Tips :
1. Peugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum
melakukan prosedur dengan pertanyaan terbuka, contoh : “ Assalamualaikum /
Selamat Pagi/Siang/Malam, Bapak/Ibu, nama Bapak/Ibu siapa? Bisa tolong
sebutkan tanggal lahir Bapak/Ibuk.”
2. Jika pasien telah memakai gelang identitas, tetap dikonfirmasi secara verbal
sebelum melakukan prosedur, memberikan obat-obatan, tranfusi darah atau
mengambil sampel darah.
3. Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, gelang identitas harus diperiksa
kecocokannya dengan rekam medik oleh dua orang staf.
A Assesment/penilaian
o Tanda-tanda vital
o Pola penyakit
o Gambaran klinis, kekhawatiran
Kita perlu berpikir kritis ketika mengingformasikan penilaian tentang keadaan
pasien pada konsulen. Ini berati bahwa kita telah mempertimbangkan apa
yang mungkin terjadi ,alasan yang mendasari kondisi pasien. Tidak hanya dari
penilaian kita namun juga dengan indikator objektif lainnya, seperti hasil
laboratorium.
Jika tidak memiliki penilaian, anda dapat berkata:
“Saya pikir dia mungkin memiliki emboli paru.”
“Saya tidak yakin apa masalahnya, tapi saya khawatir.”
R Rekomendasi
o Jelaskan apa yang anda butuhkan secara spesifik tentang permintaan
dan waktunya.
o Memberikan saran seperti:
“Pasien dapat di trasnsfer ke ICU, Dok ?”
o Memperjelas yang diharapkan :
“Dokter dapat melihat pasien sekarang?”
Akhirnya sampaikan sampaikan apa yang menjadi rekomendasi kita. Perintah
yang diberikan di telpon perlu di ulang kembali untuk memastikan akurasi.
“Apakah perlu untuk pemeriksaan rothen thoraks / pemasangan IV line Dok?.
“Dapatkah saya mulai melakukan CT sca?”
Tips :
- Utamakan komunikasi secara tertulis
- Gunakan singkatan yang sudah terstandar di RS PROF DR TABRANI
Pekanbaru. Tulis kata dengan lengkap bila tidak ada dalam daftar singkatan
Tips :
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan menggunakan label
khusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan prisip 7 benar.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obatobat dilakukan oleh orang y ang
kompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA-NORUM (Look
Alike Sound Alike-Nama Obat Rupa Obat Sama)
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA-NORUM (Look Alike Sound
Alike-Nama Obat Rupa Obat Sama), saat member/menerima instruksi.
4. Pastikan tepat sisi, tepat prosedur dan tepet orang pada pembedahan (Time out),
tepat pasien, penerapan checklist keselamatan operasi/tindakan berisiko tinggi
(Kolonoskopi/Endoskopi, Radiologi intervensi.
Untuk mendapatkan hasil operasi sesuai dengan harapan, memerlukan ketepatan dalam
mengidentifikasi tempat, pasien, prosedur operasinya, denhgan memperhatikan hal
berikut:
a. Penandaan lokasi pembedahan dilakukan oleh dokter operator DENGAN
MELIBATKAN PASIEN didampingi oleh perawatatau dokter jaga ruangan sebelum
pasien masuk ke unit kamar operasikecuali dalam keadaan daruratdilakukan di
ruang persiapan pasien di unit kamar operasi sesuai SOP. Mengunakan tanda
yang mudah di kenali untuk identifikas lokas operasi.
b. Seluruh dokumen yang diperlukan dalam pembedahan harus tersedia bersama
pasien pada xsaat pasien masuk ke unit kamar operasi. Dokumen pemerikasaan
penunjangdiagnostikc imaging harus mencantumkan sisi.
c. Seluruh perlengkapan dan peralatan di cek oleh doktert operator utama sebelum
operasi
d. Pelaksanaan prosedur time out
1. Dilaksanakan untuk semua tindakan pembedahan di kamar operasi sebelum
insisi dilakukan
2. Dipimpin oleh petugas yang di tunjuk oleh supervisor kamar operasi dan harus
diikuti secara aktif oleh semua tim pembedahan
3. Berisi konfirmasi kebenaran identitas pasien, prosedur pembedahan dan
lokasi pembedahan
4. Prosedur dinyatakan lengkap setelah semua elemen dinyatakan lengkap ,
setelah semua elemen di atas selesai di konfirmasi dan semua anggota tim
menyetujui
5. Menggunakan cheeklist atau proses lain untuk verivikasi lokasi yang tepat,
prosedur yang tepat, dan pasien yang tepat sebelum operasi dan seluruh
dokumen serta peralatan yang di butuhkan tersedia, benar dan berfungsi.
Prosedur Umum
THE SIGN IN
(Dilakukan sebelum induksi anastesi, minimal oleh perawat dan dokter anestesi)
THE TIMEOUT
(Dilskukan sebelum insisi kulit diisi oleh perawat, dokter anastesi dan operator)
1. Konfirmasi seluruh anggota memperkenalakan
Nama dan perannya masing-masing
2. Dokter bedah anestesi dan perawat
Melakukan verivikasi secara verbal
- Nama pasien
- Prosedur
- Lokasi dimana insisi akan di buat
3. Apakah antibiotikc profilaksis sudah di berikan
30 menit sebelumnya?
- Nama antibiotik yang di berikan
- Dosis antibiotikc yang di berikan
4. Antisipasi kejadian kritis :
a. Review dokter bedah : langkah apa yang akan dilakukan bila kondisi kritis atau
kejadian yang tidak diharapkan , lamanya operasi, antisipasi kehilangan
darah?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
b. Review tim anastesi : apakah perlu ada hal khusus yang perlu di perhatikan
pada pasien?
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..
Jika diperlukan CVC, kapan akan dipasang?
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..
c. Riview tim perawat : apakah peralatan sudah steril, adakah alat-alat yang
perlu di perhatikan khususnatau dalam masalah?
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
5. Apakah foto Ronthgen /CT Scan dan MRI telah
Ditayangkan sesuaidengan posisi yang benar?
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
Tanggal :
Jam verivikasi :
Tips : Lepaskan APD setiap selesai melakukan tindakan dan buang APD sekali
pakai ke tempat sampah medis.
STRATEGI PENCEGAHAN DAN INTERVENSI
Healthcare Associated Infection ( HAI )
Ingat :
Antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organic. Bila tangan kotor atau
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya harus mencuci
tangandengan antiseptic.
Ingat :
Yang diperbolehkan menengok pasien hanya prang dewasa yang sehat (tidak dalam
keadaan sakitatau dalam kondisi nyang sedang menurun
5. Menurunkan risiko cedera karena jatuh dengan checklist assessment risiko jatuh
TIPS :
- Seluruh pasien rawat inap dinilai resiko jatuhnya dengan menggunakan
checklist penilaian resiko jatuh
- Pasien anak memakai formulir checklist penilaian resiko pasien anak : skala
Humpty Dumpty
- Pasien dewasa memakai formulir : Skala jatuh Morse (Morse Fall Scate/MFS)
- Pasien geriatric memakai formulir : penilaian resiko jatuh pada pasien
Geriatri
- Pengkajian resiko ulang dilakukan jika ada perubahan kondisi, atau
pengobata.
Pada pasien risiko jatuh yang tinggi, memerlukan perhatian lebuh untuk
memudahkan pengawasannya sebagai berikut:
5. Cara berjalan/berpindah
- Normal/bedrest/mobilisasi 0 ………………………….
- Lemah 15 ………………………….
- Terganggu 30 ………………………….
6. Status mental :
- Orientasi sesuai kemampuan diri 0 …………………………
- Lupa keterbatasan diri 15 ………………………….
Tanggal : Umur :
Nama : DPJP :
No.RM :
RUMAH SAKIT PROF DR TABRANI
JL.Jend.Sudirman No.410 Pekanbaru
Telp. (0761)35467/
1. CARA MELAKUKAN SKORING :
a. Riwayat jatuh :
- Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada
riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan berjalan menjelang
dirawat.
- Skor 0 bila tidak jatuh
- Catatan : bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 25.
b. Diagnosis sekunder :
- Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
- Skor 0 jika tidak
c. Bantuan berjalan :
- Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantuan/dibantu, menggunakan kursi
roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali.
- Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, dan walker.
- Skor 30 jika pasien berjalan mengcengkram furniture untuk topangan.
d. Menggunakan infuse :
- Skor 20 jika pasien diinfus
- Skor 0 jika tidak.
e. Gaya berjalan / transfer:
- Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan kepala tegak,
lengan terayun bebas di samping tubuh, dan melangkah ragu.
- Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat
kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek –
pendek dan diseret
- Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan dari bangkit
dari kursi atau dengan melambung (menggukan beberapa kali upaya untuk
bangkit). Kepala tertunduk , melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien
buruk, beliau menggengam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak
dapat berjalan tanpa bantuan.
f. Status mental
- Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal. Tanyakan
pada pasien,”Apakah bapak pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan
?” jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan kemampuan
ambulasi, pasien dinilai normal.
Yang kita lakukan pada pasien dengan resiko jatuh standar sebagai berikut :
1. Tentukan tingkat observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi.
2. Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan
telepon , biarkan pintu terbuka, gunakan lampu malam hari serta pagar tempat
tidur
3. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimalnya tiap 2 jam )
4. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer
5. Gunakan alat bantu jalan (wlker, handrail)
6. Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin.
Tanggal : Umur :
Nama : Petugas yang mengisi
No. RM :
1. Cara melakukan scoring : Jumlahkan semua angka di bel akang factor risiko yang
ada pada pasien
2. Tingkat risiko dan tindakan yang disarankan ditentukan sebagaui berikut:
1. Benar pasien
- Gunakan minimal 2 identitas pasien ( nama dan tanggal lahir pasien)
- Cocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi tertulis.
- Anamnesis riwayat alergi.
- Anamnesis kehamilan/menyusui
- Anamnesis lengkap riwayat obat/pengunaan obat saat ini dan buat daftar
obat-obat tersebut
- Bandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obatyangdigunakan
pasien di rumah (termasuk kelainan, duplikasi, penyesuaian,
kehiangan/menghilangkan, interaksi atau tambahan obat)
- Identitas pasien yang akan mendapat obat dengan kewaspadaan tinggi
dilakukan oleh dua orang yang kompeten double check
2. Benar obat
- Beri label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir obat, kotak obat),
dan larutan lain.
- Obat dan larutan lain di lokasim perioperatif atau ruang prosedur yang tidak
akan segera dipakai juga harus diberi label.
- Pemberian label di lokasi perioperatif atau ruang prosedur dilakukan setiap
kali obat atau larutan diambil dari kemasan asli ketempat lainnya
- Pada label, tuliskan nama obat, kekuatan jumlah, kuantitas, pengenceran dan
volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24
jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
- Semua obat atau larutan diverivikasi oleh 2 orang secara verbal dan visual
jika orang yan menyiapkan obat bukan yang mermberikannya kepada pasien
- Pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah obat disiapkan jika
tidak segera diberikan
- Jangan memberikan label pada syringes atau tempat kosong, sebelum obat
disiapkan atau diisi.
- Siapkan satu obat atau larutan pada satu saat, beri label hanya untuk satu
obat atau larutan pada satu saat
- Buang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada labelnya
- Buang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera setelah operasi atau
prosedur dilakukan (ini berarti tempat obat tempat obat orisinal disimpan
sampai tindaka selesai).
- Saat pergantian tugas/jaga, revie semua obat dan larutan oleh petugas lama
dan petugas baru secara bersama.
- Ubah daftar obat/kardeks jika terdapat perubahan obat.
- Kebenaran jenis obat yang perlu kewaspadaan tinggi dicek oleh dua orang
yang kompeten→double check.
3. Benar dosis
- Dosis atau volume obat, terutamayang memerlukan kewaspadaan tinggi,
dihitung dan dicek oleh dua orang yang kompeten→double check
- Jika ragu konsultasi kedokter yang menulis resep.
- Berkosentrasi penuh saat menyiapkan obat dan hindari gangguan.
4. - Sesuai waktu yang ditentukan:
- Perhatiakn waktu pemberian:
3 x sehari→ tiap 8 jam.
2 x sehari→ tiap 12 jam.
Sehari sekali→ tiap 24 jam
Selang shari→ tiap 48 jam.
- Obat segera diberikan setelah diinstruksikan oleh dokter.
- Perhatikan jenis obat adalah TimeBased Dosis Based
5. Benar Care / Roete pemberian
- Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk / jenis sediaan obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus
- Obat – obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat / sirup
- Pemberian antar obat sedapat mungkin berjarak
- Jadwal pemberian obat nutrisi juga barjarak
6. Benar dokumentasi
- Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus
didokumentasikan
- Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan / paraf
melakukan
- Setelah pemberian obat, langsung di paraf dan diberi nama dan tanda tangan
/ paraf yang melakukan
- Setelah pemberian obat, langsung di paraf dan diberi nama siapa yang
memberikan obat tersebut
- Setiap perubahan jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat harus diberi
nama & paraf yang mengubahnya
- Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu garis dan difaraf di
ujungnya: contoh : Lasix tab, 1 x 40 mg → lasix inj, 1x40 iv(paraf)
- Dokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: efek samping obat
(ESO) dicatat dalam rekam medic & form pelaporan insiden, formulir
pelaporan efek samping obat. Pelaporan insiden dikirim ke tim keselamatan
pasien di unit pelayanan jaminan mutu. Pelaporan efek samping obat dikirim
ke komite farmasi dan terapi.
- Dokumentasikan kejadian nyaris cedera terkait pengobatan →form
pelaporan insiden ke tim keselamatan pasien.
7. Benar informasi
- Semua rencana tindakan / pengobatan harus dikomonikasikan pada pasien
dan atau keluarga, termasuk pasien di ICU (hak pasien)
- Jelaskan tujuan dan cara mengkonsumsiobat yang benar
- Jeaskan efek samping yang mungkin timbul oleh farmasi, perawat dan dokter
- Rencana lama terapi juga dikomunikasikan pada pasien
Tips: Semua informasi yang telah di berikan pada pasien dan keluarganya ini di
tulis dalam “form penjelasan dan pendidikan dokter pada pasien” yang ada
didalam paket rekam medic dan ditandatangani oleh dokter dan pasien /
keluarga pasien
PELAPORAN INSIDEN
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mangakibatkan / berpotensi
mengakibatkan harm (penyakit, cedera,kematian,dll ) yang seharusnya tidak terjadi.
PELAPORAN KECELAKAAN
Contoh:
ICU sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang
Defibrator standbay di IGD ternyata rusak dan tidak dapatb di gunakan.
Contoh:
Unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun
kesalahan tersebut di ketahui sebelun transfuse dimulai.
Contoh :
Darah transfuse yang salah dialirkan kepasien tetapi tidak timbul cedera/
gejala inkompatibilitas pada pasien tersebut.
Contoh :
Tranfusi yang salah mengakibatkan pasien meninggal karna reaksi hemolisis.
KEJADIAN SENTINEL
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera serius, kehilangan fungsi
permanen yang tidak berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit atau kondisi
yang mendasari.
Yang termasuk kategori SENTINEL :
Kematian yang tidak diharapkan
Kehilangan fungsi tubuh yang utama
Operasi pada sisi yang salah , prosedur yang salah , atau pasien yang salah
Penculikan anak
Anak diserahkan pada orang tua yang salah
Pemerkosaan yang terjadi di rumah sakit
Bunuh diri di rumah sakit
Setiap insiden, dilakukan matriks grading resiko berdasarkan frekwensi serta dampak
insiden seperti tertera di bawah ini:
Keterangan
Matrik ini sering digunakan untuk menentukan derajat dan jenis investigasi
selanjutnya.
Untuk memetakan resiko terhadap probebilitas / frekuensi dan dampak /
kosekuensi
Sebaiknya digunakan bersama – sama oleh pihak klinisi dan manajemen untuk
menilai insiden/risiko
Bila bands / pita risiko berwarna hijau atau biru, lakukan investigasi
sederhana.
Bila bands / pita risiko berwarna kuning dan merah, lakukan analisis akar
masalah.
Tujuan Khusus:
a. Telaksanya sistim pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien di RS
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah
c. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar dapat
mencegah kejadian yang sama terulang lagi.
Siapa yang dapat melaporkan insiden?
Form pelaporan insiden dapat diperoleh di Nurse Station masing – masing unit kerja / dapat
diminta ke Unit Pelayanan Mutu.