Anda di halaman 1dari 61

Teknik Pembebasan

Jalan Napas

1. Aditya Said
2. Della Rizka Y
3. Ervina Dewi Ramadhanti
4. Nurrahmi Donita A
5. Marissa Kirana
6. Reisa Rachim
Postural
Sputum Humadifiaksi Perkusi
Drainase

Vibrasi Shaking Batuk ACBT

Suction
PEMBERSIHAN JALAN NAFAS
Pembersihan jalan nafas  tindakan yang dilakukan kepada
pasien untuk menjamin jalan masuk dan keluarnya udara ke
paru-paru menjadi normal dan terbebas dari hambatan berupa
sputum, sehingga proses keluar dan masuknya udara menjadi
lebih baik.
SPUTUM
SPUTUM
Sputum  lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus
dan trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan (Joyc
e, 2008).

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat


dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistennya karena kondisi
sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian
patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
KLASIFIKASI SPUTUM
1. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan  berasal
dari sinus atau saluran hidung bukan berasal dari saluran napas bagian
bawah.
2. Sputum banyak sekali dan purulen  proses supuratif.
3. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat  t anda bronchit
is /bronkhiektasis.
4. Sputum kekuning-kuningan  berasal dari proses infeksi.
5. Sputum hijau  proses penimbunan nanah, warna hijau ini dikarenakan
adanya verdoperoksidase,sering ditemukan pada penderita bronkhiekta
sis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan
terinfeksi
6. Sputum merah muda dan berbusa tanda edema paru akut.
7. Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih  tanda bronkitis kronik.
8. Sputum berbau busuk  tanda abses paru.
9. Berdarah atau hemoptisis sering ditemukan pada Tuberculosis.
10. Berwarna-biasanya disebabkan oleh pneumokokus bakteri
11. Sputum bernanah, terdapat warna yang dapat memberikan
untuk pengobatan yang efektif pada pasien bronkitis
12. Warna (mukopurulen) berwarna kuning-kehijauan menunjukkan
bahwa pengobatan dengan antibiotik dapat mengurangi gejala.
13. Warna hijau disebabkan oleh Neutrofil myeloperoxidase .
14. Berlendir putih susu atau buram sering berarti bahwa antibiotik
tidak akan efektif dalam mengobati gejala. Informasi ini dapat
berhubungan dengan adanya infeksi bakteri atau virus meskipun
penelitian saat inii tidak mendukung generalisasi itu.
15. Berbusa putih-mungkin berasal dari obstruksi atau bahkan
edema.
HUMADIFIKASI
HUMIDIFIKASI
• Suatu pengobatan inhalasi
• Bertujuan untuk membersihkan jalan nafas, meningkatkan kelembapan
udara pernafasan

INDIKASI:
1. Pasien yang bernafas melalui endotracheal/tracheotomy
2. Pasien yang memerlukan tambahan oksigen dalam pernafasan
3. Sekret sangat kental

METODE:
1. Bubble Diffuser Humidifier
2. Cascade Humidifier
PERKUSI
Tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung
dengan tujuan melepaskan sekret yang tertahan atau
melekat pada bronkhus. Perkusi dada merupakan energi
mekanik pada dada yang diteruskan pada saluran nafas
paru.
Indikasi :
Kontra Indikasi :
Perkusi secara rutin dilakukan
pada pasien yang mendapat Patah tulang rusuk, Emfisema
postural drainase, jadi semua subkutan daerah leher dan dada
indikasi postural drainase , Skin graf yang baru, Luka
secara umum adalah indikasi bakar, infeksi kulit, Emboli
perkusi. paru, Pneumotoraks tension
yang tidak diobati
Prosedur perkusi

1. Tutup area yang akan dilakukan clapping dengan handuk untuk


mengurangi ketidaknyamanan
2. Anjurkan pasien untuk rileks, napas dalam dengan Purse lips
breathing
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit dengan kedua
tangan membentuk mangkok
POSTURAL DRAINASE
Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi
untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru
dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. PD dapat
dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam
saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran
sekret sehingga tidak terjadi atelektasis.
PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan letak
sputum. Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak PD
lebih efektif bila disertai dengan clapping dan vibrating. Waktu
yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum
sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari.

Tujuan :
– Untuk mengeluarkan secret yang tertampung.
– Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi
atelektasis.
– Mencegah dan mengeluarkan secret.
Indikasi :
1. Mencegah penumpukan secret yaitu pada: Kontra Indikasi :
pasien yang memakai ventilasi •Tension pneumotoraks
•Hemoptisis
pasien yang melakukan tirah baring yang
lama •Gangguan sistem kardiovaskuler
seperti hipotensi, hipertensi, infark
pasien yang produksi sputum meningkat miokard akutrd infark dan aritmia.
seperti pada fibrosis kistik, bronkiektasis •Edema paru
2. Mobilisasi secret yang tertahan : •Efusi pleura yang luas
pasien dengan atelektasis yang disebabkan
oleh secret
pasien dengan abses paru
pasien dengan pneumonia
Posisi PD
1. Kedua lobus atas - segmen 2. Lobus atas kanan - segmen 3. Lobus atas kiri - segmen
apikal anterior anterior

4. Lobus atas kanan – segmen 5. Lobus atas kanan – segmen 6. Lobus atas kiri – segmen
posterior ( dipandang dari posterior – dipandang dari posterior
depan ) belakang
7. lobus atas kiri - segmen 8. Lobus tengah kanan 9. Lingula ( dipandang dari
posterior ( posisi lain ) Perhatikan : pasien ¾ bagian belakang )
badannya terlentang.

10. Kedua lobus bawah – 11. Lobus bawah kanan – 12. Lobus bawah kiri – segme
segmen anterior segmen lateral n lateral dan Lobus bawah
kanan – segmen kardiak ( me
dial )
13. Kedua lobus bawah – 14. Lobus bawah kanan – 15. Kedua lobus bawah – seg
segmen posterior segmen posterior ( Posisi men posterior ( Dengan beber
Perhatikan : bantal di bawah dimodifikasi untuk penekanan apa bantal di bawah perut )
perut dan lutut, kepala tanpa khusus )
bantal
VIBRASI
Vibration atau getaran merupakan teknik manual lain dalam
Chest Physiotherapy yang dikerjakan dengan lembut/halus
dengan gerakan menetap di satu tempat dengan arah gerakan
ke dalam dan melingkar.
VIBRATION
Tujuannya hampir = percussion  untuk membantu meruntuhkan sputu
m yang menempel di dinding paru dan di saluran pernapasan.

Selain itu getaran tersebut juga merangsang dinding yang dilapisi ciliated
epithelium atau epitel berambut pada saluran pernapasan, sehingga mem
ungkinkan untuk timbul reaksi batuk yang akan memindahkan bahkan men
geluarkan sputum dari saluran pernapasan.
• Indikasi • Kontra Indikasi
1) Terdapat penumpukan sekret 1) Hemoptisis
pada saluran napas yang 2) Deformitas struktur dinding
dibuktikan dengan pengkajian dada dan tulang belakang.
fisik, X Ray, dan data klinis.
2) Sulit mengeluarkan atau
membatukkan sekresi yang
terdapat pada saluran
pernapasan.
Prosedur Pelaksanaan Vibration
1) Meletakkan kedua telapak tangan tumpang
tindih secara langsung pada kulit dan di atas
dinding dada, dengan posisi tangan terkuat
berada di luar/atas;
2) Anjurkan pasien inspirasi dalam dan ekspirasi
secara lambat lewat mulut ( pursed lip breathing
);
3) Lakukan vibrasi atau menggetarkan tangan
(dengan tumpuan pada pergelangan tangan)
saat pasien ekspirasi dengan lembut serta
mengompresi dan bergetar dengan cepat pada
dinding dada pasien dan dilakukan bersamaan
saat ekspirasi berlangsung dan hentikan saat
pasien inspirasi.
SHAKING
Shaking

Shaking  getaran yang lebih kuat dari vibration yang di


lakukan selama ekspirasi menggunakan goncangan
tekanan intermitten (berirama) kuat pada dinding dada
oleh kedua tangan terapis.

Tujuan  merangsang ciliated epithelium atau sel epitel


berambut untuk mengeluarkan sputum pada saluran
pernapasan.
• Indikasi • Kontra Indikasi
1) Terdapat penumpukan sekret 1) Hemoptisis
pada saluran napas yang 2) Deformitas struktur dinding
dibuktikan dengan pengkajian dada dan tulang belakang.
fisik, X Ray, dan data klinis.
2) Sulit mengeluarkan atau
membatukkan sekresi yang
terdapat pada saluran
pernapasan.
Prosedur Pelaksanaan Shaking
1) Letakkan kedua telapak tangan di atas dinding
dada dan kedua thumb saling menutupi
(bertumpang tindih) dan jari-jari lurus diatas
dinding dada;
2) Instruksikan pasien untuk menarik napas dalam-
dalam;
3) Di puncak inspirasi, berikan guncangan yang
berirama pada dinding dada (2 kali per detik)
hingga akhir ekspirasi (tangan terapis mengikuti
gerakan dada saat udara dihembuskan).
BATUK
Batuk
Refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda
asing dari saluran pernafasan, melindingu paru-paru dari
aspirasi asing atau masuknya benda asing dari saluran
cerna maupun saluran pernapasan atas.

Batuk dapat disebabkan oleh infeksi (TBC, Campak,


influenza) maupun Non Infeksi (Asma, Alergi, Debu)

Batuk dalam keadaan sakit disebabkan adanya kelainan


terutama pada saluran pernapasan atas
Batuk Efektif
Metode batuk yang benar yang dilakukan agar pasien
dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan
mengeluatkan dahak secara perlahan.

Mekanisme batuk :

Inhalasi dalam -> penutupan glottis -> kontraksi aktif otot-


otot ekspirasi -> pembukaan glotis
Batuk Efektif
Klien infeksi saluran napas diberikan dorongan untuk batuk
efektif minimal 2 jam saat terjaga

Klien dengan sputum berlebih diberikan dorongan untuk


batuk efektif setiap jam saat terjaga dan 2-3 jam saat tidur.

Teknik Batuk efektif: Huff Chouging, Post surgical deep


choughing
Pelaksanaan Batuk Efektif
Huff coughing: Teknik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada
pasien penderita penyakit paru seperti pneumonia
1. Menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari teknik batuk huff keluarkan semua
udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas, mulai dengan bernafas pelan, ambil
nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secara perlahan selama
3-4 detik.
2. Tarik nafas menggunakan kontraksi difragma, lakukan secara perlahan dan nyaman,
jangan sampai overventilasi paru-paru.
3. Setelah menarik nafas secara perlahan, tahan nafas selama tiga detik., untuk
mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif.
4. Angkat dagu agak ke atas, gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran napas
cepat sebanyak tiga kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan
bunyi “Ha ha ha” atau “Huff Huff huff”. Tindakan ini membatu epliglotis dan
mempermudah pengeluaran mucus.
5. Kontrol nafas, ambil nafas pelan dua kali.
6. Ulangi Teknik batuk di atas hingga mucus sampai ke belakang tenggorokan.
7. Batukkan dan keluarkan mucus atau dahak .
Post Surgical deep coffing
Langkah:
1. Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat berbaring
terlentang dengan lutut agak ditekukkan, pegang atau
tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi
dengan kedua tangan. Bernapaslah dengan normal.
2. Bernapaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung,
keluarkan napas dengan penuh melalui mulut, ulangi untuk
yang kedua kalinya. Selanjutnya, ambil napas secara pelan
dan dalam melalui hidung, penuhi paru-paru sampai terasa
sepenuh mungkin.
3. Batukkan 2 – 3 kali berturut-turut, usahakan untuk
mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimal mungkin
ketika batuk.
Active Cycle of Breathing
Technique (ACBT)
Active Cycle of Breathing Technique (
ACBT)
Teknif pernapasa aktif yang dilakukan oleh pasien untuk
membantu mengeluarkan sputum dari paru-paru.

Tujuan ACBT:
a. Mengeluarkan dan memberihkan sekresi dari paru-paru.
b. Meningkatkan ventilasi pada paru.
c. Meningkatkan keefektifan batuk.
Komponen ACBT

1. Breathing Control;
2. Deep Breathing Exercise / thoracic Expansion
Exercises
3. Huffing/ Forced Expiratory Technique
A. Breathing Control

Breathing Control digunakan untu merelaksasi jalan nafas dan


melegakan gejala wheezing dan tightness yang normalnya muncul
setelah batuk atau sesak nafas.

Meminta pasien untuk menutup matanya ketika melakukan breathing


control dapat membantu relaksasi.

Breathing control juga dapat membantu ketika pasien mengalami nafas


pendek, takut, gelisah, atau dalam kondisi panik. Durasi breathing
control bervariasi bergantung pada bagaimana pasien merasa sesak.
Breathing Control

1. Tarik napas dan keluarkan secara perlahan melewti hidung,


jika tidak bisa, bernapas melewati mulut.
2. Jika bernapas lewat mulut, gunakan Purse Lips Breathing.
3. Coba untuk melepaskan tekanan dalam tubuh pada setiap
pengeluaran napas dan jaga relaksasi bahu.
4. Secara perlahan coba untuk mengatur napas melambat.
5. Coba tututp mata untuk membantu meningkatkan focus
dalam bernafas dan relaksasi.
6. Breathing control dapat dilanjutkan hingga pasien merasa
siap untuk melakukan tahap ACBT selanjutnya.
B. Deep Breathing Exercises/ Thoracic
Exercise
Deep breathing/thoracic expansion exercises adalah latihan napas
dalam yang focus pada inspirasi dan membantu mengeluarkan sekresi
a dari paru

Untuk menfasilitasi inspirasi maximal, umpan balik proprioseptif, dengan


terapis atau pasien, meletakkan tangannya ke rangka thoraks, dapat
membantu. Ini membantu meningkatkan pergerakan dinding dada dan
meningkatkan ventilasi
1. Usahakan chest dan shoulder dalam keadaan relax.
2. Ambil napas dalam, pelan, dan panjang.
3. Pada akhir inspirasi, tahan udara di paru selama 2 – 3
detik sebelum ekspirasi.
4. Keluarkan napas perahan dan rileks, seperti menghela.
Jangan mengeluarkan secara paksa.
5. Ulangi 3-5 kali. Jika pasien merasakan pusing kembali
melakukan tahap breathing control
C. Huffing / Forced Expiratory Technique
Manuver ini digunakan untuk memindahkan sekresi, dimobilisasi oleh
latihan pernapasan pernapasan / toraks dalam. Teknik ini dengan
menghembuskan napas melalui mulut terbuka dan tenggorokan,
bukannya batuk.

Huffing membantu menggerakkan dahak dari saluran udara kecil ke


saluran udara yang lebih besar, karena batuk saja tidak dapat mengeluar
kan dahak dari saluran udara kecil.
Ada dua jenis gerakan:
1. Volume Huff Medium

Ini membantu memindahkan sekresi yang lebih rendah di saluran


napas Anda.

Caranya  Ambil napas dalam ukuran normal dan kemudian


aktif, napas panjang keluar sampai paru-paru Anda terasa cukup
kosong.
2. Volume Tinggi Huff

Ini membantu memindahkan sekresi di saluran udara bagian atas Anda.

Caranya :
a. Tarik nafas dalam-dalam, buka mulut lebar-lebar.
b. Hanya lakukan 1-2 huffs bersama-sama, karena berulang kali dapat
membuat kita terengah-engah
c. cobalah untuk meludahkan sekresi ke tisu atau mangkuk dahak.
Cobalah untuk menghindari batuk yang berlebihan karena ini dapat
mengurangi seberapa efektif teknik ini dan membuatnya terlalu melelah
kan.
d. Ulangi seluruh siklus selama sekitar 10 menit atau sampai dada terasa
lebih jernih .
Nebulizer
Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang digunakan


untuk merubah obat dari bentuk cair ke
bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini
sangat bermanfaat apabila dihirup atau di
kumpulkan dalam organ paru
INDIKASI
Penyakit saluran nafas atas (akut/kronik)
-rhinopharingitis
-laryngitis
-rhinitis
-sinusitis
Penyakit saluran nafas bawah (akut/kronik)
-asma bronkhiale
-bronkhitis
-bronkhiektasis
-bronchopneumonia
-atelektasis
Penyakit jaringan paru : Emfisema
Alergi
Bayi dengan sekret berlebihan
Kontra indikasi
Tekanan darah tinggi (autonomic hiperrefleksia).
Nadi yang meningkat/takikardia.
Riwayat reaksi yang tidak baik dari pengobatan.
Contoh obat yang dipakai
Bronkhodilator : Ventolin, Berotec, Atrovent, Teofilin, Alupent
Gunanya : untuk melebarkan saluran pernafasan

Mukolitik/ekspektoran : Bisolvon, Mucopect, Mucoliticum


Gunanya : untuk mengencerkan sekret/sputum

Antibiotik : Refabasin, Nebasetin


Gunanya : sebagai tambahan dalam pemakaian oral treatment

Antihistamin (alergi) : Synpen,Avil


gunanya : untuk kondisi alergi pada upper respiratory/bronkhus

Anti asmatik : Intal, Tilade


Gunanya : untuk pencegahan serangan asma
Bagian-bagian nebulizer

Hose (pipa plastik)


Nebulizer mask (masker/sungkup)
Liquid cup (besar/kecil)
Mouthpiece (pipa kecil)
Bacteria filter (saringan bakteri)
Dust filter (saringan debu)
Valve (klep)
Penatalaksanaan Menggunakan Modalitas Nebulizer
– Persiapan Pasien
1. posisikan pasien sebaiknya duduk tegak, anak/bayi
dipangku atau digendong
2. pasien diajarkan deep breathing thorakoabdominal
3. pernafasan hidung untuk saluran nafas atas
4. pernafasan mulut untuk saluran nafas bawah
5. Pernafasan biasa untuk yang sesak nafas
6. pernafasan dalam dan ditahan 5-10 detik (toleransi)
ekspirasi pelan untuk pasien yang tidak sesak nafas
7. pasien diberitahu bila ada keluhan ; sesak nafas,
pusing, nyeri dada, batuk-batuk, mual
Penatalaksanaan Menggunakan Modalitas Neb
ulizer

Penggunaan Nebulizer
1. masukkan obat
2. hidupkan alat dengan waktu 10-15 menit atau
sampai obat habis
3. pastikan alat bekerja baik
4. pasang masker/mouthpiece
5. insruksikan pasien bernafas seperti pada
persiapan pasien.
SUNCTION
Suction
Prosedur tindakan suction adalah suatu metode untuk mengeluarkan
lendir atau sekret atau darah dari jalan napas. Penghisapan ini biasanya
dilakukan melalui mulut, nasofaring atau trakea.
Tujuan suction
a. Menjaga jalan napas tetap bebas
b. Memperbaiki oksigenasi dan menurunkan
beban kerja pernapasan
c. Mengeluarkan akumulasi sekret trakeobronkial
dengan menggunakan teknik steril
d. Merangsang reflek batuk.
e. Mencegah infeksi dan atelektasis
INDIKASI
Menjaga jalan napas tetap bersih (airway maintenence)
Klien tidak mampu batuk efektif
Di duga ada aspirasi.

Membersihkan jalan napas (bronchial toilet) bila ditemukan


1) Pada auskultasi terdapat suara napas yang kasar,
atau ada suara napas tambahan.
2) Diduga ada sekret mukus di dalam saluran napas.
3) Adanya peningkatan beban kerja sistem pernapasan.
KONTRA INDIKASI

•Terjadi peningkatan tekanan intrakranial.


• Bila sangat diperlukan penghisapan sekret maka harus diberi muscle
relaxan terlebih dahulu, sehingga reflek batuk yang ditimbulkan akibat
dari tindakan penghisapan bisa dihindari.
•Oedema paru dengan sputum pink frotty.
Tracheal Suction
Prosedur :
- Tehnik aseptik ; cuci tangan, sarung tangan steril
- Observasi monitor ECG, bila pakai
- Menyediakan O2 sebelum suction untuk meningkatkan
oksigenasi arterial (kecuali pasen memakai ventilasi
- Cek negative pressure dari mesin antara 100-200 torr
- Sarung tangan steril pada tangan yang dominan
- Hubungkan catheter dengan suction tube.
- Keluarkan catheter dari bungkus, hati-hati bahaya
kontaminasi
- Cabut ventilasi dan sumber O2
- Masukkan catheter secara gentle tapi cepat. Selang
diputar saat penyedotan
- Total suction 15 detik.
- Berikan O2 pasca sucton

59
DAFPUS
https://lumalilaresearch.com/2016/12/04/sputum/
https://harismapratama.wordpress.com/2012/12/04/fisioterapi-dada/
https://ardiartana.wordpress.com/2013/04/10/makalah-postural-drainase/
http://jelajahfisio.blogspot.com/2010/04/postural-drainage.html
https://www.physio-pedia.com/Active_cycle_of_breathing_technique
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6425-LAMPIRAN.pdf
Kisner, Carolyn. And Colby, Lynn Allen. 2007. Therapeutic Exercise: Foundations and Techn
iques 5 Edition. F.A. Davis Company. Philadelphia.
https://clinicalgate.com/airway-clearance-techniques/ (diakses 16 September 2018)
https://www.physio-pedia.com/Active_cycle_of_breathing_technique
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6425-LAMPIRAN.pdf
http://www.alatnebulizer.com/2014/12/fungsi-nebulizer.html
https://www.catatanperawat.id/2017/02/prosedur-tindakan-suction.html
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai