3 D3 A
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang
direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang
menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”.
Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan
antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan
rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja
aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif
dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting
dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang
diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana
atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah :
Pemantauan (Monitoring) dan evaluasi terhadap suatu kebijakan atau program pembangunan
adalah penting. Dalam proses analisis kebijakan, tahap ini berfungsi sebagai upaya
untuk meningkatkan performa sebuah kebijakan atau program, sehingga kebijakan tersebut
dapat memberikan perubahan yang positif atau solusi terhadap masyarakat sasaran (grup target).
Adapun posisi nya dalam proses analisis kebijakan dapat menjadi suatu tahap akhir atau dapat
dilakukan pada awal sebelum kebijakan dijalankan.
Pengawasan dan pemantauan sanitasi permukiman dilakukan pada beberapa aspek yaitu:
1. Aspek teknis
Aspek teknis sanitasi permukiman meliputi:
(1) kelompok komponen rumah, langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela
kamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur, pencahayaan
(2) kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.
2. Aspek sosial
Aspek sosial meliputi: kelompok periaku penghuni, yaitu perilaku membuka jendela kamar tidur,
membuka jendela ruang keluarga dan tamu, membersihkan halaman rumah, membuang tinja
bayilanak ke kakus, dan membuang sampah pada tempatnya.
3. Aspek administrasi
Aspek Administrasi meliputi: peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan sanitasi
pemukiman, sumber dana yang disediakan, sistem pencatatan dan pelaporan.
Metode pelaksanaan pengawasan dan pemantauan sanitasi pemukiman secara umum dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
3.2 pelaporan
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya
disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut
Manfaat pelaporan meliputi
1. Pertanggung jawaban otentik tentang pelaksanaan kegiatan
2. Memberi informasi terdokumentasi
3. Bahan bukti kegiatan (bukti hukum)
4. Bahan pelayanan
5. Bahan penyusunan rencana dan evaluasi
6. Serta bahan untuk penelitian.
Laporan yang lengkap terdiri atas unsur :
1) Pendahuluan (latar belakang, tujuan, ruang lingkup);
2) Isi laporan (perncanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan secara nyata,
masalah dan hambatan, saran untuk tindak lanjut);
3) dan jika diperlukan, dilengkapi rekomendasi.
Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari pengawasan dan pemantauan
sanitasi pemukiman, karena dari pencatatan dan pelaporan dapat diperoleh gambaran kondisi
dan permasalahan sanitasi pemukiman suatu daerah dan selanjutnya dapat digunakan untuk
menyusun kebijaksanaan dan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya peningkatan sanitasai
pemukiman.
Hasil pengawasan sanitasi pemukiman dilaporkan secara berkala oleh. Kepala Dinas
Kesehatan setempat kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat secara rutin, minimal setiap
3 (tiga) bulan sekali, dan apabila terjadi kejadian luar biasa karena terjadinya masalah
kesehatan maka pelaporannya wajib langsung dilakukan, dengan tembusan kepada Dinas
Kesehatan Propinsi dan Direktur Jenderal.
Daftar Pustaka
https://ratihhandayani92blog.wordpress.com/pencatatan-dan-pelaporan-kesehatan-masyarakat/
http://daiwanalbantani-daiwan.blogspot.com/2012/12/dasar-dan-metode-pengawasan.html?m=1
http://www.radarplanologi.com/2015/10/metode-pemantauan-dan-evaluasi-hasil-
kebijakan.html?m=1