Dosen Pengampu :
TASIKMALAYA
2021
Hari, Tanggal : Selasa, 20 April 2021
Praktikum ke- :5
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan kadar parasetamol dari sediaan farmasi dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS.
B. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi (Ibnu
Ghalib Gandjar dan Abdul Rohman, 2013).
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi
elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi
atau dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi
absorbsi ataupun spektroskopi emisi.Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri
pada dasarnya sama yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau
pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan
cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian
spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk
gelombang elektromagnetik (Ibnu Ghalib Gandjar dan Abdul Rohman, 2013).
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (I0), melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel
(Io). Persyaratan hukum Lambert Beer antara lain, radiasi yang digunakan harus
monokromatik, penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai
penampang luas yang sama, senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak
tergantung terhadap yang lain dalam larutan tersebut, tidak terjadi peristiwa
fluoresensi atau fosforesensi dan indeks bias tidak bergantung pada konsentrasi
blanko (Ibnu Ghalib Gandjar dan Abdul Rohman, 2013). Dengan gambaran
Spektrum elektromagnetik sebagai berikut :
C. PRINSIP DASAR
Spektrofotometri uv-vis merupakan metode penetapan kadar sampel dengan adanya
interaksi antara energi yang berupa sinar monokromatik dari sumber sinar dengan
materi berupa molekul. Penyerapan (absorpsi) sinar UV dan sinar tampak pada
umumnya dihasilkan oleh eksitasi elektron-elektron ikatan, akibatnya panjang
gelombang pita yang mengabsorbsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang
mungkin ada dalam suatu mokeul, dimana biasanya pada senyawa organik terdapat
penyerapan radiasi UV-vis yang terbagi 3 yaitu elektron sigma, elektron phi, dan
elektron bukan ikatan atau non bonding elektron. Besarnya energi yang terserap dan
diteruskan ke detektor merupakan perpindahan energi dari keadaaan elektronik
dasar ke keadaan elektronik tereksitasi. Dengan struktur luminal sebagai berikut:
F. PROSEDUR KERJA
1. Preparasi dan pengukuran larutan standar
Ukur panjang
Larutkan dalam etanol gelombang maksimum
Menimbang 50 mg
96% 50 ml (larutan menggunakan
Paracetamol p.a Spektrofotometri UV-
standar 1000 ppm)
Vis
Lakukan pengenceran
Catat masing- Larutan standar diukur dengan konsentrasi 2,
absorbansinya (sesuai
masing absorbansi konsentrasi) menggunakan 4, 6, 8, 10, 12, 14
yang diperoleh Spektrofotometri UV-Vis ppm masing-masing
10 ml
Buat kurva
kalibrasi hingga
diperoleh
persamaan y=
bx+a
2. Penetapan kadar analit (Paracetamol)
Ambil 5 ml larutan
Lakukan baseline
analit paracetamol,
dengan pelarut yang
encerkan ad 50 ml
digunakan (etanol
etanol 96% (10x
96%)
pengenceran)
Ukur absorbansi
Masukkan sampel
sampel pada panjang
hasil pengenceran
gelombang max : 245
kedalam kuvet
nm
50 mg x
=
100 mL 1000
50.000
x =
100
x = 500 ppm
Konsentrasi
Absorbansi
Standar (ppm)
3,5 0,34
4 0,41
4,5 0,48
5 0,56
5,5 0,68
6 0,75
6,5 0,83
0.5
0.4 Linear ()
0.3
0.2
0.1
0
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Konsentrasi (ppm)
2. Perhitungan Pengenceran
a. Konsentrasi 3,5 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10 mL . 3,5 ppm
35
V1 =
500
= 0,07 mL = 70 µL
b. Konsentrasi 4 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 500 ppm = 10 mL . 4 ppm
40
V1 =
500
= 0,08 mL = 80 µL
Konsentrasi = 4,0095 x 10
4. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini telah dilakukan analisis kuantitatif yaitu penentuan kadar
luminal dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Prinsip percobaan nya yaitu
berdasarkan penentuan kadar luminal/phenobarbital dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis untuk melihat serapannya ditunjukkan dengan
perhitungan regresi linear.
Spektrofotometri didefinisikan sebagai interaksi antara radiasi elektromagnetik
(REM) dengan sampel. Jika panjang gelombang REM yang digunakan bersesuaian
dengan panjang gelombang ultraviolet-visible maka disebut spektrofotometri
ultraviolet-visible yang biasadisingkat dengan UV-Vis (Ibnu Ghalib Gandjar dan
Abdul Rohman, 2013).
Mekanisme kerja spektrofotometer yaitu sinar dari sumber sinar adalah sinar
polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator, sebabkan
perubahan sinar dari polikromatis menjadi monokromatis, kemudian sinar
monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi larutan maka akan
menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh detektor untuk diubah
menjadi energi listrik yang kekuatannya dapat diamati oleh alat pembaca (satuan
yang dihasilkan adalah absorban atau transmittan). Alat ini menggunakan hukum
Lambert Beer sebagai acuan, yaitu A = ε B C, dimana hukum Lambert Beer ini
merupakan hubungan antara Absorbansi dengan konsentrasi/ppm yang linier
terhadap penyerapan cahaya, jika konsentrasinya > 0,01M maka, tidak linier karena
ada elektrostatis antara molekul dalam jarak dekat. Panjang gelombang untuk sinar
ultraviolet antara 200-400nm sedangkan panjang gelombang untuk sinar tampak
atau visible antara 400-750nm (Ibnu Gholib Gandjar dan Abdul Rohman, 2013).
Parasetamol dianalisis kadaarnya dengan menggunakan spektrofotometer
karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol mempunyai gugus kromofor
dan gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada
daerah ultraviolet. Parasetamol mempunyai spektrum ultraviolet dalam suasana
asam pada panjang gelombang 245 nm.
GUGUS
AUSOKROM
GUGUS
AUSOKROM
GUGUS KROMOFOR
Ikatan ganda antara dua atom yang
memiliki pasangan elektron bebas
Gugus auksokrom mengandung pasangan elektron bebas yang
disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Yang termasuk dalam gugus
auksokrom ini adalah substituen seperti –OH, -NH2, -NHR dan –NR2. Gugus
ini akan memperlebar sistem kromofor dan menggeser maksimum absorpsi
kearah panjang gelombang yang lebih panjang (Roth dan Blaschke, 1985).
Gugus auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200-800 nm,
namun mempengaruhi spektrum kromofor dimana auksokrom tersebut terikat
(Wiryawan dkk., 2008).
5. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan, berdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk penentuan
kadar sampel parasetamol menghasilkan kadar sebesar 40,095 ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Florey, K. 1982. Analytical Profiler of Drug Substances, academic Press. New York.
Gandjar, Ibnu Gholib & Rohman Abdul. 2015. Spektroskopi Molekular Untuk Analisis
Farmasi. Yogyakarta : University Press
Janet L. Stringer, 2009. Konsep Dasar Farmakologi : Panduan untuk Mahasiswa Edisi
3, Jakarta Penerbit Buku EGC
Prof. Dr. Sudjadi, M.S., Apt dan Abdul Rohman, M.Si., Apt, 2008. Analisis Kuantitatif
Obat. Gadjah Mada University Press
Application : ChemBioDrawUltra