3. Hasrianti (042021020)
5. Indra (042021023)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi hidayah-Nya sehingga, dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Manajemen
Operasional dan Logistik dalam bidang kesehatan” dengan lancar, dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang materi “Manajement
Logistik di bidang kesehatan”. Tujuan dibuatnya makalah ini agar dapat menyelesaikan tugas kuliah yaitu kewirausahaan yang akan bermanfaat dalam
Makalah ini dapat diselesaikan berkat partisipasi teman-teman kelompok, dan juga referensi yang kami dapat dari internet dan buku, dan bantuan dosen
pembimbing Ibu Jasmani.S.ST.,M.Keb mata kuliah Kewirausahaan. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang ikut
terlibat.
Penyusun
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan…………..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Diantara berbagai jasa layanan
kesehatan, rumah sakit memegang peranan penting karena menyediakan layanan kesehatan yang terpadu bagi pasien. Rumah Sakit menjadi tempat dan
tumpuan masyarakat untuk memperoleh pelayanan, pertolongan, dan perawatan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang sangat
penting dalam meninjau mutu pelayanan rumah sakit. Salah satu hal lain yang memegang peran penting dalam mendukung penyediaan jasa pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan responsif adalah proses logistik. (Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2009, Manajemen Pelayanan, Pustaka
Pelajar,Yogyakarta, hal.18-19.)
Secara umum, proses logistik terkait dengan pengelolaan dan pemenuhan material, pasokan dan manajemen instrumen dan pengadaan
berbagai item di rumah sakit (Tung dkk, 2008). Persediaan obat pada rumah sakit melibatkan jumlah obat dan nilai obat yang tidak sedikit.
Rumah Sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan fasilitas yang diunggulkan. Melainkan juga sikap dan layanan sumber
daya manusia merupakan elemen yang berpengaruh terhadap pelayanan yang dihasilkan kepada pasien. Masyarakat memandang bahwa hanya Rumah
Sakit yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang diderita pasien. Pasien mengharapkan
pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap keluhan penyakit pasien.
Logistik merupakan salah satu penunjang mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Jika manajemen logistik di Rumah Sakit berjalan
dengan baik, maka ketersediaan bahan dan barang di Rumah Sakit akan terjamin dengan baik. Logistik secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan
atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan material/alat-alat.
Logistik di Rumah Sakit yaitu bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai misalnya persediaan logistik di Rumah Sakit yaitu ada; dapur,
farmasi, laboratorium, air, alat tulis kantor (ATK), kerumah tanggaan (listrik, sabun, tisu, sapu, karbol), loundry, dan persediaan makanan. (Boy S.
Bila kenyataan pengalaman selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit lebih baik dari pada yang diharapkannya maka mereka akan
puas, sebaliknya bila pengalaman selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit lebih rendah daripada yang mereka harapkan maka mereka akan
merasa tidak puas. (Daryanto, 2001, Manajemen Pemasaran, Sarana Tutorial Nurani sejahtera, Bandung, hal. 9.)
Agar tercapainya kepuasan pasien diperlukan peningkatan standar dalam menjaga mutu pelayanan yang mengacu pada kualitas pelayanan
dan fasilitas kesehatan agar dapat memenuhi kepuasan pasien atau masyarakat.
Pasien baru merasa akan puas, apabila pelayanan kesehatan yang diperolehnya sesuai dengan harapannya. Apa yang baik untuk konsumen
adalah apa yang baik untuk semua orang. Maka dapat disimpulkan kepuasan pasien merupakan suatu tingkat perasaan pasien yang timbul dikarenakan
1
hasil dari membandingkan kinerja layanan kesehatan yang diterimanya dengan apa yang diharapkannya. (Sulistyo Purborini dan Maharani Hardjoko,
1997, 12 Lanngkah Menuju sukses Melalui Pelayanan Bermutu, Arcan, Jakarta, hal. 73.)
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana Manajemen Logistik di bidang kesehatan yang baik terutama pada pelayanan di Rumah Sakit?
C. Tujuan
2. untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Logistik di bidang kesehatan yang baik terutama pada pelayanan di Rumah Sakit?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Siagian (1992), menyatakan bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain,
sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni
serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material atau
Manajemen logistik merupakan seni dan ilmu pengetahuan yang mencakup proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pemeliharaan, serta penghapusan persediaan yang berupa material atau alat-alat (Tjandra, 2000).
Dalam konteks rumah sakit, logistik merupakan penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena logistik merupakan
subsistem yang bertugas menyediakan barang dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, kualitas, dan pada
waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien sehingga dapat memuaskan konsumen, baik karyawan rumah sakit yang membutuhkan,
Definisi Manajemen Logistik Istilah manajemen logistik rumah sakit didefinisikan oleh Aditama (2003) yaitu ilmu pengetahuan serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat.
Pengertian manajemen logistic menurut Bowersox (2004), adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan
penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier , diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.
3
B. Ruang Lingkup Manajemen Logistik
1. Kegiatan manajerial
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pengawasan/pengendalian
2. Kegiatan operasional
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran Yaitu kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara untuk menghubungkan pengadaan barang
yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.
a. Pengadaan Yaitu kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
b. Penggunaan Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara yang sesuai dengan tugas
c. Pemanfaatan Yaitu pendayagunaan Barang Milik Negara yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga
dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerja sama pemanfaatan, dan bangun guna serah/bangun serah guna dengan tidak mengubah status kepemilikan.
d. Pengamanan dan pemeliharaan Yaitu kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang milik
negara serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.
e. Penilaian Yaitu suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/ fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/ teknik
f. Penghapusan Yaitu tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang
untuk membebaskan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang dan/ atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas
g. Pemindahtanganan Yaitu pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan,
h. Penatausahaan Yaitu rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
i. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Yaitu rangkaian kegiatan yang meliputi penetapan kebijakan teknis, pemantauan, penertiban, melakukan
pengauditan serta investigasi atas pelaksanaan siklus logistik/ pengelolaan barang milik negara. 3. Objek
a. Perbekalan umum
b. Peralatan
4
e. Bekal kesehatan
Tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, keadaan
yang dapat dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistic memberikan kegunaan (utility)
waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga pemerintah (Bowersox, 2004) Sejalan dengan
pengertian manajemen logistik menurut Aditama (2003) maka Manajemen logistik memiliki tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Tujuan operasional, agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2. Tujuan keuangan meliputi pengertian bahawa upaya tujuan operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
3. Tujuan pengamanan bermaksud agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan
yang tidak wajar lainnya. 9 Ciri- ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap perpindahan (movement) dan
Manajemen logistik berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang,
pelayanan, dan informasi terkait dari titik permulaan hingga titik konsumsi dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan (Miranda dan
Tunggal, 2005).
1. Fungsi perencanaan
Pengertian perencanaan secara umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan
oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di setiap organisasi (Mustikasari, 2007). Fungsi perencanaan ini
mencakup aktivitas dalam menentukan sarana-sarana, pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik. Kegiatan perencanaan yang dapat
dilakukan adalah penentuan kebutuhan (Miranda dan Tunggal, 2005). Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-
masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai
sasaran) organisasi (Subagya, 1994). Perencanaan dapat dibagi kedalam periode sebagai berikut:
2. Fungsi penganggaran
5
Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu atau skala
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari). Fungsi ini merupakan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan
kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.
Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu dalam kegiatan ini. Dalam menyusun anggaran terdapat beberapa hal
a. peraturan terkait
d. pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pengaturan logistik (Subagya & Mustikasari).
3. Fungsi pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan
menciptakan sesuatu yang belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas
efisiensi (Subagya, 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan
yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
Kode etik pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
a) Hubungan pribadi dengan para pedagang sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua tahap perdagangan
Setiap mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan pelanggan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
a) keanggotaan panitia minimal lima orang terdiri dari unsur: perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan, penanggung jawab keuangan,
b) dilarang duduk sebagai anggota panitia adalah: kepala kantor atau satuan pekerja atau pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat jenderal
c) panitia pelelangan dibentuk oleh kepala kantor atau satuan pekerja atau pemimpin proyek
d) masa kerja panitia berakhir sesuai dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya, 1994).
4. Fungsi penyimpanan
6
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi
untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi sebelumya dengan pemenuhan yang tepat dan biaya serendah mungkin. Fungsi ini
mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang (Mustikasari, 2007).
1. Pemilihan lokasi
Aksesibilitas, utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan, keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
a) Barang biasa: Kendaraan, mobil ambulan, alat berat, brankas, kursi roda dan lain-lain.
1. Pengaturan ruang
Bentuk tempat penyimpanan, rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
Formulir transaksi, kartu catatan, kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang, pengawetan dan lain-lain.
Pencegahan terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan (Mustikasari,
2007).
5. Fungsi penyaluran
Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya (Subagya, 1994).
1. proses Administrasi;
4. proses angkutan;
6. Fungsi pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap tahapan manajemen logistik yang sedang
7
Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
1. merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain
2. melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan
3. melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan
8
E. Manajemen Obat di Puskesmas
Agar tercapai tujuan ideal dari suatu pengobatan atau pelayanan kesehatan, idelanya obat harus tersedia, artinya cukup dalam jumlah dan jenisnya.
Kemudian obat itu harus ada setiap saat, sehingga dapat diberikan kepada yang membutuhkan saat itu juga, dan pasien tidak perlu menunggu lama,
mengorbankan waktu hanya demi menunggu obat. Terakhir, dan yang terpenting, obat itu harus terjamin mutunya dan harganya harus terjangkau. Jika
obat ada setiap saat dan lengkap, namun sudah kadaluarsa, itu tidak ada artinya. Sama juga jika obat generic yang disediakan sangat sedikit. Tentu hal
ini akan sangat memberatkan pasien yang kebanyakan adalah warga kurang mampu. Namun seringkali idealisme terbentur dengan realita. Selalu saja
ada hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya idealisme yang baik itu. Hambatan yang dihadapi dalam hal ini diantaranya adalah dana yang
terbatas, padahal kebutuhan masyarakat bisa dikatakan tidak terbatas. Kita tidak mungkin melarang orang lain sakit kanker misalnya. Penyakit-penyakit
tersebut bisa datang tanpa diundang, mendadak, dan tanpa izin. Akhirnya kita tidak pernah tahu penyakit apa yang akan menyerang di kemudian hari
dan obat apa saja yang dibutuhkan untuk menanggulanginya. Meskipun tentu saja, upaya preventif dan promotif bisa dilakukan untuk menekan angka
kejadian penyakit, namun tetap saja, hasil yang diharapkan belum tentu dapat tercapai dan kemungkinan berbagai penyakit yang muncul tidak dapat kita
duga dengan akurat. Untuk mengatur ketersediaan obat di puskesmas, pemerintah membentuk KONAS. Kebijakan Obat Nasional (KONAS) bertujuan
untuk menjamin ketersediaan obat baik dari segi jumlah dan jenis yang mencukupi, juga pemeratan, pendistribusian dan penyerahan obat-obatan harus
sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Dengan adanya pengelolaan obat yang baik diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
menjadi lebih maksimal. Implementasi desentralisasi kebijakan obat membawa implikasi berupa perubahan mekanisme pembiayaan. Sebelum
desentralisasi, anggaran dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan persentase penduduk miskin, sedangkan pasca desentralisasi anggaran ditetapkan
masing-masing daerah menurut kebutuhan dan permasalahan kesehatan yang dihadapi. Perubahan ini menimbulkan masalah dalam alokasi dan
distribusi terutama di daerah dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) relatif kecil. Alokasi menjadi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya Dana Alokasi
Umum (DAU) serta kemampuan manajer obat di daerah mengelola dana obat ini, oleh karena itu perlu memperhatikan aspek-aspek yang tercakup di
dalamnya antara lain perencanaan obat harus berdasarkan data pengelolaan obat yang akurat.
Manajemen obat di Puskesmas merupakan salah satu aspek penting dari Puskesmas karena ketidak efisienan akan memberikan dampak negatif terhadap
biaya operasional Puskesmas, karena bahan logistik obat merupakan salah satu tempat kebocoran anggaran, sedangkan ketersediaan obat setiap saat
menjadi tuntutan pelayanan kesehatan maka pengelolaan yang efisien sangat menentukan keberhasilan manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan.
Tujuan manajemen obat adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik mengenai jenis,jumlah maupun kualitas secara efisien, dengan demikian
manajemen obat dapat dipakai sebagai sebagai proses penggerakan dan pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki/potensial yang untuk
dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat setiap saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efisien. Ketidak cukupan obat-obatan
disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat menentukan yaitu faktor perencanaan/perhitungan perkiraan kebutuhan obat yang belum
a) Perencanaan Obat
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar
konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari
perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
9
dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien. Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah
untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta
meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan efisien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan
obat, yaitu :
1. Mengenai dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk dan untuk jenis obat narkotika harus mengikuti
1) Tahap Persiapan
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta
kebutuhan pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penggunaan dana obat melalui kerjasama antar instansi yang terkait dengan masalah obat.
2) Tahap perencanaan
a. Tahap pemilihan obat : tahap ini untuk menentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai dengan kebutuhan, dengan prinsip dasar
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat : tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan koordinasi dari
proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dan tepat waktu.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat (Subagya, 1994), sehingga manajemen logistic mampu menjawab
tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistic setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
Keberhasilan pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer logistik rumah sakit dimana manajer yang berfungsi untuk
mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem
pengelolaan logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas.
Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi logistik. Logistik pada gilirannya ditentukan oleh lokasi yang tepat untuk menghantarkan
kebutuhan barang kepada konsumen pada harga yang murah, waktu yang tepat dan kualitas yang baik. Dengan pengelolaan manajemen logistic dan
pengelolaan manajemen persediaan yang baik maka tujuan perusahaan bisa tercapai dengan cepat dan tepat. Untuk itu berbagai tantangan harus benar-
benar bisa ditangani oleh suatu perusahaan. Kegiatan ini harus didukung dengan pelayanan yang baik dan bisa memberikan kepuasan pelanggan agar
setiap produk yang dihasilkan bisa memberikan manfaat yang tepat kepada pelanggan.
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar
konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari
perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Perencanaan
dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara efektif dan efisien.
B. Saran
Untuk itu, setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama dengan mendapatkan keuntungan yang tinggi dan membuat setiap pelanggan
merasa puas terhadap setiap produknya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan itu diperlukan perencanaan yang matang baik itu bagaimana mengelola
SDA, SDM, manajemen logistik, manajemen persediaan dan pelayanan pelanggannya, maupun struktur organisasinya. Semua aspek itu harus bisa
dijalankan dengan prosedur yang sudah diterapkan sebagai strategi suatu perusahaan itu. Sehingga dengan ini akan menjadi tujuan utama sebuah
11
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 Jakarta.
https://www.google.com/search?
q=Apa+yang+dimaksud+Manajemen+Logistik+di+bidang+kesehatan&oq=Apa+yang+dimaksud+Manajemen+Logistik+di+bidang+kesehatan&aqs=ch
12