PELAKSANAAN
210
1. Ronde Keperawatan : Humaidi, S.Kep
: Sulami, S.Kep
4.1 M1 (Man)
4.1.1 Persiapan
211
4.1.2 Struktur Organisasi MAKP Primer dan Jadwal Dinas
Humaidi, S.Kep
Perawat Primer
Prasgadika Aznurutama,
S.Kep, Rusmawati, S.Kep
Pasien/Klien
4.1.1 Uraian Fungsi dan Tugas Struktur MAKP Kepala Unit Ruang
Teratai Lantai 2
212
Nama Jabatan Kepala Unit Ruang F-2
RSUD Kab. Sidoarjo
214
Nama Jabatan Perawat pelaksana di Unit Ruang F-2 Teratai
Lantai 2
Atasan Langsung Kepala Perawat Instalasi Rawat
Inap
BawahanLangsung Perawat Associate
Persyaratan jabatan 1. Pendidikan S1 Keperawatan
1.1.4 2. Pelatihan BTCLS
3. Pelatihan BLS + CODE BLUE
4. Lulus tes tulis, wawancara dan skill di
RSUD SIDOARJO
Tugas Pokok Membantu katim dalam melakukan kegiatan
asuhan atau pelayanan dan tindakan
keperawatan diruang rawat inap guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Fungsi A. Fungsi Perencanaan
1. Menyiapkan peralatan keperawatan dan
medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan kemampuan
B. Fungsi Pengkoordinasian dan
Pelaksanaan
1. Menerima pasien baru sesuai prosedur
dan ketentuan yang berlaku
2. Melakukan pengkajian keperawatan
dan menentukan diagnose keperawatan
sesuai batas kewenangannya
3. Melakukan tindakan kepada pasien
sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya, misal memasang
kateter, infus, dll.
4. Memberikan penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan pasien
5. Melaksanakan serah terima tugas
kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada penggantian dinas
6. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam
dan libur secara bergilir sesuai dengan
215
jadwal dinas
7. Melakukan entry data real time,
mendokumentasikan asuhan
Visi dan Misi MAKP Stase Managemen Profesi Ners NHM
a. Visi Profesi Ners Stase Management Unit F-2 Teratai Lantai 2
Menciptakan asuhan keperawatan berdasarkan management profesional
untuk mencapai perawatan dan mutu yang berkualitas di RSUD
Sidoarjo ruang kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
b. Misi
1) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
2) Mewujudkan tata kelola ruang yang profesional, integritas, dan
beretika
c. Nilai Unit Ruang F-2 Teratai Lantai 2
Nilai Customer Oriented, Kerjasama, Integritas
1.1.5 Pelaksanaan
216
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
27-12- Minimal 2 2x 0,17 =1,4 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 3 1,67=2 0,43=1 0,24=1
28-12- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
29-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
30-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
31-12- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
01-01- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
02-10- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
03-01- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2020 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
04-01- Minimal 1 1x 0,17 =0,17 1x 0,14 =0,14 1x 0,07 =0,07
2020 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 1 1x 0,36 =0,36 1x 0,30 =0,30 1x 0,20 =0,20
Total 3 0,8=1 0,59=1 0,37=1
05-01- Minimal Care 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 1 1x 0,36 =0,36 1x 0,30 =0,30 1x 0,20 =0,20
Total 4 0,97=1 0,73=1 0,44=1
Sumber : Pelaksanaan MAKP Primer Mahasiswa Profesi Ners Ruang F-2 Teratai Lantai 2 RSUD
Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
217
care 1 orang menurut perhitungan Douglas. Dengan hasil 12 perawat dalam 1 hari
yang pagi hari 5 orang, 4 orang siang 3 orang malam hari.
1. Pagi :2
2. Siang :1
3. Malam :3
Total : 6 Orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari : 15 x 86/ 279 =1,5 dibulatkan menjadi 2
218
12 orang sehingga jumlah tenaga disesuaikan dengan rumus Douglas
menggunakan total kebutuhan pasien dan dapat disimpulkan bahwa tenaga
perawat sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien yang hanya
membutuhkan 6 orang setiap shift nya dan ditambah karu 1 orang, PP 1 orang
pada shift pagi, dan 2 orang perawat lepas dinas.
a) Persiapan
Menghitung jumlah tingkat ketergantungan pasien setiap shift nya.
b) Pelaksanaan
Melihat jumlah pasien dengan jumlah ketergantungan dan tenaga perawat
dalam 1 hari membutuhkan 11 orang perawat dengan tingkat
ketergantungan minimal care 2 dan parsial care 1 dengan jumlah perawat
pagi hari terdiri dari karu 1 orang, Perawat Primer 1 orang, Perawat
assosiate pagi 3 orang, piket sore 4 orang dan 3 orang malam hari. Dengan
jumlah perawat dan tingkat ketergantungan seperti tersebut maka dapat
dikatakan bahwa jumlah perawat mencukupi dalam setiap dinasnya.
c) Hambatan
Selama melakukan peran manajemen dalam 2 minggu, kelompok tidak
menemukan hambatan dengan jumlah ketenagaan kerja karena sudah sesuai
dengan yang di butuhkan menurut rumus Douglas. Selain itu, kelompok
tidak pernah mendapatkan hambatan yang berupa tingkat ketergantungan
yang tinggi sedangkan perawat yang shift tidak mencukupi.
219
1 4 4 0 100%
2 4 4 0 100%
3 4 4 0 100%
4 4 3 1 75%
5 4 4 0 100%
Rata-rata 94,6%
Tabel 4.3 Diagnosa di Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo
Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
NO Diagnosa Jumlah
1 GEA + Vomiting 3
2 Melena 1
4 Sepsis 1
5 DM hiperglikemia 2
6 Stemi anteraseptal 1
7 Hepatitis B 2
8 Ileus Praktis 1
9 AHF 1
10 Decomp Cordis 1
11 AKI + Artritis 1
12 Hypertiroid 1
13 CKD + Uremic Syndrome 2
14 Sephalgia 1
15 CVA Infark + Convulsi 1
16 Anemia 2
17 Ileus Praktis 1
220
rata-rata pasien transfer dari IGD disebabkan karena ruangan Teratai
Lantai 2 merupakan ruangan interna yang pasiennya memang
kebanyakan terdiagnosa GEA + Vomiting.
221
4.2 M-2 (Material)
1.2.1 Data tempat tidur pasien
Dari data hasil pengkajian mulai Tanggal 23 Desember 2019 – 5
Januari 2020 didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang kelolaan
di instalasi rawat inap Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo tahun 2020 adalah
sebanyak 4 tempat tidur dengan rincian yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Inventaris Alat Medis Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo Tahun 2019
222
Jumlah Total
No Nama Barang Baik Rusak Baik Rusak
1 Termometer 2 - 2 -
2 Stetoskop 1 - 1
3 Tensimeter 1 1 -
4 Plester 1 - 1 -
5 Alcohol Swep 1 box - 1 box -
6 Handscon 2 box - 2 box -
7 Aseptic Gel 1 - 1 -
8 Bak Instrumen - - - -
10 Torniquet 1 - 1 -
Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
Tabel 4.7 Inventaris Alat Non Medis Ruang Kelolaan F-2 Teratai
Lantai 2 RSUD Sidoarjo tahun 2019
Jumlah Total
No Nama Barang Baik Rusak Baik Rusak
1 Rak Map 2 - 2 -
2 Spidol 3 - 3 -
3 Gunting 2 - 2 -
4 Penggaris 1 - 1 -
5 Staples 2 - 2 -
223
6 Pensil 2B 1 - 1 -
7 Pensil Blue Red 1 - 1 -
8 Tipe X 1 - 1 -
9 Bolpoin 10 - 10 -
10 Box - - - -
11 Plong 1 - 1 -
12 Keranjang Pensil 1 - 1 -
13 Printer 1 - 1 -
14 White board 1 - 1 -
Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai
Lantai 2 RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
224
inventaris, kepala ruangan dan perawat memfasilitasi kebutuhan yang
diperlukan serta memberi saran yang positif kepada mahasiswa
1.2.3 Administrasi Penunjang RM
Pada Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020 dilakukan proses
penerapan manajemen keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners
STIKes Ngudia Husada Madura dan didapatkan hasil penggunaan
administrasi penunjang RM di ruang kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD
Sidoarjo.
a. Buku Observasi TTV ada satu
b. Buku Timbang Terima ada satu
c. Buku Rekapan BOR dan tingkat ketergantungan ada satu
1.2.4 Persiapan, Pelaksanaan Serta Hambatan dan Dukungan untuk Sarana dan
Prasarana Managemen Keperawatan Mahasiswa S1 Stikes Ngudia
Husada Madura
a. Persiapan
Pada tahap Persiapan yang di lakukan kelompok sebagai berikut :
b. Pelaksanaan
1) Menyiapkan nurse station yaitu di depan lift , di dekat nurse
station Teratai Lantai 2 ( Depan Ruang Perawatan F-2 Teratai
Lantai 2) dan menempelkan struktur organisasi, MAKP, mading.
225
Selain dari itu, kelompok tidak mengalami kesulitan berkaitan
dengan Inventaris. Kepala ruangan dan perawat memfasilitasi
kebutuhan yang diperlukan serta memberi saran positif kepada
mahasiswa.
4.3 M3 METODE
4.3.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan
keperawatan primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah
KEPALA RUANGAN
Gambar 4.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan "Tim Nursing", Nursalam 2016
4.3.2 Pelaksanaan
Penerapan model asuhan keperawatan profesional primer
dilaksanakan minggu ke 2 dan ke 3 pada tangga 23 Desember 2019 – 5
Januari 2020. Dalam kegiatan penerapan MAKP primer masing-masing
anggota atau mahasiswa kelompok berperan sesuai dengan peran yang telah
ditentukan (KARU, PP dan PA).
4.3.3 Hambatan
Pelaksanaan MAKP di Ruang Teratai Lantai 2 sudah maksimal,
hambatan yang ditemukan hanya adaptasi terhadap peran mahasiswa pada
minggu awal pelaksanaan MAKP. Namun hambatan tersebut dapat
226
diminimalkan dengan sosialisasi tugas berdasarkan peran yang didapat dan
kerjasama antar anggota kelompok dengan bantuan kepala ruangan.
4.3.4 Dukungan
Dukungan dari Mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan
peran pada penerapan model asuhan keperawatan professional primary
nursing melalui aplikasi langsung di Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo.
4.3.5 Pelaksanaan
Waktu : 09.00WIB
227
i) Pembimbing Klinik : Nur Aini,S.Kep,Ns
b. Persiapan
228
kolaborasi dan observasi perawat yang sudah dan belum dilaksanakan.
Setelah timbang terima pasien selesai, Karu, PP beserta seluruh perawat
shift pagi dan malam melakukan validasi data langsung ke pasien satu
persatu. Setelah validasi data selesai perawat kembali ke nurse station
untuk melakukan klarifikasi ulang. Setelah timbang terima selesai, PP
pagi, PA malam dan Karu menandatangani laporan timbang terima.
Karu menutup acara timbang terima dengan berdoa bersama sebelum
melakukan aktivitas pagi dan memberikan reward kepada perawat yang
bertugas malam shift malam.
c. Hambatan
Pada awal pelaksanaan timbang terima, kelompok mengalami
kesulitan dalam mengoverkan dan menuliskan status pasien dalam buku
timbang terima. Untuk mengatasi hal tersebut, kelompok mencontoh
penulisan buku timbang terima yang dimiliki ruangan sebagai acuan.
Selama pelaksanaan role play timbang terima tidak terdapat
hambatan yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antar
anggota kelompok yang terlibat dalam roleplay timbang terima maupun
kelompok dengan pembimbing klinik sehingga role play berjalan
dengan lancar dan masukan dari pembimbing klinik untuk ditambah
tanda tangan saat operan jaga.
d. Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing
akademik, kepala ruangan, ruang Teratai Lantai 2 yang telah
memberikan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan timbang terima ini dilaksanakan secara mandiri oleh
mahasiswa profesi ners menejemen terhadap pasien kelolaan yang ada
di ruangan F-2 Teratai Lantai 2
229
b) Kepala ruangan : Moh. Alianka Rachman, S. Kep
c) Perawat Primer : Humaidi, S. Kep
d) Perawat Assosiate : Dian purwanti, S. Kep
e) Pasien : Wasilatur Rohmah, S. Kep
f) Keluarga Pasien : Mawaddatul Lutfiah, S. Kep
g) Narator : Zahrotun Maula, S. Kep
b. Persiapan
c. Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar pemberian
obat, dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.
230
diantar ke ruangan dan tanda tangan serah terima obat pada PP,
selanjutnya obat disimpan pada lemari obat.
b. Hambatan
Pada pelaksanaan sentralisasi obat, anggota kelompok tidak
mengalami hambatan dalam melakukan sentralisasi obat karena kelompok
ikut.
c. Dukungan
Perawat kooperatif dan mendukung pelaksanaan sentralisasi obat
untuk mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dimana kepala ruangan telah menyediakan lemari obat untuk menjaga
keamanan obat.
1) Perawat ruangan Teratai Lantai 2 segera memberikan informasi saat
akan dilakukan kegiatan sentralisasi obat untuk pasien baru sehingga
kita dapat mengerti alur pelaksanaan sentralisasiobat.
2) Terjalin kerjasama antar yang baik antara perawat dan tim kesehatan
lain.
231
3) Karu memberitahu PP bahwa akan ada pasienbaru.
4) PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar identitas, lembar observasi, lembar penerimaan
pasien baru, kewajiban dan hak pasien.
5) PP meminta bantuan PA untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru.
6) Karu menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk
penerimaan pasienbaru.
Pada pelaksanaan penerimaan pasien baru yang dilakukan selama 2
minggu, pada awal melakukan penerimaan pasien baru kelompok masih
kesulitan, ragu dan belum sesuai karena namun pada pelaksanaan
selanjutnya kelompok sudah mulai mengerti proses penerimaan yang baik
dan benar sesuai teori.
Uji coba peran dilakukan mulai tanggal pada tanggal 27 Desember
2019 pukul 09.00 WIB yaitu minggu kedua praktik manajemen
keperawatan. Sebelum dilaksanakan role play keperawatan penerimaan
pasien baru sudah berjalan sesuai dengan alur namun masih ada hambatan
dalam pelaksanaannya. Kegiatan role play penerimaan pasien baru
dilaksanakan padapada tanggal 27 Desember 2019 pukul 09.00 WIB.
Diawali dengan perawat IGD melaporkan bahwa ada pasien baru yang
akan dikirim ke ruang Teratai Lantai 2. Perawat IGD melaporkan diagnose
medis dan keadaan pasien, lalu perawat IGD mengantarkan pasien ke
ruang Teratai Lantai 2. PP mengecek kelengkapan lembar penerimaan
pasien baru dan mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir. Karu, PP, PA menyambut pasien dan keluarga dengan
memberikan salam serta memperkenalkan diri kepada klien/keluarga
dilanjutkan dengan PP mengorientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga, dan PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam penerimaan pasien baru. Di
tempat tidur pasien, PA melakukan anamnesa kemudian ditanyakan
kembali kepada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti. Selanjutnya PP menjelaskan peraturan dan fasilitas rumah
232
sakit serta penyakit pasien kemudian pasien dan keluarga menandatangani
lembar penerimaan baru di nurse station.
b. Hambatan
Hambatan kadang kelompok tidak bisa melakukan penerimaan pasien
baru pada keluarga pasien karena keluarga pasien sudah dilakukan atau
dijelaskan oleh perawat ruangan dan karena keluarga pasien tidak
kooperatif.
Hambatan dalam penerimaan pasien baru sebelum dilaksanakan role
play yaitu mencocokan dengan setatus pasien untuk identitas pasien
penjelasan fasilitas harus lengkap kepada pasien, fasilitas terkait informasi
terkait, tarif harus di jelaskan secara rinci sentralisasi obat harus di
jelaskan sesuai dengan kebutuhan obat pasien, standart SBAR harus sesuai
dengan penerimaan pasien baru an lebih mendetail cuci tangan harus
dilakukan di bed pasien hak dan kewajiban pasien harus di jelaskan secara
terperinci penyampaian materi orientasi pada pasien baru masih kaku.
Namun hal ini dapat diminimalkan setelah proses konsultasi dan
bimbingan dengan pembimbing akademik, pembimbing klinik, dan kepala
ruangan. Sedangkan pada saat role play terdapat hambatan yang berarti
yaitu tidak ada pasien baru sehingga menggunakan mahasiswa sebagai
pasien dan keluargapasien. Setelah dilaksanakan role play mahasiswa
mampu melakukan penerimaan pasien baru dengan baik. Sehingga di
minggu ke tiga anggota kelompok sudah terbiasa dan mampu melakukan
penerimaan pasien baru secara mandiri.
c. Dukungan
Dukungan oleh sesama antar kelompok misalnya ada penerimaan
pasien baru pada shift pagi namun belum dilaksanakan untuk dioperkan
untuk dilaksanakan pada shift selanjutnya.
Sudah tersedianya format penerimaan pasien baru yang dibuat oleh
kelompok. Mahasiswa mampu bekerja sama dan menjalankan perannya
masing-masing pada saat pelaksanaan penerimaan pasien baru, sehingga
pelaksanaan penerimaan pasien baru dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Tersedianya sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh
233
ruangan sehingga acara berjalan dengan lancar. Kemudian tenaga
keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
Mahasiswa Praktik Manajemen dalam mengamplikasikan peran pada
penerapan model asuhan keperawatan professional Primary Nursing.
234
c) Perawat primer melakukan klarifikasi dan tanya jawab tentang
HE yang dijelaskan.
2) Middle discharge planning
a) Membuat leaflet discharge planning
b) Memberikan konseling
c) Memberikan pendidikan kesehatan
d) Menyediakan format discharge planning
e) Mendokumentasikan discharge planning
f) Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai akhir perawatan)
3) Post discharge pla
a) Membuat leaflet discharge planning
b) Memberikan konseling
c) Memberikan pendidikan kesehatan
d) Menyediakan format discharge planning
e) Mendokumentasikan discharge planning
Pada proses pelaksaan selama 2 minggu kelompok melakukan
discharge planning namun belum sesuai teori discharge planning (pra
discharge planning, middle discharge planning dan post discharge
planning)
Uji coba peran mulai pada tanggal 27 Desember 2019 pukul 09.00
WIB pada minggu kedua praktik manajemen. Proses pelaksanaan
discharge planning dilakukan di nurse station sesuai dengan SPO.
Pelaksanaan roleplay discharge planning dimulai yang dilaksanakan
oleh perawat primer.
2) Dukungan
235
langsung sehingga pelaksanaan pra discharge planning terlaksana
meskipun tidak sesuai alur discharge planning.
236
mahasiswa untuk melakukan discharge planning dengan sebelumnya
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang form yang diperlukan
untuk discharge planning. Selama dua minggu saat mahasiswa
menejemen melaksanakan MAKP primer discharge planning telah
melaksanakan sesuai dengan prosedur. Yaitu dengan cara pasien
sebelum pulang diberikan penjelasan tentang health education dan
diet serta waktu control kembali.
3) Hambatan
a. Pra Discharge Planning
Pada awal pelaksanaan MAKP selama 2 minggu di Ruang Teratai
Lantai 2 dengan kelolaan ruang F-2, kelompok mendapatkan hambatan
bahwa kelompok tidak bisa melakukan pra discharge planning sesuai
237
teori.
b. Middle Discharge Planning
Pada hari pertama pelaksanaan praktik MAKP, kelompok masih
kebingunan dengan pengisian pada format rekam medis untuk pasien
pulang. Tanda tangan keluarga pasien belum terisi karena masih
beradaptasi denngan pembagian tugas antara PP dan PA. Namun di hari
berikutnya sudah bisa beradaptasi berkat bimbingan perawat ruangan
dan kepalaruangan. Selain itu, hambatan lain pelaksanaan discharge
planning keluarga tidak kooperatif dan tidak kooperatif karena sudah
dilakukan discharge planning oleh perawat diruangan, pelaksanaan pra
discharge planning tidak sesuai dengan waktu yang ada di teori.
Secara keseluruhan tidak ada hambatan yang berarti dalam
pelaksanaan role play discharge planning (middle), hanya saja
kurangnya volume suara saat perawat primer menjelaskan kepada
keluarga pasien. Ditambah lagi kurang rinci dalam menjelaskan obat-
obatan yang harus diminum dan dibawa pulang ke rumah.
c. Post Discharge Planning
Hambatan kelompok sedikit sulit untuk melakukan pasca
discharge planning karena dari ruangan sudah dijelaskan dan pasien
kadang langsung pulang, dan terbatasnya waktu kelompok dan
keluarga pasien dan pasien sehingga discharge planning tidak
sepenuhnya dilakukan
a. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab : Rusmawati & Wasilatur Rohmah, S.Kep
2) Kepala ruangan : Hoirul Anam, S.Kep
3) Perawat Primer : Prasgadika Aznurutama, S.Kep
4) Perawat Associate : Rusma, S. Kep
5) Pasien : Sulami, S. Kep
6) Keluarga pasien : Zahrotun Maula, S. Kep
7) Narator : Selvia Firsa Hairani, S. Kep
238
b. Persiapan
239
b) Pada saat terminasi belum jelas akhir dari terminasi
c) PP haru membatu saat PA melakukan tindakan
d) Fom harus dilegkapi seperti infom konsen
e) SOP harus di bacakan sebelum ke pasien
c. Hambatan
240
memberikan advise sesuai dengan perintah dokter namun tidak ada perkembangan
pada status kesehatan pasien sehingga pasien harus dilakukan ronde keperawatan
untuk meningkatkan dan mengevaluasi asuhan keperawatan apa yang sudah
diberikan untuk menghasilkan dan rekomendasi selanjutnya.
a. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab : Sulami & Humaidi, S.Kep
2) Kepala ruangan : Prasgadika Aznurutama S.Kep
3) Perawat Primer : Mawaddatul Lutfiah, S.Kep
4) Perawat Konselor : Wasilatur Rohmah, S.Kep
5) Ahli Gizi : Moh. Alianka R, S.Kep
6) Dokter : Sulami, S.Kep
7) Perawat Asosiate : Selfia firsa Hairani, S.Kep
8) Narator : Zahrotun Maula, S.Kep
b. Persiapan
b. Pelaksanaan
Sasaran : Tn. A
241
Hari/tanggal : Jumat, 03 Januari 2020
242
keperawatan dimana pasien tersebut sedang dirawat di ruang K-1 Di
Teratai lantai 2 pembimbing klinik dan pembimbing akademik mefasilitasi
dalam proses bimbingan materi dan SOP secara penuh. keluarga pasien
kooperatif dan mendukung untuk mengikuti perkembangan kesehatan
pasien serta pelaksanaan ronde keperawatan.
a. Persiapan
a) Menentukan penanggung jawab Dokumentasi keperawatan
b) Persiapan Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan satu
minggu sebelum pelaksanaan MAKP. Dengan menyiapkan
kelengkapan format asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian
dengan pendekatan sistem SOR (Soures Oriented Record)) yaitu suatu
sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada 5 komponen
(lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat
medik atau penyakit, catatan integrasi dokter dan perawat, catatan dan
laporan serta catatan keperawawatan dengan model SBAR (Situation,
Baground, Assesment,Recommendation).
b) Lembar identitas
c) Lembar transfer
f) Lembar persetujuan
243
h) Lembar persetujuan tindakan medis
l) Lembarkonsultasi
o) Lembar pengkajian
p) Lembar diagnosa
q) Lembar implemantasi
u) Lembar mediakasi
v) Lembar grafik
244
melaksanakan tugas lain. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami
lengkapi sebanyak 22 pasien mulai Tanggal 23 Desember 2019– 5 Januari
2020 dan rata- rata hari rawat 4 hari.
Selama kegiatan penerapan MAKP kelompok melakukan dokumentasi
asuhan keperawatan pada rekam medis yang dibuat oleh mahasiswa
sendiri dari Tanggal 23 Desember 2019– 5 Januari 2020.
c. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan yaitu ketika awal
pelaksanaan MAKP terjadi kebingungan pada saat pendokumentasian
untuk pasien kelolaan.
Pada saat pelaksanaan terjadi ketidakdisiplinan dalam
pendokumentasian rekam medis yang disebabkan kehabisan format karena
tidak langsung difotokopi. Hal ini berakibat pada data yang terlewat
sehingga membutuhkan validasi ulang dari mahasiswa satu dan yang lain.
Tentu saja permasalahan ini menghambat kerja mahasiswa praktek profesi
dalam pengelolaan pasien. Namun di minggu ketiga pelaksanaannya sudah
mulai tertib berkat kerjasama anggota kelompok.
d. Dukungan
Dukungan diperoleh dari kepala ruangan dan tenaga keperawatan di
ruangan dalam pelaksanaan manajemen dengan memberikan masukan
serta saran tentang dokumentasi keperawatan.
245
RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020
246
ketergantungan pasien, dekubitus, pemakaian gelang, kepuasan pasien,
ALOS serta kejadian KTD.
b. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam pengamatan angka
kejadian phlebitis berdasarkan 6 parameter yang berhubungan dengan
kondisi tempat pemasangan IV line. Dan berdasarkan data yang didapat
tanggal 23 Desember 2019– 5 Desember 2020 dengan kejadian flebitis
yang didapatkan data bahwa tidak terdapat flebitis grade I pada 2 pasien
dari 22 total pasien.
Untuk distribusi tingkat kepuasan pasien terhadap ruang kelolaan
mahasiswa di kamar F-2 penyebaran kuesioner kepuasan pasien diberikan
kepada pasien saat akan KRS, dengan penilaian tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan perawat menggunakan pernyataan lima dimensi
menurut (Nursalam, 2017) antara lain tangible (kenyataan), reability
(keandalan), responsiveness (tanggung jawab), assurance (jaminan), dan
emphaty (kepedulian). Pernyataan tersebut berjumlah 25 point pernyataan
pada semua pasien yang dilakukan selama 14 hari di ruang kelolaan
Mahasiswa Ruang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab
Sidoarjo dilakukan pada tanggal 23 Desember 2019– 5 Desember 2020
diperoleh sebanyak 22 pasien yaitu 18 pasien dengan kategori sangat puas
dan 4 pasien dengan kategori puas dengan pelayanan Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo dilakukan pada tanggal 23 Desember
2019– 5 Desember 2020.
Kelompok juga mengusulkan kepada kepala ruangan agar perawat
lebih intensive untuk melakukan observasi keadaan infus pasien terutama
setelah pasien dilakukan transfusi darah, untuk meminimalisir angka
kejadian flebitis. Sehingga kepala ruangan menyetujui dan mendukung
apabila transfusi set diganti ketika selesai transfusi darah, namun ada
kendala dari anggaran rumah sakit.
c. Indikator Mutu Pelayanan
Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan
mutu perawatan pasien. Salah satu aspek yang menjadi indikator
247
peningkatan mutu pelayanan yaitu keamanan pasien dan kepuasan pasien.
1. Patient Safety
a) Angka Kejadian Medication Error
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kesalahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemberian obat
2 Jumlah pasien 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 53
beresiko kesalahan
pemberian obat
Tabel 4.1 Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat di Ruang
Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
248
b) Flebitis
Tabel 4.2 Angka Kejadian Flebitis di Ruang Kelolaan Mahasiswa di
Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD
Kab Sidoarjo
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
flebitis
a. Mechanical
b. Bacterial
c. Chemical
2 Jumlah pasien 3 1 0 0 3 2 1 2 0 1 2 1 3 1 20
beresiko flebitis di
ruangan
249
d) Dekubitus
Tabel 4.4 Angka Kejadian Decubitus Tanggal 23 Desember 2019-5
Januari 2020 di Ruang Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2
Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dekubitus
2 Jumlah pasien 5 1 0 0 3 2 1 2 0 1 2 1 3 1 22
beresiko terjadi
dekubitus
250
e) Angka Kejadian Pasien Jatuh
Tabel 4.5 Angka Kejadian Pasien Jatuh Dan Beresiko Jatuh Pada
Tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 di Ruang
Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
No Variabel Tanggal
2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pasien jatuh
2 Jumlah 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 20
pasien
beresiko
jatuh
251
6. Penggunaan alat bantu
7. Lama rawat
2. ALOS
ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan (Nursalam, 2016).ALOS adalah lama rawat inap
pasien dengan nilai rata-rata 6-10 hari. Dan menurun standart nasional nilai
ALOS yang baik idealnya yaitu 6-10 hari (Nursalam,2015).
Dari data pasien masuk- keluar (pulang hidup/mati) diruang kelolaan
mahasiswa Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
ditemukan jumlah pasien selama 14 hari (23 Desember 2019-5 Januari 2020)
yaitu sebanyak 22 pasien, dengan total lama pasien dirawat pada bulan
Desember-Januari adalah 67 hari. Maka nilai ALOS didapatkan :
Jumlah Pasien
67 hari
ALOS =
18
67 hari
=
18
= 3,7
= 4 hari
252
Nilai Normal ALOS secara umum = 6 -10 Hari
sumber : Nursalam, 2017
Nilai ALOS yaitu 4 hari, Jadi, nilai ALOS masuk dalam kategori sangat baik
menurut standart internasional.
3. Tingkat Ketergantungan
Pada tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 di ruang kelolaan
mahasiswa di kamar F-2 Ruang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD
Kab Sidoarjo di dapatkan hasil tingkat ketergantungan minimal care 11
pasien, parsial care 10 pasien dan total care 1 pasien.
a. Hambatan
Selama pembagian kuesioner kepuasan pasien masih ditemukan
hambatan yaitu dimana ada keluarga pasien memiliki keterbatasan
kemampuan dalam membaca dan melihat sehingga kurang mampu mengisi
kuisioner dengan baik.
b. Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
pembimbing klinik, Kepala Ruangan dan perawat RuangInstalasi Rawat
Inap RSUD Kab Sidoarjo dan kegiatan ini telah dilaksanakan secara
mandiri oleh mahasiswa profesi manajemen terhadap pasien kelolaan yang
diikuti oleh perawat yang ada diRuang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai
2 RSUD Kab. Sidoarjo serta kerja sama antar kelompok dan perawat
berjalan dengan baik.
253