Anda di halaman 1dari 29

BUKU SAKU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG


VISI :

RUMAH SAKIT MANDIRI DAN TERDEPAN MENUJU MASYARAKAT NTT SEJAHTERA

MISI :

Misi :

1. Menciptakan inovasi produk layanan dengan keunggulan kompetitif yang dapat


dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang berorientasi pada


keselamatan pasien (patient safety), berkesinambungan dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat

3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian


masyarakat di bidang kesehatan yang inovatif untuk pengembangan IPTEK
kesehatan

FALSAFAH :

Memberikan pelayanan secara professional berlandaskan kasih dan hati nurani,


dengan selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien.

NILAI :

Yang Melandasi Pelayanan di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes adalah :


Kepedulian : Mendengar keluhan pelanggan dan responsif terhadap kebutuhan mereka.
Akuntabel : Mengedepankan transparansi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Santun : Ramah, tulus dan ikhlas dalam melayani pelanggan.
Integritas : Kesesuaian ucapan dan tindakan serta bekerja secara profesional.
Handal : Dapat dipercaya dan

TUJUAN :

1. Terwujudnya pelayanan kesehatan paripurna yang berorientasi pada


keselamatan pasien (patient safety), berkesinambungan dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.

2. Terciptanya inovasi produk layanan yang unggul dan kompetitif yang dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

3. Terselenggaranya kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian


masyarakat di bidang kesehatan yang inovatif untuk pengembangan IPTEK
Kesehatan
SASARAN KESELAMATAN PASIEN ( SKP )

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda Ada 6 sasaran keselamatan pasien dirumah sakit :
ketahui tentang ( Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 11 tahun
sasaran 2017 )
keselamatan pasien • Ketepatan identifikasi PAsien.
dirumah sakit? • Peningkatan Komunikasi efektif.
• Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
• Kepastian tepat – lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi;
• Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan, dan
• Pengurangan risiko pasien jatuh;
2 Bagaimana prosedur • Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan
di rumah sakit gelang identitas pasien.
dalam • Ada 2 cara identifikasi yaitu dengan menyuruh pasien
mengidentifikasi atau keluarga pasien menyebutkan NAMA dan
pasien? TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan e-KTP/KIA
.
3 Kapan dilakukan • Melakukan tindakan intervensi/terapi (misalnya
proses verifikasi pemberian obat, pemberian darah atau produk darah,
identitas pasien? melakukan terapi radiasi);
• Melakukan tindakan (misalnya memasang jalur
intravena atau hemodialysis);
• Sebelum tindakan diagnostic apa pun (misalnya
mengambil darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan laboratorium penunjang, atau sebelum
melakukan kateterisasi ataupun tindakan radiologi
diagnostic);
• Menyajikan makanan pasien.
4 Ada 2 jenis gelang • Gelang identitas
identitas pasien, dan Pasien Laki-laki : BIRU
3 klip yang Pasien Perempuan : MERAH MUDA
digunakan di rumah • Klip KUNING : pasien risiko jatuh
sakit. Sebutkan dan • Klip MERAH: pasien alergi
jelaskan? • Klip UNGU: pasien DNR
5 Bagaimana prosedur
pemasangan gelang SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien.
identifikasi?
6 Jelaskan Metode • Rumah sakit menggunakan Metode/Tehnik SBAR (
komunikasi yang Situation – Background- Assessment –
digunakan saat Recommendation ) dalam melaporkan kondisi pasien
melaporkan kondisi maupun komunikasi antar pemberi layanan.
pasien.
7 Jelaskan Metode • Rumah sakit menggunakan Metode ”menulis –
komunikasi yang membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read
digunakan saat back, confirmation)/TULBAK. Konfirmasi harus
dilakukan saatitu juga dengan menanyakan apakah
menerima instruksi “yang dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi yang
melalui telepon diberikan.
8 Jelaskan metode • Metode yang digunakan adalah ”menulis –
komunikasi hasil membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read
nilai kritis dirawat back, confirmation)/TULBAK.
jalan • Hasil nilai kritis yang sudah diverifikasi oleh analis,
dilaporkan langsung ke poli rawat jalan yang mengirim
pemeriksaan, dan jika pasien suadh berada di rumah
maka, petugas laboratorium langsung menelpon
keluarga/pasien dengan nomor kontak yang sudah ada
di data pasien untuk segera ke faskes terdekat, dan
memberitahukan untuk mengambil hasil nilai kritis
yang dimaksud.

9 Jelaskan metode • Metode yang digunakan adalah ”menulis –


komunikasi hasil membacakan – konfirmasi kembali” (writedown, read
nilai kritis dirawat back, confirmation)/TULBAK.
jalan • Hasil nilai kritis yang sudah diverifikasi oleh analis,
dilaporkan langsung ke perawat jaga, dan perawat jaga
melaporkan kepada dokter yang meminta pemeriksaan
hasil nilai kritis tersebut. Perawat jaga menuliskan
hasil nilai kritis di CPPT dengan membubuhkan
cap/stenpel hasil nilai kritis.
10 Jelaskan 3 jenis • Antara PPA (misalnya antara dokter, dokter perawat,
serah terima hand antar perawat) menggunakan metode SBAR ditulis di
over CPPT menggunakan SOAP dan beri stempel/cap hand
over
• Antara unit perawatan yang berbeda (misalnya dari
IGD ke ruang operasi) menggunakan form Transfer
• Dari ruang perawatan pasien ke unit layanan
diagnostic radiologi atau fisioterapi menggunakan form
transfer pemeriksaan diagnostic radiologi dan
fisioterapi
11 Apa saja yang 1. Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan Zat aktif yang
termasuk Obat- dapat menimbulkan kematian/kecacatan bila terjadi
obatan high alert kesalahan/error dalam penggunaannya (insulin,
medication di rumah heparin, atau sitostatika)
sakit? 2. Elektrolit pekat : KCl. MgSO4, Natrium Bikarbonat,
NaCl > 0,9%
3. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA ( Look
Alike Sound Alike)
Pengelolaan high alert medication :
▪ Penyimpanan dilokasi khusus dengan akses terbatas
dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker
berwarna merah bertuliskan “ High Alert “
▪ NaCl > 0,9 % dan KCl tidak boleh disimpan di ruang
perawatan kecuali diunit Perawatan Intensif ( ICU )
▪ Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit
pekat harus memastikan bahwa eletrolit pekat
disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas
yang diberi wewenang.
▪ Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker
berwarna merah bertuliskan “ High Alert “ dan khusus
untuk eletrolit pekat harus ditempelkan stiker yang
bertuliskan “ Elektrolit pekat, harus diencerkan
sebelum diberikan “
▪ Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat
high alert adalah “DOUBLE CHECK”
12 Apa itu protocol Meliputi:
universal untuk • Proses verifikasai sebelum operasi. Tujuannya adalah
mencegah salah sisi, melakukan 1) verifikasi terhadap sisi yang benar,
salah prosedur dan prosedur yang benar dan pasien yang benar; 2)
salah pasien yang memastikan semua dokumen, hasil foto sudah dieri
akan dioperasi label dan disiapkan; 3) memastikan bahwa produk
darah, peralatan medis sdh tersedia
• Penandaan lokasi (dilakukan pada semua jenis
operasi, dilakukan oleh dokter operator dan beri tanda
“YA” dalam lingkaran

YA

pada lokasi operasi dengan melibatkan pasien dan


keluarga) pada form site marking dan tubuh pasien,
penandaan lokasi operasi dapat dilakukan kapan saja,
sebelum operasi dilakukan.
• Check list keselamatan pasien operasi

13 Tahukah anda Proses time out ini merupakan standar operasi yang
bagaimana prosedur meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in
check list yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding
keselamatan area, time out yang dilakukan di ruang operasi selesai
operasi? ( dapat dilakukan di recovery room ) Proses sign in,
time out dan sign out ini dipandu oleh perawat
sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi,
perawat
14 Bagaimana standar Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter
prosedur cuci melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5
tangan yang benar di momen yang telah ditentukan, yaitu :
rumah sakit? ➢ Sebelum kontak dengan pasien.
➢ Sesudah kontak dengan pasien.
➢ Sebelum tindakn asepsis.
➢ Sesudah terkena cairan tubuh pasien.
➢ Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien.
Ada 2 cara cuci tangan yaitu :
1. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40
– 60 detik.
2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol waktunya
: 20 – 30 detik.
CARA MENCUCI TANGAN ( Alcohol Based Formula )
1. Semprotkan/ teteskan alcohol glycerin pada telapak
tangan.
2. Gosokkan telapan kanan dengan telapak tangan kiri.
3. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung
tangan kiri, kemudian diulangi dengan sebaliknya
4. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan
kiri dengan jari – jari disilangkan.
5. Gosok punggung tangan dengan gerakan mengunci.
6. Putar – putar jempol kanan dan kiri.
7. Gosok ujung jari diatas telapak tangan.
8. Tangan bersih bebas dari kuman.
15 Yang termasuk 1. Skrining risiko jatuh
managemen risiko 2. Assesmen Awal
jatuh 3. Edukasi
4. Assesmen ulang risiko jatuh
16 Bagaimanakah cara • Rawat jalan: dilakukan skrining risiko jatuh pada
mengkaji pasien pasien poliklinik, hemodialysis dan IGD (Get Up & GO
risiko jatuh ? Test)
• Berikan Edukasi (catat di form edukasi)
• Rawat inap: dilakukan assesmen awal di ruang
perawatan atau saat pasien dinyatakan masuk rumah
sakit
• Assesmen lanjutan: jika terjadi perubahan
kondisi/saat pasien dittransfer dari unit lain/pasien
post op/setelah pasien jatuh.
• Untuk monitoring/intervensi tetap diisi berdasarkan
kategori skoring risiko jatuh
17 Skoring yang • Anak (Humpty Dumpty)
digunakan untuk • Dewasa (Morse Fall Scale)
pasien anak dan
dewasa
18 Apa yang dilakukan Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat
jika ada pasien yang laporan insiden keselamatan pasien.
jatuh ?
HAK PASIEN DAN KELUARGA ( HPK )

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Tahukah Anda RSUD Prof.DR.W.Z. Johannes Kupang bertanggung
tentang bagaimana jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien
hak pasien di dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit ? RUMAH SAKIT yaitu :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban
pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusia,
adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit
yang dideritanya kepada dokter lainnya yang
mempunyai Surat Ijin Praktek ( SIP ) baik di dalam
maupun di luar rumah sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi
diagnose dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak
atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didamping keluarganya dalam keadaan
kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan
atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani
yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan / atau menuntut
Rumah Sakit apabila Rumah Sakit di duga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit
yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.

2 Bagaimana prosedur Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai


pemberian informasi kebutuhan dan diberikan oleh petugas dengan
dan edukasi kepada kompetensi yang sesuai yaitu PANITIA PKRS.
pasien & keluarga?
SPO Pemberian informasi dan edukasi

3 Bagaimana prosedur Persetujuan tindakan kedokteran ( acuan : Manual


pemberian informed persetujuan Tindakan Kedokteran dari konsil kedokteran
consent kepada Indonesia )
pasien & keluarga?
▪ Pernyataan persetujuan ( Informed consent ) dari
Siapa yang member pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan
informed consent? rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih,
dalam bahasa yang dipahami oleh pasien.
Apa saja yang di
informasikan saat SPO Pemberian Informed Consent
informed consent?
▪ Informed consent diperoleh sebelum operasi,
anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan
tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
▪ Semua tindakan kedokteran harus mendapat
persetujuan pasien dan atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal – hal
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari dokter
Penanggung jawab Pasien ( DPJP )
▪ Informed Consent menginformasikan tentang
diagnose ( WD & DD), dasar diagnose, tindakan
kedokteran, indikasi tindakan, tata cara, tujuan,
resiko, komplikasi, alternative & resiko.

4 Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian


mendapatkan rutin dan atas permintaan pasien yang membutuhkan
informasi pelayanan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan
kerohanian di RS? pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan
menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada.
5 Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, komunikasi tatalaksana
melindungi antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
kebutuhan privasi
pasien ? SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien.

6 Bagaimana RS ▪ Kriteria kekerasan fisik dilingkungan rumah sakit


melindungi pasien terdiri atas; pelecehan seksual, pemukulan,
terhadap kekerasan penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien
fisik? baik yang dilakukan oleh penunggu/ pengunjung
pasien maupun petugas.

▪ Kecuali terhadap indikasi, petugas kesehatan dapat


melakukan pemaksaan fisik ( seperti pengekangan )
sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang
berlaku.
▪ Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk
menangani hal tersebut.
▪ Setiap pasien / pengunjung/ karyawan yang berada
dalam rumah sakit harus mengunakan tanda
pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor
/ pengunjung atau name tag karyawan.

SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik.


7 Bagaimana
prosedur melindungi SPO Perlindungan Barang Milik Pasien.
barang milik pasien
?
8 Apa yang dilakukan Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien
RS jika pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
menolak/
memberhentikan Keputusan untuk melakukan RJP harus dicatat di
tindakan ( resusitasi rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (
) atau pengobatan DNR ). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan
yang diberikan ? disimpan di rekam medis pasien.

Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang


terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di
rekam medis pasien dan formulir DNR. Keputusan harus
di komunikasikan kepada semua orang yang terlibat
dalam aspek perawatan pasien.

SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan.


KOMUNIKASI DAN EDUKASI (KE)

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Siapa yang • Pemberian informasi dilakukan oleh petugas


memberikan administrasi yang bertugas maupun PPA
informasi dan edukasi (Professional Pemberi Asuhan) yang telah dilatih
kepada pasien & komunikasi efektif
keluarga? • Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga
diberikan oleh PPA (Professional Pemberi Asuhan)
yang telah dilatih komunikasi efektif
2 Bagaimana prosedur
pemberian informasi
dan edukasi kepada
pasien & keluarga? SPO Pemberian informasi atau edukasi

3 Bagaimana cara anda Melakukan verifikasi apakah pasien dan keluarga


mengetahui sudah paham akan edukasi yang diberikan
pencapaian
keberhasilan edukasi SPO Pemberian informasi atau edukasi
yang diberikan?

4 Apakah bukti bahwa ▪ Ada materi edukasi tertulis yang diberikan kepada
informasi dan edukasi pasien dan keluarga.
telah diberikan ▪ Mendokumentasikan pada rekam medik yaitu
kepada pasien dan mengisi form pemberian informasi den edukasi
keluarga? secara lengkap.

5 Jenis edukasi apa ▪ Cara cuci tangan yang aman


yang wajib diberikan ▪ Penggunaan obat yang aman
kepada pasien dan ▪ asil pengkajian, diagnosis, rencana asuhan, dan
keluarga
hasil pengobatan, termasuk hasil pengobatan
yang tidak diharapkan.
▪ Penggunaan peralatan medis yang aman
▪ potensi interaksi obat-obat dan obat-makanan
▪ pedoman nutrisi
▪ manajemen nyeri
▪ teknik rehabilitasi
▪ edukasi asuhan lanjutan di rumah
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP )

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah definisi Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak
kejadian sentinel berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien
atau penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada
pasien. Kejadian sentinel merupakan salah satu
jenis insiden keselamatan pasien yang harus
dilaporkan yang menyebabkan terjadinya hal-hal
berikut ini:
• Kematian.
• Cedera permanen.
• Cedera berat yang bersifat
sementara/reversible.
Daftar kejadian sentinel:
a. Bunuh diri oleh pasien yang sedang dirawat,
ditatalaksana, menerima pelayanan di unit yang
selalu memiliki staf sepanjang hari atau dalam
waktu 72 jam setelah pemulangan pasien,
termasuk dari UGD rumah sakit;
b. Kematian atas bayi cukup bulan yang tidak
diantisipasi;
c. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
d. Penculikan pasien yang sedang menerima
perawatan, tata laksana, dan pelayanan;
e. Pasien kabur
f. Reaksi transfusi hemolitik
g. Pemerkosaan, kekerasan
h. Tindakan invasif, termasuk operasi, yang
dilakukan pada pasien yang salah, di sisi yang
salah, atau menggunakan prosedur yang salah
(secara tidak sengaja)
i. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien
secara tidak sengaja setelah suatu tindakan
invasif, termasuk operasi
j. Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin > 30
mg/dL);
k. Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis
kumulatif > 1.500 rad pada satu medan tunggal
atau pemberian radioterapi ke area tubuh yang
salah atau pemberian radioterapi > 25% melebihi
dosis radioterapi yang direncanakan;
l. Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau
pijaran yang tidak diantisipasi selama satu
episode perawatan pasien;
m. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan
proses persalinan);
n. Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi lain yang mendasari) terjadi
pada pasien dan menyebabkan cedera permanen
atau cedera sementara derajat berat.
No PERTANYAAN JAWABAN
2 Bagaimana prosedur
pelaporan insiden ? Pelapor

Lapor atasan langsung


( Assman/Kasie/Manager)

Lakukan inventasi

Sederhana

Lapor panitia
PMKP

Lakukan RCA
Dan Rekomendasi

Lapor Direksi

PROGRAM NASIONAL

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda Rumah Sakit melaksanakan program PONEK
ketahui tentang (Pelayanan obstetric Neonatal emergensi
PONEK RS ? Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian
bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

Rumah Sakit membentuk Tim/ Panitia PONEK untuk


menjalankan program PONEK RS.
2 Apa yang anda Rumah Sakit melaksanakan Penanggulangan TB
ketahui tentang TB- sesuai dengan pedoman strategi DOTS ( Direct
DOTS RS ? Observe Therapy Shortcourse )

Rumah Sakit membentukTtim/ Panitia TB DOTS


untuk menjalankan program TB DOTS RS.
AKSES DAN KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN (AKP)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana prosedur ▪ Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining di IGD ? menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
▪ Skrining dilaksanakan melalui criteria triase, visual
atau pengamatan pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostic imajing
sebelumnya.

SPO Skrining Pasien


2 Bagaimana prosedur SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
penerimaan pasien
rawat inap dan rawat SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
jalan ?
3 Bagaimana prosedur Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis
Triase? bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan
kegawatannya.
4 Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit ?

TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

PASIEN PETUGAS KETERAMPILAN YG PERALATAN


PENDAMPING DIBUTUHKAN UTAMA
DERAJAT 0 TPK/Petugas Bantuan hidup dasar
Keamanan
DERAJAT 0,5 ( TPK/Petugas Bantuan hidup dasar
ORG Keamanan
TUA/DELIRIUM
DERAJAT 1 Perawat/petugas Bantuan hidup dasar, Oksigen,
berpengalaman ( pelatihan tabung gas, suction, tiang
Sesuai dgn pemberian obat, obatan kenal infuse,
kebutuhan akan tanda deteriorasi, portable,
pasien ) keterampilan trakeostomi pompa infuse
dan suction dgn batarey,
oksimetri
denyut
DERAJAT 2 Perawat dan Semua keterampilan diatas, Semua
petugas ditambah : dua tahun peralatan
keamanan/TPK pengalaman dlm perawatan diatas,
intensif (oksigenasi, sungkup ditambah
pernapasan defibrillator, monitor EKG
monitor) dan tekanan
darah dan
defibrilator
DERAJAT 3 Dokter, perawat Standar kompetensi dokter
dan harus diatas standar
TPK/petugas minimal :
keamanan Dokter :
▪ Minimal 6 bulan
pengalaman mengenai
perawatan pasien intensif
dan bekerja di ICU.

▪ Keterampilam bantuan hidup


dasar dan lanjut
▪ Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas dan
pernapasan, minimal level ST 3
atau sederajat
▪ Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat/ kritis
Perawat :
▪ Minimal 2 tahun bekerja di ICU
▪ Keterampilam bantuan hidup
dasar dan lanjut
▪ Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer

TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

PASIEN PETUGAS KETERAMPILAN YG PERALATAN


PENDAMPING DIBUTUHKAN UTAMA
DERAJAT 0 Petugas Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High
Ambulans Dependency
Service (HDS)/
Ambulan
DERAJAT 0,5 ( Petugas Bantuan hidup dasar Kendaraan
ORG Ambulan dan HDS/Ambulan
TUA/DELIRIUM Paramedis
DERAJAT 1 petugas Bantuan hidup dasar, Kendaraan
Ambulan dan pemberian obat, obatan kenal HDS/Ambulan
Perawat akan tanda deteriorasi, oksigen suction
keterampilan trakeostomi dan tiang infuse
suction portable, infuse
pump dengan
bateray
oksimetri
DERAJAT 2 Dokter, Semua keterampilan diatas, Ambulan,
perawat dan ditambah : dua tahun Semua
petugas pengalaman dlm perawatan peralatan
ambulan intensif ( oksigenasi, sungkup diatas,
pernapasan defibrillator, ditambah
monitor intensif monitor EKG
dan tekanan
darah dan
defibrillator bila
diperlukan.
DERAJAT 3 Dokter, Standar kompetensi dokter
perawat dan harus diatas standar minimal
petugas :
Ambulan Dokter :
▪ Minimal 6 bulan
pengalaman mengenai
perawatan pasien intensif
dan bekerja di ICU.
▪ Keterampilan hidup dasar
dan lanjut.

DERAJAT 3 Dokter, ▪ Keterampilan menangani Ambulan


perawat dan permasalahan jalan napas dan lengkap/AGD
petugas pernapasan, minimal level ST 3 118, monitor
ambulan atau sederajat. ICU portable
▪ Harus mengikuti pelatihan yang lengkap,
untuk transfer pasien dengan ventilator dan
sakit berat/ kritis peralatan
Perawat : transfer yang
▪ Minmal 2 tahun bekerja di ICU memenuhi
▪ Keterampilan bantuan hidup standar
dasar dan lanjut minimal.
▪ Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat / kritis.

5 Bagaimana prosedur Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan


Pemulangan Pasien ? membuat discharge planning pasien yang mencakup
beberapa topik dan criteria tentang bagaimana pasien
akan dirawat setelah pulang. Hal ini didokumentasikan
di formulir pengkajian awal keperawatan rawat inap.
PENGKAJIAN PASIEN (PP)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana prosedur Status gizi dinilai menggunakan criteria MUST
pengkajian status gizi (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk
pasien di rumah sakit mengidentifikasi dan menetalaksanakan pasien dewasa
? yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.
2 Bagaimana Prosedur Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants
pengkajian nyeri di Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk
rumah sakit ? usia 1-3 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk
usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.

SEBERAPA NYERIKAH ANDA ?

( NRS/VAS )
0 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10

Tidak Nyeri Nyeri Sedang Nyeri


Berat
Nyeri Ringan

(Wong Baker Face Scale )

0 = Tidak Nyeri 1,2,3 =


Sedikit Nyeri

4 = Agak 5,6,7 =
Mengganggu
Mengganggu
aktifitas

8,9 = Sangat 10 =
Tidak Tertahankan
Mengganggu
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana prosedur Makanan di siapkan dan di simpan dengan cara
Penyimpanan, mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
penyajian dan
pendistribusian Makanan didistribusi secara tepat waktu dan
makanan kepada memenuhi permintaan
pasien ?
SPO Penyimpanan, penyajian dan Pendistribusian
Makanan

2 Bagaimana Prosedur Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik


Penanganan pasien – pada akhir kehidupan.
pasien dalam tahap
terminal ? SPO Pelayanan Pasien Terminal.

PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja daftar obat – Daftar obat – obatan LASA ( Look A. ike Sound Alike)
obatan yang termasuk dapat ditemukan di SPO obat – obatan Sound Alike
dalam NORUM ? Look Alike dan juga pada buku Quality and Safety.
Contoh obat Look alike adalah obat – obatan dengan
tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis
( misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg)
Sementara contoh obat sound alike adalah
azithromicyn dan erithromicyn (terdengar mirip)
2 Bagaimana kebijakan Obat – obatan high alert ( Kalium klorida 7,4 % dalam
penyimpanan ampul dan Natrium klorida 3 % dalam kolf) hanya
elektrolit pekat di RS disimpan diruang rawat intensif ( ICU ), NHCU, HCU )
? di tempat ditandai dengan stiker merah ) obat high
alert tersebut di beri stiker “high alert “ berwarna
merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga
diberi penandaan stiker yang bertuliskan elektrolit
pekat, harus di encerkan sebelum diberikan”
3 Bagaimana prosedur ▪ Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari
pengelolaan obat emergensi terkunci diperiksa, dipastikan selalu
emergensi di RS ? tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar
yang ditempelkan/ digantung di troli/kit/lemari
emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli
tersebut dikontrol oleh farmasi.
▪ Troli akan dibuka 3 bulan sekali untuk dilakukan
pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan
daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal
kadaluarsa.
4 Bagaimana alur Baik dokter maupun perawat yang menemukan
pelaporan insiden terjadinya medication error boleh melaporkan kejadian
apabila terjadi tersebut.
medication error ? SPO Pelaporan Insiden.
5 Bagaimana kebijakan Resep harus memenuhi kelengkapan :
RS tentang ▪ Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika
persyaratan resep dapat mengingat tanggal lahir) no rekam medic dari
yang lengkap ? berat badan pasien (untuk pasien anak)
▪ Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang
pelayanan.
▪ Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan
atas lembar resep manual.
▪ Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan, untuk
nama obat tunggal ditulis dengan nama generic.
Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat
( contoh injeksi, tablet, kapsul, salep) serta
kekuatannya ( contoh 500mg, 1 gram )

▪ Bila obat racikan dituliskan nama setiap jenis/ bahan


obat dan jumlah bahan obat ( untuk bahan padat:
microgram, milligram, gram) dan untuk cairan : tetes,
millliter, liter.
▪ Pemcampuran beberapa obat dalam satu sediaan
tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk
campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif.
▪ Aturan pakai ( frekuensi, dosis, rute pemberian )
Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “ pro re
nata” harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
MANAJEMEN REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Adakah standarisasi RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan
singkatan dan symbol symbol yang boleh digunakan dalam pelayanan.
yang boleh dipakai di
RS ini ?
2 Bagaimana cara RS RS mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang
melidungi berkas diberikan kewenangan mengakses rekam medis klinis
rekam medis pasien pasien adalah para praktisi kesehatan yang
dari kehilangan/ memberikan layanan kepada pasien tersebut.
kerusakan/
penyalagunaan ?

KUALIFIKASI PENDIDIKAN DAN STAF (KPS)

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Dapakah anda Uraian jabatan adalah proses, , metode dan teknik
menjelaskan uraian untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi
jabatan anda ? informasi jabatan dan disjikan untuk kepentingan
program pegawai serta memberikan umpan balik bagi
organisasi dan tatalaksana.

Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada


jabatan yang dimiliki.

Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari


nama, jabatan, misi organisasi, misi jabatan, hasil
kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan,
pelaksanaan tugas ( uraian tugas, tanggungjawab dan
wewenang), nama jabatan bawahan langsung, korelasi
jabatan,kondisi pelaksanaan kerja, persayaratan
jabatan, kondisi fisik, butiran informasi lain dan surat
tugas.

Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di


masing – masing departemen/ divisi/ unit tempat
bertugas dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf
medis yang bersangkutan.

• KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN adalah


proses evaluasi terhadap kompetensi yang
dimiliki oleh tenaga keperawatan (Perawat dan
Bidan) dalam rangka menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis
• REKREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN
adalah proses re-evaluasi terhadap kewenangan
klinis yang telah diberikan kepada tenaga
keperawatan (Perawat dan Bidan) tersebut masih
dipertahankan, dinaikan levelnya, ditambahkan
atau dikurangi kewenangannya.
• ASESMEN KOMPETENSI KLINIS adalah evaluasi
kompetensi yang ditampilkan melalui
pelaksanaan profesional asuhan klinis dan
dibandingkan dengan standar klinis yang telah
ditetapkan
• TUJUAN KREDENSIAL
1) Meningkatkan mutu dan mempertahankan
standar pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan
2) Memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, dan
lingkungan RS
3) Memberikan perlindungan pada perawat dan
bidan
4) Meningkatkan kepuasan perawat dan bidan
5) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
• WAKTU REKRENDENSIAL
1) Kredensial wajib dilakukan pada setiap
tenaga keperawatan yang baru pertama kali
bekerja di fasilitas kesehatan
2) Rekredensial dilakukan selambat-lambatnya
3 tahun atau saat berakhirnya masa berlaku
SPK dan RKKnya
3) Berakhirnya masa berlaku STR
4) Penambahan kewenangan klinis setelah
selesai pendidikan/pelatihan atau
pengurangan kewenangan klinis karena
alasan kesehatan
• PERSYARATAN KREDENSIAL/REKREDENSIAL:
1) Pengajuan formulir kredensial dan
rekredensial ke ketua komite keperawatan
2) Ijazah terakhir dan transkrip nilai terlegalisir
3) Surat tanda registrasi (STR) yang
terverifikasi/legaliser oleh MTKI atau MTKP
4) Surat ijin praktek perawat/bidan(SIP-P/SIP-
B) dari dinas kesehatan kabupaten/kota
5) Surat bukti verifikasi dari institusi
pendidikan tentang status kemahasiswaan
dan kelulusan dari universitas/perguruan
tinggi
6) Sertifikat asesmen kompetensi khusus
perawat
7) Sertifikat keterampilan/keahlian
8) Surat pengalaman kerja dari institusi
sebelumnya
9) Logbook berisikan capaian kinerja
10) Form asesmen pribadi (self asesmen)
11) Surat keterangan kesehatan dari dokter yang
memiliki SIP
12) Surat keterangan telah selesai orientasi bagi
tenaga keperawatan baru

TAHAPAN KREDENSIALING
A. Assemen kompetensi
Assesmen kompetensi dilaksanakan/difasilitasi
oleh bidang keperawatan. Tahapan Asesmen
kompetensi. terdiri dari :
1) Mengajukan permohonan assesmen
2) Assesmen Mandiri
3) Pra konsultasi
4) Assesmen
5) Usulan banding (jika perlu)
6) Keputusan hasil assesmen
7) Pemberian Sertifikat Kompetensi Hasil
assesmen kompetensi
B. Penetapan Kewenangan Klinis sesuai
Penjenjangan Karirnya melalui kredensial
oleh komite keperawatan
Pada tahap ini dilakukan kredensial oleh Tim
kredensial (Mitra Bestari) berupa review,
verifikasi dan evaluasi terhadap bukti-bukti
sesuai kewenangan yang diajukan (self-
asesmen) untuk menetapkan kewenangan
klinis setiap perawat sesuai dengan masing-
masing penjenjangan karirnya (PK/BK I, II,
III, IV dan V).
C. Pemberian Penugasan Klinis bagi Perawat
dan Bidan level I, II, III, IV dan V
Pemberian penugasan klinis dilakukan oleh
Pimpinan/Direktur RS dalam bentuk Surat
Keputusan Direktur.

JENJANG KLINIS KEPERAWATAN DAN KOMPETENSI


1. Jenjang Perawat Klinik I
a. Jenjang Pra PK
a) Memberikan keperawatan dasar
b) Memberikan askep dengan bimbingan
dari perawat klinik lebih tinggi dengan
supervisi
c) Melakukan pendidikan kesehatan
pada klien dan dokumentasi askep
dengan supervisi
b. Jenjang Perawat Klinik I
a) Memberikan tindakan keperawatan
dasar
b) Memberikan askep dengan bimbigan
dari perawat klinik lebih tinggi dengan
lingkup keterampilan teknik dasar
c) Memberikan pendidikan kesehatan
pada klien dan melakukan
dokumentasi askep
d) Melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya
e) Kolaborasi dengan profesi lain
2. Jenjang Perawat Klinik II
1) Memberikan keperawatan dasar dalam
lingkup keperawatan medical bedah,
anak, dan gadar, tanpa
komplikasi/kompleks dengan
bimbingan terbatas dari perawat klinik
yang lebih tinggi pada klien dengan
tingkat ketergantungan partial dan
total care
2) Melakukan tindakan kolaborasi
dengan profesi lain
3) Melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan
bagi klien dan keluarga
5) Melakukan diskusi dan refleksi kasus
6) Membimbing PK I
3. Jenjang Perawat Klinik III
1) Memberikan asuhan keperawatan
kepada klien dalam lingkup
keperawatan medical bedah, anak,
maternitas, gawat darurat, dan
intensive dengan ketergantungan
partial dan total dengan masalah
kompleks di area keperawatan spesifik
2) Melakukan konseling kepada klien
3) Melakukan dan mendokumentasikan
asuhan keperawatan secara mandiri
(tanpa bimbingan)
4) Melakukan tahapan penyelesaian
masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan
5) Melakukan kolaborasi dengan profesi
lain
6) Membimbing peserta didik
keperawatan
7) Melakukan pendidikan kesehatan bagi
pasien dan keluarga
8) Mengorganisasikan metode pemberian
asuhan keperawatan
9) Membimbing PK II
4. Jenjang Perawat Klinik IV
1) Memberikan askep khusus atau sub-
spesialisasi dengan tingkat
ketergantungan total dengan masalah
kompleks di area spesifik
2) Melakukan tindakan keperawatan
khusus atau sub spesialis dengan
keputusan secara mandiri
3) Melakukan evaluasi efektif metode
penugasan yang sesuai dalam
pengelolaan askep di unit
4) Melakukan tahapan penyelesaian
masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan diberbagai lingkup
pelayanan keperawatan
5) Melaksanakan advokasi program
pengendalian faktor resiko
6) Memberikan konsultasi dalam
pemberian asuhan keperawatan
khusus/bermasalah
7) Melakukan evidence based practice
8) Melakukan program mutu klinik
pelayanan keperawatan
9) Melakukan program monitoring-
evaluasi pelayanan keperawatan
10) Membimbing PK III
5. Jenjang Perawat Klinik V
1) Memberikan askep khusus atau sub-
spesialisasi dalam lingkup medical
bedah, anak, maternitas, gawat
darurat, dan perawatan intensif
2) Melakukan tindakan keperawatan
khusus atau sub spesialis dengan
keputusan mandiri
3) Menerapkan tata kelola klinis dalam
pelayanan kesehatan
4) Mengembangkan metode perbaikan
mutu askep berdasrkan bukti ilmiah
5) Menyediakan pertimbangan klinis
sebagai konsultan dalam askep
6) Berperan sebagai konsultan dalam
lingkup bidangnya
7) Melakukan pembinaan tata laku dan
pertimbangan etik profesi, legal dalam
lingkup pelayanan keperawatan
8) Melakukan riset keperawatan
9) membimbing PK IV

JENJANG KLINIS KEBIDANAN DAN KOMPETENSI:


1. Jenjang Bidan Klinis I (BK I)
a. Jenjang Pra BK
1) Memberikan tindakan kebidanan
dasar
2) Melaksanakan asuhan kebidanan
fisologis pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita,
kesehatan reproduksi perempuan dan
KB dengan bimbingan dari bidan klinis
lebih tinggi dengan supervise
3) Melakukan pendidikan kesehatan
pada klien dan dokumentasi askeb
dengan supervisi
b. Jenjang Bidan Klinis I (BK I)
1) Memberikan tindakan kebidanan
dasar
2) Melaksanakan asuhan kebidanan
fisologis pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita,
kesehatan reproduksi perempuan dan
KB
3) Memberikan pendidikan kesehatan
pada klien dan melakukan
dokumentasi askeb
4) Melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya
5) Kolaborasi dengan profesi lain
2. Jenjang Bidan Klinis II
1) Melaksanakan asuhan kebidanan
fisologis pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir, bayi dan balita,
kesehatan reproduksi perempuan dan KB
dan dengan penyakit penyerta serta bayi
balita bermasalah
2) Melakukan tindakan kolaborasi dengan
profesi lain
3) Melakukan dokumentasi asuhan
kebidanan
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan
bagi klien dan keluarga
5) Melakukan diskusi dan refleksi kasus
6) Membimbing BK I
3. Jenjang Bidan Klinis III (BK III)
1) Melaksanakan asuhan kebidanan
dengan komplikasi, patologis,
kegawatdaruratan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, bayi dan
balita
2) Melakukan konseling kepada klien
3) Melakukan dan mendokumentasikan
asuhan kebidanan secara mandiri (tanpa
bimbingan)
4) Melakukan tahapan penyelesaian
masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan
5) Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
6) Membimbing peserta didik kebidanan
7) Melakukan pendidikan kesehatan bagi
pasien dan keluarga
8) Mengorganisasikan metode pemberian
asuhan kebidanan
9) Membimbing BK II
4. Jenjang Bidan Klinik IV (BK IV)
1) Memiliki kemampuan sebagai supervisor
asuhan kebidanan dengan masalah yang
kompleks
2) Memberikan askeb khusus atau sub-
spesialisasi dengan tingkat
ketergantungan total dengan masalah
kompleks di area spesifik
3) Melakukan tindakan kebidanan khusus
atau sub spesialis dengan keputusan
secara mandiri
4) Melakukan evaluasi efektif metode
penugasan yang sesuai dalam
pengelolaan askeb di unit
5) Melakukan tahapan penyelesaian
masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan diberbagai lingkup
pelayanan kebidanan
6) Melaksanakan advokasi program
pengendalian faktor resiko
7) Memberikan konsultasi dalam pemberian
asuhan kebidanan khusus/bermasalah
8) Melakukan evidence based practice
9) Melakukan program mutu klinik
pelayanan kebidanan
10) Melakukan program monitoring-evaluasi
pelayanan kebidanan
11) Membimbing BK III
5. Jenjang Bidan Klinis V (BK V)
1) Memiliki kemampuan memberikan
konsultasi tentang asuhan kebidanan
pada area spesifik dan kompleks,
mengembangkan manajerial dan
keilmuan kebidanan dalam praktik
professional
2) Melakukan tindakan kebidanan khusus
atau sub spesialis dengan keputusan
mandiri
3) Menerapkan tata kelola klinis dalam
pelayanan kesehatan
4) Mengembangkan metode perbaikan mutu
askeb berdasrkan bukti ilmiah
5) Menyediakan pertimbangan klinis
sebagai konsultan dalam askeb
6) Berperan sebagai konsultan dalam
lingkup bidangnya
7) Melakukan pembinaan tata laku dan
pertimbangan etik profesi, legal dalam
lingkup pelayanan kebidanan
8) Melakukan riset kebidanan
9) membimbing BK IV
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI )

No PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana pemilahan Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
sampah medis dan Sakit telah menetapkan pemisahan sampah medis dan
non medis/ benda non medis.
tajam/ cair
Sampah medis dibuang di tempat sampah medis
berkantung plastic KUNING.

Sampah non medis di buang di tempat sampah non


medis berkantung plastic HITAM.

Sampah benda tajam dan jarum di buang ditempat


sampah khusus yang tidak dapat tembus ( puncture
proof) dan tidak direuse yaitu safety box

Limbah cair di buang di wastafel atau kloset.


2 Apakah RS PAnitia Pencegahan dan Pengendalain infeksi Rumah
menerapkan Sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius
pemisahan pasien dan non infeksius.
infeksius dan non
infeksius ? Sesuai dengan SPO perawatan pasien diruang isolasi
infeksi, pasien ditempatkan sesuai dengan sumber
infeksi, apakah lewat kontak airbone, dan droplet.

Anda mungkin juga menyukai