Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

Metode MAKP Pre dan Post Conferance


Dosen Pengampuh : Ns. Alfi Talibo,S.Kep,M.Kep

Di susun oleh:

Kelompok 2

NUR AEDAH ( NIRM : 1901108 )

LINDA RODAYA ( NIRM : 1901111 )

MOCHTAR. F. TONTULI ( NIRM : 1901110 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MUHAMMADIYAH
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
mana telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan “
Makalah Pre dan Post Confrence”. Tepat pada waktunya,Salawat beserta salam semoga
tetap di limpahkan pada kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yangtelah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantukelompok baik bantuan moral dan material dalam penyusunan makalah ini,
di dalam penyusunanmakalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu kami mengharapkankritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan
semuanya demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan khususya mahasiswa STIKes Muhammdiyah Manado. Atas
perhatiannyakami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Manado, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar.Belakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................................... 5
C. Manfaat .................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN ........................................................... 6


B.KONSEP KONFERENSI KEPERAWATAN ............................................................ 21

BAB III PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus ........................................................................................................ 31


B. Analisa Kasus ........................................................................................................ 34
C. Kesimpulan analisa kasus ...................................................................................... 36

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 37
B. Saran ..................................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, aktif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
diterapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi supervisi
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional baik di
rumah sakit atau diruangan atau bangsal ruangan atau bangsal sebagai salah satu
unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi
perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari,
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta
peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah
akan menjadi teori semata. Untuk itu perawat perlu mengupayakan kegiatan
penyelenggaraan asuhan keperawatan. (Suarli 2010).
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan DPP PPNI, (1999).
Dalam melaksanakan tugasnya perawat memberi asuhan keperawatan yang
terbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan ada beberapa metode salah satu
nya metode tim. Metode tim diterapkan dengan menggunakan kerja sama tim
perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, dan pembantu perawat

1
untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. (Kuntoro, agus,
2010).
Pelayanan keperawatan profesional merupakan agenda terpenting dalam
Pelayanan kesehatan di rumah sakit. Profesionalisme perawat dalam bekerja dapat
dilihat dari pendokumentasian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
yang dirawatnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat terhadap klien yang dirawatnya, akan tetapi pada kenyataannya
masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum sesuai standar baik
dari segi kuantitas maupun kualitas.
Dokumentasi yang efektif memberikan gambaran catatan dan bukti
perawatan klien dan respon klien terhadap perawatan. Dokumentasi juga
menggambarkan kualitas perawatan klien dan menunjukkan secara detail bila terjadi
kesalahan, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perawat dengan
melihat apakah standar asuhan keperawatan sudah dipenuhi (Henderson, 2009).
Perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, tetapi
dituntut pula untuk dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan secara benar,
sebagaimana tertera dalam Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010, pasal 12 ayat 1(1), tentang izin dan penyelenggaraan
praktik perawat yang menyatakan bahwa perawat berkewajiban untuk melakukan
catatan keperawatan. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang tepat waktu,
akurat dan lengkap tidak hanya penting untuk melindungi perawat dari adanya
gugatan perkara, tetapi penting untuk membantu klien mendapatasuhan yang lebih
baik.
Peningkatan kualitas dokumentasi keperawatan dapat membantu dalam
proses penyerahan informasi dari satu tenaga kesehatan profesional ke tenaga
kesehatan lainnya, serta dapat memberikan perawatan berkelanjutan yang optimal
dan mengidentifikasi perubahan kondisi klien secara tepat waktu. Rangkaian asuhan
keperawatan mustahil akan terlaksana dengan baik dan berkesinambungan
tanpaadanya dokumentasi yang lengkap atau karena tanpa adanya komunikasi

2
tertulis yang jelasantar perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya. Dengan
dokumentasiyang lengkap dapat pula diketahuidengan jelas rangkaian proses asuhan
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan
evaluasi keperawatan secara detail dilakukan terhadap seorang klien, serta
pelayanan bermutu yang diharapkan klien akan terpenuhi.Secara langsung keadaan
ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis rumah sakit, dan apabila kondisi
ini tidak terpenuhi maka akan mengancam posisi rumah sakit sebagai pemberi jasa
pelayanan kesehatan.
Mengingat hal tersebut, dokumentasi harus dapat dipertanggungjawabkan
dan membuktikan pekerjaan atau tindakan yang telah dilakukan dan juga dapat
diartikan sebagai bukti profesinalisme perawat dalam bekerja. Oleh karena itu ada
kaidah-kaidah hukum/aturan yang harus ditaati oleh perawat dalam melakukan
pendokumentasian perawatan (Setyarini, 2010). Kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap klien dan mendokumentasikan kegiatan
tersebut akan dipengaruhi oleh beberapa hal,diantaranya adalah faktor latar
belakang pendidikan, motivasi dan juga pengaruh system manajemen yang ada.
Sistem manajemen yang baik akan membentuk pola komunikasi yang baik
antara atasan dan bawahan serta antara anggota tim. Keterlaksanaan fungsi-fungsi
manajerial merepresentasikan sistem manajemen yang diberlakukan. Di antara
fungsi-fungsi manajemen yang mempengaruhi kelancaran
pemantauan/pengawasankinerja adalah supervisi. Supervisi dalam konteks
keperawatan merupakan suatu proses kegiatan pemberian dukungan sumber-sumber
yang dibutuhkan perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan ( Kuntoro, 2010).
Kegiatan pemberian dukungan para manajer dapat berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pelayanan keperawatan bahkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit pada umumnya. Salah satu kegiatan dalam lingkup fungsi supervisi yaitu
fungsi pengarahan. Pengarahan merupakan fungsi manajerial untuk mengarahkan
staf dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan.Implementasi dari fungsi

3
pengarahan dalam MPKP meliputi kegiatan serah terima, pre conference, post
conference, iklim motivasi, supervisi dan delegasi (Keliat, 2006).
Ketua tim sebagai manajer asuhan keperawatan harus dapat melakukan
pengarahan kepada anggota tim dengan baik. Salah satu sarana yang dapat
dimanfaatkan oleh ketua tim dalam memberikan pengarahan adalah pada saat
pelaksanakan pre dan post conference tim keperawatan.
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua
tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang
maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian), dan tambahan rencana dari ketua tim dan atau penanggung jawab
tim (Modul MPKP, 2006).
Post conference merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh ketua tim
dan perawat pelaksana mengenai kegiatan selama shift sebelum dilakukan operan ke
shift berikutnya. Kegiatan post conference sangat diperlukan dalam pemberian
asuhan keperawatan karena ketua tim dan anggotanya harus mampu mendiskusikan
pengalaman klinik yang baru dilakukan, menganalisis, mengklarifikasi keterkaitan
antara masalah dengan situasi yang ada, mengidentifkasi masalah, menyampaikan
dan membangun system pendukungn antar perawat, dalam bentuk diskusi formal
dan professional. Proses diskusi pada post conference dapat menghasilkan strategi
yang efektif dan mengasah kemampuan berpikir kritis untuk merencanakan kegiatan
pada pelayanan keperawatan selanjutnya agar dapat berkesinambungan ( Sugiharto,
Keliat, Sri.2012 )

4
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui Konsep Pelaksanaan Pre dan Post
Conference.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari conference, pre dan post
confrence.

C. MANFAAT
a. Menambah khasanah ilmu keperawatan terutama mata kuliah keperawatan
manajemen khususnya pre dan post conference tim keperawatan

b. Bagi institusi dapat bermanfaat sebagai bahan penyempurnaan kurikulum dan


penambahan literature dalam pendidikan tenaga keperawatan dalam manajemen
asuhan keperawatan khususnya predan post conference tim keperawatan

c. Bagi responden diharapkan makalah ini dapat digunakan perawat untuk


meningkatkan pelaksanaan pre dan post conference tim keperawatan serta
kelengkapan dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan secara
professional.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN


A.1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah suatu pendidikan yang dinamis dan proaktif dalam menjalani
suatu kegiatan diorganisasi sedangkan manajemenkeperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan
secara professional (Nursalam, 2014).Manajeman adalah proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P.Siagian (2012)manajemen berfungsi
untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan
dalam batas-batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.Sedangkan Lian
g.Lie (2013) mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai
tujuan yang ditentukan sebelumnya.Menurut Suyanto (2008), Manajemen keperawatan
diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien/ keluarga/ masyarakat.Manajemen keperawatan adalah perencanaan.
Perencanaan adalah yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi
dari manajemen. Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata yang sering
dilaksanakan dalam penulisan, meskipun banyak orang dalam perawatan menggunakan
perencanaan secara informal, tanggung jawab dari perencanaan tidak dituliskan,
kemungkinan tidak dilaksanakan (Swansburg, 2012).Manajemen keperawatan adalah
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan dirasa aman kepada pasien, keluarga
dan masyarakat (Nursalam, 2015). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan
adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan
untukmerencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-

6
sember yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah bekerja
dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia/kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta
pengawasan.
A.2. Fungsi-fungsi Manajemen Keperawatan
Menurut Nursalam (2015) pembagian fungsi–fungsi manajemen ini tujuannya
adalah supaya sistematika urutan pembahasan lebih teratur, agar analisis pembahasan
lebih mudah dan lebih mendalam. Dan untuk menjadikan pedoman pelaksanaan proses
manajemen bagi manajer.
Perlengkapan fungsi–fungsi manajemen diakui oleh para ahli berbeda. Namun
kenyataannya itu tidaklah manjadi permasalahannya terhadap proses pencapaian tujuan
perusahaan yang efektif dan efisien. Dalam penelitianini penulis mengambil fungsi–
fungsi manajemen yaitu yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian,staffing/
ketenagakerjaan, pengarahandanpengendalianmutu (Candra Syah Putra, 2016).
a. Perencanaan (Planning)
Pada proses perencanaan, menentukan visi, misi, tujuan , kebijakan, prosedur dan
peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan
proyeksi jangka pendek, jangka panjang serta mengatur menentukan jumlah biaya dan
mengatur adanya perubahan berencana.Keberhasilan suatu perusahaan sangat di
tentukan oleh pelaksanaan manajemen yang baik dalam istilah manajemen tersebut
sangatlah membutuhkann suatu perencanaan.perencanaan adalah tugas manajer
dimulai dengan menetapkan tujuan dan kemudian mengatur strategi, kebijakan, dan
metode utnuk mencapapainya.
Dengan perencanaan manajer menetapkan tindakan, cara, waktu, pelaksana yang
akan melaksanakan rencana. Perencanaan membantu perusahaan meningkatkan posisi
kompetitif perusahaan, Perencanaan tersebut tentu saja bukan suatu peristiwa tanggal

7
dengan awal dan akhir yang serba jelas. Perencanaan itu malah merupakan suatu
proses yang terus berlanjut yang mencerminkan dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan baik dalam lingkungan langsung maupun lingkungan kekuatan
tidak langsung. Untuk tetap berada dipuncak suatu perusahaan harus mengevaluasi
kendali rencana-rencananya dan menetapkan suatu jalan ke masa yang akan
datang.Hal ini sesuai dengan pendapat G.R Terry(2012)yang mengemukakan
bahwa:perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat
serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.Tanpa adanya perencanaan berarti semua orang yang berada di
dalam suatu organisasi bekerja secara acak dan kurang teratur serta tidak mempunyai
standar yang jelas. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian
merici berbagai cara. Teknik dan tujuan yang telah di rumuskan dapat dicapai
sepenuhnya dan semakin jauh pencapaian tujuan dari yang direncanakan berarti tujuan
efektif.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus
untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).Pengorganisasian adalah tahap berikutnya
setelah planning.Untuk itu manajer perlu memperhatikan konsep-konsep organisasi
serta wewenang-wewenang yang dapat di delegasikanatau tidak.Dari proses
pengorganisasian ini akan di peroleh stuktur organisasi, untuk itu perlu pula
dikemukakan bentuk–bentuk organisasi serta kelebihan dan kelemahan setiap bentuk
organisasi.
Tugas pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang
yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
kemampuan kesemuanya ke suatu arah tertentu.Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang–orang.
Sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dengan demikian memperoleh

8
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi
lingkungan tertentu.
Pengorganisasian adalah sebagai suatu proses di mana pekerjaan yang ada dalam
komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktifitas mengkoordinasi hal-hal yang
dapat dicapai untuk mencapai tujuan pengorganisasian yaitu mempermudah
pelaksanaan tugas, mempermudah pimpinan melakukan pengendalian, agar kegiatan
bawahan terarah ke satu tujuan yang telah ditentukan dandapat menentukan orang-
orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada (Candra Syah Putra, 2016).Jadi dalam
uraian di atas terjadi suatu proses pembagian kerja yang kemudian hasilnya
dikoordinasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang manajer harus
dapatmenempatkan setiap pekerjaan sesuai dengan kecakapan yang dimiliki sehingga
pencapaian tujuan dapat lebih efektif dan efisien.
c. Staffing / Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan kumpulan sekelompok orang-orang untuk mewujudkan
tujuan (Gillies, 1996). Pada dasarnya semua metode ataupun formula yang telah
dikembangkan untuk menghitung tenaga keperawatan dirumah sakit berakar pada
beban kerja dan personal yang bersangkutan. Semua kegiatan penyusunan
kepegawaian oleh manajer perawat adalah untuk menempatkankaryawan ke masing-
masing unit keperawatan dengan jumlah yang sesuai di setiap kategori pekerja untuk
melakukan tugas keperawatan yang diperlukan untuk memberikan perawatan dan
memberikan kenyamanan kepada pasien didalam setiap unit.
Tujuan dari staffing adalah untuk mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif
dan produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat memenuhi
kepuasan pengguna jasa.Jenis metode penugasan dalam ruang keperawatan adalah cara
untuk membagi pekerjaan yang ada disuatu unit perawatan yang terdiri dari metode
fungsional, metode tim, metode utama dan metode modular.d.Pengarahan/
DirectingPengarahan meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya
konflik, pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi. Tujuan dari
pengarahan diantaranya menciptakan kerjasama yang lebih efisien, mengembangkan

9
kemampuan dan keterampilan staff, menumbuhkan rasa memiliki dan meyukai
pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staff dan membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
d. Pengendalian/Pengawasan (Controling)
Controlingmerupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan
rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga
berfungsi agar kesalahan dapat segera diperbaiki.Pengendalian meliputi pelaksanaan
penilaian kinerja staf, pertanggung jawaban, pengendalian mutu, pengendalian aspek
legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.Aktivitas
pengendalian merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan akan
tercapai. Pengendalian pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para
pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat diselenggarakan.Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan
pengendalian di harapkan agar para pelaksana membatasi tindakan-tindakan mencapai
tujuan sedemikian rupa sehingga tidak begitu menyimpang dari yang diperbolehkan.
Pengendalian menjadi siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke
perencanaan.Makin jelas, lengkap dan terkoordinir.

Pengendalian sendiri berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini
merupakan hal yang saling mengisi karena :

a) Pengendalian terlebih dahulu harus di rencanakan.


b) Pengendalian dapat dilakukan apabila ada rencana.
c) Pelaksanaan rencana akan baik apabila pengendalian dilakukan dengan baik.
d) Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak, baru setelah
penilaian/pengendalian dilakukan.
e) Pengendalian (Evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan
hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.

10
Hakekat penilaian merupakan fase tertentu sebelum kegiatan dan setelah
selesai kegiatan sebagai korektif dan pengobatan ditunjukkan pada fungsi
organik administrasi manajemen.Pengawasan langsung, merupakan
pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh manajer.Manajer
malakukan pemeriksaan pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengatahui
apakah dikerjakan dengan benar dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki.
Pengendalian langsung ini dapat dikemukakan dengan cara inspeksi
langsung, observasi di tempat (on the spot observation) dan laporan di tempat
(on the spot report).Pengawasan tidak langsung, merupakan pengawasan jarak
jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan.Laporan ini
dapat lisan maupun tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-
hasilnya.Sedangkan pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengendalian
yang dikhususkan untuk kesalahan–kesalahan yang luarbiasa dari hasil atau
standar yang diharapkan. Pengendalian ini dilakukan dengan cara kombinasi
langsung dan tidak langsung oleh manajer.
A.3. Lingkup Manajemen Keperawatan.
Mempertahankan kesehatan telah menjadi industri besar yang melibatkan
berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang
paling mendasar bagi semua orang yang memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran
pelayanan keperawatan yang terdpat didalamnya.Keperawatan merupakan disiplin
praktek klinis.Manajer keperawatan yang efektif seharusnya memahami hal ini dan
memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
a) Menetapkan penggunaan proses keperawatan
b) Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c) Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat
d) Menerima akuntabilitas untuk hasil-jasil keperawatan

11
e) Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinsiasi oleh manejer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatandengan
melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup
manejer keperawatan terdiri dari :
1. Manajer operasionalPelayanan keperawatan di RS dikelola oleh bidang
keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu :
a). Manajemen puncak
b).Manajemen menengah
c).Manajemen bawah
2. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses
keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau
evaluasi.Persyaratan ruangan menjalankan MPKPSyarat-syarat ruangan
menjalankan MPKP adalah sebagai berikut :
1. Memiliki fasilitas perawatan yang memadai
2. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang ada
3. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspesialisasi
4. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan primer
A.4.Sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan Metode Tim
Sistem model asuhan keperawatan profesional merupakan suatu kerangka
kerja yang mendefenisikan standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan
dan sistem model asuhan keperawatan profesional.Dimana keberhasilan suatu asuhan
keperaatan pada klien sangat ditentukan oleh metode pemberian asuhan keperawatan
profesional. Salah satu metode yang ada dalam modul MAKP adalah metode tim.
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 2011).

12
Pengembangan metode tim ini didasarkan pada falsafah mengupayakan
tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
Metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh
pelayanan terbaik (Swanburg, 2012).

a. Tujuan Pemberian Metode Tim


1) Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif
pasien sehingga pasien merasa puas
2) Memungkinkan adanya transfer of knowledgedan transfer of exsperiencesdi
antara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3) Meningkatkan pengetahuan serta memberikan keterampilan dan motifasi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
b. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Ketua Tim
1) Mengomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
2) Menjadi konsultan dalam asuhan kepeerawatan
3) Melakukan peran sebagai model peran
4) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
5) Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
6) Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
7) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja
dari anggota tim
8) Menjadi guru pengajar
9) Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
c. Keuntungan Metode Tim
1) Dapat memberikan kepuasan kepada pasien dan perawatKarena pasien
merasa di perlakukan lebih manusiawi karena pasien memiliki sekelompok
perawat yang lebih mengenal dan memahami kebutuhanya
2) Perawat dapat mengenali pasien secara individual

13
3) Karena perawatanya menangani pasien dalam jumlah yang sedikit. Hal ini
sangat memungkinkan merawat pasien secara konfrehensif dan melihat pasien
secara holistic
4) Perawat akan memperlihatkan kinerja lebih produktif melalui kemampuan
bekerja sama dengan berkomunikasi dengan klienHal ini akan mempermudah
dalam mengenali kemampuan anggota tim yang dapat di manfaatkan secara
optimal
d. Kerugian Metode Tim
1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim di
tiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan
koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim
4) Akomodasi dalam tim kabur
A.5. Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah petugas atau perawat yang diberikan tanggung jawab dan
wewenang dalam memimpin pelaksanaan pelayanan keperawatan serta tatalaksana
peronalia pada satu ruangan atau bangsal Rumah Sakit (Nursalam, 2003).
a. Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1) Manajemen personalia atau ketenagaan
2)Manajemen operasional meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan
3) Manajemen kualitas pelayanan
4) Manajemen financial meliputi budget coss controldalam pelayanan keperawatan

b.Uraian Tugas Kepala Ruangan


1) Perencanaana

14
a) Menetapkan filosofi, sasaran, tujuan, kebijakan dan standar prosedur
tindakan
b) Menunjuk perawat yang bertugas sebagai katim
c) Mengidentifikasi perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan klien
d) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
e) Membantu mengembangkan staf untuk pendidikan berkelanjutan dan
pelatihan
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap klien
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
h) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
i) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
j) Mengadakan diskusi untuk memecahkanmasalah
k) Memberikan informasi pada keluarga dan pasien atau keluarga yang baru
masuk
l) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
m) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan sistem metoda penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua
anggota tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek

15
g) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
h) Mengendalikan tugas saat kepala ruangan tidak berada di tempat, kepada
ketua tim
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien
j) Membuat jadwal dinas
k) Identifikasi masalah dan cara penanganan
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b) Memberi pujiankepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik
c) Memberi moifasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien dan pelayanan keperawatan di ruangan
e) Melibatkanbawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim
4) Pengawasan
a) Melalui komunikasiMengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim dan perawat pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang telah
diberikan kepada pasien
b) Melalui supervise
(1) Pengawasan lansung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan lansung secara lisan dengan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada pada saat
itu juga

16
(2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengcek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas
(3) Evaluasi bersama katim hasil upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan
A.6. Ketua Tim
Ketua tim merupakan perawat yang memiliki tanggung jawab dalam
perencanaan, kelancaran dan evaluasi dari askep untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim dibawah tanggung jawabnya (Nursalam, 2003).
a. Fungsi Ketua Tim
1) Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan wewenang yang
didegelasikan oleh kepala ruangan
2) Membuat penugasan supervise dan evaluasi
3) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota tim
5) Menyelenggarakan conference
b. Uraian Tugas Ketua Tim
1) Perencanaan
a) Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas pada
setiap pergantian dinas
b) Melakukan pembagian tugas atas anggota kelompoknya
c) Menyusun rencana asuhan keperawatan
d) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
e) Mengikuti visite dokter
f) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok dan mendiskusikan
masalah yang ada
g) Menciptakan kerja sama yang harmonis antar tim
h) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan
kegawatdaruratan

17
i) Membuat laporan klien
j) Mengorientasikan klien baru
2) Pengorganisasian
a) Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b) Membagi tugas sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
c) Membuat rincian anggota tim dalam memberikan askep
d) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim
e) Membuat rincian tugas anggota tim meliputi pemberian asuhan
keperawatan
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan/bimbingan kepada anggota tim
b) Memberikan informasi yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan
c) Mengawasi proses asuhan keperawatan
d) Melibatkan anggota tim dari awal sampai akhir kegiatan
e) Memberi pujian, motivasi kepada anggota tim
4) Pengawasan
a) Melalui dan berkomunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
pelaksanaan dalam pemberian asuhan keperawatan
b) Melalui supervise
(1) Secara langsung melihat atau mengawasi proses asuhan
keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota lain. Secara tidak
langsung melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan
memeriksa catatan keperawatan, membaca perawat yang dibuat
selama proses keperawatan, mendengarkan laporan secara lisan
dari anggotatim tentang tugas yang dilakukan.

18
(2) Mengevaluasi pelaksanaan keperawatan bertanggung
kepada kepala ruangan dan menyelenggarakan asuhan secara optimal
kepada klien yang berada dibawah tanggung jawab
A.7. Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang
untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan di ruang rawatan
(Nursalam, 2003).
a. Uraian Tugas Perawat Pelaksana
1) Perencanaan
a) Melakukan pengkajian pada klien
b) Menentukan masalah-masalah keperawatan yang dihadapi klien
berdasarkan hasil pengkajian
c) Merumuskan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan rencana
tindakan
d) Melakukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah sehingga tujuan keperawatan tercapai
e) Bersama ketua tim melaksanakan serah terima klien dan tugas
pada setiap pergantian dinas
f) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan tindakan keperawatan
g) Mendampingi visite dokter pada klien yang menjadi tanggung
jawab bersama kepala tim untuk menilai kondisi klien dan
memungkinkanpenyebabnya, rencana tindakan medis,
mengetahui program pengobatan yang akan dilakukan selanjutnya
h) Menyiapkan klien secara fisik dan mental untuk tindakan
pengobatan atau pemeriksaan penunjang.
2) Pengorganisasian
a) Menerima pendelegasian tugas askep dari kepala ruangan melalui
kepala tim

19
b) Membuat mekanisme kerja untuk masing-masing klien yang
menjadi tanggung jawab askep yang telah dilakukan kepada
kepala ruangan melalui kepala tim
c) Menghindari pertentangan antara anggota tim
d) Ikut menegakkan peraturan rumah sakit dan kebijakan yang
berlaku
e) Mengembangkan kreatifitas
f) Mengembangkan kemampuan manajemen dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien
3) Pengawasan
a) Melakukan dan menciptakan komunikasi terapeutik dengan klien
dan keluarga selama memberikan askep
b) Mengawasi perkembangan dan reaksi klien terhadap tindakan
perawatan dan pengobatan
c) Menilai hasil tindakan keperawatan yang diberikan apakah tujuan
telah tercapai bersama kepala tim
4) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan kepala keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan, cara minum obat, aktifitas
b) Memberikan petunjuk kepada klien dan keluarga mengenai
peraturan yang berlaku, jam kunjungan dan pengadaan obat-obat
c) Memberikan pujian terhadap kemajuan kesehatan klien dan kerja
sama keluarga dengan petugas.

20
B. KONSEP KONFERENSI KEPERAWATAN
B.1.Conference
a. Pengertian
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi (Syah Putra, C, 2016).Menurut Suarli dkk, ( 2002 )
Conferenceadalah diskusi kelompok tentang penyusunan asuhan keperawatan
dengan tujuan untukmempertahankan asuhan keperawatan agar tetap terbaru dan
dapat di pergunakan secara konstan. Menurut Manurung (2011) conference
adalah diskusi kelompok yang dilakukan untuk membahas tentang beberapa
aspek klinik dan kegiatan konsultasi. Dalam modul MPKP (2006)conference
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum dan setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawat pelaksana.
Menurut Swanburg (2012), Conference merupakan bentuk diskusi kelompok
mengenai beberapa aspek klinik. Sedangkan menurut Sain, I (2010), Konferensi
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan
sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawatan.Pelaksanaan Conference sebaiknya dilakukan ditempat
tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Menurut Sain dalam Amalia (2015) Konferensi merupakan pertemuan tim
yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah
melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan pelaksanaan.
Marelli (dalam Manurung 2011) menjelaskan secara umum tujuan
conference adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilakan perubahan

21
non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan
keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
frustasi bagi pemberi asuhan.
Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana, Konferensi dihadiri
oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing masing, Penyampaian
perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 1997).
Menurut Arwani dalam Amalia (2015) pedoman pelaksanaan conference
sebagai berikut:
 Sebelum dimulai tujuan conference harus dijelaskan.
 Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok.
 Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan
memberi umpak balik.
 Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik.
 Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil
tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda.
 Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi.

22
 Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan
kesesuaiannya dengan situasi lapangan.Menurut Sitorus (2009)
Panduan pelaksanaan dalam konferensi bagi perawat pelaksana adalah
sebagai berikut:
 Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
 Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan ketua timdalam timnya masing –
masing.
 Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam. Meliputi:
a) Keluhan utama klien.
b) TTV dan kesadaran.
c) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
d) Masalah keperawatan.
e) Rencana keperawatan hari ini.
f) Perubahan keadaan terapi medis.
g) Rencana medis.
 Perawat pelaksana mendikusikandan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah
yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti: keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f. Ketepatan dokumentasi.
 Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

23
 Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawat asosiet.
 Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.

B.2. Pre conference


a) Pengertian Preconference
Menurut Modul MPKP (2006) ,Pre conference adalah komunikasi katim dan
perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan.
Menurut Keliat et al. (2009) preconferencemerupakan komunikasi ketua tim
dan perawat pelaksana setelah selesai operan mengenai rencana kegiatan pada
shifttersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika hanya
satu perawat yang dinas pada tim tersebut, preconferenceditiadakan.
Menurut Sitorus dalam Sani (2011) preconferencemerupakan pertemuan tim
yang dilakukan setiap hari dan merupakan langkah awal kegiatan shift perawat.
Preconferencedilakukan diawal jaga setelah melakukan operan dinas, baik dinas
pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawat pelaksana .
Menurut SyahPutra, C (2016) Pre conference adalah diskusi tentang aspek
klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Isi preconferenceadalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre conferenceadalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan pada pasien.
b) Tujuan preconference
Manurung (2011) menjelaskan tujuan preconference yaitu:
 Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan keperawatan dan merencanakan evaluasi hasil.
 Mempersiapkanhal-hal yang akan ditemui dilapangan.

24
 Memberikan kesempatan bagi seluruh tenaga kesehatan yang bertugas
diruangan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien.
c) Syarat pelaksanaan preconference
Manurung (2011) menjelaskan syarat pelaksanaan preconference yaitu:
 Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
postconferencedilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
 Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit.
 Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.d.Yang
terlibat dalam conferenceadalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
B.3. Post conference
a) Pengertian Post conference
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah komunikasi katim dan
perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj
tim (Modul MPKP, 2006).

Menurut Keliat et al. (2009) post conference merupakan komunikasi ketua


tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan
sebelum operan kepada shift berikut. Isi postconference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawabtim.

Post Conferenceadalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan


asuhan keperawatan pada pasien( SyahPutra, C (2016)).

25
b. Tujuan Post conference

Manurung (2011) menjelaskan tujuan postconferenceyaitu untuk memberikan


kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah, dan membahas masalah yang
dijumpai.

c. Syarat Pelaksanaan Post conference

Manurung (2011) menjelaskan syarat pelaksanaan postconferenceyaitu:

 Postconferencedilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.


 Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
 Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan.
 Yang terlibat dalam conferenceadalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim.

B.4. Pedoman pelaksanaan predan post conference

Menurut Keliat et al. (2009)pedoman pelaksanaan preconferenceyaitu:

a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara dengan salam.
b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana.
c) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan tindak
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan pada saat itu.
d) Ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan
reinforcement(penguatan).
e) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara dengan ucapan
selamat bekerja.
Menurut Keliat et al. (2009)pedoman pelaksanaan postconferenceyaitu:
a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara dengan salam.

26
b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan hasil asuhan masing-
masing pasien.
c) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam asuhan
yang telah diberikan.
d) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan tindak lanjut asuhan
pasien yang harus dioperkan kepada perawat shiftberikutnya.
e) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara dengan salam
Alur Pre dan Post conference

Kepala Ruangan

Katim / PJ

Perawat Pelaksana

Asuhan Keperawatan

Rencana Harian Hasil /Kendala

Pasien

B.5. Keuntungan Pelaksanaan Predan PostconferenceAsmuji(2011)


Menjelaskan keuntungan pelaksanaan predan postconferenceyaitu:
a) Perawat dapat mengetahui rencana kegiatan harian pada shift dinas.
b) Perawat dapat mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan
keperawatan dan merencanakan evaluasi hasil.

27
c) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan.
d) Perawat dapat berdiskusi tentang keadaan pasien.
e) Perawat dapat mengetahui hasil kegiatan sepanjang shift
f) Perawat dapat mendiskusikan penyelesaian masalah, dan membahas masalah yang
dijumpai.
B.6. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelaksanaan Predan
PosconferenceAditama (2008)
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan predan
postconference yaitu:
a) Masa kerja dan pengalaman kerja dari perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pasien. Keliat (2013) menyatakan bahwa lama kerja biasanya
berkorelasi dengan pengalaman semakin bertambah.
b) Tingkat pendidikan dari perawat. Nursalam (2013) menyatakan bahwa latar
belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan karena semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang semakin tinggi pula pengetahuannya dan semakin tinggi tuntutan
kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit.
c) Supervisi, menurut Keliat (2013) supervisi adalah proses pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan
sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan.
d) Rekan kerja, yaitu rekan kerja memiliki kecakapan secara teknis dan
mudahuntuk bekerjasama atau mendukung secara social.
B.7. Cara Mengukur Pelaksanaan Predan PostconferenceMenurut Sitorus (2009)
Cara mengukur pelaksanaan predan postconferencedengan menggunakan standar
operasional panduan dalam melakukan conferenceadalah sebagai berikut:
1. Preconference.
a. Persiapan
1.Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan pre conference.
2.Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan preconference

28
b.Pelaksanaan
1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantiandinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim.
Isi conference:
a)Rencana tiap asuhan (rencana harian).
b)Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim.
3. Konferensi dihadiri oleh ketua tim dan perawat pelaksana.
4. Menyampaikanperkembangandanmasalahpasienberdasarkanhasilevaluasi
kemarindankondisipasienyangdilaporkanolehdinasmalam.
5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi: Keluhan pasien, TTV,
kesadaran pasien, hasil pemeriksaan, laboratorium atau diagnosis terbaru, masalah
keperawatan, rencana keperawatan hari ini, perubahan keadaan terapi medis, dan
rencana medis.
6. Ketua tim mendikusikan dan mengarahkan perawat pelaksana tentang
masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :
a) Pasien yang terkait dengan pelayanan, seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter
yang dikonsulkan.
b) Ketepatan pemberian infuse.
c) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f) Ketepatan dokumentasi.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8. Mengingatkankembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing–masing perawatan asosiet.
9. Membantu perawat pelaksana menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan.

29
c. Penutup
1.Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara dengan ucapan selamat
bekerja.
2. Postconference.
a. Persiapan
1. Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan post conference.
2. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan post conference.
b. Pelaksanaan
a) Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim.
b) Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari pemberian asuhan pada
masing-masing pasien.
c) Ketua tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan dan
perawat pelaksanamenyampaikan hasil asuhan pada kasus yang ditangani.
d) Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.
e) Ketua tim memberikan reinforcement.
f) Ketua tim menutup acara dengan salam.

c. Dokumentasi
1 Ketua tim mendokumentasikan hasil dari post conference.
2.Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan post conference.
d. Evaluasi
Kepala ruangan mengisi format evaluasi post conferenceuntuk ketua tim.

30
BAB III
PEMBAHASAN
A. Contoh kasus :
PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan kegiatan : Setelah operan shift malam ke pagi

Waktu pelaksanaan : 10 s/d 15 Menit

Tempat : Ruang jaga Dahlia

Penanggung jawab : Ketua tim

Kegiatan :

1. Kepala ruangan membuka acara.

2. Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana

3. Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan
saat itu

4. Ketua tim menutup acara.

Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Dahlia melakukan pre.conference.


Kepala ruangan membuka acara pre conference.

Karu resti: “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua.......”: “assalamualaikum wr.
Wb. Selamat pagi semua.......”“Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt. Yang
telah memberikan kesehatan kepada kita“Selanjutnya saya serahkan kepada
perawat Valenselaku ketua tim, seperti biasanyauntuk memandu pre conference
kita pada pagi hari ini.

Katim Valen : “Terimakasih kepada ibu resti selaku kepala ruangan,Assalamu’alaikum


Wr. Wb. Syalom. Selamat pagi kepada rekan semua, puji dan syukurkita

31
Panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan
kesehatan kepada kita semua.“Ya pada kesempatanpre conference pagi ini
tanggal 14 desember 2020, di ruang perawatan Dahlia dengan jumlah pasien
4 orang. Baik langsung saja kepada perawat Ira dan Muthia disilahkan untuk
menyampaikan rencanatindakan yang akan dilakukan kepada pasien.

Perawat Ira : Selamat pagi, saya menangani pasien A dikamar 1 dengan keluahan BAB
lebih dari 5kali dalam satu hari. Pada pagi ini rencana tindakan yang akan
dilakukan :09.00 : Mengukur TTV dan pantau cairan(input output)

09.15 : Memberi Injeksi

09.30 : Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.

Perawat Muthia : Saya menangani pasien B dikamar 2 dengan keluhan demam terus
menerus sejak 2hari yang lalu. Tindakan yang akan dilakukan :

09.00 : Mengukur TTV.

09.15 : Kompres hangat.

09.30 : Pemeriksaan laboratorium.

12.00 : Kolaborasi dalam pemberian therapy ( Paracetamol )

Katim Valen : Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah menyampaikan
tindakanyang akan dilakukan kepada seluruh pasien.

Dilihat dari hasil laporan teman-teman, semua pasien memerlukan penanganan


lebih. Jadi diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-rekan.Baik, Waktu saya
kembalikan kepada ibu resti (karu).

KARU : Trima Kasih kepada Katim dan rekan-rekan semua atas laporannya.

32
Semua perawat meninggalkan ruangan, dan melakukan tindakan yang
sudahdirencanakan.(Pada pukul 13.00 , sebelum operan jaga siang. Semua perawat kembali
berkumpuluntuk melakukan Post Conference).

POST CONFERENCE

Waktu kegiatan : Sebelum operan ke dinas sore.

Waktu pelaksanaan : 10 s/d 15 Menit

Tempat : Ruang Jaga Dahlia

Penanggung jawab :Ketua Tim

Kegiatan :

1) Karu membuka acara.


2) Katimmenanyakan hasil asuhan masing-masing perawat pelaksana.
3) Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan.
4) Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shit
berikutnya.

Pelaksanaan :

Karu Resti : Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Allah swt. Kita masih
bertemu lagi dan berkumpul di penghujung tugas kita. Seperti biasa kita
akan melakukan post conferencesebelum di operkan ke shift berikutnya.
Langsung saja saya serahkan kepada perawat Valen selaku Ketua Tim

Katim Valen :Baik terima kasih atas waktu yang diberikan. Baiklah langsung saja
bagaimana hasil tindakan yang telah dilaksanakan oleh rekan-rekan
termasuk kendala selamarekan_rekan melakukan tindakan. Dan untuk dapat
dioperkan pada shift berikutnya.

33
Perawat mulai melaporkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

Ira : Pasien A k/u lemah, sudah dilakukan injeksi, pasien BAB cair 3 kali, dan
pasienmendapat makanan lunak. Lanjutkan intervensi

Muthia : Suhu 380C, sudah diberikan kompres hangat, sudah diberikan pemberian
therapy oral, sudah dilakukan pemeriksaan Laboratotium tetapihasilnya
masih menunggu dari Lab. Lanjutkan intervensi

Masing-masing perawat telah menyampaikan hasil tindakan yang sudah dilakukan.

Kembali ke Katim.

KATIM Valen : Baiklah terima kasih rekan-rekan atas laporan hasil tindakan yang
telahdilakukan. Kita telah melakukan semua rencana tindakan.
Selanjutnya saya kembalikankepada kepala ruangan.

KARU Resti : Iya, terimakasih kepada rekan-rekan, Alhamdulillah intervensi yang telah
kitalakukan dari pagi sampai siang ini terlaksana dengan lancar dan sesuai prosedur.
Terimakasih atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang sudah bekerja dengan semaksimal
mungkin,marilah kita akhiri dengan berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan kita
masing-masing. Berdoa....... Mulai....... Selesai......Kita akhiri post conference ini hari,
Selamat Siang.

B. Analisa Kasus
Menurut teori, Pre Conference adalah komunikasi antara kepala primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh katim atau penanggung jawab primer, sedangkan Post Conferenceadalah
komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan
sebelum operan kepada shift berikutnya (Modul MPKP, 2006).

Berdasarkan dari kasus di atas, dalam pelaksanaan Pre dan Post konfrence sudah
lumayan baik. Tapi memang kegiatan pre dan post conference belum optimal

34
disebabkan oleh karena masih kurangnya tenaga perawat di ruangan dahlia dan belum
terorganisirnya pembagian dan perencanaan asuhan keperawatan. Sehingga pemberian
asuhan keperawatan tidak tersusundengan baik yang dapat mempengaruhi kelancaran
pemberian asuhan keperawatan diruangan tersebut.Selain itu belum adanya SOP
tentang Pelaksanaan Pre dan Post Confrence di ruangan Dahlia.
Pelaksanaan asuhan keperawatan oleh ketua tim dan supervise keperawatan oleh
kepala ruangan akan lebih efektif bila kegiatan pre dan post conference terlaksana
dengan baik. Perawat pada shif selanjutnya akan lebih mengerti rencana asuhan
keperawatan yang akan diberikan.
Karena belum optimalnya penerapan pelaksanaan pre dan post conference, maka
untuk alternatif pemecahan masalahnya adalah :
1. Desiminasi Ilmu tentang penerapan pelaksanaan pre dan post conference kepada
perawat yang ada diruangan Dahlia. Desiminasi ilmu adalah suatu metode
pembelajaran untuk menyebarkan informasi tentang suatu ilmu yang bertujuan
untuk memberikan pengetahuan dan mengubah perilaku sasaran (Roger, 2005).
Hal ini sesuai dengan analisis hasil jurnal Amelia, E, dkk ( 2015 ) perlu di
laksanakannya Pelatihan kepada tenaga perawat tentang penerapan pre dan post
conference. Setelah dilakukan desiminasi ilmu tentang pelaksanaan pre dan post
conference kepada perawat di ruang dahlia. Perubahan diharapkan menuju ke arah
yang sesuai dengan konsep dan cara yang benar atau seharusnya. Setelah
dilakukan desiminasi ilmu tentang penerapan pelaksanaan pre dan post conference,
maka diharapkan adanya peningkatan motivasi perawat dalam melaksanakan pre dan
post conference di ruangan perawatan.
2. Role Play pelaksanaan pre dan post conference kepada perawat yang ada diruangan
dahlia.
Role play atau memainkan peran memberikan gambaran kepada perawat
bagaimana pelaksanaan pre dan post conference yang sebenarnya dan yang sesuai
dengan teori. Sehinggaperawat dapat melaksanakan pre dan post conference dengan
baik dan optimal. Jika pelaksanaan pre dan post conference dilakukan dengan baik

35
dan optimal, maka pemberian asuhan keperawatan lebih terlaksana dengan baik
dan terarah. Diharapkan setelah dilakukan desiminasi ilmu dan role play tentang
pelaksanaan pre dan post conference, maka akan terjadi peningkatan kepatuhan
perawat dalam pelaksanaan pre dan post conference di ruangan dahlia.

C. Kesimpulan Analisa Kasus


Berdasarkan kasus di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
a) Masih kurangnya pelaksanaan pre dan post confrence di ruangan perawatan
karena keterbatasan tenaga
b) Belum adnya SOP di ruangan perawatan mengenai pre dan post conference
c) Masih kurangnya pelaksanaan pelatihan MAKP tentang pre dan post
conference
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan karena belum optimalnya
penerapan pelaksanaan pre dan post conference yaitu :
a) Desiminasi Ilmu tentang penerapan pelaksanaan pre dan post conference
kepada perawat yang ada diruangan Dahlia.
b) Role Play pelaksanaan pre dan post conference kepada perawat yang ada
diruangan dahlia.

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan desiminasi ilmu pre dan post conference juga role play yang
dijadikan sebagai alternative dalam pemecahan masalah sangat efektif Karena desiminasi
ilmu dapat memberikan pengetahuan dan pembelajaran kepeda perawat tentang konsep pre
dan post conference. Sehingga perawat yang tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan role play
tentang pre dan post conference dapat memberikan gambaran kepada perawat bagaimana
pelaksanaan pre dan post conference yang sebenarnya dan yang sesuai dengan teori.
Sehingga perawat dapat melaksanakan pre dan post conference dengan baik dan optimal.
Jika pelaksanaan pre dan post conference dilakukan dengan baik dan optimal, maka
pemberian asuhan keperawatan lebih terlaksana dengan baik dan terarah. Dalam
pelaksaannya pun sudah melalui proses yang dimulai dari tahap persiapan sampai tahap
pelaksanaan. Hal ini sangat mempunyai keuntungan yang besar dikarenakan apabila
pelaksanaan timbang terima sudah optimal, maka intervensi dan implementasi yang akan
dilakukan sift pagi dan sore akan berkesinambungan dan akan mengurangi terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan.

B. SARAN
1. Bagi Institusi dan Pendidikan
Dengan adanya ilmu predan post conferenceagar dapat meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar yang melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan predan
post conferenceyang diaplikasikan dirumah sakit
2. Bagi Penulis
Agar mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama
perkuliahan sehingga dapat meningkatkan wawasan dan pengalaman terutama dibidang
manajemen keperawatan khususnya predan post conference

37
3. Bagi Rumah sakit
 Penambahan tenaga perawat sesuai dengan kebutuhan, sehingga semua kegiatan
keperwatan dapat dilaksanakan dengan optimal.
 Perlunya di laksanakan pelatihan kepada tenaga perawat tentang penerapan pre dan
post conference.
 Perlunya pembuatan SPO di ruangan rawat inap tentang pre dan post conference.

38
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D. A (2000). Nursing management: A sistem approach (third


edition).
Keliat, et, al. 2006. Pengantar Profesi danPraktek Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC Kedokteran
Nursalam. (2003). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

39

Anda mungkin juga menyukai