Anda di halaman 1dari 59

SGD 1 BLOK 1.

3 TOPIK 1
Kelompok B1
ADNAN HIMAWAN MIRATUNNISA
AFIFAH NOBELLA DHIMAS

ARIF NUR KHASAN M. ADAM BASKORO


NARULITA BRILIANTI
CLAUDIA AGATHA
NISRINA ALYA
INDRA GUNAWAN
NONI ALYANI
LIVYA QUINA
ANATOMI
LAMBUNG, KANDUNG EMPEDU, HEPAR,
PANKREAS
LAMBUNG
 Pars Cardiaca
Orificium Cardiacum
Sphincter Gastroesophageal
 Fundus Gatricum  Omentum Majus
Incisura Cardiaca
Lig. Gastrocolica
 Corpus Gastricum
Curvatura Minor Lig. Gastriphrenica
Curvatura Major Lig. Gastrolienale
 Anthrum Gastricum
Lig. Splenorenale
 Pylorus
M. Sphincter Pyloricus
KANDUNG EMPEDU
 Fundus  Ductus Cysticus
 Ductus Hepaticus
 Corpus Communis
 Infundibulum  Ductus Choledochus
 Collum  Ductus Pancreaticus
Wirsungi
HEPAR
Facies Hepatis Lobi Hepatis
 Facies Diaphragmatica Superior  Lobus Hepatis Dexter
Lig. Falciforme Impressio Colica
Lig. Coronarium Impressio Renalis
 Facies Diaphragatica Posterior Impressio Suprarenalis
Area nuda
Impressio Duodenalis
 Facies Visceralis
 Lobus Hepatis Sinister
 Fossa Sagitalis Dextra
Impressio Gastrica
 Fossa Sagitalis Sinistra
Tuber Omentale
 Fissura Ligamenti Teretis Hepatis
 Lobus Quadratus
 Fissura Ligemanti Venosi Arantii
 Lobus Caudatus
 Facies Lobi Quadrati
 Facies Lobi Caudate
PANKREAS
 Caput Pancreatis  Ductus Pancreaticus Wirsungi
Proc. Uncinatus  Ductus Pancreaticus
Incisura Pancreatis Accessorius Santorini
 Collum Pancreatis
 Corpus Pancreatis
 Cauda Pancreatis
Neurovaskularisasi
Lambung
• A Gastrica Sinistra cabang truncus
coeliacus. Memvaskularisasi sepertiga
inferior esophagus dan bagian kanan atas
gaster
• A Gastrica Dextra cabang A. hepatica
communis. Memvaskularisasi kanan
bawah gaster
• A Gastrica Brevis cabang A. Linealis.
Memvaskularisasi bagian fundus
• A Gastrooementalis Sinistra cabang A.
Linealis. Memvaskularisasi sepanjang
bagian atas kurvatura mayor
• A Gastroomentalis Dextra cabang Aa.
Gastroduodenalis yang merupakan
cabang A. hepatica communis.
Memvaskularisasi sepanjang bagian
bawah kurvatura mayor.
V Gastrica Sinistra
V Gastrica Dextra
 V PORTA HEPATIS

V Gastrica Brevis
V Gastrooementalis Sinistra
 V Lienalis

V Gastroomentalis Dextra
 V Mesenterica Superior

Inervasi
• Inervasi simpatik: Plexus coeliacus
yang membawa impuls nyeri
• Inervasi parasimpatik: N. Vagus
dexter et sinister
Kandung empedu

Vaskularisasi
A. Cystica cabang A. Hepatica Dextra
V. Cystica, bermuara ke V. Porta Hepatica

Inervasi
Plexus cysticus, cabang dari plexus hepaticus
yang mengandung serabur simpatis maupun
parasimpatis
Hepar

Truncus Coeliacus ke A.Hepatica communis ke A. Hepatica propria


ke A. hepatica dextra et sinistra kemudian masuk ke porta hepatis
ke A. interlobaris ke A. intralobaris
V. Porta hepatis ke V. Interlobaris
ke Sinusoid ke V. Centralis ke V. Inervasi
• Parasimpatis: N. Vagus
Sublobaris ke V. Hepatica Ke V. • Simpatis: Preganglionernya N. Splanchinus
Cava Inferior Mayor, Postganglionernya Ggl. Coeliacum
Pankreas • A. Pancreaticoduodenalis
Superior, cabang A.
Gastroduodenalis
• A. Pancreaticoduodenalis
Inferior, cabang A. Mesenterica
Superior
• Ramus pancreatici (A.
Pancrearicus Mayor, A.
Pancreaticus Inferior, A.
Pancereaticus Dorsal) A.Lienalis

Inervasi
• Parasimpatis: Nucleus dorsalis N.X
• Simpatis: NILCLMS Segmen Th V-
IX dengan preganglioner
n.splanchnicus major dan
postgangloinernya ganglion
coeliacum
Venosa sesuai arterinya,
mengalirkan darah ke sistem
porta
TOPOGRAFI GASTER, HEPAR,
VESICA FELLEA, DAN
PANCREAS
TOPOGRAFI GASTER

FACIES ANTERIOR
FACIES POSTERIOR
TOPOGRAFI HEPAR

Facies Diaphragmatica
-Facies Superior
-Facies Posterior
Facies Diaphragmatica Posterior

Facies Visceralis
Fossa Sagitalis Dextra
Fossa Sagitalis Sinistra : Fissura Ligamenti Teretis Hepatis
: Fissura Ligamenti venosi Arantii
Portae Hepatis (Fissura Transversa)

Facies Lobi Quadrati

Facies Lobi Caudati


TOPOGRAFI PANCREAS

Facies Anterior
Facies Inferior Margo Anterior
Margo Superior
Facies Posterior Margo Inferior
Mekanisme Nyeri dan Penjalarannya

Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses


neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai
nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat
proses komponen yang nyata yaitu transduksi,
transmisi, modulasi dan persepsi.
 Proses Transduksi
Proses dimana stimulus noksius diubah ke
impuls elektrikal pada ujung saraf.

 Proses Transmisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori
sebagai lanjutan proses transduksi melalui
serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke
medulla spinalis.
 Proses Modulasi
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi
disusunan saraf pusat (medulla spinalis dan
otak).

 Persepsi
Hasil akhir dari proses sebelumnya yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu proses
subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.
HISTOLOGI LAMBUNG
FUNDUS VENTRIKULI
 Tunika Mukosa
 Epitel kolumner simpleks
 Lamina propria: JP longgar, terdapat glandula fundica yang bermuara pada dasar foveolae
gastika atau gastric pit
 Lamina muskularis mukosa: otot polos
 Tunika Submukosa: JP padat irreguler, berisi pembuluh darah dan pembuluh
linfe, sel-sel limfoid, makrofag, dan sel mast
 Tunika muskularis: tiga lapis otot  oblik, sirkuler, longitudinal (dalam ke luar)
 Tunika serosa: JP longgar dengan mesotelium
PILORUS VENTRIKULI
 Tunika Mukosa
 Epitel kolumner simpleks, membentuk kelenjar pilorika (ciri-ciri: disusun sel homogen
berbentuk kolumner yang bersifat mukous, diantaranya terdapat sel gastrin untuk
mengeluarkan hormon gastrin)
 Lamina propria: JP longgar, terdapat glandula pilorika berbentuk tubeler bergelung dan
berkelok-kelok yang bermuara pada dasar foveolae gastika
 Lamina muskularis mukosa: otot polos
 Tunika Submukosa: JP padat irreguler, berisi pembuluh darah dan pembuluh
linfe, sel-sel limfoid, makrofag, dan sel mast
 Tunika muskularis: tiga lapis otot  oblik, sirkuler, longitudinal (dalam ke luar)
 Tunika serosa: JP longgar dengan mesotelium
Histologi sel sel kelenjar
 Sel mukous permukaan kelenjar

melapisi permukaan luminal kelenjar, mempunyai mikrovili,


menghasilkan ion bicarbonat (HCO3-)

 Sel mukous pada bagian leher kelenjar

menghasilkan cairan mukus

 Sel parietal

menghasilkan HCl dan intrinsik faktor.

 Chief sel / peptic sel / zymogenic sel

menghasilkan pepsin
 Sel neuroendokrin

menghasilkan serotonin dan berbagai hormon


(gastrin, histamin, glucagon,

secretin, motilin dll)

 Stem sel

terdapat pada bagian leher dari kelenjar berfungsi


menggantikan sel2 yang rusak.
Mekanisme Sekresi Asam
Lambung
Fungsi HCl

 Aktivasi enzim prekursor pepsinogen untuk mengaktifkan


enzim pepsin
 memecah partikel makanan yang besar menjadi lebih kecil
 denaturasi protein
 membunuh mikroorganisme yg ada dalam makanan yang
dicerna
Faktor-Faktor
 Pendorong
 Asetilkolin/ Ach = stimulasi sel parietal,sel G,dan sekresi HCl
 Gastrin = stimulasi sekresi HCl
 Histamin = stimulasi sekresi HCl
 Kafein & Alkohol meningkatkan sekresi HCl

 Penghambat
 Somatostatin = turning off the HCl-secreting cells
 Antasida (obat maag)

 Pengatur sekresi lambung


 Neural = N.X, reflek enterik setempat
 Hormonal= gastrin, histamin, dan prostaglandin, glukokortikoid, epineprin dan noreponeprin
 kafein alkohol asam amino
 Rangsang emosi yang kuat melalui nervus vagus
Barier Mukosa Lambung
 Asam HCL disekresi secara continue, tetapi sekresi nya meningkat karena
mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan dari
lambung dan usus.
 Asam HCL ditambah dengan pepsin menyebabkan kerusakan pada lambung.
Sehingga asam HCL hanya kontak dengan sebagian kecil permukaan mukosa
lambung yang kemudian menyebar ke dalam dengan lambat.
 Jadi, mukosa yang tidak dapat dimasuki itu disebut barier mukosa lambung.
 Barier adalah pertahanan terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi
lambung itu sendiri.
 Faktor yang mempengaruhi pertahanan mukosa adalah suplai darah,
keseimbangan asam dan basa, dan integritas sel mukosal dan regenerasi epitel.
Mekanisme Lambung
Apabila makanan masuk ke lambung, fundus dan bagian atas
korpus akan melemas dan mengakomodasi makanan dengan
sedikit peningkatan tekanan (relaksasi reseptif). Peristaltis
kemudian dimulai bagian bawah korpus, yang mencampur dan
menghaluskan makanan serta memungkinkan makanan dalam
bentuk setengah cair sedikit demi sedikit mengalir memasuki
duodenum lewat spinchter pylorus
Setiap gelombang perstaltik yang kuat mendorong beberapa
mililiter kimus ke duodenum melewati pylorus yang
berkontraksi tonik, sehingga menimbilkan mekanisme
pemompaan yang desebut pompa pylorus
Pada pengaturan pengosongan lambung, antrum,
pylorus, dan duodenum bagian atas tampaknya
berfungsi sebagai suatu kesatuan. Kontraksi antrum
diikuti oleh kontraksi berurutan daerah pylorus dan
duodenum. Di antrum, kontraksi parsial di depan isi
lambung yang sedang bergerak maju akan mencegah
masuknya massa padat di duodenum, dan isi lambung
akan dicampur dan dihancurkan. Isi lambung yang
lebih cair dialirkan sedikit demi sedikit ke dalam usus
halus.
1. Kontraksi peristaltik dari fundus hingga ke
spinchter pylorus
2. Kontraksi semakin kuat ketika kimus mencapai
antrum
Fase pengosongan
3. Kontraksi peristaltik yang semakin kuat mendorong lambung
kimus agar keluar dari lambung
4. Sebagian kimus terdorong masuk ke duodenum
melalui spinchter pylorus
5. Spinchter pylorus tertutup rapat ketika kontraksi
peristaltik berlangsung
6. Kimus yang telah mencapai spinchter pylorus
Fase pencampuran
sebagian kecil masuk ke duodenum, dan sebagian
dalam lambung
menyembur kembali ke antrum, menyebabkan
kimus terdorong maju dan mundur dalam gaster
yang disebut gerakan retropulsif (gabungan gerakan
kontraksi konstriktif dan peristaltik)
Hubungan antara hipersekresi asam
lambung dengan nyeri ulu hati
Ulu Hati

 ulu hati disebut epigastrium (epigastric region),


terletak dibawah tulang dada dan diatas pusar,
tepatnya abdomen atas bagian tengah, serta berada
di antara tulang costa.
 Area ulu hati terdapat organ-organ seperti, gaster,
pankreas, duodenum, appendix fibrosa liver,
penyusun dinding perut : peritoneum, muskuli,
fasia.
Asam Lambung

 Pepsin  pemecahan protein menjadi asam amino dan


pepton (pepton)
 HCL  mengasamkan makanan, antiseptik dan
desinfektan, pengatur suasana asam pepsinogen menjadi
pepsin
 Renin  membentuk kasein dari kaseinogen dan protein
susu
 Lipase  memecah lemak jadi asam lemak
Fase sekresi
Sakit ulu hati

 Jika terjadi hipersekresi asam lambung maka akan


mempengaruhi organ yang ada di ulu hati
Seperti..
 Despepsia yaitu pengeluaran asam lambung yang berlebih,
pertahanan dinding lambung lemah, gangguan saluran
pencernaan dan stres psikologis.
 Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi di
mana seseorang merasa sensasi terbakar di belakang tulang
dada (heartburn) di ulu hati. Hal ini timbul akibat regurgitasi
makanan dan asam lambung dari lambung kembali ke
kerongkongan.
 Heartburn hampir sama dengan GERD namun sekresi asam
lambung yang dominan. Asam ini disekresikan kembali ke
kerongkongan. Kondisi ini disebut juga dengan cardialgia
atau pyrosis
 Tukak peptik 
luka lapisan dinding lambung atau usus kecil. ketika
zat asam dalam sal. cerna merusak permukaan dalam
lambung atau usus kecil. Zat asam tersebut membuat
luka terbuka bahkan bisa sampai berdarah
 Gastritis (Radang lambung).
peradangan lapisan lambung. Terjadi akibat asam
lambung yang tinggi sehingga menyebabkan ulu hati
sakit, mual, kembung dan penurunan berat badan.
Biokimiawi Cairan Lambung

Getah Lambung
 Air
 HCl : dihasilkan oleh sel parietal
 Musin : berfungsi sebagai pelumas makanan dan proteksi
mukosa lambung dari HCl
 Garam anorganik
 Enzim : Pepsin, Renin, Lipase
Sekresi getah lambung dipengaruhi oleh :
 Fase sefal: distimulasi oleh rasa, bau
 Fase gaster: distimulasi oleh makanan di
lambung
Referensi

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27475/chapter%2011.pdf;jsessionid=03206A8B
9FFE4C028DD58BD78EE85695?sequence=3
diakses pada 5 desember 2017
 Ganong, W. (2008). Review of medical physiology. 22nd ed. Boston: McGraw-Hill, p.512.
 Sherwood, L. (n.d.). Human physiology. 9th ed. pp.584-586.
 Standring, S. and Gray, H. (2016). Gray's anatomy. 41st ed. [Oxford]: Elsevier.
 NETTER, F. (2017). ATLAS OF HUMAN ANATOMY. 6th ed. [S.l.]: ELSEVIER - HEALTH
SCIENCE.
 Mescher, A. and Junqueira, L. (2013). Junqueira's basic histology. 12th ed. New York: McGraw-Hill
Medical.
 Paulsen, Friedrich; Waschke Jens. (2010). Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai