Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

“MANAJEMEN LOGISTIK ALAT KESEHATAN & OBAT DI DINAS


KESEHATAN KABUPATEN BONE BOLANGO”
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kelompok Manajemen Logistik)
Dosen Pengampu: Ayu Rofiah Nurfadillah, S.KM., M.Kes

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK DINAS KESEHATAN KAB. BONE BOLANGO

MUHAMMAD RIZKI ASIGARI 811421017


WIDYA WATY M. DANIAL 811421077
JAMILA NURUL AFIFAH DENGO 811421019

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Ta’ala karena karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil survei lapangan ini. Laporan yangberjudul
“Manajemen Logistik Alat Kesehatan & Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone
Bolango” ini diajukan sebagai bukti telah menjalankan tugas Mata Kuliah Manajemen
Logistik Kesehatan.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat memotivasi para petugasdinas
kesehatan terutama di bagian Manajemen Logistik agar lebih memperhatikan
manajemennya dan dapat menambah wawasan bagi penulis serta pembaca.
Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, yakni Ibu Ayu Rofiah Nurfadillah S.KM., M.Kes,
selaku dosen Mata Kuliah Manajemen Logistik. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih atas kontribusi bantuan dalam berbagai bentuk.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan
laporan ini, baik dari segi kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian
akan penulis jadikan sebagai evaluasi.
Demikian semoga laporan ini bisa diterima sebagai ide atau gagasan yang
menambah kekayaan intelektual. Semoga laporan kami ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan juga untuk penulis sendiri.

Gorontalo, November 2023

Kelompok Dinas Kesehatan


Kabupaten Bone Bolango

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 3
A. Pengertian Dinas Kesehatan ......................................................................... 3
B. Manajemen Logistik ..................................................................................... 4
C. Alat Kesehatan .............................................................................................. 4
BAB III METODE ................................................................................................ 10
A. Lokasi ......................................................................................................... 10
B. Waktu Kegiatan .......................................................................................... 10
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11
A. Karakteristik Responden............................................................................ 11
B. Fungsi Manajemen Logistik ....................................................................... 11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13
DOKUMENTASI KEGIATAN ............................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen logistik merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan
evaluasi. Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut
aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat yang dikelola
secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan
farmasi dengan memanfaatkan sumber- sumber yang tersedia seperti tenaga, dana,
sarana dan perangkat lunak (metode dan tata laksana) dalam upaya mencapai tujuan
yang ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja (Hilmawati, Chotimah, Dwimawati, 2019)
Manajemen Logistik menurut Bowersox, DJ (2006) dalam Rizky (2012),
manajemen logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang, barang jadi dari para supplier kepada para pelanggan
(Ilma, Silvia 2017).
Manajemen logistik obat merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan penghapusan obat.
Kebijakan Obat Nasional (KONAS) bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan
keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Keterjangkauan dan penggunaan obat yang rasional
merupakan bagian dari tujuan yang hendak dicapai. Pemilihan obat yang tepat dengan
mengutamakan penyediaan obat esensial dapat meningkatkan akses serta kerasionalan
penggunaan obat (Ilma, Silvia 2017).
Tujuan manajemen obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik
mengenai jenis,jumlah maupun kualitas secara efesien, dengan demikian manajemeobat
dapat dipakai sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang
dimiliki/potensial yang untuk dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan

1
obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien (Ilma, Silvia 2017).
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas
(Ilma, Silvia 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang, maka rumusan masalah yang ada pada laporan ini
yaitu “Bagaimana Manajemen logistik alat kesehatan & Obat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bone Bolango”.
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam tugas survei lapangan ini adalah untuk
mengetahui fungsi Manajemen Logistik Obat yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten
Bone Bolango.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Dinas Kesehatan


Dinas kesehatan merupakan unsur pelaksanaan bidang kesehatan yang dipimpin
oleh kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintah dibidang kesehatan berdasarkan azas otonom dan tugas pembantuan
khususnya di kotanya. Segala bentuk pengawasan, pembinaan dan perijinan Rumah Sakit
Daerah, Puskesmas, Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kesehatan, dan lembaga-lembaga
pelayanan kesehatan swasta ditangani oleh Dinas Kesehatan..
Instalasi Farmasi kabupaten merupakan tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat , alat kesehatan, dan
perbekalan lainnya yang tujuannya akan digunakan untuk melaksanakan program
kesehatan di kabupaten/kota yang bersangkutan. Kedudukan gudang farmasi sebagai unit
pelaksana teknis dalam lingkungan Kementrian kesehatan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas kesehatan Kabupaten/kota. Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengelola Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/
Kota memiliki tugas melaksanakan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan satu
pintu.

3
B. Manajemen Logistik
Manajemen logistik Secara umum pengertian manajemen logistik adalah suatu
penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam kegiatan logistik dengan tujuan agar
pergerakan personil dan barang dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Logistik
merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan
penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat (aditama, 2003).
Sedangkan menurut Donald J. Bowersox dalam bukunya Manajemen Logistik
(1978) menyatakan bahwa manajemen logistik adalah unik karena ia merupakan salah
satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas logistik (lokasi
fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan engurusan & penyimpanan) telah
dilaksanakan orang semenjak awal spesialisasi komersil. Sulit untuk dapat
membayangkan sesuatu pemasaran atau manufakturing yang tidak membutuhkan
sokongan logistik.
1) Tujuan
Tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-
macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, keadaan yang dapat
dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.
Penyelenggaraan logistic memberikan kegunaan waktu dan tempat. Sesuai dengan
pengertian dari manajemen logistik maka dapa di lihat tujuan dari manajemen logistik
tersebut antara lain :
a) Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah tepat
dan mutu yang memadai.
b) Tujuan keuangan, meliputi pengertian bahwa upaya tujuan operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah – rendahnya.
c) Tujuan pengamanan, tujuan ini bermaksud agar persediaan tidak terganggu
oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan
penyusutan tanpa yang tidak wajar. ( Ulfa, M. 2018)
2) Fungsi Manajemen logistik
Dalam mengelola logistik terdapat beberapa fungsi-fungsi manajemen yang

4
membentuk suatu siklus kegiatan logistik. Keberhasilan dalam mengelola logistic
ditentukan oleh kegiatan dalam manajemen fungsi logistik. Fungsi manajemen logistik
menurut Aditama (2003) yaitu fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, fungsi
penganggaran, fungsi pngadaan, fungsi penyimpanan, fungsi pemliharaan, fungsi
penghapusan, fungsi pengendalian.
C. Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin dan atau implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan,
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan atau membentuk struktur serta memperbaiki fungsi tubuh. Kondisi saat ini,
beberapa pelayanan yang dilakukan hamper tidak mungkin memberikan pelayanan
kesehatan tanpa alat kesehatan. Mengingat alat kesehatan begitu penting dalam upaya
pelayanan kesehatan, maka dari itu perlu adanya manajemen logistik alat kesehatan
guna menjaga kualitas dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan standar sesuai
dengan klasifikasi (Ramadhan, 2020). Alat Kesehatan juga merupakan reagen in vitro
dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau
kombinasi, untuk menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in
vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak
mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi, atau
metabolisme untuk dapat membantu fungsi atau kerja yang diinginkan (Permenkes,
2017). Adapun persyaratan peralatan kesehatan di Puskesmas menurut Permenkes
Nomor 75 Tahun 2014 harus memenuhi: (1) Standar mutu, keamanan, keselamatan; (2)
Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (3) Diuji dan
dilakibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Dalam aspek manajemen logistik meliputi input, proses dan output. Dalam
prosesnya, kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan bahan habis pakai
meliputi (Kemenkes RI, 2016)
1) Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat Kesehatan,
dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Untuk pemilihan tersebut
berdasarkan : a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnose dan terapi

5
17 b. Standar sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
telah ditetapkan c. Pola penyakit d. Efektivitas dan keamanan e. Pengobatan
berbasis bukti f. Mutu g. Harga h. Ketersediaan di pasaran
2) Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis,
tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Dalam pedoman perencanaan harus
mempertimbangkan : a. Anggaran yang tersedia b. Penetapan prioritas c. Sisa
persediaan d. Data pemakaian periode yang lalu e. Waktu tunggu pemesanan f.
Rencana pengembangan
3) Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus 18 menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu. Pengadaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari
pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaian antara kebutuhan dan
dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi
kontrak, pemantauan proses pengadaan, dan pembayaran. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai antara lain: a. Bahan baku obat harus disertai Sertifikat Analisa b.
Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS) c.
Sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus mempunyai
Nomor Izin Edar d. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali
untuk sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu
(vaksin, reagensia, dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat
dipertanggung jawabakan.
4) Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait penerimaan
barang harus tersimpan dengan baik.
5) Penyimpanan 19 Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan

6
penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat
menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan
kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi,
cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Komponen-komponen yang harus
diperhatikan antara lain : a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk
mempersiapkan Obat diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal
pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus. b. Elektrolit
konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis
yang penting. c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan
pasien dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan
pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati-hati. d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi. e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi. 20 Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus disimpan terpisah yaitu:
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
khusus bahan berbahaya. b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan
diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis.
Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada
isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus menggunakan tutup demi
keselamatan.
6) Pendistribusian Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan
tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah Sakit
harus menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya
pengawasan dan pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis

7
Habis Pakai di unit pelayanan.
7) Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 21 yang berlaku.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bila: a. Produk
tidak memenuhi persyaratan mutu; b. Telah kadaluwarsa; c. Tidak memenuhi syarat
untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan; dan / atau d. dicabut izin edarnya. Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akan dimusnahkan; b. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan; c.
Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak terkait;
d. Menyiapkan tempat pemunahan; dan e. melakukan pemusnahan disesuaikan
dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan yang berlaku.
8) Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan 22 Bahan Medis Habis Pakai
dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi
dan Terapi di Rumah Sakit.
9) Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu. Kegiatan administrasi
terdiri dari: a. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan terhadap
kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,
pendistribusian, pengendalian persediaan, pengembalian, pemusnahan dan
penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam periode
waktu tertentu (bulanan, triwulanan, semester atau pertahun). b. Administrasi
Keuangan Administrasi keuangan merupakan pengaturan anggaran, pengendalian

8
dan analisa biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan,
penggunaan laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan
Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan. c. Administrasi Penghapusan 23 Administrasi
penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa,
rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai kepada pihak
terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.

9
BAB III

METODE

A. Lokasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu instansi pemerintah
kabupaten yang berfungsi mengatur permintaan gaji dan insentif pegawai, baik pegawai tetap
maupun pegawai tidak tetap (PTT).Dinas Kesehatan berada di Kecamatan Tilongkabila Desa
Toto Utara, bertempatan di Depan Rumah Sakit Toto. Kabupaten Bone Bolango merupakan
satu kesatuan wilayah Provinsi Gorontalo. Secara geografis letak Kabupaten Bone Bolango
berada di bagian timur ibukota provinsi yang mempunyai batas-batas sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kab. Gorontalo;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow;
 Sebelah Selatan sebagian wilayah berbatasan dengan Kota Gorontalo dan Laut Teluk
Tomini;
 Sebelah Barat sebagian wilayahnya berbatasan dengan Kota Gorontalo dan
Kabupaten Gorontalo.
B. Waktu Kegiatan
Kegiatan wawancara di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango kami lakukan
pada hari Jumat 24 November 2023. Wawancara kami lakukan pada pagi hari pukul 10.00
sampai dengan selesai,
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pelaksanaan yang kami lakukan adalah metode wawancara dengan 1
informan. Metode ini merupakan proses interaksi komunikasi mendalam antara
mahasiswa dengan penanggung jawab bidang perencanaan tersebut atau wawancara
mendalam. Kemudian kami juga melakukan perekaman menggunakan handphone.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
Nama : Sofyan Ambo
1) Jabatan : Penanggung jawab perencanaan
2) Pendidkan : D3
3) Lama Kerja di Puskesmas : 13 Tahun
4) Seberapa sering Bapak di Puskesmas : Setiap hari kerja
5) Sudah berapa lama Bapak berada di Puskesmas : Selama Dinas Kesehatan itu buka
B. Fungsi Manajemen Logistik
1) Penyimpanan alat kesehatan itu di simpan di gudang, dan penyimpanannya paling lama 1
minggu dan langsung di distribusikan di puskesmas.
2) Perencanaanya itu biasanya dari ASPAK dari dinas kesehatan, dan sudah terinput semua
kebutuhan Alat kesehatan di puskesmas dari apa yang sudah ada dan belum ada. Untuk alat
yang belum ada itulah yang diberikan dana oleh Kementrian, dan diadakan di dinas
kesehatan berdasarkan data ASPAK.
3) Pendistribusian berdasarkan ASPAK dan sesuai kebutuhan, kendala pada saat
pendistribusian yaitu Transportasi dan Ongkos Kirim alat ke puskesmas Pinogu.
4) Penghapusan Alat kesehatan, untuk penghapusan itu di rekap dulu barang barang ataupun
alat kesehatan yang akan di hapus atau dimusnahkan, dengan membuat telaah. Lalu diliat
lagi pada bagian aset apakah ada barang yang akan dihapus, kalau sudah ada telaah akan di
acc. Kalau pemusnahan alat kesehatan itu dibiarkan di gudang puskesmas masing masing.
5) Pengawasan diawasi oleh petugas bagian aset, yang mengontrol barang dan menggunakan
aplikasi.

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei tentang manajemen logistik obat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Bone Bolango dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik alat
kesehatan di Dinas Kesehatan sudah efektif, dalam bidang perencaan sampai
penghapusan alat kesehatan itu kebanyakan dilakukan di setiap puskesmas. Bagian
Dinas Kesehatan hanya menerima laporan dari setiap puskesmas.
B. Saran
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Sebaiknya tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan lebih memperhatikan terkait
Manajemen Logistik Alat Kesehatan & Obat berupa kelengkapan dan kondisi yang baik agar
tidak menimbulkan kerugian baik bagi pihak puskesmas maupun pasien yang akan menggunakan
alat kesehatan dan mengosumsi obat tersebut.
2) Bagi Mahasiswa
Bagi Mahasiswa agar terus menggali informasi terkait Manjemen Logistik Alat Kesehatan
& Obat agar dapat menambah wawasan serta menambah softskill dengan mengamati tenaga
kesehatan dalam mengelola logistik alat kesehatan & obat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arfanti.2021. Manajemen Pengelolaan Logistik Alat Kesehatan Di Puskesmas Layang


Kota Makasar tahun 2022.
Fathurrahmi. Manajemen Pengelolaan Logistik Obat di Instalasi Farmasi RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar [Internet]. Universitas Islam Negeri Alauidin
Makassar; 2019. Available from: http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/16308
Gusnawani. Analisis Pengelolaan Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Rsud
Lanto Daeng Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2016. Al-Sihah Public Heal
Sci J [Internet]. 2016;10(1):37–47. Available from:
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/download/5418/4799
Hilmawati S., Chotimah., Dwimawati E. 2019. ANALISIS MANAJEMEN LOGISTIK
OBAT DI PUSKESMAS CIPAYUNG KOTA DEPOK PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2019. Vol 3 No. 4. Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
lma N.S., Silvia R. 2017. ANALISIS MANAJEMEN LOGISTIK OBAT DI
PUSKESMAS LUBUK BUAYA KOTA PADANG. Vol 1 No.2 Jurnal
.Syedzasaintik.
Nesi G, Kristin E. Evaluasi Perencanaan Dan Pengadaan Obat di Instalasi Farmasi
RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. JKKI. 2018;

13
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

Dokumentasi bersama penanggung Dokumentasi pada saat wawancara


jawaba perencanaan

Tempat Penyimpanan Barang/Alat


Kesehatan

14

Anda mungkin juga menyukai