Anda di halaman 1dari 96

Mari Kita Tingkatkan

Keselamatan Pasien
Melalui 6 (enam)
Sasaran Keselamatan Pasien
RSUD Dr. SOETOMO
= POJKA IPSG / SKP =
Apakah Sasaran Keselamatan Pasien ( IPSG ) itu?

01 Mengidentifikasi Pasien dengan tepat


Adalah enam
sasaran
keselamatan pasien 02 Meningkatkan komunikasi yang efektif
yang ditetapkan
oleh badan
Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Risiko Tinggi
akreditasi 03
internasional JCI
dan KARS sebagai
salah satu standar Memastikan keamanan pembedahan
yang dinilai dalam 04
akreditasi RS.

05 Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

06 Mengurangi Risiko Cidera Pasien Akibat Terjatuh


IPSG 1
= Mengidentifikasi
Pasien dengan Tepat
=
Standar IPSG 1 : Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan
suatu proses untuk meningkatkan ketepatan identifikasi pasien
IPSG 1 Standar
ME 1 Setidaknya dua pengidentifikasi pasien, yang tidak termasuk penggunaan
nomor kamar pasien atau lokasi di rumah sakit, digunakan untuk
mengidentifikasi pasien dan memberi label untuk semua elemen yang
terkait dengan rencana perawatan dan tata laksana pasien.
ME 2 Pasien diidentifikasi sebelum melakukan tindakan diagnostik, memberikan
terapi, dan melakukan tindakan lain.

ME 3 Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi


khusus, seperti pada pasien koma atau pada bayi baru lahir yang tidak
segera diberi nama.
Proses identifikasi pasien dilakukan
dengan menggunakan minimal 2 Pelaksanaan identifikasi pasien
(dua) identitas dari 4 (empat) terdapat label identitas pada :
identifikasi yaitu:  obat ,
1. nama pasien sesuai KTP-el,  rekam medik,
2. tanggal lahir,  resep, makanan, Pasien diidentifikasi
3. nomor rekam medik dan  specimen, permintaan dan hasil sebelum pemberian obat,
4. nomor induk kependudukan. laboratorium / radiologi darah, produk darah,
pengambilan spesimen
dan pemberian diet
Tidak diperkenankan
menggunakan nomor Pasien dilakukan
kamar pasien atau identifikasi sebelum
lokasi pasien dirawat pemberian radioterapi,
menerima cairan intra
vena, hemodialisis,
Identifikasi pasien pengambilan darah atau
pengambilan spesimen
dilakukan sebelum
lain untuk pemeriksaan
dilakukan tindakan,
klinis, katerisasi jantung,
prosedur diagnostik

IPSG - 1
prosedur radiologi
dan terapeutik diagnostik dan identifikasi
terhadap pasien koma
Proses identifikasi pasien sebagaimana yang
dimaksud dilakukan di semua area pelayanan :

01 NAMA LENGKAP PASIEN DAN TANGGAL LAHIR

Pasien secara lisan / verbal dapat dilakukan

NAMA LENGKAP PASIEN DAN NOMOR REKAM MEDIK


- Secara lisan tidak dapat dilakukan maka digunakan se-
cara visual
- Terdapat situasi khusus digunakan visual : Neonatus,
02 pasien koma atau mengalami kebingungan selama peri-
ode pasca bedah , label spesimen , label ASI dan Je-
nazah
Proses identifikasi pasien sebagaimana yang
dimaksud dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

SECARA VERBAL
dengan cara meminta pasien menyebutkan nama pasien sesuai
01 KTP-el dan tanggal lahir lalu petugas menyesuaikan informasi
tersebut dengan gelang identitas pasien yang terpasang

SECARA VISUAL
02 dengan cara melihat Nama Lengkap dan Nomor RM pada gelang
pasien

Gelang ID pasien dapat ditambahkan label


tertentu untuk penanda risiko /
keterangan
Fungsi lain dari  Risiko jatuh
gelang  Alergi
ID pasien :  DNR
Kapan dan bagaimanakah
gelang ID pasien dilepas?

# Pasien pulang (KRS) dari unit pelayanan

# Jenazah akan dibawa pulang oleh keluarga

Pelepasan dilakukan oleh (sesuai keluarnya ): perawat, petugas


# admisi dan petugas administrasi kamar mayat

Cara pelepasan : gelang ID digunting, dan dipotong-potong


# sebelum dibuang pada kotak sampah medis
IPSG 2
= Meningkatkan
komunikasi efektif =
Standar IPSG -2 :
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para pemberi pelayanan

IPSG 2 Standar
ME 1 Instruksi lisan yang lengkap didokumentasikan dan dibaca ulang (read-back)
oleh penerima pesan serta dikonfirmasi oleh pemberi instruksi.

ME 2 Instruksi telepon yang lengkap didokumentasikan dan dibaca ulang oleh


penerima pesan serta dikonfirmasi oleh pemberi instruksi.

ME 3 Hasil lengkap pemeriksaan didokumentasikan dan dibaca ulang oleh


penerima pesan serta dikonfirmasi oleh individu yang melaporkan hasil
tersebut
SBAR
• S: Situation (situasi)
Identitas penerima dipastikan,
nama petugas pelapor, Situasi
yang akan dibicarakan,
dilaporkan

• B: Background (latar belakang)


Latar belakang informasi
klinis/riwayat medis
Informasi yg berkaitan
dengan permasalahan yg
ditemukan (hasil lab)
Poin penting dari masalah
tersebut harus ditonjolkan
A : Assessment (asesmen)
Beri informasi ttg pasien secara
klinis jelaskan tindakan
yang sudah dilakukan. Apa analisis
dan pertimbangan

R : Recommendation (rekomendasi)
Saran disampaiakan dengan jelas,
bagaimana cara melaksanakan saran, tentukan waktu
pelaksanaan.
Rekomendasi yang diberikan perlu dikonfirmasi ulang apa
sudah sesuai dengan harapan pada akhir pembicaraan
dengan petugas tersebut
SBAR (PERAWAT- DOKTER)
S : Selamat pagi, benar ini dr Budi, saya Lucy, dari ruang
Anggrek II, rs dr sutomo melaporkan kondisi Tn D.
B : Ps Tn. D 60 th, Dx. Peritonitis, post operasi laparotomi
hari ke 2, infus RD 5 % :1500 cc/24 jam dalam kondisi
macet, ps masih dipuasakan, menggigil, hasil pms.
didapatkan Sh 39° c, Nadi 120, tensi : 120/70 mm.Hg, RR
24 x/mnt, prod. Urine 30 cc/jam, hasil pms. Lab /foto…..,
sementara infus belum bisa dipasang karena akses vena
sulit ditemukan
A : Pasien saat ini mengalami hipertermi
R : Kami sudah berikan kompres, oksigen masker 6 lt/mnt,
observasi intake output. Menurut saya pasien
mengalami kekurangan cairan . Mohon advis selanjutnya
REKOMENDASI HARUS TBAK
• T (Tulis)
Informasi yang diterima
harus ditulis dalam rekam medik
• K ( konfirmasi kembali)
• B (Baca ulang) Konfirmasikan pada
Baca isi perintah, dan ulangi pemberi perintah,
dengan mengeja per huruf,
apakah tulisan sudah
untuk kategori LASA dan High
Alert dg tujuan untuk sesuai dengan dengan
mengecek akurasi dan kejelasan yang dimaksud
informasi yang diterima.
Penting untuk menyakinkan • Closing
bahwa penerima informasi
Ucapkan salam perpisahan
mengerti dan jelas mengenai
tindakan yang akan dilakukan
sebagai penutup pembicaraan
sesuai dengan rekomendasi yg seperti : baik, terimakasih, dan
diterima selamat pagi/siang /malam
Obat LASA wajib dieja sesuai alfabet fonetik
internasional:
 Tulis
 Baca
 Konfirmasi
 Terdokumentasi pada EMR
 Verifikasi 24 jam pemberi
instruksi
LANGKAH PERTAMA
LOGIN EMR TERLEBIH DAHULU
CARI NAMA PASIEN DAN REGISTER PASIEN
LANGKAH KEDUA
• CARI MENU SOAPIE
• SUBYEK : KELUHAN PASIEN
• OBJEKTIF : KONDISI PASIEN SAAT INI
• ASSESMENT : DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL SAAT INI
• PLANING : KITA KLIK TBAK
• KITA ISI MASALAH YANG KITA LAPORKAN DAN INSTRUKSI YANG
DIBERIKAN
• IMPLEMENTASI : MENDOKUMENTASIKAN APA YANG DILAKUKAN
• EVALUASI : MENDOKUMENTASIKAN HASIL YANG SUDAH
DILAKUKAN
• KEMUDIAN SIMPAN
CONTOH KASUS
• TN S DX DM
• JAM 06.00 GDA 250 PASIEN DAPAT OAD
NOVOPID 4 UNIT AC DAN LANTUS 10 JAM
22.00
• LAPOR DPJP ADVIS NOVORAPID NAIK 3X6
UNIT AC, LANTUS TETAP,CEK GDA ULANG 2
JAM PP MAKAN SIANG
LANGKAH VERIFIKASI TBAK
1. MASUK LOGIN DPJP
2. CARI NAMA DAN NO REGISTER PASIEN
3. PILIH RIWAYAT TBAK
4. BUKA YANG BELUM TERVERIFIKASI
5. PILIH YANG AKAN DI LAKUKAN VERIFIKASI
6. KEMUDIAN KLIK VERIFIKASI TERPILIH
7. KEMUDIAN SIMPAN
CONTOH TBAK YANG SUDAH DIVERIFIKASI
Standar IPSG -2.1
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses serah terima untuk
hasil kritis dan pemeriksaan diagnostik.

IPSG 2.1 Standar

ME 1 Rumah sakit menentukan hasil kritis pemeriksaan diagnostik yang


mencerminkan nilai-nilai yang gawat atau darurat yang dapat mengancam
nyawa

ME 2 Rumah sakit mengembangkan proses pelaporan formal yang digunakan di


seluruh rumah sakit untuk mengidentifikasi bagaimana hasil kritis dari suatu
pemeriksaan diagnostik dilaporkan/disampaikan kepada praktisi kesehatan

ME 3 Rumah sakit mengidentifikasi rincian informasi yang harus dicantumkan


dalam rekam medis pasien
HASIL KRITIS
Ambang nilai kritis hasil pemeriksaan diagnostik adalah hasil pemeriksaan, diagnostik
tidak normal yang merupakan ancaman bagi keselamatan hidup pasien sehingga perlu
dilaporkan segera kepada dokter penanggung jawab pasien

Setiap hasil kritis harus segera dilaporkan ke DPJP atau asisten DPJP setelah
diverifikasi DPJTM

Batas waktu penyampaian nilai kritis maksimal 30 menit (Laboratorium/


Radiodiagnostik) dan 5 menit hasil ECG

Didokumentasikan di EMR
 Pemeriksaan diagnostik kritis terdiri dari :
1. Pemeriksaan Patologi Klinik
2. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
4. Pemeriksaan Radiologi Diagnostik
5. Pemeriksaan Elektrokardiogram
6. Nilai vital sign
7. EEG
 RS menetapkan besaran nilai pemeriksaan diagnostik dan hasil
diagnostik kritis
 RS menetapkan yang menerima hasil kritis adalah perawat /
bidan dan segera melaporkan kepada DPJP atau asisten DPJP
CARA DOKUMENTASI HASIL KRITIS:

1. MASUK LOGIN PERAWAT


2. CARI NAMA DAN NO REGISTER PASIEN
3. PILIH SOAPIE
4. DOKUMENTASI HASIL KRITIS PADA KOLOM OBJEKTIF
5. TULISKAN NAMA PEMBERI INFORMASI DAN HASIL
KRITIS
6. KEMUDIAN KLIK SIMPAN
7. LAPOR DPJP DAN DOKUMENTASIKAN TBAK
PILIH PASIEN
Pengisian hasil kritis pada
SOAPIE ( Objektif )
Pada Kolom planning
buka tbak
Isi catatan TBAK dan simpan
Riwayat TBAK
Tampilan TBAK sudah verifikasi dokter
(WARNA VERIFIKASI BIRU)
Belum terverifikasi
(WARNA KUNING)
Standar IPSG -2.2 Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses
komunikasi untuk serah terima
IPSG 2.2 Standar
ME 1 Isi penting yang telah distandardisasi dikomunikasikan antara praktisi
kesehatan selama proses serah terima perawatan pasien berlangsung

ME 2 Formulir, alat bantu, dan metode yang telah distandardisasi digunakan untuk
mendukung proses serah terima yang lengkap dan konsisten

ME 3 Data kejadian tidak diharapkan akibat komunikasi serah terima ditelusuri dan
digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana cara memperbaiki proses serah
terima, dan upaya perbaikan tersebut dilaksanakan.
 Metodenya SBAR : Situation, Background, Assessment,
Recommendation
 Ada bukti evaluasi komunikasi serah terima untuk perbaikan
 Transfer antar unit, timbang terima pembedahan, timbang
terima antar shift dan timbang terima diagnostik
IPSG 3
= Meningkatkan Keamanan
Obat – obat risiko tinggi
• Standar IPSG.3
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk
meningkatkan keamanan penggunaan obat-obatan risiko tinggi (high-
alert)
• Standar IPSG.3.1
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan suatu proses untuk
meningkatkan keamanan obat-obatan LASA (look-alike/sound-alike)
• Standar IPSG.3.2
Rumah sakit mengembangkan dan mengimplementasikan proses untuk
mengelola penggunaan elektrolit pekat yang aman
DAFTAR OBAT HIGH ALERT

1. Obat risiko tinggi / high risk (daftar terlampir)


2. Elektrolit konsentrat
– Sodium chloride > 0,9%
– Potassium chloride 7,46% injeksi
– Sodium phosphate injeksi ≥ 3mmol/mL
– Magnesium sulfate injeksi 20% dan 40%
– Sodium bicarbonate injeksi
3. Obat LASA dan Look Alike Packaging
– Obat LASA (look-alike/sound-alike) adalah obat yang memiliki tampilan dan nama
yang serupa dengan obat lain, baik saat ditulis maupun diucapkan secara lisan.
– Obat look-alike packaging adalah obat dengan wadah atau kemasan yang mirip
dengan obat lainnya
Pelabelan
ELEKTROLIT KONSENTRAT
NAMA OBAT SEDIAAN ETIKET

Sodium Chloride
>0,9%

Potassium chloride
7,46%

KCl 7,46%
Sodium Phosphate 10 mL dalam 50 mL NaCl 0,9%, IV drip 6
≥ 3 mmol/mL jam

Magnesium sulfate
injeksi 20% dan
40%
Sodium
bicarbonate 8,4%
Penyimpanan & Pelabelan
Risiko Tinggi
SEDIAAN ETIKET

Sesuai daftar ETIKET UDD & RAWAT


obat Risiko DARURAT
Tinggi
Penyimpanan & Pelabelan High Risk
SEDIAAN ETIKET
Sediaan
sitostatika

Obat golongan Vinka


alkaloid seperti Vinkristin,
vinblastin, vinorelbine

Neuromuscular Sama dg obat Risiko tinggi yg lain “WARNING: PARALYZING AGENT – CAUSES
Blocking (NMB) Ada : warning pada WO resep RESPIRATORY ARREST”
Agent
Penyimpanan & Pelabelan
Obat Look-Alike and Sound-Alike
ETIKET
LASA Penulisan nama obat dg Tall Man Letter
Contoh :
cefOTAXime – ceftriaxone

LOOK-ALIKE PACKAGING
ASSESMENT LOOK-ALIKE PACKAGING
Sediaan vial.ampul/strip tablet dilakukan penilaian Look-Alike Packaging terhadap elemen desain
kemasan berdasarkan 5 kategori berikut :
1. Header (seal vial / head neck shoulder ampul / bagian atas strip)
2. Warna tulisan nama obat
3. Warna dasar label (vial/ampul) atau strip (tablet)
4. Bentuk dan warna isi sediaan (untuk vial dan ampul : cairan atau serbuk, apakah warnanya sama ;
untuk strip tablet : bagian atas tablet)
5. Warna garis pada label (vial/ampul) atau strip (tablet)
VIAL
LOOK-ALIKE PACKAGING
AMPUL
LOOK-ALIKE PACKAGING
STRIP TABLET
LOOK-ALIKE PACKAGING
Penyimpanan & Pelabelan
Multiple Strength
JOLLY BOX
Multiple Strength Tidak ada lemari khusus
Labelling di jolly box dengan stiker LASA dan Multiple Strength
Diberi label “MULTIPLE
STRENGTH” pada wadah obat
Diletakan berjauhan satu dengan
lainnya sebanyak minimal 1 kotak
obat
Dosis tertinggi ke rendah :
merah – kuning – hijau – putih
Jika obat hanya mempunyai dua
kekuatan dosis  dosis tertinggi
diberi label warna merah dan dosis
yang lebih kecil menggunakan label
warna kuning
PENYIMPANAN OBAT RESIKO
TINGGI & ELEKTROLIT
KONSENTRAT di TROLEY
EMERGENCY
DOUBLE CHECK
✔ Double check adalah memeriksa obat
yang akan diserahkan/diberikan oleh 2
petugas (farmasi/dokter/perawat) yang
berbeda sebelum diberikan kepada pasien
IPSG 4
= Memastikan Keamanan
Pembedahan
Standar IPSG 4 : Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan
proses untuk verifikasi praoperasi dan penandaan lokasi tindakan
operasi/invasif.

IPSG 4 Standar
ME 1 Rumah sakit melaksanakan proses verifikasi praoperasi melalui penggunaan
daftar tilik atau mekanisme lain untuk dokumentasi sebelum tindakan
operasi/invasif dilakukan, bahwa tindakan tersebut sudah sesuai dengan isi
informed consent; verifikasi bahwa sudah benar pasien, benar tindakan dan
benar lokasi; dan semua persyaratan dokumen, produk darah, peralatan
medis dan implan alat kesehatan sudah tersedia, tepat dan berfungsi
ME 2 Rumah sakit menggunakan tanda yang mudah dikenali dan tidak bermakna
ganda untuk mengidentifikasi lokasi tindakan bedah/invasif secara
konsisten di seluruh rumah sakit.
ME 3 Penandaan lokasi tindakan bedah/ invasif dilakukan oleh individu yang akan
melakukan tindakan dan melibatkan pasien pada saat proses penandaan
tersebut
Penandaan lokasi operasi
• Tanda marking side berupa tanda (√) dalam
lingkaran pada tubuh pasien sesuai sisi organ yang
akan dioperasi, untuk organ ganda, bilateral,
multisegmen
• Waktu penandaan dilakukan sebelum pasien masuk
ke kamar operasi atau ruang tindakan invasif.
• Tanda lokasi operasi yang benar harus dicatat pada
Rekam Medis
PENANDAAN LOKASI OPERASI
Persiapan Operasi yang harus dilengkapi
Marking ( manual )

Pada lokasi operasi bilateral , multi segmen, maka diberi marking pada tubuh
dan didokumentasikan Markingnya
VERIFIKASI
OPERASI DAN
TIMBANG
TERIMA
PEMBEDAHAN
GENERAL
ANESTESI
VERIFIKASI
OPERASI DAN
TIMBANG TERIMA
PEMBEDAHAN
LOKAL ANESTESI
Standar IPSG 4.1 : Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses time-out
yang dilaksanakan sesaat sebelum tindakan pembedahan/invasif dimulai dan untuk
proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan selesai.

IPSG Standar
4.1
ME 1 Seluruh tim berpartisipasi aktif pada proses time-out, yang meliputi a)
sampai c) pada bagian maksud dan tujuan, di lokasi tempat tindakan
operasi/invasif akan dilakukan, sesaat sebelum tindakan dimulai.
Kelengkapan proses time-out didokumentasikan.
ME 2 Sebelum pasien meninggalkan area dilakukannya prosedur operasi/invasif,
dilakukan proses sign-out yang meliputi setidaknya d) sampai g) pada
maksud dan tujuan.
ME 3 Rumah sakit menggunakan proses yang seragam untuk memastikan
keamanan pembedahan saat melakukan tindakan bedah/invasif, termasuk
tindakan medis dan kedokteran gigi yang dilakukan di luar kamar operasi
DAFTAR
TILIK
PEMBEDAHAN
SEDASI/ANESTESI
DAFTAR
TILIK
PEMBEDAHAN
LOKAL
ANESTESI
DAFTAR
TILIK
PEMBEDAHAN
TINDAKAN PARU
DAFTAR
TILIK PEMBEDAHAN
ENDOSCOPI
DAFTAR
TILIK TINDAKAN
LASER
IPSG 5
= Mengurangi risiko
infeksi terkait pelayanan
kesehatan =
Standar IPSG 5 : Rumah sakit mengadopsi dan menerapkan pedoman
kebersihan tangan yang berbasis bukti untuk mengurangi risiko infeksi
terkait pelayanan kesehatan.

IPSG 5 Standar

ME 1 Rumah sakit telah mengadopsi panduan kebersihan tangan berbasis bukti


terkini

ME 2 Rumah sakit menerapkan program kebersihan tangan di seluruh rumah


sakit

ME 3 Prosedur kebersihan tangan dan desinfeksi tangan dilaksanakan sesuai


dengan pedoman kebersihan tangan di seluruh rumah sakit.
5 (five) Moments
HAND HYGIENE
DUA CARA
MENCUCI TANGAN

Hands rub Hand wash

Waktu : 20-30 detik ! Waktu : 40-60 detik !


Gerakan HANSRUB yang benar (WHO, 2009)
Gerakan HANDWASH yang benar (WHO, 2009)
Standar IPSG 5 : Pimpinan rumah sakit mengidentifikasi proses perawatan
yang perlu ditingkatkan dan mengadaptasi serta menerapkan intervensi berbasis
bukti untuk meningkatkan luaran pasien dan mengurangi risiko infeksi terkait
rumah sakit (hospital-associated infections).

IPSG Standar
5.1

ME 1 Pimpinan rumah sakit mengidentifikasi area prioritas untuk meningkatkan


penanganan infeksi terkait rumah sakit.
ME 2 Pimpinan rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan intervensi berbasis
bukti (seperti bundel) untuk semua pasien yang relevan
ME 3 Kepatuhan dan perbaikan luaran klinis setelah penerapan intervensi berbasis
bukti (seperti bundel) untuk mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan dievaluasi oleh praktisi kesehatan.
IPSG 6
= Mengurangi risiko
cedera pasien akibat
jatuh =
Standar IPSG 6 : Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses yang
bertujuan mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh untuk populasi rawat
inap.
IPSG 6 Standar
ME 1 Rumah sakit menerapkan proses pengkajian untuk semua pasien rawat
inap yang memiliki risiko jatuh dan menggunakan alat bantu/metode
pengkajian yang sesuai dengan pasien yang diberikan layanan.
ME 2 Rumah sakit melaksanakan proses pengkajian ulang untuk pasien rawat
inap yang dapat berisiko jatuh karena adanya perubahan kondisi, atau
memang sudah mempunyai risiko jatuh berdasarkan dokumentasi hasil
pengkajian.
ME 3 Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh dilaksanakan
bagi pasien rawat inap, situasi dan lokasi yang sudah teridentifikasi
memiliki risiko. Intervensi pasien didokumentasikan
Asesmen Risiko Jatuh
 Asesmen Pasien Pelayanan Rawat Inap:
 Skala dewasa  Morse Fall Scale
 Skala anak  Humpty Dumpty
 Skala pasien psikiatri  Edmonson
 Skala geriatri  Sydney
Asesmen Pasien Pelayanan Rawat Inap:
◊ Asesmen awal : awal masuk rawat inap
◊ Asesmen lanjutan : tidak risiko / risiko rendah tiap 24 jam
risiko tinggi tiap 8 jam
◊ Asesmen ulang : pindah unit lain / terjadi perubahan kondisi
Penanda Risiko Tinggi Jatuh
Standar IPSG 6.1 :Rumah sakit menyusun dan melaksanakan proses untuk
mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh untuk populasi rawat jalan.
IPSG 6.1

ME 1 Rumah sakit melaksanakan proses skrining pasien rawat jalan dengan


kondisi, diagnosis, situasi atau lokasi yang dapat menyebabkan pasien
tersebut memiliki risiko jatuh, dan menggunakan alat bantu/metode
skrining yang sesuai dengan pasien-pasien yang dilayani.
ME 2 Ketika hasil skrining menunjukkan adanya risiko jatuh, tindakan dan/atau
intervensi dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh untuk pasien rawat
jalan yang telah teridentifikasi memiliki risiko, dan skrining dan
intervensi didokumentasikan.
ME 3 Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh
dilaksanakan pada situasi dan lokasi di departemen rawat jalan yang
dinilai memiliki risiko jatuh.
SKRINING Risiko Jatuh

Skrining Pasien Pelayanan Rawat Jalan :


Risiko Jatuh pasien pelayanan rawat jalan
 Modifikasi skala GET UP and GO
Skrining Risiko Jatuh Rawat Jalan

a. Perhatikan cara berjalan pasien atau pada saat


akan duduk terlihat limbung/sempoyongan
b. Apakah pasien memakai alat bantu jalan atau
berpegangan pada kursi, pinggiran meja

Penilaian:
 Tidak beresiko (tidak ditemukan a atau b )
 Resiko jatuh (ditemukan a atau b; atau a dan b )
Tanda risiko jatuh rawat jalan
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai