Anda di halaman 1dari 101

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

DAN
MEDIKOLEGAL

Pembimbing :
dr. Meivy Isnoviana, SH, MH

Kelompok C Gresik :
Arian Rahardian S 15710298
Firman Rengga D 15710301
Anindya Okvitasari 15710308
Thabita Eka Putri S 15710331
Puji Astuti 15710332
Monalyza Anggraeni 15710333
Jannatun Firdaus 15710240

LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RSUD IBNU SINA GRESIK
Kasus 1
ARIAN RAHARDIAN SANTOSO
15710298
Ny. M, 68 tahun datang ke IGD RSUD Ibnu Sina Gresik,
karena mengeluh nyeri pinggang bagian belakang, nyeri
dirasakan semakin lama bertambah sakit, sudah diberi obat
tidak berkurang. Sakit yang dirasakan sudah 2 hari dan
sangat mengganggu aktifitas sehari-hari. Oleh dokter jaga
IGD Ny. M diminta untuk rawat inap agar dapat ditangani
oleh dr Spesialis. Ny. M dan keluarga setuju atas saran dari
dokter jaga IGD, namun Ny. M ingin ditangani oleh dr. A,
karena dr. A adalah dokter yang biasa menangani Ny. M bila
berobat rawat jalan.

SKENARIO 1
Pada saat di ruangan rawat inap ternyata yang menangani Ny.
M adalah dr. B bukan dr. A. setelah 2 hari dirawat Ny. M
merasa sakit yang dirasakan tidak berkurang, masih sama
sakitnya seperti pada saat datang ke IGD. Ny M dan keluarga
ingin dokter yang merawat dr A karena bila ditangani oleh dr
A sakit yang dirasakan Ny. M pasti sembuh.
Karena prosedur RSUD Ibnu Sina, pada waktu Ny. M masuk
di IGD dokter konsulenya adalah dr. B maka yang menangani
di ruangan adalah dr. B, sehingga tidak dapat memilih dr. A.
Akhirnya Ny.M dan keluarga memutuskan untuk keluar dari
RSUD Ibnu Sina, ingin berobat ke RS yang lain. Dr. B
mengijinkan permintaan Ny. M dan keluarga dengan syarat
mengisi form pulang paksa.
Kriteria Beneficience Ada Tidak ada

1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) √

2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia √


• Non Malaficience
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh
menguntung dokter

• Autonomi
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.

5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang √

6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia √

7.Pembatasan Goal-Based √

DILEMA ETIK
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein √

9.Minimalisasi akibat buruk. √

10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat √


Kriteria Ada Tidak ada

11. Menghargai hak pasien secara √


keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium diluar √


kepantasan

13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi √


secara keseluruhan

14.Mengembangkan profesi secara √


terus-menerus.

15. Memberikan obat berkhasiat namun √


murah

16. Menerapkan Golden Rule Principle √


Kriteria Non-Maleficience Ada Tidak ada

1. Menolong pasien emergency √

2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini


adalah:

a.Pasien dalam keadaan berbahaya.
b.Dokter sanggup mencegah bahaya atau
kehilangan.
c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter
(hanya mengalami risiko minimal)

3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan


euthanasia)

5. Tidak menghina/caci maki. √


6. Tidak memandang pasien sebagai objek √
7.Mengobati secara tidak proporsional √
8.Tidak mencegah pasien secara berbahaya √
Kriteria Ada Tidak ada

9.Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11. Tidak memberikan semangat hidup √

12. Tidak melindungi pasien dari serangan √

13.Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan √


Kriteria Autonomy Ada Tidak ada

1.Menghargai hak menentukan nasib √


sendiri, menghargai martabat pasien.

2.Tidak mengintervensi pasien dalam √


membuat keputusan (pada kondisi
elektif)

3.Berterus terang √

4. Menghargai privasi. √

5. Menjaga rahasia pribadi √

6. Menghargai rasionalitas pasien. √

7. Melaksanakan informed consent √

8. Membiarkan pasien dewasa dan √


kompeten mengambil keputusan
sendiri.

9. Tidak mengintervensi atau √


meghalangi outonomi pasien.
Kriteria Ada Tidak ada

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien √


dan membuat keputusan, termasuk, termasuk
keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan √


diambil pasien pada kasus non emergensi.

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi √


kebaikan pasien.

13. Menjaga hubungan (kontrak) √


Kriteria Justice Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu √


secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses √


membagi yang telah ia lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama √


terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.

4. Menghargai hak sehat pasien √


(affordability,
equality,accessibility,availability,quality
)

5. Menghargai hak hukum pasien. √


6. Menghargai hak orang lain. √
7. Menjaga kelompok yang rentan √
(yang paling dirugikan)

8. Tidak melakukan penyalahgunaan √

9. Baik dalam makro alokasi. √


Kriteria Ada Tidak ada

10. Memberikan kontribusi yang relatif √


sama dengan kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien seusai √


dengan kemampuan.

12. Kewajiban mendistribusi √


keuntungan dan kerugian (biaya, beban
,sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada √


pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten.

14. Tidak memberi beban berat secara √


tidak merata tanpa alasan sah/tepat.

15. Menghormati hak populasi yang √


sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan.

16. Tidak membedakan pelayanan √


pasien atas dasar SARA, status sosial
dll.
Medical Indications: Client Preference
Ny. M 68th datang dari IGD dengan Pasien dan keluarga pasien yang memberikan
keluhan nyeri pinggang bagian belakang keputusan
yang sangat mengganggu aktifitas sehari-
hari.

Quality of Life: Contextual Features:


Apabila pasien sabar dan menerima terapi yang Pasien dan keluarga memutuskan untuk keluar
diberikan oleh dr. B diharapkan nyeri yang dari rumah sakit karena ingin berobat ke RS yang
dirasakan akan berkurang dari sebelumnya. lain, dikarenakan pasien merasa sakit yang
dirasakan tidak berkurang.

4 BOX METHOD
Primafacie :

• autonomy
Profesionalisme

• Alturism : ada
• Duty : ada
• Respect for others : ada
• Humanity : ada
Kasus 2
Firman Rengga Darmawan

15710301
Skenario 2
Seorang pasien perempuan berumur 15 tahun
datang ke IGD RSUD Ibnu Sina Gresik sekitar
pukul 23.00 WIB diantar kerabatnya karena
kecelakaan lalu lintas. Pasien mengaku sebelum
kecelakaan telah mimun minuman beralkohol.
Pasien meminta dokter untuk merahasiakan hal
tersebut dari orang tuanya. Tetapi dokter dengan
pendekatan ke orang tua pasien akhirnya
menyampaikan hal tersebut karena
berpengaruh pada pengobatan pasien pada
saat itu.
Kriteria Beneficience Ada Tidak ada

1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela


berkorban) √

2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia


3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh


menguntung dokter √

4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak


dibandingkan dengan keburukannya. √

5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang


6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia


7.Pembatasan Goal-Based

8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein


9.Minimalisasi akibat buruk.


10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat



Kriteria Ada Tidak ada

11. Menghargai hak pasien secara


keseluruhan √

12. Tidak menarik honorarium


diluar kepantasan √

13.Maksimalisasi kepuasan
tertinggi secara keseluruhan √

14.Mengembangkan profesi secara √


terus-menerus.

15. Memberikan obat berkhasiat √


namun murah

16. Menerapkan Golden Rule √


Principle
Kriteria Non-Maleficience Ada Tidak ada

1. Menolong pasien emergency



2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria
ini adalah:
a.Pasien dalam keadaan berbahaya.

b.Dokter sanggup mencegah bahaya atau √
kehilangan.
c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti
efektif √
d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter
(hanya mengalami risiko minimal)

3. Mengobati pasien yang luka


4. Tidak membunuh pasien (tidak


melakukan euthanasia) √
5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai
objek √
7.Mengobati secara tidak proporsional

8.Tidak mencegah pasien secara
berbahaya √
Kriteria Ada Tidak ada

9.Menghindari misrepresentasi dari


pasien √
10. Tidak membahayakan kehidupan
pasien karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Tidak melindungi pasien dari
serangan √
13.Tidak melakukan white collar dalam
bidang kesehatan √
Kriteria Autonomy Ada Tidak ada

1.Menghargai hak menentukan √


nasib sendiri, menghargai martabat
pasien.

2.Tidak mengintervensi pasien √


dalam membuat keputusan (pada
kondisi elektif)

3.Berterus terang √

4. Menghargai privasi. √

5. Menjaga rahasia pribadi √

6. Menghargai rasionalitas pasien. √

7. Melaksanakan informed consent √

8. Membiarkan pasien dewasa dan √


kompeten mengambil keputusan
sendiri.

9. Tidak mengintervensi atau √


meghalangi outonomi pasien.
Kriterian Ada Tidak ada

10. Mencegah pihak lain √


mengintervensi pasien dan
membuat keputusan, termasuk,
termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan √


yang akan diambil pasien pada
kasus non emergensi.

12. Tidak berbohong ke pasien √


meskipun demi kebaikan pasien.

13. Menjaga hubungan (kontrak) √


Kriteria Justice Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu √


secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari √


proses membagi yang telah ia
lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama √


terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.

4. Menghargai hak sehat pasien √


(affordability,
equality,accessibility,availability,qu
ality)

5. Menghargai hak hukum pasien. √

6. Menghargai hak orang lain. √

7. Menjaga kelompok yang rentan √


(yang paling dirugikan)

8. Tidak melakukan √
penyalahgunaan

9. Baik dalam makro alokasi. √


Kriteria Ada Tidak ada

10. Memberikan kontribusi yang √


relatif sama dengan kebutuhan
pasien

11. Meminta partisipasi pasien √


seusai dengan kemampuan.

12. Kewajiban mendistribusi √


keuntungan dan kerugian (biaya,
beban ,sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada √


pemiliknya pada saat yang tepat
dan kompeten.

14. Tidak memberi beban berat √


secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat.

15. Menghormati hak populasi √


yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan.

16. Tidak membedakan pelayanan √


pasien atas dasar SARA, status
sosial dll.
4 BOX METHOD
Medical Indications: Client Preference
Dalam kasus ini, pasien remaja Dalam kasus ini, pasien berumur 15
perempuan berumur 15 tahun datang Tahun belum menikah, dan seluruh
ke IGD RSUD Ibnu Sina Gresik karena keputusannya berada di orang tuanya
kecelakaan lalu lintas, dilakukan foto
rontgen didapatkan hasil kakinya
mengalami patah tulang.

Quality of Life: Contextual Features:


Pasien dianjurkan untuk operasi Pasien dengan keluarga menengah
diharapkan mampu memperbaiki menyetui untuk dilakukan operasi.
keadaan pasien pada saat itu
mengalami patah tulang.
Prinsip
Profesionalisme

Alturisme : Ada
Duty : Ada
Respect For Other : Ada
Accauntablity : Ada
Humanity : Ada
Dilema Etik
Dokter harus menghargai hak pasien untuk
tidak menyampaikan kepada orang tua
pasien, tetapi dokter harus tetap
menyampaikan untuk kebaikan pasien
karena pengaruh untuk pengobatannya pada
saat itu.

 Jadi, dilema etik yang timbul adalah


Autonomi dan Non-maleficence
Primafacie

Primafacienya adalah Non-Maleficence


Kasus 3
Anindya Okvitasari

15710308
SKENARIO 3
• Seorang pasien perempuan umur 20 tahun, datang ke IGD
RSUD Ibnu Sina Gresik bersama orang tuanya dengan keluhan
batuk terus menerus, pasien tampak lemas dan berjalan
sempoyongan. Pasien tersebut batuk terus menerus di hadapan
dokter yang bertugas. Lalu dokter langsung melakukan
pemeriksaan tanpa melakukan anamnesa terlebih dahulu, ketika
orang tua pasien bertanya tentang penyakit pasien, dokter
enggan menjelaskan tentang penyakit pasien dan hanya
menyarankan untuk meminum obat secara teratur. Ketika
pasien bertanya bagaimana cara minum obat, tetapi dokter
menyarankan untuk bertanya pada petugas apotek ditempat
pasien mengambil obat. Orang tua pasien langsung keluar dari
IGD tanpa mengucapkan salam Karena merasa tidak dihargai
oleh dokter.
KDB 1 BENEFICIENCE
KDB 2 NONMALEFICIENCE
KDB 3 AUTONOMY
KDB 4 JUSTICE
• Beneficence
Pada kasus ini dapat mengetahui bahwa
dokter tidak menghargai hak-hak pasien
secara keseluruhan dan tidak
maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi
pasein, pasien serta anaknya tidak
puas dengan pelayanan yang diberikan dokter
tersebut .
• Non maleficence
Pada kasus ini dapat mengetahui bahwa
dalam mengobati pasien dokter sangatlah
tidak proporsional dan
menghindari misrepresentasi dari pasien.

DILEMA ETIKA
• Justice:
Pada kasus ini tidak dapat menentukan justice
tidaknya dokter tersebut karena tidak ada 2 atau
lebih hal yang bisa dibandingkan.
• Autonomy
Dokter tidak memanfaatkan autonomi pasien dan
tidak melaksanakan informed consent dengan baik,
dokter tersebut langsung memeriksa pasiennya tanpa
menganamnesis terlebih dahulu.

DILEMA ETIKA
PRIMA FACIE
4 BOX METHODE
Medical Preference:
Pasien umur 20 th Quality of Life :
datang ke IGD dengan
keluhan tampak lemas, pasien tidak dalam
berjalan sempoyongan keadaan emergency
dan batuk terus
menerus

Contextual Feature :
Client Preference dokter tidak
: Pasien memberikan hak hak
berkompeten dalam kepada keluarga pasien
mengambil untuk mengetahui
keputusan penyakit yang diderita
oleh pasien
Kasus 4
Thabita E.P. Solossa

15710331
SKENARIO 4
• Seorang pasien perempuan berusia 48 tahun berobat ke
poliklinik Penyakit Dalam di RSUD Ibnu Sina Gresik. Pasien
merupakan pasien yang rutin kontrol setiap 1 bulan sekali ke
poliklinik tersebut. Pasien kontrol dengan menggunakan kartu
berobat gratis (BPJS). Pasien menderita penyakit kencing
manis dan darah tinggi yang cukup lama. Setelah diperiksa dan
diberikan resep untuk ditebus di apotek rumah sakit, pihak
apoteker menelpon poli Penyakit Dalam untuk memberitahukan
bahwa obat kencing manis semuanya habis, dan bertanya
kepada dokter spesialis A yang memberikan untuk diberikan
obat apa yang lain? Kebetulan dokter spesialis A tersebut adalah
kepala penanggung jawab di bagian Farmasi(obat). Dokter
tersebut yang menjawab sendiri teleponya.
• Setelah berdiskusi cukup lama, dokter tersebut akhirnya
memutuskan untuk diganti dengan vitamin saja. Dan pasien
diberitahu agar kembali ke poli 3 hari lagi. Pasien yang
menerima obat tidak sesuai seperti biasanya untuk penyakit
kencing manis dan darah tingginya, bertanya kepada petugas
obat. Kenapa tidak sesuai dengan yang di resep mbak? Dan
jawaban petugas obat: “Maaf bu, obatnya sudah habis semua.
Kalau ibu mau, bisa membeli sendiri obatnya di apotek luar.
Atau kalau tidak, dapat kembali 3 hari lagi kontrol ke poli
penyakit dalam untuk mendapatkan obatnya”. Ibu tersebut
merasa tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak mau mencari
masalah akhirnya membeli obat sendiri di luar.
BENEFICENCE
No KRITERIA ADA TIDAK ADA ANALISA

1. Mengutamakan altruism yaitu menolong tanpa √ Dokter memutuskan tidak


pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang berbuat apa-apa dan
lain. mengganti dg vit.

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat - - Tidak disinggung dalam


manusia. skenario
3. Memandang pasien / keluarga / sesuatu tak √ Dokter tidak memandang
hanya sejauh menguntungkan dokter. pasien ,yg seharusnya
memerlukan minum obat tsb
rutin setiap hari.

4. Mengusahakan agar kebaikan / manfaatnya lebih √ Tidak ada usaha dari dokter
banyak dibandingkan dengan keburukannya. untuk mendapatkan obatnya

5. Paternalism bertanggung jawab / berkasih √ Tidak bertanggung jawab


sayang karena membiarkan pasien
menerima obat yang tidak
sesuai dg peny.

6. Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia. √ Tidak menjamin keselamatan


pasien
BENEFICENCE
No KRITERIA ADA TIDAK ADA ANALISA

7. Pembatasan goal-based. √ Dokter menjalankan SPO dengan


baik dan benar dalam hal
memeriksa pasien.

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan / √ Pasien merasa tidak puas.


preferensi pasien.
9. Minimalisasi akibat buruk. √ Dokter tidak memberikan obat
sesuai peny.

10. Kewajiban menolong pasien gawat- - - Tidak disinggung dalam skenario


darurat.

11. Menghargai hak-hak pasien secara √ Pasien tidak mendapatkan haknya.


keseluruhan. Memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan medis, standar profesi
dan SPO

12. Tidak menarik honorarium diluar √ Tarif sesuai dengan harga RS.
kepantasan.
BENEFICENCE
No KRITERIA ADA TIDAK ADA ANALISA

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi √


secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara - - Tidak disinggun dalam


skenario.
terus-menerus.
15. Memberikan obat berkhasiat namun √ Dokter tidak memberikan obat
sesuai peny.
murah

16. menerapkan Golden Rule Principle. - - Tidak disinggung dalam


skenario
NON MALEFICENCE
KRITERIA ADA TIDAK Analisa
ADA
1) Menolong pasien emergensi.  Tidak disinggung
scenario
2) Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah : pasien dalam amat  Tiidak disinggung
berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter dalam skenario
sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, tindakan kedokteran
tersebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien kerugian dokter atau hanya
mengalami risiko minimal.
3) Mengobati pasien yang luka.  Tidak disinggung
dalam scenario
4) Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia).  Tidak disinggung
dalam skenario
5) Tidak menghina/ mencaci maki, memanfaatkan pasien.  Dokter menghargai
pasien sebagai
keluarga
6) Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.  Dokter melakukan
prosedur dengan benar
7) Mengobati secara tidak proporsional.  Tidak disinggung
dalam skenario

8) Tidak mencegah pasien dari bahaya.  Tidak disinggung


dalam skenario

9) Menghindari misrepresentasi dari pasien. Dokter tidak


 memberi penjelasan

10) Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.  Tidak disinggung


dalam scenario

11) Tidak memberikan semangat hidup  Tidak disinggung


dalam scenario

12) Tidak melindungi dari seragam  Tidak disinggung


dalam scenario

13) Tidak melakukan white collar, dalam bidang kesehatan / kerumah  Tidak dijelaskan
sakit yang merugikan pihak pasien dan keluarganya langsung dalam
skenario
AUTONOMI
KRITERIA ADA TIDAK Analisa
ADA
1) Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat  Tidak disinggung dalam
pasien. skenario
2) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan ( pada  Tidak disinggung dalam
kondisi elektif) scenario
3) Berterus terang.  Petugas memberitahu kalau
obat kencing manis habis
semua.
4) Menghargai privasi.  Tidak disinggung dalam
skenario
5) Menjaga rahasia pasien.  Tidak disinggungdalam
skenario
6) Menghargai rasionalitas pasien.  Tidak disinggung dalam
skenario
7) Melaksanakan informed consent.  Tidak disinggung dalam
skenario
8) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil  Tidak disinggung dalam
keputusan sendiri. skenario

9) Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien.  Tidak disinggung dalam


skenario

10) Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat  Tidak disinggung dalam
keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri. skenario

11) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada  Tidak disinggung dalam
kasus non emergensi. skenario

12) Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien.  Petugas menjelaskan ke
pasien bahwa obat habis

13) Menjaga hubungan ( kontrak ).  Tidak disinggung dalam


skenario
JUSTICE
KRITERIA ADA TIDAK ADA Analisa
 Tidak disinggung dalam scenario
1) Memberlakukan segala sesuatu secara
universal.

2) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi  Tidak disinggung dalam scenario
yang telah ia lakukan.

3) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi  Tidak disinggung dalam scenario
dalam posisi yang sama.

4) Menghargai hak sehat pasien ( affordability,  Tidak mendapatkan pelayanan yang


equality, accessibility, and quality maksimal dan obat tidak sesuai

 Tidak disinggung dalam scenario


5) Menghargai hak hukum pasien.

6) Menghargai hak orang lain. Tidak disinggung dalam scenario



7) Menjaga kelompok yang rentan ( yang paling  Tidak disinggung dalam scenario
dirugikan)

8) Tidak melakukan penyalahgunaan.  Dokter melaksanakan semua


prosedur dengan benar

9) Bijak dalam makro alokasi. Dokter memutuskan mengganti obat



dyang tidak sesuai dg penyakit

10) Memberikan kontribusi yang relative sama  Tidak disinggung dalam scenario
dengan kebutuhan pasien.

11) Meminta partisipasi pasien sesuai dengan  Tidak disinggung dalam scenario
kemampuannya.

12) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan  Tidak disinggung dalam scenario


kerugian ( biaya, beban, dan sanksi ) secara adil.

13) Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat  Tidak disinggung dalam scenario
tepat dan kompeten.
14) Tidak memberi beban berat secara tidak  Tidak disinggung dalam
merata tanpa alasan sah/ tepat. scenario

15) Menghormati hak populasi yang sama- Tidak disinggung dalam


sama rentan penyakit / gangguan scenario
kesehatan. 

16) Tidak membedakan pelayanan  Tidak disinggung dalam


pasien atas dasar SARA, status social, scenario
dan lain-lain.
Medical Indications: Client Preference:

Pasien perempuan berusia 48 tahun Pasien berkompeten dalam


berobat ke poliklinik Penyakit mengambil keputusan.
Dalam RSUD Ibnu Sina Gresik
untuk melakukan kontrol rutin
bulanan Kencing Manis dan Darah
Tinggi. Dokter memeriksa dan
memberikan resep.
Quality of Life: Contextual Features:

Pasien tidak mendapatkan pengobatan Pasien tidak mendapatkan obat yang


sesuai dengan penyakitnya sehingga seharusnya sehingga pasien merasa
kemungkinan terjadi resiko komplikasi kecewa dan harus membeli sendiri.
lebih cepat dan kondisi semakin buruk.

4 BOX METHOD
• Accountability : dokter bertanggung jawab kepada
pasien dengan memberikan resep.
• Duty : dokter melakukan pekerjaannya tidak sesuai
dengan prosedur.
• Altruism : dokter lebih mementingkan kepentingan
pribadi.
• Respect : dokter mengganti obat tanpa persetujuan
pasien.
• Humanity : ada empaty

PROFESIONALISM
• BENEFICIENCE

Pasien perempuan berusia 48 tahun melakukan kontrol


bulanan rutin untuk Kencing Manis dan Darah Tinggi.
Dokter memeriksa dan memberikan resep pada pasien.

• NON MALEFICENCE
Dokter mengganti resep pasien tanpa persetujuan pasien
sehingga pasien harus membeli obat diluar.

DILEMA ETIK
• AUTONOMI

Pasien ingin dihargai haknya untuk ditangani.

• JUSTICE

Pasien membeli obat di apotik lain yang sesuai resep


sebelumnya menggunakan dana pribadi karena tidak mau
menunggu harus balik lagi 3 hari kemudian.

Jadi, dilema etik : JUSTICE dan NON MALEFICENCE

DILEMA ETIK
• JUSTICE

PRIMAFACIE
Kasus 5
Puji Astuti

15710332
SKENARIO 5
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang bersama kedua
orang tuanya ke praktik dokter spesialis bedah, orang tua
pasien mengatakan sejak usia 3 tahun di paha kanan anaknya
terdapat benjolan sebesar pentol bakso tetapi orang tua pasien
hanya membiarkan saja, dan berfikir kelak akan kempes
sendiri, namun yang terjadi bukan malah kempes tetapi justru
muncul benjolan baru dipantat anaknya, orang tua pasien
mulai menganggap benjolan anaknya ini serius, kemudian
orang tua pasien membawa ke praktik spesialis bedah.
Dari pemeriksaan itu kemudian spesialis bedah
menyimpulkan bahwa benjolan dipaha tersebut adalah
tumor dan harus segera di operasi, kemudian disepakati
orang tua bahwa operasi akan dilakukan di RSIA nyai
ageng pinatih dengan terjadwal 2 januari 2015.
Tgl 2 januari 2015 di RSIA nyai ageng pinatih

operasi pengangkatan tumor dilakukan dalam satu jam


kemudian pasien keluar dari kamar operasi dan diletakan
begitu saja didepan kamar operasi tanpa pengawasan yang
memadai, ibu pasien hanya melihat dari bilik kaca merasa
tenang sebab mengira anak laki-lakinya sudah tidak ada
masalah, meski ibu pasien merasa bingung “kok usai operasi
anak saya dibiarkan tergeletak begitu saja diantara lalu
lalang petugas medis lainya?”
Ibu pasien mulai curiga setelah setengah jam tidak ada
perawatan lanjut, sehingga ibu pasien berusaha masuk
untuk melihat anaknya dari dekat. Ibu pasien langsung
menjerit, ternyata wajah anaknya sudah membiru dan
nadi sudah nyaris tidak ada.
Saat ibu pasien berteriak, spesialis anastesi dan perawat
berdatangan untuk memberikan pertolongan dengan
menekan-nekan dada pasien, tapi sudah tidak bisa
bergerak sehingga dipasang oksigen dan ventilator.
Sampai dini hari keadaan pasien tidak berkembang sehingga
pasien di rujuk ke RSUD Ibnu Sina Gresik pada tanggal 3
Januari 2015 pada pukul 03.00 WIB dan langsung masuk
ruang ICU, karena dokter spesialis bedah dan dokter
spesialis anastesi yang sama, bekerja di RSUD ibnu sina
juga bekerja di RSIA nyai ageng pinatih. kondisi pasien
semakin parah sejak pagi sampai sore terus kejang tak
pernah henti. Sejak saat itu pasien sudah tidak sadar dan
akhirnya dinyatakan dalam kondisi mati batang otak, sampai
dengan 71 hari berikutnya dalam perawatan itu tidak juga
membaik dan kemudian pasien meninggal dunia pada
tanggal 14 maret 2015.
Sebelum pasien meninggal dunia, 3 dokter spesialis bedah,
spesialis anastesi dan direktur RSIA sempat kerumah orang
tua pasien dengan menawarkan uang sejumlah Rp. 300 juta,
tetapi orang tua pasien menolak sehingga merasa pihak
rumah sakit beserta dua dokter spesialis tidak ada itikad
baik, terpaksa orang tua pasien melaporkan ke polisi.
Setelah diselidiki, bahwa diketahui izin operasional di RSIA
nyai ageng pinatih sudah habis dan ditambah kedua dokter
tersebut tidak memiliki izin praktik di RSIA nyai ageng
pinatih.
Kriteria Ya Tidak
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) 
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung dokter 
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya. 

5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang 


6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia 
7.Pembatasan Goal-Based 
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein 
9.Minimalisasi akibat buruk. 
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat 
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan 
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan 
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus 
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 
16. Menerapkan Golden Rule Principle 

KDB 1 (BENEFICIENCE)
Kriteria Non-Maleficience YA Tidak
1. Menolong pasien emergency √
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
a. Pasien dalam keadaan berbahaya.

b. Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan.

c. Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif
d. Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka √

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √
5. Tidak menghina/caci maki. √

6. Tidak memandang pasien sebagai objek √
7.Mengobati secara tidak proporsional √
8.Tidak mencegah pasien secara berbahaya √
9.Menghindari misrepresentasi dari pasien √
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √
11. Tidak memberikan semangat hidup √
12. Tidak melindungi pasien dari serangan √
13.Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan √

KDB 2 (NON-MALEFICIENCE)
Kriteria Ya Tidak
1.Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien. √

2.Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi elektif) √


3.Berterus terang √
4. Menghargai privasi. √
5. Menjaga rahasia pribadi √
6. Menghargai rasionalitas pasien. √
7. Melaksanakan informed consent √
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri. √
9. Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien. √
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan, √
termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non √
emergensi.
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien. √

13. Menjaga hubungan (kontrak) √

KDB 3 (AUTONOMI)
Kriteria Ya Tidak
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal √
2. Mengambil porsi terakhir dari proses yang telah ia lakukan √
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama √
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, avaibility, quality) √
5. Menghargai hak hukum pasien √
6. Menghargai hak orang lain √
7. Menjaga kelompok yang rentan (paling dirugikan) √
8. Tidak melakukan penyalahgunaan √
9. Bijak dalam makro alokasi √
10. Memberi kontribusi yang relatif sama terhadap kebutuhan pasien √
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuan √
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanki) secara adil √
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten √
14. Tidak memberi beban yang berat secara tidak merata tanpa alasan tepat/sah √
15. Menghormati hak populasi yang sama rentan penyakit/gangguan kesehatan √
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dsb. √

KDB 4 (JUSTICE)
• BENEFICIENCE

pasien anak laki-laki usia 5 tahun didapatkan benjolan


dipaha kanan sejak usia 3 tahun, semakin lama semakin
benjolan bertambah banyak, sehingga dokter spesialis
bedah segera mengoperasi pasien.

DILEMA ETIK
• NON-MALEFICIENCE
- pasca operasi dokter spesialis bedah dan spesialis anastesi
membiarkan pasien diruang pemulihan pasca operasi tanpa
pengawasan.

- Saat pasien dalam keadaan wajah membiru dan nadi tidak teraba,
Dokter Spesialis anastesi langsung melakukan pertolongan resusitasi
jantung paru (RJP) dan memasang oksigen dan ventilator.

- Pasien dirujuk oleh dokter ke rumah sakit yang lebih baik


fasilitasnya

- dokter spesialis dan dokter anastesi tidak mempunyai izin praktik di


RSIA

- Izin operasional rumah sakit masih dipertanyakan


• AUTONOMI

- Dokter melaksanakan informed consent sebelum


melakukan tindakan bedah dan keluarga menyetujui

- Dokter tidak menjaga hubungan baik dengan keluarga


berniat bahwa Dokter spesialis bedah, anastesi dan
kepala RSIA nyai ageng pinatih Berniat memberikan
uang ke keluarga pasien sejumlah Rp. 300 juta

- Pasien ingin dihargai haknya untuk ditangani


• JUSTICE

pada kasus ini tidak dapat menentukan justice


tidaknya dokter tersebut karena tidak ada 2 atau lebih
hal yang bisa di bandingkan
• Dilema etik :
• Autonomy
• Non-Maleficence

• Prima facie : Non-Maleficence


Medical Preference:
Pasien laki usia 5 th datang ke Quality of Life :
praktik dokter spesialis bedah Pasien tidak sadar (COMA)
dengan keluhan benjolan dipaha setelah operasi kurang lebih 3
kanan, dan akan di operasi segera bulan karena kematian batang otak
oleh dokter spesialis bedah

Contextual Feature :
Client Preference : Keluarga pasien merasa
dalam kasus ini pasien berumur 5 tersinggung dengan di tawarkan
tahun dan seluruh keputusan uang Rp. 300 juta dan merasa
berada di tangannya dokter tidak mempunyai itikad
baik

4 BOX METHODES
• Accountability : dokter bertanggung jawab kepada
pasien non emergency
• Duty : dokter tidak profesional dalam tindakan
• Altruism : dokter mementingkan kepentingan
pribadi (nama baik)
• Respect : dokter tidak respect pada keluarga pasien
• Humanity : tidak ada empaty

PROFESIONALISM
Kasus 6
Monalyza Anggraeni

15710333
SKENARIO 6
Seorang pasien umur 35 tahun datang ke IGD
RSUD Ibnu Sina Gresik dengan diantar teman
kerjanya karena mengalami kecelakaan kerja
yaitu ujung jari telunjuknya terpotong mesin
pemotong kertas kemudian Dokter jaga IGD
menyarankan untuk dijahit tetapi pasien
menolak, pasien hanya ingin dibersihkan dan
diperban saja. Dokter sudah memberitahu
kemungkinan infeksi tapi pasien tetap tidak mau
dijahit.
Kriteria Beneficience Ada Tidak ada

1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela √


berkorban)

2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia √


3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh √
menguntung dokter

4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak √


dibandingkan dengan keburukannya.

5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang √


6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia √
7.Pembatasan Goal-Based √
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein √
9.Minimalisasi akibat buruk. √

10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat √


Kriteria Ada Tidak ada

11. Menghargai hak pasien secara √


keseluruhan

12. Tidak menarik honorarium √


diluar kepantasan

13.Maksimalisasi kepuasan √
tertinggi secara keseluruhan

14.Mengembangkan profesi secara √


terus-menerus.

15. Memberikan obat berkhasiat √


namun murah

16. Menerapkan Golden Rule √


Principle
Kriteria Non-Maleficience Ada Tidak ada
1. Menolong pasien emergency

2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria
ini adalah:
a.Pasien dalam keadaan berbahaya.
b.Dokter sanggup mencegah bahaya atau

kehilangan. √
c.Tindakan Kedokteran tadi terbukti
efektif
d.Manfaat bagi pasien > kerugian dokter √
(hanya mengalami risiko minimal)

3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (tidak


melakukan euthanasia) √
5. Tidak menghina/caci maki.

6. Tidak memandang pasien sebagai
objek √
7.Mengobati secara tidak proporsional

8.Tidak mencegah pasien secara
berbahaya √
Kriteria Ada Tidak ada
9.Menghindari misrepresentasi dari
pasien √
10. Tidak membahayakan kehidupan
pasien karena kelalaian √

11. Tidak memberikan semangat hidup



12. Tidak melindungi pasien dari
serangan √
13.Tidak melakukan white collar dalam
bidang kesehatan √
Kriteria Autonomy Ada Tidak ada

1.Menghargai hak menentukan √


nasib sendiri, menghargai martabat
pasien.

2.Tidak mengintervensi pasien √


dalam membuat keputusan (pada
kondisi elektif)

3.Berterus terang √
4. Menghargai privasi. √
5. Menjaga rahasia pribadi √
6. Menghargai rasionalitas pasien. √
7. Melaksanakan informed consent √
8. Membiarkan pasien dewasa dan √
kompeten mengambil keputusan
sendiri.

9. Tidak mengintervensi atau √


meghalangi outonomi pasien.
Kriterian Ada Tidak ada

10. Mencegah pihak lain √


mengintervensi pasien dan
membuat keputusan, termasuk,
termasuk keluarga pasien sendiri.

11. Sabar menunggu keputusan √


yang akan diambil pasien pada
kasus non emergensi.

12. Tidak berbohong ke pasien √


meskipun demi kebaikan pasien.

13. Menjaga hubungan (kontrak) √


Kriteria Justice Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu √


secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari √


proses membagi yang telah ia
lakukan.

3. Memberi kesempatan yang sama √


terhadap pribadi dalam posisi yang
sama.

4. Menghargai hak sehat pasien √


(affordability,
equality,accessibility,availability,qu
ality)

5. Menghargai hak hukum pasien. √


6. Menghargai hak orang lain. √
7. Menjaga kelompok yang rentan √
(yang paling dirugikan)

8. Tidak melakukan √
penyalahgunaan

9. Baik dalam makro alokasi. √


Kriteria Ada Tidak ada

10. Memberikan kontribusi yang √


relatif sama dengan kebutuhan
pasien

11. Meminta partisipasi pasien √


seusai dengan kemampuan.

12. Kewajiban mendistribusi √


keuntungan dan kerugian (biaya,
beban ,sanki) secara adil

13. Mengembalikan hak kepada √


pemiliknya pada saat yang tepat
dan kompeten.

14. Tidak memberi beban berat √


secara tidak merata tanpa alasan
sah/tepat.

15. Menghormati hak populasi √


yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan.

16. Tidak membedakan pelayanan √


pasien atas dasar SARA, status
sosial dll.
4 BOX METHOD
Medical Indications: Client Preference
Dalam kasus ini, pasien laki-laki 35 Dalam kasus ini, pasien berumur 35
Tahun datang ke IGD RSUD Ibnu Sina Tahun dan seluruh keputusannya
Gresik karena kecelakaan kerja ujung berada ditangannya.
telunjuk kirinya terpotong mesin
pemotong kertas.

Quality of Life: Contextual Features:


Pasien dianjurkan untuk dijahit Pasien dengan keadaan menengah
diharapkan mampu memperbaiki kebawah menolak untuk dijahit.
keadaan pasien.
Prinsip Profesionalisme

Alturisme : Ada
Duty : Ada
Respect For Other : Ada
Accauntablity : Ada
Humanity : Ada
Dilema Etik

Dokter harus mengobati pasien dan mencegah


bahaya tetapi dokter juga harus menghargai
hak pasien yang tidak mau dijahit.

 Jadi, dilema etik yang timbul adalah


Autonomi dan Beneficence
Primafacie

Primafacienya adalah Autonomy.


Kasus 7
Jannatun Firdaus

15710240
SKENARIO 7
Seorang pasien Tn.Z datang ke IGD RSUD IBNU SINA GRESIK
dengan keluhan batuk pilek disertai diare sudah ±4hari terakhir.
Selang beberapa menit kemudian datang pasien kecelakaan Tn. R
dengan GCS 234 disertai multiple fraktur. dr.A yang tengah
bertugas pada saat itu langsung menangani Tn.R. Tn Z
memprotes dr.A karena lebih mendahulukan Tn. R daripada dirinya
sebab Tn. Z sudah datang lebih dulu. dr.A sudah menjelaskan
prosedur di IGD pada tn. Z bahwa penanganan di IGD bukan
berdasar waktu kedatangan tapi berdasar pada tingkat
emergency. Tn. Z marah dan mengklaim bahwa dirinya
merupakan salah satu anggota Dewan Partai G di Gresik dan
mengatai dr.A bahwa dia dokter yang tidak becus dan bodoh.
Sesaat setelah Tn. Z pulang, dr.A pergi keruang dokter dan
menangis.
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ada Tidak ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) 
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh 
menguntung dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak 
dibandingkan dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang 
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia 
7.Pembatasan Goal-Based 
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein 
9.Minimalisasi akibat buruk. 
10.Kewajiban menolong pasien gawat darurat 
11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan 
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan 
13.Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 
14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus 
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 
16. Menerapkan Golden Rule Principle 
KDB 2 Non-Maleficence
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menolong pasien emergensi 
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah:
• Pasien dalam keadaan berbahaya. 
• Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan. 
• Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif 
• Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko 
minimal). 
3. Mengobati pasien yang luka. 
4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) 
5. Tidak menghina/caci maki. 
6. Tidak memandang pasien sebagai objek 
7. Mengobati secara tidak proporsional 
8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya 
9. Menghindari misrepresentasi dari pasien 
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian 
11. Tidak memberikan semangat hidup 
12. Tidak melindungi pasien dari serangan 
13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan 
KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak Ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat 
pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi
elektif) 
3. Berterus terang 
4. Menghargai privasi. 
5. Menjaga rahasia pribadi 
6. Menghargai rasionalitas pasien. 
7. Melaksanakan informed consent 
8. Membiarkann pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan 
sendiri.
9. TIdak mengintervensi atau meghalangi outonomi pasien.

10. Mengcegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan,
termasuk, termasuk keluarga pasien sendiri.
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi. 
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien. 
13. Menjaga hubungan (kontrak)


KDB 4 Justice
Kriteria Ada Tidak ada
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal 
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan. 
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama. 
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability, 
quality) 
5. Menghargai hak hukum pasien. 
6. Menghargai hak orang lain. 
7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) 
8. Tidak melakukan penyalahgunaan. 
9. Bijak dalam makro alokasi. 
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien 
11. Meminta partisipasi pasien seusai dengan kemampuan. 
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, beban , sanki) secara 
adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten. 
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/tepat. 
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ggn kesehatan.
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial dll. 
• Beneficence : dokter sudah menjelaskan prosedur di IGD
bahwa penanganan di IGD bukan berdasar waktu
kedatangan tapi berdasar pada tingkat emergency

• Non-maleficence : dokter langsung menangani pasien


emergency tn.R yang datang dengan GCS 234

• Justice : dokter tidak membedakan pelayanan pada


pasien berdasarkan status sosial

• Autonomy : dokter menghargai Tn.Z yang


memprotes dirinya dan memilih meninggalkan IGD

KAIDAH DASAR BIOETIK


• Beneficence
• Justice

DILEMA ETIK
• Justice

PRIMA FACIEI
Medical Indication
Client Preference
Pasien datang dengan
keluhan batuk pilek disertai Pasien berkompeten
diare, tidak emergency tidak dalam mengambil
segera dilakukan keputusan
penanganan

Quality of Life Contextual Feature

Penanganan pasien Dokter tidak mendahulukan


pelayanan berdasar waktu
emergency lebih dini kedatangan karena lebih
dapat meminimalisir mementingkan tingkat
resiko kondisi emergency pasien

4 BOX METHODS
• Accountability : dokter bertanggung jawab kepada
pasien emergency dan non emergency (dengan
memberikan edukasi)
• Duty : dokter melakukan pekerjaanya sesuai dengan
prosedur
• Altruism : dokter lebih mementingkan kepentingan
pasien emergency
• Respect : menghormati pendapat pasien.
• Humanity : ada empaty

PROFESIONALISM
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai