1.2 Pengertian
1.3 Tujuan
Tujuan Pengelolaan Linen dan Laundry adalah sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen dirumah sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Sarana Fasilitas.
3. Sarana Fisik
Sarana fisik Instalasi Laundry terdiri dari beberapa ruang antara lain :
1. Ruang Penerimaan, Pemisahan dan Pencucian Linen Ruang ini dibuat
dari bahan yang tidak licin. Sirkulasi udara harus selalu diperhatikan
dengan selalu membuka pintu vebtilasi udara, penerangan minimal
katerogi pencahayaan C-100-200 Lux sesuai pedoman pencahayaan
Rumah Sakit.
Ruang ini memuat :
Meja pencatatan linen kotor.
Timbangan duduk.
Ruang yang cukup untuk troly linen kotor.
Mesin cuci.
Mesin cuci dibedakan untuk linen yang infeksius dengan linen non
infeksius.
2. Lemari BHP.
Lemari ini digunakan untuk menyimpan bahan kimia untuk pencucian
dan BHP lainnya.
3. Ruang Penyetrikaan
Ruang ini memuat :
- Meja penyetrikaan.
- Lemari penyimpanan linen
Sirkulasi udara di ruangan ini harus dipastikan dengan memasang
exhaust fan.Untuk penerangan minimal kategori pencahayaan D=200-
500 Lux sesuai pedoman Pencahayaan Rumah Sakit.
4. Ruang Penyimpan Linen.
Ruang ini memuat :
- Lemari dan rak penyimpan linen.
Persyaratan lainnya :
- Ruang ini bebas dari pintu.
- Pintu selalu tertutup.
- Sirkulasi udara harus baik, ventilasi udara harus selalu terbuka.
- Penerangan minimal kategori pencahayaan D=200-500 Lux sesuai
pedomanPencahayaan Rumah Sakit.
5. Ruang Kepala.
Ruang ini memuat :
- Meja dan kursi untuk kepala Instalasi.
- Lemari Arsip.
6. Ruang Rehat Staf.
Ruang ini Memuat :
- Meja dan Kursi Makan
- Peralatan untuk makan dan minum staf.
7. Ruang Ganti Staf.
Ruang ini memuat :
- Loker Pegawai.
4.1 Peraturan – Peraturan terkait dengan Pengelolaan Linen dan Laundry bagi Rumah
Sakit:
a. Permenkes 1204/Menkes/SK/XI/2004 Mengatur tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah sakit.
b. Depkes RI th 2004 tentang Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit.
c. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia th 1990.
BAB V
TATA LAKSANA PENGELOLAAN LINEN DAN LAUNDRY
6. Kalibrasi Linen
1. Linen tidak boleh sobek.
2. Linen tidak kusut.
3. Linen tidak boleh berbau amis, keadaan linen harus tetap segar
dari segi warna dan bau.
4. Tidak boleh terdapat bercak-bercak noda.
5. Warnanya tetap cerah dan tidak belang.
6. Linen tidak terbuat dari bahan yang tipis yang dapat
mengakibatkan linen menerawang.
9. Standarisasi Linen
Linen adalah istilah untuk menyebutkan seluruh produk
tekstil yang berada dirumah sakit yang meliputi linen diruang
perawatan maupun baju beda diruang operasi (OK), sedangkan baju
perawat, jas dokter maupun baju kerja biasanya tidak
dikelompokkan pada kategori linen, tetapi dikategorikan sebagai
seragam (uniform).
Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas,
pembungkus, lap, dan sebagainya sehingga dalam perkembangan
manajemennya menjadi tidak sederhana lagi, berhubung tiap
bagian di rumah sakit mempunyai spesifikasi pekerjaan, jumlah
kebutuhan yang besar, frekuensi cuci yang tinggi, dan keterbatasan
persediaan. Untuk itu diperlukan standart linen, antara lan :
a. Standart produk
Sarana kesehatan bersifat universal maka sebaiknya rumah sakit
mempunyai standar produk yang sama, agar bisa diproduksi
massal dan mencapai skala ekonomi. Produk dengan kualitas
tinggi akan memberikan kenyamanan pada waktu pemakaiannya
dan mempunyai waktu penggunaan yang lebih lama, sehingga
secara ekonomi lebih optimum dibandingkan produk yang lebih
murah.
b. Standart desain
Pada dasarnya baju rumah sakit lebih mementingkan fungsinya
dari pada estetikanya, maka desain yang sederhana, ergonomis,
dan unisex merupakan pilihan yang ideal, terutama pada baju
bedah dan baju pasien.Sizing system dengan membedakan
warna, diaplikasikan pada baju tertentu untuk
mengakomodasikan individu pemakai. Untuk kepentingan
praktis beberapa rumah sakit menggunakan sprei/laken yang
fitted selain yang flat. Tidak kalah pentingnya adalah
pertimbangan pada waktu pemeliharaan, penggunaan kancing
dan sambungan baju lebih baik dihindari.
c. Standart material
A. Pengertian.
Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis,
sosial,penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi di
laundry, Keselamatan Pasien berarti semua standar prosedur operasional yang
sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laundry harus ditaati,tidak ada kesalahan
pemberian bahan chemical, pencucian yang bersih sehingga pasien merasa
nyaman dan bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen
yang tidak benar.
B. Tujuan.
Memenuhi standar keselamatan pasien melalui pemakaian linen oleh pasien
tanpa menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linenyang
tidak benar.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:
1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO).
2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry.
3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD).
4. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap
KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan
lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak
lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut.
5. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat kerja
bulanan dengan direksi yaitu:
a. Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang ditimbulkan dari
pengelolaan linen.
b. Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi ( cuci
tangan).
c. Melakukan semua standar pengendalian infeksi.
d. Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen yang dipakai pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman pelayanan ini kami susun, sebagai panduan dalam pedoman kerja
di Bagian Laundry Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu Tahun 2017.