MANAJEMEN LOGISTIC
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah Pengantar Manajemen dengan judul “Manajemen Logistik"
Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kurang baik
dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu saya mohon. Saran dan kritiknya demi
kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan terutama ilmu saya.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
kedepannya. Semoga Allah Subhanallahu wa ta’ala membalas kebaikan kita semua. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Penyusun Makalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PEMBAHASAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
ISI..................................................................................................................................3
B. Landasan Teori...................................................................................................5
C. Hasil Kegiatan.....................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan komponen esensial dari pelayanan kesehatan oleh sebab itu diperlukan suatu
sistem manajemen yang baik dan berkesinambungan. Dalam pelayanan kesehatan obat merupakan
salah satu alat yang tidak dapat tergantikan. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan
kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan publik maupun swasta, karena
kekurangan obat di sarana kesehatan dapat berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat
terhadap institusi kesehatan, serta dapat menurunkan semangat kerja staf pelayanan kesehatan.
Proses pengelolaan obat terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pengadaan,
penyimpanan, tahap distribusi dan tahap penggunaan (Quick et al., 1997). Pengadaan obat adalah salah
satu aspek penting dan menentukan dalam pengelolaan obat. Tujuan pengadaan obat adalah
tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan dengan mutu yang
terjamin serta dapat diperoleh pada saat yang diperlukan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perencanaan yang merupakan salah satu fungsi dari pengelolaan
obat harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga obat yang telah direncanakan sesuai dengan
kebutuhan, tepat sasaran dan tepat guna. Untuk mendukung hal ini, perencanaan obat secara terpadu
antara obat untuk pelayanan kesehatan dasar dengan obat program merupakan langkah yang harus
dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perencanaan dan pengadaan obat di sektor publik.
Gudang obat dinas kesehatan adalah tempat terjadinya serangkaian kegiatan fungsi-fungsi logistik
meliputi perencanaan / pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, pendistribusian, penggunaan dan
pengendalian obat (Depkes RI, 2005), Kegiatan-kegiatan pengelolaan obat yang baik dan benar perlu
dilakukan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, karena keberadaan
gudang dinas kesehatan ini sangat berkaitan dengan kegiatan program pelayanan kesehatan yang lain.
Ketersediaan obat dalam kuantitas dan kualitas yang memadai akan memperlancar kelangsungan dan
kesinambungan aktivitas unit kerja lain yang terkait.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan bagaiman manajemen logistik di gudang obat Dinas
Kesehatan Kabupaten Kulonprogo
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Logistik, selain itu juga memberi
wawasan dan pengetahuan baru bagi kami agar kami mengetahui bagaimana manajemen logistik di
gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo.
BAB II
ISI
1. Sejarah
Pada masa sebelum kemerdekaan Lokasi Dinas Kesehatan yang ada saat ini, telah berfungsi sebagai
tempat kegiatan pelayanan kesehatan. Hal ini atas dasar cerita dari salah satu pensiunan kesehatan
Bapak Sukri. Beliau menceritakan bahwa ketika sakit diwaktu kecil pernah diajak bapaknya untuk periksa
kesehatan dengan jalan digendong yang kala itu kira-kira berumur 4 tahun ke Rumah Sakit yang
bertempat di Kantor Dinas Kesehatan yang ada saat ini di Jalan Suparman Nomor 1 Wates. Jika Pak Sukri
lahir pada tahun 1938, itu artinya pada tahun 1942 bangunan Kantor Dinas Kesehatan yang kala itu
berfungsi sebagai balai pengobatan / klinik sudah ada.Pada lokasi kantor Dinas Kesehatan yang
menempati lahan dengan sebutan Zending ini pernah ditempati secara bersamaan. Kesehatan berlokasi
pada bagian selatan (Seksi P2M saat ini), kantor BP4 atau masyarakat biasa menyebut dengan Samalow
bertempat pada sebelah baratnya serta rumah sakit pada sebelah utara. Pada tahun 1975 yang kala itu
dibawah kepemimpinan dr. Sularno kantor Dinas Kesehatan dipindah ke komplek Pemda, sedangkan
BP4 dipindah pada Rumah Dinas Wakil Bupati sekarang.
Dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates membangun pada lokasi yang
baru/lokasi saat ini di Jalan Tentara Pelajar dan pindah pada tahun 1982, pada tahun yang sama Dinas
Kesehatan pindah ke Lokasi sekarang Jalan Suparman nomor 1 Wates sampai dengan sekarang.
Sebutan Dinas Kesehatan dulunya pernah dengan sebutan Dokabu (Dokter Kabupaten), setelah itu DKR
(Dinas Kesehatan Rakyat) dan saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten. Dinas Kesehatan saat ini merupakan
gabungan organisasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Kantor Departemen (Kandep)
Kesehatan Kabupaten pada tahun 2001. Sedangkan Kandep Kesehatan sendiri mulai berdiri pada tahun
1984 berlokasi di Dinas Kesehatan unit II sekarang.
b. Dr. Sudiasih tahun 1969 - 1971, dirangkap dengan Dinas Kesehatan Bantul. Pembaca
3
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 1984, Kepala Kandep pertama dijabat oleh dr. R. Soesilo sekaligus
merangkap sebagai PLT. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Selanjutnya menjabat sebagai Sekda
sampai dengan pensiun.
a. Dr. Edijatno tahun 1993, sebagai PLT kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang kala itu sebagai
Direktur RSUD Wates.
b. Dr. Choirul Anwar tahun 1993 - 1999, selanjutnya menjabat sebagai Direktur RSUD Wirosaban dan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sampai dengan pensiun tahun 2011.
d. Drs. Darto tahun 2004, sebagai PLT kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang kala itu sebagai
Asisten Sekda Kabupaten Kulon Progo.
e. Dr. Lestaryono, M.Kes. tahun 2005 - 2012, selanjutnya menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang
Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Masyarakat.
a. Visi
”Menjadi institusi yang professional untuk mewujudkan masyarakat Kulon Progo sehat dan mandiri”
b. Misi
4) Meningkatkan pelayanan medik dasar dan rujukan yang merata, bermutu dan terjangkau.
B. Landasan Teori
Manajemen gudang adalah suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan pendistribusian barang-
barang agar barang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para peminta pada
waktu, spesifikasi dan jumlah yang tepat. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).
a. Menerima barang.
c. Pengepakan ulang.
d. Menempatkan barang yang baru datang di rak atau lokasi penempatan barang.
f. Mengambil barang dari rak penempatan sesuai dengan permintaan yang dterima.
barang dan membuat dokumen packing list. Menyiapkan container untuk shipping.
Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk timbang dan muat ke dalam truk container.
j. Pemesanan kembali jika stock sudah sampai batas minimum yang ditetapkan.
(PPTManajemen Logistik, Ary Subiyantoro).
Manfaat Pergudangan
Operasi Pergudangan
Operasi gudang adalah kegiatan yang dilakukan oleh gudang dan lapangan penumpukan. Kegiatan
tersebut terdiri dari :
a. Penerimaan muatan di gudang ( receiving ), bertujuan untuk mendapatkan barang sesuai dengan
pesanan atau kontrak.
b. Penyimpanan barang ( storage ), bertujuan untuk menghindarkan barang dari kerusakan dan
kehilangan sehingga siap diberikan kepada pemakainya jika diperlukan.
c. Penyerahan barang ( delivery ), bertujuan untuk menjamin pengeluaran barang sesuai dengan
permintaan pemakainya baik jenis maupun jumlahnya. (PPT Manajemen Logistik, Ary Subiyantoro).
Prosedur penerimaan persediaan dilakukan oleh fungsi penerimaan. Prosedur yang dilakukan oleh
fungsi penerimaan yaitu :
Yang bertugas pada tahap adalah bagian gudang. Prosesnya adalah sebagai berikut :
2) Pengadaan dan Penyimpanan untuk memenuhi kebutuhan dalam kuantitas dan kualitas.
6) Dapat melayani produksi dengan bahan-bahan yang dibutuhkan pada waktu, tempat serta
7) Pencatatan persediaan yang akurat tentang barang masuk, keluar dan penggunaannya.
Pada sistem ini perhitungan persediaan barang dagangan akan dilakukan pada akhir periode berjalan.
b) Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory system)
Pada sistem pencatatan perpetual ini, perhitungan persediaan barang dagangan dilakukan setiap saat
terjadi perubahan persediaan barang dagangan.
2) Inventarisasi persediaan
Inventarisasi persediaan merupakan kegiatan untuk memperoleh data atas seluruh persediaan yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan guna mendukung proses pengendalian dan pengawasan persediaan,
serta mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. (PPT Manajemen
Logistik, Ary Subiyantoro).
C. Hasil Kegiatan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Fransiska Ristinurani, kegiatan manajemen logistik
di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan obat dilakukan untuk menetapkan jenis serta jumlah obat yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk obat program kesehatan yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan koordinasi dan keterpaduan dalam hal perencanaan
kebutuhan obat sehingga dibentuk tim perencanaan obat terpadu.
Perencanaan obat terpadu didasarkan pada Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dari Puskesmas, kemudian
RKO tersebut di rekap dan dikirimkan ke provinsi. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dibuat satu tahun
sebelumnya.
Proses perencanaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo melalui beberapa tahap sebagai
berikut :
Pengadaan obat diawali dengan perencanaan kebutuhan dimana kegiatan yang dilaukan adalah :
1) Tahap pemilihan obat
a) Metode konsumsi, didasarkan atas analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya.
Pengadaan obat untuk Pelayanan Kesehtan Dasar (PKD) dibiayai melalui berbagai sumber anggaran.
Berbagai sumber anggaran yang membiayai pengadaan obat antara lain :
2) PAD/ APBD II
3) Askes
4) Program kesehatan
6) Sumber-sumber lain
2. Pengadaan
Pengadaan obat merupakan proses untuk penyediaan obat yang dibutuhkan di Unit Pelayanan
Kesehatan. Pengadaan obat dilaksanakan oleh Tim Perencanaan Obat Kabupaten Terpadu. Tim
Perencanaan Obat mengolah kembali RKO yang sudah dikirimkan ke pusat sudah sesuai atau belum,
karena tidak semua penggunaan obat sama pada tahun sebelumnya.
Pengadaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode E-Purchasing yaitu
pembelian obat berdasarkan sistem Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan pembayarannya dilakukan
secara online. Selain metode E-Purchasing pengadaan obat juga dilakukan dengan cara penunjukan
langsung atau pemilihan langsung untuk pengadaan obat skala kecil yang biayanya kurang dari 200 juta,
apabila biaya pengadaan obat lebih dari 200 juta maka dilakukan lelang.
3. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat
yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat adalah untuk memelihara mutu obat, menghindari penyalahgunaan dan
penggunaan yang salah, menjaga kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan.
Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo disimpan di dalam gudang dengan menggunakan
sistem alfabetis dan sistem FIFO (First In First Out), dan suhu gudang diatur sesuai dengan peraturan
suhu yang telah ditetapkan.
4. Pendistribusian
Distribusi obat dilakukan agar persediaan jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari
kekosongan dan menumpuknya persediaan serta mempertahankan tingkat persediaan obat.
Distribusi obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo didasarkan pada permintaan dari Puskesmas.
Biasanya Puskesmas meminta obat setiap dua bulan sekali dengan memperhitungkan ketersediaan obat
di Puskesmas cukup untuk dua bulan ke depan. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
mendistribusikan obat setiap dua bulan sekali dan dilakukan pada bulan ganjil.
10
5. Pengendalian/ Pengawasan
Pengendalian/ pengawasan obat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo yaitu
berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) atau Surat Permintaan Obat
yang ada, kemudian mengecek ketersediaan obat melalui data di dalam komputer.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo membuat sistem penjatahan obat untuk setiap Puskesmas di
Kabupaten Kulon Progo. Dengan begitu ketersediaan obat lebih terkendali karena setiap Puskesmas
sudah memiliki jatah obat masing-masing.
6. Pemusnahan/ Penghapusan
Obat-obat yang sudah kadaluarsa dan rusak dicatat, kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam
gudang khusus obat kadaluarsa selama satu tahun. Setelah itu, pegawai melaporkan kepada Kepala
Dinas dan kemudian Kepala Dinas melapor kepada Bupati untuk meminta izin melakukan penghapusan
obat kadaluarsa. Penghapusan/ pemusnahan obat kadaluarsa dlakukan oleh pihak ketiga.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen gudang adalah suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan pendistribusian barang-
barang agar barang tersimpan tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para peminta pada
waktu, spesifikasi dan jumlah yang tepat.
Kegiatan manajemen logistik di gudang obat Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan obat terpadu didasarkan pada Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dari Puskesmas,
kemudian RKO tersebut direkap dan dikirimkan ke provinsi. Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dibuat satu
tahun sebelumnya.
2. Pengadaan
Pengadaan obat dilaksanakan oleh Tim Perencanaan Obat Kabupaten Terpadu. Tim Perencanaan
Obat mengolah kembali RKO yang sudah dikirimkan ke pusat sudah sesuai atau belum, karena tidak
semua penggunaan obat sama pada tahun sebelumnya.
Pengadaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menggunakan metode E-Purchasing yaitu
pembelian obat berdasarkan sistem Katalog Elektronik (E-Catalogue) dan pembayarannya dilakukan
secara online. Selain metode E-Purchasing pengadaan obat juga dilakukan dengan cara penunjukan
langsung atau pemilihan langsung untuk pengadaan obat skala kecil yang biayanya kurang dari 200 juta,
apabila biaya pengadaan obat lebih dari 200 juta maka dilakukan lelang.
12
3. Penyimpanan
Obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo disimpan di dalam gudang dengan menggunakan
sistem alfabetis dan sistem FIFO (First In First Out), dan suhu gudang diatur sesuai dengan peraturan
suhu yang telah ditetapkan.
4. Pendistribusian
Distribusi obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo didasarkan pada permintaan dari Puskesmas.
Biasanya Puskesmas meminta obat setiap dua bulan sekali dengan memperhitungkan ketersediaan obat
di Puskesmas cukup untuk dua bulan ke depan. Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
mendistribusikan obat setiap dua bulan sekali dan dilakukan pada bulan ganjil.
5. Pengendalian/ Pengawasan
Pengendalian/ pengawasan obat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo yaitu
berdasarkan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) atau Surat Permintaan Obat
yang ada, kemudian mengecek ketersediaan obat melalui data di dalam komputer.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo membuat sistem penjatahan obat untuk setiap Puskesmas di
Kabupaten Kulon Progo. Dengan begitu ketersediaan obat lebih terkendali karena setiap Puskesmas
sudah memiliki jatah obat masing-masing.
6. Pemusnahan/ Penghapusan
Obat-obat yang sudah kadaluarsa dan rusak dicatat, kemudian dikumpulkan dan disimpan di dalam
gudang khusus obat kadaluarsa selama satu tahun. Setelah itu, pegawai melaporkan kepada Kepala
Dinas dan kemudian Kepala Dinas melapor kepada Bupati untuk meminta izin melakukan penghapusan
obat kadaluarsa. Penghapusan/ pemusnahan obat kadaluarsa dlakukan oleh pihak ketiga.
B. Saran
Alangkah baiknya jika penyimpanan obat yang kadaluarsa/ rusak jangka waktunya dikurangi lagi, karena
jika penyimpanan obat kadaluarsa harus menunggu satu tahun untuk dimusnahkan bisa saja keadaan
obat akan lebih parah, dan selain itu akan menimbulkan penumpukan obat yang kadaluarsa/ rusak
sehingga membutuhkan ruang yang lebih besar.
13
DAFTAR PUSTAKA
dinkes.kulonprogokab.go.id
14