PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan landasan – landasan teori yang berhubungan dengan materi penulisan.
BAB 3 GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan tentang sejarah, visi dan misi, lokasi, organisasi dan pelayanan dan
fasilitas di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur
BAB 4 KERANGKA KONSEP
Bab ini penulis menguraikan tentang kerangka teori penulisan yang merupakan konsep dari
tinjauan pustaka, kerangka konsep penelitian, dan definisi operasional.
BAB 5 METODELOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian dan desain penelitian, waktu penelitian, lokasi
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, analisa dan pengolahan data dan
hipotesis
BAB 6 RENCANA PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan tentang rencana dalam penyajian data
BAB 7 JADWAL, ORGANISASI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jadwal, organisasi, dan rencara anggaran biaya dalam penelitian
Pengelolaan Linen di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur
BAB 8 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa yang telah diuraikan
pada bab – bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Linen
Linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus
kasur, bantal, guling, selimut, baju petugas, baju pasien dan alat instrument steril
lainnya. Jenis kain yang banyak digunakan seperti katun jepang, drill, flanel, bahan anti
air dan anti bakteri (Aini Nur, 2010).
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen rumah sakit yang dilengkapi
dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam
boiler), pengering, meja, dan mesin set. Peran linen sangat penting bagi nilai jual
ruangan. Selain itu pengelolaan linen yang kurang baik dapat menyebabkan timbulnya
infeksi. Jenis linen menurut kontaminasinya ada dua, yaitu linen infeksius dan linen
non infeksius. Linen infeksius adalah linen yang terkena cairan tubuh pasien seperti
feses, muntahan, darah, dan air seni. Linen non infeksius adalah linen yang tidak
terkena cairan tubuh manusia. Menurut nodanya, linen terbagi menjadi tiga, linen noda
berat, sedang, dan ringan.
Meskipun linen tidak digunakan secara langsung dalam proses pengobatan namun
dapat dilihat pengaruhnya jika penanganan linen tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan terjadinya penularan penyakit yaitu infeksi nosokomial atau yang
sekarang lebih sering disebut Health-care Associated Infections (HAIs). HAIs
merupakan infeksi yang didapat pasien selama menjalani prosedur perawatan dan
tindakan medis di pelayanan kesehatan setelah 48 jam dan 30 hari setelah keluar dari
fasilitas pelayanan kesehatan (WHO, 2011).
a. Jenis Linen
Menurut Depkes RI tahun 2004, macam linen yang dibutuhkan di rumah sakit
beberapa diantaranya ialah: Perlengkapan alas kasur, sprei, sarung guling, selimut,
dll. Perlengkapan baju pasien serta semua perlengkapan baju operasi, berbagai
macam doek, dan peralatan baju bayi.
b. Bahan yang digunakan untuk linen
1) Kain Katun
2) Kain Wool
3) Kain kombinasi (65% aconilic:35% wool)
4) Kain Silk
5) Kain Blacu
6) Kain Flanel
7) Kain Tetra
8) Kain CVC 50% - 50%
9) Kain Polyester 100%
10) Kain Twill/ drill
11) Bahan pembuat linen sebaiknya disesuaikan dengan fungsinya dan cara
pengelolaan atau perawatan linen harus sesuai juga penampilan yang baik
diharapkan (Depkes RI,2004)
c. Manajemen Linen Rumah Sakit
Berdasarkan Depkes RI 2004, manajemen linen rumah sakit merupakan suatu
sistem pengelolaan linen yang ada di rumah sakit. Beberapa hal yang penting dalam
manajemen linen yaitu:
1) Peran dan fungsi manajemen linen
Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dari
perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian.
Alur aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan,
pemilahan, proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda,
penyetrikaan, sortir linen rusak, pelipatan, merapikan, mengepak, atau
mengemas, menyimpan, dan mendistribusikan ke unit-unit yang
membutuhkannya, sedangkan linen yang rusak dikirim ke kamar jahit. Untuk
melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan baik. Peran sentral lainnya
adalah perencanaan, pengadaan, pengelolaan, pemusnahan, control dan
pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain, sehingga linen dapat tersedia di
unit-unit yang membutuhkan.
d. Prinsip Pengelolaan Linen
GAMBAR 2.1
PEDOMAN PENGELOLAAN LINEN
Kemungkinan Rendah
menimbulkan infeksi
(desinfeksi tingkat rendah)
GAMBARAN UMUM
3. 1 Lokasi
Lokasi penelitian berada di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
Jl. RS. Polri Kramat Jati, Kode Pos : 13510 Jakarta Timur - DKI Jakarta
3. 2 Organisasi
No. Jabatan Nama
1. KEPALA RUMAH BRIGJEN POL. DR. MUSYAFAK
SAKIT
2. WAKARUMKIT KOMBES POL dr. HARYANTO, Sp,PD
3. KABAG WAS INTERN KOMBES POL dr. HISBULLOH HUDA,SP.PD
4. KA KOMITE MEDIK KOMBES POL dr. ISMUGI, Sp.JP
5. KA KOMITE KOMBES POL DYAH RATNA
KEPERAWATAN NURMALA,SMIP,SPd
6. KABAG RENMIN KOMBES POL dr. FEBIANA.Mkes
7. KABID YAN MEDWAT KOMBES POL dr. YAYOK
WITARTO,Sp.GK,MS
8. KABID YAN DOKPOL KOMBES POL Drs. SUMIRAT
DWIYANTO,M.Si
9. KABID JANG MEDUM KOMBES POL dr. JEFFERSON
MAREMPE,Sp.B, FINACS, FICS
10. KABAG BINFUNG KOMBES POL dr. RACHMAWATI ARSHAD,
MARS
11. KASUBBAG REN AKBP Dra. LILYWATI DJAYA, APT
12. KASUBBAG SDM AKBP SRIE PUJI ASTUTI, AMK
13. KASUBBAG MATLOG AKBP C. SINUNG WAHYU PRADOPO,
SMPH, SPd
14. KASUBBAG KOMPOL YOSEPHINE KOLOAY, SKM
KEUANGAN
15. KA INSTALASI HUMAS AKBP Ns. SARI WIJAYANTI, S.Kep
3. 3 Sarana Kesehatan Lingkungan
Konsep sistem manajemen lingkungan rumah sakit di Indonesia telah dikenal sejak
lama sebagai bagian dari rutinitas internal kegiatan rumah sakit. Konsep tersebut pada
banyak rumah sakit dilaksanakan melalui praktek-praktek sanitasi lingkungan.
Sanitasi lingkungan rumah sakit mempunyai arti sebagai upaya menciptakan kesehatan
lingkungan yang baik di rumah sakit melalui pelaksanaan programprogram yang
berkaitan dengan semua aktivitas yang ada di rumah sakit. Sanitasi lingkungan rumah
sakit meliputi pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, biologi dan
sosial psikologi di rumah sakit. Komponen manajemen sanitasi rumah sakit antara lain:
1. Aspek Input
Aspek input di lingkungan rumah sakit yang terdiri dari petugas sanitarian atau
petugas kesehatan lain yang telah dilatih, adanya biaya operasional (dana) yang
dibutuhkan dalam menyelenggarakan sanitasi rumah sakit dan adanya sarana dan
prasarana yang seminimal mungkin dapat menunjang pelaksanaan Manajemen
sanitasi untuk kegiatan promotif dan preventif. Pelaksanaan pelayanan sanitasi
juga harus ditunjang oleh kelengkapan materi yang diperlukan berupa proses
administrasi, pencatatan dan pelaporan, serta pedoman buku yang digunakan
sebagai petunjuk teknis sanitasi (Depkes RI, 1991/1992).
2. Proses
Aspek lingkungan rumah sakit merupakan suatu aspek yang berdampak penting
terhadap pelayanan rumah sakit atau masyarakat sekitar rumah sakit. Dimana
Operasional kegiatan di rumah sakit merupakan suatu rangkaian proses berupa
kegiatan yang direncanakan yang dimulai dari pelayanan medik (poliklinik dan
rawat inap), pelayanan penunjang medik dan penunjang nonmedik. Selain itu, ada
pula aktivitas dan pelayanan dalam beberapa kategori utama, seperti rawat jalan,
rawat inap, produk limbah yang dihasilkan, kegiatan medik dan nonmedik,
transportasi material (medik dan logistik), dan upaya pencegahan pencemaran.
Dari masing masing uraian aktivitas tersebut, akan teridentifikasi bahan-bahan apa
yang saja yang digunakan, baik dari obat-obatan, alat kesehatan, maupun bahan
kimia lainnya.
Aspek lingkungan rumah sakit sebenarnya mencakup lingkup yang luas ataupun
tidak terbatas sehingga untuk lebih memudahkan akan disajikan beberapa contoh
dari aspek lingkungan berikut:
a. Pengelolaan limbah infeksius, patologis, dan nonmedik;
b. Kejadian infeksi nosokomial;
c. Pembuangan air limbah;
d. Kegiatan yang menggunakan zat kimia
e. Kegiatan yang menggunakan air;
f. Kegiatan yang menggunakan energi;
g. Penggunaan sumber daya alam; produk yang sudah lama;
h. Pembuangan produk.
Identifikasi aspek lingkungan merupakan proses yang berjalan untuk menentukan
dampak positif atau negatif dari kegiatan rumah sakit.
3. Output
Hasil yang diharapkan dari seluruh kegiatan oprasional rumah sakit yang
berdampak terhadap perubahan kondisi lingkungan yang tidak baik akan menjadi
baik sehingga memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan rumah sakit dengan
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap yang ramah lingkungan.
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan.
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
f. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup.
3. 4 Kegiatan / Proses Kerja
BAB 4
KERANGKA KONSEP
4. 1 Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka didapatkan kerangka teori sebagai berikut:
GAMBAR 4.1
KERANGKA TEORI
ASPEK TEKNIS
1. Metode
2. Bahan
3. Sarana
4. peralatan
ASPEK SOSIAL
1. Pendidikan Sanitasi Memenuhi Syarat
2. Usia
Pengelolaan Linen
3. Masa Kerja
4. Pengetahuan Di RS. Bhayangkara Tk. I
5. Sikap R. Said Sukanto, Jakarta Tidak Memenuhi
6. Tindakan Timur Syarat
7. Pengetahuan APD
ASPEK ADMINISTRASI
1. Peraturan
2. Pengawasan Uji Bakteriologis
3. Pembinaan Linen
4. 3 Definisi Operasional
TABEL 4.3
DEFINISI OPERASIONAL
BAB 5
METODE PENELITIAN
5. 1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yang memberikan gambaran umum tentang Sanitasi
Pengelolaan Linen di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur.
5. 2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta
Timur. Berlokasi di Jl. RS. Porli Kramat Jati Jakarta Timur.
5. 3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2019
5. 4 Populasi dan Sampel
5.4.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang diambil
yaitu seluruh petugas Sanitasi Pengelolaan Linen yang terdiri dari:
Penanggung Jawab 1 orang
Pencucian 3 orang
Penyetrikaan 2 orang
Pelipatan 3 orang
5.4.2. Karakteristik Sampel
Apabila penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan
apabila subyek nya besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil
sampel antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, Suharsimi Arikunto
(1998). Sehigga sampel yang diamati untuk penelitian ini adalah seluruh
petugas Sanitasi Pengelolaan Linen berjumlah 9 orang.
Sampel Bakteriologis Linen bersih yaitu seprei yang akan di
distribusikan ke ruang Haemodialisa (HD), dan mengambil sampel dengan
cara usap linen.
5.4.3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini menggunakan beberapa cara,
yaitu angket, observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi.
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah suatu daftar yang bersikan rangkaian pertanyaan
mengenai susuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (cholid dan
Abu, 2012:76). Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanyajawab dengan responden) (Nana, 2007).
Metode ini dipilih karena dalam penelitian diperlukan adanyan data yang
didapat langsung dari jawaban objek yang akan diteliti dan untuk
menjadikan perbandingan sesama objek yang akan diteliti dan
memperoleh informasi mengenai sesuatu masalah secara serempak.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui bagaimana proses
pengelolaan linen RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
2. Observasi (pengamatan)
Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara
mengamati dan mencatat secara istematik gejala-gejala yang diselidiki
(kholid Narbuko 2012:70). Observasi dapat dilakukan secara partisipatif
atau nonpartisipatif, dalam penelitian ini digunakan observasi
nonpartisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya
berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Metode ini
dipilih karena dalam penelitian yang sangat diperlukan data yang valid,
dengan diadakannya observasi langsung maka sebagai peneliti akan
dapat mengumpulkan data yang nyata sesuai dengan kenyataan.
Observasi awal yang dilakukan yaitu mengadakan kunjungan ke RS.
Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur untuk mengadakan
wawancara dengan petugas pengelola linen di RS. Bhayangkara Tk. I R.
Said Sukanto.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses Tanya-jawab dalam penelitian yang langsung
secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendegarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan (kholid narbuko 2012:83). Wawancara banyak digunakan
dalam pnelitian kualitatif, dalam penelitian kualitatif tidak disusun dan
digunakan pedoman wawancara yang sangat rinci. Metode ini dipilih
karena dalam pengambilan data diperlukan adanya komunikasi langsung
dengan narasumber, agar semua pertanyaan yang telah disiapkan mampu
terjawab, tanpa wawacara penelitian akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada respon.
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara :
a. Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara
bebas dan terpimpin, jadi pewawancara hanya membuat pokok-
pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses
wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai
mengarahkan yang diwawancarai
b. Wawancara perorang, yaitu proses tanya jawab tatap muka itu
berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan seorang
yang diwawancarai, cara ini akan mendapatkan data yang lebih
intensif
c. Wawancara kelompok, yaitu proses interviu itu berlangsung
sekaligus duaorang pewawancara atau lebih dari dua orang
narasumber.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data-data tertulis, gambar atau video yang ada
situasi social yang dibutuhkan peneliti, sebagai pendukung datangnya
dalam mengkemas laporan penelitian (Mukhtar, 2013:109). Metode ini
dipilih agar peneliti bisa mengumpulkan bukti real yang memperkuat
pembuktian hasil penelitian. Dokumentasi berupa foto dan video selama
proses wawancara, observasi dan penelitian proses pengelolaan linen.
5. 5 Pengumpulan Data
5.5. 1 Data Primer
1. Hasil Observasi (pengamatan langsung) dilokasi penelitian dengan
menggunakan instrument checklist yang meliputi aspek teknis.
2. Wawancara dengan menggunakan instrument (kuesioner) oleh petugas
Sanitasi Pengelolaan Linen meliputi data umum (nama, usia, Pendidikan,
masa kerja) dan data khusus (peraturan, pengawasan, pembinaan,sikap,
tindakan, dan pengetahuan)
5.5. 2 Data Sekunder
1. Data sekunder di peroleh dari dokumen dan data – data di RS.
Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur
2. Data laporan dari pihak terkait setempat
3. Undang – undang dan Kepmenkes RI
4. Berbagai jurnal yang sesuai dengan topik yang terkait
5. 6 Pengolahan dan Analisis Data
5.6. 1 Pengolahan Data
Dalam mengolah data dilakukan melalui 4 tahap, yaitu:
1. Editing
Yaitu memeriksa kembali jawaban kuesioner – kuesioner apakah semua
pertanyaan terjawab semua dan terjawab tepat.
2. Scoring
Setelah jawaban dikelompokan dihitung skor untuk penilaian
1) Penilaian kuesioner:
Bobot Penilitan:
(1) Pilihan a mempunyai bobot nilai 2, untuk jawaban yang paling
benar
(2) Pilihan b mempunyai bobot nilai 1, untuk jawaban yang
mendekati benar
(3) Pilihan c mempunyai bobot nilai 0, untuk jawaban yang salah
2) Mencari Interval
𝑋𝑛−𝑋𝑖
Rumus : C = 𝐾
Keterangan:
K = 3 (baik, cukup, kurang)
Xn = 2 (bobot max) X 9 jumlah pertanyaan
Xi = 0 (bobot minimal) X 9
18−0
Maka , C = =6
3
3) Penilaian checklist:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 (𝑌𝐴)
x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
Rentang nilai :
Berdasarkan Kepmenkes RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, sekurang –
kurngnya 75% dari skor maksimal yang ada / yang diperiksa untuk:
RS pemerintah, BUMN/BUMD Kelas A & Kelas B
RS ABRI, Kelas I & Kelas II
RS Swasta Kelas Utama dan Madya
Sehingga rentang nilai untuk penilaian checklist,
TABEL 5.2
Skor Kriteria
<75% Tidak memenuhi persyaratan
≥ 75% Memenuhi persyaratan
3. Tabulating
Penyerdehanaan data yaitu bentuk penyimpanan data dalam bentuk table
tunggal
Metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang
sistematis berdasarkan pendekatan tertentu (Subana, 2009:20). Penelitian adalah semua
kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu,
untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan
pengertian dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi (Margono, 2007:1).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatitf. Penelitian deskriptif kualitatif adalah sebuah penelitian yng dimaksud
untuk mengungakapkan sebuah fakta atau empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan
pada logika keilmuan, prosedur dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat sesuai
disiplin keilmuan yang ditekuni (Mukhtar, 2013:29). Penelitian kualitatif ditunjukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau prespektif partisipan. Partisipan adalah
orang-orang yang diajak wawancara, observasi, diminta memberikan data, pendapat,
pemikiran, persepsinya. (Nana, 2007). Metode ini bertujuan untuk memaparkan data-data dan
menganalisis data secara objektif serta menggambarkan proses dari awal hingga akhir proses
pengelolaan linen di RS. Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta Timur.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono:2014). Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan selama penelitian, pada penelitian ini menggunakan
teknik sampel Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik dalam Probability Sampling meliputi beberapa jenis, dan Simple Random Sampling
dipilih dalam penelitian karena populasi dalam penelitian dianggap Homogen.
BAB 7
PENUTUP
8. 1 Kesimpulan
8. 2 Saran