Disusun oleh:
Zahra Bilqistani G2B017047
Rifki Nur Indah S G2B017048
Elma Febriani G2B017051
Diyan Puspita Ayu R G2B017053
Nurintan Ramadhanty G2B017058
Elsa Pavita G2B017063
Iffah Septia RN G2B017068
Widitha Putri Ardhiyati G2B017069
S1 ILMU GIZI B
III Penutup................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10
3.2 Saran ..................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 11
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Ahlus
Sunnah Wal Jama'ah dan Ahmadiyah Dalam Konteks Kerukunan ” ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Agama Islam.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak
tertentu, oleh karena itu saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada orang
tua, Dosen pengampu ibu Dra.Hj.Mufnety,S.Ch, M.Ag yang telah memberikan tugas
untuk membuat makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Dan Ahmadiyah memang sangat berbeda dari segi aqidah,
hakikat, maupun amaliyah fisik. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah satu kelompok atau
golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW dan Thoriqoh para
sahabatnya dalam hal aqidah, amaliyah fisik (fiqih) dan hakikat(Tasawwuf dan Akhlaq).
sedangkan Ahmadiyah dianggap sebagai aliran sesat datang dari berbagai penjuru dengan
segala kontroversinya, Salah satu hal pokok yang mengundang protes dimana-mana
adalah mengenai status Mirza Gulam Ahmad yang disinyalir sebagai nabi oleh pengikut
Ahmadiyah. Pada saat sekarang ternyata masih ada orang yang belum faham apa itu
Ahlus sunnah wal jama'ah dan Ahmadiyah bagaimana ahlus sunnah wal jama'ah dan
Ahmadiyah apa perbedaan di antara keduanya. sehingga kami membahas secara
mendetail apa dan bagaimana itu Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Ahmadiyah itu sendiri
dalam konteks kurukunan beragama.
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah lahirnya Ahlus sunnah wal jama’ah dan Ahmadiyah
Sejarah lahirnya Ahmadiyah sendiri yaitu Ahmadiyah lahir di India pada akhir abad ke-19
di tengah suasana kemunduran umat Islam India di bidang agama, politik, sosial,
ekonomi, dan bidang kehidupan lainnya, yang merupakan dampak dari kemunduran
kerajaan Mughal yang berkuasa di India (1526-1858) pada akhir abad ke-18.
Kemunduran kerajaan ini berawal dari faktor internal berupa tidak adanya pemimipin
yang bisa mempertahankan kemajuan kerajaan Mughal setelah masa pemerintahan
Aurangzeb, yang bergelar Alamghir, karena dekadensi moral dan pola hidup mewah
dalam lingkup kerajan Mughal. Kerajaan muslim ini cukup lama berkuasa di India,
namun mayoritas penduduk India tetap beragama Hindu. Pada masa-masa kemunduran
ini, terjadi pula pemberontakan-pemberontakan dari pihak Hindu dan Sikh yang hendak
melepaskan diri dari kekuasaan Mughal. Dalam beberapa penyerangan yang mereka
lakukan, mereka melakukan perampasan dan pembunuhan penduduk muslim, misalnya
saat terjadi penyerangan ke Sirhind. Di sisi lain, intervensi Inggris terutama setelah
terjadinya revolusi India dengan pemberontakan munity pada tahun 1875, juga berhasil
memberikan pengaruh yang besar terhadap India. Serangan-serangan Inggris berakhir
dengan kemenangan East India Company, lalu Inggris menjadikan India sebagai salah
satu koloni yang terpenting di Asia. Kondisi ini seakan memberikan kesempatan emas
bagi Inggris untuk menjadikan India sebagai salah satu daerah kristenisasi, terutama
seelah dideklarasikannya misi Kristen setelah terbentuknya British and Foreign Binle
Society yaitu The Great Century of World Evangelization (Abad Agung Penginjilan
Dunia. Di samping masalah-masalah tersebut di atas, kondisi umat Islam di India amat
menyedihkan. Umat Islam kebanyakan memiliki pemikiran yang statis, dan cenderung
kuat dalam hal fanatisme kelompok, sehingga persaingan dan pertentangan antar aliran,
mazhab, dan golongan Islam yang mereka anut seringkali terjadi. Ditambah lagi sikap
mereka yang tidak kritis dan membiarkan keyakinan mereka bercampur dengan ajaran
dan tradisi masyarakat Hindu aaupun Budha. Kebanyakan dari mereka juga tidak
mengindahkan perintah dan larangan yang telah dietapkan dalam agama. Selain itu,
pemikiran serta prilaku mereka amat konservatif, misalnya mereka menentang
penerjemahan al-Quran ke dalam bahasa bukan Arab, seperti bahasa Urdu atau bahasa
Persia, padahal itu akan mempermudah masyarakat awam untuk memahami al-Quran.
Dan saat Inggris menjajah India, kondisi umat Islam semakin terisolasi.Pada pertengahan
abad ke-18, muncul seorang ulama terkenal, yaiu Syekh Waliyullah, yang memotori umat
Islam untuk menyadari dan mencari solusi keterbelakangannya. Usaha ini diteruskan oleh
pengikutnya, termasuk Syekh Ahmad Khan yang mendirikan gerakan Aligarh. Ia
meminta agar kaum muslimin menempuh jalan damai untuk mengembangkan ajaran
agamanya. Gerakan yang ia bangun, yakni Aligarh semakin besar. Kesediaannya bekerja
sama, membuat Inggris memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi Syekh Ahmad. Di
tahun-tahun berikutnya Aligarh mempunyai pusat pendidikan yang menghasilkan
pujangga-pujangga besar dari India. Menurut Muhammad Iqbal, Syekh Ahmad Khan
adalah orang yang pertama kali merasakan perlunya pembaharuan pemikiran Islam, dan
beliau pulalah yang merealisasikannya. Mengenai tahun berdirinya Ahmadiyah,
terdapata dua versi. Versi pertama adalah tahun 1888, yang diakui oleh Ahmadiyah
Lahore, yang didasarkan pada tahun ketika Mirza Gulam Ahmad menerima ilham untuk
menerima baiat dari pengikutnya. Versi yang kedua adalah tahun 1889, yang diakui oleh
Ahmadiyah Qadian, yang didasarkan pada tahun pembaiatan itu terjadi.
2.2 isi-isi ajaran dan pengikut ahlus sunnah wal jama’ah dan ahmadiyah