Anda di halaman 1dari 29

Bd.

CHARTINI, SST
RSUD TARAKAN/IPALARSI
PENDAHULUAN
Linen adalah: Istilah untuk menyebutkan seluruh
produk tekstil yang berada di
rumah sakit yang meliputi linen
diruang perawatan, maupun baju
bedah (OK)

Baju perawat, jas dokter maupun baju kerja


biasanya tidak dikelompokkan pada katogori
linen, tetapi dikatagorikan sebagaiseragam
(Uniform)

Secara fungsional linen digunakan untuk baju, alas meja


operasi, pembungkus, dan lain sebagainya, sehingga dalam perkembangan
manajemennya menjadi tidak sederhana lagi, berhubung tiap bagian dirumah sakit
mempunyai spesifikasi pekerjaan,jumlah kebutuhan yang besar, frekuensi cuci yang
tinggi, keterbatasan persediaan, penggunaan yang majemuk dan image yang ingin
dicapai.
STANDAR LINEN
1. Berhubung sarana kesehatan bersifat universal, sebaiknya setiap RS mempunyai standar produk
yang sama, agar bisa diproduksi secara masal dan mencapai skala ekonomi.
2. Standard Desain
Pada dasarnya baju RS lebih mementingkan fungsinya dari pada estitikanya, maka desai yang
sederhana, ergonomis dan unisex merupakan pilihan yang edial, terutama pada baju bedahdan
baju pasien.
3. Standard Material
Pemilihan material harus disesuaikan dengan fungsi, cara perawatan dan penampilan yang
diharapkan.
Kain yang digunakan: Catton 100%, CVC 50%--50%, TC 65%--35%, Polyester 100% dengan
anyaman plat atau twill/drill, dengan proses akhir yang lebih spesifik,seperti water repellen, soil
release, PU coated dsb.
4. Standar Ukuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan, tetapi juga dari biaya
pengadaan dan biaya operasional yang timbul.
* Laken : 160 X 275 CM
* Steek Laken : 75 X 160 Cm
* Sarung Bantal: 50 X70 Cm
* Dll
Lanjutan
5. Standard Jumlah:
Idealnya jumlah stok linen 5 par (kapasitas) dengan
posisi 3 par berputar diruangan: stok 1 par terpakai,
stok 1 par dicuci, stok 1 par cadangan, dan 2 par
mengendap dilogistik y: 1 par sudah dijahit dan 1 par
berupa lembaran kain.
6. Standard Penggunaan:
Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali
dengan prosedur normal.
PENATALAKSANAAN LINEN
Linen kotor yang dapat dicuci di Laundry
dikatogorikan:
1. Linen kotor Infeksius: Linen yang terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh dan feses terutama yang
berasal dari infeksiusHIV AID< Hepatitis dll
2. Linen kotor tidak infeksius: Linen yang tidak
terkontaminasi darah, cairan tubuh dan fases yang
berasal dari pasien lainnya.
PENANGANAN LINEN DIBEDAKAN
1. Pengelolaan linen di ruangan:
* Persyaratan kantung linen infeksius (dapat
dipakai ulang)
Kantung linen Infeksius:
a. Kantung dalam
Terbuat dari plastik tahan panas hingga
100C dan tahan bocor
Bentuk segi empat dengan bagian yang
terbuka merupakan panjang kantung
Warna kuning
Ukuran sedang hingga besar
b. Kantung Luar ( dapat dipakai ulang)
Terbuat dari bahan plastik tahan panas hingga 100C dan tahan bocor
Bentuk segi empat
Warna kuning bertuliskan linen infeksius
Ukuran sedang hingga besar
Lanjutan
2. Kantung linen non infeksius (dapat dipakai ulang):
Terbuat dari bahan plastik tahan panas
hingga 100C dan tahan bocor
Bentuk segi empat
Warna putih bertuliskan linen kotor tidak
infeksius/tidak terinfeksi
PROSEDUR UNTUK LINEN KOTOR
INFEKSIUS
1. Biasakan cuci tangan dengan sabun 10-15 detik
2. Gunakan APD: Sarung tangan, masker, google, apron dan
skot/ apron, sepatu boot
3. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan,
seperti trolly
4. Lipat bagian yang terinfeksi dibagian dalam lalu
masukkan linen kotor infeksius yang sudah tertutup
kedalam ember tertutup/ trolly infeksius
5. Noda darah atau feses dibuang kedalam kantung
transparan dengan pemisahan antara linen warna dan
linen putih (kantung khusus linen kotor infeksius)
Lanjutan
6. Lakukan penutupan kantung plastik dengan bahan
yang telah ditentukan/ tali yang mudah dilepas/ lem
kuat yang berwarna merah ( masih dapat lepas pada
suhu pemanasan desinfektan) yang juga berfungsi
sebagai segel
7. Siapkan trolly linen kotor/ trolly linen infeksius
8. Kumpulkan ke trolly linen kotor siap dibawa ke
Laundry dalam keadaan tertutup
PROSEDUR UNTUK LINEN KOTOR
TIDAK TERINFEKSI
1. Biasakan mencuci tangan hygiene dengan sabun 10-15
detik
2. Gunakan APD: Sarung tangan, masker, skot. Sepatu boot
3. Persiapkan alat dan bahan: ember kantung linen tidak
infeksius dan kertas serta spidol
4. Lipat bagian yang terkena noda di bagian dalam lalu
masukkan linen kotor kedalam ember tertutup dan bawa
ke Laundry
5. Siapkan trolly linen kotor dekat ruang spoel hoek
6. Linen kotor yang sudah tertutup siap dimasukkan ke
dalam trolly linen kotor lalu dibawa ke Laundry
TRANSPORTASI
Persyaratan alat transportasi linen:
1. Dipisahkan antara linen kotor dengan linen bersih,
jika tidak maka wadah penampung/ tempat yang
terpisah
2. Bahan trolly terbuat dari stainless steel (baja anti
karat)
3. Menggunakan trolly berbeda antara linen bersih dan
kotor
4. Trolly mampu menampung beban linen
5. Trolly mudah dibersihkan
PENCUCIAN
TUJUAN:
Selain menghilangkan noda (bersih), awet (tidak
Cepat rapuh), namun memenuhi persyaratan
sehat(bebas dari mikroorganisme patogen).
Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan
desinfeksi untuk membunuh seluruh mikroorganisme
yang mungkin tumbuh dalam semalam dimesin-mesin
cuci.
PERSYARATAN PENCUCIAN
1. Waktu: Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan temperatur dan bahan kimia guna mencapai hasil
cucian yang bersih, sehat.

2. Suhu:
Suatu yang direkomendasikan untuk tekstil: Katun 90C,
Polikatun 80, Polyester75C, Woll dan Silk 30C.

.
Suhu dengan percampuran bahan
kimia dan proses
a. Proses pra cuci dengan tanpa/ bahan kimia dengan suhu
normal
b. Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergen
untuk linen warna putih: 45-50C, untuk linen warna 60-
80C
c. Proses bleaching atau dilakukan desinfektan 65C atau
71C
d. Proses bilas I dan II dengan suhu normal
e. Proses Penetralan dengan suhu normal
f. Proses pelembut/ pengkanjian dengan suhu normal
lanjutan
3, Bahan Kimia:
Bahan kimia yang harus digunakan terdiri dari:
+ Alkali
+ Elmusifier
+ Detergen
+ Bleach (Chlorine bleach dan Oksigen bleach)
+ Sour
+ Softener
+ Trarch
4. Mechanical action
adala: putaran mesin pada saat proses pencucian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mechanical action
*Loading/ muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin
Mesin harus dikosongkan 25% dari kapasitas mesin
Contoh: kapasitas mesin 50Kgbeban yang dimasukkan tidak boleh
lebih dari 37,5Kg
*Level air yang tidak tepat:
Jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer bahan kimia yang terdiri dari
1. Level TINGGI : 50% dari kapasitas drum
2. Level SEDANG : 32% dari kapasitas drum
3. Level RENDAH : 16,6% dari kapasitas drum
*Motor penggerak yang tidak stabil
Motor tidak stabil dapat disebabkan proses yang tidak simetris lagi dan automatic reverse
yang tidak bekerja
*Takaaran detergen yang berlebihan
Takaran detergen yang berlebihan mengakibatkan melicinkan linen dan busa berlebihan akan
mengakibatkan sedikit gesekan
*Bahan kimia
Bahan kimia akan berfungsi dengan baik faktor tersebut diatas berfungsi dengan baik.
Persyaratan pemanasan-desinfektan untuk
pencucian adalah: 65C selama 10 menit atau 70C
dengan bahan kimia Chlorin 1%b(10.000 ppm av CL)
Metode teknis mencuci linen di
rumah sakit
BAHAN SUHU WAKTU DOSIS pH
THP OPERASIONAL LEVEL
KIMIA ( C ) MENIT ( g/L ) AIR

Normal
1 Pra cuci Non/ emulsifer 5-Mar g 10_11 tinggi
2 Buang - - - - - -
3 Cuci Alkaline 45 - 50 (W) 2 ..g 12_13 rendah
detergen 60 - 80 ( P ) 8 ..g 11_12
4 Buang - - - - - -
5 Bleaching Clorine ( P ) 65 10 ..g 8_9 rendah
( Mencemerlangkan ) Oxygen ( W ) 71 3
6 Buang - - - - - -
7 Bilas I Air Normal 3_5 - - -
8 Buang - - - - - -
9 Bilas II Air Normal 3_5 - - tinggi
10 Buang - - - - - -
11 Penetralan Sour normal 3_5 ..g 4_5 rendah
12 Buang - - - - - -

13 Pelembut Stach/soft normal 5 .g - rendah

Pengkajian

14 Buang - - - - - -

15 Pemerasan - - 5_8 - - -
Keterangan:
W = Linen Warna; Oxygen Bleach = Untuk linen
warna
P = Linen Putih; Chlorin Bleach = Untuk linen putih
Operasional Bleaching; wajib dilakukan pada linen
kotor infeksius dimana fungsi chlorine/Oxygen
sebagai desinfeksi (% formulasi sesuai dengan
persyaratan) dan suhu serta waktu merupakan satu
kesatuan)
Operasional Bleaching;wajib dilakukan pada linen
kotor infeksius dan tidak terinfeksi serbagai
desinfeksi
Dosis disesuaikan dengan tingkat noda (ringan, sedang
dan berat)
KEGIATAN PENCUCIAN
1. Flush:
Proses pembasahan untuk melepasakan kotoran yang mudah
larut pada air tanpa kimia pembersih dan suhu rendaah
2. Break:
Proses pembasahan dengan menambahkan alkali untuk
melepaskan kotoran protein dalam air denagan suhu ruangan
3. Prewash:
Proses pencucian dengan menambahkan detergen, alkali dan
elmusifeir dengan suhu hangat 50C-55C
4. Mainwash:
Proses pencucian untuk melepaskan semua jenis kotoran
dengan air suhu tinggi agar detergen beraksi dengan optimal
Lanjutan
5. Bleaching:
Proses pemucatan/penghilangan noda dengan menggunakan bahan
kimia yang bersifat chlorine dalam air dengan suhu antara 60C-65C
(jenis linen putih)
6. Rinse:
Proses pembilasan sisa-sisa dari reaksi kimia dengan menggunakan air
dingin dengan jumlah banyak dan berulang-ulang
7. Intermediate Extrac
Proses pembilasan akhir tanpa membutuhkan pembilasan yang terlalu
banyak dengan pemerasan ringan
8. Final Rinse (Soft):
Proses menetralkan sisa-sisa kimia sebagai pembilasan akhir, langkah
ini digunakan untuk perawatan linen dengan cara mendapatkan kadar
hH yang sesuai dengan kulit manusia dan ditambahkan softener untuk
pemanpilan dan rasa nyaman terhadap linen.
PEMERASAN
1. Merupakan proses pengurangan kadar air
setelah tahap pencucian selesai.
2. Proses pemerasan dilakukan dengan mesin pada
putaran tinggi selama sekitar 5-8 menit.
PENGERINGAN
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/
drying yang mempunyai suhu sampai 70 selama 10
menit.
Pada proses ini jika mikroorganisme yang belum mati
atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.
PENYETRIKAAN
* Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika
besar dapat disetel sampai dengan suhu 120 UUC,
namun harus diingat bahwa linen mempunyai
keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel
antara 70-80 UUC
PELIPATAN
* Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga
mudah digunakan pada saat penggantian linen
dimana tempat tidur kosong atau saat pasien diatas
tempat tidur.
PENYIMPANAN
* Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi
linen dari kontaminasi ulang baik dari bahaya
mikroorganisme.
PENDISTRIBUSIAN
* Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang
penting yaitu pencatatan yang keluar.
PENGGANTIAN LINEN RUSAK
1. Umur Linen
2. Human error

Anda mungkin juga menyukai