A. Pendahuluan
Mengigat Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatanuntuk pelayanan umum,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat memungkinkan terjadi penularan
penyakit dan gangguan kesehatan
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit adalah melalui
pelayanan medis, khususnya dalam pengelolaan Linen Rumah Sakit, Linen Rumah Sakit di
butuhkan di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis jumlah dan kondisinya.
Alur pengelolaan linen cukup panjang membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak
melibatkan tenaga kesehatan dengan macam-macam klarifikasi terdiri dari ahli manejemen
tehnisi, perawat,tukang cuci, penjahit, tukang strika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan
keselamatan kerja.
Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai, di perlukan perhatian
khusus pengelolaan tempat pencucian linen (Laundry), Sesuai keputusan Kepala Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit umum meuraxa tentang pembentukan sususan organisasi
tata kerja Instalasi Laundry Rumah Sakit umum meuraxa. Berdasarkan buku pedoman
manejemen Linen Rumah Sakit Tahun 2004 untuk meningkatkan kualitas linen yang baik,
nyaman, dan siap pakai diperlukan perhatian khusus dalam pengelolaan linen seperti
kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial, pencemaran lingkungan dan efek dari penggunaan
bahan-bahan kimia untuk proses pencucian di Instalasi Laundry Rumah Sakit umum meuraxa.
B. Latar Belakang
Salah satu pelayanan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang, khususnya dalam pengelolaan linen dirumah sakit, linen di rumah sakit di
butuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini bervariasi, baik jenis ,
jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan
khususnya dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan macam-macam klarifikasi.
Klarifikasi tersebut terdiri dari ahli manejemen, teknisi, perawat, tukang cuci,tukang strika, ahli
sanitasi, ahli kesehatan dan ahli keselamatan kerja (K3). Untuk mendapatkan kualitas linen
yang baik, nyaman dan siap
pakai di perlukan perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
1. Visi
Menjadikan Pelayanan loundri yang optimal dan professional.
2. Misi
1. Meningkatkan kwalitas linen
2. Memberikan pelayanan linen yang bersih,rapi
3. Menggunakan bahan chemical yang ramah lingkungan
3. Falsafah
1. Pelayanan linen pada hakikatnya adalah tindakan penunjang medic yang
dilakukan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab untuk membantu unit-
unit lain di Rumah Sakit umum meuraxa yang membutuhkan linen yang siap
pakai.
2. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada siapa pun di setiap tempat di rumah sakit
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Pelayanan linen dilakukan oleh tenaga non medis dengan pedoman dan
prosedur kerja yang ada.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja khusunya tempat kerja yang
Tujuan Khusus
HP
--------------------------------------------
Bagian ini DIHILANGKAN SAJA YA
Karena konten ini sudah ada di pedoman
pengorganisasian
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit
2 SPK RINALDI
4 SMA NURMA
5 SMA MURNIATI
6 SMA NASRULLAH
8 SMA NURISKI
9 SMA RAHMATINA
10 SMA ANDRIANSYAH
JUMLAH 10 ORANG
6. Standar penggunaan
Standar umum linen rumah sakit dengan pencucian prosedur normal adalah 150 sampai 200
kali pencucian, selain itu juga melihat kondisi fisik linen. Kondisi fisik linen ini dapat di
liat melalui meja control linen dengan melihat serat linen apakah mesin utuh atau sudah ada
yang putus.
Tenaga Instalasi Laundry
Untuk mencegah infeksi yang terjadi di dalam pelaksanaan kerja terhadap tenaga pencucian
maka perlu ada pencegahan dengan :
- Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala
- Pemberian imunisasi tetanus, hepatitis
- Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit, luka-luka, ruam, kondisi kulit
eksfoliatif tidak boleh melakukan pencucian.
Seperti disebutkan di atas yang di maksud dengan linen infeksius dan non infeksius yang
secara spesifik di perlukan secara khusus dengan plastic linen yang berbeda.
Penanganan linen dimulai dari proses verbeden ( pengantian linen ). Pelaksanaan Verbeden
dilakukan oleh perawat dimana sebelum dilakukan pengantian linen bersih harus melepaskan
linen kotor dengan demikian perawat tersebut akan kontak dengan linen kotor baik itu
dengan linen infeksius maupun non infeksius.
1. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan sabun 10-15 detik sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD : Sarung tangan , Masker dan Apron.
3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, sprayer, ember dengan tulisan linen infeksius
4. Lipat bagian yang terinfeksi di bagian dalam lalu masukan linen kotor infeksius ke
dalam ember tertutup dan bawa ke ruang cuci
5. Noda darah atau feses dibuang ke dalam baskom, basahkan dengan air dalam sprayer
dan masukan ke dalam plastic transparan dengan memisahkan linen
warna dan linen putih (kantong linen infeksius). Sampah tercampur seperti jarum suntik
tempatkan pada wadah penampungan jarum suntik
6. Lakukan penutupan kantung
7. Bawa linen kotor ke ruang tempat linen kotor dan siap diambil oleh petugas
Laundry
1. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan sabun 10-15 detik sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD : Sarung tangan , Masker dan Apron.
3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, spayer, ember dengan tulisan linen non infeksius,
kantong linen non infeksius
4. Lipat bagian yang terkena noda di bagian dalam lalu masukan linen kotor ke dalam
ember tertutup dan bawa ke ruang tempat linen kotor dan siap di ambil oleh petugas
Laundry
a. Transportasi
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan organism, jika linen kotor
tidak tertutupi dan troli tidak mudah di bersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :
1. Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih
2. Bahan troli terbuat stainless steel ( Baja antikarat )
3. Jika mengunakan wadah, maka warna yang berbeda
4. Wadah mampu menampung beban linen
5. Wadah mudah dilepas setiap saat setelah digunakan selalu dicuci ( siapkan
cadangan ) demikian pula dengan trolinya selalu di bersihkan
6. Muatan/loading linen kotor/bersih tidak terlebih
7. Wadah memiliki tutup
b. Laundry
Tahapan kerja Laundry :
1. Pengambilan linen kotor dengan prosedur pencatatan
2. Pemilihan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendistribusian
10. Pengantian linen rusak ( tidak layak pakai )
Pada saat proses penerimaan-penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana mungkin
organism masih hidup, maka petugas diwajibkan mengunakan APD.
Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci tangan, sebagai upaya
pertanahan diri.
b. Suhu
Suhu yang direkomendasikan untuk tekstil : katun 90 ; polykatun 80oC;
polyster 75oC; wool dan silk 30oC. sedangkan suhu terkait dengan
pencampuran bahan kimia dan proses :
- Proses pra cuci dengan/tanpa bahan kimia dengan suhu normal
- Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergen untuk linen warna putih 45- 50oC,
untuk linen warna 60-80oC
- Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi 65oc atau 71oc
- Proses bilas I dan II dengan suhu normal
- Proses penetralan dengan suhu normal
- Proses pelembutan dengan suhu normal
c. Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari: alkali, elmulsifier, detergen, bleach
(chlorine bleach dan oksigen bleach), sour, softener. Masing-masing
mempunyai fungsi sendiri. Penanganan linen infeksius dipersayratkan mengunakan
kimia chlorine formulasi 1% atau 10.000 ppn av.Cl2( untuk virus HIV dan HBV )
chlorine yang dipasarkan untuk laundry biasanya memiliki bahan aktif 10% atau
100.000 ppn av.Cl2
d. Mechanical action
Mechanical action adalah puritan mesin pada saat proses pencucian. Faktor- faktor
yang mempengaruhi Mechanical action adalah :
1. Loading/muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin/harus
dikosongkan 25% dari kapasitas mesin sebagai contoh kapasitas mesin 50 kg
maka loading/beban yang dimaksudkan tidak boleh lebih dari 37,5 kg.
2. Level air yang tidak tepat.
Level air adala jumlah yang diperlukan sebagai pengencer bahan kimia yang
terdiri dari level : TINGGI = 50% dari kapasitas drum; SEDANG = 32% dari
kapasitas drum; dan RENDAH = 16,6% dari kapasitas drum.
3. Motor pengerak yang tidak stabil
Motor pengerak tidak stabil dapat disebabkan poros yang tidak simestris lagi
dan automatic reverse yang tidak bekerja. pemeliharaan yang kontieu tidak akan
memberikan kondisi ini terjadi, karena selain hasil cucian yang tidak maksimal,
juga dapat merembet kerusakan pada komponen lainnya.
4. Takaran detergen yang berlebihan
Takaran detergen yang berlebihan mengakibatkanb melicinkan linen dan busa
yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
5. Bahan kimia
Bahan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor tersebut diatas
berfungsi dengan baik. Menggunakan bahan kita berlebihan tidak akan
membuat hasil menjadi lebih baik, begitu juga apabila terjadi kekurangan.
persyaratan pemanasan-desinfeksi untuk pencucian adalah 65oC selama 10 menit
atau 70oc dengan bahan kimia Chlorine 1% (10.000 ppm av Cl2).
4. Pemerasan
Pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai.
Pemerasan dilakukan dengan mesin cuci yang juga memiliki fungsi
pemerasan/extractor, namun karena semin extractor terpisah, maka diperlukan troli
untuk memindahkan hasil cucian dari mesin cuci menuju mesin extractor. Troli
diupayakan dipelihara kebersihan dan pencucian dengan desinfektan sebelum
melakukan pekerjaan. Proses pemerasan dilakukan dengan mesin pada putaran tinggi
selama sekitar 5-8 menit.
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/drying yang mempunya suhu sampai
dengan 70oc selama 10 menit. Pada proses ini jika mikroorganisme yang belum mati atau
terjadi kontaminasi ulang diharap dapat mati.
6. Penyetrikaan
Penyetrikaan dilakukan dengan mesin strika besar dapat di stel sampai suhu 120oc,
namun harus diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu di
stel antara 70-80oc.
7. Pelipatan
Pelipatan linen mempunyai tujuan selain kerapian juga mudah digunakan pada saat
pengantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien diatas tempat tidur. Linen
yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada pelipatan :
a. Laken
b. Steek laken
c. Zeil
d. Sarung Bantal/sarung guling
e. selimut
proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang baik dan
sudah rusak tidak dapat dipakai lagi
Prosudor pelipatan :
a. sprey
- Dibutuhkan tempat luas yang dilakukan oleh 2 petugas
- tiap orang memegang ujung linen posisi memanjang dengan jahitan terbalik
- pertemukan antara ujung linen menjadi ½ bagian. perhatikan label ada baigan kanan.
- lipat kembali pegang pertengahan lipatan temukan dengan kedua ujung menjadi
¼ bagian
- pingir jahitan posisisnya dibawah
- ke empat ujung linen dipertemukan menjadi 2 bagian
- selanjutnya sampai dengan 1/8 bagian posisi label harus diatas
b. steek laken
- dibutuhkan cukup 1 orang
- posisi jahitan terbalik ( sama dengan Sprey )
- pengang ujung linen arah panjang pertemukan
- lipat menjadi ½ bagian
- lipat kembali menjadi ¼ bagian, perhatikan posisi label di bagian kanan
- lipat kembali menjadi 2 arah lebar harus sampai 1/8 bagian lipas 1 kali lagi posisi label
di atas
c. zeil (Perlak )
lebih baik di gulung agar tidak cepat robek dan permukaan datar.
d. sarung bantal
- dilakukan 1 orang
- posisi jahitan didalam
- lipat menjadi ½ bagian memanjang arah label diluar lipat lagi menjadi 1/3 bagian
e. sarung guling
- posisi jahitan di dalam
- lipat mejadi ½ memanjang, label diluar lipat lagi menjadi ¼
f. selimut
- dilakukan 1 orang
- posisi jahitan di luar (Terbalik) posisi lebel dikanan
- lipatan menjadi ½ bagian arah lebar selimut
- lipat lagi menjadi ¼ bagian
- lipat arah panjang selimut menjadi ½ bagian
- lipat lagi menjadi ¼ bagian
- lipat lagi menjadi 1/8 bagian
8. Penyimpanan
penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi ulang baik
bahaya seperti mikroorganisme dan pest, juga untuk mengontrol posisi linen tetap stabil.
sebaiknya posisi linen yang terdapat di ruang penyimpanan 1,5 par
dan 1,5 par di ruangan-ruangan. ada baiknya lemari penyimpanan dipisahkan menurut
masing-masing ruangan dan diberi obat anti ngengat yaitu kapur barus sebelum
disimpan sebaiknya linen dibungkus dengan plastic transparan sebelum distribusikan.
9. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan linen
yang keluar. Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya
yaitu 1,5 par yang mengendap di penyimpanan harus dikeluarkan, sedangkan yang
selesai dicuci disiapkan untuk yang berikutnya, sehingga tidak ada pekerjaan yang
menunggu setiap selesai mencuci. Ada baiknya bagian inventaris ruangan memgambil
pada saat yang bersamaan linen yang dicuci ditukar dengan linen bersih yang siap
didistribusikan. sedangkan linen sisa yang berada di ruangan harus disiapkan untuk
digunakan kembali. setiap linen yang dikeluarkan dicatat sesuai dengan identitas yang
tertera di setiap linen, nomor berapa yang keluar dan nomor berapa yang disimpan,
dengan pencatatan tersebut dapat diketahui berapa kali linen dicuci dan linen mana saja
yang mengendap tidak digunakan.
10. Pengantian linen rusak ( Tidak layak Pakai )
Linen rusak dapat dikatagorikan :
1. Umur linen yang sudah standard
2. Human error termaksuk dihilangkan
Dua katagori tersebut dapat diketahui dari system pencatatan yang baik mengenai
perputaran linen yang tercatat setiap harinya bahkan dapat diketahui ruangan yang
menghilangkan atau merusak, namun dapat juga kerusakan terjadi pada waktu proses
pencucian akibat human error petugas Laundry.
Jenis keruskan ada yang dapat diperbaiki (diserahkan ke penjahit) dan ada pula yang
memang harus mendapat pengantian. jenis kerusakan yang harus mendapatkan
penggantian :
- Noda-noda yang sudah tidak dapat dihilangkan seperti terkena cairan medic dengan
area yang luas ataupun terkena noda memir, mungkin dapat duhilangkan dengan cairan
sporting namun jika dihitung biaya dan kerapuhan
yang terjadi menjadi tidak efisien. Noda karat dapat dihilangkan dengan larutan Fero
Bright.
- kerapuhan beberapa bagian akibat bahan kimia koprosif sehingga H2O2 ataupun bahan
kimia lainnya yang korosif seperti peroksida maupun Chlorine diatas 5%.
- robek karena tersangkut.
pengantian segera dilakukan oleh pihak laundry dengan mengirim formulir permintaan
kerusakan kepada pihak logistic. Penggantian segera dilakukan pemberian identitas, linen
dengan nomor identitas yang rusak diganti sama sesuai dengan yang rusak, hanya tanggal
peredaran berbeda dengan linen sebelumnya.
11. Dokumen
Dokumen yang dibutuhkan pada penatalaksanaan linen mulai dari ruangan hingga
distribusikan terdiri dari :
Dokumen pengambilan linen kotor dan penyerahan linen bersih ke ruangan
a. Dokumen pengambilan linen kotor dan penyerahan linen bersih keruangan
b. Dokumen pengambilan linen kotor/Infeksius dan pendistribusian linen bersih dari
OK
c. Dokumen pengambilan linen kotor dan pendistribusian linen bersih NICU
d. Dokumen penimbangan linen kotor dan linen infeksius yang akan dicuci
(Kilogram)
e. Dokumen penghapusan linen tidak layak pakai (rusak)
f. Dokumen permintaan linen baru dri ruangan, Poliklinik dn pelayanan yang
membutuhkan.
F. SASARAN PROGRAM KERJA :
program kerja atau peran instalasi laundry di Rumah sakit Umum Meuraxa adalah pengelola
linen dimulai dari pengambilan linen kotor infeksisus dan non infeksius, penimbangan,
pemilihan, proses pencucian, pemerasan, pengeringan, penyetrikan, pelipatan,
penyetrikanan,pengepakan/pemekingan, penyiumpanan, pendistiburisian ke unit rawat inap,
rawat jalan, instalasi-instalasi serta penyotiran terhadap linen yang tidak layak pakai.
6 Membuat laporan
bulanan
7 Merekap laporan harian,
bulanan
8 Mengangendakan / arsip
data staf
No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt se Okt No De
p v s
1 Pengambilan linen
kotor
2 Pemilihan dan
penimbangan linen
kotor
3 Pencucian
4 Pemerasan
5 Pengeringan
6 Pemyetrikaan
7 Pelipatan
8 Penyimpanan
9 Pendistribusian
10 Pengantian linen
koyak (tidak layak
pakai)
11 Pengajuan linen baru
H. SISTEM PELAPORAN
Sistem pelaporan pada instalasi laundry terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan kegiatan harian instalasi laundry disampaikan kepada Kabid penunjang medis terdiri
dari kegiatan :
a. Pelaporan form serah terima linen kotor dan pendistribusian linen bersih ruangan
b. mengecek bahan Chimical yang sudah kosong ( Buku Pencatatan setiap ruangan )
c. Jumlah timbangan kiloan linen infeksius dan non infeksius
2. Laporan Triwulan
Laporan kegiatan bulanan instalasi laundry disampaikan kepada Komite PMKP dan Direktur
terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. laporan jumlah pencucian linen ruangan , poliklinik dan instalasi
b. laporan pemakian (pengeluaran bahan chemical linen
c. laporan kiloan pencucian linen kotor infeksius dan non infeksius
d. laporan pendistribusian plastic linen kotor infeksius dan non infeksius ruangan
e. laporan pemakian plastic packing linen bersih
f. laporan pendistribusian linen baru ruangan, poliklinik, dan instalasi
g. laporan linen tidak layak pakai ( rusak )
3. Triwulan
1. laporan ketepatan penyediaan linen
2. tidak adanya linen yang hilang
B. Evaluasi
setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap pencucian,
pengeringan dan sebagainya, juga evalusi secara keseluruhan dalam rangka kinerja dari pegelolaan
linen di rumah sakit.
Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain :
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen rumah sakit.
2. sebagai acuan/masukan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia pembersihan
sarana dan prasaran kamar cuci.
3. sebai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin.
4. sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia.
salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan menyebarkan kwesioner
ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau minimal setiap setahun sekali.
sebagai responden di ambil 2 atau 3 jenis petugas dilihat dari fungsinya, misalnya kepala
bangsal/ ruangan, perawat pelaksana dan petugas pelaksana non perawat/pekarya.
Matri yang di evaluasi susuai tujuan yaitu antara lain :
1. kuantitas dan kualitas linen
a. kuantitas linen
kuantitas / jumlah linen yang beredar di ruangan sangat menentukan kualitas
pelayanan, demikian pula linen yang berputar diruangan yang siap akan mengakibatkan
linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum digunakan. hal-hal
seperti ini dapat menganggu pada saat pengantian linen berikutnya maupun jika linen
tersebut hendak diturunkan kelasnya. untuk itu perlu adanya monitoring keruang-
ruangan dengan frekuensi minimal tiga ( 3 ) bulan sekali atau setiap kali pencatatan
dibuku administrasi yang tidak mengindahkan prinsip FIFO.
b. Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari linen adalah bersih ( Fisik linen ), awet ( Tidak rapu )
dan sehat ( bebas dari mikroorganisme pathogen ).
Frekuensi :
- Untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan memanfaatkan panca indra secara
fisik mulai dari bau ( harum dan bebas dari bau tidak sedap ), Rasa ( lembut dikulit
) dan skala noda. dilakukan pada tahap sortir didalam perputaran pencucian.
- awet ( tidak rapuh ) dapat dilakukan dengabn pengendalian penggunaan formulasi
bahan kimia yang serendah mungkin tampa mengabaikan hasil.
Frekuensi dapat dilakukan setiap perputaran waktu standar linen di tetapkan misalnya
200 kali pencucian
- sehat ( Bebas mikroorganisme pathogen ) dilakukan dengan pemeriksaan linen bersih
melalui pemeriksaan angka kuman dilaboratorium.
2. Bahan Kimia
a. Fisik dan karakteristik bahan kimia
Fisik dan karakteristik bahan kimia dapat berupa warna, butiran seta bau yang khas dari
bahan kimia. untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring setiap bahan kimia
akan digunakan.
b. pH (Power Hitrogen) dan persentase bahan aktif
Bahan kimia yang digunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti yang dipersyaratkan
dalam LDP ( Lembar data Pengamat ). atau MSDSs. Frekuensi pemeriksaan dilakukan
pada awal pengunaan, pertengahan dan akhir.
3. Baku Mutu Air Bersih
a. Persyartan Permenkes 416
Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standar air bersih depkes yaitu dilakukan
monitoring setidaknya 6 bulan sekali.
b. persyartan khusus kandungan besi dan garam-garam
perlu dilakukan pemerikasaan awal untuk mengetahui adanya 2 polutan pengangguan
tersebut maka harus dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang
digunakan sebaiknya sama dilakukan stiap 6 bulan sekali.
4. Baku Mutu Limbah Cair
Pemeriksaan dilakukan setiuap 3 bulan sekali. hasil evaluasi diberikan kepada penanggung
jawab dan pengelola pelayanan linen dirumah sakit dan umpan balik yang diberikan dapat
menjadi bahan laporan dan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan sesuai tujuan
evaluasi.
PENUTUP
Berdasarkan pedoman manajemen linen di rumah sakit departemen kesehatan RI Direktorat
jendral pelayanan medic tahun 2004 dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Tidak adanya kehilangan linen di Instalasi Laundry
2. Meningkatkan kualitas linen yang lebih baik, nyaman dan siap pakai.
3. Menghindari terjadinya kemungkinan terjadinya infeksi nosokominal, pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia pencucian.
Demikian Program kerja ini kami susun, sebagai panduan dan pedoman kerja di instalasi laundry
rumah sakit Umum Meuraxa Kota banda aceh.
wassalam
Kelapa Unit Laundry,
Sa adah AMKL
NIP. 19750226 200504 2 001
BAB I DEFINISI
Linen Infeksius adalah : Linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit menular dan terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh.
Linen non-Infeksius adalah merupakan linen kotor yang tidak terinfeksi oleh kuman. BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Rawat Inap, Poly Klinik, Instalasi Instalasi dan unit terkait lainnya.