Anda di halaman 1dari 7

PENYEHATAN PERMUKIMAN

“MEMAHAMI TENTANG PRINSIP PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN


PENYEDIAAN AIR, LIMBAH CAIR, UDARA, TANAH, SAMPAH, MAKANAN
DAN MINUMAN DAN VEKTOR DI PEMUKIMAN”

Disusun oleh: Kelompok 2

3 D3 A

Iis Aulia P2.31.33.0.17.015

Nabila Aninda Thasya P2.31.33.0.17.028

Rizqa Hasanah Hasibuan P2.31.33.0.17.032

Vadhila Rahmadita P2.31.33.0.17.042

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643

Fax. 021.7397769 E-mail: info@poltekkesjkt2.ac.id Website: http://poltekkesjkt2.ac.id


1. Metode Pengawasan dan Pemantauan

1.1 Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan
rencana yang berarti”.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah :

a. Mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan.

b. Menyarankan agar ditekan adanya pemborosan.

c. Mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.


1.2 Pengertian Pemantauan

Pemantauan (Monitoring) dan evaluasi terhadap suatu kebijakan atau program pembangunan
adalah penting. Dalam proses analisis kebijakan, tahap ini berfungsi sebagai upaya
untuk meningkatkan performa sebuah kebijakan atau program, sehingga kebijakan tersebut
dapat memberikan perubahan yang positif atau solusi terhadap masyarakat sasaran (grup target).
Adapun posisi nya dalam proses analisis kebijakan dapat menjadi suatu tahap akhir atau dapat
dilakukan pada awal sebelum kebijakan dijalankan.

1.3 Pengawasan dan Pemantauan di Permukiman

Pengawasan dan pemantauan sanitasi permukiman dilakukan pada beberapa aspek yaitu:
1. Aspek teknis
Aspek teknis sanitasi permukiman meliputi:
(1) kelompok komponen rumah, langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
kamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, pencahayaan
(2) kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.
2. Aspek sosial
Aspek sosial meliputi: kelompok periaku penghuni, yaitu perilaku membuka jendela kamar tidur,
membuka jendela ruang keluarga dan tamu, membersihkan halaman rumah, membuang tinja
bayilanak ke kakus, dan membuang sampah pada tempatnya.
3. Aspek administrasi
Aspek Administrasi meliputi: peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan sanitasi
pemukiman, sumber dana yang disediakan, sistem pencatatan dan pelaporan.

Metode pelaksanaan pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman secara umum dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan survey (pengamatan langsung) dan pengukuran terhadap parameter sanitasi


permukiman yang telah ditentukan untuk memperoleh data primer kondisi sanitasi
pemukiman.
2. Pengambilan sampel parameter (air, limbah, debu dan sebagainya)
3. Pemeriksaan laboratorium dari sampel yang telah diambil
4. Mengadakan interview kepada masyarakat atau penghuni rumah melalui instrumen dan
check list yang telah dikembangkan
5. Mengumpulkan dan mendukung data pendukung lain (data sekunder) termasuk peraturan
atau standar-standar indikator yang telah ditetapkan.
6. Pengolah data dan analisis hasil dengan membandingkan hasil temuan tersebut dengan
standar atau peraturan yang telah ditetapkan.
7. Penyajian data dalam bentiuk tabel gambar / grafik dan interpretasinya.
8. Desiminasi informasi: hasil interpretasi yang disampaikan kepada pemangku kepentingan
terkait guna proses pengambilan keputusan selanjutnya.
Hasil ini akan dipergunakan untuk:
a) Bahan penyusun modelling perbaikan kualitas sanitasi pemukiman
b) Menyusun trend/ kecenderungan kualitas sanitasi permukiman dari dampaknya terhadap
kesehatan.
c) Menyusun proyeksi kualitas sanitasi permukiman
d) Bahan perencanaan jangka panjang pengelolaan kualitas sanitasi permukiman.
9. Rekomendasi: menyampaikan hasil dari analisis kepada pemangku kepentingan,opsi
upaya penyehatan untuk ditindak lanjuti
10. Rencana Tindak lanjut: berupa kegiatan yang dapata dilakukan rencana tindak lanjut di
setiap level

2. Periode Pengawasan dan Pemantauan


Pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman dilakukan secara:
1. Berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku berupa laporan tertulis
2. Insidentil atau dilakukan secara mendadak terutama apabila terjadi masalah atau kasus
kesehatan
3. Sistem Pencatatan dan Pelaporan
3.1 Pencatatan
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam bentuk tulisan
diatas kertas, file komputer, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar, dan suara.

Manfaat pencatatan adalah sebagai berikut :


1. Memberi informasi tentang keadaan masalah/kegiatan
2. Sebagai bukti dari suatu kegiatan/peristiwa
3. Bahan proses belajar dan bahan penelitian
4. Sebagai pertanggung jawaban
5. Bahan pembuatan laporan
6. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
7. Bukti hokum
8. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta meningkatkan kegiatan peristiwa khusus.

Bentuk pencatatan meliputi :


 Catatan tradisional : berisi hal-hal yang didengar dan dilakukan oleh pencatat secara
tidak sistematis, tidak lengkap, dan biasanya berupa catatan harian.
 Cactatan sistematis : menggambarkan pola keadaan, masalah, dan langkah pemecahan
masalah.

3.2 pelaporan
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya
disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut
Manfaat pelaporan meliputi
1. Pertanggung jawaban otentik tentang pelaksanaan kegiatan
2. Memberi informasi terdokumentasi
3. Bahan bukti kegiatan (bukti hukum)
4. Bahan pelayanan
5. Bahan penyusunan rencana dan evaluasi
6. Serta bahan untuk penelitian.
Laporan yang lengkap terdiri atas unsur :
1) Pendahuluan (latar belakang, tujuan, ruang lingkup);
2) Isi laporan (perncanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nyata,
masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut);
3) dan jika diperlukan, dilengkapi rekomendasi.

Jenis laporan dibagi menjadi dua, yaitu


 Laporan insidensial
 Laporan berkala.
Laporan insidensial adalah laporan kejadian luar biasa atau darurat yang memerlukan
pelayanan dan bantuan cepat. Sementara laporan berkala, misalnya laporan harian, mingguan,
bulanan, triwulan, kuartalan, dan tahunan.

Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari pengawasan dan pemantauan
sanitasi pemukiman, karena dari pencatatan dan pelaporan dapat diperoleh gambaran kondisi
dan permasalahan sanitasi pemukiman suatu daerah dan selanjutnya dapat digunakan untuk
menyusun kebijaksanaan dan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya peningkatan sanitasai
pemukiman.
Hasil pengawasan sanitasi pemukiman dilaporkan secara berkala oleh. Kepala Dinas
Kesehatan setempat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat secara rutin, minimal setiap
3 (tiga) bulan sekali, dan apabila terjadi kejadian luar biasa karena terjadinya masalah
kesehatan maka pelaporannya wajib langsung dilakukan, dengan tembusan kepada Dinas
Kesehatan Propinsi dan Direktur Jenderal.
Daftar Pustaka

https://ratihhandayani92blog.wordpress.com/pencatatan-dan-pelaporan-kesehatan-masyarakat/

http://daiwanalbantani-daiwan.blogspot.com/2012/12/dasar-dan-metode-pengawasan.html?m=1

http://www.radarplanologi.com/2015/10/metode-pemantauan-dan-evaluasi-hasil-
kebijakan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai