability, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien.

6. Menghargai hak orang lain.
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)
8. Tidak melakukan penyalahgunaan.

9. Bijak dalam makro alokasi.

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan.
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban ,
sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten.
Kaidah dasar bioetik
1. Beneficence
Dokter menjelaskan upaya penyembuhan pasien dengan cara menjemur pakaian handuk
sprei sesering mungkin, merendam pakaian dengan air hangat serta mengobati keluarga
serumah atau teman bermain yang menderita penyakit skabies.

2. Non Malificence
Dokter mengobati pasien sesuai prosedur

3. Justice
Dokter tidak membedakan pelayanan pada pasien berdasarkan status sosial

4. Autonomy
dokter menghargai ayah pasien yang memprotes dirinya dan menyangkal penyakit pasien
Dilema Etik
Beneficience
Autonomy
4 BOX METHOD
OF CLINICAL
ETHICS

Medical Indications
4 BOX METHOD
OF CLINICAL
ETHICS

Medical Indications : Dokter memberi penjelasan kepada orang


tua pasien bahwa pentingnya gizi anak untuk penyembuhan pada
penyakit pasien, menjelaskan masalah medis mengenai penyakit
pasien. Serta upaya penyembuhan yakni harus mengobati teman
bermain atau keluarga satu rumah yang terkena skabies dan
membersihkan sprei handuk serta pakaian dijemur sesering
mungkin.

Client Preferences;
Ayah pasien berkompeten mengambil keputusan dan menerima
penjelasan dokter
4 BOX METHOD
OF CLINICAL
ETHICS

Quality of Life
Pasien mengalami penyakit scabies dan jika tidak diobati
secara rutin akan menyebabkan penularan.

Contextual Features
Dokter menjelaskan pengobatan dan
pencegahan pada setiap kasus skabies tanpa
mendiskriminasikan pihak yang dirawat.
Prinsip Profesionalisme

1.
1. Altruism : Ada. Dokter perhatian agar ayah pasien
mencukupi gizi pasien.
2.
2. Accountability : Ada. Dokter bertanggung jawab dan
berusaha yang terbaik untuk memperbaiki kualitas hidup
pasien.
3.
3. Duty : Ada. Dokter tersebut sudah bekerja
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan rumah sakit.
Yakni memberikan resep dan mengusulkan untuk kontrol
rutin
4.
4. Humanity : Ada.
KASUS 7

Febriliana
15710204
Kasus
Pasien datang ke IGD dengan keluhan diare 2 minggu, setelah
diperiksa oleh dokter, dari anamnesa didapatkan pasien
mengalami diare cair tak berampas 5x sehari sudah lebih dari 2
minggu, riwayat pekeraan suami didapatkan suami merupakan
seorang mantan supir dan mengatakan terkena kanker serviks.
Pada pemeriksaan ternyata pasien di diagnosa kanker serviks
stadium 3 dan dari pemeriksaan penunjang didapatkan rapid
test (+). Dokter menjelaskan kondisi penyakit yang dialami
pasien kepada suami pasien, serta penanganan dan resiko
terberat yang mungkin terjadi. Namun suami pasien
mengatakan untuk tidak memberi tahu istrinya perihal penyakit
HIV nya dan menolak untuk pengobatan penyakit HIV tersebut.
Pasien hanya mengetahui dia terkena kanker serviks dan ingin
menjalani pengobatan namun kondisinya semakin menurun
serta diarenya juga tak kunjung sembuh namun tanda-tanda
dehidrasi sudah tidak ada. Dokter juga hanya dapat
memberikan obat tanpa pengobatan untuk penyakit HIV nya
dikarenakan suami pasien merupan pegawai dari rumah sakit.
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ada Tidak
ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela
berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh
menguntung dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein
9.Minimalisasi akibat buruk.
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan Golden Rule Principle
Maleficence
Kriteria Ad Tidak
a Ada
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
Pasien dalam keadaan berbahaya.
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.
Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami risiko minimal).
3. Mengobati pasien yang luka.
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)
5. Tidak menghina/caci maki.
6. Tidak memandang pasien sebagai objek
7. Mengobati secara tidak proporsional

8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Tidak melindungi pasien dari serangan

13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan
KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan (pada kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi
6. Menghargai rasionalitas pasien.

7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten
mengambil keputusan sendiri.

9. Tidak mengintervensi atau meghalangi

outonomi pasien.
10. Mencegah pihak lain mengintervensi

pasien dan membuat keputusan, termasuk,
termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan

diambil pasien pada kasus non emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi
kebaikan pasien.
13. Menjaga hubungan (kontrak)
KDB 4 Justice
Kriteria A Tidak
d ada
a
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan.
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi
dalam posisi yang sama.
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability,

equality, accessibility, availability, quality)

5. Menghargai hak hukum pasien.

6. Menghargai hak orang lain.

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling

dirugikan)

8. Tidak melakukan penyalahgunaan.

9. Bijak dalam makro alokasi.

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan
kemampuan.
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian
(biaya, beban , sanki) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat
DILEMA ETIKA
Beneficence :
dokter melakukan rehidrasi tetapi tidak memberi tahu
penyakit HIV pada pasien sehingga pasien tidak
dapat menjalankan pengobatan
Non Malficence :
dokter menolong pasien dalam keadaan gawat
darurat , tetapi tidak dapat mengobati penyebebab
utama.
Autonomy :
Dokter tidak menjelaskan kondisi penyakit yang
dialami pasien kepada pasien, sehingga pengobatan
penyebab utama tidak dapat dilakukan
Dilema Etik:
beneficion,
Autonomi

Prima Facie :
autonomi
4 BOX METHODE
Medical Indications: Client Preferences:
Dx Dehidrasi berat dan HIV Tindakan medis dilakukan atas
Emergensi persetujuan keluarga.
Dilakukan rehidrasi, dan Pasien tidak mengetahui
dilakukan pengobatan namun penyakitnya.
tidak dilakukan pengobatan
untuk HIVnya
Quality of Life: Contextual Features:
Setelah direhidrasi, pasien Keluarga yang terlibat adalah
membaik namun tidak ada suami pasien.
penanganan lebih lanjut untuk Suami pasien tidak ingin pasien
penyakitnya. menjalani pengobatan.
Profesionalisme

Accountability : Dokter menjelaskan tentang kondisi


pasien lepada suami pasien, dan melakukan informed
consent, tetapi suami pasien melarang dokter memberi
tahu penyakit istrinya kepada pasien sehinngga, dokter
tidak dapat memberikan terapi yang sesuai dengan
kondisi pasien.
Duty : dokter tetap melakukan tindakan sesuai prosedur
Altruism : dokter mendahulukan kepentingan pasien
namun mendapatkan intervensi dari suami pasien
Respect : menghormati Hak keputusan dari keluarga
karena HIV merupakan penyakit yang sulit untuk di
terima.
Humanity : ada empati.
KASUS 8

Oleh :
Achmad Fawaid
15710248
KASUS
Dokter A yang sedang berjaga di IGD disebuah RS menerima seorang
pasien perempuan setengah baya dengan keadaan lemas, berjalan
tertatih-tatih dan dalam keadaan batuk. Pasien datang dengan diantar
cucunya yang pucat dan tampak bingung dengan membawa hasil rongent.
Dokter A yang menerima langsung melakukan anamnesa dan memeriksa
pasien tanpa memberikan informed concent terlebih dahulu dan ketika
cucunya itu menanyakan penyakitnya si dokter menjelaskan penyakit
neneknya tersebut dan mengatakan bahwa pasien agar dijauhkan dari
orang banyak dan meminum obat secara teratur selama 6 bulan. Pasien
merasa senang dengan dokter tersebut dan merasa diperhatikan.
Kriteria Beneficience Ada Tidak ada

1. Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung


dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan


dengan keburukannya.

5. Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7. Pembatasan Goal-Based

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein

9. Minimalisasi akibat buruk.

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus.

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah .

16. Menerapkan Golden Rule Principle.


Kriteria Non-Maleficience Ada Tidak ada
1. Menolong pasien emergency

2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini


adalah:
a.Pasien dalam keadaan berbahaya.

b.Dokter sanggup mencegah bahaya atau


kehilangan.
c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami risiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan


euthanasia)
5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai objek

7.Mengobati secara tidak proporsional

8.Tidak mencegah pasien secara berbahaya

9.Menghindari misrepresentasi dari pasien

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien


karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Tidak melindungi pasien dari serangan

13.Tidak melakukan white collar dalam bidang


Kriteria Autonomy Ada Tidak ada
1.Menghargai hak menentukan nasib
sendiri, menghargai martabat pasien.
2.Tidak mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan (pada kondisi
elektif)
3.Berterus terang
4. Menghargai privasi.
5. Menjaga rahasia pribadi
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan
kompeten mengambil keputusan
sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau
meghalangi outonomi pasien.
10. Mencegah pihak lain
mengintervensi pasien dan membuat
keputusan, termasuk, termasuk
keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang
akan diambil pasien pada kasus non
emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien
meskipun demi kebaikan pasien.
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Kriteria Ada Tidak ada

10. Memberikan kontribusi yang


relatif sama dengan kebutuhan
pasien

11. Meminta partisipasi pasien seusai


dengan kemampuan.

12. Kewajiban mendistribusi


keuntungan dan kerugian (biaya,
beban ,sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada


pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten.

14. Tidak memberi beban berat


secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat.

15. Menghormati hak populasi yang


sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan.

16. Tidak membedakan pelayanan


pasien atas dasar SARA, status sosial
dll.
Kriteria Justice Ada Tidak ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses yang telah ia lakukan

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang


sama

4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility,


avaibility, quality)

5. Menghargai hak hukum pasien

6. Menghargai hak orang lain

7. Menjaga kelompok yang rentan (paling dirugikan)

8. Tidak melakukan penyalahgunaan

9. Bijak dalam makro alokasi

10. Memberi kontribusi yang relatif sama terhadap kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuan

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian


(biaya, beban, sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat


yang tepat dan kompeten

14. Tidak memberi beban yang berat secara tidak


merata tanpa alasan tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar


KAIDAH DASAR BIOETIK
Beneficence (+)

Non Maleficence (-)


Autonomy (+)
Justice (+)
Prinsip profesionalisme
ALTURISM (+)

Dokter A menolong pasien tanpa pamrih

ACCOUNTABILITY (+)
Dokter A bertanggung jawab penuh kepada pasien dan keluarga
dengan menjelaskan penyakitnya

DUTY (+)
Dokter A menjalankan tindakan sesuai prosedur, seperti
memberikan informed concent sebelum melakukan tindakan
HUMANITY (+)
Dokter A tersebut memiliki perasaan empati terhadap pasien karena
pasien tersebut merasa diperhatikan dokter

RESPECT FOR OTHER (+)


Dokter A menghormati pertanyaan-pertanyaan dari anak pasien.
4-BOX METHOD OF CLINICAL ETHICS
MEDICAL INDICATIONS Client Preferences

Pasien dengan lemas Pasien kompeten


dan batuk yang
(cukup umur), dan
membutuhkan
bisa menerima
pengobatan secara
teratur dan tidak
penjelasan dokter
terputus-putus
4-BOX METHOD OF CLINICAL ETHICS
Quality of Life Contextual Features

Pasien mengalami Pengobatan pada


penyakit TB Paru dan
pasien ini murah
jika tidak diobati secara
dan obat bisa
rutin akan
menyebabkan resistensi
diambil di
puskesmas terdekat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai