Anda di halaman 1dari 11

MANIFESTASI KLINIS

Pada othematom aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah diantara

prikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak segera dikeluarkan maka

dapat terjadi organisasi dari hematoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan

permanen serta dapat berakibat terbentuknya telinga bunga kol. Penampilan

karakteristik telinga kembang kol adalah konsekuensi dari fibrosis berikutnya,

kontraktur dan pembentukan neokartilage. 3

TANDA DAN GEJALA

Hematoma daun telinga ditandai dengan daun telinga yang terlihat

membengkak, garis lipatan konka menghilang, terjadi pembengkakan besar kebiru-

biruan yang biasanya dapat mengenai seluruh daun telinga, meskipun kadangkadang

terbatas hanya pada setengah bagian atas saja. 12

Tidak dijumpai nyeri pada daun telinga, namun bila ada nyeri tidak begitu

nyata, daun telinga terasa panas dan adanya rasa tidak nyaman.

Bila tidak segera diobati, darah ini akan terkumpul menjadi jaringan ikat yang

menyebabkan nekrosis tulang rawan, karena adanya gangguan nutria. Massa jaringan

parut yang berlekuk-lekuk ini, terutama dari tyrauma yang berulang, akan

menimbulkan deformitas yang disebut cauliflower ear. Bila dijumpai oklusi total liang

telinga akan menyebabkan kehilangan pendengaran. 17


Gambar 4. Hematoma Auricular

DIAGNOSA

 Anamnesa

Dari anamnesa dijumpai adanya riwayat trauma. Misalnya karena hantaman

atau pukulan saat berolahraga seperti gulat dan lainnya. Telinga dapat terasa

nyeri dan bengkak. Jika pembengkakan berlanjut, pasien sering kali

mengeluhkan pendengarannya terganggu. 7

 Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik, dari inspeksi dijumpai benjolan kemerahan pada daun

telinga. Pada palpasi terdapat fluktuasi tanpa adanya nyeri tekan atau nyeri

tekan yang ringan. Pada kasus yang telah lama dan berulang dapat timbul

pengerutan pada daun telinga (cauliflower ear). Kemudian dilakukan aspirasi

dan dijumpai cairan serohemoragis. 21

DIAGNOSA BANDING

 Perikondritis
Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga. Biasnya
terjadi karena trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang terinfeksi.1
 Pseudokista
Terdapat benjolan didaun telinga yang disebabkan oleh adanya kumpulan
cairan kekuningan diantara lapisan perikondrium dan tulang rawan telinga.1

PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan adalah sepenuhnya untuk mengevakuasi darah subperikondrial

danuntuk mencegah reakumulasi. Dahulu dilakukan aspirasi sederhana pada

hematoma, namu kinikebanyakan dokter menganjurkan terapi yang lebih ekstensif

dengan insisi dan drainasekumpulan darah dalam kondisi steril, diikuti dengan

pemasangan balutan tekan khusunya padakonka. Tekanan setempat akan lebih baik

bila membuat jahitan menembus diatas dental roll ataumateri serupa. Terapi paling

baik dilakukan setelah cedera, sebelum terjadi organisasi hematoma.Para pegulat

perlu diingatkan untuk memakai pelindung kepala, juga pada saat berlatih. 6

Indikasi :

- Anterior aurikularis bengkak setelah trauma, yang mrusak bentuk anatomi

normal dari pinna.

- Presentasi dalam waktu 7 hari setelah trauma (setelah 7 hari , pembentukan

jaringangranulasi dapat menyulitkan prosedur. Pada saat itu pasien harus

dirujuk kespesialis). 4

Kontra indikasi :

- Hematoma yang lebih dari 7 hari

- Hematoma berulang atau hematoma kronis (dalam kasus ini, buja debridement

bedaholeh dokter spesialis diindikasikan karena hematom, granulasi jaringan

atau keduanyadapat ditemukan didalam tulang rawan dan bukan di

subperichondrial). 4
Hal yang perlu diperhatikan pada penanganan hematoma daun telinga antara lain : 4

- Aspirasi dilakukan dalam kondisi yang steril dan setelah aspirasi penting

diberikanantibiotic yang adekuat.

- Pemantauan yang ketat diperlukan untuk memastikan hematom tidak berulang

kembalidan dapat berkembang terbentuknya deposit fibrous ataupun infeksi.

- Untuk mencegah reakumulasi maka setelah aspirasi atau insisi perlu

dilakukanpenekanan.

Instrumren dan bahan yang disediakan :

- Spuilt 5 ml dengan jarum ukuran 20 G

- Scalpel No. 11 dan No. 15 dengan pemegangnya

- Curved hemostat (mosquito)

- Penrose drain

- Salep betadine

- Betadin scrub

- Kain kassa steril

- 2-0 nylon atau prolene

- Lidokain 1 % (dengan atau tanpa epinefrin)

- Peralatan irigasi (spuilt, normal salin)

- Bahan untuk penekanan

 Balut tekan sederhana : kapas kering, kass dengan vasselin, kassa

dengan elastic bandage.

 Balut tekan khusus : dental rolls (cotton bolsters, slicon slint, plaster

mold), baluttekan dengan kancing baju yang difiksasi dengan nilon

atau benang prolen danpenekanan dengan gips. 6


Anestesi

- Dilakukan anestesi local dengan lidokain 1% dengan 1:100.000 epinefrin atau

tanpaepinefrin, dan diinfiltrasi secara langsung pada daerah yang akan diinsisi

dan drainase.

- Banyak penulis mendukung penggunaan lidokain tanpa disertai pemberian

agenvasokontriktif seperti epinefrin. Namun demikian, beberapa literature

menyetujuikeamanan penggunaan agen vasokonstriktor pada lokasi seperti

hidung dan daun telinga.

Dengan persiapan : bersihkan kulit dengan betadine dan alcohol, dapat juga

digunakan betadinecleanser, dengan anestesi local lidokain 1%. 22

Teknik yang digunakan :

- Aspirasi Jarum

 Walaupun secara luas masih sering digunakan, metode ini tidak

lagidirekomendasikan karena dapt menyebabkan reakumulasi

hematoma. Aspirasisering kali tidak ade kuat dan hematoma

memerlukan penanganan yang lebihlanjut. Beberapa sumber

merekomendasikan aspirasi terlebih dahulu yang diikutidengan metode

insisi jika terjadi reakumulasi.

 Gunakan jarum ukuran 18 atau 20 G untuk aspirasi darah dari daerah

yang palingberfluktiasi atau daerah yang paling bengkak. 12


Gambar 5. Aspirasi Othematoma

- Insisi dan drainase


 Insisi pada tepi hematom harus dibuat pada skafa sejajar dengan heliks.
Pembukaan harus cukup luas untuk mengeluarkan seluruh hematoma.
 Perlahan-lahan dipisahkan kulit dengan perikondrium dari hematoma
dan tulang rawan, kemudian lakukan pengeluaran hematoma. Perlu
kehati-hatian karena dapat merusak perikondrium.
 Bila kumpulan bekuan darah telah terjadi karena keterlambatan
tindakan, dapat digunakan kuret tajam untuk mengeluarkan bekuan
darah.
 Dilakukan irigasi dengan normal salin.
 Pemasangan drain dilakukan pada kasus – kasus dengan hematoma
yang sangat luas. Namun hal ini dapat menyebabkan luka pada drain
dan dapat pula menjadi predisposisi infeksi. Jika dilakukan
pemasangan drain, pasien harus diberikan antibiotic adekuat. Drain
harus dilepas dalam 24 jam jika tidak terdapat perdarahan yang
signifikan. 3
Gambar 6. Insisi dan drainase hematoma auricular

Kompresi dan balut tekan 12


- Lakukan penekanan 5-10 menit, lalu lakukan kompresi dengan balut tekan.
Teknik yang sederhana biasanya tidak adekuat, dan dapat menyebabkan
reakumulasi hematoma.
- Kompresi balut tekan dapat dibuat dengan berbagai cara metode sederhana,
diantaranya :
 Letakkan kapas kering pada kanal eksternal
Gambar 7. Kompresi dengan kapas kering yang diletakkan dikanal

eksternal

Isi celah aurikuler eksternal dengan kassa yang lembab (yang telah direndam dengan
salin atau vasselin)

Gambar 8. Kompresi dengan kassa vaselin pada pina anterior

Dengan menambahkan 3-4 lapis kassa dibelakang telinga sebagai tampon pada bagian

posterior, potong kassa menjadi bentuk V, sehingga pas untuk diletakkan dibelakang

telinga.
Gambar 9. Kompresi dengan meletakkan kasa pada belakang telinga

Tutup telinga dengan kassa berlapis

Gambar 10. Kompresi kasa pada telinga anterior


Balut dengan perban elastic

Gambar 11. Kompresi kasa dengan perban elastic

Pemasangan balut tekan khusus pada konka, seperti silicon splint atau dental rolls, ke

bagian anterior dan posterior telinga.

Gambar 12. Balut tekan khusus dengan dental rolls


DAFTAR PUSTAKA

1. Boies R.L in Effendi H, Santoso K. Penyakit Telinga Luar iin Boies Buku Ajar

Penyakit THT (BOIES Fundamental Of Otolaringology) , Ed 6.Penerbit Buku

Kedokteran, Hal: 75-

3. Sosialisman and Helmi inSoepardi A.E Iskandar N edt. Kelainan Telinga luar in

Buku Ajar Ilmu Keshatan Telinga Hidung dan Tenggorok Kepala Leher, Ed 5,

FKUI 2001, hal : 9-11,45.

4. Buckingham R.A, Hematoma Of Auricular in Ear, Nose and Throat Disease A

Pocket Reference, Ed 2nd , New York:1994, P:76

5. Primrose W.J, Auricular Hematoma in A New Short Textbook of Otolaringology,

Ed 3rd, British, ELBS, 1992, P: 24-25

7. Dhingra , Auricular Hematom in Disease Of Ear, Nose, and Throat, Ed 4th,

Elsevier, 1998. P:48-49

12. T.K Timothy Jinn Hoon, Disease of The auricular externa in Ballenger’s

Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery,London.2002.P: 230-235.

17. Glasscock and Shambaugh, , Auricular Hematoma in surgery of The Ear, Fourth

Edition, W.B Saunders Company,1990.P: 195-196

21. Snell S.R in Tambayong J Anatomi Klinik, Bagian 3, Ed 3, EGC, Jakarta.2006,

Hal 128-139.

22. Mansjoer Arif, Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok in Kapita Selekta

Kedokteran, Ed 3, Jilid 1, Media Aesculapius,FKUI,2001. Hal 94

Anda mungkin juga menyukai