Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM KERJAinstalasi laudry

A. Pendahuluan
Mengigat Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatanuntuk pelayanan umum,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat memungkinkan terjadi penularan
penyakit dan gangguan kesehatan
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit adalah melalui
pelayanan medis, khususnya dalam pengelolaan Linen Rumah Sakit, Linen Rumah Sakit di
butuhkan di setiap ruangan ini sangat bervariasi, baik jenis jumlah dan kondisinya.
Alur pengelolaan linen cukup panjang membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak
melibatkan tenaga kesehatan dengan macam-macam klarifikasi terdiri dari ahli manejemen
tehnisi, perawat,tukang cuci, penjahit, tukang strika, ahli sanitasi, serta ahli kesehatan dan
keselamatan kerja.
Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman dan siap pakai, di perlukan perhatian
khusus pengelolaan tempat pencucian linen (Laundry), Sesuai keputusan Kepala Badan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit umum meuraxa tentang pembentukan sususan organisasi
tata kerja Instalasi Laundry Rumah Sakit umum meuraxa. Berdasarkan buku pedoman
manejemen Linen Rumah Sakit Tahun 2004 untuk meningkatkan kualitas linen yang baik,
nyaman, dan siap pakai diperlukan perhatian khusus dalam pengelolaan linen seperti
kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial, pencemaran lingkungan dan efek dari penggunaan
bahan-bahan kimia untuk proses pencucian di Instalasi Laundry Rumah Sakit umum meuraxa.

B. Latar Belakang
Salah satu pelayanan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui
pelayanan penunjang, khususnya dalam pengelolaan linen dirumah sakit, linen di rumah sakit di
butuhkan di setiap ruangan. Kebutuhan akan linen di setiap ruangan ini bervariasi, baik jenis ,
jumlah dan kondisinya. Alur pengelolaan linen cukup panjang, membutuhkan pengelolaan
khususnya dan banyak melibatkan tenaga kesehatan dengan macam-macam klarifikasi.
Klarifikasi tersebut terdiri dari ahli manejemen, teknisi, perawat, tukang cuci,tukang strika, ahli
sanitasi, ahli kesehatan dan ahli keselamatan kerja (K3). Untuk mendapatkan kualitas linen
yang baik, nyaman dan siap
pakai di perlukan perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
1. Visi
Menjadikan Pelayanan loundri yang optimal dan professional.
2. Misi
1. Meningkatkan kwalitas linen
2. Memberikan pelayanan linen yang bersih,rapi
3. Menggunakan bahan chemical yang ramah lingkungan
3. Falsafah
1. Pelayanan linen pada hakikatnya adalah tindakan penunjang medic yang
dilakukan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab untuk membantu unit-
unit lain di Rumah Sakit umum meuraxa yang membutuhkan linen yang siap
pakai.
2. Infeksi nosokomial dapat terjadi pada siapa pun di setiap tempat di rumah sakit
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Pelayanan linen dilakukan oleh tenaga non medis dengan pedoman dan
prosedur kerja yang ada.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja khusunya tempat kerja yang

terjangkit penyakit, atau mempunyai karyawan lebih dari sepuluh.


5. Pemilihan bahan kimia yang ramah lingkungan akan mengurangi pencemaran
udara, air, tanah dan lingkungan.
C. Tujuan Umum :
1. Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen Rumah Sakit Umum Meuraxa.
2. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit Umum Meuraxa.
3. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih, kering, rapi, utuh dan siap
pakai.
4. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi silang.
5. Untuk menjamin tenaga kesehatan, pengunjung dan lingkungan dari terpapar bahaya
potensial.
6. Untuk menjamin ketersediaan linen di setiap unit rumah sakit.

Tujuan Khusus

HP
--------------------------------------------
Bagian ini DIHILANGKAN SAJA YA
Karena konten ini sudah ada di pedoman
pengorganisasian
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit

1. Ruang Lingkup Pelayanan


Adapun ruang lingkup pelayanan Instalasi Laundry adalah sebagai berikut :
 Pengambilan linen kotor ruangan rawat inap, poliklinik, instalasi-instalasi
 Pendistribusian linen bersih ruangan rawat inap, poliklinik, instalasi-instalasi
 Pengamprahan linen baru dari ruangan-ruangan yang membutuhkan

2. Kegiatan Pokok
1. Pengambilan linen kotor dari ruangan, poliklinik dan instalasi serta pelayanan yang
membutuhkan
2. Pendistribusian linen bersih ke ruangan, poliklinik dan instalasi serta pelayanan yang
membutuhkan.

D. URAIAN TUGAS INSTALASI LAUNDRY


a. Kepala Instalasi Laundry :
1. Memimpin Instalasi Laundry
2. Membuat perencanaan kebutuhan linen di Rumah Sakit Umum Meuraxa
3. Melakukan pengawasan pekerjaan staf di instalasi Laundry
4. Mengevaluasi hasil pekerjaan staf di instalasi Laundry
5. Pembinaan terhadap kinerja staf di instalasi Laundry
6. Membuat perencanaan kebutuhan kegiatan pada instalasi Laundry
7. Membuat kebijakan tentang proses dan kegiatan di instalasi laundry Rumah Sakit Umum
Meuraxa
8. Menyusun program kegiatan dan rencana kerja instalasi laundry
9. Memberikan masukan tentang kebutuhan sarana dan prasarana pendukung kegiatan di
instalasi laundry ke pihak manejemen
10. Membuat perencanaan dan dokumentasi kegiatan dan hasil laporan di instalasi
laundry
11. Memberikan laporan pekerjaan di instalasi laundry kepada Ka.Bid Penunjang
HP
--------------------------------------------
Point ruang
Format ini adanya
lingkup sudah
di pedoman
ada di pedoman
pengorganisasian
pelayanan.. jadi
Baiknya cobakita
dipilah
hilangkan
lagi ya
saja atau di
combain menjadi kegiatan pokok unit...
Coba dipilah lagi format program kerja
sesuai panduan KARS ya.. confirm ke
sekretariat akreditasi
Karena format program kerja masih beradu
dengan pedoman pengorganisasian
b. Uraian Tugas Administrasi :
1. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar
2. Menyusun jadwal dinas ship instalasi laundry
3. Mengamprahan barang untuk keperluan adm maupun kebutuhan instalasi laundry
4. Membuat laporan pemasukan dan pengeluaran barang pada instalasi laundry
5. Merekap laporan harian, bulanan dan tahunan, untuk di sampaikan kepada Ka.Bid
Penujang
6. Mengangedakan / mengarsipkan data staf instalasi Laundry
7. Melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepasa Ka. Instalasi laundry
c. Uraian Tugas Logistik :
1. Operator mesin cuci laundry komersial
2. Pendapatan terhadap kebutuhan barang untuk keperluan instalasi laundry
3. Menyiapkan kebutuhan bahan kimia untuk proses pencucian linen
4. Mencatat pengeluaran bahan kimia untuk proses pencucian linen
5. Pengawasan sarana / kebersihan instalasi laundry
6. Pengawasan kualitas linen hasil cucian
7. Pengawasan terhadap petugas / mengingatkan petugas mengunakan APD
8. Melakukan sortiran terhadap linen yang tidak layak pakai
9. Mendistribusikan plastic linen untuk keperluan ruangan atau packing
10. Melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepasa Ka. Instalasi laundry
d. Uraian Tugas Pencucian :
1. Operator mesin cuci 1,2dan3
2. Mengambil linen kotor pada ruangan rumah sakit meuraxa
3. Menimbang dan mencatat linen kotor infeksius maupun linen non infeksius
4. Melakukan proses pencucian linen sampai dengan pemerasan
5. Mensertir linen setelah proses pencucian
6. Menjemur linen bila diperlukan
7. Membersihkan peralatan dan mesin-mesin yang telah di gunakan
8. Melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepasa Ka. Instalasi laundry
e. Uraian Tugas Penyetrikaan :
1. Operator mesin setrika 1
2. Melakukan pengeringan linen baik secara manual atau mengunakan mesin pengering
3. Melakukan penyetrikaan dan pelipatan linen
4. Mensortir linen setelah pencucian
5. Mencatat linen yang bersih ke form distribusi sesuai ruangan
6. Mempacking linen bersih
7. Menyiapkan linen yang telah di packing ke dalam lemari bersih
8. Mendistribusikan linen ke ruangan
9. Membersihkan peralatan dan mesin-mesin yang telah di gunakan
10. Melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepasa Ka. Instalasi laundry
f. Uraian Tugas kualitas Linen :
1. Pendistribusian linen bersih pada ruangan rumah sakit
2. Mengisi form distribusi linen bersih
3. Mengawasi kualitas hasil cucian linen, penyetrikaan dan pelipatan
4. Melakukan pemilihan linen yang tidak layak pakai
5. Memperbaiki, menjahit linen koyak/rusak yang masih bisa digunakan
6. Mengawasai penyimpanan linen yang rusak / yang tidak layak di pakai lagi
7. Mencatat linen bersih yang sudah di packing ke dalam form pendistribusian dan
penyimpanannya sesuai ruangan masing-masing
g. Uraian Tugas Pendistribusi Linen Bersih :
1. Operator mesin pengering linen 1
2. Pendistribusian linen bersih pada ruangan Rumah Sakit umum meuraxa
3. Bertanggung jawab terhadap kebutuhan linen bersih di Rumah Sakit umum meuraxa
4. Pengisian kelengkapan form distribusi linen bersih sesuai dengan kebutuhan ruangan
5. Mengarsipkan form distrubusi linen bersih dan penyerahkan pada administrasi laundry
6. Melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepasa Ka. Instalasi laundry
a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi sumber daya manusia di instalasi laundry sebagai berikut :
N Pendidikan Nama
O
1 D/III Kesling SA ADAH AMKL

2 SPK RINALDI

3 SMA TWK ARMAINY

4 SMA NURMA

5 SMA MURNIATI

6 SMA NASRULLAH

7 SMA FIKRI ALFALAH

8 SMA NURISKI

9 SMA RAHMATINA

10 SMA ANDRIANSYAH

JUMLAH 10 ORANG

b. Pengaturan jaga di instalasi laundry terdiri dari 2 shif jaga yaitu :


No Shif Jam Kerja
1 Pagi Siang 08.00 s/d 14.00 wib

2 Siang - sore 14.00 s/d 16.4500 wib

E. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


Pelaksanaan pelayanan linen meliputi ruangan rawat inap, poliklinik, Instalasi Rumah Sakit
Umum Meuraxa Kota Banda aceh Meliputi :
1. Mengambilan linen kotor dengan prosedur pencatatan
2. Pemilihan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendistribusian
10. Pengantian linen rusak ( Tidak layak pakai )
A. Standarisasi Linen
Linen adalah istilah untuk menyebutan seluruh produk tekstil yang berada di rumah sakit
yang meliputi linen di ruang perawatan maupun baju bedah di ruang Operasi ( OK ).
Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas, pembungkus, lap, dan sebagainya,
sehingga dalam perkembangan manajemennya menjadi tidak sederhana lagi , berhubung
tiap bagian di rumah sakit mempunyai spesifikasi pekerjaan, jumlah kebutuhan yang besar,
frekuensi cuci yang tinggi, keterbatasan persediaan, penggunaan yang majemuk dan image
yang ingin dicapai. Untuk itu diperlukan standar linen, antara lain :
1. Standar produk
Berhubungan secara kesehatan bersifat universal, maka Rumah Sakit TK II Iskandar Muda
mempunyai standar produk yang sama, agar bisa diproduksi massal dan mencapai skela
ekonomi.
2. Standar desain
Pada dasarnya baju rumah sakit lebih mementingkan fungsinya dari pada estetikanya, maka
desain yang sederhana, ergonomis dan unisex merupakan pilihan yang ideal, terutama pada
baju bedah dan baju pasien.
3. Standar material
Pilihan material disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan penampilan yang
diharapkan. Beberapa kain yang di gunakan di RMIS antara lain Cotton 100%, CVC 50%-
50%, TC 65%-35%, dengan proses akhir yang lebih spesifik seperti : Water repellent, soil
release dan sebagainya yang mempunyai sifat dan penggunaan tertentu.
Warna pada kain / baju juga memberikan nuansa tersendiri, sehingga secara psikologis
mempunyai pengaruh terhadap lingkungannya. Untuk linen ruang rawat menggunakan
linen warna putih agar mudah dalam pencucian dan perawatan. Sedangkan warna untuk
baju kerja pegawai disesuaikan dengan keinginan pegawai pada masing-masing
ruangan/unit.
4. Standar ukuran
Ukuran linen dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan, tetapi juga dari biaya
pengadaan dan biaya operasional yang timbul. Makin luas dan besar, maka makin mahal
biaya pengadaan dan pengoperasiannya.
Dengan adanya ukuran tempat tidu yang standar, yaitu 90x200 cm, maka ukuran linen bisa
distandarkan menjadi :
- Sprei Fitted : 90x200x 15
- Steek laken : 70x145 cm
- Zeil/perlak : 60x135 cm
- Sarung bantal : 50x70 cm
5. Standar jumlah
Untuk jumlah linen yang digunakan di ruangan rawat dan poliklinik, perhitungan rincianya
sebagai berikut :
- Linen ruang rawat
Jumlah stok linen ruang rawat adalah 3 per dengan posisi stok 1 per terpakai, stok 1 per
dicuci, stok 1 per cadangan
Apabila rata-rata 1x1 hari, sedangkan jumlah tempat tidur 506 dan BOR 90%, dengan
lama pencucian 1 hari, serta rencana per stok 3, maka kebutuhan linennya adalah :
1 x 506 x 90% x 1 x 3 = 1.366 paket
- Linen poliklinik
Jumlah linen di poliklinik adalah 3 per dengan posisi 1 per dipakai, stok 1 per dicuci,
stok 1 per cadangan.
Apabila rata-rata 1x2 hari, sedangkan jumlah tempat tidur 86 dengan lama
pencucian 1 hari serta rencana per stok 3, maka kebutuhan linennya adalah :
1 x 86 x 1 x 3 = 256 paket

6. Standar penggunaan
Standar umum linen rumah sakit dengan pencucian prosedur normal adalah 150 sampai 200
kali pencucian, selain itu juga melihat kondisi fisik linen. Kondisi fisik linen ini dapat di
liat melalui meja control linen dengan melihat serat linen apakah mesin utuh atau sudah ada
yang putus.
Tenaga Instalasi Laundry
Untuk mencegah infeksi yang terjadi di dalam pelaksanaan kerja terhadap tenaga pencucian
maka perlu ada pencegahan dengan :
- Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala
- Pemberian imunisasi tetanus, hepatitis
- Pekerja yang memiliki permasalahan dengan kulit, luka-luka, ruam, kondisi kulit
eksfoliatif tidak boleh melakukan pencucian.

Pengolahan Linen di Ruangan

Seperti disebutkan di atas yang di maksud dengan linen infeksius dan non infeksius yang
secara spesifik di perlukan secara khusus dengan plastic linen yang berbeda.

Persyaratan plastic linen di ruangan-ruangan :

1. Plastic linen infeksius


- Terbuat dari bahan plastic
- Bentuk segi empat ukuran 60x80 cm
- Warna kuning bertulisan Linen Infeksius
2. Plastic Non Infeksius
- Terbuat dari bahan plastic
- Berbentuk segi empat berukuran 80 x 120 cm
- Warna hitam

Penanganan linen dimulai dari proses verbeden ( pengantian linen ). Pelaksanaan Verbeden
dilakukan oleh perawat dimana sebelum dilakukan pengantian linen bersih harus melepaskan
linen kotor dengan demikian perawat tersebut akan kontak dengan linen kotor baik itu
dengan linen infeksius maupun non infeksius.

Prosedur untuk linen kotor infeksius :

1. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan sabun 10-15 detik sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD : Sarung tangan , Masker dan Apron.
3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, sprayer, ember dengan tulisan linen infeksius
4. Lipat bagian yang terinfeksi di bagian dalam lalu masukan linen kotor infeksius ke
dalam ember tertutup dan bawa ke ruang cuci
5. Noda darah atau feses dibuang ke dalam baskom, basahkan dengan air dalam sprayer
dan masukan ke dalam plastic transparan dengan memisahkan linen
warna dan linen putih (kantong linen infeksius). Sampah tercampur seperti jarum suntik
tempatkan pada wadah penampungan jarum suntik
6. Lakukan penutupan kantung
7. Bawa linen kotor ke ruang tempat linen kotor dan siap diambil oleh petugas
Laundry

Prodesur untuk linen kotor non infeksius

1. Biasakan mencuci tangan hygienis dengan sabun 10-15 detik sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD : Sarung tangan , Masker dan Apron.
3. Persiapkan alat dan bahan : sikat, spayer, ember dengan tulisan linen non infeksius,
kantong linen non infeksius
4. Lipat bagian yang terkena noda di bagian dalam lalu masukan linen kotor ke dalam
ember tertutup dan bawa ke ruang tempat linen kotor dan siap di ambil oleh petugas
Laundry
a. Transportasi
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam menyebarkan organism, jika linen kotor
tidak tertutupi dan troli tidak mudah di bersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :
1. Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih
2. Bahan troli terbuat stainless steel ( Baja antikarat )
3. Jika mengunakan wadah, maka warna yang berbeda
4. Wadah mampu menampung beban linen
5. Wadah mudah dilepas setiap saat setelah digunakan selalu dicuci ( siapkan
cadangan ) demikian pula dengan trolinya selalu di bersihkan
6. Muatan/loading linen kotor/bersih tidak terlebih
7. Wadah memiliki tutup
b. Laundry
Tahapan kerja Laundry :
1. Pengambilan linen kotor dengan prosedur pencatatan
2. Pemilihan dan penimbangan linen kotor
3. Pencucian
4. Pemerasan
5. Pengeringan
6. Penyetrikaan
7. Pelipatan
8. Penyimpanan
9. Pendistribusian
10. Pengantian linen rusak ( tidak layak pakai )

Pada saat proses penerimaan-penyetrikaan merupakan proses yang krusial dimana mungkin
organism masih hidup, maka petugas diwajibkan mengunakan APD.

Alat Pelindung Diri ( APD ) yang digunakan petugas Laundry :

- Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat


- Apron
- Sarung tangan
- Sepatu boot digunakan pada area yang basah
- Masker digunakan pada proses pemilihan dan sortir

Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan biasakan mencuci tangan, sebagai upaya
pertanahan diri.

Penjelasan lebih lanjut tahapan pekerjaan di Instalasi Laundry sebagai berikut :

1. Menerima linen kotor dan penimbangan prosedur pencatatan sebagai


berikut :
Linen kotor diterima berasal dari ruangan dicatat berat timbangan dan jumlah satuan
berasal dari informasi ruangan dengan formulir yang sudah distandarkan. Tidak
dilakukan pembongkaran muatan untuk mencegah penyebaran organisme.
2. Pemeliharaan dan penimbangan linen Kotor
1. Lakukan pemilahan berdasarkan beberapa kriteria :
- Linen infeksius yang berwarna
- Linen infeksius yang berwarna puitih
- Linen non infeksius yang berwarna
- Linen berasal dari Instalasi Bedah Sentral dan CSSD
2. Upayakan tidak melakukan pensortiran. Pensortiran untuk linen infeksius sangat
tidak dianjurkan, penggunaan kantung sejak dari ruangan adalah salah satu upaya
menghindari sortir.
3. Penimbangan sesuai dengan kapasitas dan kriteria dari poin 2 dimasukkan untuk
menghitung kebutuhan bahan-bahan kimia dalam tahapan proses pencucian.
4. Keluarkan linen infeksius dari kantung luar dan masukkan linen ke mesin cuci tampa
pensortiran.
3. Pencucian
Pencucian mempunyai tujuan selain menghilangkan noda (bersih), awet (tidak cepat
rapuh), namun memenuhi persyaratan sehat ( bebas dari mikroorganisme pathogen).
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan-desinfeksi untuk
membunuh seluruh mikroorganisme yang mungkin tumbuh dalam semalam di mesin-
mesin cuci. Untuk dapat mencapai tujuan pencucian, harus mengikuti persyaratan
teknisi pencucian :
a. Waktu
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan temperature dan bahan
kimia guna mencapai hasil cucian yang bersih, sehat,. Juka waktu tidak tercapai
sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka kerja bahan kimia tidak berhasil dan yang
terpenting mikroorganisme dan jenis pertikel sepertu kutu dan tungau datap mati.

b. Suhu
Suhu yang direkomendasikan untuk tekstil : katun 90 ; polykatun 80oC;

polyster 75oC; wool dan silk 30oC. sedangkan suhu terkait dengan
pencampuran bahan kimia dan proses :
- Proses pra cuci dengan/tanpa bahan kimia dengan suhu normal
- Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergen untuk linen warna putih 45- 50oC,
untuk linen warna 60-80oC
- Proses bleaching atau dilakukan desinfeksi 65oc atau 71oc
- Proses bilas I dan II dengan suhu normal
- Proses penetralan dengan suhu normal
- Proses pelembutan dengan suhu normal
c. Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan terdiri dari: alkali, elmulsifier, detergen, bleach
(chlorine bleach dan oksigen bleach), sour, softener. Masing-masing
mempunyai fungsi sendiri. Penanganan linen infeksius dipersayratkan mengunakan
kimia chlorine formulasi 1% atau 10.000 ppn av.Cl2( untuk virus HIV dan HBV )

chlorine yang dipasarkan untuk laundry biasanya memiliki bahan aktif 10% atau
100.000 ppn av.Cl2
d. Mechanical action
Mechanical action adalah puritan mesin pada saat proses pencucian. Faktor- faktor
yang mempengaruhi Mechanical action adalah :
1. Loading/muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Mesin/harus
dikosongkan 25% dari kapasitas mesin sebagai contoh kapasitas mesin 50 kg
maka loading/beban yang dimaksudkan tidak boleh lebih dari 37,5 kg.
2. Level air yang tidak tepat.
Level air adala jumlah yang diperlukan sebagai pengencer bahan kimia yang
terdiri dari level : TINGGI = 50% dari kapasitas drum; SEDANG = 32% dari
kapasitas drum; dan RENDAH = 16,6% dari kapasitas drum.
3. Motor pengerak yang tidak stabil
Motor pengerak tidak stabil dapat disebabkan poros yang tidak simestris lagi
dan automatic reverse yang tidak bekerja. pemeliharaan yang kontieu tidak akan
memberikan kondisi ini terjadi, karena selain hasil cucian yang tidak maksimal,
juga dapat merembet kerusakan pada komponen lainnya.
4. Takaran detergen yang berlebihan
Takaran detergen yang berlebihan mengakibatkanb melicinkan linen dan busa
yang berlebihan akan mengakibatkan sedikit gesekan.
5. Bahan kimia
Bahan kimia akan berfungsi dengan baik apabila 3 faktor tersebut diatas
berfungsi dengan baik. Menggunakan bahan kita berlebihan tidak akan
membuat hasil menjadi lebih baik, begitu juga apabila terjadi kekurangan.
persyaratan pemanasan-desinfeksi untuk pencucian adalah 65oC selama 10 menit
atau 70oc dengan bahan kimia Chlorine 1% (10.000 ppm av Cl2).

4. Pemerasan
Pemerasan merupakan proses pengurangan kadar air setelah tahap pencucian selesai.
Pemerasan dilakukan dengan mesin cuci yang juga memiliki fungsi
pemerasan/extractor, namun karena semin extractor terpisah, maka diperlukan troli
untuk memindahkan hasil cucian dari mesin cuci menuju mesin extractor. Troli
diupayakan dipelihara kebersihan dan pencucian dengan desinfektan sebelum
melakukan pekerjaan. Proses pemerasan dilakukan dengan mesin pada putaran tinggi
selama sekitar 5-8 menit.
5. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/drying yang mempunya suhu sampai
dengan 70oc selama 10 menit. Pada proses ini jika mikroorganisme yang belum mati atau
terjadi kontaminasi ulang diharap dapat mati.
6. Penyetrikaan
Penyetrikaan dilakukan dengan mesin strika besar dapat di stel sampai suhu 120oc,
namun harus diingat bahwa linen mempunyai keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu di
stel antara 70-80oc.
7. Pelipatan
Pelipatan linen mempunyai tujuan selain kerapian juga mudah digunakan pada saat
pengantian linen dimana tempat tidur kosong atau saat pasien diatas tempat tidur. Linen
yang perlu mendapatkan perhatian khusus pada pelipatan :
a. Laken
b. Steek laken
c. Zeil
d. Sarung Bantal/sarung guling
e. selimut

proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang baik dan
sudah rusak tidak dapat dipakai lagi

Prosudor pelipatan :

a. sprey
- Dibutuhkan tempat luas yang dilakukan oleh 2 petugas
- tiap orang memegang ujung linen posisi memanjang dengan jahitan terbalik
- pertemukan antara ujung linen menjadi ½ bagian. perhatikan label ada baigan kanan.
- lipat kembali pegang pertengahan lipatan temukan dengan kedua ujung menjadi
¼ bagian
- pingir jahitan posisisnya dibawah
- ke empat ujung linen dipertemukan menjadi 2 bagian
- selanjutnya sampai dengan 1/8 bagian posisi label harus diatas
b. steek laken
- dibutuhkan cukup 1 orang
- posisi jahitan terbalik ( sama dengan Sprey )
- pengang ujung linen arah panjang pertemukan
- lipat menjadi ½ bagian
- lipat kembali menjadi ¼ bagian, perhatikan posisi label di bagian kanan
- lipat kembali menjadi 2 arah lebar harus sampai 1/8 bagian lipas 1 kali lagi posisi label
di atas
c. zeil (Perlak )
lebih baik di gulung agar tidak cepat robek dan permukaan datar.
d. sarung bantal
- dilakukan 1 orang
- posisi jahitan didalam
- lipat menjadi ½ bagian memanjang arah label diluar lipat lagi menjadi 1/3 bagian
e. sarung guling
- posisi jahitan di dalam
- lipat mejadi ½ memanjang, label diluar lipat lagi menjadi ¼
f. selimut
- dilakukan 1 orang
- posisi jahitan di luar (Terbalik) posisi lebel dikanan
- lipatan menjadi ½ bagian arah lebar selimut
- lipat lagi menjadi ¼ bagian
- lipat arah panjang selimut menjadi ½ bagian
- lipat lagi menjadi ¼ bagian
- lipat lagi menjadi 1/8 bagian

8. Penyimpanan
penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi ulang baik
bahaya seperti mikroorganisme dan pest, juga untuk mengontrol posisi linen tetap stabil.
sebaiknya posisi linen yang terdapat di ruang penyimpanan 1,5 par
dan 1,5 par di ruangan-ruangan. ada baiknya lemari penyimpanan dipisahkan menurut
masing-masing ruangan dan diberi obat anti ngengat yaitu kapur barus sebelum
disimpan sebaiknya linen dibungkus dengan plastic transparan sebelum distribusikan.
9. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu pencatatan linen
yang keluar. Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang tersimpan sebelumnya
yaitu 1,5 par yang mengendap di penyimpanan harus dikeluarkan, sedangkan yang
selesai dicuci disiapkan untuk yang berikutnya, sehingga tidak ada pekerjaan yang
menunggu setiap selesai mencuci. Ada baiknya bagian inventaris ruangan memgambil
pada saat yang bersamaan linen yang dicuci ditukar dengan linen bersih yang siap
didistribusikan. sedangkan linen sisa yang berada di ruangan harus disiapkan untuk
digunakan kembali. setiap linen yang dikeluarkan dicatat sesuai dengan identitas yang
tertera di setiap linen, nomor berapa yang keluar dan nomor berapa yang disimpan,
dengan pencatatan tersebut dapat diketahui berapa kali linen dicuci dan linen mana saja
yang mengendap tidak digunakan.
10. Pengantian linen rusak ( Tidak layak Pakai )
Linen rusak dapat dikatagorikan :
1. Umur linen yang sudah standard
2. Human error termaksuk dihilangkan

Dua katagori tersebut dapat diketahui dari system pencatatan yang baik mengenai
perputaran linen yang tercatat setiap harinya bahkan dapat diketahui ruangan yang
menghilangkan atau merusak, namun dapat juga kerusakan terjadi pada waktu proses
pencucian akibat human error petugas Laundry.

Jenis keruskan ada yang dapat diperbaiki (diserahkan ke penjahit) dan ada pula yang
memang harus mendapat pengantian. jenis kerusakan yang harus mendapatkan
penggantian :

- Noda-noda yang sudah tidak dapat dihilangkan seperti terkena cairan medic dengan
area yang luas ataupun terkena noda memir, mungkin dapat duhilangkan dengan cairan
sporting namun jika dihitung biaya dan kerapuhan
yang terjadi menjadi tidak efisien. Noda karat dapat dihilangkan dengan larutan Fero
Bright.
- kerapuhan beberapa bagian akibat bahan kimia koprosif sehingga H2O2 ataupun bahan
kimia lainnya yang korosif seperti peroksida maupun Chlorine diatas 5%.
- robek karena tersangkut.

pengantian segera dilakukan oleh pihak laundry dengan mengirim formulir permintaan
kerusakan kepada pihak logistic. Penggantian segera dilakukan pemberian identitas, linen
dengan nomor identitas yang rusak diganti sama sesuai dengan yang rusak, hanya tanggal
peredaran berbeda dengan linen sebelumnya.

11. Dokumen
Dokumen yang dibutuhkan pada penatalaksanaan linen mulai dari ruangan hingga
distribusikan terdiri dari :
Dokumen pengambilan linen kotor dan penyerahan linen bersih ke ruangan
a. Dokumen pengambilan linen kotor dan penyerahan linen bersih keruangan
b. Dokumen pengambilan linen kotor/Infeksius dan pendistribusian linen bersih dari
OK
c. Dokumen pengambilan linen kotor dan pendistribusian linen bersih NICU
d. Dokumen penimbangan linen kotor dan linen infeksius yang akan dicuci
(Kilogram)
e. Dokumen penghapusan linen tidak layak pakai (rusak)
f. Dokumen permintaan linen baru dri ruangan, Poliklinik dn pelayanan yang
membutuhkan.
F. SASARAN PROGRAM KERJA :
program kerja atau peran instalasi laundry di Rumah sakit Umum Meuraxa adalah pengelola
linen dimulai dari pengambilan linen kotor infeksisus dan non infeksius, penimbangan,
pemilihan, proses pencucian, pemerasan, pengeringan, penyetrikan, pelipatan,
penyetrikanan,pengepakan/pemekingan, penyiumpanan, pendistiburisian ke unit rawat inap,
rawat jalan, instalasi-instalasi serta penyotiran terhadap linen yang tidak layak pakai.

G. SKEDUL (JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN)


1. Skedul / jadwal pelaksanaan kegiatan difisi pengadministrasian umum
2. menyusun jadwat dinas ship instalasi laundry
3. mengamprahan barang untuk keperluan ADM maupun kebutuhan isntalasi laundry
4. membuat laporan pemasukan dan pengeluaran barang pada instalasi laundry
5. merekap laporan harian dan bulanan dan tahuan untuk di sampaikan pada Direktur
6. mengadendakan/mengarsipkan data staf instalasi laundry
7. melaporkan hasil pekerjaan setiap bulannya kepada Ka. Instalasi Laundry

No Uraian Kegiatan Bulan


Jan Fe Mar Apr Mei Jun Jul Agt Se Okt No De
b p v s
1 Melaporkan hasil
pekerjaan setiap bulan
2 Mengusulkan
penambahan personil
3 Mengusulkan
penambahan Linen
( Sprey )
4 Mengusulkan jadwal
dinas shif
5 Mengamporah barang

6 Membuat laporan
bulanan
7 Merekap laporan harian,
bulanan
8 Mengangendakan / arsip
data staf

Tahapan Kerja Laundry :


1. Pengambilan linen kotor dengan prosedur pencatatan
- Linen Infeksius
- Linen Non Infeksius
2. Pemeliharan (pensortiran)
3. penimbangan linen kotor
4. pencucian
5. pemerasan
6. pengeringan
7. penyetrikaan
8. pelipatan
9. pemekingan
- linen non infeksius
- linen steril
10. penyimpanan
11. pendistribusian
12. pengantian linen rusak ( tidak layak pakai )

No Uraian Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt se Okt No De
p v s
1 Pengambilan linen
kotor
2 Pemilihan dan
penimbangan linen
kotor
3 Pencucian
4 Pemerasan
5 Pengeringan
6 Pemyetrikaan
7 Pelipatan
8 Penyimpanan

9 Pendistribusian

10 Pengantian linen
koyak (tidak layak
pakai)
11 Pengajuan linen baru

H. SISTEM PELAPORAN
Sistem pelaporan pada instalasi laundry terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan kegiatan harian instalasi laundry disampaikan kepada Kabid penunjang medis terdiri
dari kegiatan :
a. Pelaporan form serah terima linen kotor dan pendistribusian linen bersih ruangan
b. mengecek bahan Chimical yang sudah kosong ( Buku Pencatatan setiap ruangan )
c. Jumlah timbangan kiloan linen infeksius dan non infeksius
2. Laporan Triwulan
Laporan kegiatan bulanan instalasi laundry disampaikan kepada Komite PMKP dan Direktur
terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
a. laporan jumlah pencucian linen ruangan , poliklinik dan instalasi
b. laporan pemakian (pengeluaran bahan chemical linen
c. laporan kiloan pencucian linen kotor infeksius dan non infeksius
d. laporan pendistribusian plastic linen kotor infeksius dan non infeksius ruangan
e. laporan pemakian plastic packing linen bersih
f. laporan pendistribusian linen baru ruangan, poliklinik, dan instalasi
g. laporan linen tidak layak pakai ( rusak )
3. Triwulan
1. laporan ketepatan penyediaan linen
2. tidak adanya linen yang hilang

INFEKSI NOSOKOMINAL SERTA KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA
( K3 )
A. Pencegahan Infeksi Nosokominal
1. Pengertian
Infeksi adalah proses dimana seseorang yang rentan terkena inveksi agen yan pathogen atau
infeksi yang tumbuh, berkembang biak dan menyebabkan sakit.
Infeksi nosokominal adalah yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah sakit infeksi
nosokominal dapat terjadi setiap saat dan di setiap rumah sakit. untuk mencegah dan
mengurangi kejadian infeksi nosolominal serta menekan angka infeksi de tingkat serendah-
rendahnya, perlu adanya upaya mengendalikan infeksi nosokominal. pengendalian infeksi
nosokominal bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah sakit atau dokter/perawat saja
tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan semua unsure/profesi yang ada di rumah sakit.
2. Batasan
suatu infeksi dinyatakan sebagai infeksi nosokominal apabila :
a. waktu mulai dirawat tidak ditemukan tanda-tanda infeksi dan tidak sedang dalam masa
inkubasi infeksi tersebut
b. infeksi timbul sekurang-kurangnya 3x24 jam sejak ia mulai dirawat
c. infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari masa inkubasi
d. infeksi terjadi setelah pasien pulang dan dapat dibuktikan berasal dari rumah sakit.
3. Sumber Infeksi
yang merupakan sumber infeksi adalah :
a. petugas rumah sakit ( Perilaku )
- kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit
- kurang atau tidak memperhatikan kebersihan
- kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic
- menderita suatu penyakit
- tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah melakukan pekerjaan
b. Alat-alat yang dipakai ( alat lkedokteran/kesehatan, linen dan lainnya )
- kotor atau kurang bersih/tidak steril
- rusak atau tidak layak pakai
- penyimpanan yang kurang baik/tidak sesuai standarisasi
- dipakai berulang-ulang atau berkali-kali
- lewat batas waktu pemakaian
c. pasien
- kondisi yang sangat lemas ( gizi buruk )
- kebersihan kurang
- menderita penyakit kronik/menahun
- menderita penyakit menular/infeksi
d. lingkungan
- tidak ada sinar ( matahari, penerangan ) yang masuk
- ventilasi/sirkulasi udara kurang baik
- ruangan lembab
- banyak serangga
4. Faktor-faktor yang sering menimbulkan terjadinya infeksi
a. banyaknya pasien yang dirawat di rumah sakit yang dapat terjadi sumber infeksi bagi
lingkungan dan pasien lain
b. adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lain
c. adanya kontak langsung antara pasien dengan petugas rumah sakit yang terinfeksi
d. penggunaan alat-alat yang terkontaminasi
e. kurang perhatian rindakan aseptic dan antiseptic
f. kondisi pasien yang lemah
5. Pencegahan
Untuk mencegah/mengurangi terjadinya infeksi nosokominal, perlu diperhatikan :
a. Petugas
- bekerja sesuai dengan standar operasional Prosedur ( SPO ) untuk pelayanan linen
- memperhatikan aseptic dan antiseptic
- mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan
- bila sakit segera berobat
b. Alat-alat
- perhatikan kebersihan ( alat-alat laundry, Troli untuk transportasi linen )
- penyimpanan linen yang benar dan perhatikan batas waktu penyimpanan (
FIFO )
- linen yang rusak segera diganti ( Afkir )

c. ruang dan lingkungan


- tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan
- penerangan cukup
- ventilasi/sirkulasi udara baik
- perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan
- pembersihan secara berkala
- lantai kering dan bersih

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


A. Monitoring
yang dimaksud dengan monitoring adalah uapaya untuk mengamati pelayanan dan cakupan
program pelayan seawall mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki
masalah dalam pelaksanaan program.
Tujuan monitoring adalah :
1. Untuk mengadakan perbaikan, perubahan, orientasi atau desain dari system pelayanan
2. unruk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan yang dilaksanakan di lapangan,
sesuai dengan temuan-temuan dilapangan.
3. hasil analisis dari monitoring digunkan untuk perbaikan dalam pemberian pelayanan di
rumah sakit. monitoring sebaiknya di lakukan sesuai keperluan dan dipergunakan segera
untuk perbaikan program.
khusus dalam pelayanan linen dirimah sakit monitoring hendaknya dilakukan secara
teratur/kontiue.
aspek-aspek yang dimonitor mencakup :
1. sarana, prasarana dan peralatan :
2. standar/pedoman pelayanan linen, SPO, kebijakan-kebijakan Direktur rumah sakit, visi,
misi dan moto rumah sakit, dan lain-lain.
3. pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu warna yang kusam, pudar, tidak
cerah/putih tua atau keabu-abuan mengambarkan usia pakai. terdapat bayangan dari barang
yang dibungkusnya, menunjukkan linen sudah tipis.
4. dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/lapuk
5. apabila ada penandaan tahun pengadaan/pengunanan, tinggal menghitung umur lamanya,
sehingga bila dihitung freksuensi pencuciannya. biasanya setelah mengalami pencucian 90
kali linen tersebut sudah harus dihapus ( tidak layak Pakai ), itu pun tergantung kualitas
bahan. ada bahan yang sampai 120 kali pencucian masih tetap baik dan layak pakai.
kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara insidentil bila dijumpai
banyak terjadi infeksi disatu unit rawat inap atau lebih. contoh diambil untuk dilakukan swab
dari kulit untuk kultur, sementara hasil kultur, monitoring prosedur pencucian ditingkatkan.

B. Evaluasi
setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap pencucian,
pengeringan dan sebagainya, juga evalusi secara keseluruhan dalam rangka kinerja dari pegelolaan
linen di rumah sakit.
Tujuan dari evaluasi tersebut antara lain :
1. Meningkatkan kinerja pengelolaan linen rumah sakit.
2. sebagai acuan/masukan dalam perencanaan pengadaan linen, bahan kimia pembersihan
sarana dan prasaran kamar cuci.
3. sebai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin-mesin.
4. sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya
manusia.
salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan menyebarkan kwesioner
ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau minimal setiap setahun sekali.
sebagai responden di ambil 2 atau 3 jenis petugas dilihat dari fungsinya, misalnya kepala
bangsal/ ruangan, perawat pelaksana dan petugas pelaksana non perawat/pekarya.
Matri yang di evaluasi susuai tujuan yaitu antara lain :
1. kuantitas dan kualitas linen
a. kuantitas linen
kuantitas / jumlah linen yang beredar di ruangan sangat menentukan kualitas
pelayanan, demikian pula linen yang berputar diruangan yang siap akan mengakibatkan
linen yang satu cepat rusak dan linen yang lainnya terlihat belum digunakan. hal-hal
seperti ini dapat menganggu pada saat pengantian linen berikutnya maupun jika linen
tersebut hendak diturunkan kelasnya. untuk itu perlu adanya monitoring keruang-
ruangan dengan frekuensi minimal tiga ( 3 ) bulan sekali atau setiap kali pencatatan
dibuku administrasi yang tidak mengindahkan prinsip FIFO.
b. Kualitas linen
Kualitas yang diutamakan dari linen adalah bersih ( Fisik linen ), awet ( Tidak rapu )
dan sehat ( bebas dari mikroorganisme pathogen ).
Frekuensi :
- Untuk monitoring bersih dapat dilakukan dengan memanfaatkan panca indra secara
fisik mulai dari bau ( harum dan bebas dari bau tidak sedap ), Rasa ( lembut dikulit
) dan skala noda. dilakukan pada tahap sortir didalam perputaran pencucian.
- awet ( tidak rapuh ) dapat dilakukan dengabn pengendalian penggunaan formulasi
bahan kimia yang serendah mungkin tampa mengabaikan hasil.
Frekuensi dapat dilakukan setiap perputaran waktu standar linen di tetapkan misalnya
200 kali pencucian
- sehat ( Bebas mikroorganisme pathogen ) dilakukan dengan pemeriksaan linen bersih
melalui pemeriksaan angka kuman dilaboratorium.
2. Bahan Kimia
a. Fisik dan karakteristik bahan kimia
Fisik dan karakteristik bahan kimia dapat berupa warna, butiran seta bau yang khas dari
bahan kimia. untuk menjaga kualitas selalu dilakukan monitoring setiap bahan kimia
akan digunakan.
b. pH (Power Hitrogen) dan persentase bahan aktif
Bahan kimia yang digunakan memiliki pH dan bahan aktif seperti yang dipersyaratkan
dalam LDP ( Lembar data Pengamat ). atau MSDSs. Frekuensi pemeriksaan dilakukan
pada awal pengunaan, pertengahan dan akhir.
3. Baku Mutu Air Bersih
a. Persyartan Permenkes 416
Persyaratan dasar air yang digunakan adalah standar air bersih depkes yaitu dilakukan
monitoring setidaknya 6 bulan sekali.
b. persyartan khusus kandungan besi dan garam-garam
perlu dilakukan pemerikasaan awal untuk mengetahui adanya 2 polutan pengangguan
tersebut maka harus dilakukan usaha untuk menurunkan tingkat polutan di air yang
digunakan sebaiknya sama dilakukan stiap 6 bulan sekali.
4. Baku Mutu Limbah Cair
Pemeriksaan dilakukan setiuap 3 bulan sekali. hasil evaluasi diberikan kepada penanggung
jawab dan pengelola pelayanan linen dirumah sakit dan umpan balik yang diberikan dapat
menjadi bahan laporan dan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan sesuai tujuan
evaluasi.

PENUTUP
Berdasarkan pedoman manajemen linen di rumah sakit departemen kesehatan RI Direktorat
jendral pelayanan medic tahun 2004 dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Tidak adanya kehilangan linen di Instalasi Laundry
2. Meningkatkan kualitas linen yang lebih baik, nyaman dan siap pakai.
3. Menghindari terjadinya kemungkinan terjadinya infeksi nosokominal, pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia pencucian.
Demikian Program kerja ini kami susun, sebagai panduan dan pedoman kerja di instalasi laundry
rumah sakit Umum Meuraxa Kota banda aceh.

wassalam
Kelapa Unit Laundry,

Sa adah AMKL
NIP. 19750226 200504 2 001

BAB I DEFINISI

Linen Infeksius adalah : Linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit menular dan terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh.

Linen non-Infeksius adalah merupakan linen kotor yang tidak terinfeksi oleh kuman. BAB II

RUANG LINGKUP
Ruang Rawat Inap, Poly Klinik, Instalasi Instalasi dan unit terkait lainnya.

BAB IV TATA LAKSANA

a. Prosedur Linen Infeksius


1. Petugas laundry menggunakan alat
pelindung dari sarung tangan rumah tangga, masker, pelindung mata (bila
diperlukan) apron/celemek dan sepatu boots.
2. Pisahkan linen kotor terkontaminasi
dan non terkontaminasi / sesuai karakteristik linen.
3. Linen kotor di pegang menggunakan
sarung tangan rumah tangga dengan gerakan yang sedikit mungkin untuk mencegah
kontaminasi pada udara dan ptugas.
4. Diperiksa dan dicartat bila ditentukan
peralatan kesehatan seperti needle/ alat suntik atau instrument operasi ata benda tajam yang
terbawa bersama dengan linen, untuk selanjutnya dilaporkan kepada tim PPIRS dan unit kerja
terkait. Segala peralatan yang ditentukan disimpan pada wadah / tempat yang aman untuk
dilakukan proses selanjutnya.
5. Linen terkontaminasi darah, cairan
tubuh dilakukan perendaman selama 10 menit dalam bak perendaman berisi larutan klorin
0,5%.
6. Setelah perendaman linen
dimasukkan kedalam mesin cuci selama 60 menit.
7. Kemudian linen dipindahkan
kedalam mesin pengering selama 30 menit.
8. Kemudian dilakukan penyimpanan
dan penyampulan.

b. Prosedur Linen non-Infeksius


1. Linen disiram dengan air dingin
biasa untuk menghilangkan noda.
2. Linen dimasukkan kedalam mesin
cuci yang didalamnya telah dimasukkan detergen.
3. Pengeringan dilakukan selama 15
menit.
4. Penyetrikaan , penyampulan dan
penyimpanan.
5. Linen di antar keruang masing
masing.

Anda mungkin juga menyukai