KEPERAWATAN MATERNITAS
PROSEDUR KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
DISUSUN OLEH:
(Kelompok 2)
1. Muahllimah (19020)
2. Ratna Inggriani (19025)
3. Sulistya Ayu K (19035)
4. Tiara Sekar (19037)
(Kelompok 2)
ii
Daftar Is
i
Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................1
2.1. Bayi Baru Lahir........................................................................................................................1
2.2. Mengukur Suhu Badan Baru Lahir............................................................................................3
2.3. Menimbang Berat Badan Bayi Baru Lahir.................................................................................6
2.3.1. Pengertian...........................................................................................................................6
2.3.2. Alat Mengukur Berat Badan...............................................................................................7
2.3.3. Cara Menimbang atau Mengukur Berat Badan..................................................................8
2.3.4. Cara Menimbang Berat Badan Bayi...................................................................................9
2.3.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menimbang Berat Badan Anak................................9
2.4. Menandikan Bayi Baru Lahir...................................................................................................16
2.4.1 Pengertian.........................................................................................................................16
2.4.2 Apa yang sebaiknya digunakan untuk membersihkan bayi.............................................16
2.4.3 Kapan sebaiknya memandikan bayi..................................................................................16
2.4.4 Apa yang sebaikya digunakan untuk membersihkan bayi...............................................17
2.4.5 Peralatan Memandikan Bayi.............................................................................................17
2.4.6 Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi.........................................................................18
2.4.7 Hal yang perlu diperhatikan saat memakaikan pakaian pada bayi...................................19
2.4.8 Dampak positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi.................................................20
2.4.9 Dampak Negatif memandikan bayi..................................................................................20
2.4.10 Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi......................................................20
2.5. Perawatan Tali Pusat................................................................................................................22
2.5.1 Pengertian:........................................................................................................................22
2.5.2 Tujuan...............................................................................................................................22
2.5.3 Perawatan Tali Pusat.........................................................................................................22
2.5.4 Tahap-tahap dari perawatan tali pusat:.............................................................................22
2.5.5 Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat...................................................................................23
2.5.6 Komplikasi........................................................................................................................23
2.6. Membedong..............................................................................................................................24
2.7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)...................................................................................................26
2.7.1 Pengertian.........................................................................................................................26
2.7.2 Cara Pemberian ASI Yang Benar................................................................................29
2.7.3 Faktor Pendukung Inisiasi Menyusu Dini (IMD).............................................................32
iii
2.7.4 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD).............................................................................32
2.7.5 Lima Tahapan Perilaku (Pre-FeedingBehaviour) Sebelum Bayi Menyusu.....................32
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Depkes RI, 2007). Sedangkan
menurut Mitayani, bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan
usia kehamilan atau masa gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu
36-40 minggu ( Mitayani, 2010:1). Bayi baru lahir normal harus menjalani
proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di
luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke
ekstrauterin dipengaruhioleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik dan
termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan dan sirkulasi
pada bayi baru lahir normal ( Mitayani, 2010:12).
2
2.2. Mengukur Suhu Badan Baru Lahir
Suhu normal bayi usia 0-2 tahun berkisar 36,5 hingga 37 derajat celsius.
Pada bayi yang baru lahir, suhu normalnya lebih tinggi yaitu 39,5 derajat
celsius. Kenaikan suhu tubuh bayi mungkin bisa terjadi saat tumbuh gigi
atau pasca imunisai. Untuk memastikan demam atau tidak, perlu diukur
menggunakan termometer. Bayi dianggap demam saat suhu tubuhnya
meningkat hingga lebih dari 38 derajat celsius bila diukur dari dubur (suhu
rektal), 37,5 derajat celsius dari mulut, atau diukur dari ketiak sebesar 37,2
derajat celsius.
Suhu tubuh bayi biasanya diketahui dengan menyentuh bagian pipi, dahi,
punggung, dan perut bayi. Namun untuk mengetahui suhu bayi secara pasti,
diperlukan termometer sebagai alat pengukur suhu tubuh. Biasanya
termometer yang disarankan untuk bayi dan anak adalah termometer digital,
sebab termometer raksa memiliki kemasan yang terbuat dari kaca dan rentan
pecah.
Ada beberapa jenis termometer yang dapat digunakan termasuk yang
ditempatkan di ketiak, telinga, mulut, atau ditempelkan pada dahi. Meski
demikian, termometer rektal pada dubur dianggap paling akurat dan mudah
digunakan pada bayi.
Sebelum dan sesudah mengukur suhu, pastikan termometer tersebut dalam
keadaan bersih. Cuci dalam air sabun atau lap dengan alkohol. Tujuannya
adalah agar termometer bersih dari kuman dan kotoran yang berisiko
menyebarkan penyakit.
3
3. mengukur suhu rektal (dubur)
Saat hendak mengukur suhu rektal, posisikan bayi dalam
keadaan tengkurap. Lalu oleskan sedikit petroleum jelly pada ujung
termometer dan masukkan termometer sekitar 2 cm pada dubur.
Biarkan beberapa waktu hingga termometer berbunyi sebagai tanda
pengukuran selesai. Tarik termometer untuk bisa mengetahui
hasilny
4
ibunya, namun bisa mengalami penurunan suhu menjadi 35 - 35,5°
C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan petugas kesehatan yang
tidak memperhatikan ruang bersalin tidak cukup hangat.
evaporasi
konveksi
radiasi
konduksi
Gambar: Mekanisme kehilangan panas pada bayi.
5
2.3. Menimbang Berat Badan Bayi Baru Lahir
2.3.1. Pengertian
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-
balita, berat bayi lahir dibawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg (Hartono,
2008). Berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat dipergunakan
sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Bakri, 2013).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara
lain parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan
gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan, merupakan
ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia
sehingga tidak merupakan hal baru memerlukan penjelasan secara meluas
(Supariasa, 2013).
Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan berat badan sebagai
sebagai dasar pengisiannya.Karena masalah umur merupakan faktor terpenting
untuk penilaian status gizi, berat badan dan tinggi badan sudah dibuktikan
dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat pengukur
dapat diperoleh didaerah pedesaan degan ketelian yang tinggi dan menggukan
dacin yang sudah dikenal oleh masyarakat (Supariasa, 2013).
6
2.3.2. Alat Mengukur Berat Badan
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan dilapangan sebaliknya memenuhi beberapa persyaratan :
1. Mudah dibawa dari satu tempat ketempat yang lain.
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya .
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4. Skalanya mudah dibaca .
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita (Supariasa, 2013)
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan
dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah
dacin. Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
a. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.
b. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
c. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
d. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum
25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi
hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
e. Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto yang terdapat
di Puskesmas. Timbangan kamar mandi (barroom scale) tidak
dapat dipakai menimbang anak balita, karena penggunaan per,
sehingga hasilnya dapat berubah-ubah menurut kepekaan per-nya.
Alat lain yang digunakan adalah kantong celana timbang atau
kain sarung, kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak
terjatuh pada waktu ditimbang, misalnya menggunakan tali atau
sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan dacin.
2
2.3.3. Cara Menimbang atau Mengukur Berat
Badan
Memeriksa dacin dengan seksama, apakah masih dalam kondisi baik
atau tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi
skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat
timbang yang lainnya (celana atau Sarung tangan timbang) dipasang
pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung
tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir (Supariasa, 2013).
Dalam Buku Kader (2005), diberikan petunjuk bagaimana menimbang
balita dengan menggunakan dacin. Langkah-langkah tersebut dikenal
dengan penimbangan, yaitu :
1. Langkah 1
Menggantungkan dacin pada: Dahan pohon, palang rumah,
atau penyangga kaki tiga.
2. Langkah 2
Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang
dacin kebawah kuat-kuat.
3. Langkah 3
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0
(nol). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
4. Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang
yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0
(nol).
5. Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang,
sarung timbang atau kontak timbangan dengan cara
memasukkan pasir kedalam kantong plastik.
6. Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin.
7. Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di
ujung bandul geser.
2
8. Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas.
9. Langkah 9
Geserlah bandul keangka 0 (nol). Letakkan batang dacin
dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan (Supariasa, 2013).
2.3.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menimbang Berat Badan Anak.
Menurut Fajar (2013), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menimbang berat badan anak, yaitu :
1) Pemeriksaan alat timbang
Dacin harus diperiksa seksama, apakah masih dalam kondisi baik atau
tidak sebelum digunakan.Dacin yang baik adalah apabila bandul digeser
tidak longgar terhadap tangkai dacin.
2) Anak balita yang ditimbang
Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim
mungkin dan seringan mungkin, sepatu, baju dan topi sebaiknya
2
dilepaskan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka hasil
penimbangan harus dikoreksi dengan kain balita yang ikut tertimbang.
3) Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau ditimbang tanpa
ibunya atau orang tua menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan
dengan menggunakan timbangan injak. Cara pertama, timbang balita
beserta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan
dihitung dengan mengurangi berat badan ibu dan anak, dengan berat
badan ibu sendiri.
4) Keamanan
Faktor keamanan penimbangan sangat perlu diperhatikan. Tidak jarang
petugas di lapangan kurang memperlihatkan keamanan itu. Misalnya
langkah ke-2 dari 9 langkah penimbangan tidak dilakukan, maka
kemungkinan dacin dan anak yang ditimbang bisa jatuh, karena dacin
tidak tergantung kuat.
2
Jenis Kelamin
Sedangkan tabel berat badan bayi normal berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada
tabel 2.2 Tabel 2.2 Berat Badan Normal Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Umur Berat
badan laki-laki Berat Badan Perempuan
1) Kenaikan berat badan bayi usia 0-6 bulan dan bayi usia 6-12 bulan
Pada usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan
mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan
beratnya akan menjadi dua kali berat lahir pada akhir bulan ke-6.
2
Pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar
250-400 gram dan pada akhir bulan ke12 akan terjadi penambahan
tiga kali lipat berat badan lahir (Hidayat, 2008).
2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Pada
Bayi
a. Faktor Genetik
Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan.
Studi pada anak kembar menunjukan bahwa bentuk dan ukuran
tubuh, simpahan lemak dan pola pertumbuhan sangat berkaitan
dengan faktor alam dari pada pengasuhan. Keturunan tidak
hanya mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan tetapi juga
kecepatan untuk mencapai pertumbuhan sehingga umur
radiologi, gigi, seksual, dan syaraf dari kebar identik dapat
berbeda. Hal ini menunjukan adanya komponen genetik yang
kuat dalam menentukan bentuk tubuh. Ukuran tubuh ini akan
memberikan sedikit gambaran mengenai unsur lemak yang ada
didalamnya. Jika bentuk badannya tinggi dan lebar, maka
energi yang dibutuhkan juga akan banyak untuk mensuplai sel-
sel agar tubuh dan berkembang baik.
b. Saraf
Pusat pertumbuhan dalam otak adalah hipotalamus yang
menjaga anak- anak untuk bertumbuh mengikuti kurva
pertumbuhan normal. Jika terjadi penyimpangan dari kurva
pertumbuhan karena kurang gizi atau sakit terjadi periode yang
dirangsang untuk mengejar pertumbuhan. Fenomena ini
menunjukan adanya mekanisme pengendalian pusat
pertumbuhan dalam hipotalamus yang berinteraksi dengan
lobus anterior dari kelenjar pituitari dengan hormon yang
mengatur pertumbuhan. Terhadap bukti bahwa sistem saraf
peripheral juga berperan dalam mengatur pertumbuhan.
c. Hormon
Kelenjar endokrin dapat mempengaruhi pertumbuhan
tubuh.Kecepatan pertumbuhan maksimum terjadi pada bulan
keempat dimana kelenjar pituitari dan tiroid berperan. Lobus
2
anterior dari kelenjar pituitari menghasilkan polipeptida yang
disebut hormon pertumbuhan atau somatotropin. Hal ini dapat
dideteksi dalam janin pada akhir bulan kedua segera setelah
pituitari terbentuk. Pada anak-anak yang defisiensi
somatotropin akan mengalami hambatan pertumbuhan.
Somatropin mengatur kecepatan normal sintesis protein dalam
tubuh dan juga menghambat sistesis lemak dan oksidasi
karbohidrat. Selain itu somatotropin berperan meningkatkan
jumlah sel dalam tubuh dengan menstimulasi pembelahan sel
dan pembentukan DNA Secara khusus somatotropin penting
untuk poliferasi sel-sel tulang rawan dari plates apiphyseal
yang berdampak besar terhadap panjang badan. Somatotripin
berperan melalui intermediasi substansi sekunder yang disebut
somatomedin yaitu peptide yang dibentuk dalam hati dan
bersirkulasi dalam plasma darah. Somatomedin ini mempunyai
efek seperti insulin yang menstimulasi sintesis protein. Lobus
anterior kelenjar pituitari juga mensekresi hormon tirotropik
yang mempengaruhi pertumbuhan dengan stimulasi kelenjar
tiroid untuk sekresi tiroksin dan triiodo tironin. Tiroksin dan
triiodotironin ini menstimulasi metabolism umum yang penting
dalam pertumbuhan dan kematangan tulang, gigi, dan otak.
d. Gizi
Kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai dengan tahap
perkembagan. Pada tahun pertama bayi membutuhkan kalori 2
kali dibanding pria dewasa dengan aktivitas sedang. Kelaparan
protein dipakai sehingga massa sel tubuh berkurang. Komposisi
diet yang cocok untuk pertumbuhan normal adalah suplai
protein yang cukup dimana asam amino sangat esensial untuk
pertumbuhan dan tidak adanya salah satu asam amino ini akan
menggangu pertumbuhan atau retardasi pertumbuhan.
Kekurangan protein adalah faktor utama kwashiorkor dimana
terjadi pertumbuhan dan kematangan skeletal yang menurun
dan dapat menghambat pubertas.
2
e. Kecenderungan sekuler
Terdapat kecenderungan bahwa anak-anak saat ini tumbuh
lebih tinggi dibanding era sebelumnya. Kecenderungan sekuler
dalam kematangan yang berhubungan dengan kecenderungan
sekuler dalam pertumbuhan adalah umur pertama menstruasi.
f. Status sosial ekonomi
Faktor ekonomi terlihat kurang penting dibandingkan
penyediaan pangan dirumah tangga secara teratur, cukup dan
seimbang. Selain itu istirahat dan aktivitas yang cukup. Hal
ini merupakan prinsip dasar kesehatan. Besar keluarga juga
penting dimana anak pada keluarga dengan anggota keluarga
banyak biasanya lebih pendek dari pada keluarga dengan
anggota keluarga sedikit. Hal ini dapat disebabkan anak pada
keluarga dengan anggota keluarga banyak cenderung mendapat
perhatian dan perawatan individu yang minim.
g. Cuaca dan iklim
Pertumbuhan dalam panjang badan lebih cepat 2-2,5 kali pada
musim semi dari pada musim gugur. Sebaliknya pertumbuhan
dalam berat badan lebih cepat 4-5 kali pada musim gugur dari
pada musim semi. Adanya pengaruh perbedaan cuaca terhadap
pertumbuhan belum diketahui secara pasti diduga disebabkan
jumlah penyinaran matahari yang berpotensi menstimulasi
setiap jaringan tubuh secara optimal.
h. Tingkat aktifitas
Anak-anak dengan tingkat aktifitas yang jarang serta
mempunyai unsure genetik dimana kandungan lemak didalam
tubuhnya besar dan banyak, maka akan menyebabkan anak
mengalami obesitas. Anak dengan pola makan yang tidak
teratur serat seringnya malah memilih makanan tanpa kontrol
semakin mendukung yang akhirnya berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2
f. Penyakit
Dampak penyakit pada anak-anak sama dengan dampak
kekurangan gizi. Penyakit-penyakit yang spesifik dengan
terganggunya pertumbuhan adalah tuberkulosis, ginjal, cerebral
palsi, dan sistik fibrosis. Asma juga menyebabkan hambatan
pubertas. Obat-obatan dapat mempunyai efek positif atau
negatife terhadap selera, absorpsi, dan metabolisme. Obat-obat
yang menstimulasi ekresi seperti purgative dan diueretik
berdampak pada rendahnya kandungan mineral tubuh seperti
potassium. Obat-obat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
juga dapat disebabkan terapi steroid jangka panjang.
Pengobatan dengan glukokortikoid akan memperlambat
pertumbuhan dan menyebabkan dan menyebabkan
berkurangnya tulang. Secara umum adanya penyakit
menyebabkan berkurangnya intake pangan karena selera yang
menurun.Selain itu juga menyebabkan berkurangnya sekresi
somatotoprin sebagai hasil meningkatnya sekresi kartikosteroid
dan suprarenal korteks.
g. Cacat lahir
Anak yang lahir dari ibu pecandu alkohol mempunyai
karakteristik abnormal dari sindrom alkohol fetal. Konsumsi
alkohol sering berhubungan dengan konsumsi tembakau dan
terdapat bukti bahwa ibu yang merokok selama hamil
menyebabkan BBLR yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya (Proverawati, 2009).
2
2.4. Menandikan Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian
Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang dengan cara
menyiram dan merendam diri dalam air. (Choirunisa, 2009)
Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika
perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak
langsung memandikan bayi setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.Tujuan dari memandikan bayi
untuk membersihkan tubuh bayi.
lengket, gunakan kapas yang direndam di dalam air matang yang sudah didinginkan
untuk membersihkan bagian tersebut. dengan lembut sekah matanya dengan gerakan
dari dalam keluar, dengan menggunakan beberapa lembar kapas baru untuk setiap kali
menyeka. Gunakan kapas untuk menyeka bagian luar telinga dan hidung (Parker
catharinr. 2008)
2
2.4.4 Apa yang sebaikya digunakan untuk membersihkan bayi
Gunakan air dan kapas pada bulan pertama, jika mata bayi menjadi lengket,
gunakan kapas yang direndam di dalam air matang yang sudah didinginkan untuk
membersihkan bagian tersebut. dengan lembut sekah matanya dengan gerakan dari
dalam keluar, dengan menggunakan beberapa lembar kapas baru untuk setiap kali
menyeka. Gunakan kapas untuk menyekabagian luar telinnga dan hidung (Parker
catharinr. 2008)
2
2.4.6 Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi
Siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi sebelum pakaian bayi dilepas, seperti
sabun, sampo bayi, waslap pembasuh, gumpalan kapas untuk membersihkan mata,
handuk, popok, dan pakaian bersih dan air hangat.
Langkah – langkah
1. Cuci tangan dan pakai celemek
2. Menutup pintu dan jendela ruangan.
3. Memeriksa air:
Periksalah suhu air dengan siku atau bagian dalam pergelangan tangan. Air tidak
boleh terlalu panas atau terlalu dingin.jika anda ingin memeriksa air dengan
thermometer, suhu sebaiknya 290C .
4. Buka pakaian bayi dan masukkan pakaian ke ketempat kotor
5. Bersihkan bokong dengan kapas bila bayi BAB
6. Angkat bayi dari tempat tidur : Tangan kanan memegang kaki, tangan kiri masuk
melalui kuduk, kemudian menuju ke ketiak
7. Masukkan bayi dalam bak mandi berisi air hangat
8. Bayi masukkan ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang kepala dan bahu
kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri bayi dan tangan kanan mengangkat
bokong, kepala berada di atas air.
9. Dengan menggunakan kapas depper / sisi handuk, seka mata menggunakan kapas
lembab dengan cara menghapus dari bagian dalam ke arah luar. Setiap mengusap
kapas harus diganti
10. Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas harus diganti
11. Cuci muka bayi dengan washlap tanpa menggunakan sabun. setelah itu keringkan
dengan handuk (Keringkan muka dengan 1 sudut handuk) Boleh menggunakan
sabun tetapi hati-hati karena sabun dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
bayi
12. Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga terkotor.
13. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun kemudian
bersihkan dengan waslap sampai bersih.
14. Bersihkan dengan washlap bersabun pada area kepala dengan gerakan memutar,
leher, ketiak, badan, sela paha, dan sela bokong bayi hingga rata.
2
15. Bagian punggung dibersihkan dengan mengganti tangan kiri, dan bayi dengan
bagian muka bersandar pada lengan kanan dengan waslap basah sampai bersih,
lihat daerah-daerah lipatan jangan ada yang tersisa.
16. Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk mencegah
kontaminasi karena daerah ini paling kotor.
17. Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak mandi.
18. Letakkan kembali bayi diatas meja dengan alas handuk
19. Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan waslap yang satunya
(yang belum kena sabun) dengan menggunakan tangan kanan
20. Keringkan dengan handuk sampai ke sela- sela badan, Keringkan kepala bayi
diatas meja dengan gerakan memutar. Gosok kepala dengan minyak telon.
21. Bila tali pusat belum lepas, lakukan perawatan tali pusat
22. Pakaikan pakaian bayi
23. Bersihkan telinga dan hidung dengan kapas pembersih, rambut disisir
24. Bila kuku panjang, potong kuku
25. Bereskan tempat tidur dan alat
26. Cuci tangan
Waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur, karena dapat
membuatnya rileks hingga memudahkan bayi tidur. Hindari memandikan bayi
sebelum atau setelah makan karena perut bayi yang tertekan akan membuatnya
muntah. (Parker catharinr. 2008)
2.4.7 Hal yang perlu diperhatikan saat memakaikan pakaian pada bayi
menurut Kemenkes (2010) yaitu :
1. Bayi jangan dibedong
Membedong bayi akan membatasi pergerakan sehingga aktivitas otot berkurang
dengan demikian tidak menghasilkan panas tubuh yang akan membuat bayi
kedinginan
2. Bayi jangan memakai gurita
Pemakaian gurita akan menekan lambung sehinggan dapat menyebabkan muntah
serta membatasi pernafasan.
2
2.4.8 Dampak positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi
Keuntungan memandikan bayi
1. Membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. (Iskarina,2008 ).
2. Mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa,2009).
3. Cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan memandikan bayi
(Iskarina,2008).
2
pertama kali melahirkan mereka akan canggung untuk merawat bayinya.
(Soekanto, 2009).
2) Faktor Pendorong
Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal terpenting dalam
proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih lemah
apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu
merasa malas dan tidak mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat
inilah dukungan suami dan keluarga dibutuhkan untuk menambah
kepercayaan diri ibu agar mau dan berani memandikan bayinya sendiri.
(Setiadi, 2008).
2
2.5. Perawatan Tali Pusat
2.5.1 Pengertian:
Perawatan tali pusat adalah suatu tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru
lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat adalah
tindakan pencegahan aseptic secara dini yang dilakukan untuk terjadinya infeksi yang
ditularkan melalui pembuluh tali pusat.
Tali pusat bayi diklem kemudian dipotong pada saat lahir, tali pusat sepanjang
2-5 cm yang tertinggal sudah tidak berfungsi. Tali pusat merupakan tempat potensial
terjadinya infeksi, tempat ideal terjadinya kolonisasi dan replikasi organisme.
Penatalaksanaan asuhan untuk bayi yang tidak beresiko tinggi mengalami infeksi saat
ini berpusat pada mempertahankan tali pusat, menggunakan air ketika memandikan.
(Praktik Kebidanan, 2005, hal: 107).
Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal
tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan
hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan
air dan sabun cenderung lebih cepat lepas daripada tali pusat yang dibersihkan
alkohol. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun , karena akan
membuatnya menjadi lembab.
Selain memperlambat lepasnya tali pusat, jugamenimbulkan resiko
infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas
tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat tekena
udara dengan leluasa.
2.5.2 Tujuan
1) Mencegah secara dini perdarahan dan
2) Mencegah secara dini infeksi
3) Meningkatkan granulasi dan
4) Mempercepat proses pengeringan tali pusat.
2
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm
dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%.
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.
2.5.6 Komplikasi
Akibat dari kurangnya perawatan tali pusat yang kurang bersih:
1. Infeksi pada tali pusat
2. Omphalitis yaitu peradangan pada puntung tali pusat akibat
mikroorganisme
2
3. Infeksi pada organ dalam abdomen
2.6. Membedong
Membedong bayi dilakukan dengan cara melilitkan selimut kecil pada tubuh
bayi untuk memberi kehangatan dan perlindungan pada bayi.
Jika ingin membedong bayi, pastikan Anda tahu bagaimana caranya yang benar. Berikut
ini langkah-langkah dan cara bedong bayi yang tepat:
1. Taruh kain di permukaan datar dan lipat sedikit salah satu sudutnya.
2. Tempatkan bayi pada lipatan selimut, bahu bayi berada tepat di atas lipatan tersebut.
3. Pastikan kedua lengan bayi berada di bawah dan mengapit tubuhnya.
4. Tarik sudut selimut dekat lengan kirinya menutupi lengan kiri dan dadanya, kemudian
selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kanan tubuhnya (berikan sedikit
kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
5. Tarik sudut selimut dekat lengan kanannya menutupi lengan kanan dan dadanya,
kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kiri tubunya (berikan sedikit
kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
6. Putar atau lipat ujung bawah selimut tersebut dan selipkan ke bagian belakang bayi.
Pastikan kedua kakinya agak menekuk ke atas, serta kaki dan pinggulnya dapat bebas
bergerak
2
Hindari membedong bayi terlalu ketat. Hal ini bisa menyebabkan persendian pada kaki
bayi melonggar karena kaki terlalu diluruskan. Selain itu, cara ini juga dapat merusak
tulang rawan lunak dari rongga pinggul yang mengarah pada hip dysplasia
Biasanya para ibu membedong bayinya dengan memberikan kelonggaran pada bagian
atas bedongan dan lebih erat pada bedongan bagian bawah.
Namun sebenarnya, yang harus dilakukan adalah sebaliknya. Beri kelonggaran pada
bagian bawah bedongan, dan bedong lebih erat bagian atas.
Pergerakan bayi akan membuat bedongan sedikit terlepas, sehingga pastikan lengan
bayi sudah dibedong dengan erat dan bedongan sudah terlilit dengan rapi.
Selimut bedongan bagian atas yang terlepas dapat menjadi faktor risiko dari sudden
infant death syndrome(SIDS) atau kematian bayi secara mendadak
2
2.7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2.7.1 Pengertian
Bayi memegang peranan penting dalam menyusui, tahapan yang dilakukan
setelah bayi baru lahir akan mempengaruhi kesuksesan program menyusui. Setelah
lahir bayi perlu diletakkan di dada ibu dalam satu jam pertama sejak kelahirannya.
Inisiasi menyusu dini dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir karna bayi
yang langsung dipertemukan dengan ibunya setelah lahir, akan menyusu dengan lebih
aktif.
program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Program ini memang populer di
Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Menyusu dan bukan menyusui merupakan
gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi, tetapi bayi
yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan
2
cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses dimana bayi baru lahir menyusu kepada
ibu segera setelah lahir dengan proses sebagai berikut,bayi baru lahir segera
ditelungkupkan di dada ibu tanpa alas kain kemudian bayi akan menggerakkan
badannya mencari puting payudara ibu lalu biarkan bayi mencari puting dengan
sendirinya (tanpa dibantu) setelah itu bayi akan dapat menyusu untuk pertama kalinya
Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan,
bayi dan ibu. Dari banyak penelitian, ternyata inisiasi menyusu dini memiliki banyak
inisiasimenyusudini ternyata tidak mudah dilakukan. Dari data yang ada, hanya
sekitar 14% saja ibu melahirkan yang berhasil memberikan air susu ibunya (ASI)
untuk buah hatinya. Padahal ASI sejak dini sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang
anak. Meski memiliki kandungan yang baik dan ibu sangat menjaga kandungannya
sebelum melahirkan, banyak ibu yang mengeluhkan tidak keluar susu ASI usai
melahirkan. Apalagi bila kondisi ibu masih stress dan tidak segera di dukung oleh
iformasi atau tidak tahu yang harus dilakukan saat pertama bayi lahir. Apalagi bila
2
Bayi menjalani proses perubahan biologis selama jam dan hari pertama setelah
lahir. Walaupun kebanyakan bayi dapat menyesuaikan kebutuhan untuk dapat hidup
diluar rahim, tanpa banyak kesulitan, akan tetapi kesehatannya tergantung pada
perawatan yang diterimanya. Kulit ibu bersalin berfungsi sebagai incubator, karena
lebih hangat dari pada kulit ibu yang tidak bersalin. Secara otomatis dapat
mempengaruhi suhu bayi baru lahir yang rentan mengalami kehilangan panas. Ini
artinya, dengan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi resiko kehilangan panas pada
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi muali menyusu
sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan
setidaknya setalah satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi akan mencari
payudara ibu dengan sendirinya.
Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the berst crawl atau merangkak
mencari payudara.
1) Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi,
letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada)
dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka
agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan.
Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.
3) Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu
dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4) Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa
bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku
prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di
perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada
melihat kesekelilingnya.
2
5) Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu
uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi
dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak
menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu.
Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6) Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman
dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat
kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat
tercapai antara 27 - 71 menit.
7) Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung
sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya
tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan
mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8) Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
9) Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.
10) Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).
2
5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan
ibu.
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.
8. Telinga· dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10. 10.Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain
menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areolanya saja.
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi
mulut bayi dengan putting susu.
12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi.
13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting
berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.
14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16. Cara melepaskan isapan bayi
1) Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya.
2) Tekan dagu bayi kebawah
2
Gambar 8 Cara melepaskan isapan bayi
15. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting
susu serta areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri.
2
Gambar 9 Cara menyendawakan bayi
2. Menyusui segera setelah bayi baru lahir akan merangsang produksi ASI.
3. ASI di hari pertama mengeluarkan kolostrum yang kaya antibodi dan memiliki
5. Bayi yang diletakkan di perut ibu dapat merangsang kontraksi rahim, sehingga
pengeluaran plasenta.
lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu. Lima tahapan tersebut yaitu :
2
3) Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan
keluar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman bayi terhadap
lingkungannya.
4) Hal ini juga meningkatkan rasa percaya diri ibu akan kemampuannya menyusui dan
mendidik anaknya.
2) Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya.
3) Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu dan bau serta
rasa ini yang akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting
susu ibu.
4) Itulah sebabnya tidak di anjurkan mengerinkan ke-2 tangan bayi pada saat
Saat bayi siap dan menyadari ada makanan di sekitarnya, bayi mengeluarkan air liur.
4. Bayi Mulai Bergerak Ke Arah Payudara
ibu.
2) Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke
kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putingsusu dan sekitarnya
dengan tangannya.
5. Menyusu
Akhirnya bayi menemukan, menjilat, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik
2
Daftar Pustaka
1. Indrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: Trans Info
Media.
2. KemKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Kemenkes.
4. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7709/1/EKA%20MURDIANA.pdf
5. http://intanchiechielita.blogspot.com/2016/01/makalah-bayi-baru-lahir-neonatus.html
2
6. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1800/4/BAB%20II.pdf
7. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-karinaindr-7493-2-13.bab-
i.pdf
8. http://repository.unimus.ac.id/1741/4/UNIMUS%202018%20IVON%20BAB
%202.pdf
9. Priono yunisa. 2010. Merawat bayi tanpa babby sitter. Jakarta: buku kita
10. https://docplayer.info/65208852-Makalah-memandikan-dan-perawatan-tali-pusat.html
11. https://www.academia.edu/11031239/MAKALAHnya
12. http://kandafy.blogspot.com/2017/10/askep-memandikan-bayi-dan-perawatan.html