THORACOSTOMY
Disusun oleh kelompok 1.0
1.Tovan Perinandika
2.Hendri Bayu Nugroho
3.Hanno Ryanda
4.Rio Pratamasantoso
5.Chenso Sulijaya
6.Yanuar Yudha Sudrajat
7.Noeray Pratiwi Mulyadi
8.Marcella
9.Arlinda Dehafsary
10.Agung Putra Pramana
DEFINISI
• Prosedur yang dilakukan dengan memasukkan
“tube” ke dalam cavum pleura untuk mendrainase
cairan (hemothorax, efusi pleura, chylothorax),
nanah (empyema), atau udara (pneumothorax) dari
rongga pleura.
• Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery. Tenth Edition ed. United States:
McGraw-Hill; 2015
• Pantin C, Lyer S, Babore M. Policy on Intercostal (chest) Drains. East Chesire NHS Trust. 2016. hal:1-18
Anatomi Pleura
Paru-paru diliputi oleh
membran yang disebut
pleura:
– Parietal pleura pada dinding
dada
– Visceral pleura meliputi paru
paru
– Kedua pleura dipisahkan oleh
cairan pleura Produksi Cairan Pleura:
0,3 ml/KgBB/Day
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery. Tenth Edition ed. United States: McGraw-Hill; 2015
FISIOLOGI PLEURA
• Pleura viseral dan parietal memiliki perbedaan inervasi dan
vaskularisasi. Pleura viseral diinervasi saraf-saraf otonom dan
mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner, sementara pleura
parietal diinervasi saraf-saraf interkostalis dan nervus frenikus serta
mendapat aliran darah sistemik
• Pleura terbagi menjadi lima lapisan, yaitu lapisan selapis mesotel,
lamina basalis, lapisan elastic superfisial, lapisan jaringan ikat
longgar, dan lapisan jaringan fibroelastik dalam.
• Cairan pleura diproduksi oleh sel mesotel. Sel mesotel juga memiliki
fungsi fagosit dan memproduksi berbagai senyawa dalam proses
inflamasi.
• Eliminasi akumulasi cairan pleura terutama diatur oleh system limfatik
sistemik di pleura parietal.
Pratomo IP, Yunus F. Anatomi dan Fisiologi Pleura. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
RSUP Persahabatan. Jakarta, Indonesia.
ANATOMI COSTA
Terdapat 12 pasang costa :
1.True (vertebrosternal) ribs (I - VII) : Menempel langsung ke
sternum
Guyton
12ed
MEKANISME PERNAPASAN
Guyton
12ed
Guyton
12ed
KONDISI YANG MEMERLUKAN DRAINASE
A. Pneumothorax
Udara bebas berada dalam ruangan
antara pleura visceral dan parietal
ATLS
10th Ed
PNEUMOTHORAX
◦ Terjadi bila terjadi lubang di permukaan paru-paru, airway, atau dinding
dada, atau semua.
◦ Lubang tersebut menyebabkan udara dapat memasuki rongga pleura.
◦ Jenis-jenis:
1. Open pneumothorax
(sucking chest wound)
2. Close pneumothorax
3. Tension pneumothorax
life threatening
ATLS 10th
OPEN PNEUMOTHORAX
(SUCKING CHEST WOUND)
• Defek atau luka yang besar pada dinding dada akan menyebabkan
open pneumothoraks.
• Defek lebih besar dari 2/3 diameter trakea menyebabkan udara akan
cenderung mengalir melalui defek karena mempunyai tahanan yang
kurang atau lebih kecil dibandingkan dengan trakea.
TENSION PNEUMOTHORAX
• Timbul ketika adanya kebocoran
udara melalui katup satu arah
(one way valve) dari paru-paru
atau dinding dada. Udara
kemudian masuk ke rongga
pleura menyebabkan paru-paru
menjadi terdorong dan collapse
ATLS 10th
EFUSI PLEURA
• Efusi pleura: koleksi cairan yang berlebihan di dalam
rongga pleura
• Penanganan dilakukan thoracocentesis, kecuali
pada kondisi:
1.CHF atau renal failure (bisa dengan obat diuresis)
2.Efusi minimal yang disebabkan resolving pneumonia
(bisa dengan antibiotik yang adekuat)
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery. Tenth Edition ed. United States:
McGraw-Hill; 2015
EFUSI PLEURA
– Transudat (cairan jenih) yang
terkumpul disebabkan CHF,
Malnutrisi, Renal dan Liver
Failure
– Eksudat (Cairan keruh)
dengan sel dan protein yang
disebabkan oleh malignansi
dan penyakit TB dan
pneumonia
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery.
Tenth Edition ed. United States: McGraw-Hill; 2015
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery. Tenth
Edition ed. United States: McGraw-Hill; 2015
PLEURAL FLUID
HEMATOTHORAX
Penumpukan darah di rongga pleura
yang secara signifikan mengganggu
pernapasan melalui penekanan pada
paru-paru dan menghambat ventilasi
normal
ATLS 10th
MASSIVE HEMATOTHORAX
• Akumulasi >1500 ml darah atau ≥1/3 volume darah di rongga dada
ATLS 9th
EMPYEMA
• Empyema didefinisikan sebagai
efusi pleura yang purulen
• Penyebab yang paling sering
parapneumonic (pada pasien
kelainan pulmonal atau neoplasma)
Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL. Schwartz's Principles of Surgery. Tenth
Edition ed. United States: McGraw-Hill; 2015
FASE EMPYEMA
Pembentukan empiema terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
•1. Fase Eksudatif : Selama fase eksudatif, cairan pleura steril
berakumulasi secara cepat ke dalam celah pleura. Cairan pleura memiliki kadar
WBC dan LDH yang rendah, glukosa dan pH dalam batas normal. Efusi ini
sembuh dengan terapi antibiotik, penggunaan chest tube tidak diperlukan.
•2. Fase Fibropurulen : invasi bakteri terjadi pada celah pleura, dengan akumulasi
leukosit PMN, bakteri dan debris. Terjadi kecendrungan untuk lokulasi, pH dan
kadar glukosa menurun, sedangkan kadar LDH menngkat.
•3. Fase Organisasi : Bentuk Lokulasi. Aktivitas fibroblas menyebabkan
pelekatan pleura visceral dan parietal. Aktivitas ini berkembang dengan
pembentukan perlengketan dimana lapisan pleura tidak dapat dipisahkan. Pus, yang
kaya akan protein dengan sel inflamasi dan debris berada pada celah pleura.
Intervensi bedah diperlukan pada tahap ini.
CHEST TUBE THORACOSTOMY (CTT)
• Sistem drainase yang kedap air (water sealed) untuk
mengalirkan udara dan/atau cairan dari rongga pleura
• Tujuan pemasangan CTT adalah untuk mengembalikan
tekanan intrapleura yang positif (patologis) menjadi
negatif kembali
ATLS 10th ed
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi absolut : adhesi pleura, hernia diafragmatika
Kontraindikasi relatif:
Lateral border of
Pectoralis major
Anterior border m.
ICS IV- Latissimus dorsi
V
Ketika klem berada tepat di tepi superior costa, dengan posisi klem tertutup, doronglah klem
ke dalam dada dengan tekanan yang cukup sampai menembus pleura parietal. Setelah klem
menembus rongga pleura, isi rongga tersebut mungkin mengalir keluar saat pasien
melakukan ekspirasi. Lebarkan lubang dengan membuka klem.
PROSEDUR
Masukkan jari telunjuk operator
untuk memperlebar saluran yang
baru dibuat. Kemudian
dilakukan eksplorasi dengan
menyapukan jari mengelilingi
lubang yang telah dibuat untuk
meyakinkan bahwa rongga
tersebut betul rongga pleura
serta meyakinkan tidak adanya
adhesi/ massa dalam rongga
pleura.
PROSEDUR
Setelah eksplorasi jari telunjuk tetap
di dalam rongga sebagai patokan
penempatan tube. Tube dijepit
dengan klem dengan ujung tube
menonjol, kemudian dimasukan ke
dalam rongga pleura mengikuti jari.
5
4
PROSEDUR
Perhatikan adanya ‘fogging’ pada chest
tube saat ekspirasi, atau dengarkan
adanya aliran udara. Untuk cairan,
perhatikan cairan yang mengalir dan
undulasi +.
Hubungkan chest tube dengan botol
WSD.
Jahit chest tube ke kulit dinding dada,
matras horizontal dari inferior –
superior - inferior. Surgical notch, 7
kali keliling, simple notch, simpul tali
sepatu
5
5
Bailey
& love’s
PROSEDUR