Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena berkat rahmat
dan karunia- Nya. Laporan PKL ini dapat saya selesaikan dengan cukup
baik.Laporan ini membahas tentang kegiatan PKL yang saya jalani
selama 1 bulan. Laporanini saya buat berdasarkan apa yang diterima sesuai
dengan kenyataan di tempat PKL.Dengan adanya laporan PKL ini, mudah-
mudahan dapat menambah wawasan kita semuatentang dunia kerja kefarmasian
secara nyata.
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa pembuatan laporan ini
masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik dari ibu dan bapak pembimbing.Akhir kata saya ucapkan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatanlaporan PKL ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Daftar Isi
Halaman
Lembar Pengesahan........................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... ......................1
1.2 Tujuan dan Manfaat ............................................................. ..................... 2
1.3 Tempat dan Waktu ............................................................................. .4
BAB II
TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN
2.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan ...........................................6
2.2 Gambaran Umum Pukesmas ................................................... ......................7
2.3 Organisasi dan pesonalia......................... ...........................8
2.4 Pengelolaan Obat .............................. ............................9
2.2 Regulasi Kefarmasian................................ ...........................10
BAB III
KEADAAN TEMPAT KEGIATAN PKL
3.1 Sejarah Berdirinya Lembaga............................................... .....................11
3.2 Struktur Organisasi Lembaga................................................................... 12
3.3 Sumber Daya Manusia........................................................ ..................... 13
3.4 Sumber Daya Lain (Fasilitas) Yang Menunjang................. ......................14
3.5 Lingkungan Kerja............................................................... .......................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian yang memadukan secara sistemik dan sinkron program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui profesional tertentu. Dimana siswa
yang bersangkutan ditempatkan disuatu institusi dalam jangka waktu tertentu,
sehingga siswa lebih jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia
industri sebagai tenaga siap pakai yang terjun lanngsung ke masyarakat tanpa
menghadapi hambatan.
2. Tujuan Khusus
Untuk menghasilkan Tenaga Teknis Kefarmasian yang profesional, jujur
dan bertanggung jawab dalam hal pelayanan kefarmasian kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN
Pada tanggal 1 Agustus 1946 dibentuk Jawa Barat, nama Kantor Inspeksi
Kesehatan Jawa Barat berulang kali berubah yaitu tahun 1953 menjadi Jawatan
Kesehatan Inspeksi Jawa Barat, Tahun 1956 Pengawas Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Barat, Tahun 1957 Kantor Inspeksi Kesehatan Jawa Barat dan
Tahun 1959 menjadi Dinas Kesehatan Daswati I Jawa Barat.
Tahun 1986 Struktur organisasi dan tata kerja Kanwil Depkes Propinsi
Jawa Barat mengalami perubahan, semula terdiri dari kepala kantor wilayah yang
membawahi 1 bagian dan 4 bidang menjadi 1 bagian dan 5 bidang.
Ada era desentralisasi terjadi lagi perubahan struktur organisasi dan tata kerja,
tahun 2001 terjadi penggabungan antara Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat
dengan Kanwil Depkes Propinsi Jawa Barat menjadi Dinas Kesehatan Propinsi
Jawa Barat.
Saat ini, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat berlokasi di jalan Pasteur
no. 25 Bandung. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat mencakup gedung
perkantoran di Jl. Pasteur no. 25 dan 4 (empat) UPTD, yaitu :
1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai
yang banyak dipakai oleh para laskar kerajaan zaman dahulu, makna
perisai sebagai penjagaan diri.
2. Kujang yang berada di tengah-tengah adalah senjata pusaka yang tajam
serba guna bagi masyarakat Sunda masa lalu. Lima lubang pada kujang
melambangkan dasar negara, yaitu Pancasila.
3. Setangkai padi yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan
makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan
kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal
Proklamasi Republik Indonesia.
4. Kapas yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang,
dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.
5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa
daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri
melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang
sangat berguna untuk pertanian.
7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan
banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup
mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.
8. Dam/bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar
sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan
salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris.
MAKNA WARNA
Warna yang mendominasi pada lambang Jawa Barat adalah hijau, makna warna-
warna yang dipergunakan dalam mewarnai motif lambang adalah :
MOTTO DAERAH
Motto daerah Jawa Barat adalah “Gemah Ripah Repeh Rapih”, kata
gemah-ripah dan repeh-rapih merupakan kata majemuk yang mempunyai arti
sebagai berikut :
B. Sekretaris:
1. membantu pimpinan dalam bidang administrasi;
2. menyiapkan konsep-konsep keluar;
3. membantu menyiapkan perencanaan pengadaan sarana dan
infrastruktur.
2. Pengadaan
Setelah dilakukan perencanaan maka kegiatan selanjutnya adalah pengadaan.
Tujuan pengadaan perbekalan farmasi adalah untuk memenuhi kebutuhan
perbekalan farmasi di Apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah di susun
sebelumnya. Pengadaan dilakukan dengan mencari dan menemukan penyalur
masing-masing perbekalan farmasi yang dalam hal ini penyalurnya adalah
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan di lengkapi dengan nama, alamat, nomor
telepon, daftar harga masing-masing penyalur dan penentuan waktu
pembeliannya.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima perbekalan farmasi yang
diserahkan dari unit-unit pengelola yang lebih tinggi (PBF) kepada unit pengelola
dibawahnya (Apotek). Perbekalan farmasi yang telah dikirim ke Apotek Kimia
Farma Diponegoro disertai faktur dan di terima oleh petugas pembelian. Petugas
pembelian (TTK) akan melakukan pengecekkan terhadap barang yang datang
disesuaikan dengan surat pesanan (SP) dan diperiksa nama sediaan, jumlah, dosis,
expiredate , dan kondisi sediaan. Setelah pengecekkan selesai faktur di tanda
tangani dan diberi stampel Apotek oleh petugas penerima (TTK), yang diketahui
oleh Apoteker Pengelola Apotek. Setiap penerimaan perbekalan farmasi dicatat
pada masing-masing kartu stok dan kemudian dientri ke komputer berdasarkan
fraktur yang telah dicocokkan pada saat penerimaan barang.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP) atau ada
kerusakan fisik maka bagian pembelian akan melakukan retur barang tersebut ke
PBF yang bersangkutan untuk di tukar dengan barang yang sesuai.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan dimana barang yang diterima disimpan
dalam rak-rak obat berdasarkan penggolongan obat serta khasiat farmakologi
secara alphabetis dan kartu stok langsung di isi. Penyimpanan dilakukan
berdasarkan penggolongan sebagai berikut :
a) Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul, sirop, obat tetes, salep
atau krem, di bedakan bentuk padat dan cair.
b) Berdasarkan jenis obat meliputi Obat Generik, Produk Kimia Farma, obat
Bebas, Obat Keras, Obat Narkotika, Obat Psikotropika.
c) Berdasarkan masa perputaran barang meliputi cepat (fast moving), sedang
(moderate moving), dan lambat (low moving).
d) Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan obat dalam suhu
dingin dan penyimpanan suhu kamar.
e) Obat narkotika dan psikotropika yang telah dikirim, kemudian disimpan dalam
masing-masing lemari khusus dilengkapi dengan kunci dan bukti
penerimaannya harus ditanda tangani oleh APA.
Setiap obat memiliki kartu yang digunakan untuk mencatat keluar masuknya
obat sehingga memudahkan pengontrolan terhadap persediaan obat dan kebutuhan
obat tersebut.
Persyaratan Lemari Narkotika di Apotek :
a) Terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
b) Almari harus mempunyai kunci yang kuat
c) Alamari dibagi menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yg berlainan,
bagian pertama untuk menyimpan morfin, pethidin & garam-garamnya serta
persediaan Narkotika, bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yg
dipakai sehari hari.
d) Apabila ukuran almari kurang dari 40 X 80 X 100 cm, almari harus dibaut /
dipaku ditembok atau lantai.
e) Almari tidak boleh untuk menyimpan barang lain, kecuali ditentukan oleh
Menkes RI.
5. Pelayanan
Apotek Kimia Farma Diponegoro melayani palayanan perbekalan farmasi
terdiri dari pelayanan obat dengan resep dokter, obat-obat bebas tanpa resep
dokter (UPDS) dan obat-obat dengan resep dokter, baik tunai maupun kredit.
a) Pelayanan Obat Bebas
Alur pelayanan obat non resep (Obat Bebas) yaitu pasien datang dan dilayani
langsung oleh petugas pelayanan dan kasir dimini swalayan serta konsultasi
pemilihan obat dilayani baik oleh TTK maupun Apoteker secara langsung.
didalam operasional sehari-sehari Apotek Kimia Farma menggunakan komputer
yang dilengkapi denhan software pelayanan untuk menunjang profesionalisme
pelayanan yang telah ada.
Untuk obat yang kurang atau diambil sebagian maka TTK membuatkan
salinan resep dan / atau kwintansi pembayaran.
6. Stok Opname
a. Proses Stok Opname Apotek Kimia Farma Diponegoro Samarinda
Dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali, untuk semua obat, alkes dan
barang-barang yang berada di swalayan Apotek.
Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah pengeluaran obat
berdasarkan laporan penjualan perbulan.
Hasil dari stok opname diperiksa oleh pimpinan Apotek.
Jika hasil stok opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai
maka doperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya.
Hasil stok opname yang telah disetujui. akan dikirimkan ke bisnis
manager.
b. Fungsi Stok Opname
Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi
apakah terjadi kekurangan barang atau tidak.
Mengetahui barang-barang atau obat yang fast moderate dan slow
moving serta yang tidak terjual.
Mengetahui laba dan rugi perusahaan
Mengetahui barang atau obat yang mendekati akan masa kadaluarsa.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Keadaaan Umum
MOTTO
B. PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menetepkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta ganguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
9. Item obat yang sama ditempatkan pada lokasi walaupun dari sumber
anggaran yang berbeda, seperti pada gambar dibawah ini :
Pentunjuk pengisian :
a. Petugas penyimpanan dan penyalurab mencatat segala penerimaan dan
pengeluaran obat dikartu stok (formulir I) sesuai dengan apa yang
tercantum didalam BAPPB, dokumen bukti mutasi barang (DBMB) atau
dokumen lain sejenis
b. Obat disusun menurut ketentuan-ketentuan berikut :
1. Obat dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet atau ganjal
kayu secara rapi, teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus
(tidak boleh terbalik, berat , bulat, segi empat, dan lain-lain)
2. Penyimpanan antara kelompok/jenis atau dengan yang lain harus jelas
sehingga memudahkan pengeluaran dan perhitungan.
3. Penyimpanan tersusun dapat dilaksanakan dengan adanya forklift
untuk obat-obat berat
4. Obat dalam jumlah kecil dan mahal harganya disimpan dalam lemari
terkunci dipengang oleh petugas penyimpanan dan pendistribusian.
5. Satu jenis obat disimpan dslam satu lokasi (rak, lemari dan lain-lain)
6. Obat dan alat kesehatn yang mempunyai sifat khusus disimpan dalam
tempat khatn yang mempunyai sifat khusus disimpan dalam tempat
khuss. Contoh : Eter, film dan lain-lain.
c. Obat disimpan menurut sisitem FIFO dan FEFO
d. Kartu stok membuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan
bersama obat pada lokasi penyimpanan
e. Bagian judul pada kartu stok diisi dengan :
Nama obat
Kemasan
Isi kemasan
Nama sumber dana atau dari mana asalnya obat
f. Kolom-kolom pada kartu stok diisi sebagai berikut :
1. Tanggal penerimaan atau pengeluaran
2. Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran
3. Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim
4. No. Bacth/ no. Lot
5. Tanggal kadaluwarsa
6. Jumlah penerimaan
7. Jumlah pengeluaran
8. Sisa stok
9. Paraf petugas yang mengerjakan
4) Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi perubahan
Warna atau rasa berubah
Botol-botol plastik rusak atau bocor
5) Salep
Warna berubah
Konsistensi berubah
Pot atau tube rusak atau bocor
Bau berubah
6) Injeksi
Kebocoran wadah (vial, ampul)
Terdapat partikel asing pada bentuk injeksi
Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan
Warna larutan berubah
C. DISTRIBUSI
Distribusi adalah suatu rangkaian kegfiatan dalam rangka pengeluaran dan
pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan
jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
unit-unit pelayanan kesehatan.
Tujuan Distribusi
1. Terlaksananya distribusi obat secara merata dan teratur sehingga dapat
diperoleh pada saat dibutuhkan
2. Terjaminnya kecukupan persediaan obat diunit pelayanan kesehatan
Kegiatan Distribusi
Kegiatan Distribusi obat di UPOPPK Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Kegiatan Distribusi rutin yang mencakup distribusi untuk kebutuhan
pelayanan umum diunit pelayanan kesehatan.
2. Kegiatan Distribusi khusus yang mencakup distribusi obat program dan
obat pelayanan kesehatan dasar (PKD) diluar jadwal Distribusi rutin.
Pentujukan pengisian
Kegiatan yang harus dilakukan :
Lakukan pengisian sesuai petunjuk pengisian .
a. Petugas penyimpanan dan pendistribusian mengelola dan
mencatat/penerimaan dan pengeluaran obat dibuku harian pengeluaran
obat (formulir IV)
Buku harian pengeluaran obat memuat semua catatan pengeluaran obat,
baik mengenai data obat-obat maupun catatan dokumen obat tersebut.
b. Buku harian penerimaan/pengeluaran obat ditutup tiap hari dan dibubuhi
paraf/tanda tangan kepal unit pengelola obat publik dan pembekalan
kesehatan .
c. Kolom buku harian penerimaan/pengeluaran barang diisi sebagai berikut :
- Nomor urut sesuia dengan pengeluaran obat
- Tanggal pengeluaran barang
- Nomor tanda bukti pengeluaran baik yang berupa surat kirimam
dan tanggal dokumen tersebut
- Nama obat
- Jumlah obat
- Jumlah harga
Isi LPLPO
Nomor dan tanggal pelaporan dan permintaan
Nama puskesmas yang bersangkutan
Nama kecamatan dari wilayah kerja pukesmas
Nama kabupaten/kota dari wilayah kecamatan yang bersangkutan
Nama provinsi dari wilayah kerja kabupaten/kota
Tanggal pembuatan dokumen
Bulan pelaporan dari pukesmas
Bulan permintaan puskesmas
Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat diisi dengan
nama bulan bersangkutan
Jika dengan mengajukan permintaan obat (termasuk pelaporan data obat)
diisi dengan periode distribusi bersangkutan
Jumlah kunjungan disii dengan data kunjungan selama bulan lalu yang dibedakan
dalam:
Umum dibayar : jumlah pasien umum yang mendapatkan resep/obat dan
pembayaran biaya pelayanan
Umum tidak dibayar : jumlah pasien umum yang mendapatkan resep/obat dan
tidak membayar biaya pelayanan
Askes : jumlah pasien peserta asuransi kesehatan (Askes) yang
mendapat resep/obat
PENGERTIAN
Pencatatan dan pelaporan data obat di UPOPPK kabupaten/kota merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang
diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan diunit pelayanan
kesehatan seperti pukesmas.
Tujuan pencatatan dan pelaporan
Tersedianya data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan,
pengeluaran/penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian
kegiatan mutasi obat.
Sebagai dari kegiatan pencatatan dan pelaporan obat ini telah diuraikan pada
masing-masing aspek pengelolaan obat. Berikut ini akan diuraikan secara ringkas
kegiatan pencatatan dan pelaporan obat yang perlu dilakukan oleh UPOPPK.
Pentujuk pengisian :
Kolom pada formulir laporan kegiatan Distribusi diisi dengan data yang diperoleh
dari dokumen LPLPO.
Kolom 1 : diisi dengan no urut :
Kolom (2 s/d 3) : diisi sesuai dengan dokumen LPLPO
Kolom 4 : diisi dengan stok pada awal bulan
Kolom 5 : diisi dengan penerimaan obat
Kolom 6 : diisi dengan jumlah persediaan atau sama dengan kolom 4+5
Kolom 7 : diisi dengan pemakaian selam satu tahun
Kolom 8 : diisi dengan kolom 7 dibagi 12
Kolom 9 : diisi dengan kolom 9 dibagi dengan kolom 8
Kolom 10 : diisi dengan kolom 9 dibagi dengan kolom 8
Kolom total kunjungan resep (11 s/d 13) : diisi dengan data kunjungan yang
mendapatkan resep satuan kerja bersangkutan selama satu tahun
Manfaat Informasi
1) Untuk pelaksanaan tindak lanjut peningkatan dan penyempurnaan
pengelolaan obat di kabupaten/kota
2) Bahan masukan dalm penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota
Pengertian :
Penghapusan adalah rangkaian kegiatan pemusnahan sediaan farmasi dalam
rangka pembebasan barang milik/kekayaan negara dari tanggung jawab
berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Daftar Obat
a. Petugas Perencanaan dan evaluasi mempersiapkan/membuat daftar obat
untuk dihapuskan serta mengumpulkan pada suatu tempat berdasarkan :
- Data-data dari petugas penyimpanan dan penyaluran
- Peraturan-peraturan yang berlaku (misalnya ICW)
b. Kepala UPOPPK membuat laporan serta mwngirimkan daftar obat
tersebut kepada kepala dinas kesej=htan kabupaten/kota, dengan maksud
agar obat-obatan tersebut dapat dihapuskan dari pengurusan dan
pertanggung jawaban. Berdasarka laporan tersebut kepala dinas kesehatn
kabuoaten kabupaten/kota membentuk panitia pemeriksa obat yang akan
dihapusakan
Cara-cara Penghapusan
Bupati/Walikota mengelurkan Surat Keputusan Penghapusan Obat. Dalam Surat
Keputusan ini ditentukan cara penghapusan yaitu dengan jalan memusnahkan
obat.