SASARAN 1: MENGIDENTIFIKASI P
GAMBARAN UMUM
Sasaran
StandarKeselamatan
SKP.1 Pasien wajib diterapkan di rumah sakit untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien serta meni
Rumah
Maksudsakit
danmenerapkan
Tujuan SKP.1 proses untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien
Kesalahan mengidentifikasi Elemen
pasien dapat terjadiSKP
Penilaian di semua
1 aspek pelayanan baik diagnosis, proses pengobatan serta tin
sadar; adanya kemungkinan pindah tempat tidur, pindah
a Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait Sasaran kamar, atau pindahpasien
keselamatan lokasi diRdalam rumah sakit; atau apabila
Adapunmeliputi
tujuan dari identifikasi pasien secara
poin 1 – 6 pada gambaran umum. benar ini adalah:
a) mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan diberi layanan, tindakan atau pengobatan tertentu secara tepa
b) mencocokkan layanan atau perawatan yang akan diberikan dengan pasien yang akan menerima layanan.
Identifikasi pasien dilakukan setidaknya menggunakan minimal 2 (dua) identitas yaitu nama lengkap dan tanggal lahi
sesuai dengan regulasi rumah sakit.
Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua jenis identitas pada saat:
a) melakukan tindakan intervensi/terapi (misalnya pemberian obat, pemberian darah atau produk darah, melakukan
b) melakukan tindakan (misalnya memasang jalur intravena atau
hemodialisis);
c) sebelum tindakan diagnostik apa pun (misalnya mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan laborator
danb Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi pasien menggunakan D
d) menyajikan
minimal 2makanan pasien.dapat memenuhi tujuan identifikasi pasien dan
(dua) identitas,
Rumahsesuai
sakit memastikan pasienrumah
dengan ketentuan teridentifikasi
sakit. dengan tepat pada situasi khusus, seperti pada pasien koma atau pada
Penggunaan dua identitas juga digunakan dalam pelabelan. misalnya, sampel darah dan sampel patologi, nampan mak
W
S
d Rumah sakit memastikan pasien teridentifikasi dengan tepat pada situasi D
khusus, dan penggunaan label seperti tercantum dalam maksud dan tujuan.
W
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
SASARAN 1: MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
nya insiden keselamatan pasien serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar WHO Patient Safety (2007) yang digu
n
k diagnosis, proses pengobatan serta tindakan. Misalnya saat keadaan pasien masih dibius, mengalami disorientasi atau belum se
Telusur
okasi di dalam rumah sakit; atau apabila pasien memiliki cacat indra: atau rentan terhadap situasi berbeda.
Regulasi tentang penetapan sasaran keselamatan pasien 1.
Mengidentifikasi pasien dengan benar 2.
an atau pengobatan tertentu secara tepat.
Meningkatkan komunikasi yang efektif 3.
yang akan Meningkatkan
menerima layanan.
keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai 4.
tas yaitu nama lengkap dan
Memastikan sisi tanggal lahir/bar
yang benar, code,yang
prosedur dan tidak
benar,termasuk nomor
pasien yang kamar
benar padaatau lokasi pasien
pembedahan atauagar tepat pasien
tindakan invasif dan tepa
5. Mengurangi resiko
infeksi akibat perawatan kesehatan 6. Mengurangi resiko cedera
an darah atau produk
pasien darah,
akibat melakukan terapi radiasi);
jatuh
simen lain untuk pemeriksaan laboratorium penunjang, atau sebelum melakukan kateterisasi jantung ataupun tindakan radiologi
Bukti pelaksanaan tentang identitas pasien dengna minimal menggunakan dua dari 4 identitas : 1.
Nama pasien sesuai KTP-el 2. Tgl lahir
us, seperti pada pasien koma atau pada bayi baru lahir yang tidak segera diberi nama serta 3.
identifikasi
No.rekampasien
medis pada saat terjadi da
darah dan sampel patologi, nampan makanan pasien, label ASI yang disimpan untuk
4. NIK bayi yang dirawat di rumah sakit.
Bukti pelaksanaan identitas pasien dengan minimal menggunakan dua identitas nama psien sesuai KTP-el dan
tanggal lahir pada saat: 1. Melakukan
tindakan intervensi atau terapi misalnya pemberian obat, pemberian darah atau produk darah, melakukan terapi
radiasi. 2. Melakukan tindakan misalnya
memasang jalur intravena atau hemodialisis. 3. Sebelum tindakan diagnostik apapun
misalnya mengambil darah dan spesimen lainuntuk pemeriksaan laboratorium penunjang, atau sebelum
melakukan katerisasi jantung ataupun tindakan radiologi diagnostik. 4. Menyajikan makanan pasien.
5. Staff unit pelayanan
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
0 TT
10 TL
5 TS
40
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG E
Standar SKP.2
Maksud dan Tujuan SKP.2 Rumah sakit menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas komunik
(PPA), proses pelaporan hasil kritis pada
Komunikasi pemeriksaan
Komunikasi diagnostic termasuk POCT dan proses komunikasi saat serah
Elemen Penilaian SKP 2 efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap
mengurangi potensi terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan secara
a Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat menerima instruksi melalui D
Komunikasi yang paling banyak memiliki potensi terjadinya kesalahan adalah pemberian instruksi secara lisan atau m
telepon: menulis/menginput ke komputer – membacakan – konfirmasi
belakang suara, gangguan, nama obat yang mirip dan istilah yang tidak umum sering kali menjadi masalah.
kembali” (writedown, read back, confirmation dan SBAR saat melaporkan
Metode, formulir dan alat bantu ditetapkan sesuai dengan jenis komunikasi agar dapat dilakukan secara konsisten dan
kondisi pasien kepada DPJP serta di dokumentasikan dalam rekam medik.
a) Metode komunikasi saat menerima instruksi melalui telpon adalah:
“menulis/menginput ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali” (writedown, read back, confirmation) kepada
dilakukan saat itu juga melalui telpon untuk menanyakan apakah “yang dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi yan
W
kondisi pasien kepada DPJP dapat menggunakan metode misalnya Situation -background - assessment - recommenda
b) Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis pemeriksaan diagnostik melalui telpon juga dapat dengan: “me
b Rumah sakit
(writedown, telah menerapkan
read back). Hasil kritis komunikasi
didefinisikansaat pelaporan
sebagai varianhasil
darikritis D yang menunjukkan adanya kond
rentang normal
pemeriksaan penunjang diagnostik melalui telepon : menulis atau
dianggap gawat atau darurat, dan mungkin memerlukan tindakan medis segera untuk menyelamatkan nyawa atau men
padamenginput
pemeriksaan kekomputer, membacakan,
pasien rawat jalan maupun konfirmasi kembali.
rawat inap. Rumah sakit menentukan mekanisme pelaporan hasil kritis
semuaDidokumentasikan
pemeriksaan seperti dalam rekam medik
laboratorium, pencitraan/radiologi, diagnostik jantung juga pada hasil pemeriksaan yang
Pada pasien rawat inap pelaporan hasil kritis dapat dilaporkan melalui perawat yang akan meneruskan laporan kepada
kritis ditentukan kurang dari 30 menit sejak hasil di verifikasi oleh PPA yang berwenang di unit pemeriksaan penunja
c) Metode komunikasi saat serah terima distandarisasi pada jenis serah terima yangSsama misalnya serah terima anta
maka dapat menggunakan metode, formulir dan alat yang berbeda. Misalnya serah terima W dari IGD ke ruang rawat in
intensif;
c Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat serah terima sesuai dengan D
Jenisjenis
serahserah
terima (handover)
terima meliputidipoin
dalam1) rumah sakitmaksud
- 3) dalam dapat mencakup:
dan tujuan.
a) antara PPA (misalnya, antar dokter, dari dokter ke perawat, antar perawat, dan seterusnya);
b) antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit (misalnya saat pasien dipindahkan dari ruang perawatan
ruang operasi); dan
c) dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi atau fisioterapi.
Formulir serah terima antara PPA, tidak perlu dimasukkan ke dalam rekam medis. Namun demikian, rumah sakit har
misalnya PPA mencatat serah terima telah dilakukan dan kepada siapa tanggung jawab pelayanan diserahterimakan, k
pencatatan).
W
RAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
NINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
ntuk meningkatkan efektivitas komunikasi lisan dan/atau telepon di antara para profesional pemberi asuhan
POCT dan proses
nikasi yang komunikasi
tepat waktu, saat
akurat, serah terima
lengkap, jelas, (hand
dan over) . oleh resipien/penerima pesan akan
dipahami
Telusur Skor
sien. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan elektronik.
Bukti Dokumen the read back process: 1. 10 TL
h pemberian instruksi secara lisan atau melalui telpon, pelaporan hasil kritis dan saat serah terima.. Latar
Bukti pasien melalui lewat tlp ditulis lengkap, dibaca ulamng oleh penerima
m sering kali menjadi masalah.
pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan (TULBAKON) 2. Bukti
gar dapat dilakukan secara konsisten dan lengkap.
dokumentasi pelaksanaan pelaporan dengan metode SBAR
edown, read back, confirmation) kepada pemberi instruksi misalnya kepada DPJP. Konfirmasi harus
akan” sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan. Sedangkan metode komunikasi saat melaporkan
1. DPJP,PPJA atau staff perawat, Staff klinis lainnya 5 TS
background - assessment - recommendation (SBAR).
melalui telpon juga dapat dengan: “menulis/menginput ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali”
normal yang Bukti dokumen berupa:
menunjukkan adanya kondisi patofisiologis yang berisiko tinggi 1. Hasil
atau mengancam 10 TL yang
nyawa,
nilai kritis yang dilaporkan 2. Pencatatan
a untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Hasil kritis dapat dijumpai
pesan yang
tukan mekanisme disampaikan
pelaporan padadipenyampaian
hasil kritis rawat jalan danhasil pemeriksaan
rawat diagnostikdiagnostik mencakup
inap. Pemeriksaan
dan bukti
tung juga pada hasilkonfirmasi
pemeriksaan yang dilakukan di tempat tidur pasien (point-of-care testing (POCT).
at yang akan meneruskan laporan kepada DPJP yang meminta pemeriksaan. Rentang waktu pelaporan hasil
berwenang di unit pemeriksaan penunjang diagnostik.
ma yang sama Peragaan
misalnya penyampain hasil
serah terima pemeriksaan
antar ruangan didiagnostik 5 TS
rawat inap. Untuk jenis serah terima yang berbeda
serah terima1.dari
DPJPIGD2.kePPJA
ruang rawat
atau inap
Staff dapat 3.
perawat berbeda dengan
Staf klinis serah terima dari kamar operasi ke unit
lainnya
Bukti formulir serah terima, memuat alat, metode serah terima pasien 10 TL
(operan atau handover) 1. Antar
, dan seterusnya);
PPA 2. Antara unit
pasien dipindahkan
perawatan dari ruang
yang perawatan
berbeda dlm RSintensif ke ruang perawatan atauruang
3. Dari dari instalasi gawat darurat ke
perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi atau
atau fisioterapi.
fisioterapi
medis. Namun demikian, rumah sakit harus memastikan bahwa proses serah terima telah dilakukan.
ung jawab pelayanan diserahterimakan, kemudian dapat dibubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu
1. DPJP 2. PPJA/ Staf Perawat 3. staf klinis lainnya. 5 TS
30
SASARAN KESELAMATAN PASIEN SASARAN KESELAMAT
SASARAN 3 : MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICA
Standar SKP.3
Rumah
Standarsakit menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat yang memerlukan kewaspadaan tin
SKP.3.1
(LASA).
Rumah sakit
Maksud danmenerapkan
Tujuan SKP.3 proses
danuntuk
3.1 meningkatkan keamanan penggunaan elektrolit konsentrat
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obatobatan yang memiliki risiko menyebabkan ce
Elemen Penilaian SKP 3
Obat high alert mencakup:
a)1 Obat
Rumah sakit
risiko menetapkan
tinggi, daftar
yaitu obat obatzat
dengan kewaspadaan tinggimenimbulkan
aktif yang dapat (High Alert) kematian atau
R kecacatan bila terjadi kesal
termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA).
sitostatika).
b) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)
c) Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida d
dengan konsentrasi sama atau lebih dari
50% O
Rumah sakit harus menetapkan dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko dan cedera akibat kesalahan penggu
yang jelas, penerapan double checking, pembatasan akses, penerapan panduan penggunaan W obat high alert. Rumah sa
penggunaan
2 obat-obatan
Rumah yang berisiko
sakit menerapkan dari dataobat
pengelolaan internalnya sendiritinggi
kewaspadaan tentang laporan inisiden
(High D keselamatan pasien. Daft
secara Alert)
sementara jika ada penambahan atau perubahan pada layanan
termasuk obat Look -Alike Sound Alike (LASA) secara seragam di rumah sakit.
seluruh area rumah sakit untuk mengurangi risiko dan cedera
Obat dengan nama dan rupa yang mirip (look-alike/sound-alike, LASA) adalah obat yang memiliki tampilan dan nam
secara lisan. Obat dengan kemasan serupa (lookalike packaging) adalah obat dengan wadah atau kemasan yang mirip
terkait LASA, atau obat dengan kemasan produk yang serupa, dapat menyebabkan terjadinya W kesalahan pengobatan y
serupa dengan nama obat lainnya, sebagai contoh, dopamin dan dobutamin
Hal lain yang sering dimasukkan dalam isu keamanan obat adalah kesalahan dalam pemberian elektrolit konsentrat ya
mEq/ml
3 Rumah atau sakit
yang mengevaluasi
lebih pekat), kalium/potasium
dan memperbaharui fosfat [(sama
daftar obatdengan atau lebih
High-Alert dan besarWdari 3 mmol/ml)], natrium/sod
dengan 50%
obat atau-Alike
Look lebih Sound
pekat].Alike
Kesalahan
(LASA)ini dapat terjadi apabila staf tidak
yang sekurang-kurangnya mendapatkan orientasi dengan baik di uni
1 (satu)
mestinya
tahunterhadap unit asuhan laporan
sekali berdasarkan pasien, atau pada
insiden keadaan
lokal, gawat
nasional dandarurat/emergensi.
internasional. Cara D yang paling efektif untuk me
menerapkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk penyimpanan elektrolit konsentrat di unit
Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi Farmasi diperbolehkan hanya dalam situasi klinis yang berisiko da
memberikan elektrolit konsentrat adalah
Elemen stafPenilaian
yang kompeten
SKP 3.1 dan terlatih, disimpan terpisah dari obat lain, diberikan p
a Rumah sakit menerapkan proses penyimpanan elektrolit konsentrat tertentu D
hanya di Instalasi Farmasi, kecuali di unit pelayanan dengan pertimbangan
klinis untuk mengurangi risiko dan cedera pada penggunaan elektrolit
konsentrat.
O
W
b Penyimpanan elektrolit konsentrat di luar Instalasi Farmasi diperbolehkan D
hanya dalam untuk situasi yang ditentukan sesuai dalam maksud dan
tujuan.
O
W
c Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol koreksi hipokalemia, D
hiponatremia, hipofosfatemia.
O
c Rumah sakit menetapkan dan menerapkan protokol koreksi hipokalemia,
hiponatremia, hipofosfatemia.
W
N PASIEN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
ATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS
WASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)
t yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert medication) termasuk obat Look - Alike Sound Alike
ktrolit konsentrat
ang memiliki risiko menyebabkan cedera serius pada pasien jika digunakan dengan tidak tepat. Skor
Telusur
Regulasibila
tian atau kecacatan tentang daftar
terjadi obat yang
kesalahan perlu
(error) diwaspadai
dalam sesuai regulasi
penggunaannya RS.insulin, heparin10atau
(contoh: TL
Daftar disusun berdasarkan kelompok 1. Obat
beresiko tinggi (High Risk mis: obat sitostatika dll) 2. Obat
LASA atau NORUM 3. Elektrolit
konsentrasi
bih dari 1 mEq/ml, tinggi
natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan magnesium sulfat injeksi
m pemberian elektrolit konsentrat yang tidak disengaja (misalnya, kalium/potasium klorida [sama dengan 1
besar dari 31.mmol/ml)],
Apoteker natrium/sodium klorida3.[lebih
2. PPJA/staff perawat pekat dari 0.9%], dan magnesium sulfat 10
Staf Klinis [sama
TL
apatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien, bila perawat kontrak tidak diorientasikan sebagaimana
i. Cara yang paling
Bukti efektif untuk
pelaksanaan mengurangi
evaluasi atauobat
dan daftar mengeliminasi kejadian
high alert dan LASAtersebut
yang adalah dengan 5 TS
mpanan elektrolit konsentrat di unit
sekurang-kurangnya 1 tahun farmasi di rumah sakit.
dalam situasi klinis yang berisiko dan harus memenuhi persyaratan yaitu staf yang dapat mengakes 30 Skor
dan
n terpisah dari obat lain, diberikan pelabelan secara jelas, lengkap dengan peringatan kewaspadaan.
Bukti tentang daftar elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi 10 TL
tertentu yang dapat disimpan diluar instalasi farmasi sesuai regulasi RS
enandaan lokasi operasi dan proses time-out yang dilaksanakan sesaat sebelum tindakan
dakan selesai.
hawatirkan dan dapat terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini terjadi akibat adanya komunikasi
Telusur Skor
erlibatan pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), serta
Bukti adanya daftar tilik verifikasi pra operasi dan bukti tidak adanya prosedur
10 TL untuk
mengembangkan proses dalam mengeliminasi masalah ini.
pelaksanaannya yang memuat benar pasien,benar tindakan
atau pungsi,
dantermasuk, tetapi tidak terbatas pada, operasi terbuka, aspirasi perkutan, injeksi
benar posisi
perkutan, laparoskopi, dan endoskopi. Rumah sakit perlu mengidentifikasi semua area di
Bukti verifikasi pra operasi telah dilaksanakan 5 TS
dur dan salah pasien pembedahan meliputi: a) Proses verifikasi sebelum operasi.
Staff klinis 0 TT
Bukti memerapkan penandaan lokasi operasi yang seragam 10 TL
sesuai regulasi
asi secara terus-menerus. Tujuan dari proses verifikasi praoperasi adalah:
pasien yangDPJP
benar; 5 TS
dan pemeriksaan yang terkait operasi telah tersedia, sudah diberi label dan di siapkan;
au implan yang
Buktidiperlukan
pelaksanaan sudah tersedia.sisi operasi atau tindakan
penandaan 10 TL
lengkapi sebelum pasien tiba di area praoperasi.
invasif (site marking) dilakukan seperti operator/dokter
oleh dokter memastikan bahwa dokumen, foto
dengan penanda
asistenidentitas pasien. operasi atau tindakan invasif dengan
yang melakukan
asi praoperasi dapat menyebabkan
melibatkan penundaan yang tidak perlu. Beberapa proses verifikasi
pasien bila memungkinkan.
ja. Misalnya persetujuan tindakan bedah dapat diambil di ruang periksa dokter spesialis
asi.
DPJP, pasien atau keluarga 5 TS
a yang tidak memiliki arti ganda serta segera dapat dikenali. Tanda tersebut harus digunakan
melakukan Bukti telahharus
tindakan; menerapkan proses
dibuat saat Time-Out
pasien terjaga menggunakan 10 TL
dan sadar jika memungkinkan, dan
“surgical check list” (Surgical Safety Checklist dari WHO
pada semua kasus yang memiliki dua sisi kiri dan kanan (lateralisasi), struktur multipel (jari
terkini pada tindakan operasi termasuk tindakan medis
invasif.
a yang langsung dapat dikenali dan tidak bermakna ganda. Tanda “X” tidak digunakan
Lihat
lokasi operasi. formyang
Tanda surgical safety
dibuat checklist
harus seragam dan konsisten digunakan di rumah 5 TS
sakit.
DPJP,
ari kaki, lesi), atautim operasiberlapis (tulang belakang), lokasi operasi harus ditandai.
tingkatan
lakukan tindakan tersebut. PPA tersebut akan melakukan seluruh prosedur operasi/invasif
30 Skor
operasi, DPJP bedah pada umumnya yang akan melakukan operasi dan kemudian melakukan
kukan oleh dokter yang akan melakukan tindakan, dan dapat dilakukan di area di luar area
kan penandaan lokasi, misalnya ketika peserta didik akan melakukan keseluruhan tindakan,
/dokter penanggung jawab. Pada situasi tersebut, peserta didik dapat menandai lokasi
nanggung jawab, hanya operator/dokter penanggung jawab yang dapat melakukan penandaan
vasif selama pasien terlibat secara aktif dalam proses penandaan lokasi jika memungkinkan
pkan dan telah ditutup kain. Contoh keadaan di mana partisipasi pasien tidak memungkinkan
rawatan, pasien anak, dan pasien yang memerlukan operasi darurat.
gota tim yang akan melaksanakan tindakan operasi. Selama time-out, tim menyetujui
an secara aktif seluruh tim bedah. Pasien tidak berpartisipasi dalam time-out. Keseluruhan
esai. Rumah sakit menentukan bagaimana proses time-out didokumentasikan.
meninggalkan ruangan. Pada umumnya, perawat sebagai anggota tim melakukan konfirmasi
rasi/invasif yang dicatat/ditulis.
W
c Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien D
rawat inap telah dilakukan dan didokumentasikan.
W
PASIEN SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
ngurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Jatuh
bat jatuh.
kibat jatuh di rawat inap.
uasi, dan/atau lokasi di rumah sakit. Di unit rawat jalan, dilakukan skrining risiko jatuh pada Skor
Telusur pasien
jatuh. Jika Bukti
hasil skrining pasien berisiko jatuh, maka harus dilakukan intervensi
pengkajian awal resiko jatuh untuk semua pasien rawat inap baik untuk mengurangi
10 TL
dewasa maupun anak menggunakan metode pengkajian yang baku sesuai
seimbangan,dengan
gangguan penglihatan,
ketentuan RS penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan,
d Bila kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi sesuai misi dan sumber daya D
yang ada, maka rumah sakit akan merujuk atau membantu pasien ke
fasilitas pelayanan yang sesuai kebutuhannya.
W
Standar AKP.1.1
Pasien dengan
Maksud kebutuhan
dan Tujuan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas u
AKP.1.1
Pasien dengan kebutuhan gawat dan/atau
Elemen darurat,
Penilaian AKP atau
1.1pasien yang membutuhkan pertolongan segera diidentifikasi m
a Proses triase dan pelayanan kegawatdaruratan telah diterapkan oleh staf D
yang kompeten dan bukti dokumen kompetensi dan kewenangan klinisnya
tersedia.
W
b Staf telah menggunakan kriteria triase berbasis bukti untuk D
memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.
W
c Pasien darurat dinilai dan distabilkan sesuai kapasitas rumah sakit sebelum D
ditransfer ke ruang rawat atau dirujuk dan didokumentasikan dalam rekam
medik.
W
Standar AKP.1.2
Rumah sakit melakukan skrining kebutuhan pasien saat admisi rawat inap untuk menetapkan pelayanan preventif, pal
Maksud dan Tujuan AKP.1.2
Ketika pasien diputuskan diterima
Elemenuntuk masuk
Penilaian rawat
AKP 1.2inap, maka proses skrining akan membantu staf mengidentifika
a Rumah sakit telah melaksanakan skrining pasien masuk rawat inap untuk D
menetapkan kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan
rehabilitatif, pelayanan khusus/spesialistik atau pelayanan intensif.
W
b Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit D
pelayanan khusus/spesialistik menggunakan parameter diagnostik dan atau
parameter objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis dan
terdokumentasikan di rekam medik.
W
c Rumah sakit telah menerapkan kriteria masuk dan kriteria keluar di unit D
pelayanan intensif menggunakan parameter diagnostik dan atau parameter
objektif termasuk kriteria berbasis fisiologis dan terdokumentasikan di O
rekam medik
W
d Staf yang kompeten dan berwenang di unit pelayanan khusus dan unit D
pelayanan intensif terlibat dalam penyusunan kriteria masuk dan kriteria
keluar di unitnya.
W
Standar AKP.1.3
Rumah
MaksudSakit
dan mempertimbangkan
Tujuan AKP.1.3 kebutuhan klinis pasien dan memberikan informasi kepada pasien jika terjadi penun
Pasien diberitahu jika ada penundaan dan kelambatan
Elemen Penilaian AKP 1.3pelayanan antara lain akibat kondisi pasien atau jika pasien haru
a Pasien dan atau keluarga diberi informasi jika ada penundaan dan atau R
keterlambatan pelayanan beserta alasannya dan dicatat di rekam medis.
b Pasien dan atau keluarga diberi informasi tentang alternatif yang tersedia D
sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis.
W
O
TANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para
un suatu kesinambungan pelayanan. Dimulai dengan skrining, yang tidak lain adalah memeriksa pasien
n yang terintegrasi adalah menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di
jalan untuk mengidentifikasi pelayanan Kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan misi serta sumber daya
dakan selanjutnya. Hasil yang diharapkan dari proses asuhan di rumah sakit adalah meningkatkan mutu
gantung
kit. pada informasi yang diperoleh tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat skriningSkor
Telusur pada
iase, evaluasi visual atau pengamatan, atau hasil pemeriksaan fisis, psikologis,
Regulasi tentang Paduan Akses dan Kesinambungan Pelayanan (memuat laboratorium klinis,
10 atau
TL
perti ditempat
poinpasien berada,
a-f pada di ambulans,
gambaran umum) atau saat pasien
dan sudah di SKtiba
kandi rumah sakit.
asil skrining selesai dievaluasi. Bila rumah sakit mempunyai kemampuan memberikan pelayanan yang
pertimbangkan
Buktiuntuk menerima
tentang pasienasesmen
pelaksanaan rawat inap atau
yang pasien rawat
digunakan jalan.
skrining di dalam 10 TL
termasuk bila menggunakan jalur cepat / fast track (skrining cepat),
maupun di luar rumah sakit. spo penerimaan pasien dari dalam baik IRJ
maupun IGD dan luar RS
1. Staf medis 2. Staf keperawatan
lihat assesement awal/form penerimaan pasien dari luar dan dalam RS, dan
yang
Buktisudah terisi
SPO permintaan pemeriksaan penunjang diagnostik, SPO 10 TL
Pelaksanaan, Pemeriksaan Penunjang, SPO Penyerahan hasil pemeriksaan,
bukti penyerahan hasil kepada pemohon pemeriksaan
rmasi kepada pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan pelaksanaan tindakan/pengobatan dan atau
bat kondisi pasien atau jika pasien harus masuk dalam daftar tunggu. Pasien diberi informasi alasan
Telusur Skor
SPO penundaan dan/atau kelambatan pelayanan di rawat jalan maupun 10 TL
rawat inap
Bukti penjelasan tentang alternatif (diagnostik atau treatmen) yang tersedia 10 TL
sesuai kebutuhan klinis pasien dan dicatat di rekam medis (ditulis di form
penundaan pelayanan), form penundaan di IRNA/IRJ
130
1. Ada penetapan jenis pelayanan yang diberikan sesuai
dengan misi rumah sakit. (lihat juga ARK 1, EP 1). ®
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PA
BAB I
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AK
AKP.2 PROSES PENERIMAAN PASIEN KE RUMAH SAKIT
REGISTRASI DAN ADMISI DI RUMAH SAKIT
Standar AKP.2
Rumah
MaksudSakit
dan menetapkan
Tujuan AKP.2 proses penerimaan dan pendaftaran pasien rawat inap, rawat jalan, dan pasien gawat darura
Rumah sakit melaksanakan Elemen
proses penerimaan pasien2rawat inap dan pendaftaran pasien rawat jalan dan gawat darura
Penilaian AKP
mampu melaksanakan proses penerimaan pasien. Proses tersebut antara lain meliputi: a) Pendaftaran pasien gawat da
a Rumah sakit telah menerapkan proses penerimaan pasien meliputi poin a) - R
b) Penerimaan langsung pasien dari IGD ke rawat inap;
f) maksud dan tujuan.
c) Admisi pasien rawat inap;
d) Pendaftaran pasien rawat jalan;
e) Observasi pasien; dan
f) Mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur.
Rumah Sakit sering melayani berbagai pasien misalnya pasien lansia, disabilitas (fisik, mental, intelektual), berbagai
lainnya, sehingga dibutuhkan sistem pendaftaran dan admisi secara online. Sistim tersbutD diharapkan dapat menguran
Saat pasien diputuskan untuk rawat inap, maka staf medis yang memutuskan tersebutOmemberi informasi tentang renc
Informasi juga harus diberikan oleh petugas admisi/pendaftaran rawat inap tentang perkiraan biaya selama perawatan
b Rumah sakit
Keselamatan pasientelah menerapkan
adalah salah satusistim
aspekpendaftaran pasienyang
perawatan pasien rawatpenting.
jalan dan D lingkungan di bangsal rawat in
Orientasi
rawatyang
pelayanan inap diberikan
baik secara offline maupun
merupakan secara
salah satu online dan
komponen dilakukan
penting evaluasi
dari keselamatan pasien.
dan tindak lanjutnya.
W
c Rumah sakit telah memberikan informasi tentang rencana asuhan yang akan D
diberikan, hasil asuhan yang diharapkan serta perkiraan biaya yang harus
dibayarkan oleh pasien/keluarga.
d Saat diterima sebagai pasien rawat inap, pasien dan keluarga mendapat D
edukasi dan orientasi tentang ruang rawat inap.
W
W
O
c Rumah sakit telah melakukan evaluasi terhadap pengelolaan alur pasien D
secara berkala dan melaksanakan upaya perbaikannya.
W
d Ada sistim informasi tentang ketersediaan tempat tidur secara online kepada O
masyarakat.
TANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
umah sakit.
sien di UGD sementara tempat tidur di rawat inap sedang terisi penuh. Pengelolaan alur tersebut
Telusur harus
Skor
SPO penanganan pasien bila tempat tidur penuh, ada akses / aplikasi yang 10 TL
bisa dilihat oleh pasien tentang persediaan tempat tidur
40
80
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
AKP.3 PROSES PENERIMAAN PASIEN KE RUMAH SAKIT
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar AKP.3
Rumah
Maksudsakitdanmemiliki
Tujuan AKP.3proses untuk melaksanakan kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan integrasi antara prof
pelayanan pasien (MPP)/case
Pelayanan berfokus pada Elemen pasienmanager.
diterapkan
PenilaiandalamAKP bentuk
3 Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizont
Telusur
profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi vertikal pel
a Para PPA telah memberikan asuhan pasien secara terintegrasi berfokus D
pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan pasien (MPP) penting untuk integrasi
pada pasien meliputi poin a) - f) pada maksud dan tujuan. W
terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien
b Ada penunjukkan MPPsecara
denganterintegrasi fokus
uraian tugas pada pasien
meliputi poin a)mencakup:
- h) pada D
a) keterlibatan
maksud dandan pemberdayaan
tujuan. pasien dan keluarga;
c Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan manajer pelayanan pasien D
b) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (P
(MPP) telah melaksanakan kesinambungan dan koordinasi pelayanan
c) profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu an
meliputi poin a) - e) pada maksud dan tujuan.
Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/clinical pathway terintegrasi, Algoritme, Pr
CPPT (Catatan Perkembangan
d Pencatatan perkembanganPasien pasienTerintegrasi);
didokumentasikan para PPA di D
d) perencanaan
formulir catatanpemulangan
pasien terintegrasi pasien
(CPPT). (P3)/discharge planning terintegrasi;
e) asuhan gizi terintegrasi; dan
f) e manajer
Pencatatan di unit pasien/case
pelayanan intensif ataumanager.
unit khusus menggunakan lembar D
pemantauan pasien khusus, pencatatan perkembangan pasien dilakukan
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan
padaadalah
minimal lembar tersebut
sebagai oleh DPJP di unit tersebut, PPA lain dapat
berikut:
melakukan pencatatan
a) memfasilitasi pemenuhan perkembangan
kebutuhan asuhan pasienpasien;
di formulir catatan pasien O
terintegrasi (CPPT).
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) f mengoptimalkan
Perencanaan danproses pelayanan pasien secara
reimbursemen; danterintegrasi diinformasikan
dengan fungsi sebagai berikut; D
kepada pasien dan atau keluarga
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien; secara berkala sesuai ketentuan Rumah
Sakit.
e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien; W
f) komunikasi dan koordinasi;
g) edukasi dan advokasi; dan
h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien. O
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
a) pasien
Standar mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
AKP.3.1
b)
Rumahterpelihara kesinambungan bahwapelayanan;
Maksudsakitdanmenetapkan
Tujuan AKP.3.1 setiap pasien harus memiliki dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk mem
c) pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
Asuhan pasien diberikanElemen oleh profesional
Penilaian pemberi
AKP 3.1 asuhan (PPA) yang bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolabo
Telusur
d) kemampuan pasien mengambil keputusan;
pelayanan (DPJP) berperan sebagai ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (clinical leader).
e)a keterlibatan
Rumah sakitsertatelah menetapkan bahwa
pemberdayaan pasien setiap pasien memiliki dokter
dan keluarga; R
pasienpenanggung
berada di rumah sakit,
jawabpendukung harus ada
pelayanan (DPJP) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai individu yang bertanggu
f) optimalisasi sistem pasien; dan telah melakukan asuhan
kewenangan klinisnya,
pasien secara
g) pemulangan serta melakukan
terkoordinasi
yang aman; koordinasi dan
dan dan terdokumentasi kesinambungan
dalam rekam medisasuhan. Dokter penanggung jawab pelayanan
rekampasien.
medis pasien. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)/para DPJP memberikan D keseluruhan asuhan selam
h) kualitas hidup dan kepuasan pasien.
lain kesinambungan, koordinasi, kepuasan pasien, mutu, keselamatan, dan termasuk hasil asuhan.
W pasien (MPP) Individu ini membu
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan mencatat pada le
profesional
b Rumahpemberi
manajemen sakit juga
pelayanan asuhan
pasien (PPA)
menetapkan lainnya.
dan form proses perpindahan
B yang merupakantanggung
catatanjawab
implementasi D manajemen pelayanan pasien. Kedua
Bila
Padaseorang
form A pasien
koordinasi
dicatat dikelola
asuhan pasien
antara oleh
lain lebih
dari satusatu dokter
dokter penanggung
penanggung
identifikasi/skrining jawab
pasien untuk jawab pelayanan
pelayanan
kebutuhan (DPJP) maka
pengelolaan harus
manajer ditetapkan
pelayanan DPJP
pasien (M
menetapkan
pasien(DPJP) kebijakan
ke DPJP
termasuk rencana, dan proses perpindahan
lain,identifikasi
termasuk bila terjadi
masalah tanggung
perubahan
- risiko jawab dari
DPJP utama.
-kesempatan, satu dokter penanggung jawab pelayanan
serta perencanaan manajemen pelayanan pasien,(DPJP)
pemulangan pasien (discharge planning). Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan
komunikasi dan kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan kesina
c Bila dilaksanakan
profesional pemberi asuhan rawat(PPA),
bersama ditetapkan
manajer DPJPpasien
pelayanan utama(MPP),
sebagaipimpinan unit,D dan staf lain sesuai dengan regu
koordinator asuhan pasien.
a) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
b) Pelayanan diagnostik dan tindakan; O
c) Pelayanan bedah dan nonbedah;
d) Pelayanan rawat jalan; dan
e) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur klin
rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya. Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut.
NDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
SINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
nan di rumah sakit dan integrasi antara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer
Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal
Telusur dan vertikal. Pada integrasi horizontalSkor
kontribusi
a atau sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit
bukti cppt yang terisi oleh PPA 10 TL
anan pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai
1. PPA 2. MPP
p: sk dan urgas MPP 10 TL
rapat tim pada pasien komplek yang difasilitasi MPP dengan 10 TL
n pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (clinical leader);
bukti UMAND (bisa di salah satu tempat saja, tidak semua
ngan kolaborasi interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK),
tempat)
clinical pathway terintegrasi, Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan
bukti cppt yang terisi oleh PPA 10 TL
erintegrasi;
bukti pencatatan DPJP untuk pasien intensif di lembar 10 TL
observasi intensif, sedangkan PPA lain di CPPT
suhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan manajemen pelayanan pasien mempunyai peran
ain seperti panduan praktik klinis, alur klinis/clinical pathways, rencana asuhan, format
tuk proses koordinasi tersebut.
30
90
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB I
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (
AKP.4
TRANSFER INTERNAL DI DALAM RUMAH SAKIT
Standar AKP.4
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan AKP.4 informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer internal antar unit di dalam rumah
Selama dirawat inap di rumahElemen
sakit, pasien mungkin
Penilaian AKPdipindah
4 dari satu pelayanan atau dari satu unit rawat inap ke be
pemberi asuhan (PPA) berubah akibat perpindahan ini maka informasi penting terkait asuhan harus mengikuti pasien.
danakondisi
Rumah sakit
pasien telahdimonitor.
dapat menerapkan proses
Untuk transfer pasien
memastikan setiap antar unit pelayanan
tim asuhan D
menerima informasi yang diperlukan maka
di dalam rumah sakit dilengkapi dengan formulir transfer pasien.
rekam medis disertakan waktu pasien pindah dan menyerahkan kepada tim asuhan yang menerima pasien. Formulir t
b) temuan signifikan;
c) diagnosis; W
d) prosedur yang telah dilakukan;
e) bobat-obatan;
Formulir transfer internal meliputi poin a) - g) pada maksud dan tujuan. D
f) perawatan lain yang diterima pasien; dan
g) kondisi pasien saat transfer.
Bila pasien dalam pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) maka kesinambungan proses tersebut di atas dipanta
(MPP).
W
TANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
ESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
1.perawat 2. mpp
form tranfer pasien yang terisi meliputi: a) alasan admisi; 10 TL
b) temuan signifikan;
c) diagnosis;
ngan prosesd)tersebut di yang
prosedur atas dipantau, diikuti, dan transfernya disupervisi oleh manajer pelayanan pasien
telah dilakukan;
e) obat-obatan;
f) perawatan lain yang diterima pasien; dan
g) kondisi pasien saat transfer.
1.perawat 2. mpp
20
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB I
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (
AKP.5
PEMULANGAN (DISCHARGE), RUJUKAN DAN TINDAK LANJUT
Standar AKP.5
Rumah
MaksudSakit
dan menetapkan
Tujuan AKP.5dan melaksanakan proses pemulangan pasien dari rumah sakit berdasarkan kondisi kesehat
Merujuk atau mengirim pasien ke fasilitas
Elemen pelayanan
Penilaian AKP Kesehatan,
5 maupun perorangan di luar rumah sakit didasarkan a
kesinambungan asuhan. Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) dan profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya
a Rumah sakit telah menetapkan kriteria pemulangan pasien sesuai dengan D
kesiapan pasien untuk pulang dari rumah sakit berdasarkan kriteria atau indikasi rujukan yang ditetapkan rumah sakit
kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan pasien beserta edukasinya.
Rujukan ke dokter spesialis, rehabilitasi fisik atau kebutuhan upaya preventif di rumah dikoordinasikan dengan kelua
bahwa
b kesinambungan asuhan
Rumah sakit telah dikelolakemungkinan
menetapkan oleh tenaga kesehatan atau oleh
pasien diizinkan sebuah
keluar fasilitas D
rumah pelayanan kesehatan di luar ru
(discharge planning) maka rumah sakit mulai merencanakan hal
sakit dalam jangka waktu tertentu untuk keperluan penting. tersebut sejak awal dan mencatatnya di pengkajian aw
terintegrasi melibatkan semua profesional pemberi asuhan (PPA) terkait difasilitasi olehWmanajer pelayanan pasien (M
Keluarga dilibatkan sesuai dengan kebutuhan .
c Penyusunan
Rumah rencana dankemungkinan
sakit dapat menetapkan instruksi pemulangan didokumentasikan
pasien diizinkan keluar rumahdalam
sakit dalamDjangka waktu tertentu untuk
rekam medis pasien dan diberikan kepada pasien secara tertulis.
Standar AKP.5.1
Ringkasan
Maksud danpasien pulang
Tujuan (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit.
AKP.5.1
Ringkasan pasien pulang memberikan gambaran
Elemen Penilaian tentang
AKP 5.1 pasien yang dirawat di rumah sakit. Ringkasan dapat diguna
a Rumah sakit telah menetapkan Ringkasan pasien pulang meliputi; a) f) D
pada maksud dan tujuan. W
b Rumah sakit memberikan salinan ringkasan pasien pulang kepada pihak D
yang berkepentingan dan tersimpan di dalam rekam medik.
W
O
c Formulir Ringkasan pasien pulang dijelaskan kepada pasien dan atau D
keluarga.
S
W
Standar AKP.5.2
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien dan memberitahu staf rumah sa
Standar AKP.5.3
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan proses&
Tujuan AKP.5.2 untuk
5.3 mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri.
Jika seorang pasien rawat inap atau rawat
Elemen jalanAKP
Penilaian telah 5.2
selesai menjalani pemeriksaan lengkap dan sudah ada rekomend
a Rumah sakit telah menetapkan proses untuk mengelola pasien rawat jalan D
dan rawat inap yang menolak rencana asuhan medis termasuk keluar rumah
sakit atas permintaan sendiri dan pasien yang menghendaki penghentian
pengobatan.
b Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat D
asuhan medis yang belum lengkap.
O
W
c Pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti D
proses pemulangan pasien.
d Dokter keluarga (bila ada) atau dokter yang memberi asuhan berikutnya D
kepada pasien diberitahu tentang kondisi tersebut.
c Rumah sakit melaporkan kepada pihak yang berwenang bila ada indikasi D
kondisi pasien yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan.
W
RUJUKAN PASIEN
Standar AKP.5.4
Pasien
Maksud dirujuk ke fasilitas
dan Tujuan pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan b
AKP.5.4
Pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan lain didasarkan
Elemen Penilaian AKP atas
5.4 kondisi pasien dan kebutuhan untuk memperoleh asuhan ber
a Ada regulasi tentang rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. R
b Rujukan pasien dilakukan sesuai dengan kebutuhan kesinambungan asuhan D
pasien.
W
c Rumah sakit yang merujuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang D
menerima dapat memenuhi kebutuhan pasien yang dirujuk.
W
d Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang D
menerima rujukan yang sering dirujuk.
RUJUKAN PASIEN
Standar AKP.5.5
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
Tujuan AKP.5.5
Rujukan pasien sesuai dengan kondisi
Elemen pasien menentukan
Penilaian AKP 5.5 kualifikasi staf pendamping yang memonitor dan menentuk
a Rumah sakit memiliki staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan D
rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien.
W
b Selama proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai dengan kondisi D
pasien yang selalu memantau dan mencatatnya dalam rekam medis.
W
c Selama proses rujukan tersedia obat, bahan medis habis pakai, alat D
kesehatan, dan peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
W
d Rumah sakit memiliki proses serah terima pasien antara staf pengantar dan D
yang menerima.
O
W
e Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibutuhkan tidak dapat D
dilaksanakan.
Standar AKP.5.6
Rumah sakit
Maksud danmenetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Tujuan AKP.5.6
Informasi tentang pasien yang dirujuk
Elemen disertakan
Penilaian AKPbersama
5.6 dengan pasien untuk menjamin kesinambungan asuhan.
a Dokumen rujukan berisi nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang D
menerima dan nama orang yang menyetujui menerima pasien.
b Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan D
kebutuhan pelayanan lebih lanjut.
c Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan intervensi yang sudah D
dilakukan.
d Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien. D
O
W
Standar AKP.5.7
Untuk
Maksud pasien
dan rawat jalan
Tujuan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan ter
AKP.5.7
Jika rumah sakit memberikan asuhanPenilaian
Elemen dan tindakan
AKPberlanjut
5.7 kepada pasien dengan diagnosis kompleks dan atau yang
a Rumah sakit telah menetapkan kriteria pasien rawat jalan dengan asuhan D
yang kompleks atau yang diagnosisnya kompleks diperlukan Profil Ringkas
Medis Rawat Jalan (PRMRJ) meliputi poin a-d dalam maksud tujuan.
W
b Rumah sakit memiliki proses yang dapat dibuktikan bahwa PRMRJ mudah D
ditelusur dan mudah di-review. W
c Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebutuhan para DPJP dan D
meningkatkan mutu serta keselamatan pasien.
W
ANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB I
ESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
h sakit berdasarkan kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan.
gan di luar rumah sakit didasarkan atas kondisi
Telusur kesehatan pasien dan kebutuhannya untuk memperoleh
Skor
onal pemberi asuhan (PPA) lainnya yang bertanggung jawab atas asuhan pasien berkordinasi menentukan
bukti kriteria pemulangan yang tertera di discharge planing, ada kriteria 10 TL
ujukan yang ditetapkan rumah sakit.
pemulangan pasien
umah dikoordinasikan dengan keluarga pasien. Diperlukan proses yang terorganisir untuk memastikan
silitas pelayanan
Bukti kesehatan
pasien cutidiperawatan
luar rumah sakit. Pasien yang memerlukan perencanaan pemulangan
10 pasien
TL
al dan mencatatnya di pengkajian awal pasien. Untuk menjaga kesinambungan asuhan dilakukan secara
si oleh manajer pelayanan
1. dpjp pasien
2.perawat (MPP).
3.pasien
Bukti
dalam jangka tentang
waktu pemulangan
tertentu pasien yang
untuk keperluan rencana pemulangannya kompleks
penting. 10 TL
(discharge planning), resume medis di bawakan pasien (harus terbaca oleh
pasien, ditulis atau di salin)
40
sien dan memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta menolak rencana
suhan medis yang melarikan diri.
n lengkap dan sudah ada rekomendasi tindakan
Telusuryang akan dilakukan, kemudian pasien memutuskan
Skor
Form penolakan MRS 10 TL
Bukti tentang pemberian edukasi tentang risiko medis akibat asuhan medis 10 TL
yang belum lengkap saat itu juga
Lihat bukti pemberian edukasi.
1. DPJP 2. perawat 3. pasien/keluarga
Bukti pelaksanaan pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri sesuai 10 TL
regulasi.
Bukti komunikasi ke dokter yang memberi asuhan berikutnya kepada 10 TL
pasien diberitahu tentang kondisi tersebut, segera dilakukan. bisa tulisan
atau rekaman telepon. SPO pemberian informasi asuhan berikutnya kepada
dokter keluarga
Bukti pelaksanaan evaluasi alasan pasien keluar rumah sakit atas 10 TL
permintaan sendiri, form menolak melanjutkan asuhan
1. DPJP 2. perawat 3. pasien/keluarga
50
Telusur Skor
spo pasien melarikan diri 10 TL
ntuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan
uhan untuk memperoleh asuhan berkesinambungan.
Telusur Rujukan pasien antara lain untuk memenuhi
Skor
Regulasi tentang rujukan termasuk meliputi: 10 TL
1) kewajiban RS mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai
kebutuhan pasien 2) staf yang
bertanggung jawab dalam proses pengelolaan/ penyiapan rujukan sesuai
3) proses rujukan untuk memastikan pasien
pindah dengan aman, yang dimuat dalam panduan AKP
SOP Rujukan, Bukti pelaksanaan rujukan pasien sesuai dengan kebutuhan 10 TL
kesinambungan asuhan pasien.
proses rujukan(konfirmasi ke RS rujukan)yang terdokumentasi
1. dokter 2. Perawat 3.petugas ambulance
Bukti tentang fasilitas kesehatan yang menerima dapat memenuhi 10 TL
kebutuhan pasien yang dirujuk.
DPJP Staf keperawatan Petugas AmbulansStaf keperawatan Staf
Farmasi Petugas Ambulance
Bukti MOU Rujukan dengan RS lain 10 TL
40
aman.
ping yang memonitor dan menentukan jenis peralatan medis khusus. Selain itu, harus dipastikanSkor
Telusur fasilitas
Bukti tentang penunjukan staf yang bertanggungjawab dalam pengelolaan 10 TL
rujukan termasuk untuk memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan
yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. SPK RKK SKtim ambulance
DPJP Staf keperawatan MPP Staf klinis terkait
Bukti pelaksanaan staf yang kompeten sesuai dengan kondisi pasien yang 10 TL
selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis.(lembar observasi
rujukan)
tim ambulance Petugas pendamping
Bukti tentang daftar obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan 10 TL
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien selama proses
rujukan.
Lihat ketersediaan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan, dan
peralatan medis sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.
Staf keperawatan Staf Farmasi Petugas Ambulance
Bukti pelaksanaan tentang serah terima pasien antara staf pengantar dan 10 TL
yang menerima.
Lihat form serah terima pasien.
Staf terkait Petugas Ambulans
Bukti pelaksanaan pemberian informasi apabila rujukan yang dibutuhkan 10 TL
tidak dapat dilaksanakan.
50
40
is yang kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk
n diagnosis kompleks dan atau yang membutuhkan
Telusur asuhan kompleks (misalnya, pasien yang datang
Skor
spo yang menetapkan tentang pasien rawat jalan yang asuhannya kompleks 10 TL
sehingga memerlukan PRMRJ meliputi:
1) kriteria diagnosis yang kompleks
2) kriteria asuhan yang kompleks
3) kriteria yang memerlukan Profil Ringkas
Medis Rawat Jalan (PRMRJ)
4) cara penyimpanan PRMRJ agar mudah ditelusur ( easy to
retrieve) dan direview (EP 2)
5) Informasi penting dalam PRMRJ disepakati
oleh Kelompok Staf Medis (EP 3).
DPJP Staf keperawatan MPP Staf klinis terkait
spo sesuai EP 1 10 TL
DPJP Staf keperawatan Staf klinis terkait
Bukti pelaksanaan tentang evaluasi pengisian PRMJ oleh para DPJP untuk 10 TL
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
DPJP Staf klinis Staf Rekam Medis Komite/tim PMKP
30
310
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
BAB I
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (A
AKP.6 PROSES PENERIMAAN PASIEN KE RUMAH SAKIT
TRANSPORTASI
Standar AKP.6
Rumah sakit menetapkan proses transportasi dalam merujuk, memindahkan atau pemulangan, pasien rawat inap dan r
Maksud dan Tujuan AKP.6
Proses merujuk, memindahkan, dan memulangkan
Elemen Penilaian AKP pasien
6 membutuhkan pemahaman tentang kebutuhan transpor pasi
ambulans atau kendaraan lain milik rumah sakit atau berasal dari sumber yang diatur oleh keluarga atau teman. Jenis
a Rumah
pasien. sakittransportasi
Kendaraan memiliki proses
miliktransportasi
rumah sakitpasien
harus sesuai
tundukdengan R
pada peraturan perundangan yang mengatur tentang ke
kebutuhannya yang meliputi pengkajian kebutuhan transportasi, SDM, obat,
sakit mengidentifikasi kegiatan transportasi yang berisiko terkena infeksi dan menentukan strategi mengurangi risiko
dalam bahan medis
kendaraan habis pakai,
bergantung padaalatpasien
kesehatan, peralatanJika
yang dibawa. medis dansakit
rumah persyaratan
membuat kontrak layanan transportasi maka
PPI yang
memenuhi sesuai
standar dengan
untuk mutu kebutuhan pasien.pasien dan kendaraan. Jika layanan transpor diberikan oleh Kementer
dan keselamatan
organisasi lain yang tidak berada dalam pengawasan rumah sakit maka masukan dari rumah sakit tentang keselamatan
transpor. Dalam semua hal, rumah sakit melakukan evaluasi terhadap mutu dan keselamatan pelayanan transportasi. H
terkait pelayanan transportasi.
c Bila Rumah Sakit bekerja sama dengan jasa transport pasien mandiri, ada D
bukti kerjasama tersebut dan evaluasi berkala dari Rumah Sakit mengenai
kelayakan kendaraan transport, memenuhi aspek mutu, keselamatan pasien
dan keselamatan transportasi
u pemulangan, pasien rawat inap dan rawat jalan utk memenuhi kebutuhan pasien.
haman tentang kebutuhan transpor pasien.Telusur
Jenis kendaraan untuk transportasi berbagai macam, Skormungkin
diatur oleh keluarga atau teman. Jenis kendaraan yang diperlukan bergantung pada kondisi dan status
perundangan Regulasi tentang transportasi
yang mengatur pasien
tentang kegiatan meliputi:
operasionalnya, 10
kondisi, dan perawatan kendaraan. TL
Rumah
1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan kesehatan sesuai
menentukan strategi mengurangi risiko infeksi. Persediaan obat dan perbekalan medis yang harus tersedia
uat kontrakdengan
layanankondisipasien, diketahui
transportasi maka rumahdan ditandatangani
sakit pasein / keluarga
harus dapat menjamin bahwa kontraktor harus
2) Kebutuhan
anan transpor diberikan oleh Kementerian Kesehatan atau obat,
Dinasbahan medis perusahaan
Kesehatan, habis asuransi, atau
pakai, alat kesehatan dan peralatan medis sesuaidengankondisi pasien
n dari rumah sakit tentang keselamatan dan mutu transpor dapat memperbaiki kinerja penyedia pelayanan
keselamatandalam kendaraan
pelayanan transportasi
transportasi. Hal ini termasuk penerimaan, evaluasi, dan 3) tindak lanjut keluhan
Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/ keluhan dalam proses rujukan.
Bukti pelaksanaan transportasi sesuai hasil asesmen. 10 TL
Penyediaan alat transportasi pasien
Kepala unit kerja Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
Staf terkait Sopir ambulans
Dokumen kerjasama yang di evaluasi 10 TL
40
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 2
HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA
HPK.1 HAK PASIEN DAN KELUARGA
GAMBARAN UMUM
Hak pasien
Standar HPKdalam
1 pelayanan kesehatan dilindungi oleh undang-undang. Dalam memberikan pelayanan, rumah sakit m
tersebut
Rumah dengan
sakit mengupayakan
menerapkan proses agar
yangpasien mendapatkan
mendukung hak-hakhaknya
pasiendidan
rumah sakit. selama pasien mendapatkan pelay
keluarganya
Maksud dan Tujuan HPK 1
Dalam memberikan hak pasien, rumah sakit harus memahami bahwa pasien dan keluarganya memiliki sikap, perilaku
Pimpinan
dianut. rumah sakit harusElemen mengetahui dan memahami
Penilaian HPK 1 hak-hak pasien dan keluarganya serta tanggung jawab organ
memberikan
Hasil pelayananarahan untuk
pada memastikan
pasien akanregulasibahwabila
meningkat seluruh staf
pasien ikut
dan berperan
keluarga aktif
atau dalamyang
mereka melindungi hak pasien tersebut.
Haka pasien
Rumah sakit
dan menerapkan
keluarga merupakan unsurhak pasien
dasar dan
dari keluarga
seluruh sebagaimana
hubungan antara R berhak
organisasi, staf,
mengambil
pasien dan
keputusan
keluarga. R
yang sesuai dengan
tercantum harapan,
dalam poin nilai,
a) – c)serta
pada budaya
gambaranyang dimiliki.
umum dan Pendidikan
peraturan pasien dan keluarga membantu pasien lebih
dan
kebijakan
membuat dan prosedur, dan apabila diperlukan,
keputusan perawatan yang lebih baik. melibatkan para pasien dan keluarganya selama proses tersebut.
Seringundang-undang.
Standar kali, pasien
ini akan ingin agarproses-proses
membahas keluarga dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perawatan mereka. P
untuk:
anggap sebagai keluarga
1. b Mengidentifikasi, dan diizinkan
melindungi, untuk melibatkan hak-hak
orang-orang tersebut dalam perawatan. Agar keluarga dapat
Rumah sakit memiliki prosesdan mempromosikan
untuk mengidentifikasi siapa pasien;
yang diinginkan R
kesempatan untuk
2. Menginformasikan memutuskan apakah
pasien tentang mereka ingin keluarga ikut terlibat dan sejauh mana keluarga akan terlibat dal
pasien untuk berpartisipasi dalamhak-hak mereka;
pengambilan keputusan terkait
diberikan kepadakeluarga
3. Melibatkan keluarga/pihak lain,perlu,
pasien, bila serta dalam
dalam keadaan
keputusanapa.
tentang perawatan pasien; D
perawatannya.
4. Mendapatkan persetujuan (informed consent); dan
5. Mendidik staf tentang hak pasien. O
Proses-proses ini terkait dengan bagaimana sebuah organisasi menyediakan perawatan kesehatan dengan cara yang ad
Lebih lanjut, standar Hak Pasien dan Keterlibatan Keluarga akan berfokus pada:
1. Hak pasien dan keluarga; W
2. c Proses
Rumah permintaan persetujuan;
sakit memiliki proses dan
untuk menentukan preferensi pasien, dan R
3. Edukasi pasien dan keluarga.
pada beberapa keadaan preferensi keluarga pasien, dalam menentukan
D
informasi apa mengenai perawatan pasien yang dapat diberikan kepada
keluarga/pihak lain, dan dalam situasi apa.
W
d Semua staff dilatih tentang proses dan peran mereka dalam mendukung D
hak-hak serta partisipasi pasien dan keluarga dalam perawatan.
W
W
b Informasi terkait aspek perawatan dan tata laksana medis pasien diberikan D
dengan cara dan bahasa yang dipahami pasien. W
c Informasi mengenai hak dan tanggung jawab pasien terpampang di area D
rumah sakit atau diberikan kepada setiap pasien secara tertulis atau dalam W
metode lain dalam bahasa yang dipahami pasien.
W
b Kerahasiaan informasi pasien dijaga sesuai dengan peraturan perundangan. D
W
c Rumah sakit memiliki proses untuk meminta persetujuan pasien terkait D
pemberian informasi.
R
d Rumah sakit memiliki proses untuk memberikan pasien akses terhadap R
informasi kesehatan mereka. D
W
W
b Pasien mendapat informasi mengenai tanggung jawab rumah sakit untuk R
melindungi harta benda pribadi mereka. D
memberikan pelayanan, rumah sakit menjamin hak pasien yang dilindungi oleh peraturan perundangan
it.
anya selama pasien mendapatkan pelayanan dan perawatan di rumah sakit.
n keluarganya memiliki sikap, perilaku, kebutuhan pribadi, agama, keyakinan, budaya dan nilai-nilai yang
luarganya serta tanggung jawab organisasiTelusur
sebagaimana tercantum dalam peraturan perundangan. Pimpinan
Skor
alamyang
eka melindungi
berhak hak pasien tersebut.
mengambil keputusan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan pelayanan
organisasi, Regulasi
staf, tentang
pasien dan hak dan kewajiban
keluarga. Rumah pasien
sakit dan keluarga
menggunakan , regulasi
proses kolaboratif untuk 10 dan proses
TL
mengembangkan
en dan keluarga membantu
pengambilan pasien lebih
keputusan memahami
terkait perawatan dan
px berpartisipasi
(kebijakan hpk,dalam perawatan
panduan hpk, mereka untuk
luarganya selama proses tersebut.
keputusan spo hpk,
terkait spo informasi
perawatan hpk)
mereka. Pasien memiliki hak untuk mengidentifikasi siapa yang mereka
dalam perawatan. Agar keluarga dapat berpartisipasi, mereka harus diizinkan hadir. Pasien diberi
SPO GC, Panduan GC 10 TL
sejauh mana keluarga akan terlibat dalam perawatan pasien, informasi apa mengenai perawatan yang dapat
n pasien; bukti pelaksanaan identifikasi yang berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terkait perawatan pasien.SPO GC,FORM GC
pelaksanaan identifikasi yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
rawatan kesehatan dengan cara
terkait perawatan pxyang
(fotoadil dan sesuai
petugas dengan ke
TPPI edukasi peraturan
pasien. perundangan yang berlaku.
a:
Staf RS, Pasien dan Keluarga
SPO GC, Panduan GC 10 TL
siapa saja yang berhak dan boleh mendapatkan informasi tentang pasien di
dokumen rekam medis, pelepasan informasi SPO GC (general concent,
form pelepasan informasi)
Staf RS, Pasien dan Keluarga
pelaksanaan pelatihan hpk, tor hpk, akrilik 10 TL
Kepala diklat Staf RS
40
tan lainnya dalam mengakses dan memberikan layanan serta memberikan informasi dan edukasi
Rumah sakit kepada
ngurangi hambatan, dan mengambil tindakan untuk mengurangi dampak hambatan bagi pasien yang
Telusur Skor
SPO HPK,pedoman HPK,Pedoman Disabilitas untuk disediakan 10 TL
penerjemah, Pedoman Komunikasi Efektif, Pedoman Alur Evakuasi
(kebijakan hpk, sk kebijakan, panduan hpk, informasi hpk, panduan
mengatasi hambatan, spo mengatasi hambatan)
Ada bukti penunjuk arah(2 bahasa : inggris dan indonesia serta simbol,
form SA dan internasional) dan alur evakuasi,foto jalur evakuasi dan
MOU institusi SLB, Tim Penerjemah Bahasa dengan mencari lembaga
bahasa meliputi arab,inggris,cina koordinasi dengan diklat. tempat umum
dibuat jalan landai untuk memudahkan pasien misal: pintu masuk cafe
dibuat 2 model: tangga dan landai utuk kursi roda
30
ormati nilai-nilai dan kepercayaan pribadi pasien serta menanggapi permintaan yang terkait dengan
argai dan memiliki martabat. Pasien memiliki hak untuk dirawat dengan penuh rasa hormat dan Skor
Telusur tenggang
SPO Kebutuhan Privasi, Panduan Menghormati Kebutuhan Pasien 10 TL
General Concent, Sumpah Rekam Medis, Bukti Sumpah Rekam Medis,
Bukti Transfer PX, Korden di Seluruah Ruangan, Tempat Status PX,form
permintaan kelas rawat inap
SPO Identifikasi Nilai Agama, SPO Informasi HPK, SPO Santunan Rohani, 10 TL
Panduan Pelayanan Kerohaniaan, Kebijakan HPK,
Edukasi Terintegrasi, Form Santunan Rohani, Form Kebutuhan
Informasi,Edukasi px terintegrasi
Staf Klinis, Pasien dan Keluarga, staff RS
20
an, serta memberikan hak kepada pasien untuk memperoleh akses dalam informasi kesehatan mereka sesuai
dahkan adalah hal yang sangat penting. Pasien mungkin menginginkan privasinya terlindung dariSkor
Telusur para
SPO HPK, SPO Kebutuhan Privasi, Panduan Menghormati Kebutuhan, 10 TL
Panduan Persetujuan Umum, SPO General Concent
Bukti General Concent Terisi, form memilih rawat inap, foto ruang edukasi
dokter
Staff Klinis, Pasien dan Keluarga, staff RS
Bukti General Concent Terisi, Pelepasan Informasi 10 TL
Staff Klinis, Pasien dan Keluarga, staff RS
Bukti General Concent, Inform Concent,SPO penitipan uang muka di kasir 10 TL
Barang yang dititipkan, loker, form penitipan barang, Form GC yang di ttd
pasien
PPA, Security, Pasien dan Keluarga
SPO , panduan Barang Yang Dititipkan 10 TL
Barang yang dititipkan, loker, form penitipan barang, post security 3), form
GC yang di ttd pasien
Pasien dan Keluarga, staff RS
20
Buku Tamu, Daftar Kontrol Security, Foto CCTV, Kartu HPK Baru,
Monitor CCTV, Post Security, SK Zona)
Daftar denah area terpencil, buku kontrol satpam,Monitor CCTV, 10 TL
SK Denah termasuk area terpencil
Staf terkait
30
180
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIE
BAB 2
HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA (HPK)
HPK.2
HAK PASIEN DAN KELUARGA
Standar HPK 2
Pasien
Maksud dan keluarga
dan Tujuan pasien
HPKdilibatkan
2 dalam semua aspek perawatan dan tata laksana medis melalui edukasi, dan dibe
pengambilan keputusan mengenai
Pasien dan keluarganya ikutElemen perawatan
berperan sertaproses
serta dalam tata laksananya.
Penilaian HPK 2 perawatan dengan membuat keputusan mengenai perawatan Telu
menolak prosedur diagnostik dan tata laksana. Agar pasien dan keluarga dapat berpartisipasi dalam keputusan perawa
a Rumah sakit menerapkan proses untuk mendukung pasien dan keluarga R
kondisi medis yang dijumpai dalam pemeriksaan, diagnosis, rencana pengobatan dan rencana tindakan serta perawata
terlibat dan berpartisipasi dalam proses perawatan dan dalam
dalam pengambilan keputusan terkait perawatan termasuk untuk melakukan perawatan sendiri di rumah. Selama pros
pengambilan keputusan.
diberitahu mengenai kemungkinan hasil yang tidak dapat diantisipasi dari terapi dan D perawatan. Selain itu, ketika sua
selama perawatan dilakukan. W
Pasien dan keluarga pasien memahami jenis keputusan yang harus diambil terkait perawatan dan bagaimana mereka b
b Rumah
Ketika sakit menerapkan
pasien meminta pendapat proses
kedua,untuk
rumahmemberikan edukasi
sakit tidak boleh kepada
menghambat, R ataupun menghalangi upaya
mencegah
pasien dan keluarganya mengenai kondisi medis, diagnosis, serta rencana
sebaliknya, rumah sakit harus memfasilitasi permintaan akan pendapat kedua tersebut dan membantu menyediakan in
perawatan
pemeriksaan, dan terapi
diagnosis, yang diberikan.
rekomendasi terapi, dan sebagainya.
Rumah sakit mendukung dan menganjurkan keterlibatan pasien dan keluarga dalam semua D aspek perawatan. Seluruh
peranan mereka dalam mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses perawatan.
W
c Pasien diberikan informasi mengenai hasil perawatan dan tata laksana D
yang diharapkan.
W
d Pasien diberikan informasi mengenai kemungkinan hasil yang tidak dapat R
diantisipasi dari terapi dan perawatan. D
e Rumah sakit memfasilitasi permintaan pasien untuk mencari pendapat R
kedua tanpa perlu khawatir akan mempengaruhi perawatannya selama di
dalam atau luar rumah sakit.
D
W
W
AR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 2
ETERLIBATAN KELUARGA (HPK)
ksana medis melalui edukasi, dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
mbuat keputusan mengenai perawatan, Telusurmengajukan pertanyaan tentang perawatan,Skor dan bahkan
berpartisipasi dalam keputusan perawatan, mereka memerlukan informasi dasar mengenai
kebijakan hpk, panduan second opinion, spo hpk, spo second 10 TL
n dan rencana tindakan serta perawatan. Rumah sakit memastikan mereka dapat berpartisipasi
opinion, tor, form second opinion
rawatan sendiri di rumah. Selama proses perawatan, pasien juga memiliki hak untuk
Form Selain
i dan perawatan. seconditu,
opinion,
ketikasertifikat intern second
suatu peristiwa opinionyang tidak terduga terjadi
atau kejadian
PPA, Pasien dan Keluarga
ait perawatan dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tersebut.
(Panduan
mencegah ataupun DPJP, Panduan
menghalangi upayaPersetujuan
pasien yangUmum,
mencariSPO General
pendapat 10
kedua, namun TL
Consent, SPO Informasi HPK, Panduan dan SPO Persetujuan
ersebut dan membantu menyediakan informasi mengenai kondisi pasien, seperti informasi hasil
Tindakan Kedokteran, SPO Penetapan DPJP)
alam semuaAsesment
aspek perawatan. Seluruh
Awal Terisi, staf diajarkan
Edukasi mengenai
Terintegrasi Terisi kebijakan dan prosedur serta
i dalam proses perawatan.
PPA, Pasien dan Keluarga
Edukasi terintegrasi, persetujuan tindakan kedokteran(IC) 10 TL
yang terisi
PPA, Pasien dan Keluarga
Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (IC) 10 TL
Pengisian IC yang terisi lengkap di dokumen rekam medis
spo second opinion, panduan second opinion, sertifikat second 10 TL
opinion, spo general consent, spo informasi hpk
Edukasi Terintegrasi terisi, form second opinion terisi
PPA, Pasien dan Keluarga
50
dan kewajibannya untuk menolak atau menghentikan terapi, menolak diberikan pelayanan
utuskan untuk tidak melanjutkan rencana perawatan atau terapi ataupun menghentikan
Telusur Skor
(Panduan Persetujuan Umum, SPO IC, Panduan Persetujuan 10 TL
atau Penolakan Tindakan Kedokteran.
Form APS Terisi, Form Penolakan Tindakan Kedokteran 10 TL
Terisi
PPA, Pasien dan Keluarga
20
90
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASI
BAB 2
HAK PASIEN DAN KETERLIBATAN KELUARGA (HPK)
HPK.3
HAK PASIEN DAN KELUARGA
Standar HPK 3
Rumah
Maksudsakit
danmemberitahu
Tujuan HPKpasien
3 dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan menanggapi keluhan, tindak
Pasien memiliki hak untuk menyampaikan keluhan
Elemen Penilaian HPKtentang
3 perawatan mereka dan keluhan tersebut harus ditanggapi
Tel
a Pasien diberikan informasi mengenai proses untuk menyampaikan R
keluhan dan proses yang harus dilakukan pada saat terjadi
konflik/perbedaan pendapat pada proses perawatan.
b Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat tersebut dikaji dan R
diselesaikan oleh rumah sakit melalui sebuah alur dan proses spesifik. D
W
c Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses penyelesaiannya. D
W
DAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 2
ETERLIBATAN KELUARGA (HPK)
erima dan menanggapi keluhan, tindakan rumah sakit bila terdapat konflik/perbedaan pendapat
an keluhan tersebut harus ditanggapi dan diselesaikan. Di samping itu, keputusan terkait
Telusur Skor
Regulasi tentang proses penanganan pengaduan psien/ keluarga 10 TL
(panduan penanganan keluhan, spo penanganan keluhan)
W
c Pasien menerima informasi mengenai kemungkinan keterlibatan R
peserta didik, mahasiswa, residen traine dan fellow yang berpartisipasi D
dalam proses perawatan.
peroleh pasien pada saat akan menjalani rawat inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai
erima rawat inap di rumah sakit atau ketika pasien didaftarkan untuk pertama kalinya
Telusur Skorsebagai
(Panduan GC, SPO GC, Form GC) 10 TL
elah ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh petugas terlatih dengan cara dan bahasa
eputusan tentang perawatan mereka adalah dengan memberikan informed consent.Skor
Telusur Untuk
SPO HPK,SPO Inform Consent, Panduan Inform Consent, 10 TL
Panduan HPK
Form IC
Bukti materi tentang informasi hak dan kewajiban pasien 10 TL
Form GC Terisi, Form IC Terisi,STR,SIP TTK
PPA, Pasien dan Keluarga
Daftar tindakan invasif kedokteran ya 10 TL
UMAN evaluasi tindakan invasif
30
80
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 3
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
PP.1; PP.1.1; PP,1.2; PP.1.3
PENGKAJIAN PASIEN
GAMBARAN UMUM
Tujuan
Standardari
PPpengkajian
1 adalah untuk menentukan perawatan, pengobatan dan pelayanan yang akan memenuhi kebutu
Semua
Maksud pasien yang dirawat
dan Tujuan PP.1;diPP
rumah sakit
1.1; PP 1.2diidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatannya melalui suatu proses pen
Proses pengkajian pasien yangElemen
efektif Penilaian
menghasilkan
PP 1keputusan tentang kebutuhan pasien untuk mendapatkan tata lak
a Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pengkajian awal dan pengkajian R
ulang medis dan keperawatan di unit gawat darurat, rawat inap dan rawat
jalan.
b Rumah sakit menetapkan isi minimal pengkajian awal meliputi poin R
a) – l) pada maksud dan tujuan.
W
c Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk melakukan pengkajian D
sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
W
d Perencanaanan pulang yang mencakup identifikasi kebutuhan khusus dan D
rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian
awal.
Standar PP 1.1
Kebutuhan medis dan keperawatan
Elemenpasien diidentifikasi
Penilaian PP 1.1 berdasarkan pengkajian awal.
a Pengkajian awal medis dan keperawatan, termasuk di dalamnya riwayat D
kesehatan, pemeriksaan fisik, dan beberapa pengkajian lainnya yang
dibutuhkan sesuai kondisi pasien, dilaksanakan dan didokumentasikan
dalam kurun waktu 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap, atau
lebih awal bila diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.
W
b Pengkajian awal medis menghasilkan diagnosis medis yang mencakup D
kondisi utama dan kondisi lainnya yang membutuhkan tata laksana dan
pemantauan.
W
c Pengkajian awal keperawatan menghasilkan diagnosis keperawatan untuk D
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, intervensi atau pemantauan
pasien yang spesifik.
W
d Sebelum pembedahan pada kondisi mendesak, minimal terdapat catatan D
singkat dan diagnosis praoperasi yang didokumentasikan di dalam rekam
medik. W
e Pengkajian medis yang dilakukan sebelum masuk rawat inap atau sebelum R
pasien menjalani prosedur di layanan rawat jalan rumah sakit harus
dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan 30 (tiga puluh) hari
sebelumnya. Jika lebih dari 30 (tiga puluh) hari, maka harus dilakukan
pengkajian ulang.
f Hasil dari seluruh pengkajian yang dikerjakan di luar rumah sakit ditinjau D
dan/atau diverifikasi pada saat masuk rawat inap atau sebelum tindakan di
unit rawat jalan.
Standar PP 1.2
skrining risiko nutrisi, skrining nyeri,Penilaian
Elemen kebutuhanAP
fungsional
1.2 termasuk risiko jatuh dan kebutuhan khusus lainnya
a Rumah sakit menetapkan kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan R
bersama staf yang kompeten dan berwenang.
D
b Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian dari pengkajian awal. W
D
Standar PP
Rumah
Maksudsakit
danmelakukan
Tujuan PPpengkajian
1.3 awal yang telah dimodifikasi untuk populasi khusus yang dirawat di rumah sakit.
Pengkajian tambahan untuk pasien
Elemen tertentu atau PP
Penilaian untuk
1.3populasi pasien khusus mengharuskan proses pengkajian tamb
a Rumah sakit menetapkan jenis populasi khusus yang akan dilakukan R
pengkajian meliputi poin a) - m) pada maksud dan tujuan.
b Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian tambahan terhadap populasi D
pasien khusus sesuai ketentuan rumah sakit. W
ANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 3
ENGKAJIAN PASIEN (PP)
anan yang akan memenuhi kebutuhan awal dan kebutuhan berkelanjutan pasien. Proses pengkajian pasien
hatannya melalui suatu proses pengkajian yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
pasien untuk mendapatkan tata laksana segera dan berkesinambungan untuk pelayanan gawat darurat,
Telusur Skor elektif
Regulasi tentang pengkajian awal dan pengkajian ulang medis dan keperawatan di 10 TL
unit gawat darurat, rawat inap dan rawat jalan.
Regulasi tentang isi, jumlah dan jenis asesmen awal medis dan keperawatan 10 TL
sesuai a) sampai dengan l) di maksud dan tujuan, sesuai MIRM 13.1,
termasuk: 1) Integrasi asesmen
awal adalah review dan verifikasi oleh DPJP, dengan paraf / tandatangan
DPJP pada asesmen awal keperawatan
2) harus selesai dalam waktu 24 jam
3) pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut /non
kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan
4) pelaksanaan pasien rawat jalan dengan
penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan isi, jumlah dan jenis asesmen awal
disiplin medis dengan metode IAR
DPJP Kepala/staf unit rekam medis
Regulasi penetapan PPA diperbolehkan untuk melakukan pengkajian sesuai 10 TL
dengan ketentuan rumah sakit.
PPA
Bukti dalam RM tentang Perencanaan pulang yang mencakup identifikasi 10 TL
kebutuhan khusus dan rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
disusun sejak pengkajian awal.
40
DPJP PPJA
Bukti dalam RM asesmen awal medis dan keperawatan pasien rawat inap 10 TL
menghasilkan diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien, dengan
menggunakan pola IAR
PPJA
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen awal medis dan keperawatan 10 TL
rawat inap selesai dalam waktu 24 jam atau lebih cepat dengan bukti
pencatatan tanggal dan jam
DPJP PPJA
bukti dalam RM tetang asesement preop pad pasien dengan kondisi 10 TL
mendesak
DPJP PPJA Kepala/stafunit rekam medis
Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian asesmen awal pasien rawat 10 TL
inap
60
Pasien dilakukan
an kebutuhan khusus lainnya Telusur Skor
1. Regulasi tentang kriteria resiko gizi 10 TL
2. bukti rapat penetapan kriteria resiko gizi,bukti review kriteria
Bukti dalam RM tentang pelaksaan resiko nutrisi gizi di IGD
DPJP PPJA 10 TL
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien dengan risiko gizi dilanjukan
dengan asessment gizi
PPJA 10 TL
Regulasi tentang kriteria asessment kebutuhan fungsional dan resiko jatuh
Bukti dalam RM tentang skrining kebutuhan fungsional resiko jatuh 10 TL
DPJP PPJA
40
W
c Terdapat bukti pelaksanaan pengkajian ulang oleh perawat minimal satu D
kali per shift atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien.
W
d Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan D
interval sesuai regulasi rumah sakit.
W
DAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 3
GKAJIAN PASIEN (PP)
DPJP Pasien/keluarga
Bukti dalam RM tentang pelaksanaan asesmen ulang oleh 10 TL
perawat minimal satu kali per sif atau sesuai dengan perubahan
kondisi pasien, form CPPT
PPJA Pasien/keluarga
Bukti dalam RM tentang asesmen ulang yang dilakukan oleh 10 TL
PPA lainnya,SOAP
PPA lainnya Pasien/keluarga
40
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIE
BAB 3
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
PP.3
Standar Pelayanan Laboratorium
Standar PP 3
Pelayanan
Maksud danlaboratorium
Tujuan PP tersedia
3 untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai peraturan perundangan.
Rumah Sakit mempunyai sistem untuk
Elemen menyediakan
Penilaian PP 3 pelayanan laboratorium, meliputi pelayanan patologi klinis, dap
Tel
a Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan laboratorium di R
rumah sakit.
Standar PP 3.1
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PP bahwa
3.1 seorang yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan la
Pelayanan laboratorium berada dibawah
Elemen pimpinan
Penilaian seorang yang kompeten dan memenuhi persyaratan peraturan peru
PP 3.1 Tel
a Direktur rumah sakit menetapkan penanggung jawab laboratorium yang R
memiliki kompetensi sesuai ketentuan perundang-undangan.
Standar PP 3.2
Staf laboratorium
Maksud mempunyai
dan Tujuan PP 3.2 pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerja
Syarat pendidikan, pelatihan, kualifikasi
Elemen dan pengalaman
Penilaian PP 3.2 ditetapkan rumah sakit bagi mereka yang memiliki kompete Tel
pemeriksaan laboratorium, termasuk yang mengerjakan pemeriksaan
a Staf laboratorium yang membuat interpretasi telah memenuhi di tempat tidur pasien
D (POCT). Interpretasi hasi
berwenang. Pengawasan
persyaratan terhadap staf yang mengerjakan pemeriksaan diatur oleh regulasi RS. Staf pengawas dan sta
kredensial.
diberi tugas sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman. Unit kerja laboratorium menyusun dan melaksanakan
b Staftugas
melakukan laboratorium dan staf
sesuai dengan lain tugasnya.
uraian yang melaksanakan pemeriksaan D
termasuk yang mengerjakan Point-of-care testing (POCT), memenuhi
persyaratan kredensial. W
Standar PP 3.3
Rumah
MaksudSakit
dan menetapkan
Tujuan PP kerangka
3.3 waktu penyelesaian pemeriksaan regular dan pemeriksaan segera (cito).
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium. Penyelesaian pemeriksaan laborat
Elemen Penilaian PP 3.3 Tel
a Rumah sakit menetapkan dan menerapkan kerangka waktu penyelesaian R
pemeriksaan laboratorium regular dan cito.
b Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan D
laboratorium.
W
Standar PP 3.4
Rumah sakit
Maksud danmemiliki prosedur
Tujuan PP 3.4 pengelolaan semua reagensia esensial dan di evaluasi secara berkala pelaksaksanaann
Rumah sakit menetapkan reagensia
Elemen dan bahan-bahan
Penilaian PP 3.4lain yang selalu harus ada untuk pelayanan laboratorium bagiTel
pa
a Terdapat bukti pelaksanaan semua reagensia esensial disimpan dan D
diberi label, serta didistribusi sesuai prosedur dari pembuatnya atau
instruksi pada kemasannya
b Terdapat bukti pelaksanaan evaluasi/audit semua reagen. D
Standar PP 3.5
Rumah sakit
Maksud danmemiliki
Tujuan PPprosedur
3.5 untuk cara pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyim
Prosedur pelayanan laboratorium
Elemenmeliputi minimal
Penilaian tapi tidak terbatas pada:
PP 3.5 Tel
a Pengelolaan spesimen dilaksanakan sesuai poin a) - d) pada maksud dan R
tujuan.
W
Standar PP 3.6
Rumah sakit
Maksud danmenetapkan
Tujuan PP nilai
3.6 normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
Rumah sakit menetapkan rentang
Elemennilai normal/rujukan
Penilaian PP 3.6 setiap jenis pemeriksaan. Rentang nilai dilampirkan di dalam Tell
a Rumah sakit menetapkan dan mengevaluasi rentang nilai normal untuk R
interpretasi, pelaporan hasil laboratorium klinis.
b Setiap hasil pemeriksaan laboratorium dilengkapi dengan rentang nilai D
normal.
W
Standar PP 3.7
Rumah
Maksudsakit
danmelaksanakan
Tujuan PP 3.7prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan dicatat sebagai dokumen.
Kendali mutu yang baik sangat esensial
Elemen bagi pelayanan
Penilaian PP 3.7 laboratorium agar laboratorium daat memberikan layanan Tel
prim
a Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah melakukan Pemantapan D
Mutu Internal (PMI) secara rutin yang meliputi poin ae pada maksud dan
tujuan.
b Terdapat bukti bahwa unit laboratorium telah melakukan Pemantapan D
Mutu Eksternal (PME) secara rutin.
Standar PP 3.8
Rumah
Maksudsakit
danbekerjasama
Tujuan PP dengan
3.8 laboratorium rujukan yang terakreditasi.
Untuk memastikan pelayanan yang aman
Elemen dan bermutu
Penilaian PP 3.8 rumah sakit memiliki perjanjian kerjasama dengan laboratoriu
Tel
a Unit laboratorium memiliki bukti sertifikat akreditasi laboratorium D
rujukan yang masih berlaku.
b Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerjasama pelayanan kontrak D
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Standar PP 3.9
Rumah
MaksudSakit
dan menetapkan
Tujuan PP regulasi
3.9 tentang penyelenggara pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan se
Jika terdapat pelayanan yang direncanakan
Elemen untuk
Penilaian PPpenggunaan
3.9 darah dan produk darah, maka dalam hal ini diperlukan
Tel
a Rumah sakit menerapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan R
darah di rumah sakit.
W
DAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 3
KAJIAN PASIEN (PP)
turan perundangan.
meliputi pelayanan patologi klinis, dapat juga tersedia patologi anatomi dan pelayanan
Telusur Skor
1. Pedoman pengorganisasian unit laboratorium, 2. pedoman 10 TL
pelayanan laboratorium secara terintegrasi, 3. pelayanan
laboratorium tersedia 24jam
Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil pemeriksaan 10 TL
Staf klinis, Staf unit laboratorium
20
20
menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan dan perundang-undangan dan standar
k darah, maka dalam hal ini diperlukan persetujuan tindakan khusus. Rumah sakit Skor
Telusur
Regulasi tentang penyediaan darah meliputi a) sampai h) pada 10 TL
maksud dan tujuan sesuai dengan peraturan perundang-
undagan termasuk bak darah RS
Regulasi tentang penetapan penanggung jawab pelayanan 10 TL
darah dan transfusi yang kompeten dan berwenang
Bukti pelaksanaan program kendali mutu BDRS, evaluasi dan 10 TL
laporan mutu tiap bulan
1. Bukti tentang penjelasan tentang tujuan, manfaat risiko dan 10 TL
komplikasi pemberian transfusi darah dan produk
2. Bukti persetujuan pemberian darah produk darah
PPA, staf klinis, pasien dan keluarga
40
250
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PA
BAB 3
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
PP.4
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4
Pelayanan
Maksud dan radiologi
Tujuanklinik
PP 4menetapkan regulasi pelayanan radiologi klinis di rumah sakit.
Pelayanan radiodiagnostik, imajing
Elemendan radiologi
Penilaian PPintervensional
4 (RIR) meliputi:
a Rumah Sakit menetapkan dan melaksanakan regulasi pelayanan radiologi R
klinik.
b Terdapat pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7 (tujuh) hari O
seminggu, sesuai dengan kebutuhan pasien. W
PP.4.1
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4.1
Rumah Sakit
Maksud dan menetapkan
Tujuan PP seorang
4.1 yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab mengelola pelayanan RIR.
Pelayanan Radiodiagnostik,Elemen
ImajingPenilaian
dan Radiologi Intervensional berada dibawah pimpinan seorang yang kompeten
PP 4.1
a Direktur menetapkankan penanggung jawab Radiologi Klinik yang R
memiliki kompetensi sesuai ketentuan dengan peraturan perundang-
undangan.
b Terdapat bukti pengawasan pelayanan radiologi klinik oleh penanggung D
jawab radiologi klinik sesuai poin a) - e) pada maksud dan tujuan. W
PP.4.2
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4.2
Semua
Maksud staf
danradiologi
Tujuanklinik
PP 4.2mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk
Rumah sakit menetapkan mereka
Elemenyang bekerjaPP
Penilaian sebagai
4.2 staf radiologi dan diagnostik imajing yang kompeten dan berw
a Staf radiologi klinik yang membuat interpretasi telah memenuhi R
persyaratan kredensial
W
b Staf radiologi klinik dan staf lain yang melaksanakan pemeriksaan D
termasuk yang mengerjakan tindakan di Ruang Rawat pasien, memenuhi
persyaratan kredensial.
W
PP.4.3
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4.3
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PP kerangka
4.3 waktu penyelesaian pemeriksaan radiologi klinik regular dan cito.
Rumah sakit menetapkan kerangka
Elemen waktu penyelesaian
Penilaian PP 4.3 pemeriksaan radiologi dan diagnostik imajing. Penyelesaian p
a Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan R
radiologi klinik.
b Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan D
radiologi klinik.
W
c Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian pemeriksaan cito. D
W
d Terdapat bukti pencatatan dan evaluasi pelayanan radiologi rujukan. D
W
PP.4.4
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4.4
Film X-ray
Maksud dan
dan bahan PP
Tujuan lainnya
4.4 tersedia secara teratur.
Untuk menjamin pelayananElemen
radiologiPenilaian
dapat berjalan
PP 4.4dengan baik maka pimpinan rumah sakit harus memastikan keter
a Rumah sakit menetapkan proses pengelolaan logistik film x-ray, reagens, R
dan bahan lainnya, termasuk kondisi bila terjadi kekosongan.
b Semua film x-ray disimpan dan diberi label, serta didistribusi sesuai D
pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
O
W
PP.4.5
Pelayanan Radiologi Klinik
Standar PP 4.5
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PP program
4.5 kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Kendali mutu dalam pelayanan radiodiagnostik
Elemen terdiri
Penilaian PP 4.5 dari Pemantapan Mutu Internal dan Pemantaoan Mutu Ekstern
a Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik telah melaksanakan R
Pemantapan Mutu Internal (PMI). D
W
b Terdapat bukti bahwa unit radiologi klinik melaksanakan Pemantapan D
Mutu Eksternal (PME). W
ANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 3
ENGKAJIAN PASIEN (PP)
umah sakit.
ti: Telusur Skor
1. Pedoman pengorganisasian RIR 2. pedoman pelayanan 10 TL
radiodiagnostik dan radiologi intervensional secara terintegrasi(revisi
ada xray mobile)
Lihat daftar jaga, form permintaan dan hasil permintaan 10 TL
PPA MPP
20
didokumentasikan.
Internal dan Pemantaoan Mutu Eksternal. Kedua hal tersebut dilakukan sesuai ketentuan peraturan
Telusur Skor
Program mutu RIR 10 TL
Bukti pelaksaan mutu internal dan evaluasinya
Kepala/staf RIR
Bukti pelaksaan mutu eksternal dan evaluasinya 10 TL
Kepala/staf RIR
20
140
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS P
BAB 4
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
PAP.1
GAMBARAN UMUM
Tanggung jawab rumah
PEMBERIAN sakit dan staf
PELAYANAN YANGyangSERAGAM
terpenting adalah memberikan asuhan dan pelayanan pasien yang efektif d
Standar PAP 1
Pelayanan
Maksud danyang seragam
Tujuan dan terintegrasi diberikan untuk semua pasien sesuai peraturan perundang-undangan.
PAP.1
Pasien dengan masalah kesehatan
Elemendan kebutuhan
Penilaian pelayanan
PAP 1 yang sama berhak mendapat mutu asuhan yang seragam
a Rumah sakit menetapkan regulasi tentang Pelayanan dan Asuhan Pasien R
(PAP) yang meliputi poin a - e dalam gambaran umum.
W
b Permintaan prosedur diagnostik/tindakan klinis oleh PPA harus D
menyertakan alasan dilakukannya prosedur/tindakan, dan hasilnya dicatat
di rekam medis pasien.
c Pengkajian dilakukan dan didokumentasikan dalam rekam medis untuk D
pasien yang menjalani tindakan invasif/berisiko di rawat jalan.
TANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 4
ANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
han dan pelayanan pasien yang efektif dan aman. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif,
peraturan perundang-undangan.
k mendapat mutu asuhan yang seragam diTelusur
rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip mutu asuhan
Skoryang
Regulasi tentang pelayanan yang seragam dengan memuat butir 1 sd 5 di 10 TL
maksud dan tujuan
1. Pemberian pelayanan yang seragam;
2. Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyediaan pelayaann risiko tinggi;
3. Pemberian makanan dan terapi nutrisi;
4. Pengelolaan nyeri; dan
5. Pelayanan menjelang akhir hayat.
asikan.
rikan kepada seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu rangkaian tindakan yang dilakukan
Telusur oleh PPA
Skor
Dokumen rekam medik 10 TL
SK PPA klinikal previlage yang ada di komputer unit layanan, dan ada di 10 TL
data base SDI dan bisa dibuka di seluruh unit
100
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
BAB 4
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
PAP.2
Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Risiko Tinggi
Standar PAP 2
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PAP.2 kelompok pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi dan diselenggarakan sesuai denga
Rumah sakit memberikan pelayanan untuk pasien
Elemen Penilaian PAP dengan
2 berbagai keperluan.
a Rumah sakit menerapkan pelayanan untuk seluruh pasien risiko tinggi dan R
pelayanan risiko tinggi yang telah diidentifikasi.
D
b Pelayanan bagi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi dilakukan D
oleh PPA yang kompeten.
c Di seluruh area rumah sakit, bantuan hidup dasar diberikan segera saat D
dikenali henti jantung-paru dan bantuan hidup lanjut diberikan kurang dari S
d 5Staf
menit.
diberi pelatihan pelayanan bantuan hidup dasar/lanjut sesuai dengan D
ketentuan rumah sakit.
buruk.
yai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan pengkajian, serta mengetahui pasien
Telusur Skoryang
Bukti dokumentasi EWS di rekam medis 10 TL
dokumen rekam medis
Perawat ruangan
Bukti pelatihan EWS kepada PPA, meliputi UMAN dan sebagainya 10 TL
(2020-2021)
20
mi kejadian mengancam hidupnya seperti henti jantung atau paru. Pada saat henti jantung atau Skor
Telusur paru maka
Bukti dokumentasi pelayanan resusitasi tersedia 24 jam di seluruh area 10 TL
rumah sakit, ada di laporan IGD
SPO, kebijakan
Bukti dokumentasi peralatan medis dan obat-obatan untuk resusitasi dan 10 TL
bantuan hidup dasar yang tersandar di ruangan, ambulance, IGD, laporan
bulanan peralatan, obat
SPO Code Blue 10 TL
Code Blue, video baru
IHT internail setiap tahun (2020-2021) secara daring 10 TL
40
140
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 4
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
PAP.3
Makanan dan Terapi Gizi
Standar PAP 3
Rumah
Maksudsakit
danmenyediakan
Tujuan PAP.3 makanan untuk pasien rawat inap dan terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan risiko
Makanan dan terapi nutrisi yang sesuai
Elemen sangat penting
Penilaian PAP 3 bagi kesehatan pasien dan penyembuhannya. Pilihan makanan
a Berbagai pilihan makanan atau terapi nutrisi yang sesuai untuk kondisi, D
perawatan, dan kebutuhan pasien tersedia dan disediakan tepat waktu.
Bukti dokumentasi assesmen gizi yang di isi oleh DPJP (form CPPT) 10 TL
30
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 5
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB
PAB.1
GAMBARAN UMUM
Tindakan anestesi, sedasi, danDAN
PENGORGANISASIAN intervensi bedah merupakan
PENGELOLAAN proses yangANESTESI
PELAYANAN kompleks dan sering
DAN dilaksanakan di rumah s
SEDASI
Standar PAB 1
Rumah
Maksudsakit
danmenerapkan
Tujuan PAB.1 pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai den
Anestesi dan sedasi diartikan Elemen
sebagai satu alur layanan
Penilaian PAB 1berkesinambungan mulai dari sedasi minimal sampai anestesi
a Rumah sakit telah menetapkan regulasi pelayanan anestesi dan sedasi dan R
pembedahan meliputi poin 1 sampai 6 pada gambaran umum.
Pelayanan anestesi dan sedasi yang telah diberikan dapat memenuhi W
b kebutuhan pasien.
D
c Pelayanan anestesi dan sedasi tersedia 24 jam 7 (tujuh) hari. sesuai dengan O
kebutuhan pasien. W
ANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
AN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
dan sering
I DAN dilaksanakan di rumah sakit. Hal tersebut memerlukan:
SEDASI
menuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kapasitas pelayanan, standar profesi dan perundang undangan yang
ari sedasi minimal sampai anestesi dalam.Telusur
Anestesi dan sedasi menyebabkan refleks proteksi jalan
Skornafas
Pedoman pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam yangsudah di 10 TL
tetapkan (SK)
dr Anastesi dan nakes di ruangan 10 TL
Pedoman pelayanan anastesi, SPO Anastesi
Perlihatkan daftar jaga selama 24 jam, dokumen operan setiap shift 10 TL
•Kepala unit pelayanan •Staf anestesi
30
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 5
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB
PAB.2
PENGORGANISASIAN DAN PENGELOLAAN PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI
Standar PAB.2
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PAB.2 penanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam adalah seorang dokter ana
Pelayanan anestesi, sedasi moderat
Elemendan dalam berada
Penilaian PAB dibawah
2 tanggung jawab seorang dokter anastesi yang kompete
a Rumah sakit telah menerapkan pelayanan anestesi dan sedasi secara R
seragam di seluruh area seusai regulasi yang ditetapkan.
W
c Bila memerlukan profesional pemberi asuhan terdapat PPA dari luar rumah D
sakit untuk memberikan pelayanan anestesi dan sedasi, maka ada bukti
rekomendasi dan evaluasi pelayanan dari penanggung jawab pelayanan
anastesi dan sedasi terhadap PPA tersebut.
TANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
NAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
SI DAN SEDASI
30
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIE
BAB 5
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
PAB.3
PELAYANAN SEDASI
Standar PAB.3
Pemberian
Maksud dansedasi moderat
Tujuan dan dalam dilakukan sesuai dengan regulasi dan ditetapkan rumah sakit.
PAB.3
Prosedur pemberian sedasi moderat dan dalam PAB
Elemen Penilaian yang 3diberikan secara intravena tidak bergantung pada berapa dosisny
Telu
a Rumah sakit telah melaksanakan pemberian sedasi moderat dan dalam D
yang seragam di semua tempat di rumah sakit sesuai dengan poin a) - f)
pada maksud dan tujuan.
Standar PAB.3.1
Tenaga medis
Maksud yang kompeten
dan Tujuan PAB.3.1 dan berwenang memberikan pelayanan sedasi moderat dan dalam serta melaksanakan m
Kualifikasi tenaga medis yang diberikan
Elemen kewenangan
Penilaian PAB 3.1klinis untuk melakukan sedasi moderat dan dalam terhadapTelu
pas
a Tenaga medis yang diberikan kewenangan klinis memberikan sedasi D
moderat dan dalam harus kompeten dalam poin a) – d) pada maksud dan
tujuan.
b Profesional pemberi asuhan (PPA) yang bertanggung jawab melakukan D
pemantauan selama pelayanan sedasi moderat dan dalam harus kompeten
meliputi poin a) – d) pada maksud dan tujuan.
c Kompetensi semua PPA yang terlibat dalam sedasi moderat dan dalam D
tercatat di file kepegawaian.
Standar PAB.3.2
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan panduan praktik klinis. untuk pelayanan sedasi moderat dan dalam
Tujuan PAB.3.2
Tingkat kedalaman sedasi Elemen
berlangsung dalam PAB
Penilaian suatu3.2
kesinambungan mulai ringan sampai sedasi dalam dan pasienTelu
dap
a Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prasedasi dan dicatat dalam D
rekam medis meliputi poin a) – e) pada maksud dan tujuan.
b Rumah sakit telah menerapakn pemantauan pasien selama dilakukan D
pelayanan sedasi moderat dan dalam oleh PPA yang kompeten dan di
catat di rekam medik.
c Kriteria pemulihan telah digunakan dan didokumentasikan untuk D
mengidentifikasi pasien yang sudah pulih kembali dan atau siap untuk O
ditransfer/dipulangkan.
AR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
30
30
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
PAB.5
PELAYANAN ANESTESI
Standar PAB.5
Risiko,
Maksudmanfaat, dan alternatif
dan Tujuan PAB.5 tindakan sedasi atau anestesi didiskusikan dengan pasien dan keluarga atau orang yang
Rencana tindakan sedasi atau anastesi
Elemen harus diinformasikan
Penilaian PAB 5 kepada pasien, keluarga pasien, atau mereka yang membu
Telus
a Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan D
atau keluarga atau pihak yang akan memberikan keputusan tentang jenis,
risiko, manfaat, alternatif dan analagsia pasca tindakan sedasi atau
anastesi.
b Pemberian informasi dilakukan oleh dokter spesialis anastesi dan D
didokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan anastesi/sedasi.
DAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
ngan pasien dan keluarga atau orang yang dapat membuat keputusan mewakili pasien sesuai
eluarga pasien, atau mereka yang membuat
Telusur keputusan mewakili pasien tentang jenis sedasi,
Skor
Informed Consent sebelum dilakukan tindakan sedasi saat 10 TL
masih sadar yang ada di rekam medis
Standar PAB.6.1
Status pasca
Maksud dananestesi
Tujuanpasien dipantau dan didokumentasikan, dan pasien dipindahkan/ditransfer/dipulangkan dari area
PAB.6.1
Pemantauan selama anestesiElemen
menjadiPenilaian
dasar pemantauan
PAB 6.1 saat pemulihan pascaanestesi. Pemantauan pasca anestesi dapTe
a Rumah sakit telah menerapkan pemantauan pasien pascaanestesi baik di D
ruang intensif maupun di ruang pemulihan dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
b Pasien dipindahkan dari unit pascaanestesi (atau pemantauan pemulihan D
dihentikan) sesuai dengan kriteria baku yang ditetapkan dengan alternatif
a) – c) pada maksud dan tujuan.
c Waktu dimulai dan dihentikannya proses pemulihan dicatat di dalam D
rekam medis pasien. W
AR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
NESTESI DAN BEDAH (PAB)
dengan panduan praktik klinis (PPK) dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
tindakan anestesi (umum, spinal,Telusur
regional dan lokal) dan masa pemulihan. Hasil pemantauan
Skor
Regulasi tentang monitoring selama anestesi dan operasi 10 TL
Monitoring di RR 10 TL
DPJP Staf anestesi
30
50
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIE
BAB 5
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
PAB.7
PELAYANAN BEDAH
Standar PAB.7
Asuhan
Maksudsetiap pasien bedah
dan Tujuan PAB.7direncanakan berdasar atas hasil pengkajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Karena prosedur bedah mengandung risiko tinggi
Elemen Penilaian PAB maka
7 pelaksanaannya harus direncanakan dengan saksama. PengkaTelu
a Rumah sakit telah menerapkan pengkajian prabedah pada pasien yang R
akan dioperasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebelum
operasi dimulai.
b Diagnosis praoperasi dan rencana prosedur/tindakan operasi berdasarkan D
hasil pengkajian prabedah dan didokumentasikan di rekam medik.
Standar PAB.7.1
Risiko,
Maksudmanfaat dan alternatif
dan Tujuan PAB.7.1 tindakan pembedahan didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yan
Pasien, keluarga, dan mereka yang Penilaian
Elemen memutuskan mendapatkan
PAB 7.1 penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan asuha
Telu
a Rumah sakit telah menerapkan pemberian informasi kepada pasien dan R
atau keluarga atau pihak yang akan memberikan keputusan tentang jenis,
risiko, manfaat, komplikasi dan dampak serta alternatif prosedur/teknik
terkait dengan rencana operasi (termasuk pemakaian produk darah bila
diperlukan) kepada pasien dan atau keluarga atau mereka yang
berwenang memberi keputusan.
b Pemberian informasi dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan D
(DPJP) didokumentasikan dalam formulir persetujuan tindakan
kedokteran.
Standar PAB.7.2
Informasi
Maksud danyangTujuan
terkait dengan
PAB.7.2operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan l
Asuhan pasien pascaoperasi bergantung
Elemen pada PAB
Penilaian temuan
7.2dalam operasi. Hal yang terpenting adalah semua tindakan dan
Telu
a Laporan operasi memuat poin a) – h) pada maksud dan tujuan serta D
dicatat pada formular/template yang ditetapkan rumah sakit.
b Laporan operasi telah tersedia segera setelah operasi selesai dan sebelum D
pasien dipindah ke ruang lain untuk perawatan selanjutnya.
Standar PAB.7.3
Rencana
Maksud asuhan pascaoperasi
dan Tujuan PAB.7.3disusun, ditetapkan dan dicatat dalam rekam medis.
Kebutuhan asuhan medis, keperawatan, dan profesional
Elemen Penilaian PAB 7.3 pemberi asuhan (PPA) lainnya sesuai dengan kebutuhan Telu
setia
a Rencana asuhan pascaoperasi dicatat di rekam medis pasien dalam waktu D
24 jam oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).
b Rencana asuhan pascaoperasi termasuk rencana asuhan medis, D
keperawatan, oleh PPA lainnya berdasar atas kebutuhan pasien.
c Rencana asuhan pascaoperasi diubah berdasarkan pengkajian ulang D
pasien.
Standar PAB.7.4
Perawatandan
Maksud bedah yang mencakup
Tujuan PAB.7.4 implantasi alat medis direncanakan dengan pertimbangan khusus tentang bagaiman
Banyak tindakan bedah menggunakan implanPAB
Elemen Penilaian yang 7.4
menetap/permanen maupun temporer antara lain panggul/lututTelu
pro
a Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis alat implan yang termasuk R
dalam cakupan layanannya.
b Kebijakan dan praktik mencakup poin a) – h) pada maksud dan tujuan. R
c Rumah sakit mempunyai proses untuk melacak implan medis yang telah D
digunakan pasien.
d Rumah sakit menerapkan proses untuk menghubungi dan memantau D
pasien dalam jangka waktu yang ditentukan setelah menerima
pemberitahuan adanya penarikan/recall suatu implan medis.
DAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 5
ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
n dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan keputusan.
k berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien dengan memberikan persetujuan (consent).
Telusur Skor
Informed Consent yang terisi di rekam medis pasien 10 TL
20
Kebijakan pembedahan 10 TL
Bukti pelacakan implan yang telah digunakan pasien (NIK, No 10 TL
Implan)
Daftar pengguna implan ada No HP, NIK, Jenis implan dan 10 TL
No Implan
40
130
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
BAB 6
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBA
PKPO.1
GAMBARAN UMUM
Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat merupakan bagian penting dalam pelayanan pasien. Pelayanan kefarmas
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Sistem
Maksud pelayanan kefarmasian
dan Tujuan PKPO.1dan penggunaan obat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan peratu
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan
Elemen sistem
Penilaian pelayanan
PKPO 1 kefarmasian dan penggunaan obat yang meliputi:
a Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang sistem pelayanan R
kefarmasian dan penggunaan obat, termasuk pengorganisasiannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
b Memiliki bukti apoteker memiliki izin dan kompeten serta telah melakukan D
supervisi pelayanan kefarmasian dan memastikan kepatuhan terhadap
peraturan perundang- undangan. W
c Memiliki bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat D
yang dilakukan setiap tahun.
W
d Memiliki sumber informasi obat untuk semua staf yang terlibat dalam D
penggunaan obat.
O
W
STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 6
ARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
m pelayanan pasien. Pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan di rumah sakit harus mampu menjamin
Bukti ijin (STRA dan SIPA) semua apoteker dan hasil supervisi yang 10 TL
dilakukan
•Kepala Instalasi Farmasi • Apoteker
Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan kefarmasian sesuai EP, 10 TL
selama12 bulan terakhir
•Kepala Instalasi Farmasi •Apoteker
Bukti formularium /MIMS yang terkini ada disemua layanan yang 10 TL
terlibat dalam penggunaan obat
Lihat Instalasi Farmasi, unit-unit kerja terkait
•Kepala Instalasi Farmasi • Kepala/ staf unit kerja RJ dan RI
40
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 6
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OB
PKPO.2
PEMILIHAN, PERENCANAAN DAN PENGADAAN
Standar PKPO 2
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan dan menerapkan formularium yang digunakan untuk peresepan/permintaan obat/instruksi pe
Tujuan PKPO.2
Rumah sakit menetapkan formularium obat mengacu
Elemen Penilaian PKPOpada
2 peraturan perundang-undangan. Formularium ini didasarka
a Rumah sakit telah memiliki proses penyusunan formularium rumah sakit R
secara kolaboratif.
b Rumah sakit melakukan pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik D
dari persediaan maupun penggunaannya.
W
c Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap formularium sekurangkurangnya D
setahun sekali berdasarkan informasi tentang efektivitas, keamanan dan
biaya.
W
d Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan evaluasi terhadap perencanaan D
dan pengadaan sediaan farmasi, dan BMHP.
resepan/permintaan obat/instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia di rumah sakit.
ndangan. Formularium ini didasarkan atas misi rumah sakit, kebutuhan pasien, dan jenis pelayanan
Telusur Skoryang
Dokumen tentang pembentukan organisasi penyusun Formularium 10 TL
(komite/ panitia Farmasi dan Terapi) dan ketetapannya.
Monitoring penggunaan obat baru 10 TL
1) Bukti laporan kejadian KTD, efek samping dan medication error
2) Bukti rapat KFT
untuk evaluasi obat baru
Kepala farmasi terapi Kepala Instalasi Farmasi
Bukti monitoring tentang kepatuhan terhadap formularium, persediaan dan 10 TL
penggunaan ; obat masuk dan keluar selama setahun; kajian formularium,
evaluasi panduan obat di formularium
R
e Obat/BMHP dari program/donasi dikelola sesuai peraturan perundang- D
undangan dan pedoman terkait.
W
dan BMHP disimpan dengan benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
yang memerlukan penanganan khusus, misalnya obat dan bahan berbahaya, radioaktif, obat penelitian,
untuk kondisi emergensi yang disimpan di luar Instalasi Farmasi untuk memastikan selalu tersedia,
n pemusnahan sediaan farmasi, BMHP dan implan sesuai peraturan perundang-undangan.
isesuaikan dengan kebutuhan, serta memperhatikan
Telusur persyaratan penyimpanan dari produsen, kondisi Skor
Pedoman tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan 10 TL
dan BMHP (pedoman pelayanan farmasi)
Panduan pengelolaan obat narkotika dan psikotropika , SPO 10 TL
untuk kondisi emergensi yang disimpan di luar Instalasi Farmasi untuk memastikan selalu tersedia,
Telusur Skor
Pedoman pelayanan farmasi 10 TL
150
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
BAB 6
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OB
PKPO.4
PERESEPAN
Standar PKPO 4
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan PKPO.4dan menerapkan regulasi rekonsiliasi obat.
Pasien yang dirawat di rumah sakit mungkin
Elemen Penilaiansebelum
PKPO masuk
4 rumah sakit sedang menggunakan obat baik obat resep m
a Rumah sakit menerapkan rekonsiliasi obat saat pasien masuk rumah sakit, R
pindah antar unit pelayanan di dalam rumah sakit dan sebelum pasien
pulang.
b Hasil rekonsiliasi obat didokumentasikan di rekam medis. D
O
W
menggunakan obat baik obat resep maupun non resep. Adanya diskrepansi (perbedaan) terapi obat
Telusur Skoryang
SPO rekonsiliasi obat; form rekonsiliasi 10 TL
han medis habis pakai sesuai standar profesi dan peraturan perundang-undangan.
aan obat/instruksi pengobatan sampai dengan penyerahan obat dan BMHP kepada dokter/perawat
Telusur atau
Skor
SPO penyiapan obat secara UDD, Pedoman pelayanan farmasi 10 TL
•Apoteker
•Perawat
70
W
d Pasien diberi informasi tentang obat yang akan diberikan. D
rundang-undangan.
obat masuk ke dalam tubuh pasien. Tahap ini merupakan tahap yang kritikal ketika terjadi kesalahan
Telusur Skor obat
Regulasi staf klinis yang kompeten dan berwenang untuk memberikan 10 TL
obat; SPKK dokter, perawat dan apoteker/TTK
Bukti pengisian telaah obat dan verifikasi apoteker 10 TL
Staf medis Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi
Bukti pengisian double check pada catatan pemberian obat dan resep,bukti 10 TL
supervisi apoteker
Staf farmasi, perawat
Bukti pelaksanaan pemberian informasi obat (TTD pada resep,pengisian di 10 TL
RM pada pasien rawat inap)
en dari luar rumah sakit dan penggunaan obat oleh pasien secara mandiri.
i/keaslian dan mutu obat. Oleh sebab ituTelusur
rumah sakit harus melakukan penilaian terhadap obat tersebut
Skor
Pedoman pelayanan farmasi, SPO rekonsiliasi obat 10 TL
Bukti pelaksanaan pengisian form rekonsiliasi
Bukti pelaksanaan pemberian edukasi obat (TTD pada resep,pengisian di 10 TL
RM pada pasien rawat inap)
Staf medis Kepala Instalasi Farmasi Apoteker Staf Farmasi
Bukti pengisian monitoring dan evaluasi penggunaan obat dan 10 TL
CPPT,rekonsiliasi dan CPO
30
70
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOK
BAB 6
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN
PKPO.7
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO 7
Rumah
Maksudsakit
danmenerapkan pemantauan terapi obat secara kolaboratif.
Tujuan PKPO.7
Untuk mengoptimalkan terapiElemen
obat pasien, maka PKPO
Penilaian dilakukan
7 pemantauan terapi obat secara kolaboratif yang melibatka
a Telah melaksanakan pemantauan terapi obat secara kolaboratif. R
d Seluruh staf rumah sakit dilatih terkait kesalahan obat (medication error). D
W
NDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 6
MASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
ara kolaboratif yang melibatkan profesional pemberi asuhan (PPA) dan pasien. Pemantauan meliputi
Telusur Skor efek
Regulasi pengisian pemantauan terapi obat dan penulisan ringkasan CPPT, 10 TL
diverifikasi oleh DPJP, foto CPPT, ada tulisan dari DPJP
Bukti pelaksanaan PTO sesuai regulasi, laporan ESO, sosialisasi ulang 10 TL
terkait ESO (feedback ke farmasi)
•Apoteker
20
Bukti pelatihan tentang medication error pada staf dengan tim KPRS 10 TL
•Apoteker
40
60
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOK
BAB 6
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN
PKPO.8
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Standar PKPO 8
Rumah
Maksudsakit
danmenyelenggarakan
Tujuan PKPO.8 program pengendalian resistansi antimikroba (PPRA) sesuai peraturan perundang-un
Resistansi antimikroba (antimicrobial resistance PKPO
Elemen Penilaian = AMR)
8 telah menjadi masalah kesehatan nasional dan global. Pemb
a Rumah sakit menetapkan kebijakan pengendalian resistansi antimikroba R
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
b Rumah sakit menetapkan komite/tim PPRA dengan melibatkan unsur R
terkait sesuai regulasi yang akan mengelola dan menyusun program kerja
program pengendalian resistansi antimikroba dan bertanggungjawab
langsung kepada Direktur rumah sakit
c Rumah sakit melaksanakan program kerja sesuai maksud dan tujuan. D
d Rumah sakit melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan PPRA sesuai D
maksud dan tujuan.
e Memiliki pelaporan kepada pimpinan rumah sakit secara berkala dan D
kepada Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangundangan. W
b Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) R
yang mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
c Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi kesehatan rumah D
sakit setiap tahunnya, termasuk kegiatan edukasi rutin sesuai dengan misi
rumah sakit, layanan, dan populasi pasiennya.
melibatkan berbagai tenaga kesehatan serta pasien dan keluarga. Keadaan tersebut memerlukan komunikasi
40
#REF!
#REF!
Err:509
a) Diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
dan dasar diagnosis;
b) Kondisi pasien;
c) Tindakan yang diusulkan;
d) Tata cara dan tujuan tindakan;
e) Manfaat dan risiko tindakan
f) Nama orang mengerjakan tindakan;
g) Kemungkinan alternatif dari tindakan;
h) Prognosis dari tindakan;
i) Kemungkinan hasil yang tidak terduga;
j) Kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan.
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKUS
BAB 7
KOMUNIKASI DAN EDUKASI (KE)
KE.2
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA (Standar MKE 2–3)
Standar KE 2
Rumah
Maksudsakit
danmemberikan
Tujuan KE.2 informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk
Pasien dan keluarga membutuhkan
Elemeninformasi lengkap
Penilaian KE 2 mengenai asuhan dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sa
a Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan dan D
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit serta akses untuk mendapatkan
layanan tersebut. Informasi dapat disampaikan secara langsung dan/atau
O
tidak langsung.
W
b Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait D
alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain, apabila rumah sakit tidak W
dapat memberikan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien.
–3)
30
II. KELOMPOK STANDAR PELAYANAN BERFOKU
BAB 7
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (
KE.3
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA (Standar KE 2–3)
Standar KE 3
Rumah
Maksudsakit
danmelakukan
Tujuan KE.3pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap pasien, beserta kesiapan dan kemampuan pasi
Edukasi berfokus pada pemahaman
Elemenyang dibutuhkan
Penilaian KE 3pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipa
a Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan pengkajian D
terhadap kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga yang
meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan, dan dicatat di rekam medis.
W
b Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi dinilai D
sebelum pemberian edukasi dan dicatat di rekam medis.
O
W
c Hasil pengkajian digunakan oleh PPA untuk membuat perencanaan D
kebutuhan edukasi.
ANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
BAB 7
KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
an dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang dimengerti oleh pasien dan keluarga.
ahasa yang dipahaminya sesuai hasil pengkajian.
Telusur Mereka ikut terlibat dalam pembuatan keputusan
Skordan
Pedoman komunikasi efektif (SKP) 10 TL
Form edukasi terisi di rekam medis
Pasien dan keluarga,PPA,staf RS non klinis
Rekam medis pasien, edukasi terintegrasi 10 TL
Pasien dan keluarga,PPA,staf RS non klinis
pasien dan keluarganya serta memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai antara pasien, keluarga
Pemahaman tentang kebutuhan edukasi Telusur
pasien serta keluarganya akan membantu rumah sakit untuk
Skor
Penetapan pedoman/panduan tentang tatacara berkomunikasi antara PPA 10 TL
dengan pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga
Bukti dokumentasi pemberian informasi dan edukasi di rekam medis 10 TL
Lihat catatan kondisi pasien dalam form pada rekam medis
Website/brosur/leaflet/slide show tv, proses evaluasi produk baru dan 10 TL
produk lama, (alasan produk diperbarui) harus tampak prosesnya
Leaflet,brosur,pamflet, pengumuman,dll 10 TL
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAK
BAB 1
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PAS
PMKP.1
GAMBARAN UMUM
Rumah sakit harus memiliki
PENGELOLAAN programPENINGKATAN
KEGIATAN peningkatan mutu MUTU,
dan keselamatan pasien (PMKP)
KESELAMATAN yang DAN
PASIEN menjangkau seluruh u
MANAJEMEN
Standar PMKP 1
Rumah
Maksudsakit
danmempunyai Komite/Tim penyelenggara Mutu yang kompeten untuk mengelola kegiatan Peningkatan M
Tujuan PMKP.1
Peningkatan mutu dan keselamatan
Elemenpasien merupakan
Penilaian PMKPproses
1 kegiatan yang berkesinambungan (continuous improvem
a Direktur telah menetapkan regulasi terkait Peningkatan mutu dan R
keselamatan pasien serta manajemen risiko
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
TU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
gelola kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-
mbungan (continuous improvement) yang dilaksanaan dengan koordinasi dan integrasi antara unit
Telusur Skor
Regulasi tentang penetapan penanggung jawab data di masing masing unit 10 TL
kerja oleh Direktur RS. (SK Permenkes no. 80 Tahun 2020, Pedoman
PMKP, Kebijakan PMKP dan SPO)
Regulasi tentang komite/ tim PMKP atau bentuk organisasi lainnya yang 10 TL
dilengkapi dengan pedoman kerja dan program kerja. (SK Komite Mutu
beserta Urgasnya)
Program kerja PMKP RS yang ditetapkan dewas atau pemilik 10 TL
•Komite PMKP • Direktur dan penjabat struktural
Bukti laporan tentang kegiatan komite mutu dan evaluasi bersama Direktur, 10 TL
Komite-komite, kepala unit (note: capaian dan analisis indikator mutu IAK
& IAM) dan indikator keselamatan pasien (IKP). Frekuensi laporan setiap 3
bulan). UMAN rapat koordinasi dan evaluasi mutu.
•Komite Mutu
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAK
BAB 1
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PAS
PMKP.2
PEMILIHAN DAN PENGUMPULAN DATA INDIKATOR
Standar PMKP 2
Komite/Tim
Maksud danmutu mendukung
Tujuan PMKP.2 proses pemilihan indikator dan melaksanakan koordinasi serta integrasi kegiatan peng
Pemilihan indikator mutu prioritas
Elemen rumah sakit adalah
Penilaian PMKP tanggung
2 jawab pimpinan dengan mempertimbangkan prioritas
a Komite mutu terlibat dalam pemilihan indikator mutu prioritas baik R
ditingkat rumah sakit maupun tingkat unit layanan.
D
W
c Komite mutu mengintegrasikan laporan insiden keselamatan pasien, D
pengukuran budaya keselamatan, dan lainnya untuk mendapatkan solusi dan
perbaikan terintegrasi.
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
U DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
si serta integrasi kegiatan pengukuran data indikator mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
n mempertimbangkan prioritas untuk pengukuran
Telusur yang berdampak luas/ menyeluruh di rumah Skor sakit.
Regulasi tentang pemilihan dan penetapan mutu prioritas pengukuran mutu 10 TL
pelayanan (PEDOMAN PMKP)
Bukti komite mutu terlibat dalam pemilihan mutu prioritas (UMAN rapat
penetapan indikator mutu prioritas rumah sakit dan unit, Profil Indikator
yang telah ditetapkan)
1) Bukti form supervisi 2) 10 TL
Bukti pelaksanaan tentang supervisi dalam bentuk ceklis dan hasil terhadap
progres pengumpulan data oleh Komite Mutu
b Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS) dan indikator mutu prioritas D
unit (IMP- Unit) telah dibuat profil indikator mencakup (poin a-t) dalam
maksud dan tujuan.
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
TU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAK
BAB 1
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PAS
PMKP.4
ANALISIS, DAN VALIDASI DATA INDIKATOR MUTU (PMKP 4-8)
Standar PMKP 4
Agregasi dan analisis
Maksud dan Tujuandata dilakukan untuk mendukung program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta men
PMKP.4
Data yang dikumpulkan akanElemendiagregasi dan dianalisa
Penilaian PMKPmenjadi
4 informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat da
a Telah dilakukan agregasi dan Analisa data menggunakan metode dan D
teknik statistik terhadap semua indikator mutu yang telah diukur oleh staf
yang kompeten
W
b Hasil analisa digunakan untuk membuat rekomendasi tindakan perbaikan D
dan serta menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya.
W
c Memiliki bukti analisis data dilaporkan kepada Direktur dan reprentasi D
pemilik/dewan pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
W
d Memiliki bukti hasil Analisa berupa informasi INM dan e-report IKP D
diwajibkan lapor kepada Kementrian kesehatan sesuai peraturan yang
berlaku.
W
c Hasil analisis data dilaporkan kepada penanggung jawab indikator mutu D
yang akan melakukan perbaikan.
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
TU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
pkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap data ituSkor
Telusur sendiri.
Regulasi tentang manajemen data termasuk validasi data 10 TL
Bukti pelaksanaan validasi data IAK (Laporan validasi)
•Komite Mutu
Bukti pelaksanaan validasi data yang dipublikasikan 10 TL
•Komite Mutu
Regulasi tentang validasi data yang di publikasikan
20
uk mengurangi atau mencegah kejadian yang merugikan. Khususnya, perbaikan yang direncanakan
Telusur Skor untuk
Bukti tentang rencana perbaikan mutu dari hasil capaian mutu. 10 TL
Bukti tentang uji coba rencana perbaikan (Laporan PMKP)
•Komite Mutu • Kepala bidang/divisi • Kepala unit
Bukti pelaksanaan hasil uji coba 10 TL
Bukti tentang perbaikan telah tercapai
•Komite Mutu • Kepala bidang/divisi • Kepala unit
Bukti tentang perubahan regulasi 10 TL
•Komite Mutu • Kepala bidang/divisi • Kepala unit
Bukti tentang laporan perbaikan mutu 10 TL
•Komite Mutu • Kepala bidang/divisi • Kepala unit
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (
PMKP.7
MENCAPAI DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN
Standar PMKP 7
Dilakukan
Maksud danevaluasi
Tujuanproses
PMKPpelaksanaan
7 standar pelayanan kedokteran di rumah sakit untuk menunjang pengukuran m
Penerapan standar pelayanan kedokteran
Elemen di rumah
Penilaian PMKPsakit
7 berdasarkan panduan praktik klinis (PPK) dievaluasi menggu
a Rumah sakit melakukan evaluasi clinical pathway sesuai yang tercantum R
dalam maksud dan tujuan.
D
b Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya perbaikan terhadap kepatuhan D
dan mengurangi variasi dalam penerapan prioritas standar pelayanan
kedokteran di rumah sakit.
W
c Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis dan atau audit medis pada D
penerapan prioritas standar pelayanan kedokteran di rumah sakit.
W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
ATAN PASIEN
b Analisis data mendalam dilakukan ketika terjadi tingkat, pola atau tren D
yang tak diharapkan yang digunakan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien.
W
c Data luaran (outcome) dilaporkan kepada direktur dan representatif D
pemilik/ dewan pengawas sebagai bagian dari program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 1
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
MATAN PASIEN
untuk memantau ketika muncul tren atau variasi yang tidak diinginkan.
ang dilaporkan setiap triwulan untuk mendeteksi
Telusurpola, tren serta mungkin variasi berdasarkan frekuensi
Skor
Regulasi tentang sistem pelaporan insiden keselamatan pasien internal 10 TL
dan eksternal (Komite Nasional Keselamatan Pasien Kemenkes RI)
(Pedoman KPRS, SPO KPRS)
AMATAN PASIEN
n.
ngan melakukan survei budaya keselamatan pasien setiap tahun. Budaya keselamatan pasien juga
Telusur Skordikenal
Regulasi tentang budaya keselamatan RS dan cara pengukurannya 10 TL
(Pedoman Budaya keselamatan, Panduan Budaya Keselamatan)
Bukti pelaksanaan pengukuran budaya keselamatan pasien dengan survei
menggunakan metode yang telah terbukti (Laporan Budaya Keselamatan)
MATAN PASIEN
W
d Rumah sakit telah menerapkan mekanisme koordinasi yang melibatkan R
pimpinan rumah sakit dan Komite/tim PPI untuk melaksanakan program
PPI sesuai dalam maksud dan tujuan.
W
e Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber daya terhadap R
penyelenggaraan kegiatan PPI meliputi namun tidak terbatas pada maksud D
dan tujuan W
O
Elemen Penilaian PPI 1.1
a Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN purna waktu dan IPCLN R
berdasarkan jumlah dan kualifikasi sesuai ukuran rumah sakit,
kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan sesuai dengan D
peraturan perundang-undangan.
W
b Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi pada semua D
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
AN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
ntifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang didapat dan ditularkan di antara pasien, staf, tenaga
n pengawasan kegiatan PPI di rumah sakit serta menyediakan sumber daya untuk mendukung program
ol nurse) yang kompeten untuk melakukan supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
ngawasi kegiatan PPI disesuaikan dengan jenis pelayanan, kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi
Telusur Skor
Regulasi terkait PPI meliputi poin 1-5 pada gambaran umum yaitu : 10 TL
1.Komite PPI
2.
1. Penetapan
Keputusan anggaran
/ SK Direktur terkait penetapan komite PPI
3.Program
2. Keputusan / SKPPI danDirektur
Programterkait
K3 penetapan Anggaran/RAB komite PPI
4. Regulasi surveilans
3. Program kerja PPI dan program kerja K3
5.
4. Management
Pedoman PPI Resiko Infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif
(ICRA-Prosedur
Regulasi
5. Pedoman tentang dan
PPI(revisi proses
penetapan invasif)
Komite/Tim
tentang covid) , ICRAPPI lengkap
covid-19dengan uraian tugas 10 TL
6.
dan management
SO
6. Pedoman PPI resiko infeksi pelayanan
•Komite/Tim
7.
7. Regulasi
PedomanCSSD PPI
CSSD
8.Penetapan
1.
8. SK /Batas
IPCDfarmasi
Regulasi KetuaKadaluarsa
Komite PPI bahan medis habis pakai dan juga alat single 10 TL
use
9. Pedoman pelayanan Loundry ( Dasar
2. yang dipergunakan
Sertifikat pelatihan kembali
IPCD/ PPI re-use)
9.
10. Pelayanan
Pedoman Loundry
1) Bukti suratmanagement
10.Pengelolaan keputusan
Linen penetapan
Pengelolaan
ketualinen dan PPI
komite Loundry
11.
3) Pedoman
Bukti pengelolaan
kualifikasi Limbah
ketuaInfeksius
Komite sesuai dengan peraturan perundang
11.
12. Pengelolaan Limbah
Pedoman pengelolaan Limbah dan Limbah Cair
undangan.
12. Pengelolaan Benda
Ketua
13. Komite/Tim
Pedoman Gizi PPI Tajam dan Jarum
13. Regulasi
14. PelayananMFK Makanan
3 di RS
*14. Regulasi melakukan
Pengendalian/Pemeriksaan
15. Pedoman PPI koordinasi yang melibatkan
mekanis dan teknis pimpinan RS dan 10 TL
Komite
15. PPI penempatan
Penilaian
16. Pedoman Resiko Pengendalian
pasien infeksi (ICRA) bila ada Renovasi dan
*17.Bukti
demolisi rapat koordinasi
Pedoman penempatan pasien Komite/Tim PPI dengan Pinpinan RS termasuk
tentang:
16.Penempatan
18. Pedoman penempatanPasien dengan penyakit menular dan
pasien 1) Penetapan
pasien yangangka
infeksi
mengalamiyangimmunitas
19. Pedoman akan diukur
PPI dan rendah
SPO (imunokompromise)
Hand hygiene
2) Risiko
17. Pedoman
20. infeksi
Penempatan serta
PPIpasien supervisi
dan SPO Infeksi yang akan
APDAirbone biladilakukan
RS tidak memiliki ruangan
3)
bertekanan Laporan
negatif
21. Pedoman PMKP IPCN
atau kepada
bila kamar Ketua Komite/Tim
isolasi penuh PPI
4)
18.
22. Laporan
Programkegiatan
Skenario penempatan
PPI PPI kepada
pasien Direktur RSledakan
bila terjadi setiap 3pasien
bulan (outbreak)
1. Program kerja PPI
dengan penyakit infeksi airbone
2.
1. Bukti UMAN PPIrapat koordinasi Komite PPI dengan pimpinan RS
19.SK Komite
Hand Hygiene
3.
2. Bukti laporan bulanan IPCN ke Ketua Komite PPI
20.SK IPCN,IPCLN
Penggunaan APDbeserta sertifikat pelatihan
4.
3. Bukti PPI
laporan komite ke direktur
21.RAB
Management Data terintegrasi antara data surveilans dan data indikator
4. Foto - RTL
mutu
5. dari direktur
foto sarpras cuci tangan, foto ruangan dan sarpras di ruangan PPI
5.
22.Sensus
Program ppipelatihan
yang di SIMRS dan outputnya
dan edukasi
Komite
6. PMK PPI/Tim
no 27 tahun PPI,2017,
IPCN,Pedoman
IPCLN Tatalaksana Covid 19 edisi 4 Januari
Tahun 2022,WHO (PPI dalam penanganan Covid 19 ) Maret Th 2022 10 TL
Bukti dukungan sumber daya meliputi :
1) Surat PPI/Tim
Komite keputusan penetapan
PPI, Komite PPI
IPCN, IPCLN
2) Surat
Lihat Keputusansarana
kelengkapan penetapan IPCN/IPCLN
dan prasarana cuci beserta
tangan kualifikasi
di lapangan,kantor
3) Anggaran untuk menunjang kegiatan
komite PPI, lihat sistem data surveilans di lapangan PPI
4) Fasilitas yang cukup
5) IT untuk data surveilans 50
6) Bahan - bahan referensi PPI terkini
Telusur Skor
1. SK IPCN dan IPCLN serta sertifikat pelatihan 10 TL
1) Bukti surat keputusan penetapan perawat PPI/IPCN dan IPCLN RS
2) Bukti kualifikasi dan jumlah perawat PPI/IPCN dan IPCLN sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
IPCN, IPCLN
1. Bukti supervisi perawat PPI/IPCN yang teratur 10 TL
2. Bukti laporan hasil audit perawat PPI / IPCN kepada Ketua tim/komite
PPI 3. Bukti logbook
IPCN
4. laporan IPCN ke ketua Komite PPI
Ketua komite PPI, IPCN, Kepala Ruangan/PIC PPI di ruangan, Kepala
Instalasi 20
70
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (P
PPI.2
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (Infection Control Risk Assesment/ ICRA)
Standar PPI 2
Rumah
Maksudsakit
danmelakukan pengkajian proaktif setiap tahunnya sebagai dasar penyusunan program PPI terpadu untuk m
Tujuan PPI.2
Risiko infeksi dapat berbedaElemen
antara rumah sakit,PPI
Penilaian tergantung
2 ukuran rumah sakit, kompleksitas pelayanan dan kegiatan
a Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan pengkajian risiko R
pengendalian infeksi (ICRA) setiap tahunnya terhadap tingkat dan
kecenderungan infeksi layanan kesehatan sesuai poin a) - k) pada maksud D
dan tujuan dan selanjutnya menggunakan data tersebut untuk membuat dan
menentukan prioritas/fokus pada Program PPI.
f) Timbul nya penyakit infeksi baru atau timbul kembali penyakit infeksi di masyarakat (Emerging and or Re-Emer
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
N DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
ICRA)
yusunan program PPI terpadu untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan.
t, kompleksitas pelayanan dan kegiatan klinisnya,
Telusur populasi pasien yang dilayani, lokasi geografis,
Skorvolume
1. ICRA Program PPI 10 TL
Bukti dokumen risk register yang terdiri dari risk assesmen infeksi (ICRA
HAI's) akibat tindakan atau penularan dan pengelolaan resikonya yang
meliputi :
a) infeksi yang penting secara epidemiologis
b) proses kegiatan yang beresiko tinggi di area infeksi
c) pelayanan yang menggunakan peralatan yg beresiko infeksi
d) prosedur / tindakan beresiko tinggi
e) pelayanan distribusi linen bersih dan kotor
f) pelayanan sterilisasi alat
g) kebersihan permukaan dan lingkungan
h) pengelolaan linen / loundry
i) pengelolaan sampah
j) penyediaan makanan
k) pengelolaan kamar jenazah
masyarakat (Emerging and or Re-Emerging Disease). Berdasarkan hasil pengkajian risiko pengendalian
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
PPI.3
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Standar PPI 3
Rumah
Maksudsakit
danmenyusun dan menerapkan program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infek
Tujuan PPI.3
Tujuan program PPI adalah mengidentifikasi dan
Elemen Penilaian menurunkan
PPI 3 risiko penularan infeksi di antara pasien, tenaga keseha
a Rumah sakit menyusun dan menerapkan Program PPI terpadu mencakup D
seluruh unit di rumah sakit untuk menurunkan risiko infeksi pelayanan
kesehatan pada pasien, staf dan pengunjung yang meliputi a) - o) dalam W
maksud dan tujuan.
b Terdapat bukti bahwa program PPI telah di lakukan analisa tren data D
setiap tiga bulan dan perbaikan yang dilakukan serta pemantauannya.
c Terdapat bukti bahwa perbaikan dan edukasi yang diterapkan oleh rumah D
sakit berdasarkan program yang disusun telah memberikan dampak
pengurangan risiko infeksi di rumah sakit.
c Terdapat bukti bahwa perbaikan dan edukasi yang diterapkan oleh rumah
sakit berdasarkan program yang disusun telah memberikan dampak
pengurangan risiko infeksi di rumah sakit.
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
N DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
uruh untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan berdasarkan hasil pengkajian risiko
nfeksi di antara pasien, tenaga kesehatan,Telusur
staf nonklinis, sukarelawan dan pengunjung. Skor
Program PPI 10 TL
Ceklis audit dan rencana tindak lanjut, Ceklis audit dan rencana tindak lanjut, 10 TL
Ceklis audit dan rencana tindak lanjut, laporan pelaksanaan/kepatuhan penerapan
etika batuk, Ceklis audit dan rencana tindak lanjut, Mou dengan pihak ketiga,
bukti ijim IPAL/IPLC, ijin TPS B3, bukti pelaksanaan vaksinasi covid-19
karyawan, bukti pemeriksaan berkala karyawan di atas 40 tahun, pemeriksaan
berkala untuk petugas beresiko tinggi, Laporan pajanan dan RTL, bukti ceklis
supervisi pelaksanaan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, dan lumbal
punksi sesuai dengan SPO, bukti penerapan bundle HAIs dan rencana tindak
lanjut, analisa dan evaluasi form bundle HAIs setiap bulan, Bukti Surveilans dan
RTL, UMAN pendidikan dan pelatihan
UMAN Sosialisasi PPI, ada bukti setelah dilakukan sosialisasi ada angka 10 TL
penurunan plebitis.
10 TL
W
b Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection D
control risk assessment/ICRA) yang minimal meliputi poin a) - f) yang
ada pada maksud dan tujuan. W
c Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi D
(infection control risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi
dan demolisi sesuai dengan regulasi. O
W
d Terdapat bukti bahwa tindak lanjut pelaksanaan terhadap penilaian risiko D
yang dilakukan memiliki dampak dalam pengurangan risiko infeksi pada
semua renovasi, kontruksi dan demolisi. W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
AN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
ngendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) serta pada saat melakukan
ti sistem ventilasi bertekanan positif, biological
Telusursafety cabinet, laminary airflow hood, termostatSkor
di lemari
Penetapan anggaran pelaksanaan program PPI 10 TL
W
b Terdapat bukti pertemuan berkala antara Komite mutu dan Komite/Tim PPI D
untuk berkoordinasi dan didokumentasikan.
W
c Terdapat bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi D
Komite/Tim PPI kepada Komite mutu setiap 3 (tiga) bulan sekali.
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 2
DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
en (PMKP) dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.
PI dan mengurangi tingkat infeksi yang Telusur
terkait layanan kesehatan sampai tingkat yang serendah-rendahnya.
Skor
Bukti data surveilans PPI yang dilaporkan ke komite mutu 10 TL
bukti laporan komite mutu, Laporan surveilan PPI dan laporan PMKP
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TKRS.1
GAMBARAN UMUM
(Memberikan
REPRESENTASI pelayanan prima kepada
PEMILIK/ DEWAN pasien menuntut kepemimpinan yang efektif)
PENGAWAS
Standar TKRS 1
Struktur
Maksudorganisasi
dan TujuansertaTKRS1.
wewenang pemilik/ representasi pemilik dijelaskan di dalam aturan internal rumah sakit (
Pemilik dan representasi pemilik
Elemenmemiliki tugasTKRS
Penilaian pokok1dan fungsi secara khusus dalam pengolaan rumah sakit. Regu
a Representasi pemilik/ Dewan Pengawas dipilih dan ditetapkan oleh R
Pemilik.
alam aturan internal rumah sakit (Hospital by laws) yang ditetapkan oleh pemilik rumah sakit
dalam pengolaan rumah sakit. Regulasi yang mengatur hal tersebut dapat berbentuk peraturanSkor
Telusur internal
Regulasi tentang pengaturan kewenangan antara pemilik, representasi 10 TL
pemilik/dewan pengawas yang tercantum dalam Hospital bylaws/
peraturan internal RS/ dokumen lain serupa
Struktur organisasi yang di SK kan pemilik termasuk representasi
pemilik/dewan pengawas dan tupoksi
Struktur organisasi yang di SK kan pemilik termasuk representasi 10 TL
pemilik/dewan pengawas dan tupoksi
Bukti evaluasi oleh pemilik setiap tahun evaluasi yang ditetapkan oleh 10 TL
pemilik atau representasi pemilik
Bukti penetapan visi dan misi RS 10 TL
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAK
BAB 3
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS
TKRS.2
AKUNTABILITAS DIREKTUR
Standar TKRS 2
Direktur
Maksud rumah sakit bertanggung
dan Tujuan TKRS 2 jawab untuk menjalankan rumah sakit dan mematuhi peraturan dan perundang- und
Pimpinan tertinggi organisasiElemen
Rumah Sakit adalah
Penilaian kepala
TKRS 2 atau Direktur Rumah Sakit dengan nama jabatan kepala, dir
a Telah menetapkan regulasi tentang kualifikasi Direktur, uraian tugas, R
tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan persyaratan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D
b Direktur menjalankan operasional rumah sakit sesuai tanggung jawabnya D
yang meliputi namun tidak terbatas pada poin a) sampai dengan i) dalam
maksud dan tujuan yang dituangkan dalam uraian tugasnya.
W
c Memiliki bukti tertulis tanggung jawab Direktur telah dilaksanakan dan D
dievaluasi oleh pemilik/representasi pemilik setiap tahun dan hasil
evaluasinya didokumentasikan.
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
LOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
W
c Pimpinan rumah sakit bersama dengan pimpinan unit merencanakan dan D
menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan pasien
yang dilayani rumah sakit
W
d Rumah sakit memberikan informasi tentang pelayanan yang disediakan D
kepada tokoh masyarakat, para pemangku kepentingan, fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitar rumah sakit, dan terdapat proses untuk menerima
masukan bagi peningkatan pelayanannya.
enuhi misi rumah sakit serta merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi
batkan dalam proses menyusun misi dan nilai yang dianut rumah sakit. Apabila rumah sakit tidak
Telusur Skor
SK penetapan Kabag/Kabid beserta tupoksinya. Bukti kualifikasi kepala 10 TL
bidang /divisi sesuai persyaratan ,dalam file kepegawaian ,meliputi: 1)
Keputusan pengangkatan, 2) Ijazah 3) Sertifikasi
W
d Pimpinan rumah sakit menetapkan mekanisme pemantauan dan koordinasi D
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
O
W
AR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
ELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
AN PASIEN
W
c Direktur dan pimpinan rumah sakit mengkaji dampak perbaikan primer D
dan dampak perbaikan sekunder pada indikator prioritas rumah sakit yang
ditetapkan di tingkat rumah sakit maupun tingkat unit.
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
ELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TAN PASIEN
baikan di tingkat rumah sakit yang merupakan proses yang berdampak luas/menyeluruh di rumah sakit
perbaikan di tingkat rumah sakit yaitu perbaikan
Telusur yang akan berdampak luas/ menyeluruh dan dapat
Skor
1) Program peningkatan mutu prioritas (poin a sd F) 10 TL
2) Program peningkatan mutu riset klinis dan pendidikan profesi
kesehatan (untuk rumah sakit yang mempunyai peserta didik klinis)
Catatan : kedua program diatas dapat
dijadikan satu dengan program PMKP yang ada di PMKP 4, bisa juga
menjadi sub program sendiri.
Bukti rapat- rapat yang dipimpin Direktur rumah sakit dan dihadiri para 10 TL
kepala bidang/divisi yang membahas tentang:
1) penyusunan pengukuran mutu pelayanan klinis prioritas, termasuk
kajian dasar pemilihan mutu pelayanan klinis prioritas
W
d Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, rumah sakit tetap D
mempertahankan kelanjutan dari pelayanan pasien
W
e Semua kontrak menetapkan data mutu yang harus dilaporkan kepada D
rumah sakit, disertai frekuensi dan mekanisme pelaporan, serta bagaimana
rumah sakit akan merespons jika persyaratan atau ekspektasi mutu tidak
terpenuhi.
W
f Pimpinan klinis dan non klinis yang terkait layanan yang dikontrak D
melakukan analisis dan memantau informasi mutu yang dilaporkan pihak
yang dikontrak yang merupakan bagian dalam program penigkatan mutu
dan keselamatan pasien rumah sakit.
f Pimpinan klinis dan non klinis yang terkait layanan yang dikontrak
melakukan analisis dan memantau informasi mutu yang dilaporkan pihak
yang dikontrak yang merupakan bagian dalam program penigkatan mutu W
dan keselamatan pasien rumah sakit.
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
antau kontrak klinis dan nonklinis serta melakukan evaluasi termasuk inspeksi kepatuhan layanan sesuai
ah akan memberikan pelayanan secara langsung
Telusuratau tidak langsung misalnya rujukan, konsultasi
Skoratau
Regulasi tentang kontrak klinis dan kontrak manajemen. 10 TL
Catatan : Kontrak klinis adalah perjanjian kerjasama antara: a.RS dengan
individu staf klinis berupa pakta integritas staf klinis untuk mematuhi
peraturan perundangundangan dan regulasi RS
b.RS dengan badan hukum berupa kerjasama jenis
pelayanan klinis yang disediakan RS
Kontrak manajemen adalah perjanjian kerjasama antara RS dengan badan
hukum dalam penyediaan alat kesehatan (KSO alat ) dan pelayanan non
klinis sesuai maksud dan tujuan
D
W
c Pimpinan rumah sakit menggunakan rekomendasi dari organisasi D
profesional dan sumber berwenang lainnya dalam mengambil keputusan
mengenai pengadaan sumber daya.
W
d Pimpinan rumah sakit memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan D
terhadap penggunaan sumber daya Teknologi informasi Kesehatan (TIK)
W
e Pimpinan rumah sakit memberikan arahan, dukungan, dan pengawasan D
terhadap pelaksanaan program penanggulangan kedaruratan dan bencana.
S
W
f Pimpinan rumah sakit memantau hasil keputusannya dan menggunakan D
data tersebut untuk mengevaluasi dan memperbaiki mutu keputusan
pembelian dan pengalokasian sumber daya.
W
W
c Rumah sakit memiliki proses untuk melakukan pelacakan retrospektif D
terhadap perbekalan yang diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau
palsu
W
Penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya harus berdasarkan pertimbangan mutu dan
ada biaya pada saat akan mengambil keputusan
Telusurterkait pembelian dan keputusan terhadap sumberSkor
daya lainnya
1)Panduan penampisan Tehnologi 2)Kebijakan keuangan terkait 10 TL
pengadaan barang, SPO pengadaan barang, data yang digunakan validitas
dan sensitifitas Alat
Pedoman rotasi, proses briefing pembelajaran untuk karyawan terhadap 10 TL
alat yang baru diketahui, magang/pelatihan, dan di nilai apakah sudah
layak menggunakan alat tersebut
keamanan dalam rantai perbekalan untuk melindungi pasien dan staf terhadap produk yang tidak stabil,
anan dan mutu perbekalan rumah sakit. Rantai perbekalan meliputi serangkaian proses dimulai dari
Telusur Skorprodusen
Regulasi tentang manajemen rantai distribusi (supply chain management) 10 TL
untuk pembelian/pengadaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
obat yang berisiko termasuk vaksin
Direktur/Panitia Pengadaan/Kepala instalasi Farmasi
1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi meliputi tahapan 10 TL
penyediaan, penyimpanan, pengiriman obat dan perbekalan farmasi mulai
dari pabrik ke distribusi dan akhirnya sampai ke pengguna di RS, untuk
mencegah obat palsu, terkontaminasi dan rusak
2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko diantaranya didalam kontrak
pembelian menyebutkan RS berhak untuk melakukan peninjauan sewaktu
waktu ke seluruh area rantai distribusi
3) Bukti vendor
•Pimpinan RS• Kepala Instalasi Farmasi • Panitia Pengadaan
1) Bukti pernyataan pakta integritas dari pemasok 10 TL
2) Bukti hasil evaluasi terhadap integritas setiap pemasok di rantai
distribusi.
•Direktur/kepala bidang terkait • Kepala Instalasi Farmasi • Panitia
Farmasi Terapi
Bukti penelusuran/investigasi rantai distribusi pengadaan alat kesehatan , 10 TL
bahan medis habis pakai dan obat yang berisiko termasuk vaksin dari
aspek 1 s/d 8 seperti tercantum pada maksud dan tujuan.
•Direktur/Kepala bidang/divisi terkait • Kepala Instalasi Farmasi • Panitia
Pengadaan
40
100
bentuk team: penapisan tehnologi baru dan trial
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TKRS.8
PENGORGANISASIAN DAN AKUNTABILITAS KOMITE MEDIK, KKOMITE KEPERAWATAN, DAN KOMITE
Standar TKRS 8
Komite
Maksudmedik, komite keperawatan
dan Tujuan TKRS 8 dan komite tenaga kesehatan lainnya menerapkan pengorganisasisannya sesuai p
Struktur organisasi komiteElemen
medik, Penilaian
komite keperawatan,
TKRS 8 dan komite tenaga kesehatan lainnya ditetapkan oleh Direktur
a Terdapat struktur organisasi komite medik, komite keperawatan, dan R
komite tenaga kesehatan lain yang ditetapkan Direktur sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
rapkan pengorganisasisannya sesuai peraturan perundangundangan untuk mendukung tanggung jawab serta
hatan lainnya ditetapkan oleh Direktur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
Telusur Skor
SK tentang Komite yang ada di RS 10 TL
1)Struktur organisasi komite medis dengan uraian tugas dan tata hubungan
kerja dengan para pimpinan
2) Struktur organisasi komite keperawatan dengan uraian
tugas dan tata hubungan kerja
3) Struktur organisasi komite nakes lain dengan uraian tugas dan tata
hubungan
1)Pedomankerja
pengorganisasian 10 TL
2)Pedoman Pelayanan
3) Panduan komunikasi efektif antar tenaga profesional
4) Program kerja
5) RKK
6)Program Mutu, Monitoring mutu pelayanan
Program kerja 10 TL
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TKRS.9
AKUNTABILITAS KEPALA UNIT KLINIS/ NON KLINIS RUMAH SAKIT
Standar TKRS 9
Unit layanan
Maksud dandi rumah sakit
Tujuan TKRS dipimpin
9 oleh kepala unit yang ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kompetensinya un
Kinerja yang baik di unit layanan
Elemenmembutuhkan
Penilaian TKRSkepemimpinan
9 yang kompeten dalam melaksanakan tanggung jawab
a Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan R
yang ditetapkan.
W
b Kepala unit kerja menyusun pedoman pengorganisasian, pedoman D
pelayanan dan prosedur sesuai proses bisnis di unit kerja.
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
SAKIT
Staf
1)Pedoman Pengorganisasian 10 TL
2)Pedoman Pelayanan
3)SPO unit
Kepala unit pelayanan
1)Program kerja 10 TL
2)Bukti pelaksanaan mutu,keselamatan pasien, manajemen resiko
Kepala unit pelayanan
1)Perencanaan kebutuhan staf dan sumber daya (ruangan, peralatan medis, 10 TL
teknologi informasi dan sumber daya lainnya yang diperlukan unit
2)Mekanisme untuk menannggapi kondisi jika kekurangan tenaga
KIT
sien dengan melakukan pengukuran indikator mutu rumah sakit yang dapat diterapkan di unitnya dan
ator prioritas rumah sakit yang perbaikanTelusur
akan berdampak luas/menyeluruh di rumah sakit baikSkor
kegiatan
Pengukuran indikator mutu rumah sakit (INM,IMP-RS,IMP - Unit) 10 TL
Bukti pengukuran INM
1)Bukti pengukuran IMP-RS 10 TL
2)Bukti penilaian kinerja staf
Bukti pengukuran IMP-unit 10 TL
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
AKIT
b Komite etik telah menyusun Kode etik rumah sakit yang mengacu pada R
Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) dan ditetapkan Direktur.
W
c Komite etik telah menyusun kerangka kerja pelaporan dan pengelolaan D
etik rumah sakit serta pedoman pengelolaan kode etik rumah sakit
meliputi poin 1) sampai dengan 12) dalam maksud dan tujuan sesuai
dengan visi, misi, dan nilai-nilai yang dianut rumah sakit.
W
d Rumah sakit menyediakan sumber daya serta pelatihan kerangka D
pengelolaan etik rumah sakit bagi praktisi kesehatan dan staf lainnya dan
memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik.
W
ANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
A KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
sakit untuk menangani masalah etik rumah sakit meliputi finansial, pemasaran, penerimaan pasien, transfer
yang aman dan bermutu. Dengan kemajuanTelusur
dalam teknologi medis, pengaturan finansial, dan harapan
Skor yang
Regulasi tentang tata kelola etik terdiri dari : 10 TL
1)pedoman manajemen etik RS
2)penetapan Komite Etik RS yang dilengkapi dengan uraian tugas dan tata
hubungan kerja dengan sub komite etik profesi medis dan keperawatan
O
W
d Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang rahasia, sederhana R
dan mudah diakses bagi staf untuk mengidentifikasi dan melaporkan
D
perilaku yang tidak diinginkan dan menindaklanjutinya
O
W
e Pimpinan rumah sakit melakukan pengukuran untuk mengevaluasi dan D
memantau budaya keselamatan di rumah sakit serta hasil yang diperoleh
dipergunakan untuk perbaikan penerapannya di rumah sakit.
O
W
f Pimpinan rumah sakit menerapkan budaya adil (just culture) terhadap staf D
yang terkait laporan budaya keselamatan tersebut.
O
W
AR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
ELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
IT
Err:509 %
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TKRS.14
MANAJEMEN RESIKO
Standar TKRS 14
Program
Maksud manajemen
dan Tujuanrisiko
TKRS yang
14terintegrasi digunakan untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sak
Manajemen risiko adalah Elemen
proses yang proaktifTKRS
Penilaian dan berkesinambungan
14 meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengen
a Direktur dan pimpinan rumah sakit berpartisipasi dan menetapkan R
program manajemen risiko tingkat rumah sakit meliputi poin a) sampai
dengan d) dalam maksud dan tujuan.
b Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang diprioritaskan menjadi D
Profil risiko di tingkat rumah sakit.
O
W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 3
KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
KIT
berikan lingkungan perawatan yang aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk mencapai
ang berkaitan dengan bangunan, prasarana dan peralatan medis rumah sakit.
bangunan dan proteksi kebakaran. Rumah sakit memahami fasilitas fisik dan lingkungan yang dimiliki
Telusur Skor
Bukti kumpulan dan daftar dan peraturan perundang -undangan yang 10 TL
dimiliki rumah sakit
Direktur rumah sakit/Tim K3/Bagian Umum/Kepala IPSRS
Observasi bangunan dan prasarana RS 10 TL
Bukti daftar dan perizinan yang berlaku
Bagian Umum/Kepala IPSRS
RAB 10 TL
Bagian Umum/Kepala IPSRS
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (M
MFK.2
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Standar MFK 2
Rumah
MaksudSakit
dan menetapkan
Tujuan MFK penanggungjawab
2 yang kompeten untuk mengawasi penerapan manajemen fasilitas dan ke
Untuk dapat mengelola fasilitas
Elemen danPenilaian
keselamatan
MFK di 2rumah sakit secara efektif, maka perlu di tetapkan penanggung ja
a Rumah sakit telah menetapkan Penanggungjawab MFK yang memiliki R
kompetensi dan pengalaman dalam melakukan pengelolaan pada fasilitas
dan keselamatan di lingkungan rumah sakit.
b Penanggungjawab MFK telah menyusun Program Manajemen Fasilitas D
dan Keselamatan (MFK) yang meliputi poin a)-j) dalam maksud dan
tujuan.
W
W
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (M
MFK.5
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SERTA LIMBAHNYA
Standar MFK 5
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan MFK dan 5menerapkan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya sesuai den
Rumah sakit mengidentifikasi, menganalisa
Elemen Penilaiandan mengendalikan
MFK 5 seluruh bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya
a Rumah sakit telah melaksanakan proses pengelolaan B3 meliputi poin a- R
h pada maksud dan tujuan.
IMBAHNYA
PROTEKSI KEBAKARAN
Standar MFK 6
Rumah sakit menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan
Maksud dan Tujuan MFK 6 sarana ja
Rumah sakit harus waspada terhadap
Elemen risikoMFK
Penilaian kebakaran,
6 karena kebakaran merupakan risiko yang selalu ada dalam T
l
a Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko kebakaran secara R
proaktif meliputi poin a)-i) dalam maksud dan tujuan setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register.
b Rumah sakit telah menerapkan proses proteksi kebakaran yang meliputi D
poin a)-f) pada maksud dan tujuan.
W
c Rumah sakit menetapkan kebijakan dan melakukan pemantauan larangan R
merokok di seluruh area rumah sakit.
D
IPSRS/Bagian umum/K3RS
Regulasi tentang penetapan RS sebagai kawasan bebas rokok 10 TL
Kebijakan tentang larangan merokok, panduan tentang larangan merokok,
ceklist pemeriksaan kawasan larangan merokok, bukti evaluasi kepatuhan
larangan merokok
tidak terlihat puntung rokok dilokasi rumah sakit, ada nya tanda larangan
merokok, tidak ditemukan perokok dilokasi rumah sakit
Bukti tindak lanjut asesmen risiko kebakaran/ fire safety risk assessment 10 TL
(FSRA)
Lihat proteksi kebakaran aktif dan pasif
Penanggung jawab/Tim kebakaran RS/Tim penanggulangan bencana
Bukti pelaksanaan pelatihan penanggulangan kebakaran 10 TL
• Staf RS • Diklat
Peragaan evakuasi pasien ketempat aman
Bukti pengadaan pemeriksaan, uji coba, dan pemeliharaan peralatan 10 TL
pemadam kebakaran
IPSRS/Bagian umum/K3RS
video perawatan,
60
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MF
MFK.7
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 7
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan MFK dan 7menerapkan proses pengelolaan peralatan medik.
Untuk menjamin peralatan medis dapat
Elemen digunakan
Penilaian MFK dan
7 layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan pengelolaan Te
pe
a Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan peralatan medik R
yang digunakan di rumah sakit meliputi poin a)-e) pada maksud dan
tujuan.
W
d Terdapat bukti perbaikan yang dilakukan oleh pihak yang berwenang D
dan kompeten.
dik.
mah sakit perlu melakukan pengelolaan Telusur
peralatan medis dengan baik dan sesuai standar serta Skor
peraturan
Regulasi tentang pengelolaan peralatan medis 10 TL
program pemeliharaan preventif dan kalibrasi
Regulasi mengatur penggunaaan setiap produk atau peralatan yang
ditarik kembali (under recall)
Lihat bukti pemeliharaan preventif dan kalibrasi di setiap alat, lihat bukti
perbaikan oleh pihak berwenang
•Penanggung jawab peralatan medis/IPSRS
•Teknisi alat medis/operator peralatan medis
•Kepala unit pelayanan
Bukti pertemuan yang membahas hasil pemantauan peralatan medis yang 10 TL
berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan insiden,
masalah dan kegagalan pada peralatan medis disertai bukti hasil
pemantauan
• Kepala bidang penunjang medis
• Para pimpinan terkait
•Bukti
Penanggung
pelaporanjawab peralatan
insiden medis (sentinel) erkait peralatan medis ke
keselamatan 10 TL
•internal
Operator peralatan medis
dan eksternal ke Komite Nasional Keselamatan Pasien RS dan
KARS
• Penanggung jawab peralatan medis
• Ka unit kerja dimana insiden keselamatan terjadi
• Operator peralatan medis/teknisi peralatan medis
60
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (M
SISTEM UTILITAS
Standar MFK 8
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikanMaksud
semua sistem utilitas (sistem
dan Tujuan MFK 8pendukun
Definisi utilitas adalah sistem dan Penilaian
Elemen peralatan untuk
MFKmendukung
8 layanan penting bagi keselamatan pasien. Sistem utilit
a Rumah sakit telah menerapkan proses pengelolaan sistem utilitas yang R
meliputi poin a)-e) dalam maksud dan tujuan.
b Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko sistim utilitas dan D
komponen kritikalnya secara proaktif setiap tahun yang
didokumentasikan dalam daftar risiko/risk register.
W
b Sistem utilitas dan komponen kritikalnya telah diinspeksi secara berkala D
berdasarkan ketentuan rumah sakit.
W
c Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diuji secara berkala berdasar D
atas kriteria yang sudah ditetapkan. W
d Sistem utilitas dan komponen kritikalnya dipelihara berdasar atas kriteria D
yang sudah ditetapkan.
O
e Sistem utilitas dan komponen kritikalnya diperbaiki bila diperlukan. D
O
e Rumah sakit mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam D
keadaan darurat/emergensi.
D
Rumah sakit mendokumentasikan hasil uji sumber
c W
listrik/cadangan/alternatif tersebut.
d Rumah sakit mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber O
listrik cadangan/alternatif yang mencukupi. W
D
Rumah sakit telah melakukan simulasi penanggulangan bencana
d W
(disaster drill) minimal setahun sekali termasuk debriefing.
O
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 4
FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
sessment (PCRA) pada waktu merencanakan pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi dan
t dapat berdampak pada semua orang dalam area rumah sakit. Namun, pasien mungkin menderita
Telusur Skordampak
Regulasi tentang asesmen pra konstruksi 10 TL
tentang pengelolaan fasilitas rumah sakit, program keselamatan dan peran mereka dalam memastikan
ung. Oleh karena itu, mereka perlu dididik dan dilatih untuk menjalankan perannya dalam
Telusur Skor
Program pelatihan MFK 10 TL
•Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen risiko
•Bidang diklat
Bukti pelaksanaan pelatihan program MFK 10 TL
•Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen risiko
•Bidang diklat
Bukti pelaksanaan pelatihan program MFK 10 TL
W
f Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan D
diperbarui sesuai kebutuhan.
W
TANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
IFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
ang memiliki keterampilan dan kualifikasi untuk mencapai misinya dan memenuhi kebutuhan pasien. Para
uhkan berdasarkan rekomendasi dari unit.
ng efisien, pengetahuan,
erampilan, dan seragam. danDiamping itu perlu
persyaratan dilakukan
lainnya kredensial
bagi semua staf dikepada tenaga
unitnya sesuaimedis dan perawat
kebutuhan pasien.dan
proses pelayanan klinis.
aman
taf setiap staf
merupakan di unitnya
suatu untukpenting.
proses yang memberikan asuhan
Telusur
Rumah sakit kepada pasien. Kepala
menyelenggarakan unit mempertimbangkan
program Skor
kesehatan dan
Regulasi
fisik dan mental, tentang perencanaan
produktivitas, kebutuhan
kepuasan SDM sesuai
kerja. Program Rencana proaktif, dan 10
dengan: dinamis,
ini bersifat mencakupTL hal-
Strategis
ksaan kesehatan & RAB
kerja saat rekruitmen, pengendalian pajanan kerja yang berbahaya, vaksinasi/ imunisasi,
ait kerja.
Bukti tentang hubungan antara perencanaan SDM dengan rencana strategis 10 TL
dan RAB
Kepala Unit
Kepala SDM
Bukti rapat tentang perencanaan kebutuhan SDM unit kerja, dapat disertai 10 TL
dengan usulan penempatan kembali
Kepala/staf SDM Kepala/staf unit kerja
Pedoman Penghitungan Pola Ketenagaan 10 TL
Usulan Unit, Rapat Pola Ketenagaan ( Uman ),
Kepala Unit, Kepala SDM
Pedoman Rotasi dan Mutasi 10 TL
Regulasi tentang pengaturan
penempatan kembali staf dengan mempertimbangkan meliputi:
Bukti penempatan/ penempatan kembali staf sesuai dengan kebutuhan RS (
1) Kompetensi
SK Rotasi danpasien/
2) Kebutuhan Mutasikekurangan
)
3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
Kepala/staf SDM Kepala/staf unit kerja
Bukti rapat tentang perencanaan kebutuhan SDM unit kerja, dapat disertai 10 TL
dengan usulan penempatan kembali
Kepala SDM
Para kepala Unit kerja
Kepala Divisi/ Bidang
60
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.2
PERENCANAAN
Standar KPS 2
Tanggung jawab
Maksud dan tiap staf
Tujuan KPSdituangkan
2 dalam uraian tugas.
Elemen PenilaianSetiap
KPS staf
2 yang bekerja di rumah sakit harus mempunyai uraian tugas.Telu
Pel
a Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang R
diberikan.
D
b Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a) hingga d) dalam D
maksud dan tujuan, memiliki uraian tugas yang sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya. W
TANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
IFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
W
. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
ALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
W
b Para PPA yang baru dinilai kinerjanya pada saat akan memulai D
pekerjaannya oleh kepala unit di mana PPA tersebut ditugaskan.
W
c Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan D
untuk tiap PPA sesuai uraian tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan W
rumah sakit.
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
onal Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan persyaratan jabatan atau tanggung jawabnya untuk memenuhi
esuaikan dengan persyaratan jabatan/posisi staf.
Telusur Skor
Pedoman Rekrutmen, panduan, pedoman kredensial, 10 TL
Laporan proses Rekrutmen tenaga Klinis, proses kredensial, rekredensial,
dan evaluasi kinerja tahunan
PPA, komite medis, komite keperawatan, komite nakes lain
Evaluasi Kinerja sesuai Jobdes & Job Spec, sertifikat-sertifikat disesuaikan 10 TL
dan rekredensial
PPA, komite medis, komite keperawatan, komite nakes lain
Laporan Evaluasi Kinerja Karyawan Baru, OPPE 10 TL
Kepala bidang/divisi/bagian Komite medik Komite keperawatan
Kepala SDM PPA Staf klinis
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.5
PERENCANAAN
Standar KPS 5
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan KPS proses
5 untuk memastikan bahwa kompetensi staf non klinis sesuai dengan persyaratan jabat
Rumah sakit mengidentifikasi mencari
Elemen staf yang
Penilaian KPSmemenuhi
5 persyaratan posisi non klinis. Supervisor memberikan ori
Te
a Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk R
menyesuaikan kompetensi staf non klinis dengan persyaratan D
jabatan/posisi.
W
b Staf non klinis yang baru dinilai kinerjanya pada saat akan memulai D
pekerjaannya oleh kepala unit di mana staf tersebut ditugaskan.
W
c Terdapat setidaknya satu atau lebih evaluasi yang didokumentasikan D
untuk tiap staf non klinis sesuai uraian tugas setiap tahunnya atau sesuai W
ketentuan rumah sakit.
ANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
FIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
f non klinis sesuai dengan persyaratan jabatan/posisinya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
osisi non klinis. Supervisor memberikan orientasi
Telusur kepada staf non klinis untuk memastikan bahwa
Skorstaf
Pedoman HRD 10 TL
Usulan unit, Rapat Pola Ketenagaan , Proses Rekruitment tenaga Non
Klinis, proses pengangkatan kabid
Kepala bagian/ Staf SDM / Kepala Unit
Laporan Penilaian / Evaluasi Kinerja sesuai uraian tugaskaryawan magang 10 TL
Kepala bagian/ Staf SDM / Kepala Unit
Laporan Penilaian / Evaluasi Kinerja sesuai uraian tugas Tahunan/ 10 TL
Semester ( merubah pedoman dari tahunan menjadi 6 bulan )
Kepala bidang/unit
Komite medik Komite
keperawatan Kepala SDM
Staf unit pelayanan baru
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.
PERENCANAAN
Standar KPS 6
Terdapat informasi
Maksud dan kepegawaian
Tujuan KPS 6 yang terdokumentasi dalam file kepegawaian setiap staf.
File kepegawaian yang terkiniElemen
berisikan dokumentasi
Penilaian KPS 6setiap staf rumah sakit yang mengandung informasi sensitif yanT
a File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara serta dijaga D
kerahasiaannya sesuai dengan kebijakan rumah sakit. W
b File kepegawaian mencakup poin a)-g) sesuai maksud dan tujuan. D
W
ANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
N PENDIDIKAN STAF (KPS)
p staf.
mengandung informasi sensitif yang harus dijaga kerahasiaannya. File kepegawaianSkor
Telusur memuat:
Daftar Isi File Kepegawaian ( isi di sesuaikan) 10 TL
Kepala SDM
file kepegawaian berisi uraian tugas, tanggung jawab dan 10 TL
wewenang, dilampirkan data vaksinasi, MCU/file kesehatan
karyawan, penilaian kinerja, sertifikat
Kepala SDM
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS
KPS.7
ORIENTASI
Standar KPS 7
Semua
MaksudPPA
dandan staf non
Tujuan klinis
KPS 7 diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka ditugaskan dan tang
Keputusan pengangkatan staf melalui
Elemen sejumlahKPS
Penilaian tahapan.
7 Pemahaman terhadap rumah sakit secara keseluruhan dan tan
a Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang orientasi bagi staf R
baru di rumah sakit. D
b PPA baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus sesuai. D
W
c Staf non klinis baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi R
khusus.
D
d Staf yang di kontrak, staf paruh waktu, mahasiswa atau trainee dan D
sukarelawan telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus
(jika ada).
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
ASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
it tempat mereka ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada saat pengangkatan staf.
umah sakit secara keseluruhan dan tanggung jawab klinis maupun nonklinis berperan dalam tercapainya
Telusur Skor
Pedoman Orientasi Karyawan baru 10 TL
Tor Orientasi. Laporan Proses Orientasi
Bukti pelaksanaan orientasi staf baru meliputi: 10 TL
1) Orientasi umum: TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi
perumah sakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi peserta,
laporan pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus: TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan
pelaksanaan orientasi
ilatih dan dapat mendemonstrasikan teknik resusitasi jantung paru dengan benar.
kan rumah sakit telah diberikan pelatihanTelusur
teknik resusitasi dasar. Rumah sakit menentukan pelatihan
Skor
pedoman diklat 10 TL
bukti pelatihan secara daring/luring, foto maupun Screenshoot
ubungan baik secara langsung dan maupun tidak langsung dengan pasien. Pelayanan kesehatanSkor
Telusur dan
Pedoman K3RS , SPO terpajan 10 TL
80
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.10
STAF MEDIS
Standar KPS 10
Rumah
Standarsakit
KPS menyelenggarakan
10.1 proses kredensial yang seragam dan transparan bagi staf medis yang diberi izin mem
Rumah
Maksudsakit
danmelaksanakan
Tujuan KPSverifikasi
10 & KPS terkini
10.1 terhadap pendidikan, registrasi/izin, pengalaman, dan lainnya dalam pro
Penjelasan mengenai istilah dan ekspektasi
Elemen yangKPS
Penilaian ditemukan
10 dalam standar-standar ini adalah sebagai berikut:
a Rumah sakit telah menetapkan peraturan internal staf medis (medical staf R
bylaws) yang mengatur proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja,
dan rekredensial staf medis
b Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian D
kewenangan klinis untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata
laksana yang diberikan oleh dokter praktik mandiri di rumah sakit secara W
seragam
c Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian R
kewenangan klinis kepada dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit
seperti konsultasi kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak
jauh (teleradiology), dan interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik lain: D
elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), elektromiogram
(EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa. W
i staf medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
ngalaman, dan lainnya dalam proses kredensialing staf medis.
ni adalah sebagai berikut: Telusur Skor
Medical Staf Baylaw, Panduan Kredensial Medis,Panduan 10 TL
Audit Medis
Telusur Skor
Regulasi tentang penetapan kewenangan klinis berdasarkan 10 TL
rekomendasi dari komite medis dalam bentuk SPK dan RKK
MEDIS
ce based) untuk memberikan wewenang kepada staf medis untuk memberikan layanan klinis
f medis dan pengambilan keputusan tentang pelayanan klinis yang diizinkan kepada
Telusur staf
Skor
Medical Staf Bayla, pedoman kredensial 10 TL
SPK RKK 10 TL
Kepala bidang/divisi/bagian Kepala SDM Komite medis
Staf medis
Tidak Ada 10 TL
Direktur Kepala bidang/divisi/bagian Kepala SDM
Komite medis Staf medis
SPK staf Medis 10 TL
Komite medis sub komite kredensial
SPK RKK 10 TL
•Komite Medis •Staf Medis
50
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.12
PENEMPATAN ULANG STAF MEDIS DAN PEMBAHARUAN KEWENANGAN KLINIS
Standar KPS 12
Rumah
Maksudsakit
danmenerapkan
Tujuan KPS penilaian
12 praktik profesional berkelanjutan (OPPE) staf medis secara seragam untuk menila
Penjelasan istilah dan ekspektasi
Elemenyang terdapat
Penilaian dalam
KPS 12 standar ini adalah sebagai berikut: T
a Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses penilaian kinerja R
untuk penilaian mutu praktik profesional berkelanjutan, etik, dan disiplin
(OPPE) staf medis
b Penilaian OPPE staf medis memuat 3 (tiga) area umum a-c dalam D
maksud dan tujuan W
c Penilaian OPPE juga meliputi perannya dalam pencapaian target D
indikator mutu yang diukur di unit tempatnya bekerja
W
d Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari staf medis dikaji secara D
objektif dan berdasar atas bukti, jika memungkinkan dilakukan
benchmarking dengan pihak eksternal rumah sakit.
e Data dan informasi hasil pemantauan kinerja staf medis D
sekurangkurangnya setiap 12 (dua belas) bulan dilakukan oleh kepala
unit, ketua kelompok staf medis, subkomite peningkatan mutu komite
medik dan pimpinan pelayanan medis. Hasil, simpulan, dan tindakan
didokumentasikan di dalam file kredensial staf medis tersebut
W
f Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau pelanggaran D
perilaku etik maka dilakukan tindakan terhadap staf medis tersebut W
secara adil (just culture) berdasarkan hasil analisa terkait kejadian
tersebut.
g Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian kewenangan staf D
medis, temuan tersebut didokumentasi ke dalam file staf medis dan
diinformasikan serta disimpan di unit tempat staf medis memberikan
pelayanan
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
WENANGAN KLINIS
) staf medis secara seragam untuk menilai mutu dan keselamatan serta pelayanan pasien yang diberikan
gai berikut: Telusur Skor
Pedoman penilaian kinerja 10 TL
Staf Medis
Audit Medis, bukti adanya pelanggaran perilaku etik, 10 TL
Komite Medis Staf Medis
70
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.13
PENEMPATAN ULANG STAF MEDIS DAN PEMBAHARUAN KEWENANGAN KLINIS
Standar KPS 13
Rumah
Maksudsakit
danpaling
Tujuansedikit
KPSsetiap
13 3 (tiga) tahun melakukan rekredensial berdasarkan hasil penilaian praktik profesion
Penjelasan istilah dan ekspektasi yangPenilaian
Elemen ditemukan dalam
KPS 13 standar-standar ini adalah sebagai berikut: T
a Berdasarkan penilaian praktik profesional berkelanjutan staf medis, R
rumah sakit menentukan sedikitnya setiap 3 (tiga) tahun, apakah
kewenangan klinis staf medis dapat dilanjutkan dengan atau tanpa
modifikasi (berkurang atau bertambah).
b Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap staf medis untuk semua D
kredensial yang perlu diperbarui secara periodik. W
c Ada bukti pemberian kewenangan klinis tambahan didasarkan atas D
kredensial yang telah diverifikasi dari sumber W
Badan/Lembaga/Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan.
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
N PENDIDIKAN STAF (KPS)
ANGAN KLINIS
n hasil penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE) terhadap setiap semua staf medis
ebagai berikut: Telusur Skor
SPO / Panduan Kredensial Staf Medis 10 TL
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.14
TENAGA KEPERAWATAN
Standar KPS 14
Rumah
Maksudsakit
danmempunyai
Tujuan KPS proses
14 yang efektif untuk melakukan kredensial tenaga perawat dengan mengumpulkan, ver
Rumah sakit perlu memastikan untukPenilaian
Elemen mempunyaiKPStenaga
14 keperawatan yang kompeten sesuai dengan misi, sumber daT
a Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredential yang R
efektif terhadap tenaga keperawatan meliputi poin a-c dalam maksud dan D
tujuan.
b Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, D
pelatihan, dan pengalaman yang terbaharui di file tenaga keperawatan.
c Terdapat pelaksanaan verifikasi ke sumber R
Badan/Lembaga/institusi penyelenggara pendidikan/pelatihan yang D
seragam. W
d Terdapat bukti dokumen kredensial yang dipelihara pada setiap tenaga D
keperawatan. W
e Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan bahwa kredensial D
perawat kontrak lengkap sebelum penugasan. W
ANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
N PENDIDIKAN STAF (KPS)
nugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga perawat sesuai dengan peraturan
membuat surat penugasan klinis kepada
Telusurtenaga perawat. Skor
SPK & RKK Perawat 10 TL
Tim Mutu Kepala unit kepala bidang divisi komite
keperawatan Staf Keperawatan
SPK & RKK Perawat 10 TL
Komite Keperawatan Tim Mutu Staf Keperawatan
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
KPS.16
TENAGA KEPERAWATAN
Standar KPS 16
Rumah
Maksudsakit
dantelah melakukan
Tujuan KPS 16penilaian kinerja tenaga keperawatan termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan m
Peran klinis tenaga keperawatan sangat
Elemen penting KPS
Penilaian dalam16pelayanan pasien sehingga mengharuskan perawat berperan se
a Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga perawat secara R
periodik menggunakan format dan metode sesuai ketentuan yang
ditetapkan rumah sakit.
D
b Penilaian kinerja tenaga keperawatan meliputi pemenuhan uraian D
tugasnya dan perannya dalam pencapaian target indicator mutu yang
diukur di unit tempatnya bekerja. W
c Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) D
ketika ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden W
keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang D
diambil, dan setiap dampak atas tanggung jawab pekerjaan perawat dalam
file kredensial perawat.
W
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
ya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko
engharuskan perawat berperan secaraTelusur
proaktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
Skor
Pedoman Kerja HRD 10
TL
Penilaian Kinerja Perawat
Bukti pelaksanaan penilaian kinerja, di penilaian kinerja di 10 TL
masukkan indikator mutu
Kepala Unit
Laporan KPRS termasuk evaluasi dan RTL 10 TL
Kepala Unit
sehatan lain (PPA) dengan mengumpulkan dan memverifikasi pendidikan, registrasi, izin,
ngan misi, sumber daya, dan kebutuhan pasien. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang
Telusur Skor
SPO Kredensial Nakes Lain 10 TL
ugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan
k memberikan asuhan dan pelayanan kepada pasien atau berpartisipasi dalam prosesSkor
Telusur asuhan
SPO Kredensial Nakes Lainnya 10 TL
Komite Nakes Lain
c Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) D
ketika ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden
keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang D
diambil, dan setiap dampak atas tanggung jawab pekerjaan tenaga W
kesehatan dalam file kredensial tenaga kesehatan lainnya.
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 5
DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
erannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko
ga mengharuskan mereka berperan Telusur
secara proaktif dalam program peningkatan mutu dan
Skor
Evaluasi Kinerja Nakes Lain sesuai urgas, 10 TL
Nakes lain , Komite Nakes Lain
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (M
MRMIK.1 (EDITED)
GAMBARAN UMUM
Setiap rumah sakit memiliki,
MANAJEMEN INFORMASI mengelola, dan menggunakan informasi untuk meningkatkan luaran ( outcome ) bagi pa
Standar MRMIK 1
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan
Tujuan MRMIKproses manajemen
1 informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun ekstern
Informasi yang diperoleh
Elemenselama masa MRMIK
Penilaian perawatan1pasien harus dapat dikelola dengan aman dan efektif oleh Telusur
rumah sa
a Rumah sakit menetapkan regulasi pengelolaan informasi untuk R
memenuhi kebutuhan informasi sesuai poin 1)-2) yang terdapat
dalam gambaran umum.
D
O
W
STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
KAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
asi untuk meningkatkan luaran ( outcome ) bagi pasien, kinerja staf dan kinerja rumah sakit secara umum.
t, PPA, kepala unit klinis / non klinis dan staf dilatih mengenai prinsip manajemen dan penggunaan
t, PPA, kepala unit klinis / non klinis dan staf akan mengumpulkan dan menganalisis, serta menggunakan
Telusur Skor
bukti proses staf telah dilatih tentang prinsip pengelolaan dan penggunaan 10 TL
informasi sistem sesuai dengan peran dan tanggung jawab mereka. (bukti
pelatihan akses SI)
PPA/kepala divisi/ bidang pelayanan dan pihak eksternal terkait
Bukti Screenshot bahwa data dan informasi klinis serta non klinis 10 TL
diintegrasikan sesuai kebutuhan dan digunakan dalam mendukung proses
pengambilan keputusan.
PPA/kelola divisi/ bidang pelayanan dan pihak eksternal terkait
20
W
R MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
DIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
a tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuensi yang diinginkan.
uar rumah sakit merupakan aspek penting dari manajemen informasi. Rumah sakit menetapkan
Telusur Skor
Tersaji data/ informasi, data dan informasi yang sudah di olah/analisa 10 TL
bisa berupa laporan dan valid (IT) untuk memenuhi kebutuhan Internal
RS dan eksternal
Ka SIMRS/ KPMKP/PPI
Bukti bahwa akses data dan informasi pasien mudah di cari, dan 10 TL
jumlah ketersediaan TT pasien, jumlah operasi dan lain-lain bisa di
akses dengan cepat dan tepat, hasil data olahan dari rekam medik yang
dibutuhkan internal manajemen, semua bisa di akses dalam sistem IT
W
d Tersedia penyimpanan rekam medis yang menjamin keamanan dan D
kerahasiaan baik kertas maupun elektronik.
W
AR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
EDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
m dan selalu diperbaharui (terkini) dan diisi sesuai dengan ketetapan rumah sakit dalam
ang merupakan sumber informasiTelusur
utama mengenai proses asuhan dan perkembangan pasien
Skor
Pedoman penyelenggaraan rekam medis yang ditetapkan 10 TL
Bukti rekam medis bahwa pasien mempunyai 1 nomor RM
Kepala bidang rekam medis
Bukti rekam medis bahwa pasien disusun dan diisi sesuai 10 TL
ketetapan rumah sakit.
Kepala bidang rekam medis
bukti evaluasi dan pembaharuan rekam medis 10 TL
Kepala bidang rekam medis
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN
MRMIK.7
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 7
Rumah
Maksudsakit
danmenetapkan informasi
Tujuan MRMIK 7 yang akan dimuat pada rekam medis pasien.
Rumah sakit menetapkan data dan
Elemen informasi
Penilaian spesifik 7yang dicatat dalam rekam medis setiap pasien untuk melakukan
MRMIK Te
a Terdapat bukti rekam medis pasien telah berisi informasi yang sesuai D
dengan ketetapan rumah sakit dan peraturan perundangan yang
berlaku. W
b Terdapat bukti rekam medis pasien mengandung informasi yang D
memadai sesuai butir a) – f) pada maksud dan tujuan.
O
W
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
en.
m medis setiap pasien untuk melakukan penilaian/pengkajian dan mendapatkan pengobatanSkor
Telusur maupun
Semua rekam medis mengandung konten yang ada di pedoman 10 TL
penyelenggaraan rekam medis
PPA/ peserta didik/ pasien keluarga pasien
bukti contoh kelengkapan rekam medis pasien mengandung informasi 10 TL
yang memadai sesuai butir a) – f) pada maksud dan tujuan.
Telusur rekam medis untuk kelengkapan dokumen
PPA/ peserta didik/ pasien keluarga pasien
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHAR
MRMIK.8
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 8
Setiap
Maksud catatan (entry) pada
dan Tujuan rekam8medis pasien mencantumkan identitas Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang me
MRMIK
Rumah sakit memastikan bahwa
Elemensetiap catatan
Penilaian dalam rekam
MRMIK 8 medis dapat diidentifikasi dengan tepat, dimana setiap pe
a PPA mencantumkan identitas secara jelas pada saat mengisi RM D
b Tanggal dan waktu penulisan setiap catatan dalam rekam medis pasien D
dapat diidentifikasi
c Terdapat prosedur koreksi penulisan dalam pengisian RM elektronik dan R
non elektronik.
D
W
d Telah dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penulisan identitas, D
tanggal dan waktu penulisan catatan pada rekam medis pasien serta koreksi O
penulisan catatan dalam rekam medis, dan W
hasil evaluasi yang ada telah digunakan sebagai dasar upaya perbaikan di
rumah sakit.
DAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
ional Pemberi Asuhan (PPA) yang menulis dan kapan catatan tersebut ditulis di dalam rekam medis.
ntifikasi dengan tepat, dimana setiap pengisian
Telusurrekam medis ditulis tanggal, jam, serta indentitas
Skor
Bukti pengisian identitas secara jelas pada saat mengisi RM ; di foto atau 10 TL
scan contoh rekam medis pasien terisi identitas di tutup
Bukti Tanggal dan waktu penulisan setiap catatan dalam rekam medis 10 TL
pasien dapat diidentifikasi
SPO tentang koreksi penulisan dalam pengisian RM elektronik dan non 10 TL
elektronik.
di foto atau scan contoh rekam medis pasien terisi identitas di tutup yang
ada koreksi nya
Ka Unit RM
Laporan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan berkala 10 TL
lihat tempat penyimpanan RM
staf RM.
40
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARA
MRMIK.9
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 9
Rumah
Maksudsakit
danmenggunakan
Tujuan MRMIK kode diagnosis,
9 kode prosedur, penggunaan simbol dan singkatan baku yang seragam dan
Penggunaan kode, simbol, Elemen
dan singkatan yangMRMIK
Penilaian terstandarisasi
9 berguna untuk mencegah terjadinya kesalahan komunik
a Penggunaan kode diagnosis, kode prosedur, singkatan dan simbol sesuai R
dengan ketetapan rumah sakit.
b Dilakukan evaluasi secara berkala penggunaan kode diagnosis, kode D
prosedur, singkatan dan simbol yang berlaku di rumah sakit dan hasilnya O
digunakan sebagai upaya tindak lanjut untuk perbaikan.
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
S DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
20
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHAR
MRMIK.10
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 10
Rumah
Maksudsakit
danmenjamin keamanan,10kerahasiaan dan kepemilikan rekam medis serta privasi pasien.
Tujuan MRMIK
Rekam medis adalah pusatElemen
informasi yang digunakan
Penilaian MRMIKuntuk
10 tujuan klinis, penelitian, bukti hukum, administrasi, dan k
a Rumah sakit menentukan otoritas pengisian rekam medis termasuk isi R
dan format rekam medis.
b Rumah Sakit menentukan hak akses dalam pelepasan informasi rekam D
medis
W
c Rumah sakit menjamin otentifikasi, keamanan dan kerahasiaan data D
rekam medis baik kertas maupun elektronik sebagai bagian dari hak W
pasien.
AR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
ta privasi pasien.
an, bukti hukum, administrasi, dan keuangan, sehingga harus dibatasi aksesibilitasnya. Pimpinan
Telusur Skorrumah
Penetapan otoritas pengisian rekam medis termasuk isi dan format rekam 10 TL
medis.
Rekam medis pasien yg berisi hak akses dalam pelepasan informasi 10 TL
rekam medis
Staf RM RS, Staf IT, Pasien
CCTV di rawat inap 10 TL
ka ins RM
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARA
MRMIK.11
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 11
Rumah
Maksudsakit
danmengatur
Tujuan lama
MRMIK penyimpanan
11 rekam medis, data, dan informasi pasien.
Rumah sakit menentukanElemen
jangka Penilaian
waktu penyimpanan
MRMIK 11 rekam medis (kertas/elektronik), data, dan informasi lainnya ter
a Rumah sakit memiliki regulasi jangka waktu penyimpanan berkas R
rekam medis (kertas/elektronik), serta data dan informasi lainnya
terkait dengan pasien dan prosedur pemusnahannya sesuai dengan
peraturan perundangan.
pasien.
ektronik), data, dan informasi lainnya terkait pasien sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Telusur Skoruntuk
Pedoman penyelenggaraan RM, yang memuat regulasi jangka waktu 10 TL
penyimpanan berkas rekam medis (kertas/elektronik), serta data dan
informasi lainnya terkait dengan pasien dan prosedur pemusnahannya
sesuai dengan peraturan perundangan ; ditandai dan di scan yang
dimaksud
Dokumen rekam medis, laporan pemusnahan dokumen RM (SOP dan 10 TL
Prosedur Retensi)
staf RM, staf keamanan, team IT
Dokumen kematian, kelahiran, terpasang implan (no seri) 10 TL
staf RM, staf keamanan, team IT
bagaimana proses pengamanan ruang penyimpanan, berkas, pasword
30
III. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN
MRMIK.12
REKAM MEDIS PASIEN
Standar MRMIK 12
Dalam
Maksud upaya
dan perbaikan kinerja, rumah
Tujuan MRMIK 12 sakit secara teratur melakukan evaluasi atau pengkajian rekam medis.
Setiap rumah sakit sudah menetapkan
Elemen isi dan
Penilaian format 12
MRMIK rekam medis pasien dan mempunyai proses untuk melakukan pe
Te
a Rumah sakit menetapkan komite/tim rekam medis. R
b Komite/tim secara berkala melakukan pengkajian rekam medis pasien D
secara berkala setiap tahun dan menggunakan sampel yang mewakili
(rekam medis pasien yang masih dirawat dan pasien yang sudah
pulang).
c Fokus pengkajian paling sedikit mencakup pada ketepatan waktu, D
keterbacaan, kelengkapan rekam medis dan isi rekam medis sesuai
dengan peraturan perundangan.
d Hasil pengkajian yang dilakukan oleh komite/tim rekam medis D
dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit dan dibuat upaya perbaikan.
NDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
BAB 6
M MEDIS DAN INFORMASI KESEHARAN (MRMIK)
k mengelola data dan informasi klinis serta non klinis sesuai peraturan perundang-undangan.
nan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat dan sumber daya manusia
Telusur Skor
Penetapan penyelenggaraan teknologi informasi kesehatan di RSM 10 TL
Ahmad Dahlan
bukti penerapan SIMRS sesuai dengan ketetapan dan peraturan 10 TL
perundangan yang berlaku.
Proses pengaksesan SIMRS
Penetapan unit yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara SIMRS 10 TL
dan dipimpim oleh staf kompeten.
Petugas pendaftaran, staf RM
Bukti Rekam Medis Rajal, Ranap, Gawat darurat, penunjang yang di input 10 TL
dalam SIMRS
lihat berkas RM dan Sistem pendaftaran online
Laporan dan Evaluasi mutu rekam medis yang telah dianalisa dan upaya 10 TL
perbaikan nya yang dilakukan berkala
lihat penyimpanan RM
50
tasi waktu henti (downtime) dari sistem data, baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
an pasien yang aman dan bermutu tinggi.Telusur
Interupsi dan kegagalan sistem data adalah kejadian yang
Skortidak
Prosedur bila ada down time dengan menggunakan data yang manual 10 TL
30
80
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 1
GAMBARAN UMUM
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan telah ditentukan prioritas pelaya
PROGNAS.1
rumah sakit adalah melaksanakan program pemerintah dan mendukung tercapainya target target pembangunan nasion
PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
1. Peningkatanan kesehatan ibu dan bayi.
Maksud dan Tujuan
2. Penurunan Standar Tuberculosis/TBC.
angka kesakitan 1
Rumah
Standarsakit
1
3. Penurunan melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah langkah
angka kesakitan HIV/AIDS.
Rumah sakit melaksanakan
4. Penurunan program
prevalensiElemen
stunting PONEK
dan 24 jam dan
wasting.
Penilaian Standar 1 7 (tujuh) hari seminggu.
5. aKeluarga
RumahBerencana Rumah Sakit.
sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PONEK 24 jam. R
Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharapkan mampu meningkatkan akselerasi pencapaian target RPJM
masyarakat meningkat segera terwujud
b Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan rincian D
tugas dan tanggungjawabnya. W
c Terdapat program kerja yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program D
PONEK Rumah Sakit sesuai maksud dan tujuan
Standar 1.1
Untuk meningkatkan
Maksud dan Tujuanefektifitas
Standar sistem
1.1 rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas Ke
Salah satu tugas dari rumah sakit Penilaian
Elemen dengan kemampuan PONEK adalah melakukan pembinaan kepada jejaring rujukan
Standar 1.1
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pembinaan jejaring
a Rumah sakit menetapkan program pembinaan jejaring rujukan dapatrumah
rujukan dilakukan dengan
R mengadakan pelatihan kep
pelayanan ibu
sakit. dan anak serta peningkatanan kompetensi jejaring rujukan secara berkala. Rumah sakit memetakan jeja
tahun.
b Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap jejaring secara berkala. D
W
c Telah dilakukan evaluasi program pembinaan jejaring rujukan. D
W
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 1
hatan telah ditentukan prioritas pelayanan kesehatan dengan target yang harus dicapai. Salah satu fungsi
nya target target pembangunan nasional. Pada standar akreditasi ini Program Nasional meliputi:
60
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 2
PROGNAS.2
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB
Maksud dan Tujuan Standar 2
Pemerintah
Standar 2 mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkolosis berupa upaya kesehatan yang mengutamakan aspe
Rumah sakit melaksanakan program
Elemen penanggulangan
Penilaian Standar 2 tuberculosis. Tel
a Rumah sakit menerapkan regulasi tentang pelaksanaan R
penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit.
b Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit beserta program D
kerjanya.
W
Standar 2.2
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan
Elemen Penilaian tuberkulosis
Standar 2.2 dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuaiTel
per
a Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap R
panduan praktik klinis tuberkulosis.
D
W
b Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Obat Anti R
Tuberculosis.
D
W
c Rumah sakit melaksanakan pelayananTB MDR (bagi rumah sakit R
Rujukan TB MDR).
D
c Rumah sakit melaksanakan pelayananTB MDR (bagi rumah sakit
Rujukan TB MDR).
W
d Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus TB Paru D
sesuai ketentuan.
W
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 2
a upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan
Telusur Skor
PMK 67 tahun 2021, Kebijakan Pelayanan TB, Pedoman Pelayanan TB, 10 TL
SPO Pelayanan TB
SK Tim TB, Sertifikat Tim TB, Bukti Rapat Penyusunan Kebijakan, 10 TL
Program Kerja, RAB
Direktur, Pembina Tim TB, Tim TB
20
TB Paru di rumah sakit, maka harus tersedia sarana dan prasarana yang memenuhi syarat pelayanan TB
sesuai peraturan perundang-undangan. Telusur Skor
PMK 67 tahun 2021, Pedoman Pelayanan TB, SPO Pelayanan TB, SPO 10 TL
PPI (ppi)
Dokumentasi Poliklinik TB
DPJP, Tim TB, Pelaksana Harian Perawat Poliklinik TB, PPI
Dokumentasi Ruang Rawat Inap TB 10 TL
DPJP, Tim TB, Pelaksana Harian Perawat Ruang Isolasi TB, PPI
W
c Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC dan PMTC. D
W
d Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA dengan factor risiko IO. D
W
e Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Anti Retro D
Viral (ART).
W
V.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 3
perundang-undangan.
ayanan bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS
Telusur(ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah sebagai
Skor
PMK penanggulangan HIV, Kebijakan Pelayanan HIV/AIDS 10 TL
W
c Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk kasus gangguan gizi D
yang perlu penanganan lanjut.
O
W
Standar 4.1
Rumah Sakit melakukan Elemen
edukasi, Penilaian
pendampingan intervensi
Standar 4.1 dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kep
rujukan masalah gizi.
a Rumah sakit membuktikan telah melakukan pendampingan intervensi dan R
pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit
kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
sa Inggris antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan
30
zi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya
Telusur Skor serta
Bukti penetapan komite/tim PPRA yang dilengkapi uraian tugas, tanggung 10 TL
jawab dan wewenangnya serta pedoman kerja, SOP Pelayanan Program
Penurunan Prevalensi Stunting, bekerjasama dengan KLL RSMAD, kader
FKTP(penguatan jejaring), edukasi tentang gizi ke masyarakat
bekerjasama dengan PKRS,
Bukti pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi laporan kegiatan 10 TL
bulanan
Tim Program Penurunan Prevalensi Stunting
20
50
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 4
GAMBARAN UMUM
Resistensi
PROGNAS.5 terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba, dalam bahasa Inggris antimicrobial resistance, AM
Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit
Maksud dan Tujuan Standar 5;5.1
Pelayanan
Standar 5 Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS) merupakan bagian dari program keluarga berencana (KB),
Rumah sakit melaksanakan program
Elemen pelayanan
Penilaian keluarga
Standar 5 berencana dan kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta p
a Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan PKBRS. R
D
W
c Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan dan Pasca D
Keguguran.
W
d Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksamnaan D
PKBRS.
W
Standar 5.1
Rumah sakit menyiapkanElemen
sumberPenilaian
daya untukStandar
penyelenggaraan
5.1 pelayanan keluarga dan kesehatan reproduksi.
a Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi dan sarana D
penunjang pelayanan KB.
O
b Rumah sakit menyediakan layanan konseling bagi peserta dan calon D
peserta program KB. W
c Rumah sakit telah merancang dan menyediakan ruang pelayanan KB O
yang memadai.
IV.PROGRAM NASIONAL
SASARAN 4
asa Inggris antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan
dari program keluarga berencana (KB), yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan
atan reproduksi di rumah sakit beserta pemantauan
Telusur dan evaluasinya. Skor
Regulasi tentang PKBRS 10 TL
Program kerja dan pelaporannya (kolaborasi dengan dinas), jumlah yang
tidak dilakukan tindakan KB
1.Adanya SK TIM dan urgas, PROKER pkbrs,alur pelaksanaan, monev 10 TL
laporan bulanan,triwulan,tahunan
2.Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan program melibatkan
pimpinan RS (UMAN)
3.Bukti program PKBRS yang sudah di setujui/ditandatangani Direktur
(UMAN),
Direktur/Kepala unit pelayanan/Kepala bidang/Tim PKBRS
Bukti laporan capaian program KB pasca persalinan /keguguran 10 TL
Adanya SPO Pelayanan KB
Pasien/Akseptor KB pasca persalinan dan pasca keguguran
Bukti pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi laporan kegiatan 10 TL
bulanan, pasca pelayanan harus dikontrol
PJ Program PKBRS
40
Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi
Elemendan edukasiStandar
Penilaian sebagai bagian
5.1 dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyar
1 Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan R
Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service). (R)
2 Ada program PKRS terkait Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di D
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric
Service). (D,W)
3 Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, leaflet dll). (D,W) D
W
4 Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W) D
4 Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W)
O
W
W
GRAM NASIONAL
SASARAN 5
urunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
inap kronis sesuai dengan tingkatTelusur
jenis pelayanan. Skor
Bukti penetapan komite/ tim Geriatri sesuai tingkatan yang TL
dilengkapi uraian tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
(pedoman kerja) a)
Tingkat sederhana (rawat jalan dan home care)
b) Tingkat lengkap ( rawat jalan Rawan inap akut dan home
care)
c) Tingkat sempurna ( rawat jalan Rawan inap akut dan home
10
care klinik asuhan siang)
d) Tingkat paripurna ( rawat jalan, klinik asuhan siang,
Rawat inap akut, rawat inap kronis, rawat inap psychogeriatri,
penitipan pasien Respit care dan home care)
atan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Telusur Skor
PMK 79/2014 ttg penyelenggaraan pelayanan geriatri di RS TL
10
%
V. 6.PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN KESEHATA
GAMBARAN UMUM
Rumah sakit pendidikan
A. KEBIJAKAN harus mempunyai mutu
PENYELENGGARAAN dan keselamatan pasien yang lebih tinggi daripada rumah sakit non p
PENDIDIKAN
pendidikan tetap terjaga
Maksud dan Tujuan PPK.1 maka perlu ditetapkan standar akreditasi untuk rumah sakit pendidikan. Rumah sakit pendidi
dalam upaya
Keputusan pelayanan
penetapan pasien.
rumah Keberadaan
sakit pendidikanpeserta didik ini
merupakan dapat membantu
kewenangan prosesyang
kementerian pelayanan namunmasalah
membidangi juga berpotens
keseha
Standar PPK.1
disebabkan peserta didik masih dalam tahap belajar dan tidak memahami secara penuh protokol yang ditetapkan oleh
Rumah sakit menetapkan
yang mengadakan regulasi
Elemen
pendidikan tentang persetujuan
Penilaian
kesehatan. PPK. 1 dan pemantauan pemilik pimpinan dalam kerja sama penyeleng
a Rumah sakit memilki kerjasama resmi rumah sakit dengan institusi D
pendidikan yang masih berlaku.
b Kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang sudah D
c terakreditasi.
Kriteria penerimaan peserta didik sesuai dengan kapasitas RS harus R
dicantumkan dalam perjanjian Kerjasama.
d Pemilik, pimpinan rumah sakit dan pimpinan institusi pendidikan D
membuat kajian tertulis sedikitnya satu kali setahun terhadap hasil
evaluasi program pendidikan kesehatan yang dijalankan di rumah sakit.
W
c Terdapat bukti bahwa sarana prasarana, teknologi, dan sumber daya lain R
di rumah sakit tersedia untuk mendukung pendidikan peserta didik.
D
W
lebih tinggi daripada rumah sakit non pendidikan. Agar mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
sakit pendidikan. Rumah sakit pendidikan memiliki keunikan dengan adanya peserta didik yang terlibat
rosesyang
erian pelayanan namunmasalah
membidangi juga berpotensi untuk
kesehatan mempengaruhi
berdasarkan mutubersama
keputusan pelayanan
yangdan keselamatan
dilanjutkan pasien. Ini
dengan
a penuh protokol yang ditetapkan oleh rumah sakit. Untuk itu perlu pengaturan khusus bagi rumah sakit
pimpinan dalam kerja sama penyelenggaraan pendidikan kesehatan di rumah sakit.
Telusur Skor
Mou dengan intitusi pendidikan 10 TL
ngan, perencanaan, pemantauan implementasi program pendidikan klinis, serta evaluasi dan analisisnya.
n gigi,mempunyai
h sakit dan pendidikan tenaga kesehatan
akuntabilitas professional
manajemen, lainnya
koordinasi,
Telusur harus tercermin
dan prosedur dalam organisasi Skor
yang jelas. dan
it memiliki regulasi yang mengatur:
panduan
ng dicantumkan pengelolaan
dalam perjanjiandan pengawasan
kerja sama; proses pendidikan 10 TL
an sesuai dengan
Untukperaturan perundang-undangan;
setiap peserta pendidikan klinis terdapat dokumentasi yang berisi 10 TL
data meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan.
30
a memperhatikan kebutuhan pelayanan sehingga pelayanan rumah sakit tidak terganggu, akan tetapi justru
an jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas
Telusur Skor
panduan pengelolaan dan pengawasan proses pendidikan 10 TL
Mou pendidikan 10 TL
panduan pengelolaan dan pengawasan proses pendidikan
SK penetapann pelayanan 10 TL
Layanan RS apa saja, sarpras yang tersedia, SK pembimbing klinis,
kompetensi
Komkordik/Tim kordik Kep Departemen Peserta didik
30
dan kewenangan klinis untuk dapat mendidik dan memberikan pembelajaran klinis kepada peserta
ai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan
Telusur dari institusi pendidikan dan rumah sakit. Skor
SK pembimbing klinis, 10 TL
SPK RKK
SK pembimbing klinis, 10 TL
kan pendidikan klinis untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf, dan peserta didik
jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah sakit aman bagi pasien dan peserta didik.
Telusur Skor
panduan pengelolaan dan pengawasan proses pendidikan 10 TL
40
n mutu dan keselamatan pasien. Rumah sakit memiliki rencana dan melaksanakan program orientasi terkait
hakit
peserta pendidikanyang
dan pelayanan klinis serta mengikutsertakan
diberikan beradaTelusur peserta
dalam upaya didik dalam semua
mempertahankan atau pemantauan mutu
meningkatkan dandan
mutu
Skor
Regulasi tentang Program orientasi umum dan khusus 10 TL
50
220
110 %
Rumah sakit telah menetapkan regulasi Regulasi tentang:
tentang orientasi bagi staf baru di rumah 1) Pedoman pengorganisasian unit farmasi
sakit. 2) Penetapan komite/tim farmasi dan terapi
disertai dengan pedoman kerja 3. kebijakan
farmasi dan pedoman pelayanan farmasi
Bukti Misi RS, persetujuan misi, review misi 1)Bukti tentang Indikator mutu untuk riset
secara berkala, publikasi/ sosialisasi misi RS klinik 2)Bukti
tentang Indikator mutu program pendidikan
profesi kesehatan
3)Bukti hasil pengumpulan
dan analisis data
No I SKP II BAB 1 ARK II BAB 2 HPK II BAB 3 PP II BAB 4 PAP II BAB 5 PAB
EP skor EP skor EP skor EP skor EP skor EP
1 SKP-1 40 ARK-1 130 HPK-1 180 PP-1 160 PAP-1 100 PAB-1
2 SKP-2 30 ARK-2 80 HPK-2 40 PP-2 40 PAP-2 140 PAB-2
3 ARK-3 90 HPK-3 30 PP-3 250 PAP-3 50 PAB-2.1
4 ARK-4 20 HPK-4 80 PP-4 140 PAP-4 40 PAB-3
5 ARK-5 310 PAP-5 30 PAB-4
6 SKP-3 30 ARK-6 40 PAB-5
7 SKP-4 30 PAB-6
8 PAB-7
9 SKP-5 20
10 SKP-6 50
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 200 670 330 590 360
EP 24 67 33 59 36
MANAGEMEN
MEDIS
KEPERAWATAN
II BAB 5 PAB II BAB 6 PKPO II BAB 7 MKE III BAB 1 PMKP III BAB 2 PPI III BAB 3 TKRS III BAB 4 MFK
skor EP skor EP skor EP skor EP skor EP skor EP
30 PKPO-1 40 MKE-1 40 PMKP-1 40 PPI-1 70 TKRS-1 40 MFK-1
30 PKPO-2 50 MKE-2 30 PMKP-2 30 PPI-2 40 TKRS-2 30 MFK-2
PKPO-3 150 MKE-3 30 PMKP-3 20 PPI-3 30 TKRS-3 70 MFK-3
90 PKPO-4 70 MKE-4 30 PMKP-4 90 PPI-4 40 TKRS-4 40 MFK-4
30 PKPO-5 90 MKE-5 50 PMKP-5 20 PPI-5 30 TKRS-5 30 MFK-5
20 PKPO-6 70 MKE-6 40 PMKP-6 40 TKRS-6 60 MFK-6
50 PKPO-7 60 MKE-7 20 PMKP-7 30 TKRS-7 100 MFK-7
130 PKPO-8 80 PMKP-8 50 TKRS-8 30 MFK-8
PMKP-9 30 TKRS-9 50 MFK-9
PMKP-10 20 TKRS-10 40 MFK-10
PMKP-11 60 TKRS-11 30 MFK-11
TKRS-12 40
TKRS-13 60
TKRS-14 20
TKRS-15 70
337 standar
n pelayanan
eselamatan Pasien
an dievaluasi
dipergunakan
u dan keselamatan pasien
keselamatan pasien
a efisiensi biaya per tahun
memiliki kompetensi
Link Nurse) jumlah dan kualifikasi
habis pakai
ralatan sekali-pakai
an keselamatan pasien, pengawasan mutu pendidikan serta laporan akuntabilitas representasi pemilik
asan kendali mutu dan kendali biaya
ggung jawab
katan (recruitment),
rogram peningkatan mutu dan keselamatan pasien
atau representasi pemilik
mandiri yang bukan merupakan staf RS memiliki izin dan kredensial yang tepat
n sumber daya dengan mempertimbangkan mutu dan keselamatan
ai distribusi obat, serta perbekalan farmasi yang aman
n pelayanan klinis lainnya secara efektif,
n mudah diakses oleh pihak yang mempunyai kewenangan untuk melaporkan masalah yang terkait dengan budaya keselamatan
angan bahaya kebakaran, serta penyediaan sarana jalan keluar yang aman
kondisi pasien saat keluar dari gawat darurat, dan instruksi tindak lanjut asuhan
evaluasinya
melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
sia di Masyarakat
an jumlah staf yang memberikan pendidikan klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
gai pendidik klinis dan mendapatkan kewenangan dari institusi pendidikan dan rumah sakit
njang pendidikan staf klinis di rumah sakit aman bagi pasien dan peserta didik
sakit dan pelayanan yang diberikan
ya keselamatan