Dosen Pengampu:
Putri Permatasari,SKM,MKM
Disusun oleh:
Kelompok 7
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa
kehendak-Nya penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
positif dari para pembaca dan dosen pengampu, sehingga penulisan makalah
bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Pengertian Pendistribusian Logistik Kesehatan.............................................3
2.2 Pentingnya Pendistribusian Logistik Kesehatan............................................4
2.3 Sistem Pendistribusian Logistik Kesehatan...................................................7
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendistribusian Logistik Kesehatan......10
2.5 Kendala dalam Pendistribusian Logistik Kesehatan....................................11
2.6 Upaya-Upaya dalam Menghadapi Kendala Pendistribusian Logistik
Kesehatan.....................................................................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................14
3.1 Simpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut (Rusdiana, Saputra, & Noviyanto, 2015) pendistribusian
logistik kesehatan merupakan suatu proses penyerahan obat-obatan atau
perbekalan kesehatan mulai dari persediaan oleh instalasi farmasi rumah sakit
sampai diserahkan kepada petugas kesehatan untuk diberikan kepada pasien.
Distribusi besar sekali peranannya dalam pelaksanaan kesehatan karena
dengan terlaksananya proses disribusi yang baik maka obat-obatan dan alat
kesehatan akan tersampaikan kepada pasien secara tepat waktu dan dapat
langsung digunakan tanpa harus menunggu lama. Oleh karena itu,
pendistribusian harus terealisasikan dengan perencanaan manajemen yang
matang dan jelas sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pendistribusian Logistik Kesehatan
Menurut Lukas dan Sari (2004) pendistribusian adalah kegiatan
pengelolaan logistik yang berkaitan dengan pembagian dan penyampaian
logistik kepada satuan atau unit organisasi yang membutuhkan sesuai
dengan sistem kerja yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut (Depkes RI,
2008) pendistribusian logistik kesehatan adalah kegiatan mendistribusikan
perbekalan farmasi baik dirumah sakit ataupun fasilitas kesehatan lainnya untuk
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
serta untuk menunjang pelayanan medis. Dari kedua definisi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa, pendistribusian logistik kesehatan adalah bagian dari
manajemen logistik berupa pembagian dan penyampaian perbekalan farmasi
mulai dari persediaan oleh instalasi farmasi rumah sakit sampai diserahkan
kepada petugas kesehatan untuk diberikan kepada pasien demi menunjang
keberlangsungan pelayanan medis.
3
2.2. Pentingnya Pendistribusian Logistik Kesehatan
Pendistribusian merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan
pengaturan pemindahan barang logistic dari tempat penyimpanan ke tempat
pemakai (user) sehingga menjamin kelancaran pelayanan yang bermutu (Subagya,
1994).
Sistem pendistribusian logistic dipengaruhi oleh sistem penyimpanannya. Jika
proses penyimpanan tidak dapat berjalan dengan baik, maka proses
pendistribusian akan terhambat. Proses pendistribusian dianggap penting karena
jika tidak dilakukan dengan manajemen yang efektif dan efisien, maka akan
mengakibatkan hubungan yang tidak baik antara peminta barang dengan pengelola
barang di gudang penyimpanan. Hal tersebut disebabkan karena di gudang
penyimpanan tidak dapat melakukan penyaluran sesuai dengan permintaan yang
diminta setiap ruangan atas pengelolaan dan pengadaan barang yang tidak baik
dan tidak sesuai dengan perencanaan (Mokalu dkk, 2019).
A. Pengurusan dan Penyelenggaraan Barang
Distribusi logistik merupakan kegiatan dan usaha pengurusan barang
dalam penyelenggaraan penyaluran dan penyampaian kebutuhan logistik
kepada unit kerja yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
kegiatan distribusi logistik tidak hanya memberi dan menyerahkan logistik
kepada unit kerja yang membutuhkan, namun dituntut adanya kegiatan
perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian yang tepat sehingga tercipta
prosedur kerja dan sistem kerja dalam penyaluran logistik secara teratur, tertib,
dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendukung efektivitas dan efisiensi
dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Aditama, 2002).
Kegiatan distribusi logistik pada dasarnya merupakan lanjutan dari
proses penyimpanan atau penggudangan logistik. kegiatan distribusi barang
juga merupakan suatu suatu kegiatan guna melakukan pemenuhan kebutuhan
logistik bagi unit kerja dalam suatu organisasi. oleh karena itu, kegiatan
distribusi merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan kegiatan suatu
organisasi.kegiatan ini harus mendapat perhatian yang proporsional karena
4
efektivitas dan efisiensi kerja setiap unit kerja maupun organisasi secara
keseluruhan sangat ditentukan oleh profesionalitas dalam kegiatan pengelolaan
distribusi logistic (Aditama, 2002).
Efisiensi pelaksanaan fungsi pendistribusian secara tidak langsung akan
mempengaruhi kecermatan dan kecepatan penyediaan, oleh karena itu harus
ditetapkan prosedur baku pendistribusian bahan logistic yang meliputi (Fantho,
2014) :
1) Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab mengenai kebenaran dan
kewajaran permintaan bahan, baik mengenai jumlah, spesifikasi maupun
waktu penyerahannya. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemborosan
atau pengeluaran yang tidak perlu.
2) Siapa yang berwenang dan bertanggung jawab menyetujui permintaan dan
pengeluaran barang dari gudang. Di Rumah Sakit Pemerintah biasanya
penanggung jawab gudang sekaligus bertindak selaku Bendaharawan
Barang.
5
3) Dilihat apakah pengiriman telah melampaui batas waktu sesuai dengan
batas waktu yang tertera dalam kontrak. Jika melampaui maka panitia
penerima barang membubuhkan tanda tanggalnya sesuai dengan tanggal
pada saat barang tersebut diterima.
4) Setelah dokumen selesai diperiksa maka barang didistribusikan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, lalu akan mendistribusikan ke unit jaringannya sesuai
dengan kebutuhan.
6
2.3 Sistem Pendistribusian Logistik Kesehatan
Krista R., 2016) Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh
pasien dengan mempertimbangkan (RI, 2004):
1. Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
2. Metode sentralisasi atau desentralisasi
3. System floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.
Sistem distribusi obat dibagi menjadi dua sistem, yaitu (Febriawati, 2013):
7
Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas
A dan B karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.
8
9. Pelayanan klinik Apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan
dan diberikan secara efisien, misalnya pengaturan suatu terapi obat
penderita khusus yang diminta dokter
10. Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik obat dan studi
asesmen mutu terapi oleh penderita
9
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendistribusian Logistik
Sentralisasi
Kelebihan
1) Lokasi gudang tidak jauh dengan tempat pemakaian, sehingga
tidak banyak membuang waktu untuk mengambil barang yang
berada di gudang ke tempat pemakaian
2) Dapat mengurangi harga per satuan karena biasanya dengan
menerapkan sistem sentralisasi ini pengadaan/pembelian
dilakukan dalam partai besar sehingga organisasi/ perusahaan
(sebagai pembeli) diberikan potongan oleh penjual (pemasok)
3) dapat mereduksi (mengurangi) biaya tambahan (overhead cost),
sehingga akan mendukung efisiensi.
4) dapat mendukung program standardisasi dan sistem pertukaran
logistik antarbagian.
Kelemahan
1) kebutuhan yang mendesak dari suatu unit tertentu
dimungkinkan tidak dapat cepat dilayani dan dipenuhi karena
bagian pembelian masih menunggu daftar kebutuhan logistik
dari unit-unit kerja yang lain ataupun karena prosedur pengajuan
maupun distribusi penyampaian logistik yang berliku-
liku/birokratis sehingga hal ini tentunya akan dapat
mempengaruhi tingkat efektifitas dan efisiensi kerja unit-unit
kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2) pemenuhan permintaan kebutuhan logistik pada unit-unit kerja
sebagai pengguna (user) dimungkinkan tidak sesuai dengan
kebutuhan, terutama berkaitan dengan spesifikasi barangnya
10
maupun waktunya, karena bagian logistik khususnya bagian
pengadaan logistik tidak mengetahui persis kebutuhan masing-
masing unit kerja.
Desentralisasi
Kelebihan
1) kebutuhan atas logistik dari masing-masing unit kerja akan cepat
dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan.
2) menjamin ketepatan pembelian logistik karena masing-masing
unit kerja mengetahui persis akan spesifikasi kebutuhan
logistiknya
Kelemahan
1) ada kecederungan masing-masing unit kerja untuk memiliki
logistik (barang-barang) baru, padahal logistik yang ada masih
berdaya guna sehingga hal ini akan menimbulkan tertumpuknya
barang-barang yang tidak diperlukan di beberapa bagian.
2) terdapatnya bermacam-macam logistik yang berbeda-beda
bentuknya, ukuran, dan tipenya sehingga hal ini jelas tidak
mendukung program standardisasi dan normalisasi, sekaligus
tidak mendukung kemungkinan pertukaran logistik antar
bagian/unit kerja dalam suatu organisasi.
3) biaya per satuan barang relatif lebih besar, karena pembelian
dengan sistem ini tentunya dalam partai yang lebih kecil bila
dibandingkan apabila menggunakan sistem sentralisasi sehingga
otomatis jumlah potongan yang diberikan penjual juga relatif
lebih kecil.
4) Biaya tambahan (overhead cost) relatif lebih besar bila
dibandingkan apabila menggunakan sistem sentralisasi.
(Kebutuhan & Fungsional, n.d. , 2013 )
11
2.5 Kendala dalam Pendistribusian Logistik Kesehatan
12
2.6 Upaya-Upaya dalam Menghadapi Kendala Pendistribusian Logistik
Kesehatan
1. Apabila terjadi kekosongan stok obat, maka pihak Instalasi Farmasi akan
melakukan komunikasi dengan dokter apakah obat tersebut bisa diganti
dengan obat dengan jenis terapi yang sama. Jika obat tersebut tidak dapat
diganti maka Instalasi Farmasi akan segera melakukan pengadaaan untuk
obat tersebut (Hadidah dan Thinni, 2016).
2. Melakukan prioritas dalam pemenuhan logistic (Wirawan, 2019).
3. Diperlukan sarana pengiriman barang dari seksi gudang rumah sakit kepada
unit-unit kerja pengguna yang lebih baik dan memadai agar barang
terhindar dari kerusakan pada saat distribusi (Wirawan, 2019).
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pendistribusian logistik kesehatan adalah bagian dari manajemen logistik
berupa pembagian dan penyampaian perbekalan farmasi mulai dari persediaan
oleh instalasi farmasi rumah sakit sampai diserahkan kepada petugas kesehatan
untuk diberikan kepada pasien demi menunjang keberlangsungan pelayanan
medis. Pendistribusian merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan
pengaturan pemindahan barang logistic dari tempat penyimpanan ke tempat
pemakai (user) sehingga menjamin kelancaran pelayanan yang bermutu. Proses
pendistribusian dianggap penting karena jika tidak dilakukan dengan manajemen
yang efektif dan efisien, maka akan mengakibatkan hubungan yang tidak baik
antara peminta barang dengan pengelola barang di gudang penyimpanan.
14
1. Ketersediaan logistic yang terbatas
2. Ketidaksesuaian antara permintaan dan pemberian
3. Keterbatasan anggaran
4. Kerusakan logistic saat penyaluran
1. Apabila terjadi kekosongan stok obat, maka pihak Instalasi Farmasi akan
melakukan komunikasi dengan dokter
2. Melakukan prioritas dalam pemenuhan logistik
3. Diperlukan sarana pengiriman barang dari seksi gudang rumah sakit kepada
unit-unit kerja pengguna yang lebih baik dan memadai
3.2. Saran
Setelah memperlajari tentang pendistribusian logistic Kesehatan, penulis
menyarankan agar dapat menerapkannya dalam melakukan pendistribusian
logistic Kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas, atau di fasilitas pelayanan
Kesehatan lainnya agar kegiatan pendistribusian dapat berjalan dengan baik dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
15
Daftar Pustaka
Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Fantho. (2014). “Manajemen Logistik Puskesmas dan RS”. Diakses pada 12 April
2020, dari: https://www.slideshare.net/Fantho/manajemen-logistik-puskesmas-dan-rs
F. D. M., Kebutuhan & Fungsional, F. (n.d.). Administrasi logistik. 2013. diakses pada
tanggal 12 April 2019. https://id.scribd.com/doc/151306291/ADMINISTRASI-
LOGISTIK
Febriawati, Henni. (2013). Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Jakarta: Gosyen
Publishing. Hal. 38,66.
Lukas dan Sari. (2004). Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Grasindo.
Rusdiana, N., Saputra, B., & Noviyanto, F. (2015). Alur Distribusi Obat dan Alat
Kesehatan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Malingping.
Farmagazine, 2(1), 25.
RI, K. K. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
30(8), 2221.
16
Rusdiana, Nita,dkk. 2019. Analisa Kesesuaian Persepsi Obat Pasien BPJS Kesehatan
dengan Formulatorium Nasional di Puskesmas Kabupaten Tangerang Tahun 2016.
Jurnal Farmagazine: Vol 6, No 2 (2019)
S, Subagya M. (1994). Manajemen Logistik. Jakarta: PT Gunung Agung.
Siagian, Sondang P. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sutarman. (2011). Mencoba Logistik Bencana Alam. Jakarta: Gramedia.
17