CHARTINI, SST
RSUD TARAKAN/IPALARSI
PENDAHULUAN
Linen adalah: Istilah untuk menyebutkan seluruh
produk tekstil yang berada di
rumah sakit yang meliputi linen
diruang perawatan, maupun baju
bedah (OK)
2. Suhu:
Suatu yang direkomendasikan untuk tekstil: Katun 90C,
Polikatun 80, Polyester75C, Woll dan Silk 30C.
.
Suhu dengan percampuran bahan
kimia dan proses
a. Proses pra cuci dengan tanpa/ bahan kimia dengan suhu
normal
b. Proses cuci dengan bahan kimia alkali dan detergen
untuk linen warna putih: 45-50C, untuk linen warna 60-
80C
c. Proses bleaching atau dilakukan desinfektan 65C atau
71C
d. Proses bilas I dan II dengan suhu normal
e. Proses Penetralan dengan suhu normal
f. Proses pelembut/ pengkanjian dengan suhu normal
lanjutan
3, Bahan Kimia:
Bahan kimia yang harus digunakan terdiri dari:
+ Alkali
+ Elmusifier
+ Detergen
+ Bleach (Chlorine bleach dan Oksigen bleach)
+ Sour
+ Softener
+ Trarch
4. Mechanical action
adala: putaran mesin pada saat proses pencucian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
mechanical action
*Loading/ muatan tidak sesuai dengan kapasitas mesin
Mesin harus dikosongkan 25% dari kapasitas mesin
Contoh: kapasitas mesin 50Kgbeban yang dimasukkan tidak boleh
lebih dari 37,5Kg
*Level air yang tidak tepat:
Jumlah air yang diperlukan sebagai pengencer bahan kimia yang terdiri dari
1. Level TINGGI : 50% dari kapasitas drum
2. Level SEDANG : 32% dari kapasitas drum
3. Level RENDAH : 16,6% dari kapasitas drum
*Motor penggerak yang tidak stabil
Motor tidak stabil dapat disebabkan proses yang tidak simetris lagi dan automatic reverse
yang tidak bekerja
*Takaaran detergen yang berlebihan
Takaran detergen yang berlebihan mengakibatkan melicinkan linen dan busa berlebihan akan
mengakibatkan sedikit gesekan
*Bahan kimia
Bahan kimia akan berfungsi dengan baik faktor tersebut diatas berfungsi dengan baik.
Persyaratan pemanasan-desinfektan untuk
pencucian adalah: 65C selama 10 menit atau 70C
dengan bahan kimia Chlorin 1%b(10.000 ppm av CL)
Metode teknis mencuci linen di
rumah sakit
BAHAN SUHU WAKTU DOSIS pH
THP OPERASIONAL LEVEL
KIMIA ( C ) MENIT ( g/L ) AIR
Normal
1 Pra cuci Non/ emulsifer 5-Mar g 10_11 tinggi
2 Buang - - - - - -
3 Cuci Alkaline 45 - 50 (W) 2 ..g 12_13 rendah
detergen 60 - 80 ( P ) 8 ..g 11_12
4 Buang - - - - - -
5 Bleaching Clorine ( P ) 65 10 ..g 8_9 rendah
( Mencemerlangkan ) Oxygen ( W ) 71 3
6 Buang - - - - - -
7 Bilas I Air Normal 3_5 - - -
8 Buang - - - - - -
9 Bilas II Air Normal 3_5 - - tinggi
10 Buang - - - - - -
11 Penetralan Sour normal 3_5 ..g 4_5 rendah
12 Buang - - - - - -
Pengkajian
14 Buang - - - - - -
15 Pemerasan - - 5_8 - - -
Keterangan:
W = Linen Warna; Oxygen Bleach = Untuk linen
warna
P = Linen Putih; Chlorin Bleach = Untuk linen putih
Operasional Bleaching; wajib dilakukan pada linen
kotor infeksius dimana fungsi chlorine/Oxygen
sebagai desinfeksi (% formulasi sesuai dengan
persyaratan) dan suhu serta waktu merupakan satu
kesatuan)
Operasional Bleaching;wajib dilakukan pada linen
kotor infeksius dan tidak terinfeksi serbagai
desinfeksi
Dosis disesuaikan dengan tingkat noda (ringan, sedang
dan berat)
KEGIATAN PENCUCIAN
1. Flush:
Proses pembasahan untuk melepasakan kotoran yang mudah
larut pada air tanpa kimia pembersih dan suhu rendaah
2. Break:
Proses pembasahan dengan menambahkan alkali untuk
melepaskan kotoran protein dalam air denagan suhu ruangan
3. Prewash:
Proses pencucian dengan menambahkan detergen, alkali dan
elmusifeir dengan suhu hangat 50C-55C
4. Mainwash:
Proses pencucian untuk melepaskan semua jenis kotoran
dengan air suhu tinggi agar detergen beraksi dengan optimal
Lanjutan
5. Bleaching:
Proses pemucatan/penghilangan noda dengan menggunakan bahan
kimia yang bersifat chlorine dalam air dengan suhu antara 60C-65C
(jenis linen putih)
6. Rinse:
Proses pembilasan sisa-sisa dari reaksi kimia dengan menggunakan air
dingin dengan jumlah banyak dan berulang-ulang
7. Intermediate Extrac
Proses pembilasan akhir tanpa membutuhkan pembilasan yang terlalu
banyak dengan pemerasan ringan
8. Final Rinse (Soft):
Proses menetralkan sisa-sisa kimia sebagai pembilasan akhir, langkah
ini digunakan untuk perawatan linen dengan cara mendapatkan kadar
hH yang sesuai dengan kulit manusia dan ditambahkan softener untuk
pemanpilan dan rasa nyaman terhadap linen.
PEMERASAN
1. Merupakan proses pengurangan kadar air
setelah tahap pencucian selesai.
2. Proses pemerasan dilakukan dengan mesin pada
putaran tinggi selama sekitar 5-8 menit.
PENGERINGAN
Pengeringan dilakukan dengan mesin pengering/
drying yang mempunyai suhu sampai 70 selama 10
menit.
Pada proses ini jika mikroorganisme yang belum mati
atau terjadi kontaminasi ulang diharapkan dapat mati.
PENYETRIKAAN
* Penyetrikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika
besar dapat disetel sampai dengan suhu 120 UUC,
namun harus diingat bahwa linen mempunyai
keterbatasan terhadap suhu sehingga suhu disetel
antara 70-80 UUC
PELIPATAN
* Melipat linen mempunyai tujuan selain kerapihan juga
mudah digunakan pada saat penggantian linen
dimana tempat tidur kosong atau saat pasien diatas
tempat tidur.
PENYIMPANAN
* Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi
linen dari kontaminasi ulang baik dari bahaya
mikroorganisme.
PENDISTRIBUSIAN
* Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang
penting yaitu pencatatan yang keluar.
PENGGANTIAN LINEN RUSAK
1. Umur Linen
2. Human error