Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR TUGAS MANDIRI

GD 1 – PENDALAMAN KAIDAH DASAR BIOETIKA


Mata Kuliah : Etika Hukum
Fakultas/prodi : Fakultas Kesehatan Masyarakat/Gizi
Kelas : EH-18

Kasus Pemicu Beneficence


Bahan diskusi: BENEFICENCE

Ns. Sitta adalah perawat yang sangat memperhatikan pasiennya. Ia selalu datang lebih
awal di tiap shift agar dapat melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Seperti di hari
Sabtu yang hujan deras hari itu, Ns. Sitta tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya
untuk melakukan operan jaga dan membaca status rawat bangsal dengan lebih detil. Ns
Sitta menyapa setiap pasien dengan ramah dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu
setiap pasien dengan teliti sambil menanyakan perasaan dan keluhan mereka saat itu.
Ia kemudian menuliskan semua datanya pada lembar perawatan. Ketika dokter bangsal
datang, Ns. Sitta memberikan laporan hasil pemeriksaannya dan mendiskusikan
kemajuan perawatan pasien serta terapi lanjutan bagi pasien-pasien yang dirawatnya.

Check List Beneficence

Kriteria Ada Tidak N/A


/Bertentangan
1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih,

rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya

sejauh menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih

banyak dibandingkan dengan keburukannya
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang

6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia

7. Pembatasan goal-based

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi

pasien
9. Minimalisasi akibat buruk

10. Kewajiban menolong pasien gawat-darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara

keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan Golden Rule Principle

Penjelasan:
1. Ns. Sitta mengutamakan altruism karena beliau mau berkorban untuk selalu
datang 15 menit sebelum waktu jaganya meskipun hujan agar dapat
memberikan pelayanan terbaik untuk pasien
2. Dengan melayani pasien sebaik mungkin Ns. Sitta sudah menjunjungnilai
harkat dan martabat manusia
3. Ns. Sitta memperlakukan pasien-pasien dengan sangat baik dan tidak
memandang pasien hanya sebatas hubungan karena pekerjaan saja
4. Dengan datang lebih awal dan memeriksa chart pasien dengan teliti,
memeriksa nadi, dll dengan teliti, Ns.Sitta mengusahakan kebaikan/manfaat
lebih banyak
5. Ns. Sitta melakukan pekerjaannya dengan sangat baik dan itu menunjukkan
bahwa Ns. Sitta bertanggung jawab. Dan dengan melakukan semuanya tanpa
pamrih menunjukkan Ns. Sitta berkasih sayang
6. Dengan memberikan perawatan yang baik akan membuat pasien memiliki
kemungkinan untuk lebih cepat membaik dan itu menjamin kehidupan baik
pasien
7. Dalam kasus Ns. Sitta tidak melakukan pembatasan goal based
8. Dengan memberikan pelayanan yang maksimal, Ns. Sitta memaksimalisasi
pemuasan kebahagiaan pasien
9. Dengan melakukan pengecekan dengan telti Ns. Sitta meminimalisasi akibat
buruk
10. Dalam teks kasus tidak diceritakan Ns. Sitta menolong pasien gawat darurat,
hanya pasien yang sudah dirawat di bangsal
11. Ns. Sitta memberikan pelayanan terbaik dengan teliti kepada pasien berarti
Ns. Sitta sudah menghargai hak pasien secara keseluruhan
12. Dalam teks kasus tidak diceritakan mengenai honorium dan apakah Ns. Sitta
menarik honorium atau tidak
13. Dengan datang lebih awal, melakukan pengecekan teliti, melakukan
pemeriksaan dengan teliti membuat Ns. Sitta sudah memaksimalisasi
kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Dalam teks tidak diceritakan mengenai pengembangan profesi secara terus-
menerus oleh Ns. Sitta
15. Dalam teks tidak diceritakan Ns. Sitta memberikan obat
16. Ns. Sitta sudah menerapkan golden rule principle, yaitu memperlakukan
pasien sebagaimana yang pasien inginkan dengan memberikan pelayanan
terbaik untuk pasien

Bahan diskusi: NONMALEFICENCE


Dokter Prima adalah seorang Spesialis Bedah di kota Manokat, sebuah Ibu Kota
Kabupaten. Selain berpraktek di RS Kabupaten, ia juga membuka praktek pribadi di
rumahnya pada pagi hari sebelum ke RS dan sore setelah dinas di RS. Suatu pagi
ditempat praktek pribadinya, ia kedatangan seorang pasien dari desa. Pasien itu korban
tabrak lari, ia mengeluh nyeri perut kiri atas akibat benturan dengan sepeda motor yang
menabraknya.
Keadaan pasien saat datang masih sadar. Setelah diperiksa, dokter Prima segera
menganjurkan pasien untuk masuk Rumah Sakit karena harus menjalani pengawasan
lanjut yang ketat (observasi trauma tumpul abdomen), namun pasien menolak.
Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian mengajak pasien untuk ke RS
bersama-sama, disertai alasan perlu pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya
penyakit pasien. Pasien setuju. Dokter Prima berpesan agar hasil pemeriksaan segera
disampaikan padanya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan Hb dan pada pemeriksaan fisik ulang, dr
Prima menemukan perut mulai membesar dan kencang serta abdominal tap positif
(terdapat cairan bebas/darah dalam rongga perut). Dokter Prima menyimpulkan sang
pasien mengalami perdarahan dalam rongga perut yang kemungkinan diakibatkan oleh
ruptur atau robeknya limpa. Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan sakit
penderita dan rencana untuk operasi laparatomi. Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa
jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam rongga perut akan berlangsung terus dan
akan mengakibatkan kematian, pasien tetap menolak operasi namun bersedia masuk
untuk perawatan.
Beberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan jatuh dalam keadaan
tidak sadar. Tindakan yang harus segera diambil satu-satunya adalah operasi untuk
menghentikan perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi. Pasca
operasi pasien membaik dan pulang dalam keadaan sehat.

Check List Nonmaleficence


Kriteria Ada Tidak N/A
/Bertentangan

1. Menolong pasien emergensi



2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah :
- pasien dalam keadaan amat berbahaya

(darurat)/beresiko hilangnya sesuatu yang penting ✔

(gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut ✔
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya
mengalami resiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan
euthanasia)

5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

7. Mengobati secara proporsional

8. Mencegah pasien dari bahaya

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena
kelalaian

11. Memberikan semangat hidup

12. Melindungi pasien dari serangan

13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang
kesehatan / kerumah-sakitan yang merugikan pihak

pasien/keluarganya

Penjelasan:
1. Dokter Prima menolong pasien emergensi yaitu pasien tabrak lari
2. Pasien meskipun masih sadar ketika datang ke dokter Prima, namun
keadaannya ternyata cukup serius; dokter Prima langsung meminta pasien ikut
dengannya ke rumah sakit dan mencegah bahaya lebih lanjut; tindakan yang
dokter Prima lakukan efektif karena pasien setelah operasi sadar dan kembali
sehat; manfaat yang dokter Prima lakukan lebih banyak dibandingkan
kerugian untuk dirinya sendiri
3. Dokter Prima mengobati pasien tabrak lari, namun tidak menyebutkan bahwa
ia mengobati luka pasien tersebut
4. Dokter Prima tidak membunuh pasien karena beliau langsung membawa
pasien ke rumah sakit dan pasien bisa mendapatkan penanganan yang tepat
5. Dokter Prima tidak melakukan hal buruk, beliau tidak mencaci apalagi
memanfaatkan pasien
6. Dokter Prima tidak memandang pasien sebagai objek dan benar-benar
menghargai pasien
7. Dokter Prima mengobati pasien sesuai dengan kebutuhan pasien dan
menganjurkan pasien untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit
8. Dokter Prima yang menganjurkan pasien mendapat pemeriksaan di rumah
sakit mencegah pasien dari bahaya karena setelah pemeriksaan benar bahwa
keadaan pasien gawat dan butuh operasi
9. Dokter Prima menjelaskan keadaan pasien dan mencegah misinterpretasi dari
pasien
10. Dokter Prima memeriksa pasien dengan baik dan teliti sehingga pasien bisa
kembali sembuh terhindar dari keadaan yang membahayakan nyawanya
11. Dalam teks kasus tidak diceritakan dokter Prima memberikan semangat
kepada pasien
12. Dalam teks kasus tidak diceritakan dokter Prima melindungi pasien dari
serangan
13. Dokter Prima tidak menyalahgunakan profesinya sebagai dokter dan benar-
benar menolong pasien sampai sembuh

Bahan diskusi: AUTONOMI


Pak Didik bekerja sebagai apoteker di Apotik ”Obat Murah”. Hari itu ia melayani
seorang pasien yang datang membawa resep dari dokter ahli penyakit dalam. Pasien
meminta Pak Didik untuk menghitung terlebih dahulu biaya yang harus ia keluarkan
untuk menebus keseluruhan obat. Setelah memberikan hitungan, pak Didik
menanyakan apakah pasien akan menebus keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada
pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan bukan obat generik.
Pasien kemudian menanyakan berapa biaya yang perlu ia bayarkan apabila membeli
obat generik. Ia juga menanyakan perbedaan dan persamaan obat paten dengan generik.
Setelah memberitahukan hasil penghitungan dan menjelaskan persamaan dan
perbedaan obat paten dan generik, Pak Didik menanyakan pada pasien, obat jenis apa
yang ingin ditebus oleh pasien.

Check List Autonomi

Tidak N/A
Kriteria Ada /Bertentangan

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai


martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
(pada kondisi elektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi
pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien
pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan
pasien

Penjelasan:
1. Pak Didik tidak memaksakan pasien untuk menebus obat seperti yang
diresepkan, melainkan menanyakan kepada pasien obat apa yang ingin ditebus
2. Pak Didik hanya memberikan penjelasan sebaik mungkin mengenai obat
generic dan obat paten, selebihnya membiarkan pasien menentukan sendiri
3. Pak Didik berterus terang bahwa obat yang diresepkan adalah obat paten dan
berterus terang menjelaskan perbedaan obat paten dan obat generic, juga
memberitahu jumlah biaya yang harus dikeluarkan apabila membeli obat
generic atau apabila membeli obat paten
4. Pada teks kasus tidak diceritakan mengenai privasi pasien
5. Pada teks kasus tidak menceritakan mengenai rahasia pasien
6. Pak Didik menghargai rasionalitas pasien untuk meminta Pak Didik
menghitung terlebih dahulua berapa biaya yang harus dikeluarkannya
7. Pada teks kasus tidak diceritakan Pak Didik memberikan informed consent
8. Pak Didik menanyakan kepada pasien mengenai obat mana yang ingin
ditebusnya, dan membiarkan pasien yang menentukan
9. Pak Didik tidak mengintervensi dan menunggu pasien menentukan pilihannya
10. Dalam teks kasus tidak menceritakan adanya pihak lain yang ingin
mengintervensi keputusan pasien
11. Pak Didik sabar menunggu pasien menentukan keputusannya setelah
menanyakan obat mana yang akan ditebus
12. Pak Didik menjelaskan semua tanpa berbohong kepada pasien

Bahan diskusi: JUSTICE


Drg. Adi adalah dokter gigi umum yang berpraktek di daerah Elit di Menteng.
Pasiennya banyak dan sebagian besar dari kalangan menengah keatas, pasien-
pasiennya banyak namun teratur karena dilayani sesuai urutan. Ketika sedang
memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang seorang ibu bersama anaknya, Tinoc yang jatuh
sehingga giginya patah dan gusinya berdarah. Petugas loket melaporkan kondisi
tersebut pada doikter Ady. Atas petunjuk drg Ady, petugas diminta untuk
menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut
dilayani. Pasien yang tengah menunggu tersebut menyetujuinya. Setelah dirawat dokter
memberi obat yang menurut drg Ady bisa dibeli di apotik mana saja.

Check List Justice

Kriteria Ada Tidak N/A


/Bertentangan
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama

4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,
accessibility, availability, quality)

5. Menghargai hak hukum pasien

6. Menghargai hak orang lain

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)

8. Tidak melakukan penyalahgunaan

9. Bijak dalam makro alokasi

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan
kemampuannya

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian
(biaya, beban, sanksi) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa
alasan sah/tepat

15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,
status sosial, dll

Penjelasan:
1. Drg. Ady memberlakukan semua secara universal dengan melayani sesuai
urutan
2. Saya masih kurang paham dengan pernyataan pada poin kedua
3. Drg. Ady melayani pasien sesuai urutan dan ketika ada pasien yang
kondisinya butuh penanganan cepat tidak asal menangani, tapi meminta
pendapat dan persetujuan pasien lain yang sudah lebih dahulu mengantri
4. Drg. Ady melayani semua dan menghargai hak sehat pasien
5. Drg. Ady menghargai hak hukum pasien dengan memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dibutuhkan
6. Drg. Ady menghargai hak orang lain dengan tidak asal menangani, tapi
meminta pendapat dan persetujuan pasien lain yang sudah lebih dahulu
mengantri
7. Drg. Ady mendahulukan pasien yang butuh penanganan cepat, berarti drg.
Ady melindungi kelompok yang rentan
8. Drg. Ady tidak menyalahgunakan posisi/profesinya selama melayani pasien
9. Drg. Ady tidak memilih-milih atau mendahulukan pihak tertentu dan bijak
dalam melayani seluruh pasien sesuai urutan
10. Drg. Ady memberkan pelayanan sesuai yang pasien butuhkan. Kepada pasien
yang lebih butuh pertolongan beliau menanganinya terlebih dahulu
11. Drg. Ady meminta pendapat pasien lain yang sudah terlebih dahulu menunggu
apakah boleh mendahulukan pasien yang lebih membutuhkan pertolongan
tersebut
12. Drg. Ady memberikan pelayanan baik keadaan untung ataupun rugi secara
adil
13. Drg. Ady memberikan pelayanan cepat kepada pasien yang benar-benar butuh
penanganannya secara cepat
14. Drg. Ady tidak asal mendahulukan pasien tanpa mendapat persetujuan pasien
lain
15. Drg. Ady memberikan pelayanan sama kepada semua pasien dengan kondisi
apapun
16. Drg. Ady melayani semua pasien dengan merata dan adil tidak memilih-milih
paasien

Anda mungkin juga menyukai