Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS
PROSEDUR KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:
(Kelompok 2)

1. Muahllimah (19020)
2. Ratna Inggriani (19025)
3. Sulistya Ayu K (19035)
4. Tiara Sekar (19037)

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


Jl. Ks. Tubun No. Kav. 92-94, RT.13/RW.1, Slipi, kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat.
Tahun Ajaran 2020-2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
perkenanNya kami dapat menyusun makalah Kepeawatan Maternitas dengan
sub tema Prosedur Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir ini, dengan lancar.
Tugas ini tidak dapat kami selesaikan tampa bantuan dari pihak-pihak terkait,
oleh sebab itu kami berterima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang kepada
semua pihak yang telah membatu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyusun makalah ini sebagai bahan pembelajaran kami di


semester IV , sebagai bahan penambah pengetahuan untuk bekal kami
sebelum melakukan praktek keperawatan langsung ke pasien.Dengan
menyusun makalah ini di harapkan kami dapat memperdalam pengetahuan
kami tentang Asuhan Keperawatan Abortus sehingga dapat memeberikan
penyuluhan dan edukasi kepda pasien dan masyarakat dengan benar dan
tepat dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang membangun
dari pembaca kepada penulis diharapkan dapat menyempurnaan makalah
selanjutnya. Demikanlah makalah ini kami susun, semoga bermanfaat.

Jakarta, 5 Maret 2021


Penyusun

(Kelompok 2)

ii
Daftar Is
i
Kata Pengantar.......................................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..................................................................................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................1
2.1. Bayi Baru Lahir........................................................................................................................1
2.2. Mengukur Suhu Badan Baru Lahir............................................................................................3
2.3. Menimbang Berat Badan Bayi Baru Lahir.................................................................................6
2.3.1. Pengertian...........................................................................................................................6
2.3.2. Alat Mengukur Berat Badan...............................................................................................7
2.3.3. Cara Menimbang atau Mengukur Berat Badan..................................................................8
2.3.4. Cara Menimbang Berat Badan Bayi...................................................................................9
2.3.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menimbang Berat Badan Anak................................9
2.4. Menandikan Bayi Baru Lahir...................................................................................................16
2.4.1 Pengertian.........................................................................................................................16
2.4.2 Apa yang sebaiknya digunakan untuk membersihkan bayi.............................................16
2.4.3 Kapan sebaiknya memandikan bayi..................................................................................16
2.4.4 Apa yang sebaikya digunakan untuk membersihkan bayi...............................................17
2.4.5 Peralatan Memandikan Bayi.............................................................................................17
2.4.6 Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi.........................................................................18
2.4.7 Hal yang perlu diperhatikan saat memakaikan pakaian pada bayi...................................19
2.4.8 Dampak positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi.................................................20
2.4.9 Dampak Negatif memandikan bayi..................................................................................20
2.4.10 Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi......................................................20
2.5. Perawatan Tali Pusat................................................................................................................22
2.5.1 Pengertian:........................................................................................................................22
2.5.2 Tujuan...............................................................................................................................22
2.5.3 Perawatan Tali Pusat.........................................................................................................22
2.5.4 Tahap-tahap dari perawatan tali pusat:.............................................................................22
2.5.5 Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat...................................................................................23
2.5.6 Komplikasi........................................................................................................................23
2.6. Membedong..............................................................................................................................24
2.7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)...................................................................................................26
2.7.1 Pengertian.........................................................................................................................26
2.7.2 Cara Pemberian ASI Yang Benar................................................................................29
2.7.3 Faktor Pendukung Inisiasi Menyusu Dini (IMD).............................................................32

iii
2.7.4 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD).............................................................................32
2.7.5 Lima Tahapan Perilaku (Pre-FeedingBehaviour) Sebelum Bayi Menyusu.....................32
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................34

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua system.

Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula


miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan
suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

1.2 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
2) Untuk mengetahui tentang menimbang berat badan BBL
3) Untuk mengetahui tentang memandikan BBL
4) Untuk mengetahui tentang merawat tali pusat
5) Untuk mengetahui tentang membedong
6) Untuk mengetahui tentang inisiasi menyusui dini (IMD)

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bayi Baru Lahir


2.1.1. Pengertian

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42
minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Depkes RI, 2007). Sedangkan
menurut Mitayani, bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan
usia kehamilan atau masa gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu
36-40 minggu ( Mitayani, 2010:1). Bayi baru lahir normal harus menjalani
proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di
luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke
ekstrauterin dipengaruhioleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik dan
termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan dan sirkulasi
pada bayi baru lahir normal ( Mitayani, 2010:12).

2.1.2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal


Adapun ciri-ciri dari bayi baru lahir normal menurut Depkes RI yaitu:
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 Cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar Kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit
6. Pernafasan 40 –6 0 x /menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genetalia
1). Perempuan (Labia mayora sudah menutupi labia minora)
2). Laki – laki (Testis sudah turun, skrotum sudah ada)
1
11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Refleks mengenggam sudah baik
14. Eliminasi baik mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama. Mekonium
berwarna hitam kecoklatan.

2.1.3. Klasifikasi neonatus


1. Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
1) Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37
minggu)
2) Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari
(37-42 minggu)
3) Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42
minggu) atau lebih
2. Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
1) Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
2) Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3) Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.

3. Ketiga, klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa


Gestasi, dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang
sesuai untuk masa kehamilannnya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih
bulan(NCB/NKB/NLB) apakah sesuai/kecil/besar untuk masa
kehamilan (SMK/KMK)

2
2.2. Mengukur Suhu Badan Baru Lahir

Suhu normal bayi usia 0-2 tahun berkisar 36,5 hingga 37 derajat celsius.
Pada bayi yang baru lahir, suhu normalnya lebih tinggi yaitu 39,5 derajat
celsius. Kenaikan suhu tubuh bayi mungkin bisa terjadi saat tumbuh gigi
atau pasca imunisai. Untuk memastikan demam atau tidak, perlu diukur
menggunakan termometer. Bayi dianggap demam saat suhu tubuhnya
meningkat hingga lebih dari 38 derajat celsius bila diukur dari dubur (suhu
rektal), 37,5 derajat celsius dari mulut, atau diukur dari ketiak sebesar 37,2
derajat celsius.

Suhu tubuh bayi biasanya diketahui dengan menyentuh bagian pipi, dahi,
punggung, dan perut bayi. Namun untuk mengetahui suhu bayi secara pasti,
diperlukan termometer sebagai alat pengukur suhu tubuh. Biasanya
termometer yang disarankan untuk bayi dan anak adalah termometer digital,
sebab termometer raksa memiliki kemasan yang terbuat dari kaca dan rentan
pecah.
Ada beberapa jenis termometer yang dapat digunakan termasuk yang
ditempatkan di ketiak, telinga, mulut, atau ditempelkan pada dahi. Meski
demikian, termometer rektal pada dubur dianggap paling akurat dan mudah
digunakan pada bayi.
Sebelum dan sesudah mengukur suhu, pastikan termometer tersebut dalam
keadaan bersih. Cuci dalam air sabun atau lap dengan alkohol. Tujuannya
adalah agar termometer bersih dari kuman dan kotoran yang berisiko
menyebarkan penyakit.

A. Ada beberapa cara mengukur suhu bayi :


1. Mengukur suhu oral (mulut)

Jika ingin mengukur suhu bayi dari mulut, pastikan


pengukuran suhu tidak dilakukan segera setelah ia makan atau
minum. Berikan jarak waktu setidaknya 15 menit setelah ia minum
susu atau mengonsumsi makanan pendamping ASI.
Setelah termometer digital dinyalakan, letakkan ujung termometer
di bawah lidah bayi, dalam keadaan bibir tertutup. Pertahankan
posisi termometer hingga berbunyi tanda suhu berhasil diukur.
Kemudian tarik termometer dan baca hasilnya

2. Mengukur suhu aksila (ketiak)


Ketika mengukur suhu dari ketiak bayi, pastikan ujung
termometer menyentuh bagian kulit ketiak dan tidak terhalang
pakaian. Posisikan bayi senyaman mungkin dalam dekapan.
Pertahankan posisi termometer dalam jepitan ketiak bayi, hingga
tanda pengukuran selesai telah berbunyi, kemudian baca hasilnya

3
3. mengukur suhu rektal (dubur)
Saat hendak mengukur suhu rektal, posisikan bayi dalam
keadaan tengkurap. Lalu oleskan sedikit petroleum jelly pada ujung
termometer dan masukkan termometer sekitar 2 cm pada dubur.
Biarkan beberapa waktu hingga termometer berbunyi sebagai tanda
pengukuran selesai. Tarik termometer untuk bisa mengetahui
hasilny

B. Perlindungan Termal (Termoregulasi)


Bayi baru lahir yang tidak menunjukan tanda asfiksia/ bayi baru
lahir normal sesegera mungkin dikeringkan setelah dilahirkan dengan
menggunakan handuk atau kain kering dan bersih. Keringkan bayi mulai
dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Jika handuk basah, segera ganti dengan handuk
kering yang baru. Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir
menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui:
1) Konduksi
Konduksi yaitu proses kehilangan panas melalui benda-benda padat
yang berkontak dengan kulit bayi. Kehilangan panas secara
konduktif jarang terjadi kecuali bayi diletakkan pada alas yang
dingin.
2) Konveksi
Konveksi yaitu proses kehilangan panas melalui aliran udara di
sekitar bayi. Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari
20° C dan sebaiknya tidak berangin. Troli resusitasi harus
mempunyai sisi untuk meminimalkan konvesi ke udara sekitar bayi.
3) Evaporasi
Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah. Bayi baru lahir dalam keadaan basah dapat
dengan cepat kehilangan panas dengan cara ini. Bayi harus
dikeringkan sesegera mungkin setelah dilahirkan.
4) Radiasi
Radiasi yaitu proses kehilangan panas melalui benda padat dekat
bayi yang tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi. Bayi
pada saat lahir memiliki suhu 0,5 - 1° C lebih tinggi dari suhu

4
ibunya, namun bisa mengalami penurunan suhu menjadi 35 - 35,5°
C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan petugas kesehatan yang
tidak memperhatikan ruang bersalin tidak cukup hangat.

evaporasi
konveksi

radiasi

konduksi
Gambar: Mekanisme kehilangan panas pada bayi.

5
2.3. Menimbang Berat Badan Bayi Baru Lahir
2.3.1. Pengertian
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-
balita, berat bayi lahir dibawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg (Hartono,
2008). Berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites,
edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat dipergunakan
sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Bakri, 2013).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara
lain parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan
gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan, merupakan
ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia
sehingga tidak merupakan hal baru memerlukan penjelasan secara meluas
(Supariasa, 2013).
Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan berat badan sebagai
sebagai dasar pengisiannya.Karena masalah umur merupakan faktor terpenting
untuk penilaian status gizi, berat badan dan tinggi badan sudah dibuktikan
dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat pengukur
dapat diperoleh didaerah pedesaan degan ketelian yang tinggi dan menggukan
dacin yang sudah dikenal oleh masyarakat (Supariasa, 2013).

6
2.3.2. Alat Mengukur Berat Badan
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan dilapangan sebaliknya memenuhi beberapa persyaratan :
1. Mudah dibawa dari satu tempat ketempat yang lain.
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya .
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
4. Skalanya mudah dibaca .
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita (Supariasa, 2013)
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan
dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah
dacin. Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara
lain :
a. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.
b. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
c. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
d. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum
25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi
hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
e. Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto yang terdapat
di Puskesmas. Timbangan kamar mandi (barroom scale) tidak
dapat dipakai menimbang anak balita, karena penggunaan per,
sehingga hasilnya dapat berubah-ubah menurut kepekaan per-nya.
Alat lain yang digunakan adalah kantong celana timbang atau
kain sarung, kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak
terjatuh pada waktu ditimbang, misalnya menggunakan tali atau
sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan dacin.

2
2.3.3. Cara Menimbang atau Mengukur Berat
Badan
Memeriksa dacin dengan seksama, apakah masih dalam kondisi baik
atau tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi
skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat
timbang yang lainnya (celana atau Sarung tangan timbang) dipasang
pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung
tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir (Supariasa, 2013).
Dalam Buku Kader (2005), diberikan petunjuk bagaimana menimbang
balita dengan menggunakan dacin. Langkah-langkah tersebut dikenal
dengan penimbangan, yaitu :
1. Langkah 1
Menggantungkan dacin pada: Dahan pohon, palang rumah,
atau penyangga kaki tiga.
2. Langkah 2
Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang
dacin kebawah kuat-kuat.
3. Langkah 3
Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0
(nol). Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman.
4. Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang
yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0
(nol).
5. Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang,
sarung timbang atau kontak timbangan dengan cara
memasukkan pasir kedalam kantong plastik.
6. Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin.
7. Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di
ujung bandul geser.

2
8. Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas.
9. Langkah 9
Geserlah bandul keangka 0 (nol). Letakkan batang dacin
dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan (Supariasa, 2013).

2.3.4. Cara Menimbang Berat Badan Bayi


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi adalah
Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju atau pakaian yang
cukup tebal harus ditinggalkan. Bayi ditidurkan dalam kain sarung,
menggeser anak timbang sampai tercapai keadaan seimbang. Kedua
ujung jarum terdapat pada satu titik. Lihatlah angka pada skala batang
dacin yang menunjukan berat badan bayi, catat berat badan dengan
meneliti sampai satu angka decimal, misalnya 7,5 kg (Supariasa, 2011).
1. Menimbang anak
Menggunakan kantong celana timbang, kain sarung atau
keranjang.Sebelum anak ditimbang, jarum menunjukan skala 0
(nol) setelah ditambahkan kain sarung atau keranjang. Kesulitan
dalam menimbang : anak terlalu aktif, sehingga sulit melihat skala
dan anak biasanya menangis (Supariasa, 2012).

2.3.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menimbang Berat Badan Anak.
Menurut Fajar (2013), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menimbang berat badan anak, yaitu :
1) Pemeriksaan alat timbang
Dacin harus diperiksa seksama, apakah masih dalam kondisi baik atau
tidak sebelum digunakan.Dacin yang baik adalah apabila bandul digeser
tidak longgar terhadap tangkai dacin.
2) Anak balita yang ditimbang
Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim
mungkin dan seringan mungkin, sepatu, baju dan topi sebaiknya

2
dilepaskan. Apabila hal ini tidak memungkinkan, maka hasil
penimbangan harus dikoreksi dengan kain balita yang ikut tertimbang.

3) Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau ditimbang tanpa
ibunya atau orang tua menyertainya, maka timbangan dapat dilakukan
dengan menggunakan timbangan injak. Cara pertama, timbang balita
beserta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan
dihitung dengan mengurangi berat badan ibu dan anak, dengan berat
badan ibu sendiri.
4) Keamanan
Faktor keamanan penimbangan sangat perlu diperhatikan. Tidak jarang
petugas di lapangan kurang memperlihatkan keamanan itu. Misalnya
langkah ke-2 dari 9 langkah penimbangan tidak dilakukan, maka
kemungkinan dacin dan anak yang ditimbang bisa jatuh, karena dacin
tidak tergantung kuat.

Oleh karena itu, segala sesuatu menyangkut keamanan harus


diperhatikan termasuk lantai dimana di lakukan penimbangan. Lantai
tidak boleh terlalu licin, berkerikil atau bertangga. Hal itu dapat
mempengaruhi keamanan, baik yang ditimbang, maupun petugas.
5) Pengetahuan dasar petugas
Cara memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan untuk
mengetahui berat badan secara umum pada umur-umur tertentu. Hal ini
sangat penting diketahui untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser
yang mendekati skala berat pada dacin sesuai dengan umur anak yang
ditimbang. Cara ini dapat menghemat waktu, jika penimbangan dilakukan
dengan memindah-mindahkan bandul geser secara tidak menentu.
6) Pertambahan Berat Badan Pada Bayi
Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukan kenaikan
berat badan sebagai berikut kurva pertumbuhan berat badan sebagai
berikut: selama triwulan ke-1 Kenaikan berat badan 150-250 g/minggu,
selama triwulan ke-2 kenaikan berat badan 500-600 g/bulan (Nelson,
2001).

Tabel 2.1 Berat Badan Normal Berdasarkan Panjang Badan dan

2
Jenis Kelamin

Sedangkan tabel berat badan bayi normal berdasarkan usia dan jenis kelamin disajikan pada
tabel 2.2 Tabel 2.2 Berat Badan Normal Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Umur Berat
badan laki-laki Berat Badan Perempuan

1) Kenaikan berat badan bayi usia 0-6 bulan dan bayi usia 6-12 bulan
Pada usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan
mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan
beratnya akan menjadi dua kali berat lahir pada akhir bulan ke-6.

2
Pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar
250-400 gram dan pada akhir bulan ke12 akan terjadi penambahan
tiga kali lipat berat badan lahir (Hidayat, 2008).
2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Pada
Bayi
a. Faktor Genetik
Faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan.
Studi pada anak kembar menunjukan bahwa bentuk dan ukuran
tubuh, simpahan lemak dan pola pertumbuhan sangat berkaitan
dengan faktor alam dari pada pengasuhan. Keturunan tidak
hanya mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan tetapi juga
kecepatan untuk mencapai pertumbuhan sehingga umur
radiologi, gigi, seksual, dan syaraf dari kebar identik dapat
berbeda. Hal ini menunjukan adanya komponen genetik yang
kuat dalam menentukan bentuk tubuh. Ukuran tubuh ini akan
memberikan sedikit gambaran mengenai unsur lemak yang ada
didalamnya. Jika bentuk badannya tinggi dan lebar, maka
energi yang dibutuhkan juga akan banyak untuk mensuplai sel-
sel agar tubuh dan berkembang baik.
b. Saraf
Pusat pertumbuhan dalam otak adalah hipotalamus yang
menjaga anak- anak untuk bertumbuh mengikuti kurva
pertumbuhan normal. Jika terjadi penyimpangan dari kurva
pertumbuhan karena kurang gizi atau sakit terjadi periode yang
dirangsang untuk mengejar pertumbuhan. Fenomena ini
menunjukan adanya mekanisme pengendalian pusat
pertumbuhan dalam hipotalamus yang berinteraksi dengan
lobus anterior dari kelenjar pituitari dengan hormon yang
mengatur pertumbuhan. Terhadap bukti bahwa sistem saraf
peripheral juga berperan dalam mengatur pertumbuhan.

c. Hormon
Kelenjar endokrin dapat mempengaruhi pertumbuhan
tubuh.Kecepatan pertumbuhan maksimum terjadi pada bulan
keempat dimana kelenjar pituitari dan tiroid berperan. Lobus

2
anterior dari kelenjar pituitari menghasilkan polipeptida yang
disebut hormon pertumbuhan atau somatotropin. Hal ini dapat
dideteksi dalam janin pada akhir bulan kedua segera setelah
pituitari terbentuk. Pada anak-anak yang defisiensi
somatotropin akan mengalami hambatan pertumbuhan.
Somatropin mengatur kecepatan normal sintesis protein dalam
tubuh dan juga menghambat sistesis lemak dan oksidasi
karbohidrat. Selain itu somatotropin berperan meningkatkan
jumlah sel dalam tubuh dengan menstimulasi pembelahan sel
dan pembentukan DNA Secara khusus somatotropin penting
untuk poliferasi sel-sel tulang rawan dari plates apiphyseal
yang berdampak besar terhadap panjang badan. Somatotripin
berperan melalui intermediasi substansi sekunder yang disebut
somatomedin yaitu peptide yang dibentuk dalam hati dan
bersirkulasi dalam plasma darah. Somatomedin ini mempunyai
efek seperti insulin yang menstimulasi sintesis protein. Lobus
anterior kelenjar pituitari juga mensekresi hormon tirotropik
yang mempengaruhi pertumbuhan dengan stimulasi kelenjar
tiroid untuk sekresi tiroksin dan triiodo tironin. Tiroksin dan
triiodotironin ini menstimulasi metabolism umum yang penting
dalam pertumbuhan dan kematangan tulang, gigi, dan otak.
d. Gizi
Kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai dengan tahap
perkembagan. Pada tahun pertama bayi membutuhkan kalori 2
kali dibanding pria dewasa dengan aktivitas sedang. Kelaparan
protein dipakai sehingga massa sel tubuh berkurang. Komposisi
diet yang cocok untuk pertumbuhan normal adalah suplai
protein yang cukup dimana asam amino sangat esensial untuk
pertumbuhan dan tidak adanya salah satu asam amino ini akan
menggangu pertumbuhan atau retardasi pertumbuhan.
Kekurangan protein adalah faktor utama kwashiorkor dimana
terjadi pertumbuhan dan kematangan skeletal yang menurun
dan dapat menghambat pubertas.

2
e. Kecenderungan sekuler
Terdapat kecenderungan bahwa anak-anak saat ini tumbuh
lebih tinggi dibanding era sebelumnya. Kecenderungan sekuler
dalam kematangan yang berhubungan dengan kecenderungan
sekuler dalam pertumbuhan adalah umur pertama menstruasi.
f. Status sosial ekonomi
Faktor ekonomi terlihat kurang penting dibandingkan
penyediaan pangan dirumah tangga secara teratur, cukup dan
seimbang. Selain itu istirahat dan aktivitas yang cukup. Hal
ini merupakan prinsip dasar kesehatan. Besar keluarga juga
penting dimana anak pada keluarga dengan anggota keluarga
banyak biasanya lebih pendek dari pada keluarga dengan
anggota keluarga sedikit. Hal ini dapat disebabkan anak pada
keluarga dengan anggota keluarga banyak cenderung mendapat
perhatian dan perawatan individu yang minim.
g. Cuaca dan iklim
Pertumbuhan dalam panjang badan lebih cepat 2-2,5 kali pada
musim semi dari pada musim gugur. Sebaliknya pertumbuhan
dalam berat badan lebih cepat 4-5 kali pada musim gugur dari
pada musim semi. Adanya pengaruh perbedaan cuaca terhadap
pertumbuhan belum diketahui secara pasti diduga disebabkan
jumlah penyinaran matahari yang berpotensi menstimulasi
setiap jaringan tubuh secara optimal.
h. Tingkat aktifitas
Anak-anak dengan tingkat aktifitas yang jarang serta
mempunyai unsure genetik dimana kandungan lemak didalam
tubuhnya besar dan banyak, maka akan menyebabkan anak
mengalami obesitas. Anak dengan pola makan yang tidak
teratur serat seringnya malah memilih makanan tanpa kontrol
semakin mendukung yang akhirnya berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.

2
f. Penyakit
Dampak penyakit pada anak-anak sama dengan dampak
kekurangan gizi. Penyakit-penyakit yang spesifik dengan
terganggunya pertumbuhan adalah tuberkulosis, ginjal, cerebral
palsi, dan sistik fibrosis. Asma juga menyebabkan hambatan
pubertas. Obat-obatan dapat mempunyai efek positif atau
negatife terhadap selera, absorpsi, dan metabolisme. Obat-obat
yang menstimulasi ekresi seperti purgative dan diueretik
berdampak pada rendahnya kandungan mineral tubuh seperti
potassium. Obat-obat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
juga dapat disebabkan terapi steroid jangka panjang.
Pengobatan dengan glukokortikoid akan memperlambat
pertumbuhan dan menyebabkan dan menyebabkan
berkurangnya tulang. Secara umum adanya penyakit
menyebabkan berkurangnya intake pangan karena selera yang
menurun.Selain itu juga menyebabkan berkurangnya sekresi
somatotoprin sebagai hasil meningkatnya sekresi kartikosteroid
dan suprarenal korteks.
g. Cacat lahir
Anak yang lahir dari ibu pecandu alkohol mempunyai
karakteristik abnormal dari sindrom alkohol fetal. Konsumsi
alkohol sering berhubungan dengan konsumsi tembakau dan
terdapat bukti bahwa ibu yang merokok selama hamil
menyebabkan BBLR yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya (Proverawati, 2009).

2
2.4. Menandikan Bayi Baru Lahir
2.4.1 Pengertian
Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang dengan cara
menyiram dan merendam diri dalam air. (Choirunisa, 2009)
Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika
perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak
langsung memandikan bayi setelah menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.Tujuan dari memandikan bayi
untuk membersihkan tubuh bayi.

2.4.2 Apa yang sebaiknya digunakan untuk membersihkan bayi


Gunakan air dan kapas pada bulan pertama, jika mata bayi anda menjadi

lengket, gunakan kapas yang direndam di dalam air matang yang sudah didinginkan

untuk membersihkan bagian tersebut. dengan lembut sekah matanya dengan gerakan

dari dalam keluar, dengan menggunakan beberapa lembar kapas baru untuk setiap kali

menyeka. Gunakan kapas untuk menyeka bagian luar telinga dan hidung (Parker

catharinr. 2008)

2.4.3 Kapan sebaiknya memandikan bayi


Memandikan bayi dapat dilakukan minimal 6-24 jam setelah melahirkan. Bayi
baru lahir biasanya diseliputi oleh verniks, suatu zat yang menyerupai lilin yang
menutupi bayi saat lahir, harus dibiarkan terserap ke dalam kulit karena ini
merupakan pelembab yang luar biasa. Jika rambut bayi perlu dicuci, gunakan air dan
sisir saja untuk mengangkat kotoran. Dalam beberapa hari pertama bayi dapat
dibersihkan dengan cara bersihkan bagian atas dan bawah dengan menggunakan
kapas (organic jika memungkinkan) dan air, dengan lembut membasuh mukanya
(hati-hati di sekitar area halus sekitar mata) dan area popok. Ini memungkinkan kulit
bayi anda menyesuaikan diri dengan dunia luar. (Parker catharinr. 2008)

2
2.4.4 Apa yang sebaikya digunakan untuk membersihkan bayi
Gunakan air dan kapas pada bulan pertama, jika mata bayi menjadi lengket,
gunakan kapas yang direndam di dalam air matang yang sudah didinginkan untuk
membersihkan bagian tersebut. dengan lembut sekah matanya dengan gerakan dari
dalam keluar, dengan menggunakan beberapa lembar kapas baru untuk setiap kali
menyeka. Gunakan kapas untuk menyekabagian luar telinnga dan hidung (Parker
catharinr. 2008)

2.4.5 Peralatan Memandikan Bayi


1) Menyiapkan Keperluan Mandi
Menurut (Choirunisa, Ana Maria, 2009). Salah satu kebutuhan bayi antara lain
memandikan bayi. Oleh karena itu memandikan bayi pun ada cara yang benar.
Untuk itu diperlukan perlengkapan yang sesuai agar acara memandikan bayi
lancar, dan tidak tertunda yang mungkin saja menyebabkan bayi kedinginan.
(Hidayat Aziz, 2009)
Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:
1. Bak mandi
2. Handuk mandi
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap 2
5. Kassa
6. Kapas pembersih bertangkai (Cotten bud)
7. Sabun
8. Baby oil
9. Tempat pakaian kotor
10. Perlengkapan pakaian bayi
11. Pakaian untuk ganti
12. Perlak dan alasnya
13. Ember berisi air hangat
14. Celemek
15. Kain bedong
16. Bengkok

2
2.4.6 Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi
Siapkan keperluan mandi dan pakaian bayi sebelum pakaian bayi dilepas, seperti
sabun, sampo bayi, waslap pembasuh, gumpalan kapas untuk membersihkan mata,
handuk, popok, dan pakaian bersih dan air hangat.
Langkah – langkah
1. Cuci tangan dan pakai celemek
2. Menutup pintu dan jendela ruangan.
3. Memeriksa air:
Periksalah suhu air dengan siku atau bagian dalam pergelangan tangan. Air tidak
boleh terlalu panas atau terlalu dingin.jika anda ingin memeriksa air dengan
thermometer, suhu sebaiknya 290C .
4. Buka pakaian bayi dan masukkan pakaian ke ketempat kotor
5. Bersihkan bokong dengan kapas bila bayi BAB
6. Angkat bayi dari tempat tidur : Tangan kanan memegang kaki, tangan kiri masuk
melalui kuduk, kemudian menuju ke ketiak
7. Masukkan bayi dalam bak mandi berisi air hangat
8. Bayi masukkan ke dalam bak mandi bayi dengan cara memegang kepala dan bahu
kiri bayi dengan tangan memegang lengan kiri bayi dan tangan kanan mengangkat
bokong, kepala berada di atas air.
9. Dengan menggunakan kapas depper / sisi handuk, seka mata menggunakan kapas
lembab dengan cara menghapus dari bagian dalam ke arah luar. Setiap mengusap
kapas harus diganti
10. Telinga bersihkan dengan kapas pembersih, setiap usapan kapas harus diganti
11. Cuci muka bayi dengan washlap tanpa menggunakan sabun. setelah itu keringkan
dengan handuk (Keringkan muka dengan 1 sudut handuk) Boleh menggunakan
sabun tetapi hati-hati karena sabun dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
bayi
12. Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga terkotor.
13. Kemudian kepala bayi ditaruh di atas tangan kiri, lalu disabun kemudian
bersihkan dengan waslap sampai bersih.
14. Bersihkan dengan washlap bersabun pada area kepala dengan gerakan memutar,
leher, ketiak, badan, sela paha, dan sela bokong bayi hingga rata.

2
15. Bagian punggung dibersihkan dengan mengganti tangan kiri, dan bayi dengan
bagian muka bersandar pada lengan kanan dengan waslap basah sampai bersih,
lihat daerah-daerah lipatan jangan ada yang tersisa.
16. Bokong, perinium, genetalia dibersihkan paling akhir untuk mencegah
kontaminasi karena daerah ini paling kotor.
17. Angkat bayi seperti pada waktu memasukkan bayi ke dalam bak mandi.
18. Letakkan kembali bayi diatas meja dengan alas handuk
19. Kepala, badan dan anggota tubuh lainnya dibersihkan dengan waslap yang satunya
(yang belum kena sabun) dengan menggunakan tangan kanan
20. Keringkan dengan handuk sampai ke sela- sela badan, Keringkan kepala bayi
diatas meja dengan gerakan memutar. Gosok kepala dengan minyak telon.
21. Bila tali pusat belum lepas, lakukan perawatan tali pusat
22. Pakaikan pakaian bayi
23. Bersihkan telinga dan hidung dengan kapas pembersih, rambut disisir
24. Bila kuku panjang, potong kuku
25. Bereskan tempat tidur dan alat
26. Cuci tangan
Waktu yang tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur, karena dapat
membuatnya rileks hingga memudahkan bayi tidur. Hindari memandikan bayi
sebelum atau setelah makan karena perut bayi yang tertekan akan membuatnya
muntah. (Parker catharinr. 2008)

2.4.7 Hal yang perlu diperhatikan saat memakaikan pakaian pada bayi
menurut Kemenkes (2010) yaitu :
1. Bayi jangan dibedong
Membedong bayi akan membatasi pergerakan sehingga aktivitas otot berkurang
dengan demikian tidak menghasilkan panas tubuh yang akan membuat bayi
kedinginan
2. Bayi jangan memakai gurita
Pemakaian gurita akan menekan lambung sehinggan dapat menyebabkan muntah
serta membatasi pernafasan.

2
2.4.8 Dampak positif dan Dampak Negatif Memandikan Bayi
Keuntungan memandikan bayi
1. Membangun hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. (Iskarina,2008 ).
2. Mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa,2009).
3. Cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan memandikan bayi
(Iskarina,2008).

2.4.9 Dampak Negatif memandikan bayi


1. Air dapat masuk ke dalam telinga bayi
2. Memandikan bayi terlalu lama dapat menyebabkan hipotermi

2.4.10Faktor Yang Mempengaruhi Cara Memandikan Bayi


1) Faktor predisposisi (Predisposing Factors)
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan yang dapat
merubah ke perilaku yang positif (Soekanto, 2009).
Tidak semua orang tua berani memandikan bayinya sendiri, alasan mereka
adalah tidak mengerti cara memandikan bayi dengan benar. Ketidaktahuan
orang tua ini khususnya timbul dari orang tua yang tidak mau tahu bagaimana
cara memandikan bayinya malah menyerahkan bayinya kepada baby sitter atau
kepada orang tua mereka, kurangnya pengetahuan ini karena latar belakang
rendahnya pendidikan. (Choirunisa, 2009)
B. Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan sangat diperlukan bagi setiap orang, dalam hal ini tugas petugas
kesehatan yaitu memberikan edukasi dan informasi kepada keluarga
pentingnya menandikan bayi.
C. Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang yang
menambah pengetahuan orang tersebut tentang suatu hal.
Begitu pula ibu nifas yang dulu sudah pernah melahirkan akan lebih mudah
untuk merawat dan memandikan bayinya. Berbeda dengan ibu nifas yang

2
pertama kali melahirkan mereka akan canggung untuk merawat bayinya.
(Soekanto, 2009).
2) Faktor Pendorong
Dukungan suami atau keluarga
Peran atau dukungan suami dan keluarga merupakan hal terpenting dalam
proses memandikan bayi yang benar. Kondisi ibu nifas yang masih lemah
apalagi ditambah dengan adanya luka jahitan perineum yang menyebabkan ibu
merasa malas dan tidak mau untuk memandikan bayinya sendiri. Kondisi saat
inilah dukungan suami dan keluarga dibutuhkan untuk menambah
kepercayaan diri ibu agar mau dan berani memandikan bayinya sendiri.
(Setiadi, 2008).

2
2.5. Perawatan Tali Pusat
2.5.1 Pengertian:
Perawatan tali pusat adalah suatu tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru
lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat adalah
tindakan pencegahan aseptic secara dini yang dilakukan untuk terjadinya infeksi yang
ditularkan melalui pembuluh tali pusat.
Tali pusat bayi diklem kemudian dipotong pada saat lahir, tali pusat sepanjang
2-5 cm yang tertinggal sudah tidak berfungsi. Tali pusat merupakan tempat potensial
terjadinya infeksi, tempat ideal terjadinya kolonisasi dan replikasi organisme.
Penatalaksanaan asuhan untuk bayi yang tidak beresiko tinggi mengalami infeksi saat
ini berpusat pada mempertahankan tali pusat, menggunakan air ketika memandikan.
(Praktik Kebidanan, 2005, hal: 107).
Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal
tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan
hingga benar-benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan
air dan sabun cenderung lebih cepat lepas daripada tali pusat yang dibersihkan
alkohol. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun , karena akan
membuatnya menjadi lembab.
Selain memperlambat lepasnya tali pusat, jugamenimbulkan resiko
infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas
tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat tekena
udara dengan leluasa.

2.5.2 Tujuan
1) Mencegah secara dini perdarahan dan
2) Mencegah secara dini infeksi
3) Meningkatkan granulasi dan
4) Mempercepat proses pengeringan tali pusat.

2.5.3 Perawatan Tali Pusat


1. Kain kassa steril
2. Air sabun
3. Air bersih

2.5.4 Tahap-tahap dari perawatan tali pusat:


Memotong dan Mengikat Tali Pusat
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan oksitosin
pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong.
2) Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat

2
dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm
dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan tali
pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat di antara
kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
4) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
5) Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%.
6) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.

2.5.5 Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.


2) Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan keluarganya.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila terdapat
tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau
lembab.
4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
a) Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
b) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri.
c) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun
dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.

2.5.6 Komplikasi
Akibat dari kurangnya perawatan tali pusat yang kurang bersih:
1. Infeksi pada tali pusat
2. Omphalitis yaitu peradangan pada puntung tali pusat akibat
mikroorganisme

2
3. Infeksi pada organ dalam abdomen

2.6. Membedong

Membedong bayi dilakukan dengan cara melilitkan selimut kecil pada tubuh
bayi untuk memberi kehangatan dan perlindungan pada bayi. 

Jika ingin membedong bayi, pastikan Anda tahu bagaimana caranya yang benar. Berikut
ini langkah-langkah dan cara bedong bayi yang tepat:

1. Taruh kain di permukaan datar dan lipat sedikit salah satu sudutnya. 
2. Tempatkan bayi pada lipatan selimut, bahu bayi berada tepat di atas lipatan tersebut.
3. Pastikan kedua lengan bayi berada di bawah dan mengapit tubuhnya. 
4. Tarik sudut selimut dekat lengan kirinya menutupi lengan kiri dan dadanya, kemudian
selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kanan tubuhnya (berikan sedikit
kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
5. Tarik sudut selimut dekat lengan kanannya menutupi lengan kanan dan dadanya,
kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kiri tubunya (berikan sedikit
kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
6. Putar atau lipat ujung bawah selimut tersebut dan selipkan ke bagian belakang bayi.
Pastikan kedua kakinya agak menekuk ke atas, serta kaki dan pinggulnya dapat bebas
bergerak

2
Hindari membedong bayi terlalu ketat. Hal ini bisa menyebabkan persendian pada kaki
bayi melonggar karena kaki terlalu diluruskan. Selain itu, cara ini juga dapat merusak
tulang rawan lunak dari rongga pinggul yang mengarah pada hip dysplasia

Hal yang harus diperhatikan saat memakaikan bedong bayi


1. Jangan membedong bayi terlalu ketat terutama pada bagian kaki. Banyak ibu yang
menarik dan menekan kaki bayinya sebelum melilitkan selimut bedongan. Selain itu,
cara ini juga dapat merusak tulang rawan lunak dari rongga pinggul yang mengarah
pada hip dysplasia. 

2. Eratkan bedongan bagian atas

Biasanya para ibu membedong bayinya dengan memberikan kelonggaran pada bagian
atas bedongan dan lebih erat pada bedongan bagian bawah. 

Namun sebenarnya, yang harus dilakukan adalah sebaliknya. Beri kelonggaran pada
bagian bawah bedongan, dan bedong lebih erat bagian atas. 

Pergerakan bayi akan membuat bedongan sedikit terlepas, sehingga pastikan lengan
bayi sudah dibedong dengan erat dan bedongan sudah terlilit dengan rapi. 

Selimut bedongan bagian atas yang terlepas dapat menjadi faktor risiko dari sudden
infant death syndrome(SIDS) atau kematian bayi secara mendadak

2
2.7. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2.7.1 Pengertian
Bayi memegang peranan penting dalam menyusui, tahapan yang dilakukan

setelah bayi baru lahir akan mempengaruhi kesuksesan program menyusui. Setelah

lahir bayi perlu diletakkan di dada ibu dalam satu jam pertama sejak kelahirannya.

Inisiasi menyusu dini dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir karna bayi

yang langsung dipertemukan dengan ibunya setelah lahir, akan menyusu dengan lebih

aktif.

Inisiasi menyusu dini atau disingkat inisiasi menyusu dini merupakan

program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Program ini memang populer di

Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Menyusu dan bukan menyusui merupakan

gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan program ibu menyusui bayi, tetapi bayi

yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan

2
cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi

ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk meyusui.

Inisiasi Menyusu Dini adalah proses dimana bayi baru lahir menyusu kepada

ibu segera setelah lahir dengan proses sebagai berikut,bayi baru lahir segera

ditelungkupkan di dada ibu tanpa alas kain kemudian bayi akan menggerakkan

badannya mencari puting payudara ibu lalu biarkan bayi mencari puting dengan

sendirinya (tanpa dibantu) setelah itu bayi akan dapat menyusu untuk pertama kalinya

dalam 1 jam pertama kehidupannya.

Inisiasi menyusu dini harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda

dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan,

hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skintoskinantara

bayi dan ibu. Dari banyak penelitian, ternyata inisiasi menyusu dini memiliki banyak

manfaat. Salah satunya menyelamatkan hidup 1 juta bayi. Meskipun inisiasi

menyusudini telah diketahui banyak manfaatnya, namun pelaksanaan

inisiasimenyusudini ternyata tidak mudah dilakukan. Dari data yang ada, hanya

sekitar 14% saja ibu melahirkan yang berhasil memberikan air susu ibunya (ASI)

untuk buah hatinya. Padahal ASI sejak dini sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang

anak. Meski memiliki kandungan yang baik dan ibu sangat menjaga kandungannya

sebelum melahirkan, banyak ibu yang mengeluhkan tidak keluar susu ASI usai

melahirkan. Apalagi bila kondisi ibu masih stress dan tidak segera di dukung oleh

lingkungannya.Minimnya jumlah ibu yang behasil menyusui bayinya dengan ASI

juga disebabkan minimnya pengetahuan. Banyak ibu yang tidak mendapatkan

iformasi atau tidak tahu yang harus dilakukan saat pertama bayi lahir. Apalagi bila

tenaga kesehatan yang tidak mendukung dengan mengkondisikan ibu dalam

melakukan inisiasi menyusu dini.

2
Bayi menjalani proses perubahan biologis selama jam dan hari pertama setelah

lahir. Walaupun kebanyakan bayi dapat menyesuaikan kebutuhan untuk dapat hidup

diluar rahim, tanpa banyak kesulitan, akan tetapi kesehatannya tergantung pada

perawatan yang diterimanya. Kulit ibu bersalin berfungsi sebagai incubator, karena

lebih hangat dari pada kulit ibu yang tidak bersalin. Secara otomatis dapat

mempengaruhi suhu bayi baru lahir yang rentan mengalami kehilangan panas. Ini

artinya, dengan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi resiko kehilangan panas pada

bayi baru lahir yang bisa menimbulkan kematian.(

Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyus dini adalah bayi muali menyusu
sendiri segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan
setidaknya setalah satu jam segera setelah lahir, kemudian bayi akan mencari
payudara ibu dengan sendirinya.
Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the berst crawl atau merangkak
mencari payudara.
1) Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi,
letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi diletakkan diatas dada)
dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi akan
membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka
agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan.
Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu
dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.
3) Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu
dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4) Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa
bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku
prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di
perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap waspada
melihat kesekelilingnya.

2
5) Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu
uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi
dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak
menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu.
Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6) Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman
dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat
kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat
tercapai antara 27 - 71 menit.
7) Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung
sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya
tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan
mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan, dan bernapas.
8) Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya,
penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
9) Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikut.
10) Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).

2.7.2 Cara Pemberian ASI Yang Benar


Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi
bayi dengan benar. Memberikan ASI dengan suasana yang santai bagi ibu dan
bayi, buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama
bayi perlu diberikan ASI setiap 2-3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke
enam kebutuhan bayi ASI setiap 4 jam. Langkah-Iangkah menyusui yang benar :

1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dahulu.


2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi.

2
5. Pegang bayi dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan ibu. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

6. Satu tangan bayi pada arah badan ibu sebaiknya diletakkan dibelakang badan
ibu.

7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu.
8. Telinga· dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
10. 10.Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari lain
menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu / areolanya saja.

11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi / sisi
mulut bayi dengan putting susu.

12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting susu dan areola dimasukkan kedalam mulut bayi.

13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi sehingga puting
berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.

Gambar 7 Posisi menyusui dan perlekatan yang benar

14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16. Cara melepaskan isapan bayi
1) Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut mulutnya.
2) Tekan dagu bayi kebawah

2
Gambar 8 Cara melepaskan isapan bayi
15. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada putting
susu serta areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri.

16. Jangan lupa rnenyendawakan setelah menyusui dengan cara.


1) Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan tepuk
punggungnya berlahan.
2) Bayi duduk di pangkuan ibu kemudian tepuk-tepuk ringan punggung bayi.
3) Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya berlahan.

2
Gambar 9 Cara menyendawakan bayi

2.7.3 Faktor Pendukung Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang di persiapkan sejak awal kehamilan:
5) Informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi Menyusu Dini.
6) Tempat bersalin dan tenaga kesehatan.

2.7.4 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Berikut adalah manfaat dari inisiasi menyusu dini antara lain :
1. Saat inisiasi menyusu dini akan terjadi kontak kulit antara ibu dengan bayi yang

bermanfaat untuk meningkatkan jalinan kasih sayang.

2. Menyusui segera setelah bayi baru lahir akan merangsang produksi ASI.

3. ASI di hari pertama mengeluarkan kolostrum yang kaya antibodi dan memiliki

gizi yang tinggi sehingga bisa melindungi bayi terhadap infeksi.

4. Skintoskinsaat inisiasi menyusu dini dapat menghangatkan tubuh bayi sehingga

dapat mengurangi resiko bayi hipotermi (kedinginan).

5. Bayi yang diletakkan di perut ibu dapat merangsang kontraksi rahim, sehingga

membantu mengurangi terjadinya resiko perdarahan dan mempercepat

pengeluaran plasenta.

2.7.5 Lima Tahapan Perilaku (Pre-FeedingBehaviour) Sebelum Bayi


Menyusu
Bayi baru lahir yang mendapat kontak kulit ke kulit segera setelah lahir, akan melalui

lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu. Lima tahapan tersebut yaitu :

1. Dalam 30-45 Menit Pertama


1) Bayi akan diam dalam keadaan siaga.
2) Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke ibunya.

2
3) Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan

keluar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman bayi terhadap

lingkungannya.

4) Hal ini juga meningkatkan rasa percaya diri ibu akan kemampuannya menyusui dan

mendidik anaknya.

2. Antara 45-60 Menit Pertama


1) Bayi aka menggerakkan mulutnya seperti mau minum,mencium kadang

mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya.

2) Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya.

3) Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu dan bau serta

rasa ini yang akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting

susu ibu.

4) Itulah sebabnya tidak di anjurkan mengerinkan ke-2 tangan bayi pada saat

bayi baru lahir.

3. Mengeluarkan Air Liur

Saat bayi siap dan menyadari ada makanan di sekitarnya, bayi mengeluarkan air liur.
4. Bayi Mulai Bergerak Ke Arah Payudara

1) Aerolapayudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut

ibu.

2) Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke

kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah putingsusu dan sekitarnya

dengan tangannya.

5. Menyusu

Akhirnya bayi menemukan, menjilat, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik

serta mulai menyusu.

2
   

Daftar Pustaka
1. Indrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: Trans Info
Media.

2. KemKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Kemenkes.

3. Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

4. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7709/1/EKA%20MURDIANA.pdf

5. http://intanchiechielita.blogspot.com/2016/01/makalah-bayi-baru-lahir-neonatus.html

2
6. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1800/4/BAB%20II.pdf

7. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-karinaindr-7493-2-13.bab-
i.pdf

8. http://repository.unimus.ac.id/1741/4/UNIMUS%202018%20IVON%20BAB
%202.pdf
9. Priono yunisa. 2010. Merawat bayi tanpa babby sitter. Jakarta: buku kita

10. https://docplayer.info/65208852-Makalah-memandikan-dan-perawatan-tali-pusat.html

11. https://www.academia.edu/11031239/MAKALAHnya

12. http://kandafy.blogspot.com/2017/10/askep-memandikan-bayi-dan-perawatan.html

Anda mungkin juga menyukai