Anda di halaman 1dari 48

SASARAN KESELAMATAN PASIEN ( SKP )

International Patient Safety Goals ( IPSG )

Apa yang anda ketahui tentang sasaran


keselamatan pasien di rumah sakit ?
Jawab :
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :
(Acuan : Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017)
1. Meng Identifikasi Pasien dengan benar
2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
3. Meningkatnya Keamanan Obat yang perlu
diwaspadai (High Alert Medications)
4. Terlaksananya proses tepat-lokasi, tepat-
prosedur, tepat-pasien yang menjalani tindakan
dan prosedur
5. Dikuranginya Risiko Infeksi terkait pelayanan
kesehatan
6. Mengurangi risiko Cedera Karena Pasien Jatuh.
SKP 1: Meng Identifikasi Pasien dengan
benar

Bagaimana Prosedur di Rumah Sakit


dalam mengindentifikasi pasien ?

 Semua pasien yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit


dilakukan identifikasi pasien.
 Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang
identifikasi pasien.
 Identifikasi pasien minimal menggunakan 2 (dua) dari 4
bentuk identitas:
 Nama lengkap sesuai e KTP
 No Rekam medis
 NIK
 Tanggal lahir.
 Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bisa digunakan untuk
identifikasi.

 Identifikasi pasien dilakukan dengan 2 cara


yaitu:
 Verbal: yaitu dengan menanyakan langsung
kepada pasien nama lengkap sesuai e KTP dan
tanggal lahir pasien
 Visual: yaitu dengan melihat pada gelang
identitas pasien
 Identifikasi pasien rawat inap dilakukan
pada saat kontak pertama dengan cara verbal dan
visual, dan kontak selanjutnya dilakukan secara
visual.
Identifikasi pasien rawat jalan dilakukan dengan cara
verbal
Pasien bayi baru lahir kembar dilakukan identifikasi
dengan cara visual
Identifikasi pasien ke Instalasi Bedah Sentral
dilakukan dengan cara verbal dan visual.
Petugas melaksanakan identifikasi terhadap pasien
koma dengan cara visual

Kapan dilakukan proses verifikasi


identitas/identifikasi pasien ?

Prosedur verifikasi identitas pasien dilakukan pada


saat :
Sebelum pemberian obat.
Sebelum pemberian darah atau produk darah.
Sebelum pengambilan spesimen
Sebelum pemebrian diet sebelum
pemberian radioterapi
Sebelum pasien menerima cairan intravena,
Sebelum pengambilan darah atau pengambilan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Sebelum prosedur radiologi diagnostik,
identifikasi terhadap pasien koma
Sebutkan Jenis gelang Identitas dan
penanda kancing warna pasien!

 gelang identitas pasien mencakup 3(Tiga ) warna yaitu:


 Biru = pasien laki-laki
 Merah muda = pasien perempuan
 Putih = Pasien kelamin ganda
 Penanda kancing warna
 Kuning = Risiko Jatuh
 Merah = Alergi
 Ungu = DNR
SKP 2 : Meningkatkan Komunikasi
Yang Efektif

Apakah anda dapat menjelaskan


tentang cara komunikasi yang
efektif di rumah sakit ?
Pencatatan dilakukan di lembar pemeriksaan
terintegrasi dengan susunan SOAP (Subjektif,
Objektif, Asesmen, Planning).
Instruksi/Advice dokter dituliskan dibawah P
(planning)

Teknik/Metode ISBAR
Rumah sakit menggunakan tehnik/Metode
ISBAR (Identifications - Situation –
Background – Assessment – Recommendation)
dalam melaporkan kondisi pasien yang kritis,
nilai hasil kritis, pada saat Handover pasien antar
Shift/ antar ruangan intra Rumah Sakit.
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan.
1. Identifikasi : Mengidentifikasi nama diri
petugas yang melaporkan, yang dilaporkan, pasien
yang di laporkan
2. Situation : Bagaimana situasi yang akan
dibicarakan/ dilaporkan?
Kondisi terkini yang terjadi pada pasien atau hasil
pemeriksaan penunjang terbaru yang akan
dilaporkan. Pada fase ini yang dapat dilaporkan :
 Diagnosa medis
 Keluhan utama pasien, kondisi
kegawatan, hasil pemeriksaan penunjang terbaru.
 Apa yang terjadi dengan pasien yang
memprihatinkan
3. Background : Apa latar belakang informasi
klinis yang berhubungan dengan situasi? Informasi
penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini. Pada fase ini petugas melaporkan :
 Hasil pemeriksaan fisik yang mendukung
(tanda vital, skala nyeri, tingkat kesadaran,status
nutrisi, dll)
 Obat saat ini dan alergi
 Riwayat medis
 Temuan klinis terbaru
 Hasil pemeriksaan penunjang yang
abnormal. tanggal dan waktu tes dilakukan
dan hasil tes sebelumnya untuk perbandingan
 Riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasif dan obat/infus
 Intervensi yang telah dilakukan, respon
pasien.
4. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis
perawat
Hasil pengkajian kondisi pasien. Pada fase ini
petugas melaporkan kemungkinan masalah yang
terjadi.
 Apa temuan klinis?
 Apa analisis dan pertimbangan perawat
 Apakah masalah ini parah atau mengancam
kehidupan?
5. Recommendation : apa yang perawat inginkan
terjadi dan kapan?
Rekomendasi yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah.
 Rekomendasi intervensi yang perlu dilanjutkan
 Klarifikasi tindakan yang perlu
diambil/dilakukan
 Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan
untuk memperbaiki masalah?
 Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
 Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk
memperbaiki kondisi pasien?
 Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan
ini terjadi?

Rumah sakit konsisten dalam melakukan


verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan
denganTeknik/Metode (TBaK)

T: Tuliskan pesan yang disampaikan oleh DPJP


(pemberi pesan) pada lembar jawaban konsultasi
bila menerima jawaban konsul atau pada lembar
catatan terintegrasi bila melaporkan kondisi pasien.
Ba: Bacakan kembali (Read Back) pesan yang
sudah ditulis kepada DPJP (pemberi pesan).
Selesai membacakan pesan, penerima pesan
mengingatkan DPJP (penerima pesan) untuk
melakukan konfirmasi.
K: Konfirmasi dilakukan dalam waktu 1 x 24 jam
dengan cara DPJP menuliskan nama, paraf/ tanda
tangan tanggal dan jam kehadiran di kolom
stempel/cap konfirmasi perintah pemberi pesan.
Karakter Kode Karakter Kode
Alfabet Alfabet

A Alfa N November

B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa

D Delta Q Queen
E Echo R Romeo
F Fanta S Sierra
G Golf T Tango
H Hotel U Ultra
I India V Victor
J Juliet W Whiskey
K Kilo X Xray
L Lima Y Yankee
M Mama Z Zoro
sumber : Wikipedia

Pelaporan kondisi pasien/nilai hasil kritis kepada


DPJP menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang
bertugas.
Contoh Aplikasi ISBAR dan T’BaK :
S : Keluarga pasien mengatakan pasien
tampak lemas dan akral dingin
O : GDS 31 gr/dl, TD = 90/50 mmHg, HR
= 110 x/m, RR = 24 x/m, Suhu = 35,8 0 C
Akral dingin, pasien tampak gelisah, tampak lemas,
Keluar keringat dingin. Infus yang terpasang NacL
0,9 % 20 TPM, novorapid 10-10-10 iu, Lavemir 0-
0-10 iu
A : Hipoglikemia
P: Lapor Dokter Advice
dr.Toton,Sp.PD :
- Infus ganti dengan D10% 20 Tm
- Berikan D40% 1 Flash bolus pelan
- ½ jam kemudian Periksa GDS, lapor
kembali
- Lavemir ttp diberikan
- Cek GDs sebelum jadwal pemberian
novorapid
Pelaksaaan :
Lapor DPJP dengan format:
I : selamat pagi/siang/malam dok, saya Yeni
perawat Ruang Ns 3 RSDH Cianjur
Mau lapor pasien a.n Tn Anggiana/ Usia 40 Tahun/
hari rawat ke-4/ diagnosa DM tipe 2
S : pasien mengalami GDS 31 gr/dl, TD =
90/50 mmHg, HR = 110 x/m, RR = 24 x/m, Suhu =
35,8 0 C
Akral dingin, pasien masih sadar , tampak lemas,
Keluar keringat dingin
B : infus yang terpasang NaCl 0,9 % 20
tpm Lavemir 0-0-10 iu

A : Hipoglikemia
R : mohon Advice dok?

Advice dr. Toton, SP.Pd (di Tulis)


- Infus ganti dengan D10% 20 Tm
- Berikan D40% 1 Flash bolus pelan
- ½ jam kemudian Periksa GDS, lapor kembali
- Lavemir ttp diberikan
- Cek GDs sebelum jadwal pemberian novorapid
(setelah selesai di tulis Bacakan Kembali)
Bagaimana Pelaksaaan Hand Over
Pasien Antar Shift?
Hand Over pasien dilakukan:
1) Dilakukan di Nurse Station
- Pj Shift ke Pj Shift selanjutnya di
dampingi oleh Koordinator ruangan dan di dengarkan
oleh perawat pelaksana
- Yang diserah terimakan yaitu :
PJ Shift: Serah terimakan jumlah pasien, pasien
observasi, pasien mempunyai resiko (seperti resiko
jatuh, alergi obat, dll.), rencana pelayanan yang
akan dilaksanakan: pemeriksaan penunjang
seperti Rontgen, Laboratorium, tindakan operasi,
HD, Endoscopi, persiapan Untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin, rencana pasien pulang.
Serah terimakan hal-hal penting lainnya (obat-
obatan, alat-alat kesehatan seperti thermometer,
tensi meter, dll. yang biasa digunakan keperawatan
pasien), alkes yang dipinjam/rusak. Komplen
pasien/keluarga pasien (jika ada).
Perawat Pelaksana : Laporan berupa identitas
pasien, diagnosis medis, Nama DPJP, Kondisi
pasien secara lengkap, termasuk kondisi pasien
yang kritis,
hasil pemeriksaan diagnostic kritis,
pengobatan, monitoring, diagnosa
keperawatan (masalah/kebutuhan pasien) , dan
rencana pelayanan kesehatan yang sudah,
sedang, dan akan
dilaksanakan terhadap pasien, kewaspadaan
khusus yang perlu dilakukan terhadap pasien.

2) Dilakukan di depan pasien


 Perawat memperkenalkan diri
kepada pasien.
 Perawat menanyakan nama pasien
dan mengecek identitas pada gelang pasien.
 Perawat memberikan kesempatan
kepada pasien untuk bertanya.
 Perawatmemberikaninformasi
rencana tindakan yang akan
dilakukan/diberikan kepada pasien.

Perawat melakukan serah terima pasien kepada


shift jaga berikutnya dengan tehnik ISBAR dan
ditulis pada catatan perkembangan terintegrasi
dengan SOAP dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak (yang menyerahkan/yang
menerima)
SKP3 : Meningkatnya Keamanan Obat
yang perlu diwaspadai (High Alert
Medications)

Obat-obatan yang perlu diwaspadai


(high-alert medication) adalah :

Obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel
 Obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
 Obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM,
atau Look-Alike Sound-Alike / LASA).

Apa saja yang termasuk obat-obat high


alert modication di Rumah Sakit ?
Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan
obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara
tidak sengaja :
 KCl (kalium/potasium klorida) sama
dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat,
 KPO4 (kalium/potasium fosfat) sama
dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml,
 NaCl (natrium/sodium klorida) lebih pekat
dari 0.9%,
 MgSO4 (magnesium sulfat) sama dengan
50% atau lebih pekat

NORUM/ LASA; contoh: Amlodipin 5 mg -


Amlodipin 10 mg, ODR 4 mg dan ODR 8 mg

Bagaimana pengelolaan obat – obatan


tsb. demi keselamatan pasien?
Pengelolaan high alert medication:
Penyimpanan
Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi
 Asisten apoteker (logistik farmasi /
pelayanan farmasi) yang menerima obat
segera memisahkan obat yang termasuk
kelompok obat yang “High Alert” sesuai
Daftar Obat High Alert di RS Dr. Hafiz
(RSDH) Cianjur.
 Tempelkan stiker bertuliskan “High
Alert” pada setiap kemasan obat high alert.
 Tempelkan selotif merah pada sekeliling
tempat penyimpanan obat High Alert
 Elektrolit Konsentrat Hanya di simpan di
Instalasi Farmasi
Penyimpanan Obat Lasa
(Look Alike Sound Alike)
 LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan
sebuah peringatan
(warning) untuk keselamatan pasien (patient
safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya
mirip dan pengucapannya / namanya mirip
TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan.
 Walaupun terletak pada kelompok abjad
yang sama harus diselingi dengan minimal 2
(dua) kotak obat dengan kategori LASA diantara
atau ditengahnya.
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori
LASA saat memberi/menerima instruksi

 Tempelkam stiker bertuliskan “LASA”pada


setiap kemasan obat
Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat
dibedakan menjadi dua jenis :
 “HIGH ALERT” untuk elektrolit
konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
 Penandaan obat High Alert dilakukan
dengan stiker “ High Alert” pada obat.

High Alert
 “LASA” untuk obat-obat yang termasuk
kelompok LASA / NORUM
 Obat
kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan
penanda dengan stiker berbentuk persegi panjang ,
warna kuning dan ditulis nama LASA pada tempat
penyimpanan obat dan obat yang termasuk LASA
LASA

 Apabila obat dikemas dalam paket untuk


kebutuhan pasien, maka diberikan tanda
“LASA” pada kemasan primer obat.

Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan


saat pemberian obat kepada pasien ? Dalam
pemberian / pendistribusian obat kepada
pasien, semua petugas yang terkait harus
memenuhi prinsip - prinsip 5 (Lima) benar.

1. Benar Pasien ( Right Patient )


2. Benar Obat ( Right medication )
3. Benar Dosis ( Right Dose )
4. Benar Cara pemberian (Right Route)
5. Benar Waktu ( Right Time )
Prinsip 5 benar pemeberian Obat :

1) Benar pasien ( Right Patient )


 Gunakan minimal 2 identitas pasien ( Nama
dan No RM )
 Cocokkan obat yang akan diberikan dengan
instruksi terapi tertulis.
 Anamnesis riwayat alergi.
 Anamnesis kehamilan / menyusui.
 Anamnesis lengkap riwayat obat / penggunaan
obat saat ini dan buat daftar obat – obat tersebut.
 Bandingkan pemberian obat saat ini dengan
daftar obat yang digunakan pasien di rumah
(termasuk kelalaian, duplikasi, penyesuaian,
kehilangan/ menghilangkan, interaksi atau
tambahan obat ).
 Identifikasi pasien yang akan mendapat obat
dengan kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua
orang yang kompeten ( double check )
.
2) Benar obat ( Right medication )

 Beri label semua obat dan tempat obat


(syringe, plastik obat,dll.) dan larutan.
 Obat dan larutan lain di lokasi perioperatif
atau ruangan prosedur yang tidak akan segera
dipakai juga harus diberi label.
 Pemberian label di lokasi perioperatif atau
ruang prosedur dilakukan setiap kali obat atau
larutan diambil dari kemasan asli ke tempat
lainnya.
 Pada label, tuliskan nama pasien, obat,
kekuatan, jumlah, kuantitas, pengenceran dan
volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa
jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal
kadaluarsa jika kurang dari 24 jam
 Semua obat atau larutan diverifikasi oleh 2
orang secara verbal dan visual jika orang yang
menyiapkan obat bukan yang memberikannya
ke pasien.
 Pemberian label tiap obat atau larutan segera
setelah obat disiapkan jika tidak segera
diberikan.
 Jangan memberi label pada syringe atau
tempat kosong, sebelum obat disiapkan / diisi.
 Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat.
Beri label hanya untuk satu obat atau larutan
pada satu saat.
 Buang segera setiap obat atau larutan yang
tidak ada labelnya.
 Buang semua tempat berlabel yang tidak
terpakai.

3) Benar dosis ( Right Dose )

 Dosis / volume, terutama yang


memerlukan kewaspadaan tinggi, dihitung dan
dicek oleh dua orang yang kompeten
 Double check
 Jika ragu konsultasi ke dokter yang
menulis resep
 Berkonsetrasi penuh saat menyiapkan obat
dan hindari gangguan

4) Benar cara pemakaian (Right Route)

 Cara pemberian obat harus sesuai


dengan bentuk / jenis sediaan obat:
 Slow release tidak boleh
digerus
 Enteric coated tidak boleh
digerus
 Obat – obat yang diberikan per
NGT sebaiknya adalah obat cair / sirup
 Pemberian antar obat sedapat
mungkin berjarak
 Jadwal pemberian obat dan nutrisi juga
berjarak
 IM, IV, SC, IC, Topical,
Suppositoria, tetes dll. Sesuai dengan
cara pakai di kemasan obat yang
diberikan

5) Benar waktu ( Right Time )

 Sesuai waktu pemberian: sebelum


makan/ setelah makan/ saat makan
 Perhatikan waktu pemberian :
3 x sehari → tiap 8 jam
2 x sehari → tiap 12 jam
Sehari sekali → tiap 24 jam
1. DAFTAR OBAT HIGH ALERT

BENT
NAMA
KELAS UK NAMA KETERAN
NO GENERI KEKUATAN
TERAPI SEDI DAGANG GAN
K
AAN
1 ELEKTR KALIUM INJEK KCL 7.46 7.46% 25 ML Elektrolit
OLIT KLORID SI (7.46% pekat tidak
PEKAT A POTASSIUM boleh di
CHLORIDE simpan di
INJEKTION) ruang
perawatan.
NATRIU INFUS OTSU- 3% 500 ML
M SALINE 3
KLORID (3% SODIUM
A 3% CHLORIDE)
2 OBAT BUPIVA INJEK REGIVEL 0,5% 20 ML
ANASTE CAIN SI
SI HCl

DECAIN 0,5% 4 ML
SPINAL
HEAVY
KETAMI INJEK KETAMIN 50 MG / ML
NE SI HAMELN

PROPOF INJEK PROANES 10 MG / 20


OL SI ML
SEVOFL INHA SEVOFLUR 250 ML
URANE LASI ANE

ISOFLU INHA ISOFLURAN 250 ML


RANE LASI E
MIDAZO INJEK MILOZ 5 MG / ML
LAM SI

3 VASOK EPINEP INJEK EPINEPHRIN 1 MG / ML


ONTRIK HRIN SI E
SI

NOREPI INJEK VASCON 1 MG / ML


NEPHRI SI
N
NOREPINEP
HRIN
4 ANTI LIDOCA INJEK LIDOCAIN 20 % 20 MG /
ARITMA IN SI ML
AMIOD INJEK CORDARON 150 MG / 3
ARON SI ML

5 ANTI WAFARI TABL SIMARC 2 MG


TROMB N ET
OSIT HEPARI INJEK INVICLOT 25000 IU / 5
N SI ML
CLOPID TABL PIDOVIX 75 MG
OGREL ET
FONDAP INJEK ARIXTRA 2,5 MG / 0,5
ARINUX SI ML
7,5 MG / 0,6
ML
6 DEXTRO DEXTRO INJEK D40% 40% 25 ML
SE SE SI
HYPERT
ONIC,
40%
7 LARUTA
N
DYALIS
A
8 ANTI GLIMEPI TABL AMADIAB 1 MG, 2 MG,
DIABET RID ET 3 MG, 4 MG
ES
ORAL METFOR TABL METFORMI 500 MG, 850
MIN ET N MG
DIAFORMIN 500 MG
XR
9 INSULIN INSULIN INJEK NOVORAPID 300 IU / 3
ASPART SI FLEXPEN ML

INSULIN INJEK LEVEMIR 300 IU / 3


DETEMI SI FLEXPEN ML
R

INSULIN INJEK LANTUS 300 IU / 3


GLARGI SI FLEXPEN ML
NE
10 OBAT DIGOXI INJEK - 200 MG / 5
JANTUN N SI ML
G
DOPAMI INJEK DOPAMIN 250 MG / 5
N SI ML
DOBUT INJEK DOBUTAMI 250 MG / 5
AMIN SI N ML
11 OBAT CHLOR PULV -
SEDATI ALHYD IS
V RAT

12 OBAT ATRAK INJEK - 50 MG / 5


RELAXA URIUM SI ML
SI OTOT BESILA
- 25 MG / 2,5
T ML

13 HORMO OXYTO INJEK PITOGIN 10 IU / ML


N CIN SI
14 OBAT
NARKO
TIKA

2. DAFTAR OBAT HIGH ALERT


(OBAT SPESIFIKASI)
a. AMIODARON IV
b. HEPARIN
c. INSULIN SC
d. LIDOCAIN IV
e. MAGNESIUM SULFAT
f. KCLKALIUM PHROSPAT
g. NACL > 0,9%
h. WARFARIN
3. DAFTAR ELEKTROLIT
KONSENTRAT RUMAH SAKIT Dr.
Hafiz Cianjur

a. KALIUM / POTASIUM KLORIDA


b. NATRIUM / SODIUM
KLORIDA > 0,9%
c. MAGNESIUM SULFAT > 20%

4. DAFTAR OBAT LASA

OBAT LASA ( LOOK A LIKE SOUND A LIKE )

DAFTAR OBAT DENGAN DAFTAR OBAT DENGAN RUPA


NAMA/UCAPAN MIRIP MIRIP/KEKUATAN BERBEDA OBAT
(SOUND A LIKE) SAMA (LOOK A LIKE)

Amlodipine 5 mg Amlodipine 10 mg
DOBUTamine DOPamine tab tab
Atorvastatin 20 Atorvastatin 40 mg
EPHEDrine EPHINEPHrine mg tab tab

CefTAZidime CefTAZoxime AB-vask 5 mg tab AB-vask 10 mg tab

CefTRIAxone CefoTAXime Amadiab 1 mg tab Amadiab 2 mg tab


DiPHENhydram
ine DiMENhydrinate Amadiab 3 mg tab Amadiab 4 mg tab
CAPTOpril INTERpril Borraginol supp Borraginol N supp

PROPRAnolol BISOProlol Lasal 2 mg tab Lasal 4 mg tab

AMLOdipine NIFEdipine Harnal D tab Harnal OCAS tab

CIPROfloxacin LEVOfloxacin Lacoldin tab Lacophen cap


Kalxetin 10 mg
ATORvastatin SIMvastatin cap Kalxetin 20 mg cap
CIPROfloxacin
LANSOprazole OMEprazole infus LEVOfloxacin infus

ESOMEprazole PANTOprazole Paracetamol infus Metronidazole infus

LIDOdex LIDOcain Fluconazole infus Metronidazole infus


CIPROfloxacin
LIDOcain PEHAcain infus Fluconazole infus

FarGOXIN FarSORBID Epinephrine inj SA inj


Asam Asam
TRANEKsamat MEFEnamat Mecobalamin inj Neo K inj
Na- Candesartan 8 mg Candesartan 16 mg
BICARbonat Na-DIKLOfenak tab tab

Canderin 8 mg tab Canderin 16 mg tab


Clindamicin 150 Clindamicin 300 mg
mg cap cap
Allopurinol 100 Allopurinol 300 mg
mg tab tab
Propranolol 10 mg
tab Proranolol 40 mg tab

Tyrozol 5 mg tab Tyrozol 10 mg tab

Stesolid 5 mg supp Stesolid 10 mg supp


Alprazolam 0,5
mg tab Alprazolam 1 mg tab

Valisanbe 2 tab Valisanbe 5 mg tab


Spironolaktone 25 Spironolaktone 100
mg tab mg tab
Salbutamol 2 mg
tab Salbutamol 4 mg tab
Glimepiride 1 mg
tab Glimepiride 2 mg tab
Glimepiride 3 mg
tab Glimepiride 4 mg tab
Cefixime 100 mg
cap Cefixime 200 mg cap
Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg
tab tab

Cendo Vasacon Cendo Vasacon A


Ondansetrone 4 Ondansetrone 8 mg
mg tab tab
Metylprednisolone Metylprednisolone 16
8 mg tab mg tab

movix 7,5 mg tab Movix 15 mg tab

Lameson 4 mg tab Lameson 8 mg tab


Meloxicam 7,5 mg
tab Meloxicam 15 mg
Captopril 12,5 mg
tab Captopril 25 mg tab
Captopril 50 mg
tab Captopril 25 mg tab

sanadrul DMP syr Sanadryl EXP syr

Lasal EXP syr Lasal syr

Mg SO4 20% MgSO4 40%


Santa e 100 mg
tab Santa e 400 mg tab

Coxiron 90 mg tab Coxiron 120 mg tab

Arcoxia 60 mg tab Arcoxia 90 mg tab


Metformin 500 mg Metformin 850 mg
tab tab
piracetam 800 mg
tab Piracetam 1200

neurotam 400 neurotam 800 mg tab


Trovensis 4 mg
tab Trovensis 8 mg tab
Ultrogrstan 100
cap Ultrogestan 200 cap

Sanmol tab Sanmol Forte tab

Ramipril 5 mg tab Ramipril 10 mg tab

Irbesartan 150 Irbesartan 300 mg tab

Telsat 40 mg tab Telsat 80 mg tab


Acyclovir 200 mg
tab Acyclovir 400 tab
Clinmas 150 mg
tab Clinmas 300 mg tab

Cefila 100 mg cap Cefila 200 mg cap


Cotrimoksazole Cotrimoksazole 960
480 mg cap mg cap
Sildenafil 50 mg
tab Sildenafil 100 mg tab
Bisacodyl 5 mg Bisacodyl 10 mg
supp supp

Cendo Xitrol Cendo Tobroson

ISDN tab Nifedipine tab

Ambroxol syr Antasida syr

NaCl 0,9% Ringer Laktat


SKP 4: Terlaksananya proses tepat-
lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien yang
menjalani tindakan dan prosedur

1. Sign in dilakukan di kamar operasi sesaat


sebelum induksi anestesi meliputi jenis operasi,
kelengkapan data penunjang operasi, jenis anestesi

2. Time out dilakukan di kamar operasi sesaat


sebelum insisi adalah meliputi : Konfirmasi
identitas pasien, penandaan area operasi,
penayangan pemeriksaan penunjang, pemberian
antibiotika profilaksis bila diperlukan, jenis operasi
yang akan dilakukan.

3. Sign out dilakukan setelah operasi selesai dan


sebelum menutup luka, berupa konfirmasi secara
verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapan
kasa, instrumen, alat tajam serta kelengkapan
spesimen.

Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu
oleh perawat sirkuler (Circulating Nurse) dan
diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat
anestesi
Maksud dari proses verifikasi praoperatif adalah
untuk :
Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar;
Memastikan bahwa semua dokumen, foto
(images), dan hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang;
Memverifikasi keberadaan peralatan khusus
dan/atau implant-implant yang dibutuhkan
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat
tanda pada pasien adalah Operator/orang yang akan
melakukan tindakan.
Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada
operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum
pasien dipindahkan ke ruang tempat operasi akan
dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-
medikasi.
Tanda berupa “O” di titik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol
permanen/skin marker berwarna hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien
disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan
sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan
instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat
pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis
misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau
hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis
pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), struktur multipel (jari tangan, jari
kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan


penandaan:

kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung,


operasi caesar)
kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan


penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan
dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan
warna kulit gelap, boleh digunakan warna selain
hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan
jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasus-
kasus seperti operasi spinal, dapat dilakukan proses
dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per
level spinal (yang akan dioperasi) dan interspace
spesifik intraoperatif menggunakan radiographic
marking.

Prosedur checklist keselamatan operasi merupakan


standar operasi yang meliputi pembacaan dan
pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum
pasien dianestesi di Ruang persiapan operasi, time
out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum
insisi pasien operasi dan sign out sebelum
penutupan luka (dilakukan di kamar operasi)
sebelum pasien recovery room.
Proses sign in dipandu oleh perawat anasthesi dan
dr. Anasthesi
Proses time out di pandu oleh Perawat sirkuler
Proses sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler,
instrumentator dan diikuti oleh operator, dokter
anestesi, perawat.
SKP 5. Dikuranginya
risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan

Bagaimanakah Kebijakan
Pelaksanaan Hand Hygiene/Cuci
Tangan di Rumah Sakit ?

Salah satu upaya pengurangan resiko infeksi


terkait pelayanan kesehatan adalah dengan
selalu cuci tangan 6 langkah pada 5 momen.
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter
melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan
pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni:
Cuci Tangan dilaksanakan pada 5 waktu :
2 Sebelum dan 3 Sesudah
1. Sebelum Kontak dengan Pasien
2. Sebelum Tindakan Asepsis
3. Sesudah Kontak dengan Pasien
4. Sesudah Terkena Cairan Tubuh Pasien
5. Sesudah Kontak Dengan Lingkungan
Sekitar Pasien
6 Langkah Cuci Tangan
Bagaimana Langkah-langkah Cuci
Tangan ?
SKP 6 Mengurangi risiko Cedera
Karena Pasien Jatuh.

Penilaian risiko jatuh dilakukan saat


pengkajian awal dengan menggunakan
metode pengkajian risiko jatuh yang telah
ditetapkan oleh RS Dr. Hafiz (RSDH)
Cianjur.
Penilaian risiko jatuh pada pasien anak
menggunakan Skala HUMPTY DUMPTY
Pada pasien dewasa menggunakan Skala
MORSE
Pada Pasien Geriatrik dengan Skala
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY
DUMPTY UNTUK PEDIATRI
SKALA RISIKO JATUH MORSE
UNTUK DEWASA
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO
MODIFIED STRATIFY - SYDNEY
SCORING UNTUK GERIATRIK
Jelaskan Pelaksanaan Langkah-
Langkah Pencegahan Resiko Jatuh!
ASESMEN RESIKO JATUH RAWAT JALAN/IGD
GET UP AND GO TEST

Pengkajian (Beri tanda √ / Centang)

No Penilaian/Pengkajian Ya Tidak
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau
lebih)
1. Tidak seimbang /
sempoyongan / limbung
2. Jalan dengan
menggunakan alat bantu
(kruk, tripot, kursi roda,
orang lain)
b. Menopang saat akan duduk : tampak
memegang pinggiran kursi atau
meja/benda lain sebagai penopang
saat akan duduk.

Hasil (Beri tanda √ / Centang)

Penilaian/
No Hasil Pengkajian Keterangan
1. Tidak Tidak ditemukan a dan b
Beresiko
2. Resiko Ditemukan salah satu
Rendah dari a atau b
3. Resiko Ditemukan a dan b
Tinggi
Tindakan (Beri tanda√ / Centang)

No Hasil Tindakan Ya Tidak TTD & TTD


Kajian Nama Pasien/
Petugas Keluarg
a
1. Tidak Tidak
Beresiko ada
tindakan
2. Resiko Edukasi
Rendah
3. Resiko Pasang
Tinggi Stiker
Kuning
Pasang
Papan
Akrilik
SEgitiga
kuning
Pasang
penanda
kancing
resiko jatuh
warna
kuning.
Edukasi

Anda mungkin juga menyukai