Anda di halaman 1dari 5

Contoh Perhitungan spektrofotometri

ABBO:
1. Suatu sampel mengandung kloramfenikol setelah digerus homogen ditimbang sejumlah 300,0
mg kemudian dimasukkan ke labu ukur 100,0 ml dan diencerkan dengan etanol hingga larut
dan homogen. Dipipet 10,0 ml larutan di atas dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL
lalu diencerkan kembali dengan etanol hingga batas, kocok hingga homogen. Serapan larutan
diukur pada ƛ maksimal 271 nm dan diperoleh nilai A=0,60. Berapakah kadar kloramfenikol
dalam sampel tersebut jika larutan standar dengan konsentrasi 20 ppm memberikan serapan
(A)= 0,595
Jawab:
Soal seperti ini dianalisis menggunakan metode satu titik (one point method)
Sampel 300,0 mg dilarutkan dalam 100 mL: 300,0 mg ---- 3000 ppm (3 mg/ml= 3000 µg/mL)
100,0 mL
Dipipet 10 mL

Encerkan ke 100 mL
( 300 ppm) (diperoleh dari
cara berikut)
ppm = µg/mL
V1N1=V2N2
10. 3000 = 100 N2 A=a.b.c
N2= 30000/100 = 300 ppm
As= a.b.Cs ------------- Cs= As.Cp ----------------------- Ap= 0,595; As =0,60; Cp= 20 ppm
Ap=a.b.Cp Ap

As= serapan sampel


Ap= serapan pembanding
Cs= konsentrasi sampel
Cp = konsentrasi pembanding
==== 0,60 x 20 = 20,168 ppm
0,595 Kadar kloramfenikol = 20,17 ppm X 100% = 6,72%
300 ppm
2. Suatu sampel yang mengandung kofein ditimbang sejumlah 250,0 mg dan dimasukkan Ke
dalam labu ukur 100,0 mL lalu diencerkan dengan HCl 0,1N hingga garis batas, kocok hingga
larut, dan dihomogenkan. Pipet 10,0 ml larutan ini kemudian dencerkan dengan HCl 0,1 N
hingga 100,0 mL kocok hingga homogen. Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum
270 nm dengan kuvet 1 cm dan diperoleh nilai A= 0,50
Berapakah kadar kofein dalam sampel jika nilai E1% 1cm= 500
Jawab:
A= a.b.C
A= E1% 1cm. b. C
E1% 1cm= 10a
Sampel 250,0 mg = 2,5 mg/ml= 2500 ppm=
100 ml
Pengenceran 10 ml diadd ke 100 mL= 2500 dicencerkan 10x = V1N1=V2N2= 10.2500= 100
N2= N2 250 ppm
A = 0,50
E1% 1cm= 10a = 500 a= 50

A= a. b. C
0,50 = 50 x 1 x C
C= 0,50/50 = 0,01 g/L = 0,01 mg/ml= 10 ug/ml=10 ppm
Kadar kofein = 10/250 X 100% = 4%

3. Ditimbang dengan seksama 100,0 mg oxytetrasiklin murni kemudian dimasukkan ke dalam


labu ukur 100,0 mL dan diencerkan dengan metanol hingga batas, kocok sampai larut. Pipet 10,0
mL larutan ini dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 ml, diencerkan dengan metanol hingga
batas, kocok sampai homogen. Siapkan 5 buah labu ukur 100,0 ml pada masing-masing labu
ukur tersebut dimasukkan berturut-turut 1,0; 2,0; 4,0;6,0; 8,0 larutan di atas, kemudian
diencerkan masing-masing dengan methanol hingga garis batas, kocok hingga homogen.
a. Hitung berapa ppm konsentrasi akhir oxytetrasiklin pada lima buah labu tersebut.
b. Tentukan persamaan kurva kalibrasi jika serapan senyawa tersebut masing-masing 0,0365;
0,071; 0,140; 0,213; 0,280
c Jika suatu sebanyak 10 mg sampel oxytetrasiklin dilarutkan dalam 100 ml, lalu sebanyak 10 ml
larutan dipipet dan diencerkan ke 100 mL. Larutan senyawa tsb memberikan serapan 0,185
hitung kadar senyawa tersebut dalam sampel.
Jawab:
a. 100,0 mg/100,0 mL -------- 1 mg/ml (1000 ppm) selanjutnya dipipet:
V1N1 +V2N2===== 10.1000= 100 N2==== N2= 100 ppm
Larutan induk 100 mg/ 100,0 ml= 0,1 mg/ mL= 100 ppm (1,2,4,6,8 ml)
Lalu diencerkan, gunakan rumus V1 N1 = V2 N2 ==== 1.100=100.N2 ====N2= 1 ppm
Kemudian tentukan persamaan kurva kalibrasi
Konsentrasi (ppm) Serapan
1 0,0365
2 0,071
4 0,140
6 0,213
8 0,280

b. Hitung dengan menggunakan kalkulator LR a= 0,0013 b = 0,035


Persamaan y= 0,035 X+ 0,0013
Y= absorban ====x= konsentrasi
c. Jika serapan larutan 0,185 (Y) maka senyawa tersebut memiliki konsentrasi :
0,185 = 0,035 X + 0,0013
X = 0,185-0,0013
0,035
X= 5,24 ppm

Konsentrasi sampel 10 mg/100 ml= 100 ppm


Kemudian diencerkan sebanyak 10 mL menjadi 100 mL. V1N1 = V2N2==
10. 100 = 100 N2==== N2 = 10 ppm
Kadar oxytetrasiklin dalam sampel = 5,24 ppm/10 ppm x 100% =52,4%

Latihan soal:
1. Suatu sampel mengandung parasetamol setelah digerus homogen ditimbang sejumlah 150,0
mg kemudian dimasukkan ke labu ukur 100,0 ml dan diencerkan dengan etanol hingga larut
dan homogen. Dipipet 10,0 ml larutan di atas dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL
lalu diencerkan kembali dengan etanol hingga batas, kocok hingga homogen. Serapan
larutan diukur pada ƛ maksimal 271 nm dan diperoleh nilai A=0,470. Berapakah kadar
kloramfenikol dalam sampel tersebut jika larutan standar dengan konsentrasi 25 ppm
memberikan serapan (A)= 0,525

2. Tolbutamid BM = 270,4 memiliki serapan maksimum pada 262 nm. Data di bawah ini
diukur dengan kuvet 1 cm.
C (µg/ml) A262
0,2 0,121
0,4 0,250
0,6 0,370
0,8 0,490
1,0 0,585
A. Hitung nilai absorptivitas

B. Serbuk tablet Tolbutamid seberat 300 mg dilarutkan dalam air dan diencerkan sampai 1000
ml. 10 ml larutan ini dipipet dan dilarutkan dalam 100 mL. Serapan tersebut sebesar 0,210
pada 262 nm dengan kuvet 2 cm. Hitung kadar Tolbutamid dalam tablet tersebut
A= a.b. C
0,210= a. 2 C
C=…..0.210/2a

 
A=a.b.C (M)
A= E b.C (%)

a.b.M= E.b % M= mol/L=====gram/BM.L


a. M = E.%
a. gram/BM. L= E gram/0,1. 10 (L)
a.

x=

y= 0,035 X+ 0,0013 X = Y-0,0013/0,35


A= ab C ====== A= 0,035 C
ab= 0,035
b=1
a=0,035 =slope=B=gradien

Anda mungkin juga menyukai