Anda di halaman 1dari 44

BAB 4

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan


Professional (MAKP) yang dilaksanakan dalam praktik manajemen keperawatan
STIKes Ngudia Husada Madura pada tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
di Ruang Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada
komponen utama yaitu : (1) Sistem MAKP, (2) Timbang terima, (3) Sentralisasi
obat, (4) Penerimaan pasien baru, (5) Discharge Planning, (6) Supervisi
keperawatan, (7) Ronde keperawatan, (8) Dokumentasi keperawatan.
Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan professional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok
menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Prasgadika Aznurutama, S.Kep
Sekretaris1 : Rusmawati, S.Kep
Bendahara 1 : Zahrotun Maula, S.Kep
Perlengkapan : Hoirul Anam, S.Kep
Humas : Humaidi, S.Kep
Sie konsumsi : Selvia Firsa Hairani, S.Kep
Dokumentasi : Moh. Alianka, S.Kep

Penanggung jawab kegiatan:


1. MAKP (TT,PPB,SO,DP dan SV) : Dian Purwanti,S.Kep
: Hoirul Anam, S.Kep
: Wasilatur R, S.Kep
: Moh.Alianka, S.Kep
: Zahrotun M, S.Kep
: Prasgadika A, S.Kep
: Selvia Firsa , S.Kep
: Rusmawati, S.Kep

210
1. Ronde Keperawatan : Humaidi, S.Kep
: Sulami, S.Kep

2. Dokumentasi Keperawatan : Moh. Alianka, S.Kep

Adapun dalam pengelolaan ruangan ruang rawat maka


diselenggarakan pengorganisasian dalam pembagian peran
sebagai berikut:
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
c. Perawat Asosiate

4.1 M1 (Man)
4.1.1 Persiapan

Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah


sebagai berikut :

a. Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah penderita setiap


hari serta tingkat ketergantungannya.

b. Menyiapkan format klasifikasi dan keteria tingkat ketergantungan


penderita berdasarkan teori Orem yaitu selfcare.

c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat


berdasarkan tingkat ketergatungan pasien.

d. Menghitung tingkat kepuasan pasien sebelum dan sesudah dilakukan


MAKP

e. Menghitung tingkat kepuasan perawat sesudah dilakukan MAKP.

211
4.1.2 Struktur Organisasi MAKP Primer dan Jadwal Dinas

Apoteker Dokter Kepala Ruangan Sarana RS Ahli Gizi

Humaidi, S.Kep

Perawat Primer
Prasgadika Aznurutama,
S.Kep, Rusmawati, S.Kep

Pasien/Klien

Perawat Pelaksana Pagi Perawat Pelaksana Sore Perawat Pelaksana Malam


1. Hoirul Anam, S.Kep 1. Moh. Alianka R, S.Kep 1. Rony Setiawan DC, S.Kep
2. Dian Purwanti, S.Kep 2. Mawaddatul Lutfiah, 2. Zahrotun Maula, S.Kep
3. Selvia Firsa , S.Kep S.Kep 3. Wasilatur R, S.Kep
3. Sulami, S.Kep

4.1.1 Uraian Fungsi dan Tugas Struktur MAKP Kepala Unit Ruang
Teratai Lantai 2

212
Nama Jabatan Kepala Unit Ruang F-2
RSUD Kab. Sidoarjo

Atasan Langsung Pembimbing Akademik


Bawahan langsung Perawat Primer
Perawat Asosiate
Persyaratan Jabatan 1. Pendidikan S1 Keperawatan
2. Pelatihan BTCLS
3. Pelatihan BLS + CODEBLUE
4. Lulus tes tulis, wawancara dan skill di
RSUD SIDOARJO
Tugas Pokok Melaksanakan pengelolaan dan Pengendalian
pelayanan Instalasi Rawat Inap Teratai
Lantai 2
Fungsi A. Fungsi Perencanaan
1. Menyususn program kerja instalasi
sesuai program kerja rumah sakit
2. Menyusun rencana anggaran dan
pengembangan kebutuhan pelayanan
medis di instalasi
3. Menyusun rencana kebutuhan SDM,
sarana dan prasarana instalasi
4. Membuat analisis kelayakan sumber
daya dalam peningkatan dan
pengembangan instalasi rawat inap
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Memimpin, mengarahkan, dan
menggerakkan sumber daya dalam
peningkatan dan pengembangan
instalasi rawat inap secara maksimal
agar mencapai hasil yang optimal
2. Mengadakan koordinasi dan kerjasama
dengan instalasi lain dan SMF terkait
C. Fungsi Pelaksanaan
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan
kebutuhan sumber daya
2. Membuat analisis hasil kegiatan
kualitatif dan kuantitatif secara berkala
untuk umpan balik pada pelaksana
masukan kepada atasan 213
3. Memberi masukan pengembangan pola
pelaksanaan pelayanan dan sistem
Tabel : Uraian Tugas Perawat Pelaksana Keperawatan Rawat Inap

214
Nama Jabatan Perawat pelaksana di Unit Ruang F-2 Teratai
Lantai 2
Atasan Langsung Kepala Perawat Instalasi Rawat
Inap
BawahanLangsung Perawat Associate
Persyaratan jabatan 1. Pendidikan S1 Keperawatan
1.1.4 2. Pelatihan BTCLS
3. Pelatihan BLS + CODE BLUE
4. Lulus tes tulis, wawancara dan skill di
RSUD SIDOARJO
Tugas Pokok Membantu katim dalam melakukan kegiatan
asuhan atau pelayanan dan tindakan
keperawatan diruang rawat inap guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Fungsi A. Fungsi Perencanaan
1. Menyiapkan peralatan keperawatan dan
medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan kemampuan
B. Fungsi Pengkoordinasian dan
Pelaksanaan
1. Menerima pasien baru sesuai prosedur
dan ketentuan yang berlaku
2. Melakukan pengkajian keperawatan
dan menentukan diagnose keperawatan
sesuai batas kewenangannya
3. Melakukan tindakan kepada pasien
sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya, misal memasang
kateter, infus, dll.
4. Memberikan penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan pasien
5. Melaksanakan serah terima tugas
kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada penggantian dinas
6. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam
dan libur secara bergilir sesuai dengan
215
jadwal dinas
7. Melakukan entry data real time,
mendokumentasikan asuhan
Visi dan Misi MAKP Stase Managemen Profesi Ners NHM
a. Visi Profesi Ners Stase Management Unit F-2 Teratai Lantai 2
Menciptakan asuhan keperawatan berdasarkan management profesional
untuk mencapai perawatan dan mutu yang berkualitas di RSUD
Sidoarjo ruang kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
b. Misi
1) Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
2) Mewujudkan tata kelola ruang yang profesional, integritas, dan
beretika
c. Nilai Unit Ruang F-2 Teratai Lantai 2
Nilai Customer Oriented, Kerjasama, Integritas

1.1.5 Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat


ketergantungannya pada pagi, siang dan malam pada minggu kedua dan
minggu ketiga.

Tabel 4.1 Distribusi Rata – Rata Tingkat Kebutuhan Pasien Ruang


Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 Tanggal 23 Desember 2019 – 5
Januari 2020
Tingkat Juml Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Tangg Ketergantungan ah Pagi Siang Malam
al Pasie
n
23-12- Minimal Care 2 2x 0,17 =1,4 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 3 1,67=2 0,43=1 0,24=1
24-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,3 2x 0,10 =0,2
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,88=1 0,58=1 0,34=1
25-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
26-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0

216
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
27-12- Minimal 2 2x 0,17 =1,4 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 3 1,67=2 0,43=1 0,24=1
28-12- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
29-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
30-12- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2019 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
31-12- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2019 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
01-01- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
02-10- Minimal 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Care
Parsial Care 2 2x 0,27 =0,54 2x 0,15 =0,30 2x 0,10 =0,20
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,68=1 0,58=1 0,34=1
03-01- Minimal 3 3x 0,17 =0,51 3x 0,14 =0,42 3x 0,07 =0,21
2020 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 0 0x 0,36 =0 0x 0,30 =0 0x 0,20 =0
Total 4 0,78=1 0,57=1 0,31=1
04-01- Minimal 1 1x 0,17 =0,17 1x 0,14 =0,14 1x 0,07 =0,07
2020 Care
Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 1 1x 0,36 =0,36 1x 0,30 =0,30 1x 0,20 =0,20
Total 3 0,8=1 0,59=1 0,37=1
05-01- Minimal Care 2 2x 0,17 =0,34 2x 0,14 =0,28 2x 0,07 =0,14
2020 Parsial Care 1 1x 0,27 =0,27 1x 0,15 =0,15 1x 0,10 =0,10
Total Care 1 1x 0,36 =0,36 1x 0,30 =0,30 1x 0,20 =0,20
Total 4 0,97=1 0,73=1 0,44=1
Sumber : Pelaksanaan MAKP Primer Mahasiswa Profesi Ners Ruang F-2 Teratai Lantai 2 RSUD
Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020

Dapat disimpulkan bahwa tingkat ketergantungan pasien sudah mencukupi


pada tanggal 23 Desember 2019- 5 Januari 2020 rata rata pada sift pagi 2 orang,
sore 1 orang dan malam hari 1 orang dengan kriteria minimal care 2 orang, partial

217
care 1 orang menurut perhitungan Douglas. Dengan hasil 12 perawat dalam 1 hari
yang pagi hari 5 orang, 4 orang siang 3 orang malam hari.

Tabel 4.2 penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari


pada tanggal 23 Desember 2019- 5 Januari 2020

Perawat Perawat Total Kebutuhan Perawat Total Perawat


No Tanggal Karu
Primer Asosiate Perawat Lepas Dinas dalam 24 jam
1. 23/12/19 1 1 10 12 0 12
2. 24/12/19 1 1 10 12 0 12
3. 25/12/19 1 1 8 10 2 12
4. 26/12/19 1 1 8 10 2 12
5. 27/12/19 1 1 8 10 2 12
6. 28/12/19 1 1 9 11 1 12
7. 29/12/19 1 1 8 10 3 12
8. 30/12/19 1 1 8 10 2 12
9. 31/12/19 1 1 8 10 3 12
10. 1/1/20 1 1 8 10 3 12
11. 2/1/20 1 1 8 10 3 12
12. 3/1/20 1 1 9 11 1 12
13. 4/1/20 1 1 10 12 0 12
14. 5/1/20 1 1 10 12 0 12

1. Pagi :2
2. Siang :1
3. Malam :3
Total : 6 Orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari : 15 x 86/ 279 =1,5 dibulatkan menjadi 2

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas


perhari : 6 + 2 + 2 = 10 orang
Keterangan :
10 orang tenaga perawat
2 orang perawat lepas dinas
2 orang perawat yang terdiri dari kepala ruang dan perawat
primer
Pada pelaksanaan praktik manajemen, jumlah mahasiswa praktik sebanyak

218
12 orang sehingga jumlah tenaga disesuaikan dengan rumus Douglas
menggunakan total kebutuhan pasien dan dapat disimpulkan bahwa tenaga
perawat sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien yang hanya
membutuhkan 6 orang setiap shift nya dan ditambah karu 1 orang, PP 1 orang
pada shift pagi, dan 2 orang perawat lepas dinas.
a) Persiapan
Menghitung jumlah tingkat ketergantungan pasien setiap shift nya.
b) Pelaksanaan
Melihat jumlah pasien dengan jumlah ketergantungan dan tenaga perawat
dalam 1 hari membutuhkan 11 orang perawat dengan tingkat
ketergantungan minimal care 2 dan parsial care 1 dengan jumlah perawat
pagi hari terdiri dari karu 1 orang, Perawat Primer 1 orang, Perawat
assosiate pagi 3 orang, piket sore 4 orang dan 3 orang malam hari. Dengan
jumlah perawat dan tingkat ketergantungan seperti tersebut maka dapat
dikatakan bahwa jumlah perawat mencukupi dalam setiap dinasnya.
c) Hambatan
Selama melakukan peran manajemen dalam 2 minggu, kelompok tidak
menemukan hambatan dengan jumlah ketenagaan kerja karena sudah sesuai
dengan yang di butuhkan menurut rumus Douglas. Selain itu, kelompok
tidak pernah mendapatkan hambatan yang berupa tingkat ketergantungan
yang tinggi sedangkan perawat yang shift tidak mencukupi.

b. Melakukan penghitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada


tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020, jumlah tempat tidur 4 bed,
jumlah pasien 3 dengan BOR =75%
Bed Bed
Tanggal Kamar F BOR %
Terpakai Kosong
23 4 3 1 75%
24 4 4 0 100%
25 4 4 0 100%
26 4 4 0 100%
27 4 3 1 75%
28 4 4 0 100%
29 4 4 0 100%
30 4 4 0 100%
31 4 4 0 100%

219
1 4 4 0 100%
2 4 4 0 100%
3 4 4 0 100%
4 4 3 1 75%
5 4 4 0 100%
Rata-rata 94,6%

Dapat disimpulkan bahwa BOR pada praktek management kamar F-2


pada tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 hampir seluruhnya 100%
namun pada tanggal 4 Januari 2020 nilai BOR 75% karena ada bed yang
kosong selama 24 jam karena tidak ada transfer dari IGD maupun antar
rawat inap.

Tabel 4.3 Diagnosa di Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo
Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
NO Diagnosa Jumlah
1 GEA + Vomiting 3
2 Melena 1
4 Sepsis 1
5 DM hiperglikemia 2
6 Stemi anteraseptal 1
7 Hepatitis B 2
8 Ileus Praktis 1
9 AHF 1
10 Decomp Cordis 1
11 AKI + Artritis 1
12 Hypertiroid 1
13 CKD + Uremic Syndrome 2
14 Sephalgia 1
15 CVA Infark + Convulsi 1
16 Anemia 2
17 Ileus Praktis 1

Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2Teratai


Lantai 2 RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020

Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan data pada Ruang


Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo bahwa diagnosa
terbanyak selama 14 hari adalah GEA + Vomiting paling tinggi dengan

220
rata-rata pasien transfer dari IGD disebabkan karena ruangan Teratai
Lantai 2 merupakan ruangan interna yang pasiennya memang
kebanyakan terdiagnosa GEA + Vomiting.

Tabel 4.4 Diagnosa Keperawatan di Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2


RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020
NO Diagnosa Jumlah
Keperawatan
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral 4
2 Kekurangan volume cairan 7
3 Ketidakefektifan pola napas 4
4 Kelebihan volume cairan 3
5 Ketidakefektifan bersihan jalan napas 2
6 Nyeri akut 2

Berdasarkan tabel 4.4 di atas didapatkan data pada Ruang


Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo bahwa diagnosa
keperawatan terbanyak selama 14 hari adalah Kekurangan volume
cairan hal ini disebabkan karena kebanyakan pasiennya menderita GEA
+ Vomiting.
1.1.6 Hambatan
Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan perhitungan
tenaga selama praktik managemen keperawatan berlangsung, dikarenakkan
jumlah perawat sudah memenuhi kebutuhan tenaga perawat perhari di
ruangan Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo.
1.1.7 Dukungan
Pembimbing ruangan dan perawat memfasilitasi kebutuhan yang
diperlukan serta memberi saran yang bersifat positif saat mahasiswa
melakukan praktik manajemen keperawatan dan pemberian asuhan
keperawatan. Pembimbing akademik memfasilitasi agar mahasiswa
diberikan tanggung jawab 1 ruang kelolaan.

221
4.2 M-2 (Material)
1.2.1 Data tempat tidur pasien
Dari data hasil pengkajian mulai Tanggal 23 Desember 2019 – 5
Januari 2020 didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang kelolaan
di instalasi rawat inap Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo tahun 2020 adalah
sebanyak 4 tempat tidur dengan rincian yang terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Rincian Jumlah Tempat Tidur di Instalasi Rawat Inap


RSUD Sidoarjo tahun 2019
NO Ruang F Tempat Tidur
1 Bed F.1 1 TT
2 Bed F.2 1 TT
3 Bed F.3 1 TT
4 Bed F.4 1 TT
TOTAL 4 TT
Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai
2 RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 –5 Januari 2020

1.2.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana


Pada Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020 dilakukan
proses penerapan manajemen keperawatan mahasiswa Program
Profesi Ners STIKes Ngudia Husada Madura dan didapatkan hasil
penggunaan sarana dan prasarana pribadi di ruang kelolaan F-2
Teratai Lantai 2 terbagi Atas Inventaris Medis dan Non Medis

Tabel 4.6 Inventaris Alat Medis Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo Tahun 2019

222
Jumlah Total
No Nama Barang Baik Rusak Baik Rusak
1 Termometer 2 - 2 -
2 Stetoskop 1 - 1
3 Tensimeter 1 1 -
4 Plester 1 - 1 -
5 Alcohol Swep 1 box - 1 box -
6 Handscon 2 box - 2 box -
7 Aseptic Gel 1 - 1 -

8 Bak Instrumen - - - -

9 Masker 2 box - 2 box -

10 Torniquet 1 - 1 -

Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020

Tabel 4.7 Inventaris Alat Non Medis Ruang Kelolaan F-2 Teratai
Lantai 2 RSUD Sidoarjo tahun 2019

Jumlah Total
No Nama Barang Baik Rusak Baik Rusak
1 Rak Map 2 - 2 -
2 Spidol 3 - 3 -
3 Gunting 2 - 2 -
4 Penggaris 1 - 1 -
5 Staples 2 - 2 -

223
6 Pensil 2B 1 - 1 -
7 Pensil Blue Red 1 - 1 -
8 Tipe X 1 - 1 -
9 Bolpoin 10 - 10 -
10 Box - - - -
11 Plong 1 - 1 -
12 Keranjang Pensil 1 - 1 -
13 Printer 1 - 1 -
14 White board 1 - 1 -
Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai
Lantai 2 RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020

Selama proses penerapan manajemen keperawatan pada tanggal 23


Desember 2019 – 5 Januari 2020 setiap pergantian Shift buku Inventaris
selalu dioperkan dan setiap shift selalu di data, baik inventaris medis
maupun nonmedis.
a. Persiapan
1) Menyiapkan data yang sudah dilakukan oleh kelompok
2) Menyiapkan daftar kelengkapan yang dibutuhkan untuk Ruang
Kelolaan (struktur organisasi ruang kelolaan, format status pasien,
format timbang terima, observasi, dan lembar medikasi)
3) Membeli perlengkapan yang sudah di rencanakan
4) Merencanakan penempatan kelengkapan keruangan
b. Pelaksanaan
1) Menyiapkan nurse station yaitu di depan ruang kelolaan (Ruang
perawatan di F-2 Teratai Lantai 2) dan menempelkan struktur
organisasi, MAKP)
2) Mempertahankan dan menjaga kebersihan depan ruang kelolaan setiap
hari di Ruang F-2 Teratai Lantai 2
3) Melakukan koordinasi kepada perawat ruangan dan meningkatkan
pengawasan mengenai kebutuhan dasar pasien
c. Hambatan dan Dukungan
Kelompok profesi ners tidak mengalami kesulitan berkaitan dengan

224
inventaris, kepala ruangan dan perawat memfasilitasi kebutuhan yang
diperlukan serta memberi saran yang positif kepada mahasiswa
1.2.3 Administrasi Penunjang RM
Pada Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Januari 2020 dilakukan proses
penerapan manajemen keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners
STIKes Ngudia Husada Madura dan didapatkan hasil penggunaan
administrasi penunjang RM di ruang kelolaan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD
Sidoarjo.
a. Buku Observasi TTV ada satu
b. Buku Timbang Terima ada satu
c. Buku Rekapan BOR dan tingkat ketergantungan ada satu

1.2.4 Persiapan, Pelaksanaan Serta Hambatan dan Dukungan untuk Sarana dan
Prasarana Managemen Keperawatan Mahasiswa S1 Stikes Ngudia
Husada Madura
a. Persiapan
Pada tahap Persiapan yang di lakukan kelompok sebagai berikut :

a) Menyiapkan daftar perlengkapan yang di butuhkan untuk ruang


kelolaan (struktur organisasi ruang kelolaan, format status pasien,
format timbang terima SBAR, observasi, dan lembar medikasi).

b) Membeli perlengkapan yang sudah direncanakan

c) Merencanakan penempatan perlengkapan ruangan

b. Pelaksanaan
1) Menyiapkan nurse station yaitu di depan lift , di dekat nurse
station Teratai Lantai 2 ( Depan Ruang Perawatan F-2 Teratai
Lantai 2) dan menempelkan struktur organisasi, MAKP, mading.

2) Menjaga kebersihan ruang kelolaan setiap hari diruang F-2 Teratai


Lantai 2
c. Hambatan dan Dukungan
1) Kelompok mengalami kesulitan dalam menempelkan struktur,
karena dinding tidak boleh untuk dikotori.

225
Selain dari itu, kelompok tidak mengalami kesulitan berkaitan
dengan Inventaris. Kepala ruangan dan perawat memfasilitasi
kebutuhan yang diperlukan serta memberi saran positif kepada
mahasiswa.

4.3 M3 METODE
4.3.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model asuhan
keperawatan primer. Adapun bagan model asuhan keperawatan adalah

KEPALA RUANGAN

SARANA RS TIM MEDIS DAN TIM


LAIN

PERAWAT PRIMER PERAWAT PRIMER PERAWAT PRIMER

PERAWAT ASSOSIET PRAWAT ASSOSIET PERAWAT ASSOSIET

Gambar 4.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan "Tim Nursing", Nursalam 2016

4.3.2 Pelaksanaan
Penerapan model asuhan keperawatan profesional primer
dilaksanakan minggu ke 2 dan ke 3 pada tangga 23 Desember 2019 – 5
Januari 2020. Dalam kegiatan penerapan MAKP primer masing-masing
anggota atau mahasiswa kelompok berperan sesuai dengan peran yang telah
ditentukan (KARU, PP dan PA).
4.3.3 Hambatan
Pelaksanaan MAKP di Ruang Teratai Lantai 2 sudah maksimal,
hambatan yang ditemukan hanya adaptasi terhadap peran mahasiswa pada
minggu awal pelaksanaan MAKP. Namun hambatan tersebut dapat

226
diminimalkan dengan sosialisasi tugas berdasarkan peran yang didapat dan
kerjasama antar anggota kelompok dengan bantuan kepala ruangan.
4.3.4 Dukungan
Dukungan dari Mahasiswa praktik manajemen dalam mengaplikasikan
peran pada penerapan model asuhan keperawatan professional primary
nursing melalui aplikasi langsung di Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2
RSUD Sidoarjo.

4.3.5 Pelaksanaan

Topik : PPB, SV, TT, DP,SO

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Desember 2019

Waktu : 09.00WIB

Tempat : F-2 Teratai Lantai 2

Pembimbing Akademik : Rahmad Septian Reza S.Kep.Ns. M. Kep

Kepala Ruangan : Nuraini, S.Kep.Ns.

Pembimbing Klinik : Nuraini, S.Kep.Ns.

Penangung Jawab : Prasgadika A.,S.Kep


Kelompok mengundang 2 orang yang hadir yaitu Pembimbing Klinik
dan pembimbing akademik.

4.3.6 Timbang Terima


a. Pengorganisasian
a) Penanggung jawab :Dian purwanti & Hoirul Anam, S.Kep
b) Kepala Ruangan : mawaddatul Lutfiah, S.Kep
c) Perawat Primer pagi : Humaidi, S.Kep
d) Perawat primer malam :Dian purwanti, S.Kep
e) Perawat Associate pagi : Roni setiawan D.C, S.Kep
f) Perawat Associate malam: Selfa Firsa Hairani, S. Kep
g) Narator : Hoirul Anam, S. Kep
h) Pembimbing Akademik : Rahmad Septian Reza, S.Kep.,Ns.,M.Kep

227
i) Pembimbing Klinik : Nur Aini,S.Kep,Ns

b. Persiapan

Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu pertama,


persiapan yang dilakukan antara lain:
a. Menunjuk penanggung jawab timbangterima.
b. Menyusun proposal timbangterima.
c. Menyusun format timbang terima pasien serta petunjuk teknis
pengisiannya.
d. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima
keperawatan.
e. Menyiapkan pelaksanaan timbangterima.
f. Menyiapkan undangan untuk supervisor dan pembimbingklinik
Pelaksanaan timbang terima dilakukan setiap hari pada pergantian
shift malam ke pagi, shift pagi ke sore dan shift sore ke malam.
Pelaksanaan timbang terima dilakukan setiap hari pada pergantian shift
malam ke pagi, shift pagi ke sore dan shift sore ke malam. Selama awal
pelaksanaan timbang terima, kelompok mengalami kesulitan dalam
melaksanakan timbang terima karena tidak tahu apa yang ingin
dioverkan kepada shift selanjutnya. Selain itu juga kelompok tidak tahu
apa yang harus dituliskan dalam buku timbang terima. Maka, kelompok
mencontoh buku timbang terima yang dilakukan perawat ruangan
Teratai Lantai 2 sebagai acuan untuk melakukan timbang terima yang
lebih baik. Pada hari-hari berikutnya, kelompok dapat melakukan
timbang terima dan menuliskan di buku timbang terima.
Sedangkan role play timbang terima dilaksanankan pada hari
Jumat, 27 Desember 2019 dengan setting pergantian shift pagi ke
Malam pukul 07.00 WIB. Timbang terima diawali di nurse station dan
dipimpin oleh kepala ruangan. Timbang terima dilakukan dengan
menyampaikan kondisi pasien selama satu shift oleh PA malam kepada
PPshift pagi, yang disampaikan berupa identitas pasien, risiko jatuh,
diagnosa medis, diagnosa keperawatan yang masih ada atau yang
muncul, assessment pengkajian, tindakan mandiri, Heath Education,

228
kolaborasi dan observasi perawat yang sudah dan belum dilaksanakan.
Setelah timbang terima pasien selesai, Karu, PP beserta seluruh perawat
shift pagi dan malam melakukan validasi data langsung ke pasien satu
persatu. Setelah validasi data selesai perawat kembali ke nurse station
untuk melakukan klarifikasi ulang. Setelah timbang terima selesai, PP
pagi, PA malam dan Karu menandatangani laporan timbang terima.
Karu menutup acara timbang terima dengan berdoa bersama sebelum
melakukan aktivitas pagi dan memberikan reward kepada perawat yang
bertugas malam shift malam.
c. Hambatan
Pada awal pelaksanaan timbang terima, kelompok mengalami
kesulitan dalam mengoverkan dan menuliskan status pasien dalam buku
timbang terima. Untuk mengatasi hal tersebut, kelompok mencontoh
penulisan buku timbang terima yang dimiliki ruangan sebagai acuan.
Selama pelaksanaan role play timbang terima tidak terdapat
hambatan yang berarti karena adanya koordinasi yang baik antar
anggota kelompok yang terlibat dalam roleplay timbang terima maupun
kelompok dengan pembimbing klinik sehingga role play berjalan
dengan lancar dan masukan dari pembimbing klinik untuk ditambah
tanda tangan saat operan jaga.

d. Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing
akademik, kepala ruangan, ruang Teratai Lantai 2 yang telah
memberikan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan timbang terima ini dilaksanakan secara mandiri oleh
mahasiswa profesi ners menejemen terhadap pasien kelolaan yang ada
di ruangan F-2 Teratai Lantai 2

4.3.7 Sentralisasi Obat


a. Pengorganisasian:

a) Penanggung jawab : Zahrotun Maula & Moh. alianka, S.Kep

229
b) Kepala ruangan : Moh. Alianka Rachman, S. Kep
c) Perawat Primer : Humaidi, S. Kep
d) Perawat Assosiate : Dian purwanti, S. Kep
e) Pasien : Wasilatur Rohmah, S. Kep
f) Keluarga Pasien : Mawaddatul Lutfiah, S. Kep
g) Narator : Zahrotun Maula, S. Kep

b. Persiapan

Persiapan sentralisasi obat mulai dilaksanakan pada minggu pertama


praktik manajemen. Persiapan yang dilakukan antara lain:

a. Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.

b. Menyiapkan proposal pelaksanaan role play sentralisasi obat.

c. Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar pemberian
obat, dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.

d. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent


beserta petunjuk teknis pengisian dan kotak obat.

e. Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek sentralisasi obat.

Selama pelaksanaan MAKP, sentralisasi obat sudah dilakukan oleh


anggota kelompok dan mengaplikasikan lembar medikasi pada ruang
kelolaan Kamar F-2 Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo.

Sedangkan untuk kegiatan Pelaksanaan role play sentralisasi obat


dilakukan pada minggu kedua pada tanggal 27 Desember 2019 pukul
09.00 WIB. Nurse Station terletak di depan kamar F-2 Ruang Teratai
Lantai 2, tempat audience di depan nurse station. Diawali dengan PP
minta tolong kepada PA untuk memanggil keluarga dari pasien baru
bahwa akan dilakukan sentralisasi obat pada pasien Ny.W, PP menjelaskan
tentang sentralisasi obat kepada keluarga pasien dan menanyakan apakah
pasien sudah memahami prosedur sentralisasi obat dan menyetujui tentang
prosedur tentang sentralisasi obat dan melakukan inform Koncent.
Kemudian PP mendelegasikan resep ke farmasi klinis kemudian obat

230
diantar ke ruangan dan tanda tangan serah terima obat pada PP,
selanjutnya obat disimpan pada lemari obat.
b. Hambatan
Pada pelaksanaan sentralisasi obat, anggota kelompok tidak
mengalami hambatan dalam melakukan sentralisasi obat karena kelompok
ikut.
c. Dukungan
Perawat kooperatif dan mendukung pelaksanaan sentralisasi obat
untuk mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dimana kepala ruangan telah menyediakan lemari obat untuk menjaga
keamanan obat.
1) Perawat ruangan Teratai Lantai 2 segera memberikan informasi saat
akan dilakukan kegiatan sentralisasi obat untuk pasien baru sehingga
kita dapat mengerti alur pelaksanaan sentralisasiobat.
2) Terjalin kerjasama antar yang baik antara perawat dan tim kesehatan
lain.

4.3.9 Penerimaan Pasien Baru


a. Pengorganisasian
a) Penanggung jawab: Wasilatur Rohmah, S. Kep & Mawaddatul, S.Kep
b) Kepala ruangan : Moh. Alianka Rachman, S. Kep
c) Perawat Primer : Humaidi, S. Kep
d) Perawat Assosiate: Dian Purwanti, S. Kep
e) Perawat IGD : Roni Setiawan D.C, S. Kep
f) Pasien : Wasilatur Rohmah, S. Kep
g) Keluarga Pasien : Mawaddatul Lutfiah, S. Kep
h) Narator : Zahrotun Maula, S. Kep
b. Persiapan
Penerimaan pasien baru merupakan proses yang penting dalam proses
keperawatan, persiapan yang dilakukan antara lain :
1) Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru
2) Membuat proposal penerimaan pasien baru.

231
3) Karu memberitahu PP bahwa akan ada pasienbaru.
4) PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar identitas, lembar observasi, lembar penerimaan
pasien baru, kewajiban dan hak pasien.
5) PP meminta bantuan PA untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru.
6) Karu menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan untuk
penerimaan pasienbaru.
Pada pelaksanaan penerimaan pasien baru yang dilakukan selama 2
minggu, pada awal melakukan penerimaan pasien baru kelompok masih
kesulitan, ragu dan belum sesuai karena namun pada pelaksanaan
selanjutnya kelompok sudah mulai mengerti proses penerimaan yang baik
dan benar sesuai teori.
Uji coba peran dilakukan mulai tanggal pada tanggal 27 Desember
2019 pukul 09.00 WIB yaitu minggu kedua praktik manajemen
keperawatan. Sebelum dilaksanakan role play keperawatan penerimaan
pasien baru sudah berjalan sesuai dengan alur namun masih ada hambatan
dalam pelaksanaannya. Kegiatan role play penerimaan pasien baru
dilaksanakan padapada tanggal 27 Desember 2019 pukul 09.00 WIB.
Diawali dengan perawat IGD melaporkan bahwa ada pasien baru yang
akan dikirim ke ruang Teratai Lantai 2. Perawat IGD melaporkan diagnose
medis dan keadaan pasien, lalu perawat IGD mengantarkan pasien ke
ruang Teratai Lantai 2. PP mengecek kelengkapan lembar penerimaan
pasien baru dan mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir. Karu, PP, PA menyambut pasien dan keluarga dengan
memberikan salam serta memperkenalkan diri kepada klien/keluarga
dilanjutkan dengan PP mengorientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga, dan PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam penerimaan pasien baru. Di
tempat tidur pasien, PA melakukan anamnesa kemudian ditanyakan
kembali kepada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti. Selanjutnya PP menjelaskan peraturan dan fasilitas rumah

232
sakit serta penyakit pasien kemudian pasien dan keluarga menandatangani
lembar penerimaan baru di nurse station.
b. Hambatan
Hambatan kadang kelompok tidak bisa melakukan penerimaan pasien
baru pada keluarga pasien karena keluarga pasien sudah dilakukan atau
dijelaskan oleh perawat ruangan dan karena keluarga pasien tidak
kooperatif.
Hambatan dalam penerimaan pasien baru sebelum dilaksanakan role
play yaitu mencocokan dengan setatus pasien untuk identitas pasien
penjelasan fasilitas harus lengkap kepada pasien, fasilitas terkait informasi
terkait, tarif harus di jelaskan secara rinci sentralisasi obat harus di
jelaskan sesuai dengan kebutuhan obat pasien, standart SBAR harus sesuai
dengan penerimaan pasien baru an lebih mendetail cuci tangan harus
dilakukan di bed pasien hak dan kewajiban pasien harus di jelaskan secara
terperinci penyampaian materi orientasi pada pasien baru masih kaku.
Namun hal ini dapat diminimalkan setelah proses konsultasi dan
bimbingan dengan pembimbing akademik, pembimbing klinik, dan kepala
ruangan. Sedangkan pada saat role play terdapat hambatan yang berarti
yaitu tidak ada pasien baru sehingga menggunakan mahasiswa sebagai
pasien dan keluargapasien. Setelah dilaksanakan role play mahasiswa
mampu melakukan penerimaan pasien baru dengan baik. Sehingga di
minggu ke tiga anggota kelompok sudah terbiasa dan mampu melakukan
penerimaan pasien baru secara mandiri.
c. Dukungan
Dukungan oleh sesama antar kelompok misalnya ada penerimaan
pasien baru pada shift pagi namun belum dilaksanakan untuk dioperkan
untuk dilaksanakan pada shift selanjutnya.
Sudah tersedianya format penerimaan pasien baru yang dibuat oleh
kelompok. Mahasiswa mampu bekerja sama dan menjalankan perannya
masing-masing pada saat pelaksanaan penerimaan pasien baru, sehingga
pelaksanaan penerimaan pasien baru dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Tersedianya sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh

233
ruangan sehingga acara berjalan dengan lancar. Kemudian tenaga
keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan kepada
Mahasiswa Praktik Manajemen dalam mengamplikasikan peran pada
penerapan model asuhan keperawatan professional Primary Nursing.

4.3.10 Discharge Planning


1) Pengorganisasian
a) Penanggung jawab : Prasgadika Aznurutama & Roni, S.Kep
b) Kepala ruangan : Hoirul Anam, S.Kep
c) Perawat Primer : Prasgadika Aznurutama, S.Kep
d) Perawat Associate : Rusmawati, S. Kep
e) Pasien : Sulami, S. Kep
f) Keluarga pasien : Zahrotun Maula, S. Kep
g) Narator : Selvia Firsa Hairani, S. Kep
2) Persiapan
Persiapan yang dilakukan pada pelaksanaan discharge planning antara
lain:
a. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning
b. Menyiapkan proposal Pra, Middle dan Post discharge planning, status
pasien,dan leaflet.
c. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana
pelaksanaan Middle discharge planning.
d. Penanggung jawab mempersiapkan pasien dan tempat dilaksanakannya
Middle discharge planning serta kelengkapan yang sudah disusun.
e. Menyiapkan undangan untuk supervisor dan pembimbing.
1) Pra discharge planning
a) Perawat primer menyampaikan kontrak waktu untuk
perencanaan pulang pasien pada keluarga pasien ke Nurse
station.
b) Perawat primer dibantu oleh perawat asosiate menjelaskan
tentang Diet selama dirumah obat-obatan yang diteruskan
Akifitas secara bertahap waktu kontrol

234
c) Perawat primer melakukan klarifikasi dan tanya jawab tentang
HE yang dijelaskan.
2) Middle discharge planning
a) Membuat leaflet discharge planning
b) Memberikan konseling
c) Memberikan pendidikan kesehatan
d) Menyediakan format discharge planning
e) Mendokumentasikan discharge planning
f) Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai akhir perawatan)
3) Post discharge pla
a) Membuat leaflet discharge planning
b) Memberikan konseling
c) Memberikan pendidikan kesehatan
d) Menyediakan format discharge planning
e) Mendokumentasikan discharge planning
Pada proses pelaksaan selama 2 minggu kelompok melakukan
discharge planning namun belum sesuai teori discharge planning (pra
discharge planning, middle discharge planning dan post discharge
planning)
Uji coba peran mulai pada tanggal 27 Desember 2019 pukul 09.00
WIB pada minggu kedua praktik manajemen. Proses pelaksanaan
discharge planning dilakukan di nurse station sesuai dengan SPO.
Pelaksanaan roleplay discharge planning dimulai yang dilaksanakan
oleh perawat primer.

2) Dukungan

1. Pra Discharge Planning


Pada proses pelaksaan selama 23 Desember 2019-5 Januari
2020 minggu kelompok melakukan discharge planning namun belum
sesuai teori pra discharge planning.
Dukungan kelompok menemukan ide melakukan pra discharge
planning langsung ke ruangan pasien dan di nurse station kelompok

235
langsung sehingga pelaksanaan pra discharge planning terlaksana
meskipun tidak sesuai alur discharge planning.

Satu hari sebelum pelaksanaan role play discharge planning


mahasiswa telah melakukan gladi bersih dengan pembimbing klinik
dan kepala ruangan dan memberikan beberapa masukan, selain itu
perawat ruangan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada
mahasiswa untuk melakukan discharge planning dengan sebelumnya
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang form yang diperlukan
untuk discharge planning. Selama dua minggu saat mahasiswa
menejemen melaksanakan MAKP primer discharge planning telah
melaksanakan sesuai dengan prosedur. Yaitu dengan cara pasien
sebelum pulang diberikan penjelasan tentang health education dan
diet serta waktu control kembali.

2. Middle Discharge Planning


Pelaksanaan middle discharge planning 23 Desember 2019-5
Januari 2020 middle discharge planning terlaksana dengan baik
Hambatan kelompok masih kurang disiplin mengenai
perlengkapan yang harus disiapkan pelaksanaan middle discharge
planning, masih menanyakan proses melakukan middle discharge
planning ke perawat diruangan dan kadang keluarga pasien masih
ragu ke mahasiswa manajemen.
Dukungan anggota kelompok mampu menyakinkan keluarga
pasien untuk dilakukannya.
Uji coba peran mulai pada tanggal 27 Desember 2019 pukul
09.00 WIB pada minggu kedua praktik manajemen. Proses
pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station sesuai
dengan SPO. Pelaksanaan roleplay discharge planning dimulai yang
dilaksanakan oleh perawat primer.

Satu hari sebelum pelaksanaan role play discharge planning


mahasiswa telah melakukan gladi bersih dengan pembimbing klinik
dan kepala ruangan dan memberikan beberapa masukan, selain itu
perawat ruangan memberikan kepercayaan sepenuhnya pada

236
mahasiswa untuk melakukan discharge planning dengan sebelumnya
memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang form yang diperlukan
untuk discharge planning. Selama dua minggu saat mahasiswa
menejemen melaksanakan MAKP primer discharge planning telah
melaksanakan sesuai dengan prosedur. Yaitu dengan cara pasien
sebelum pulang diberikan penjelasan tentang health education dan
diet serta waktu control kembali.

3. Post Discharge Planning


Pelaksanaan post discharge planning Pada saat pasca discharge
planning kita menyiapkan kebutuhan pasien seperti leaflet dan surat
kontor pada pasien dan biaya administrasi yang harus di selesaikan
dan apabila ada keluhan apa yang kita sarankan pada pasien dan
makanan apa yang harus di konsumsi dan makanan yang di anjurkan
dan biaya administrasi yang harus di selesaikan, kelompok tidak
menemuka kesulitan dalam melakukan discharge planning post karna
kelompok sudah menyiapkan untuk melakukan discharge planning.
Dukungan anggota antar kelompok sudah mampu saling
membantu antar anggota dan sudah menyiapkan apa saja yang harus
di sampaikan pasca discharge planning.
Pada saat pasca discharge planning kita menyiapkan kebutuhan
pasien seperti leaflet dan surat kontrol pada pasien dan biaya
administrasi yang harus di selesaikan dan apabila ada keluhan apa
yang kita sarankan pada pasien dan makanan apa yang harus di
konsumsi dan makanan yang di anjurkan dan biaya administrasi yang
harus di selesaikan, kelompok tidak menemuka kesulitan dalam
melakukan discharge planning post karna kelompok sudah
menyiapkan untuk melakukan discharge planning.

3) Hambatan
a. Pra Discharge Planning
Pada awal pelaksanaan MAKP selama 2 minggu di Ruang Teratai
Lantai 2 dengan kelolaan ruang F-2, kelompok mendapatkan hambatan
bahwa kelompok tidak bisa melakukan pra discharge planning sesuai

237
teori.
b. Middle Discharge Planning
Pada hari pertama pelaksanaan praktik MAKP, kelompok masih
kebingunan dengan pengisian pada format rekam medis untuk pasien
pulang. Tanda tangan keluarga pasien belum terisi karena masih
beradaptasi denngan pembagian tugas antara PP dan PA. Namun di hari
berikutnya sudah bisa beradaptasi berkat bimbingan perawat ruangan
dan kepalaruangan. Selain itu, hambatan lain pelaksanaan discharge
planning keluarga tidak kooperatif dan tidak kooperatif karena sudah
dilakukan discharge planning oleh perawat diruangan, pelaksanaan pra
discharge planning tidak sesuai dengan waktu yang ada di teori.
Secara keseluruhan tidak ada hambatan yang berarti dalam
pelaksanaan role play discharge planning (middle), hanya saja
kurangnya volume suara saat perawat primer menjelaskan kepada
keluarga pasien. Ditambah lagi kurang rinci dalam menjelaskan obat-
obatan yang harus diminum dan dibawa pulang ke rumah.
c. Post Discharge Planning
Hambatan kelompok sedikit sulit untuk melakukan pasca
discharge planning karena dari ruangan sudah dijelaskan dan pasien
kadang langsung pulang, dan terbatasnya waktu kelompok dan
keluarga pasien dan pasien sehingga discharge planning tidak
sepenuhnya dilakukan

4.3.11 Supervisi Keperawatan

a. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab : Rusmawati & Wasilatur Rohmah, S.Kep
2) Kepala ruangan : Hoirul Anam, S.Kep
3) Perawat Primer : Prasgadika Aznurutama, S.Kep
4) Perawat Associate : Rusma, S. Kep
5) Pasien : Sulami, S. Kep
6) Keluarga pasien : Zahrotun Maula, S. Kep
7) Narator : Selvia Firsa Hairani, S. Kep

238
b. Persiapan

Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi


supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi
lengkap dengan parameter penilaian, laporan kegiatan supervisi, serta
pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini kelompok
mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan

b. Membuat proposal supervisikeperawatan

c. Menetapkan Karu, PP, dan PA untuk supervisi keperawatan

d. Menetapkan dan menyiapkan materi yang akan di supervisi oleh


kepalaruangan

e. Menyiapkan media supervisi meliputi format instrumen supervisi dan


format laporan supervisikeperawatan

f. Menetapkan lokasi dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi


tentang pelaksanaan timbangterima

g. Menyiapkan undangan untuk supervisor danpembimbing

Pada pelaksanaan proses selama 2 minggu dari tanggal 23


Desember 2019-5 Januari 2020 supervisi setiap hari dilakukan oleh
kelompok meskipun belum sesuai SOP.

Adapun alur pelaksanaan dimulai dari persiapan format penilaian


supervisi oleh perawat primer sebagai supervisor. Kepala ruangan
memberitahukan kepada PA tentang kegiatan supervisi tersebut dan
menyampaikan tujuan supervisi. Kepala ruangan menilai kemampuan PA
dalam melakukan rawat luka sampai selesai. Prawat primer
menyampaikan hasil penilaian kemudian memberikan fair, feedback, dan
follow up terhadap hasil supervisi.

Hasil evaluasi supervisi yang dilakukan oleh PP terhadap PA


sebagai berikut:
a) Prosedur tindakan belum sesuai dengan SOP

239
b) Pada saat terminasi belum jelas akhir dari terminasi
c) PP haru membatu saat PA melakukan tindakan
d) Fom harus dilegkapi seperti infom konsen
e) SOP harus di bacakan sebelum ke pasien
c. Hambatan

Hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa adalah mahasiswa masih


bingung untuk mengisi format supervisi dan format untuk penilaian
supervisi, namun kelompok di bimibing oleh Clinical instruktur secara
langsung sehingga mahasiswa tidak mendapatkan hambatan dan
melakukan pelaksanaan kegiatan ini berjalan denganmaksimal. Selain itu,
Hambatan proses supervisi terbatasnya waktu dan sibuk merevisi tugas
manajemen dan melakukan persiapan proses role play dan
mempersiapkan desiminasi akhir.
d. Dukungan

Dukungan anggota antar kelompok mampu saling mengoreksi satu


sama lain sehingga seluruh anggota kelompok mampu melakukan semua
tindakan sesuai SOP selain itu anggota kelompok berubah-ubah peran
setiap harinya sehingga kelompok mampu mengoreksi dirinya sendiri.
Dukungan para clinical instruktur terkait role play supervisi baik,
dengan memberikan saran dan masukan untuk kegiatan supervisi serta
memberikan pendampingan saat dilakukan role play sehari sebelum acara.
Kegiatan supervisi juga telah dilaksanakan secara mandiri oleh mahasiswa
profesi manejemen terhadap pasien kelolaan.

4.3.12 Ronde keperawatan

Pelaksanaan ronde keperawatan tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020


kelompok menemukan pasien di daerah kelolaan dengan LOS 16 hari dengan
diagnosa medis Tn. Amari dengan diagnosa enselopati metabolik + geriatme
problem + riwayat CVA, dengan diagnosa keperawatan Gangguan perfusi
jaringan cerebral b/d Penuruanan suplai oksigen di otak, Gangguan mobilitas fisik
b/d Kelemahan otot. Kelompok sudah melakukan asuhan keperawatan dan

240
memberikan advise sesuai dengan perintah dokter namun tidak ada perkembangan
pada status kesehatan pasien sehingga pasien harus dilakukan ronde keperawatan
untuk meningkatkan dan mengevaluasi asuhan keperawatan apa yang sudah
diberikan untuk menghasilkan dan rekomendasi selanjutnya.

a. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab : Sulami & Humaidi, S.Kep
2) Kepala ruangan : Prasgadika Aznurutama S.Kep
3) Perawat Primer : Mawaddatul Lutfiah, S.Kep
4) Perawat Konselor : Wasilatur Rohmah, S.Kep
5) Ahli Gizi : Moh. Alianka R, S.Kep
6) Dokter : Sulami, S.Kep
7) Perawat Asosiate : Selfia firsa Hairani, S.Kep
8) Narator : Zahrotun Maula, S.Kep

b. Persiapan

Persiapan ronde keperawatan mulai dilaksanakan 4 hari sebelum


pelaksanaan, persiapan yang dilakukan antara lain:
a) Menyusun proposal kegiatan rondekeperawatan.
b) Menentukan pasien yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
c) Menentukan materi ronde keperawatan.
d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk
menghubungi pihak – pihak yang terkait dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.
e) Menyiapkan skenario pelaksanaan rondekeperawatan.
f) Menjelaskan tujuan pelaksanaan rondekeperawatan.
g) Meminta informed concent pada keluargapasien.

b. Pelaksanaan

Topik : Ronde Keperawatan

Sasaran : Tn. A

DiagnosaMedis : Enselopati metabolik + geriatme problem + riwayat


CVA

241
Hari/tanggal : Jumat, 03 Januari 2020

Waktu : 09.00s/d selesai

Tempat : Ruang Teratai Lantai 2

Acara dihadiri oleh:

a. Pembimbing akademik yaitu sebanyak 1 orang

b. Ahli Gizi yaitu 1 orang

c. Farmasi yaitu 1 orang

d. Mahasiswa Program Profesi Ners Stikes Ngudia Husada Madura


kelompok 2 sebanyak 12 orang

Pelaksanaan Role Play ronde keperawatan yang dilakukan


kelompok, sebelumnya telah melalui beberapa persiapan selama beberapa
hari sebelumnya yang meliputi pembuatan proposal kegiatan, pembagian
peran sebagai Dokter, PP, PA, Karu. Pasien yang dilakukan ronde
keperawatan merupakan pasien Tn. A di kamar K1 yang masih menjalani
perawatan di Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo. Sebelum pelaksanaan, telah
dilakukan Pendekatan kepada pasien dan keluarganya mengenai rencana
pelaksanaan ronde keperawatan dan meminta persetujuan dalam
pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Hambatan
Sebelum pelaksanaan ronde, kelompok kesulitan dalam menentukan
peran untuk dilakukan ronde keperawatan dikarena sulitnya untuk
mencocokkan jadwal untuk setian anggota tim medis seperti dokter, ahli
gizi, dan farmasi.
Pada pelaksanaaan roleplay ronde keperawatan ada hambatan yaitu
pertama, skema ruangan tidak sesuai dengan standart untuk dijadikan
ronde keperawatan sehingga penataan ruang tidak tepat, yang kedua role
play tidak dihadiri oleh dokter/dokter muda, dan farmasi.
Dukungan Kepala ruangan, perawat dan pembimbing mendukung
pelaksanaan ronde keperawatan sepenuhnya dengan memberikan
kesempatan mengambil satu pasien untuk dijadikan subjek dalam ronde

242
keperawatan dimana pasien tersebut sedang dirawat di ruang K-1 Di
Teratai lantai 2 pembimbing klinik dan pembimbing akademik mefasilitasi
dalam proses bimbingan materi dan SOP secara penuh. keluarga pasien
kooperatif dan mendukung untuk mengikuti perkembangan kesehatan
pasien serta pelaksanaan ronde keperawatan.

4.4.13 Dokumentasi Keperawatan

a. Persiapan
a) Menentukan penanggung jawab Dokumentasi keperawatan
b) Persiapan Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan satu
minggu sebelum pelaksanaan MAKP. Dengan menyiapkan
kelengkapan format asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian
dengan pendekatan sistem SOR (Soures Oriented Record)) yaitu suatu
sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada 5 komponen
(lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat
medik atau penyakit, catatan integrasi dokter dan perawat, catatan dan
laporan serta catatan keperawawatan dengan model SBAR (Situation,
Baground, Assesment,Recommendation).

c) Pendokumentasian data pasien beserta asuhan keperawatan dilakukan


pada Tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020. Mahasiswa
menyiapkan kelengkapan format Rekam Medis, antaralain:

a) Lembar Cover Rekam Medik

b) Lembar identitas

c) Lembar transfer

d) Lembar penerimaan pasien baru dan lembar hak dan kewajiban


pasien

e) Lembar ringkassan masuk dan keluar

f) Lembar persetujuan

g) Lembar jeneral contion

243
h) Lembar persetujuan tindakan medis

i) Lembar penolakan tindakan medis

j) Lembar pemindahan pasien

k) Lembar formulir resiko jatuh

l) Lembarkonsultasi

m) Lembar persetujuan setralisasi obat

n) Lembar rekonsiliasi obat

o) Lembar pengkajian

p) Lembar diagnosa

q) Lembar implemantasi

r) Lembar CPPT (lembar perkembangan ter integrasi

s) Lembar timbang terima SBAR (situasi, begron, assesment,


recomendation )

t) Lembar pemberian edukasi dan informasi terintegrasi

u) Lembar mediakasi

v) Lembar grafik

w) Lembar persetujuan pulang dan lefleat

x) Lembar discharge planning


b. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian format
lembar pasien masuk, pengkajian, intervensi, evaluasi dan format timbang
terima sampai discharge planning dilaksanakan oleh perawat primer.
Perawat associet sore dan perawat associate malam mengisi pada kolom
tindakan keperawatan.Lembar kepuasan pasien diisi oleh pasien atau
keluarga pasien saat akan KRS.
Perawat primer dalam pengisian dokumentasi keperawatan juga
dibantu oleh perawat associate terutama ketika perawat primer sedang

244
melaksanakan tugas lain. Jumlah dokumentasi yang berhasil kami
lengkapi sebanyak 22 pasien mulai Tanggal 23 Desember 2019– 5 Januari
2020 dan rata- rata hari rawat 4 hari.
Selama kegiatan penerapan MAKP kelompok melakukan dokumentasi
asuhan keperawatan pada rekam medis yang dibuat oleh mahasiswa
sendiri dari Tanggal 23 Desember 2019– 5 Januari 2020.
c. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan yaitu ketika awal
pelaksanaan MAKP terjadi kebingungan pada saat pendokumentasian
untuk pasien kelolaan.
Pada saat pelaksanaan terjadi ketidakdisiplinan dalam
pendokumentasian rekam medis yang disebabkan kehabisan format karena
tidak langsung difotokopi. Hal ini berakibat pada data yang terlewat
sehingga membutuhkan validasi ulang dari mahasiswa satu dan yang lain.
Tentu saja permasalahan ini menghambat kerja mahasiswa praktek profesi
dalam pengelolaan pasien. Namun di minggu ketiga pelaksanaannya sudah
mulai tertib berkat kerjasama anggota kelompok.
d. Dukungan
Dukungan diperoleh dari kepala ruangan dan tenaga keperawatan di
ruangan dalam pelaksanaan manajemen dengan memberikan masukan
serta saran tentang dokumentasi keperawatan.

4.4 M-4 (Money)


Pengawasan M4 pada Ruang Kelolahan F-2 Teratai Lantai 2 RSUD
Sidoarjo pada Tanggal 23 Desember 2019 – 5 Desember 2020 dengan
mengamati jumlah pasien Umum dan BPJS.
Tabel 4.8 Jenis Pembiayaan Rawat Inap di Ruang Kelolaan F-2
Teratai Lantai 2 RSUD Sidoarjo 23 Desember 2019– 05
Desember 2020
N Umum BPJS DIAKES JKMM
o
0 22 0 0
Total 22
Sumber : Pelaksanaan MAKP Mahasiswa Profesi Ners Ruang Kelolaan F-2 Teratai Lantai 2

245
RSUD Sidoarjo Tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020

Berdasarkan tabel diatas didapatkan pada Tanggal 23 Desember 2019– 5


Januari 2020 sumber pendanaan dari pasien BPJS, PBI (jamkesmas), non PBI
(mandiri,askes,jamsostek).
Total pembiayaan pasien pada Tanggal 23 Desember 2019– 05 Desember
2020 didapatkan bahwa semua pembiayaan berasal dari BPJS dengan hasil
total 100% .
4.4.1 Persiapan
a) Proses kegiatan dilakukan dalam pengamatan pada jumlah pasien Umum
dan BPJS. Rumah sakit menyediakan tenaga administrasi keuangan
sehingga dapat mempermudah pasien dalam pembayaran administrasi.
b) Data jasa pelayanan rumah sakit terutama jasa pelayanan perawatan
c) Data pelayanan rumah sakit lain
4.4.2 Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data pelyanan di RSUD Sidorjo kelas I,II,II
b. Mengumpulkan data pelayanan di rumah sakit lain
c. Memberikan informasi dan saran tentang total tarif RSUD Sidorjo
4.4.3 Hambatan
Mahasiswa tidak ada hambatan dalam mengamati jumlah pasien Umum
danBPJS.
4.4.4 Dukungan
Kepala ruangan dan pembimbing klinik memberikan dukungan penuh dan
inspirasi terhadap kelompok mahasiswa profesi ners dan memberikan saran
serta informasi dalam melaksanakan pengamatan terhadap bidang
administrasi sehingan informasi yang diberikan sangat bermanfaat bagi
kelompok.

4.5 MUTU (M5)


a. Persiapan
Pengamatan M-5 (Mutu) pada ruangan Instalasi Rawat Inap Teratai
Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo dilakukan pada tanggal 23 Desember 2019–
5 Desember 2020 dengan mengamati keadaan phlebitis, tingkat

246
ketergantungan pasien, dekubitus, pemakaian gelang, kepuasan pasien,
ALOS serta kejadian KTD.
b. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam pengamatan angka
kejadian phlebitis berdasarkan 6 parameter yang berhubungan dengan
kondisi tempat pemasangan IV line. Dan berdasarkan data yang didapat
tanggal 23 Desember 2019– 5 Desember 2020 dengan kejadian flebitis
yang didapatkan data bahwa tidak terdapat flebitis grade I pada 2 pasien
dari 22 total pasien.
Untuk distribusi tingkat kepuasan pasien terhadap ruang kelolaan
mahasiswa di kamar F-2 penyebaran kuesioner kepuasan pasien diberikan
kepada pasien saat akan KRS, dengan penilaian tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan perawat menggunakan pernyataan lima dimensi
menurut (Nursalam, 2017) antara lain tangible (kenyataan), reability
(keandalan), responsiveness (tanggung jawab), assurance (jaminan), dan
emphaty (kepedulian). Pernyataan tersebut berjumlah 25 point pernyataan
pada semua pasien yang dilakukan selama 14 hari di ruang kelolaan
Mahasiswa Ruang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab
Sidoarjo dilakukan pada tanggal 23 Desember 2019– 5 Desember 2020
diperoleh sebanyak 22 pasien yaitu 18 pasien dengan kategori sangat puas
dan 4 pasien dengan kategori puas dengan pelayanan Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo dilakukan pada tanggal 23 Desember
2019– 5 Desember 2020.
Kelompok juga mengusulkan kepada kepala ruangan agar perawat
lebih intensive untuk melakukan observasi keadaan infus pasien terutama
setelah pasien dilakukan transfusi darah, untuk meminimalisir angka
kejadian flebitis. Sehingga kepala ruangan menyetujui dan mendukung
apabila transfusi set diganti ketika selesai transfusi darah, namun ada
kendala dari anggaran rumah sakit.
c. Indikator Mutu Pelayanan
Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan
mutu perawatan pasien. Salah satu aspek yang menjadi indikator

247
peningkatan mutu pelayanan yaitu keamanan pasien dan kepuasan pasien.

1. Patient Safety
a) Angka Kejadian Medication Error
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kesalahan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemberian obat
2 Jumlah pasien 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 53
beresiko kesalahan
pemberian obat
Tabel 4.1 Angka Kejadian Kesalahan Pemberian Obat di Ruang
Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo

Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 23


Desember 2019-5 Januari 2020 di ruang kelolaan mahasiswa Kamar
F-2 Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo tidak
didapatkan kesalahan pemberian obat yaitu 0 dari 22 pasien (0%)
karena sebelum mengoplos obat, obat yang ada di blangko pasien di
cocokkan terlebih dahulu dengan medikasi pasien
Indikator 12 benar pemberian obat:
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi pasien
8. Hak klien untuk menolak
9. Benar pengkajian
10. Benar evaluasi
11. Benar reaksi terhadap makanan
12. Benar reaksi dengan obat lain.

248
b) Flebitis
Tabel 4.2 Angka Kejadian Flebitis di Ruang Kelolaan Mahasiswa di
Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD
Kab Sidoarjo

N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
flebitis
a. Mechanical
b. Bacterial
c. Chemical
2 Jumlah pasien 3 1 0 0 3 2 1 2 0 1 2 1 3 1 20
beresiko flebitis di
ruangan

Dari analisa data di atas tidak didapatkan kejadian Flebitis dari


tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020. Hal ini dikarenakan perawat
setiap pagi saat melakukan timbang terima selalu mengobservasi serta
mengganti pemasangan infus apabila lebih dari 3 hari.

c) Pemakaian gelang Identitas Pasien


Tabel 4.3 Angka Kejadian Tidak Memakai Gelang Identitas di Ruang
Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pasien yang tidak
memakai gelang
2 Jumlah pasien 5 1 0 0 3 2 1 2 0 1 2 1 3 1 22

Dari analisa di atas dari tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020


tidak ada kejadian pasien yang tidak memakai gelang adalah 0 (0%),
karena dari igd sudah terfasilitasi gelang identitas.

249
d) Dekubitus
Tabel 4.4 Angka Kejadian Decubitus Tanggal 23 Desember 2019-5
Januari 2020 di Ruang Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2
Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
N Variabel Tanggal
o 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dekubitus
2 Jumlah pasien 5 1 0 0 3 2 1 2 0 1 2 1 3 1 22
beresiko terjadi
dekubitus

Dari hasil analisa di atas kejadian pasien decubitus tanggal 23


Desember 2019-5 Januari 2020 yaitu tidak ditemukan pasien dengan
decubitus (0%). Karena dianjurkan miring kanan dan kiri setiap 2 jam,
sedangkan pada resiko dekubitus didapatkan pasien yang beresiko
sebanyak 6 pasien. Faktor resiko sendiri untuk terjadinya dekubitus ada
dua hal utama yang berhubungan dengan risiko terjadinya dekubitus, yaitu
faktor tekanan dan toleransi jaringan. Faktor durasi dan intensitas tekanan
di atas tulang yang menonjol adalah imobilisasi. Inaktivitas dan penurunan
sensori persepsi sementara itu faktor yang mempengaruhi toleransi
jaringan dibedakan menjadi dua yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik yaitu faktor yang berasal dari pasien. Sementara yang
dimaksud dengan faktor ekstrinsik yaitu faktor-faktor dari luar yang
mempunyai efek deteriorasi padea lapisan eksternal dari kulit.

250
e) Angka Kejadian Pasien Jatuh
Tabel 4.5 Angka Kejadian Pasien Jatuh Dan Beresiko Jatuh Pada
Tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 di Ruang
Kelolaan Mahasiswa di Kamar F-2 Instalasi Rawat Inap
Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo

No Variabel Tanggal
2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 Total
3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pasien jatuh
2 Jumlah 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 20
pasien
beresiko
jatuh

Dari analisa data di atas didapatkan kejadian pasien jatuh dari


tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 kejadian pasien jatuh adalah 0
(0%) karena adanya kunci disamping tempat tidur dan adanya keluarga
pasien yang menjaga setiap aktivitas pasien seperti ke kamar mandi dan lain-
lainnya. Dan yang beresiko (38%) pasien dikategorikan beresiko jatuh apabila
pasien apabila pasien memiliki satu atau lebih faktor beresiko jatuh pada saat
pengkajian.
a. Faktor beresiko intrinsik antara lain :
1. Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
2. Diagnosis atau perubahan fisik
3. Medisasi dan interaksi obat
b. Faktor eksterinsik (lingkungan antara lain)
1. Tingkat pencahayaan
2. Permukaan lantai
3. Furnitur
4. Ketinggian tempat tidur, kunci tempat tidur
5. Call, ball

251
6. Penggunaan alat bantu
7. Lama rawat

Indikator keselamatan pasien (IPS) bermanfaat untuk


mengidentifikasi area-area pelayanan yang memerlukan pengamatandan
perbaikan lebih lanjut, misalnya untuk menunjukkan:
1. Adanya penurunan mutu pelayanan dari waktu ke waktu
2. Bahwa suatu area pelayanan ternyata tidak memenuhu standar
klinik atau terapi sebagaimana yang diharapkan
3. Tingginya variasi antar rumh sakit dan antar pemberi pelayanan
4. Ketidaksepadanan antar unit pelayanan kesehatan misalnya
pemerintah, pemerintah dengan swasta,atau urban dengan rural.

2. ALOS
ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan (Nursalam, 2016).ALOS adalah lama rawat inap
pasien dengan nilai rata-rata 6-10 hari. Dan menurun standart nasional nilai
ALOS yang baik idealnya yaitu 6-10 hari (Nursalam,2015).
Dari data pasien masuk- keluar (pulang hidup/mati) diruang kelolaan
mahasiswa Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD Kab Sidoarjo
ditemukan jumlah pasien selama 14 hari (23 Desember 2019-5 Januari 2020)
yaitu sebanyak 22 pasien, dengan total lama pasien dirawat pada bulan
Desember-Januari adalah 67 hari. Maka nilai ALOS didapatkan :

Jumlah Lama Dirawat


ALOS =

Jumlah Pasien
67 hari
ALOS =
18
67 hari
=
18
= 3,7
= 4 hari

252
Nilai Normal ALOS secara umum = 6 -10 Hari
sumber : Nursalam, 2017
Nilai ALOS yaitu 4 hari, Jadi, nilai ALOS masuk dalam kategori sangat baik
menurut standart internasional.

3. Tingkat Ketergantungan
Pada tanggal 23 Desember 2019-5 Januari 2020 di ruang kelolaan
mahasiswa di kamar F-2 Ruang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai 2 RSUD
Kab Sidoarjo di dapatkan hasil tingkat ketergantungan minimal care 11
pasien, parsial care 10 pasien dan total care 1 pasien.
a. Hambatan
Selama pembagian kuesioner kepuasan pasien masih ditemukan
hambatan yaitu dimana ada keluarga pasien memiliki keterbatasan
kemampuan dalam membaca dan melihat sehingga kurang mampu mengisi
kuisioner dengan baik.
b. Dukungan
Dukungan positif selalu diberikan baik oleh pembimbing akademik,
pembimbing klinik, Kepala Ruangan dan perawat RuangInstalasi Rawat
Inap RSUD Kab Sidoarjo dan kegiatan ini telah dilaksanakan secara
mandiri oleh mahasiswa profesi manajemen terhadap pasien kelolaan yang
diikuti oleh perawat yang ada diRuang Instalasi Rawat Inap Teratai Lantai
2 RSUD Kab. Sidoarjo serta kerja sama antar kelompok dan perawat
berjalan dengan baik.

253

Anda mungkin juga menyukai