Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT

MANAJEMEN LAUNDRY BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECO FRIENDLY)

Dosen Pengampu : Safari Hasan S.IP.,M.MRS

Disusun Oleh :
Medica Selvia Maharani (10821014)

PROGAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
mampu menyelesaikan Makalah Manajemen Logistik Rumah Sakit dengan judul ”
Manajemen Laundry Berwawasan Lingkungan (Eco Friendly)” ini dengan tepat waktu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Safari Hasan


S.IP.,M.MRS sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen Logistik Rumah Sakit
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah ikut berpartisipasi sehingga makalah ini
selesai tepat pada waktunya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para


pembaca serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya. Sebagai penyusun makalah pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.
Begitu pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak kekurangan. Untuk
itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi peningkatan
makalah kami yang selanjutnya.

Kediri, 13 Juli 2023

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah sakit menghasilkan jumlah limbah yang signifikan, termasuk limbah


tekstil dari cucian dan pembersihan. Praktik manajemen laundry yang tradisional
dapat menyebabkan penggunaan yang berlebihan, pemborosan sumber daya, dan
dampak lingkungan yang negatif. Proses pencucian dan perawatan tekstil di
laundry rumah sakit biasanya membutuhkan konsumsi energi, air, dan bahan kimia
yang tinggi. Penggunaan air yang berlebihan dan pembuangan bahan kimia
berpotensi mencemari lingkungan, serta konsumsi energi yang besar berkontribusi
pada emisi gas rumah kaca.

Ada peraturan dan persyaratan lingkungan yang semakin ketat terkait


dengan pengelolaan limbah dan konsumsi sumber daya di sektor perawatan
kesehatan, termasuk manajemen laundry. Rumah sakit perlu mematuhi peraturan
ini dan mengadopsi praktik eco-friendly untuk mencapai kepatuhan dan
keberlanjutan. Rumah sakit sering berkomitmen untuk tanggung jawab sosial dan
berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Mengadopsi manajemen laundry eco-
friendly dapat meningkatkan reputasi rumah sakit dan memenuhi harapan pasien
dan masyarakat terhadap praktik yang bertanggung jawab secara lingkungan. Maka
dari itu penting untuk mengembangkan dan menerapkan manajemen laundry eco-
friendly di rumah sakit. Pendekatan ini mencakup penggunaan energi dan air yang
efisien, pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya, pengelolaan limbah
yang tepat, serta pemilihan peralatan dan teknologi yang ramah lingkungan. Hal ini
akan membantu rumah sakit mencapai keberlanjutan lingkungan, meminimalkan
dampak negatif, dan memenuhi standar dan persyaratan regulasi yang berlaku.

3
1.2. Rumusan Masalah

1 Apa yang dimaksud dengan laundry eco friendly?


2 Apa saja standar laundry di rumah sakit?
3 Apa saja persyaratan dan tata laksana laundry di rumah sakit?
4 Apa saja konsep dan prinsip manajemen laundry ramah lingkungan?
5 Apa saja peralatan, bahan pembersih dan deterjen yang ramah lingkungan
dalam manajemen laundry rumah sakit?
6 Bagaimana dampak penggunaan bahan pembersih ramah lingkungan
terhadap kebersihan dan keamanan linen di rumah sakit?

1.3. Tujuan

1. Untuk menetahui definisi laundry eco friendly


2. Untuk menetahui standar laundry di rumah sakit
3. Untuk mengetahui persyaratan dan tata laksana laundry di rumah sakit
4. Untuk mengetahui konsep dan prinsip manajemen laundry ramah lingkungan
5. Untuk mengetahui peralatan, bahan pembersih dan deterjen yang ramah
lingkungan dalam manajemen laundry rumah sakit
6. Untuk mengetahui dampak penggunaan bahan pembersih ramah lingkungan
terhadap kebersihan dan keamanan linen di rumah sakit

4
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Laundry eco-friendly

Laundry rumah sakit yang eco-friendly adalah sistem manajemen laundry


yang didesain dan dioperasikan dengan memprioritaskan prinsip-prinsip
keberlanjutan dan ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengurangi
dampak negatif pada lingkungan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya,
dan memastikan kebersihan serta keamanan linen yang digunakan oleh pasien
dan staf rumah sakit. Pelayanan laundry rumah sakit meliputi proses pencucian,
pengeringan, dan perawatan tekstil yang dilakukan di dalam rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan pakaian dan linen yang digunakan dalam perawatan
pasien. Laundry rumah sakit melibatkan pencucian berbagai jenis pakaian, seperti
seragam medis, pakaian pasien, sprei, handuk, selimut, dan perlengkapan
lainnya yang digunakan di rumah sakit. Instalasi laundry adalah tempat
dilaksanakan proses pencucian linen rumah sakit dalam upaya pencegahan
infeksi. Unit ini bertanggungjawab atas penerimaan dan pendistribusian semua
linen yang memerlukan kondisi bersih, terbebas dari noda/kotoran dan
mikroorganisme penyebab infeksi, kering, rapih, utuh, dan siap pakai. Laundry
rumah sakit memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan, higienitas, dan
keamanan lingkungan rumah sakit. Proses pencucian yang efektif dan efisien
sangat penting untuk menghilangkan kontaminan, patogen, dan bahan infeksius
yang mungkin ada pada tekstil yang digunakan dalam perawatan pasien. Selain
itu, laundry rumah sakit juga harus memastikan pakaian dan linen yang bersih,
nyaman, dan bebas dari bau tidak sedap.

5
Proses laundry rumah sakit biasanya melibatkan langkah-langkah seperti
pemisahan jenis pakaian, pembersihan noda, pencucian dengan deterjen atau
bahan pembersih yang sesuai, pengeringan, pengepakan, dan pengantaran
kembali ke unit atau departemen yang membutuhkan. Dalam menjalankan
operasionalnya, laundry rumah sakit harus mematuhi standar dan pedoman
kebersihan, penggunaan bahan kimia yang aman, dan perlakuan limbah yang
tepat. Tujuan dari laundry rumah sakit adalah untuk menyediakan tekstil yang
bersih, steril, dan aman bagi pasien, staf medis, dan pengunjung rumah sakit.

Dalam konteks manajemen rumah sakit, pengelolaan laundry juga melibatkan


penggunaan sumber daya yang efisien, pengelolaan limbah yang aman, serta
mengadopsi praktik yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan.

2. 2 Standar Laundry di Rumah Sakit

Standar laundry di rumah sakit merupakan seperangkat pedoman dan


prosedur yang mengatur pengelolaan dan pengolahan tekstil di rumah sakit.
Standar ini ditetapkan untuk memastikan bahwa laundry rumah sakit menjaga
kebersihan, sterilisasi, dan keamanan tekstil yang digunakan dalam perawatan
pasien. Standar laundry rumah sakit dapat mencakup beberapa aspek, antara lain:

1. Kebersihan dan Sterilisasi


Kebersihan dan sterilisasi dalam laundry di rumah sakit adalah aspek
yang sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan tekstil yang
digunakan dalam perawatan pasien. Berikut adalah beberapa langkah dan
praktik yang umumnya diterapkan untuk menjaga kebersihan dan sterilisasi
dalam proses laundry di rumah sakit:
a. Pemisahan tekstil. Pemisahan yang tepat antara tekstil yang
terkontaminasi dengan yang tidak terkontaminasi merupakan langkah
awal yang penting dalam menjaga kebersihan dan sterilisasi. Pakaian
pasien dan pakaian staf medis yang terkontaminasi harus dipisahkan
dari pakaian bersih sejak awal proses pencucian.

6
b. Persiapan cucian. Sebelum mencuci, perlu dilakukan penghapusan
noda atau kontaminan pada tekstil dengan metode yang sesuai, seperti
pencucian pra-pemrosesan atau perendaman dengan bahan pembersih
yang efektif.
c. Proses pencucian. Pencucian harus dilakukan dengan menggunakan
deterjen atau bahan pembersih yang disetujui dan sesuai dengan
standar rumah sakit. Suhu dan durasi pencucian juga harus
diperhatikan, tergantung pada jenis tekstil dan persyaratan kebersihan
yang diinginkan.
d. Pengeringan. Setelah dicuci, tekstil harus dikeringkan dengan
menggunakan mesin pengering yang sesuai atau metode pengeringan
lain yang memenuhi standar kebersihan. Proses pengeringan harus
cukup efisien untuk menghilangkan kelembaban dan mencegah
pertumbuhan bakteri atau jamur.

e. Penyimpanan dan Pengiriman. Setelah kering, tekstil harus disimpan


dengan baik dalam kondisi yang bersih dan steril. Hal ini meliputi
penggunaan wadah atau kantong penyimpanan yang sesuai, serta
menjaga kebersihan ruang penyimpanan.
f. Sterilisasi. Beberapa jenis tekstil khusus dalam rumah sakit, seperti
linen bedah atau kain penutup meja operasi, memerlukan proses
sterilisasi tambahan setelah dicuci. Sterilisasi dapat dilakukan
menggunakan metode seperti pemaparan panas atau bahan kimia
sterilisasi.
g. Kontrol kualitas. Penting untuk melaksanakan program kontrol kualitas
yang ketat untuk memastikan bahwa tekstil yang dicuci dan disterilisasi
memenuhi standar kebersihan dan sterilisasi yang ditetapkan. Ini dapat
melibatkan pemantauan dan pengujian berkala terhadap sampel tekstil
yang diambil dari laundry.
h. Pelatihan Karyawan. Semua petugas laundry harus mendapatkan
pelatihan yang memadai tentang kebersihan, sterilisasi, dan prosedur
yang harus diikuti. Mereka harus mengerti dan menerapkan protokol
yang ditetapkan untuk menjaga kebersihan dan sterilisasi tekstil.

7
Selain langkah-langkah tersebut, penting juga untuk mematuhi peraturan,
pedoman, dan standar yang berlaku terkait kebersihan dan sterilisasi dalam
laundry rumah sakit. Penerapan yang konsisten dan ketat terhadap praktik
kebersihan dan sterilisasi akan memastikan bahwa tekstil yang digunakan di
rumah sakit bebas dari kontaminasi dan aman bagi pasien dan staf medis.

2. Kualitas Air dan Bahan Kimia


Kualitas air dan penggunaan bahan kimia yang tepat dalam instalasi
laundry rumah sakit merupakan faktor penting untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan tekstil yang digunakan dalam perawatan pasien. Berikut adalah
beberapa poin yang perlu diperhatikan terkait kualitas air dan bahan kimia
dalam instalasi laundry rumah sakit:

a. Air bersih. Air yang digunakan dalam proses pencucian harus berasal
dari sumber air yang bersih dan aman. Pastikan air yang digunakan
memenuhi standar kebersihan dan bebas dari kontaminan atau zat-zat
berbahaya. Jika diperlukan, perlu dilakukan pengujian periodik terhadap
kualitas air untuk memastikan bahwa air yang digunakan sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
b. Suhu dan kualitas air. Suhu air yang digunakan dalam proses
pencucian dapat mempengaruhi efektivitas pembersihan dan
penghilangan kuman. Pastikan suhu air yang digunakan sesuai dengan
persyaratan pencucian yang ditentukan untuk jenis tekstil yang dicuci.
Selain itu, pemantauan secara rutin terhadap kualitas air seperti tingkat
keasaman (pH), kekeruhan, dan kandungan zat-zat terlarut perlu
dilakukan untuk memastikan bahwa air yang digunakan berkualitas
baik.

8
c. Bahan pembersih dan bahan kimia. Pemilihan bahan pembersih dan
bahan kimia yang tepat sangat penting dalam mencapai kebersihan
dan sterilisasi tekstil. Pastikan bahwa bahan pembersih yang digunakan
di rumah sakit telah disetujui dan sesuai dengan standar kebersihan
yang ditetapkan. Hindari penggunaan bahan kimia yang berbahaya
atau berpotensi merusak tekstil atau kesehatan manusia. Gunakan
bahan kimia yang ramah lingkungan, tidak beracun, dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit.
d. Dosiskan dengan tepat. Penting untuk mengikuti instruksi penggunaan
bahan pembersih dan bahan kimia dengan benar, termasuk dosis yang
tepat. Overdos atau underdos dalam penggunaan bahan kimia dapat
berdampak negatif pada kebersihan tekstil atau mengganggu
kesehatan.
e. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia. Bahan kimia harus dilabeli
dengan jelas dan disimpan dengan aman dalam ruang penyimpanan
yang sesuai. Pastikan bahan kimia disimpan terpisah dari tekstil dan
tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang berpotensi
menyebabkan reaksi berbahaya.
f. Pemantauan dan pemeliharaan. Lakukan pemantauan dan
pemeliharaan teratur pada sistem air dan peralatan yang digunakan
untuk memastikan kualitas air dan keberlanjutan penggunaan bahan
kimia. Periksa dan pastikan bahwa peralatan penyimpanan, dosis, dan
penggunaan bahan kimia berjalan dengan baik dan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.

Dalam menjaga kualitas air dan penggunaan bahan kimia yang tepat,
penting untuk mematuhi peraturan dan pedoman yang berlaku terkait kualitas
air dan penggunaan bahan kimia di wilayah atau negara setempat. Melakukan
pemantauan dan pengujian secara teratur, serta memberikan pelatihan kepada
petugas laundry tentang penggunaan bahan kimia yang aman dan efektif, akan
membantu memastikan kualitas air dan penggunaan bahan kimia yang
memenuhi standar kebersihan dan kesehatan dalam instalasi laundry rumah
sakit.

9
3. Peralatan dan Pemeliharaan
Peralatan dan pemeliharaan yang baik dalam instalasi laundry rumah
sakit sangat penting untuk menjaga kinerja optimal peralatan dan
keberlangsungan operasional laundry. Berikut adalah beberapa poin terkait
peralatan dan pemeliharaan di instalasi laundry rumah sakit yang perlu
diperhatikan:
a. Pemilihan peralatan. Memilih peralatan laundry yang sesuai dan
berkualitas tinggi sangat penting. Peralatan seperti mesin cuci,
pengering, sistem dosis otomatis, dan peralatan pendukung lainnya
harus dipilih dengan mempertimbangkan kebutuhan kapasitas, efisiensi
energi, keandalan, dan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan rumah
sakit.
b. Instalasi dan penempatan. Memastikan peralatan dipasang dan
ditempatkan dengan benar sesuai dengan petunjuk rumah sakit.
Terdapat ruang yang cukup untuk ventilasi dan sirkulasi udara yang
baik di sekitar peralatan. Hal ini akan membantu mencegah overheating
dan mengurangi risiko kebakaran.
c. Pemeliharaan rutin. Melakukan pemeliharaan rutin pada peralatan
laundry secara teratur. Pemeliharaan tersebur meliputi pembersihan,
pemeriksaan, dan penggantian suku cadang yang rusak. Mengikuti
jadwal pemeliharaan yang direkomendasikan oleh produsen peralatan.
Pemeliharaan rutin akan membantu menjaga kinerja peralatan,
memperpanjang umur peralatan, dan mencegah kerusakan atau
kegagalan yang tidak terduga.
d. Pemeriksaan keamanan. Pemeriksaan keamanan peralatan secara
berkala dan memastikan semua fitur keamanan berfungsi dengan baik,
seperti pengaman pintu, proteksi suhu, sistem pemadam kebakaran,
dan sistem pengaman lainnya. Pemeriksaan lain meliputi, kabel listrik
dan konektor untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan
yang dapat menyebabkan kecelakaan atau kebakaran.

10
e. Pelatihan dan pengetahuan. Pelatihan pada petugas laundry dilakukan
agar petugas memahami penggunaan dan pemeliharaan peralatan
dengan benar. Pelatihan reguler untuk memastikan mereka memahami
prosedur operasional, pemeliharaan, serta tindakan darurat jika terjadi
masalah dengan peralatan.
f. Tindak lanjut dan perbaikan. Apabila terjadi masalah atau kerusakan
pada peralatan, manajemen laundry dapat segera melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan agar tidak ada masalah berlanjut yang
berpotensi mempengaruhi operasional laundry. Manajemen laundry
dapat melakukan analisis penyebab akar dan lakukan perbaikan untuk
mencegah terjadinya masalah serupa di masa depan.

Dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, peralatan


laundry di instalasi rumah sakit dapat beroperasi dengan efisiensi dan andal.
Hal ini akan membantu dalam menjaga kualitas dan kebersihan tekstil,
meningkatkan efisiensi operasional, serta menghindari biaya dan waktu yang
diperlukan untuk mengganti atau memperbaiki peralatan yang rusak.

4. Pelabelan dan Penyimpanan


Pelabelan dan penyimpanan yang baik dalam instalasi laundry rumah
sakit adalah aspek penting dalam menjaga kebersihan, organisasi, dan
keamanan tekstil yang digunakan dalam perawatan pasien. Berikut adalah
beberapa poin terkait pelabelan dan penyimpanan di instalasi laundry rumah
sakit:
a. Pelabelan yang jelas. memastikan semua tekstil yang dicuci dilabeli
dengan jelas dan terbaca. Label harus mencakup informasi penting
seperti jenis tekstil, nomor seri atau identifikasi unik, tanggal pencucian
terakhir, dan informasi lain yang relevan. Pelabelan yang jelas
membantu identifikasi dan penggunaan yang tepat, serta melacak umur
dan riwayat penggunaan tekstil.

11
b. Metode pelabelan yang tepat. Menggunakan metode pelabelan yang
sesuai untuk tekstil di rumah sakit, seperti menggunakan tinta yang
tahan air dan tahan lama, atau menggunakan label yang dapat
dilekatkan atau dijahit dengan aman pada tekstil. Metode pelabelan
tidak merusak atau mengurangi kualitas tekstil.
c. Ruang penyimpanan yang tepat. Menentukan ruang penyimpanan yang
sesuai untuk menyimpan tekstil yang sudah dicuci. Ruang
penyimpanan yang tepat merupakan ruangan yang bersih, kering, dan
terlindung dari kontaminan atau kelembaban yang berlebihan. Dalam
ruang penyimpana tersebut terdapat rak, lemari, atau wadah
penyimpanan yang cukup untuk menjaga tekstil terorganisir dan mudah
diakses.
d. Pemisahan antara bersih dan kotor. Pemisahan yang jelas antara tekstil
bersih dan kotor dalam ruang penyimpanan untuk memudahkan
petugas laundry. Menggunakan pemisah atau partisi yang sesuai untuk
menjaga pemisahan yang jelas.
e. Rotasi dan penggunaan FIFO. Menerapkan prinsip "First In, First Out"
(FIFO) dalam penyimpanan dan penggunaan tekstil. Tekstil yang sudah
dicuci disimpan dan digunakan berdasarkan urutan waktu. Metode
tersebut dilakukan untuk membantu mencegah penumpukan tekstil
yang tidak perlu dan memastikan tekstil digunakan secara merata.
f. Perlindungan terhadap kontaminan. Penyimpanan dilakukan dengan
cara yang mencegah kontaminan atau debu masuk ke tekstil yang
sudah dicuci. Wadah atau penutup yang sesuai berfungsi untuk
melindungi tekstil dari kontaminasi udara, serangga, atau paparan yang
tidak diinginkan.
g. Penyimpanan yang rapi dan terorganisir. Penyimpanan tetap rapi dan
terorganisir dengan sistem penempatan dan klasifikasi yang jelas.
Tempat untuk setiap jenis tekstil, seperti seragam medis, sprei, handuk,
dan perlengkapan lainnya harus jelas, sehingga mudah untuk
mengakses dan mengelola persediaan tekstil.

12
h. Kebersihan dan pembersihan ruang penyimpanan. Ruang
penyimpanan secara rutin dibersihkan untuk menghindari
penumpukan debu, kotoran, atau kontaminan lainnya. Membersihkan
rak atau lemari penyimpanan secara teratur agar tekstil tetap bersih
dan terjaga kualitasnya.

Melalui pelabelan yang jelas dan penyimpanan yang terorganisir, instalasi


laundry rumah sakit dapat menjaga kebersihan dan keamanan tekstil yang
digunakan dalam perawatan pasien. Hal ini membantu menghindari
kontaminasi silang, mengoptimalkan penggunaan tekstil, serta memudahkan
pengelolaan dan pemantauan persediaan tekstil di rumah sakit.

5. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah di instalasi laundry rumah sakit adalah aspek penting
yang perlu diperhatikan untuk memastikan limbah yang dihasilkan dari proses
pencucian tekstil dikelola dengan aman, sesuai peraturan, dan tidak
mencemari lingkungan. Berikut adalah beberapa poin terkait pengelolaan
limbah di instalasi laundry rumah sakit:
a. Identifikasi dan klasifikasi limbah. Limbah dari laundry rumah sakit
biasanya dapat diklasifikasikan menjadi limbah medis dan limbah non-
medis. Limbah medis meliputi limbah yang terkontaminasi oleh bahan-
bahan berbahaya atau potensial berbahaya, sedangkan limbah non-
medis mencakup limbah seperti air hasil pencucian dan limbah kimia.
b. Pemisahan limbah. Pemisahan limbah medis dan limbah non-medis
penting dilakukan sejak awal untuk memastikan limbah dikelola secara
terpisah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Wadah atau kontainer
yang sesuai untuk setiap jenis limbah dan terdapat label dengan jelas.
c. Penyimpanan sementara. Area penyimpanan sementara dilengkapi
dengan wadah yang sesuai, tanda peringatan, dan sistem
pengendalian akses yang tepat. Selain itu, terdapat petunjuk
penggunaan dan prosedur untuk pengelolaan limbah yang terpampang
di area penyimpanan sementara.

13
d. Pengolahan limbah medis. Limbah medis yang dihasilkan dari proses
laundry rumah sakit, seperti pakaian pasien yang terkontaminasi, perlu
pengolahan sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku.
Pengolahan limbah medis meliputi proses pengemasan yang tepat,
desinfeksi, dan pembuangan yang aman sesuai dengan persyaratan
peraturan setempat.
e. Perlakuan limbah non-medis. Limbah non-medis yang dihasilkan dari
proses laundry rumah sakit, seperti air hasil pencucian dan limbah
kimia, juga perlu dikelola dengan benar. Air hasil pencucian harus
diproses dan diolah secara efektif sebelum dilepas ke lingkungan
sesuai dengan persyaratan kualitas air yang berlaku. Limbah kimia
harus disimpan, ditangani, dan dibuang sesuai dengan peraturan
lingkungan yang berlaku.
f. Penyediaan peralatan dan perlindungan. Instalasi laundry dilengkapi
dengan peralatan dan perlindungan yang sesuai untuk mengelola
limbah dengan aman. Hal tersebut meliputi, wadah limbah yang tahan
bocor, sarana pembersihan dan desinfeksi, perlengkapan pelindung diri
bagi petugas yang terlibat dalam pengelolaan limbah, dan sistem
keamanan untuk mencegah akses yang tidak sah.
g. Pelatihan dan kesadaran. Pelatihan kepada petugas laundry tentang
pengelolaan limbah yang tepat, termasuk prosedur penanganan,
pemisahan, dan pembuangan yang sesuai untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang aman dan
perlindungan lingkungan melalui edukasi dan pengawasan yang terus-
menerus.

Pengelolaan limbah yang tepat di instalasi laundry rumah sakit penting


untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pastikan
untuk mematuhi peraturan dan pedoman yang berlaku terkait pengelolaan
limbah di wilayah atau negara setempat untuk memastikan pengelolaan limbah
yang aman dan sesuai peraturan.

14
2. 3 Persyaratan dan Tata Laksana Laundry Di Rumah Sakit

Berikut adalah persyaratan dan tata laksana Laundry di Rumah Sakit menurut
Keputusan MenteriKesehatan RI No.1204/MENKES/SK/X/2004.1)

1. Persyaratan
a. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C
dalam waktu 10 menit.
b. Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian
yang ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai
oleh lingkungan.
c. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
mengandung 6 × 10° spora spesies Bacillus per inci persegi.

2. Tata Laksana
a. Di tempat laundry tersedia keran air bersi dengan kualitas dan tekanan
aliran yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia
disinfektan.
b. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan
saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat
mencuci jenis-jenis linen yang berbeda.
c. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius
dan non infeksius.
d. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi
dengan pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi
pengolahan air limbah.
e. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesai kegunaannya
yaitu rang linen kotor, rang linen bersih, ruang untuk perlengkapan
kebersihan, ruang perlengkapan cuci, rang kereta linen, kamar mandi
dan rang peniris tau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
f. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri,
pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain
tersebut harus mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang telah
ditetapkan.

15
2. 4 Konsep dan Prinsip Manajemen Laundry Ramah Lingkungan

Konsep dan prinsip manajemen laundry ramah lingkungan di rumah sakit


melibatkan pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang
dihasilkan dari proses pencucian tekstil, mengoptimalkan penggunaan sumber
daya, dan mempromosikan praktik yang berkelanjutan. Beberapa konsep dan
prinsip yang dapat diterapkan dalam manajemen laundry ramah lingkungan di
rumah sakit antara lain:

1. Penggunaan Energi yang Efisien


Penggunaan energi yang efisien di instalasi laundry sangat penting untuk
mengurangi konsumsi energi dan dampak lingkungan yang dihasilkan. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan efisiensi
energi dalam instalasi laundry:
a. Pemilihan peralatan yang efisien. Penggunaan mesin cuci dan
pengering yang memiliki tingkat efisiensi energi tinggi. Peralatan
dengan label energi seperti Energy Star menunjukkan bahwa mereka
memenuhi standar efisiensi energi yang ketat. Kapasitas dan fitur
tambahan yang memungkinkan pengaturan suhu, waktu, dan
penggunaan air yang disesuaikan.
b. Pemanasan air yang efisien. Air panas sering digunakan dalam proses
pencucian. Menggunakan sistem pemanas air yang efisien, seperti
pemanas air dengan pompa panas atau pemanas air tenaga surya.
Selain itu, mengatur suhu air yang sesuai dengan kebutuhan pencucian
dapat mengurangi konsumsi energi. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Lingkungan Rumah Sakit bahwa suhu air panas untuk pencucian 70°C
dalam waktu 25 menit atau 95°C.
c. Penggunaan siklus pencucian yang tepat. Siklus pencucian yang
sesuai dengan tingkat kotoran dan jenis tekstil yang dicuci. Siklus
pendek atau mode hemat energi dapat digunakan untuk pakaian yang
tidak terlalu kotor atau untuk mencuci beban yang lebih kecil. Mengisi
mesin cuci melebihi kapasitas yang direkomendasikan dapat
meningkatkan konsumsi energi.

16
d. Manajemen beban. Manajemen beban yang efektif dapat membantu
mengoptimalkan penggunaan energi. Mesin cuci dan pengering
dioperasikan dengan beban penuh untuk mengurangi jumlah siklus
pencucian dan pengeringan yang diperlukan. Mengelompokkan
pakaian dengan warna dan jenis yang serupa juga dapat menghemat
waktu dan energi.
e. Pemeliharaan rutin. Pemeliharaan rutin pada mesin cuci dan pengering
dilakukan untuk memastikan kinerja yang optimal. Filter, saluran air,
dan ventilasi dibersihkan secara teratur agar aliran air dan udara tidak
terhambat. Peralatan pada instalasi laundry harus tetap dalam kondisi
baik untuk menghindari kebocoran atau kerusakan yang dapat
mengakibatkan konsumsi energi yang lebih tinggi.
f. Otomatisasi dan sensor. Peralatan dengan fitur otomatisasi dan sensor
yang dapat mengoptimalkan penggunaan energi. Misalnya, mesin cuci
dengan sensor beban yang dapat mengukur berat cucian dan mengatur
jumlah air dan waktu pencucian yang diperlukan.

g. Pelatihan petugas laundry. Pelatihan petugas laundry tentang


pentingnya penggunaan energi yang efisien dan cara mengoptimalkan
penggunaan peralatan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan
adopsi praktik yang ramah lingkungan.

2. Penggunaan Air yang Hemat


Penggunaan air yang hemat di instalasi laundry rumah sakit adalah
langkah penting dalam upaya untuk mengurangi konsumsi air dan dampak
lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam instalasi laundry:
a. Peralatan yang efisien. Pilih mesin cuci dan pengering yang dirancang
untuk menghemat air. Peralatan dengan opsi pengaturan beban air
atau teknologi penghematan air dapat membantu mengurangi jumlah
air yang digunakan dalam setiap siklus pencucian.

17
b. Optimalisasi beban dan kapasitas. Mesin cuci dengan beban penuh
atau sesuai dengan kapasitas yang direkomendasikan oleh produsen.
Mengisi mesin cuci melebihi kapasitasnya dapat menghasilkan
penggunaan air yang berlebihan. Mengelompokkan cucian berdasarkan
jenis, warna, dan tingkat kotoran yang serupa dapat mengurangi jumlah
siklus pencucian yang diperlukan.
c. Penggunaan siklus pencucian yang tepat. Siklus pencucian yang
sesuai dengan jenis tekstil dan tingkat kotoran. Menggunakan siklus
pendek atau mode hemat air ketika memungkinkan dan menghindari
siklus prapencucian yang tidak diperlukan karena hal ini menggunakan
tambahan air yang tidak perlu.
d. Perbaiki kebocoran dan penyumbatan. Pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi dan memperbaiki kebocoran atau penyumbatan pada
saluran air. Kebocoran air yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan
pemborosan yang signifikan.
e. Pengolahan dan rekuperasi air. Penggunaan sistem pengolahan air
limbah atau sistem daur ulang air untuk mengurangi konsumsi air. Air
hasil pencucian yang telah diolah dapat digunakan kembali dalam
proses pencucian atau digunakan untuk keperluan non-potable seperti
irigasi atau pembersihan.

3. Penggunaan Bahan Pembersih Ramah Lingkungan.


Penggunaan bahan pembersih yang ramah lingkungan di instalasi laundry rumah
sakit adalah langkah penting dalam menjaga kebersihan tekstil sambil mengurangi
dampak negatif pada lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil untuk menggunakan bahan pembersih yang ramah lingkungan di instalasi
laundry rumah sakit:
a. Produk dengan label lingkungan. Menggunakan produk dengan label yang
menunjukkan bahwa produk tersebut ramah lingkungan. Misalnya, cari
produk yang telah mendapatkan sertifikasi seperti EcoLogo atau USDA
Certified Biobased.

18
b. Menghindari bahan kimia berbahaya. Menghindari penggunaan bahan
pembersih yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti fosfat, klorin,
alkilfenol etoksilat (APEO), dan zat-zat berbahaya lainnya dan memilih bahan
pembersih berbasis tanaman atau bahan alami.
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia. Dengan menggunakan bahan
pembersih seefisien mungkin dan hanya dalam jumlah yang diperlukan.
Mengurangi penggunaan bahan kimia tidak hanya mengurangi dampak
lingkungan, tetapi juga dapat menghemat biaya operasional.
d. Dosis yang tepat. Dosis bahan pembersih sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh produsen. Menggunakan dosis yang tepat membantu
mengurangi pemborosan dan juga dapat menghindari penumpukan residu
bahan pembersih pada tekstil.
e. Pembersihan yang efektif. Langkah-langkah pembersihan yang efektif
dilakukan untuk memaksimalkan hasil pembersihan dengan menggunakan
jumlah bahan pembersih yang minimal. Misalnya, perhatikan suhu, waktu,
dan metode pencucian yang sesuai dengan jenis tekstil yang dicuci.

4. Penggunaan Bahan Kimia yang Tepat.


Penggunaan bahan kimia yang tepat di instalasi laundry rumah sakit adalah
penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tekstil sambil meminimalkan
dampak negatif pada lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil untuk menggunakan bahan kimia yang tepat di instalasi laundry rumah sakit:
a. Evaluasi dan pemilihan yang teliti. Evaluasi bahan kimia yang digunakan
dalam proses pencucian dan menggunakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan laundry rumah sakit. Label produk, ulasan, dan informasi
keamanan serta bahan kimia yang digunakan telah memenuhi standar
keselamatan dan kualitas yang berlaku.
b. Dosis yang tepat. Bahan kimia dalam dosis yang tepat sesuai dengan
petunjuk produsen. Menggunakan dosis yang terlalu banyak dapat
menyebabkan pemborosan dan meningkatkan risiko kontaminasi lingkungan.
Selain itu, dosis yang tidak mencukupi dapat mengurangi efektivitas
pembersihan.

19
c. Hindari bahan kimia berbahaya. Penggunaan bahan kimia berbahaya yang
dapat mencemari lingkungan dan berpotensi membahayakan kesehatan.
Bahan kimia yang digunakan harus aman, ramah lingkungan, serta sesuai
dengan regulasi dan pedoman yang berlaku.
d. Alternatif ramah lingkungan. Beberapa produsen telah mengembangkan
bahan kimia yang lebih aman dan berkelanjutan, seperti penggunaan bahan
pembersih berbasis tanaman atau bahan alami yang memiliki dampak
lingkungan yang lebih rendah.
e. Penanganan dan penyimpanan yang aman. Bahan kimia disimpan dengan
benar dan aman di area yang ditentukan dengan mengikuti panduan
penyimpanan dari produsen, terdapat tanda peringatan yang jelas pada
wadah bahan kimia. Petugas laundry juga perlu dilatih tentang penanganan
yang aman, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja
dengan bahan kimia.
f. Daur ulang dan pemusnahan yang aman. Untuk daur ulang bahan kimia
yang tidak terkontaminasi atau menggunakan layanan pemusnahan yang
aman untuk bahan kimia yang sudah habis pakai atau terkontaminasi.

Dengan menerapkan penggunaan bahan kimia yang tepat, instalasi laundry


rumah sakit dapat menjaga kebersihan tekstil sambil mengurangi dampak negatif
pada lingkungan dan kesehatan. Ini penting untuk mencapai praktik yang
berkelanjutan dan memberikan perlindungan terhadap staf laundry, pasien, dan
lingkungan secara keseluruhan.

5. Pemilihan Tekstil Berkelanjutan


Pemilihan tekstil berkelanjutan di instalasi laundry rumah sakit dapat membantu
mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan mendukung praktik yang lebih
berkelanjutan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil dalam pemilihan tekstil berkelanjutan:
a. Prioritaskan bahan organik. Tekstil yang terbuat dari serat organik seperti
katun organik atau linen organik. Bahan organik diproduksi tanpa
menggunakan pestisida atau bahan kimia berbahaya, yang mengurangi
dampak lingkungan dan potensi risiko kesehatan.

20
b. Gunakan serat daur ulang. Menggunakan tekstil yang terbuat dari serat daur
ulang, seperti serat daur ulang polyester atau serat daur ulang dari limbah
tekstil. Dengan menggunakan serat daur ulang dapat membantu mengurangi
konsumsi sumber daya alam dan mengurangi jumlah limbah tekstil yang
masuk ke tempat pembuangan akhir.
c. Perhatikan sertifikasi. Tekstil yang dipilih memiliki sertifikasi atau label yang
menunjukkan keberlanjutan mereka, seperti Global Organic Textile Standard
(GOTS), Oeko-Tex Standard 100, atau Fair Trade Certified. Sertifikasi ini
memberikan jaminan bahwa tekstil diproduksi dengan standar yang tinggi
dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi.
d. Pertimbangkan umur pakai yang panjang. Tekstil dengan kualitas yang baik
dan daya tahan yang tinggi. Tekstil yang tahan lama dapat digunakan
kembali dan dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama, mengurangi
kebutuhan akan pembelian dan pemakaian tekstil baru.
e. Evaluasi proses produksi. Produsen atau merek yang menerapkan praktik
produksi yang bertanggung jawab secara lingkungan, seperti penggunaan
pewarnaan yang ramah lingkungan atau penggunaan energi dan air yang
efisien.
f. Manajemen persediaan dan pencucian yang efisien. Manajemen persediaan
tekstil dengan bijak untuk menghindari pemborosan dan overuse. Selain itu,
terapkan praktik pencucian yang efisien seperti dosis pembersih yang tepat,
pengaturan suhu dan siklus pencucian yang sesuai, serta penggunaan
teknologi yang hemat air dan energi.

Melalui penerapan konsep dan prinsip manajemen laundry ramah


lingkungan, rumah sakit dapat mengurangi dampak lingkungan dari operasional
laundry, menghemat sumber daya, dan memberikan kontribusi pada keberlanjutan
lingkungan secara keseluruhan.

21
2. 5 Peralatan, Bahan Pembersih Dan Deterjen Yang Ramah Lingkungan Dalam
Manajemen Laundry Rumah Sakit

Dalam manajemen laundry rumah sakit, ada beberapa pilihan peralatan,


bahan pembersih, dan deterjen yang ramah lingkungan yang dapat
dipertimbangkan.

1. Peralatan
a. Mesin cuci dan pengering efisien energi. Mesin cuci dan pengering yang
memiliki label Energy Star atau memiliki tingkat efisiensi energi yang tinggi.
Peralatan ini dirancang untuk menggunakan lebih sedikit energi listrik dan
air selama operasi.
b. Sistem penghemat air. Menggunakan sistem penghemat air seperti nozzle
atau perangkat pengatur aliran air yang dapat mengurangi konsumsi air
tanpa mengorbankan kualitas pencucian.
c. Mesin Cuci Berkapasitas Besar. Mesin cuci berkapasitas besar untuk
mengoptimalkan penggunaan energi dan air per unit cucian. Mesin cuci
berkapasitas besar memungkinkan mencuci lebih banyak linen dalam satu
siklus, mengurangi jumlah siklus pencucian yang diperlukan.

d. Sistem Pengolahan Air Limbah. Sistem pengolahan air limbah yang efisien
untuk mengolah air hasil pencucian sebelum dibuang atau digunakan
kembali. Sistem pengolahan air limbah membantu mengurangi dampak
pencucian terhadap kualitas air dan lingkungan.

2. Bahan Pembersih dan Deterjen


a. Bahan pembersih berbasis tanaman. Bahan pembersih yang terbuat dari
bahan alami dan berbasis tanaman, seperti deterjen yang menggunakan
bahan aktif dari tanaman seperti lidah buaya atau biji kacang-kacangan.
Menghindari bahan pembersih yang mengandung fosfat, klorin, atau
alkilfenol etoksilat (APEO).
b. Deterjen biorisalah. Deterjen yang mudah terurai secara alami dan ramah
lingkungan setelah digunakan. Deterjen tersebut memenuhi standar
keselamatan dan kualitas lingkungan yang ditetapkan.

22
c. Deterjen dengan sertifikasi lingkungan. Deterjen yang memiliki sertifikasi
lingkungan seperti EcoLogo atau USDA Certified Biobased. Sertifikasi
tersebut menunjukkan bahwa produk memenuhi kriteria keberlanjutan
tertentu.
d. Penggunaan dosis yang tepat. Menggunakan dosis deterjen yang sesuai
dengan beban cucian dan tingkat kotoran. Menggunakan dosis yang lebih
sedikit dari yang dianjurkan dapat membantu mengurangi limbah dan
dampak lingkungan.
e. Penggunaan bahan penghilang noda alami. Alih-alih menggunakan bahan
penghilang noda yang mengandung bahan kimia keras, pertimbangkan
untuk menggunakan bahan penghilang noda alami seperti cuka putih,
baking soda, atau air peroksida.

2. 6 Dampak Penggunaan Bahan Pembersih Ramah Lingkungan Terhadap


Kebersihan Dan Keamanan Linen Di Rumah Sakit

Penggunaan bahan pembersih ramah lingkungan dapat memberikan


dampak positif terhadap kebersihan dan keamanan linen di rumah sakit, asalkan
produk-produk tersebut dipilih dan digunakan dengan benar. Beberapa dampak
positif yang dapat terjadi meliputi:

1. Kebersihan yang Efektif. Bahan pembersih ramah lingkungan yang telah


terbukti efektif dalam membersihkan dan menghilangkan kotoran dan noda
pada linen. Meskipun bahan pembersih ini lebih ramah lingkungan, tetapi
kemampuannya untuk membersihkan tetap tinggi sehingga linen rumah sakit
tetap bersih dan bebas dari kontaminasi.
2. Tidak Menyebabkan Residu Berbahaya. Bahan pembersih ramah lingkungan
cenderung tidak meninggalkan residu berbahaya pada linen setelah dicuci.
Residu bahan kimia berbahaya dapat berdampak negatif pada kesehatan
pasien dan staf rumah sakit yang menggunakan linen tersebut.

23
3. Dukungan terhadap Kualitas Air. Bahan pembersih ramah lingkungan yang
lebih mudah terurai secara alami atau menggunakan bahan-bahan alami
cenderung lebih aman untuk lingkungan. Dengan menggunakan bahan
pembersih yang ramah lingkungan, air hasil pencucian tidak terkontaminasi
oleh bahan kimia berbahaya dan lebih aman untuk dibuang atau diolah
kembali.
4. Minimalkan Risiko Alergi dan Irritasi. Bahan pembersih tradisional yang
mengandung bahan kimia berpotensi menyebabkan reaksi alergi atau iritasi
pada kulit dan saluran pernapasan. Bahan pembersih ramah lingkungan yang
lebih lembut dapat membantu mengurangi risiko reaksi alergi pada staf yang
menangani linen dan pada pasien yang sensitif.

24
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen laundry berwawasan lingkungan atau eco-friendly merupakan


pendekatan yang bertujuan untuk mengelola operasi laundry rumah sakit dengan
memprioritaskan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dalam konteks rumah sakit,
praktik-praktik ramah lingkungan dalam operasi laundry sangat penting untuk
mengurangi dampak negatif pada lingkungan, meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya seperti air dan energi, serta memastikan kebersihan dan keamanan linen
yang digunakan oleh pasien dan staf. Melalui penggunaan peralatan yang efisien energi,
sistem penghemat air, bahan pembersih dan deterjen ramah lingkungan, serta
pengelolaan limbah yang tepat, laundry rumah sakit dapat berkontribusi pada
pelestarian lingkungan. Selain itu, manajemen laundry eco-friendly juga dapat
memberikan manfaat dalam penghematan biaya operasional dan energi.

Dengan meningkatkan kesadaran staf laundry tentang pentingnya praktik-praktik


ramah lingkungan dan mengimplementasikan prosedur yang sesuai, rumah sakit dapat
mencapai manajemen laundry yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan. Penggunaan bahan pembersih ramah lingkungan juga membantu
menjaga kebersihan linen tanpa meninggalkan residu berbahaya yang dapat berdampak
negatif pada kesehatan. Melalui langkah-langkah ini, manajemen laundry berwawasan
lingkungan membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman untuk
pasien, staf, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan memperhatikan
keberlanjutan dan ramah lingkungan, rumah sakit dapat memberikan kontribusi positif
bagi lingkungan dan memberikan contoh terbaik dalam praktik operasional yang
bertanggung jawab terhadap alam dan kesehatan umum.

25

Anda mungkin juga menyukai