Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya, identifikasi pasi
sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau pengambilan spesimen
pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radilogi diagnostik dan identifikasi pasien koma
S Peragaan pelaksanaan
identifikasi pasien
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian O Lihat proses identifikasi
obat, darah, produk darah, pengambilan sebelum pemberian obat,
spesimen, dan pemberian diet (lihat juga darah, produk darah,
PAP 4; AP 5.7. (O, W, S) pengambilan spesimen, dan
pemberian diet
S Peragaan pelaksanaan
identifikasi pasien
5. Pasien diidentifikasi sebelum O Lihat pelaksanaan
identifikasi sebelum
pemberian radioterapi, menerima pemberian radioterapi,
menerima cairan
S Peragaan pelaksanaan
identifikasi pasien
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin dilakukan maka
panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi da
kritis, hasil pemeriksaaan diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau hasil p
penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi at
ditulis secara akurat
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan staf keperaw
staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif (shift);
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit pe
unit darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik.
asuhan. (D,W) 0
W · DPJP
· PPA lainnya
· Staf klinis
3. Pesan secara verbal atau verbal D Bukti pelaksanaan tentang 10
penyampaian pesan
tujuan). (D,W,S) W
· DPJP
· Staf klinis
S Peragaan proses penerimaan
pesan secara
· DPJP
· PPA lainnya
diagnostik
Standar SKP 2.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk proses pelaporan hasil pemeriksaaan diagnostik kritis.
· DPJP
harus melaporkan dan siapa yang · Staf klinis 5
EP 2). (D,W,S) S
W · Dokter
· Staf Keperawatan
Standar SKP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwa
Maksud dan Tujuan SKP 3 dan SKP 3.1 Obat yang perlu diwaspadai terdiri:
a) Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadinya kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian atau kecacatan, seperti
atau kemoteraputik.
b) Obat, yang namanya, kemasannya, dan labelnya, penggunaan kliniknya, tampak/kelihatan sama (look/alike), bunyi uca
alike), seperti Xanax dan Zantac atau Hydralazine dan hydroxyzine.
c) Elektrolit konsentrat sepert kalium/potassium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat] kalium/potass
dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%] dan magnesium sulfat [sama deng
pekat].
waspadai (R) 0
2. Rumah sakit mengimplementasikan D Bukti pelaksanaan terkait 10
regulasi yang telah dibuat (D,W) obat yang perlu diwaspadai
5
· Apoteker/TTK 0
· 5
Apoteker/TTK/Asisten
apoteker
5
Lihat tempat penyimpanan 0
obat yang perlu diwaspadai
O
· Apoteker
· TTK
W · Asisten apoteker
5
Lihat tempat penyimpanan 0
OW
· Apoteker
· TTK
· Asisten apoteker
3) memastikan tersedianya peralatan medik khusus dan atau implant yang dibutuhkan
pasien. (D,O) 5
· DPJP 0
O · Pasien/keluarga
rumahsakit. (R) 0
2. Rumah sakit menggunakan Komponen Time- D O W Bukti hasil pelaksanaan 10
Out terdiri dari identifikasi Tepat-Pasien,Tepat Time-Out
Prosedur dan tepat Lokasi, persetujuan atas
operasi dan konfirmasi bahwa proses verifikasi
sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S)
5
S Lihat pelaksanaan Time - 0
Out
· DPJP
· Staf klinis
(D,O,W) 5
Lihat form terkait Tepat- 0
Lokasi, Tepat-Prosedur,
Tepat-Pasien
O
DPJP
Standar SKP 5
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan “evidence-based hand hygiene guidelines” untuk
risiko infeksi terkait layanan kesehatan.
5
Staf RS 0
W
3. Staf rumah sakit dapat melakukan cuci D Ada bukti dokumen 10
tangan sesuai dengan prosedur. (W,O,S) pelaksanakan program
kebersihan tangan (hand
hygiene) di seluruh rumah
sakit sesuai dengan PPI 9 EP
1
5
Staf RS 0
W
4. Ada bukti staf melaksanakan lima saat W O Staf RS 10
cuci tangan. (W,O,S) 5
Lihat fasilitas untuk cuci 0
tangan (1 tempat tidur satu
handrub), lihat kepatuhan
staf pada lima saat cuci
tangan.
S
Peragaan cuci tangan
5
· Komite/Tim PMKP 0
Standar SKP 6
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses mengurangi risiko pasien jatuh.
0
2. Rumah sakit melaksanakan suatu proses D Bukti dalam RM tentang 10
asesmen terhadap semua pasien rawat inap pelaksanaan asesmen risiko
dan rawat jalan dengan kondisi, diagnosis, jatuh
lokasi terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai
kebijakan dan prosedur (D,O,W)
5
Lihat hasil asesmen risiko 0
jatuh di rawat inap dan
rawat jalan
O
· PPJA
· Staf klinis
W
3. Rumah sakit melaksanakan proses D Bukti dalam RM tentang 10
asesmen awal, asesmen lanjutan, asesmen pelaksanaan asesmen risiko
ulang dari pasien pasien rawat inap yang jatuh
berdasar catatan
W · PPJA
· Staf klinis
4. Langkah-langkah diadakan untuk D Bukti pelaksanaan langkah- 10
langkah untuk
risiko jatuh
W · PPJA
· Staf klinis
· Pasien/keluarga
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
5
0
2. Ada pelaksanaan proses skrining baik di D Bukti tentang pelaksanaan 10
dalam maupun di luar rumah sakit. (D,W) asesmen yang digunakan
skrining di dalam maupun di
luar rumah sakit.
5
· Staf medis 0
W
3. Ada proses pemeriksaan penunjang yang D Bukti hasil pemeriksaan 10
diperlukan/spesifik untuk menetapkan penunjang yang digunakan
apakah pasien diterima atau dirujuk. (D,W) untuk skrining sesuai PPK
5
· Staf medis 0
· Petugas
laboratorium dan
Radiologi
4. Berdasarkan hasil skrining ditentukan D W Bukti tindak lanjut hasil 10
apakah kebutuhan pasien sesuai dengan skrining di rekam medis
kemampuan rumah sakit (lihat juga TKRS
3.1, EP.1). (D,W)
5
· Staf medis 0
· Staf keperawatan
5. Pasien diterima bila rumah sakit dapat D O Bukti tindak lanjut hasil 10
memberi pelayanan rawat jalan dan rawat skrining di rekam medis
inap yang dibutuhkan pasien.(D,O,W)
5
W Kesesuaian pemberian 0
pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang dibutuhkan
pasien
0
Lihat waktu penerimaan
hasil pemeriksaan penunjang
untuk memutuskan untuk
dirawat atau dirujuk
O
· Staf medis
· Staf keperawatan
W
Standar ARK 1.1
Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan pertolongan segera diberikan prioritas untuk
tindakan.
5
0
5
· Dokter IGD 0
· Perawat IGD
5
· Dokter IGD 0
S
4. Pasien dengan kebutuhan mendesak D Bukti tentang pemberian 10
diberikan prioritas. (D,W,S) pelayanan sesuai prioritas
hasil triase pasien
5
· Dokter IGD 0
W · Perawat IGD
Pelaksanaan penetapan
prioritas berdasarkan hasil
triase
S
Standar ARK 1.2
Pada proses admisi pasien rawat inap dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk menetapkan pelayanan preventif, paliatif,
rehabilitatif yang diprioritaskan berdasar atas kondisi pasien.
5
0
2. Ada pelaksanaan skrining pasien masuk D Bukti tentang pelaksanaan 10
rawat inap untuk menetapkan kebutuhan asesmen yang digunakan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan untuk skrining pasien rawat
r2ehabilitative. (D,W) inap
5
· Staf medis 0
W
4. Prioritas diberikan pada pelayanan D Bukti tentang penetapan 10
terkait preventif, paliatif, kuratif, dan prioritas untuk pelayanan
rehabilitatif. (D) preventif, paliatif, kuratif,
dan rehabilitatif
5
· Staf medis 0
W
Standar ARK 1.3
Rumah sakit mempertimbangkan kebutuhan klinis pasien dan memberi tahu pasien jika terjadi penundaan dan kelambatan
pelaksanaan tindakan/pengobatan dan/atau pemeriksaan penunjang diagnostik.
pasien. (R) 5
0
2. Pasien diberi tahu alasan penundaan dan D Bukti tentang penjelasan 10
kelambatan pelayanan dan diberi informasi alasan penundaan dan
tentang alternatif yang tersedia sesuai kelambatan pelayanan dan
kebutuhan klinis pasien dan dicatat di diberi informasi tentang
rekam medis. (D,W) alternatif yang tersedia
sesuai kebutuhan klinis
pasien dan dicatat di rekam
medis
5
· Staf medis 0
· Pasien
W
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses pendaftara
(R) 5
0
2. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses 10
pasien rawat inap dan pendaftaran rawat pelaksanaan penerimaan
jalan. (D,W) pasien rawat inap dan rawat
jalan
5
· Staf medis 0
· Pasien
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan D Bukti tentang proses 10
pasien gawat darurat ke unit rawat inap. pelaksanaan penerimaan
(D,W) pasien gawat darurat ke unit
rawat inap
5
· Staf medis 0
W · Staf keperawatan
· Pasien
4. Ada pelaksanaan proses menahan D W Bukti tentang edukasi 10
pasien untuk observasi. (D,W) pelaksanaan menahan
pasien untuk observasi
5
· Staf medis 0
· Staf keperawatan
· Pasien
5. Ada pelaksanaan proses mengelola D Bukti tentang pemberian 10
pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada informasi rujukan dan
unit yang dituju maupun di seluruh rumah pengelolaan pasien apabila
sakit. (D,W) tempat tidak tersedia
5
· Staf medis 0
· Pasien/keluarga
5
· Staf medis 0
· Pasien/keluarga
0
· Staf Admisi
· Pasien/keluarga
5
· Staf Admisi 0
· Pasien/keluarga
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya D Bukti materi penjelasan 10
yang ditanggung pasien atau keluarga. perkiraan biaya yang
(D,W) ditanggung pasien atau
keluarga antara lain tarif RS
5
· Staf admisi 0
· Pasien/keluarga
W
4. Penjelasan yang diberikan difahami oleh W Pasien/keluarga 10
pasien atau keluarga untuk membuat
keputusan. (W)
5
0
Standar ARK 2.2
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit.
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang ter
darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium, kam
radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti kerumahtanggaan dan transpo
g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan sebagainy
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi masalah. Semua staf r
dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat iku
menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case M
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada penempatan pa
darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan
pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama
pasien di unit darurat dan di unit intermediate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah
mengatur dan menyediakan tempat yang aman bagi pasien.
5
0
2. Ada pelaksanaan pengaturan alur pasien D Bukti tentang pelaksanaan 10
untuk menghindari penumpukan. (D,W) pengaturan alur pasien
untuk menghindari
penumpukan termasuk pada
keadaan bencana
5
· Dokter IGD 0
5
Lihat pelaksanaan pelayanan 0
pasien IGD
OW
· Dokter IGD
· Perawat IGD
· Pasien/keluarga
0
2. Staf yang kompeten dan berwenang dari D Bukti keikutsertaan staf yang 10
unit intensif atau unit spesialistik terlibat kompeten dan berwenang
dalam menentukan kriteria. (D,W) menentukan kriteria
5
· Dokter unit intensif 0
5
· Dokter unit intensif 0
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar ARK 3
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan perencanaan pemulangan pasien
5
0
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat D Bukti tentang pelaksanaan 10
direkam medis sesuai regulasi RS (D,W) (Lihat AP P3 atau discharge planning
2 dan ARK 4) dicatat di rekam medis
5
· DPJP 0
W · Staf keperawatan
· Pasien/keluarga
Asuhan pasien di rumah sakit diberikan dan dilaksanakan dengan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient/Person Ce
Pola ini dipayungi oleh konsep WHO: Conceptual framework integrated people-centred health services. (WHO global strat
people-centred health services 2016–2026, July 2015).
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal d
integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederaj
vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan m
pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut:
· keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
· dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA
(lihat juga PAP 2.1, EP 4);
· profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu antara
Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clinical Pathway terintegrasi, Al
Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan manaje
pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut:
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga merupaka
penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta b
kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi,
sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lem
merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen p
Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lem
merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen p
Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan pasien (M
untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko – kesempatan, serta perencanaan mana
pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (discharge planning).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi, koordinasi
kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan kes
koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, da
dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat:
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur klinis/
rencana asuhan, format rujukan, daftar tilik/check list lain, dan sebagainya.
Diperlukan regulasi untuk proses koordinasi tersebut. (lihat juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4;
PAB 7.2)
Elemen Penilaian ARK 3.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses dan R Regulasi tentang proses dan 10
pelaksanaan untuk mendukung pelaksanaan untuk
kesinambungan dan koordinasi asuhan, mendukung kesinambungan
termasuk paling sedikit i) sampai dengan m) dan koordinasi asuhan,
di dalam maksud dan tujuan, sesuai regulasi sebagai asuhan pasien
rumah sakit (lihat juga terintegrasi yang berpusat
pada pasien (patient
centered care) termasuk:
W
individu pasien melalui komunikasi dan · Kepala SDM
kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit
serta mencakup butir a) sampai dengan h)
di maksud dan tujuan.
(D,W)
3. Pasien diskrining untuk kebutuhan D 1) Bukti tentang 10
pelayanan manajemen pelayanan pasien skrining untuk
(D,W) menentukan kebutuhan
manajemen pelayanan
pasien, bisa
menggunakan ceklis
0
· Staf Klinis
· Manajer Pelayanan
Pasien
W
4. Pasien yang mendapat pelayanan MPP, R D Sesuai EP 1 10
pencatatannya dilakukan dalam Form MPP
selalu diperbaharui untuk menjamin
5
Lihat bukti pencatatan form 0
MPP yang menujukkan
kesinambungan dan
koordinasi proses pelayanan
O
· DPJP/PPA lainnya
W
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat D Bukti pelaksanaan koordinasi 10
dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan proses pelayanan yang
pasien. (D,O,W) difasilitasi oleh MPP di
semua tingkat/fase asuhan
pasien
5
Lihat bukti pencatatan form 0
MPP yang menujukkan
kesinambungan dan
koordinasi proses pelayanan
W
Standar ARK 3.2
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) untu
asuhan kepada pasien.
2) bila 0
kondisi/penyakit pasien
membutuhkan lebih
dari 1 (satu) DPJP,
ditetapkan DPJP Utama
(EP 4) yang berperan
sebagai koordinator
mutu dan keselamatan
pasien antar DPJP dan
PPA
3) termasuk bila terjadi
perpindahan DPJP atau
pergantian DPJP Utama
(R)
3. DPJP yang ditetapkan telah memenuhi D Bukti berupa: 10
proses kredensial, sesuai peraturan per 1) SPK dan RKK yang 5
UUan. (D,W) masih berlaku
W · Pimpinan RS
· DPJP
· Kepala instalasi
rawat inap/kepala
ruang rawat inap
4. Bila dilaksanakan rawat bersama D W Bukti penetapan DPJP Utama 10
ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator
asuhan pasien. (D,W)
5
· DPJP 0
· Kepala instalasi
rawat inap/kepala
ruang rawat inap
· Pasien/keluarga
0
2. Form tersebut memuat indikasi pasien D Bukti form transfer memuat 10
masuk dirawat. (D) indikasi pasien masuk
dirawat
5
0
3. Form tersebut memuat riwayat D Bukti form transfer memuat 10
kesehatan, pemeriksaan fisis, dan riwayat kesehatan,
pemeriksaan diagnostik. (D) pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan diagnostik
5
0
4. Form tersebut memuat setiap diagnosis D Bukti form transfer memuat 10
yang dibuat. (D) setiap diagnosis yang dibuat
5
0
5. Form tersebut memuat setiap prosedur D Bukti form transfer memuat 10
yang dilakukan. (D) setiap prosedur yang
dilakukan
5
0
6. Form tersebut memuat obat yang D Bukti form transfer memuat 10
diberikan dan tindakan lain yang dilakukan. obat yang diberikan dan
(D) tindakan lain yang dilakukan.
5
0
7. Form tersebut memuat keadaan D Bukti form transfer memuat 10
keadaan pasien pada waktu
dipindah (transfer).
0
8. Ketentuan tersebut dilaksanakan. D O W Bukti tentang kelengkapan 10
(D,O,W) pengisian form Lihat form
tranfer
Standar ARK 4
Rumah sakit menetapkan regulasi melaksanakan proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit berdasar atas kond
pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau tindakan.
4.2.1)
2. Ada bukti pemulangan pasien sesuai D Bukti pemulangan pasien 10
dengan kriteria pemulangan pasien. (D,W) sesuai dengan kriteria
5
· DPJP 0
W · Staf keperawatan
0
4. Ada bukti pelaksanaan tentang pasien D Bukti tentang pelaksanaan 10
yang diizinkan untuk keluar meninggalkan pasien yang diizinkan
rumah sakit selama periode waktu tertentu. meninggalkan rumah sakit
(D,W) selama periode waktu
tertentu
5
· DPJP/PPA lainnya 0
· DPJP 0
· Kepala instalasi
rawat inap/kepala
ruang rawat inap
· Pasien/keluarga
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien D Bukti pelaksanaan rujukan 10
bila diperlukan dapat ditujukan kepada untuk kesinambungan
fasilitas kesehatan baik perorangan asuhan
ataupun institusi yang berada di komunitas
dimana pasien berada yang bertujuan
untuk memberikan bantuan
pelayanan.(D) 5
· DPJP 0
W · Kepala instalasi
rawat inap/kepala
ruang rawat inap
· Pasien/keluarga
5
0
5
0
3. Ringkasan pulang memuat prosedur D Bukti form ringkasan pulang 10
terapi dan tindakan yang telah dikerjakan. memuat prosedur terapi dan
(D) tindakan yang telah
dikerjakan
5
0
4. Ringkasan pulang memuat obat yang D Bukti form ringkasan pulang 10
diberikan termasuk obat setelah pasien memuat obat yang diberikan
keluar rumah sakit. (D) termasuk obat setelah
pasien keluar rumah sakit
sesuai PKPO 4.3 EP 2
5
0
5. Ringkasan pulang memuat kondisi D Bukti form ringkasan pulang 10
kesehatan pasien (status present) saat akan memuat kondisi kesehatan
pulang dari rumah sakit. (D) (EP 5 untuk IGD pasien (status present) saat
dan transfer) akan pulang dari rumah sakit
5
0
6. Ringkasan pulang memuat instruksi D Bukti form ringkasan pulang 10
tindak lanjut dan dijelaskan kepada pasien memuat instruksi tindak
dan keluarga. (D) lanjut dan dijelaskan kepada
pasien dan keluarga
5
0
Standar ARK 4.2.1
Rumah sakit menetapkan pemberian ringkasan pasien pulang kepada pihak yang berkepentingan
5
· DPJP 0
W · Staf keperawatan
· DPJP
· Kepala instalasi
rawat inap/kepala unit
rawat inap
· Pasien/keluarga
5
0
4. Satu salinan ringkasan diberikan kepada D Sesuai EP 2 10
pihak penjamin pasien sesuai dengan
regulasi rumah
sakit. (D) 5
0
Standar ARK 4.3
Untuk pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang kompleks dibuat catatan tersendiri
Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan tersedia untuk PPA.
0
3. Informasi penting yang dimasukkan ke R D Sesuai EP 1 10
dalam PRMRJ diidentifikasi oleh DPJP. (R,D) 5
Bukti pelaksanaan 0
pencatatan informasi
penting yang dimasukkan ke
dalam PRMRJ yang
diidentifikasi oleh DPJP
5
· DPJP 0
· Staf klinis
W · Staf Rekam Medis
3) penghentian
pengobatan
0
3. Pasien keluar rumah sakit atas D Bukti pelaksanaan pasien 10
permintaan sendiri, tetapi tetap mengikuti keluar rumah sakit atas
proses pemulangan pasien. (D) permintaan sendiri sesuai
regulasi
5
0
4. Dokter keluarga (bila ada) atau dokter D Bukti pelaksanaan rujukan 10
yang memberi asuhan berikutnya dari sesuai ARK 5
pasien diberitahu
0
5. Ada dokumentasi rumah sakit melakukan D Bukti pelaksanaan evaluasi 10
pengkajian untuk mengetahui alasan pasien alasan pasien keluar rumah
keluar rumah sakit atas apakah permintaan sakit atas permintaan sendiri
sendiri, menolak asuhan medis, atau tidak
melanjutkan program
pengobatan. (D) 5
0
Standar ARK 4.4.1
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan
diri.
Elemen Penilaian ARK 4.4.1 Telusur Skor
0
2. Rumah sakit melakukan identifikasi D Bukti pelaksanaan asesmen 10
pasien menderita penyakit yang keperawatan untuk
membahayakan dirinya sendiri atau identifikasi pasien menderita
lingkungan. (D,W) penyakit yang
membahayakan dirinya
sendiri atau lingkungan
misalnya penyakit menular,
penyakit jiwa dengan
kecendrungan bunuh diri
atau perilaku agresif
5
Perawat penanggung jawab 0
asuhan (PPJA)
W
3. Rumah sakit melaporkan ke pada pihak D Bukti pemberian 10
yang berwenang bila ada indikasi kondisi informasi/laporan kepada
pasien yang membahayakan dirinya sendiri pihak yang berwenang
atau lingkungan. (D,W) termasuk keluarga
5
· DPJP 0
W · Staf keperawatan
· Pasien/keluarga
RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkes
sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 5 Telusur Skor
1) kewajiban RS 5
mencari fasilitas
pelayanan kesehatan
yang sesuai kebutuhan
pasien
5
· DPJP 0
W · Staf keperawatan
0
Standar ARK 5.1
Rumah sakit menetapkan proses rujukan untuk memastikan pasien pindah dengan aman.
5
· DPJP 0
· Staf keperawatan
· Staf klinis terkait
W
2. Selama proses rujukan ada staf yang D Bukti pelaksanaan staf yang 10
kompeten sesuai dengan kondisi pasien kompeten sesuai dengan
yang selalu memonitor dan mencatatnya kondisi pasien yang selalu
dalam rekam medis. (D,W) memonitor dan mencatatnya
dalam rekam medis
5
· Staf keperawatan 0
· Petugas
pendamping
W
3. Selama proses rujukan tersedia obat, D Bukti tentang daftar obat, 10
bahan medis habis pakai, alat kesehatan, bahan medis habis pakai,
dan peralatan medis sesuai dengan alat kesehatan, dan
kebutuhan kondisi pasien. (D,O,W) peralatan medis sesuai
dengan kebutuhan kondisi
pasien selama proses
rujukan
5
Lihat ketersediaan obat, 0
bahan medis habis pakai,
alat kesehatan, dan
peralatan medis sesuai
dengan kebutuhan kondisi
pasien
· Petugas
Ambulance
W
4. Ada proses serah terima pasien antara staf D Bukti pelaksanaan tentang 10
pengantar dan yang menerima. (D,O,W) serah terima pasien antara
staf pengantar dan yang
menerima
5
Lihat form serah terima 0
pasien
OW
· Staf terkait
· Petugas Ambulance
0
Standar ARK 5.2
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mengatur proses rujukan dan dicatat di rekam medis pasien.
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan kesehatan yang men
pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga d
pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter yang men
orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama proses rujuka
0
2. Dokumen rujukan berisi alasan pasien dirujuk, D Bukti form rujukan memuat 10
memuat kondisi pasien, dan kebutuhan alasan pasien dirujuk,
memuat kondisi pasien, dan
kebutuhan pelayanan lebih
lanjut.
0
3. Dokumen rujukan juga memuat prosedur dan D Bukti form rujukan memuat 10
intervensi yang sudah dilakukan. (D) prosedur dan intervensi yang
sudah dilakukan
5
0
4. Proses rujukan dievaluasi dalam aspek mutu D Bukti pelaksanaan evaluasi 10
dan keselamatan pasien. (lihat PMKP.7) (D,O.W) proses rujukan dalam aspek
mutu dan keselamatan
pasien
5
Evaluasi proses rujukan 0
dalam aspek mutu dan
keselamatan pasien
O
· DPJP
· Komite/tim PMKP
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan,
serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
O
· IPCN
· Staf terkait
undangan. (W)
undangan. (W)
· Staf RS
(D,W)
Standar HPK 1.1
Rumah sakit memberikan asuhan dengan menghargai agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien serta merespon permin
berkaitan dengan bimbingan kerohanian.
· Pasien/keluarga
rohani
Standar HPK 1.2
lnformasi tentang pasien adalah rahasia dan rumah sakit diminta menjaga kerahasiaan informasi pasien serta menghormati
privasinya.
5
0
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala D Bukti pelaksanaan tentang 10
informasi tentang kesehatan pasien adalah penjelasan kerahasiaan
rahasia dan kerahasiaan itu akan dijaga informasi kesehatan pasien
sesuai peraturan perundang-
undangan. (D,W) 5
W · Pasien/keluarga
5
· Staf rekam medis 0
· Pasien/keluarga
W
4. Rumah sakit menghormati kerahasiaan D 1) Bukti pelaksanaan 10
informasi kesehatan pasien. (D,W). tentang wajib simpan
rahasia pasien
2) Bukti sumpah staf 5
non klinis yang diberi
akses ke rekam medis
tentang wajib simpan
informasi kesehatan
pasien
0
· Staf rekam medis
· Pasien/keluarga
W
5. Staf mengidentifikasi harapan dan D Bukti pelaksanaan 10
kebutuhan privasi selama pelayanan dan identifikasi harapan dan
pengobatan. (D,O,W) kebutuhan privasi
5
· Staf rekam medis 0
5
· Staf klinis 0
· Pasien/keluarga
W
Standar HPK 1.3
Rumah sakit menetapkan ketentuan untuk melindungi harta benda milik pasien dari kehilangan atau pencurian.
0
· Staf klinis
b. Area tertutup dimana pada area ini hanya bisa dimasuki orang tertentu dengan ijin khusus dan pakaian tertentu misalny
c. Area semi terbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan tertutup pada saat yang lain, misalnya raw
jam berkunjung menjadi area terbuka tetapi diluar jam berkunjung menjadi area tertutup untuk itu pengunjung diluar jam
diatur, diidentifikasi dan menggunakan
identitas pengunjung.
Elemen Penilaian HPK 1.4 Telusur Skor
3.9) 5
0
2. Daerah terpencil, daerah terisolasi, dan O Lihat pelaksanaan 10
rawan terjadinya tindak kekerasan di rumah perlindungan pasien di
sakit dimonitor. (lihat juga mfk 4) (O,W) daerah
terpencil/terisolasi/rawan,
seperti: pengawasan berkala,
CCTV yang adekuat,
pengunjung diluar jam
kunjungan memakai
identitas, dsb.
5
Staf terkait 0
W
3. Staf rumah sakit memahami peran D O Bukti pelaksanaan proses 10
mereka dalam tanggung jawabnya dalam perlindungan
melaksanakan proses perlindungan.
(D,O,W)
W 5
Lihat lokasi daerah 0
terpencil/terisolasi/rawan
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan
0
2. Staf dilatih dan terlatih melaksanakan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
regulasi dan perannya dalam mendukung untuk mendukung hak
hak pasien dan keluarga untuk pasien dan keluarga
berpartisipasi dalam proses pelayanannya. termasuk pelaksanaan
(D,W,S) second opinion
5
· Diklat 0
· Staf klinis
W
Peragaan proses untuk
mendorong pasien
berpartisipasi dalam
pelayanan termasuk
S
Standar HPK 2.1
Pasien diberitahu tentang semua aspek asuhan medis dan tindakan.
Maksud dan Tujuan HPK 2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 2.1 Telusur Skor
terduga. (R) 0
2. Pasien diberi informasi tentang kondisi D Bukti pelaksanaan 10
medis mereka dan diagnosis pasti. (D,W) pemberian informasi tentang
( lihat juga MKE.9 EP 1) kondisi medis dan diagnosis
pasti
5
· DPJP 0
W · PPJA
· Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
· PPJA
W · Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
· Pasien/keluarga
W
5. Pasien dijelaskan dan memahami tentang D Bukti pelaksanaan 10
hasil yang diharapkan dari proses asuhan pemberian penjelasan
dan pengobatan (lihat juga ARK.2.1 EP 2 tentang hasil dan proses
dan PAP.2.4). (D,W) asuhan/pengobatan.
5
· DPJP 0
W · Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
W · Pasien/keluarga
· PPJA 5
· Staf klinis 0
· Pasien/keluarga
a) diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis
PPA. (R) 0
2. Pasien diberi informasi tentang elemen D Bukti pelaksanaan 10
a) sampai j) yang relevan dengan kondisi pemberian informasi tentang
dan rencana tindakan (D,W) a) sampai j) yang relevan
dengan kondisi pasien dan
rencana tindakan
5
· DPJP 0
· PPJA
W · Staf klinis
· Pasien/keluarga
· Pasien/keluarga
5
· DPJP/PPA lainnya 0
5
· DPJP/PPA lainnya 0
5
· DPJP/PPA lainnya 0
b) rumah sakit harus memastikan sesuai dengan norma agama dan budaya
c) mencakup situasi dimana keputusan tersebut berubah sewaktu pelayanan sedang berjalan
d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi dari be
pandang
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam medis pa
1. Ada regulasi rumah sakit pada saat R Regulasi tentang pasien yang 10
pasien menolak pelayanan resusitasi, menolak pelayanan
menunda atau melepas bantuan hidup resusitasi, menunda atau
dasar sesuai peraturan perundang- melepas bantuan hidup
undangan, norma agama dan budaya dasar
masyarakat. (R) 5
0
2. Pelaksanaan sesuai dengan regulasi D Bukti pelaksanaan pasien 10
tersebut. (D,W) yang menolak pelayanan
resusitasi, menunda atau
melepas bantuan hidup
dasar
5
· DPJP/PPA lainnya 0
0
2. Rumah sakit menghormati dan D Bukti dalam rekam medis 10
mendukung hak pasien dengan melakukan tentang pelaksanaan
asesmen dan manajemen nyeri yang sesuai. asesmen dan manajemen
(lihat juga PAP.7.1 EP 1). (D,W) nyeri
5
· DPJP/PPJA/PPA 0
lainnya
5
· PPJA 0
W · Staf klinis
keperawatan
· Pasien
Standar HPK 2.6
Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan penuh kasih sayang pada akhir
0
2. Rumah sakit mengakui dan D Bukti dalam rekam medis 10
mengidentifikasi pasien yang menghadapi tentang identifikasi pasien
kematian dengan kebutuhan yang unik. yang menghadapi kematian
(D,W) dengan kebutuhan unik
5
· DPJP/PPJA 0
· PPJA 0
· Keluarga
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima, menanggapi d
menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat
tentang pelayanan pasien. Rumah sakit juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
5
· Staf klinis 0
5
· Komite 0
medik/komite
keperawatan/komite
etik
5
· Komite 0
medik/komite
keperawatan/komite
etik
5
Lihat ketersediaan materi 0
informasi
OW
· Staf rekam medis
S Peragaan tentang
penyampaian pemberian
informasi HPK bila
komunikasi tertulis tidak
efektif
· Pasien/keluarga
3. Pasien dan atau keluarga diminta untuk D Bukti materi tentang general 10
membaca dan kemudian menandatangani consent yang sudah ditanda
persetujuan umum (general consent). (D,W) tangani
5
· Staf rekam medis 0
W · Pasien/keluarga
consent). (R) 5
0
2. DPJP menjelaskan informasi tindakan D Bukti pemberian informasi 10
yang akan diambil dan bila perlu dapat tindakan kedokteran yang
dibantu staf terlatih. (D,W) akan dilakukan baik secara
lisan maupun tertulis
5
· DPJP 0
· Pasien/keluarga
W
3. Pasien memahami informasi tentang D 1) Bukti pelaksanaan 10
tindakan yang memerlukan persetujuan pemberian informasi
khusus (informed consent) melalui cara dan
bahasa yang dimengerti oleh pasien. Pasien
dapat memberikan/menolak persetujuan
khusus (informed consent)
0
W · DPJP
· PPJA/staf klinis
· Pasien/keluarga
0
2. Ada bukti pelaksanaan tentang D Bukti pelaksanaan tentang 10
persetujuan khusus (informed consent) informed consent sebelum
yang harus diperoleh sebelum operasi atau operasi /prosedur invasif,
prosedur sebelum anestesi (termasuk
sedasi), pemakaian darah
dan produk darah, serta
pengobatan risiko tinggi
5
· DPJP 0
W · Staf klinis
· Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
· Dokter anestesi
dapat memberikan persetujuan dalam persetujuan khusus (informed consent) bila pasien tidak kompeten.
kompeten. (R) 5
0
2. Rumah sakit menetapkan dan D Bukti pelaksanaan proses 10
melaksanakan proses, apabila orang lain persetujuan bila pasien tidak
yang memberi persetujuan khusus kompeten tanda tangan
(informed consent). (D,W) pada informed consent
5
· DPJP 0
W · Dokter Anestesi
· Pasien/keluarga
W
PENELITIAN, DONASI DAN TRANSPLANTASI ORGAN
Standar HPK 6
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi manusia/pasien sebagai subjek penelitian.
juga TKRS.12) 5
OW
· Staf peneliti
dan menyediakan sumber daya yang layak agar program penelitian dapat berjalan dengan efektif.
0
2. Pimpinan rumah sakit dan komite memiliki D Bukti tentang tersedianya 10
proses penyusunan anggaran untuk anggaran yang adekuat
menyediakan sumber daya yang adekuat agar untuk program penelitian
program penelitian berjalan efektif. (D,W)
5
· Direktur 0
W · Komite Etik
Penelitian
· Kepala Diklit
· Pasien/keluarga
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktu- waktu d
atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal ini kepada pasien dan
keluarganya.
Elemen Penilaian HPK 6.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengarahkan R Regulasi tentang proses 10
informasi dan proses pengambilan pemberian informasi dan
keputusan untuk penelitian / uji klinis pengambilan keputusan
(clinical trial), serta pasien dan keluarganya untuk penelitian klinis
yang tepat diidentifikasi dan diberi
informasi tentang bagaimana cara
mendapatkan akses ke penelitian / uji klinis
(clinical trial) yang relevan dengan
kebutuhan pengobatan
mereka (R) 0
2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi D Bukti pelaksanaan 10
diberikan penjelasan tentang manfaat yang pemberian informasi tentang
diharapkan. (D,W) manfaat yang diharapkan
dari penelitian
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi D Bukti pelaksanaan 10
diberi penjelasan tentang altenatif yang pemberian informasi tentang
dapat menolong mereka. (D,W) altenatif yang dapat
menolong mereka
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
· Peneliti 0
· Pasien/keluarga
W
Standar HPK 6.3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang bagaimana pasien yang ikut berpartisipasi dala
klinis (clinical trial) mendapatkan perlindungan.
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sebelumnya mengenai proses yang baku untuk :
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
4. Pasien dan keluarganya diberikan D Bukti pelaksanaan 10
penjelasan tentang prosedur rumah sakit pemberian informasi tentang
untuk mengundurkan diri dari proses pengunduran diri dari
keikutsertaan. (D,W) keikutsertaan dalam
penelitian
5
· Peneliti 0
· Pasien/keluarga
W
Standar HPK 6.4
Persetujuan khusus (informed consent) penelitian diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam penelitian / uji
0
2. Persetujuan khusus (informed consent) D W Bukti (informed consent) 10
penelitian diperoleh saat pasien penelitian
memutuskan ikut serta dalam penelitian /
uji klinis (clinical
trial). (D,W) 5
· Peneliti 0
· Pasien/keluarga
(D,W) 5
· Peneliti 0
· Pasien/keluarga
5
· Peneliti 0
W · Pasien/keluarga
Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian
kegiatan. (R) 0
W
3. Kegiatan pengawasan tersebut D Bukti pelaksanaan 10
mencakup prosedur untuk menimbang pengawasan risiko dan
risiko dan manfaat yang relatif bagi subyek. manfaat yang relative bagi
(D,W) subjek pada perencanaan
dan pelaksanaan penelitian
5
· Komite etik 0
penelitian
· Pengawas
Lapangan
W
4. Kegiatan pengawasan tersebut D Bukti pelaksanaan 10
mencakup prosedur menjaga kerahasiaan pengawasan menjaga
dan keamanan informasi penelitian. (D,W) kerahasiaan dan keamanan
informasi penelitian
5
· Komite etik 0
penelitian
W · Pengawas Lapangan
DONASI ORGAN
Catatan:
Standar-standar berikut dimaksudkan untuk digunakan dimana transplatasi organ atau jaringan tidak dilakukan
namun saat pasien meminta informasi mengenai donasi organ atau jaringan.
Standar HPK 8
Rumah sakit memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan organ dan jaring
1. Ada regulasi yang mendukung pasien dan R Regulasi tentang donasi dan 10
keluarga untuk memberikan donasi organ transplantasi organ atau
atau jaringan lain sesuai peraturan jaringan lain sesuai
perundang-undangan. (R) peraturan perundang-
undangan, agama serta nilai
budaya setempat yang
meliputi:
3) proses
mendapatkan
persetujuan
5
· DPJP/staf klinis 0
lainnya
W · Pasien/keluarga
5
· DPJP/staf klinis 0
· Pasien/keluarga
· Pasien/keluarga
5
· DPJP/staf klinis 0
W · Pasien/keluarga
5
· Kepala Diklat 0
W
4. Rumah sakit bekerja sama dengan rumah D MOU dengan institusi 10
sakit lain dan perkumpulan di masyarakat penyedia donasi (misalnya :
untuk menghargai dan melaksanakan Bank mata)
pilihannya melakukan donasi (D,W)
5
· Direktur 0
W · Kepala
bidang/divisi
· Kepala unit
pelayanan
Standar HPK 8.2
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap pengambilan, transplantasi organ dan jaringan.
transplantasi. (R) 0
5
· Kepala Diklat 0
5
· Kepala Diklat 0
W
4. Rumah sakit mendapat persetujuan dari D Bukti pelaksanaan mendapat 10
donor hidup. (D,W) persetujuan dari donor
hidup
5
· DPJP/staf klinis 0
· Pasien/keluarga
Standar AP 1
Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemerik
kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien
Maksud dan Tujuan AP 1, AP 1.1, AP 1.2, dan AP 1.3 : Lihat SNARS 1 Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan met
1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, kultur, spiritual dan riwayat kesehatan pasien (I
dikumpulkan).
2. Analisis informasi dan data, termasuk hasil laboratorium dan radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
pasien. (A - analisis data dan informasi)
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. (R- rencana disus
a. Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) tentang hal-hal sesuai d) sampai dengan (n, tersebut dibawah. Pada
Subyektif dan O-Obyektif.
b. Analisis data dan informasi (huruf A), yaitu melakukan analisis terhadap informasi yang menghasilkan diagnosis, mas
untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen.
c. Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi / memperbaiki kelainan kesehatan sesuai butir
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP adalah P–Plan.
W · DPJP
· Unit rekam medis
W · DPJP
· Unit rekam medis
5
0
W Pasien /keluarga
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
5
0
W DPJP
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal D Bukti dalam RM tentang 10
pasien rawat inap meliputi faktor bio-psiko- pelaksanaan asesmen awal
sosio-kultural- spiritual. (D,W) pasien rawat inap meliputi
faktor bio-psiko- sosio-
kultural-spiritual, dengan
menggunakan pola IAR
5
0
W PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM asesmen 10
awal pasien ranap
menghasilkan diagnosis awal
dan masalah kesehatan
pasien, dengan
menggunakan pola IAR
awal pasien rawat 5
pasien. (D,W)
W · DPJP
· PPJA
· Staf rekam medis
(rajal). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen
W · DPJP
· PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen
spiritual. (D,W)
W PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen awal
pasien rawat jalan
menghasilkan diagnosis awal
dan masalah kesehatan
pasien
(D,W)
W · DPJP
· PPJA
6. Ada bukti pelaksanaan pasien D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan pasien rawat
jalandengan penyakit akut
/non kronis, asesmen awal
diperbaharui setelah 1 (satu)
bulan
bulan. (D,W) W
W · DPJP
· PPJA
Standar AP 1.3
Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari as
psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
darurat. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen
W · DPJP
· PPJA
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen
W · DPJP
· PPJA
4. Ada bukti pelaksanaan asesmen D Bukti dalam RM tentang 10
pelaksanaan asesmen awal
pasien gawat darurat
menghasilkan diagnosis awal
dan masalah kesehatan
pasien
(D,W)
W · DPJP
· PPJA
Standar AP 1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
EP 4) W · PPJA
· Pasien/keluarga
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tind
jika perlu.
berwenang. (R)
W · PPJA
· Pasien/Keluarga
W · PPJA
· Pasien/Keluarga
Standar AP 1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.
· Pasien/Keluarga
EP 1)
3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga D Bukti dalam RM tentang 10
memfasilitasi asesmen ulangan yang teratur asesmen ulang rasa nyeri
dan tindak lanjut sesuai kriteria yang dan tindak lanjutnya
dikembangkan oleh RS dan
· PPJA 0
W · Pasien/Keluarga
Standar AP 1.6
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu.
Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1 Asesmen tambahan antara lain untuk:
• Neonatus
• Anak
• Remaja
• Obstetri/maternitas
• Geriatri
• Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien)
W · DPJP
· PPJA
· Staf rekam medis
Standar AP 2
RS menetapkan regulasi untuk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval waktu berdasarkan kondis
melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang.
(D,W)
W · DPJP
· Pasien/keluarga
W · PPJA
· Pasien/keluarga
5
· PPA lainnya 0
W · Pasien/keluarga
Standar AP 2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan c
ditemukan kembali dalam rekam medis.
Standar AP 3
RS menetapkan regulasi tentang PPA yang kompeten dan diberi kewenangan melakukan asesmen awal dan asesmen ulang.
awal, asesmen ulang dan asesmen dalam bentuk SPK dan RKK
(D,W) 0
W · PPA
· Pasien/keluarga
W · PPA
· Pasien/keluarga
Standar AP 4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan
pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim
mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
b) PPA bekerja d tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, berdasarkan Standar Pelayanan Profesi masing-masi
d) Proses asuhan melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, PAP 5)
5
· PPA 0
W · MPP
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis untuk D Bukti dalam RM tentang 10
membuat rencana asuhan. (D,W) hasil asesmen dianalisis
untuk menyusun rencana
asuhan
5
· PPA 0
W · MPP
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana D Bukti dalam RM tentanghasil 10
asuhan PPA lainnya, DPJP mengintegrasikan asesmen dan rencana
rencana asuhan dan tindak lanjutnya. (lihat asuhan PPA lainnya
PAP 2.1, PAP 5) (D,W) diintegrasikan oleh DPJP
5
· DPJP 0
· PPA lainnya
W · MPP
PELAYANAN LABORATORIUM
Standar AP 5
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-un
0
2. Ada pelaksanaan pelayanan laboratorium O Lihat daftar jaga, form 10
tersedia 24 jam. (O,W) permintaan dan hasil
pemeriksaan
5
· Staf klinis 0
W · Staf laboratorium
5
0
4. Ada bukti pemilihan laboratorium di luar D 1) Bukti pemilihan 10
RS (pihak ketiga) untuk kerjasama laboratorium di luar RS
berdasarkan pada sertifikat mutu dan diikuti (pihak ketiga) untuk
perjanjian kerjasama sesuai peraturan kerjasama,
perundang-undangan. berdasarkansertifikat
mutu
0
· Direktur
· Kepala
laboratorium
W
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan D W Bukti form rujukan melalui 10
laboratorium keluar RS (pihak ketiga) harus laboratorium RS
melalui laboratorium RS. (D,W)
5
· Staf laboratorium 0
Sedangkan supervisi sehari-hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit. Spesialisasi atau sub spesialisasi pelayanan laboratorium
dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya.
5
· Kepala 0
laboratorium
W · Staf laboratorium
5
· Kepala 0
laboratorium
W · Staf laboratorium
5
· Kepala 0
laboratorium
W · Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan program kendali D Bukti tentang pelaksanaan 10
mutu. (D,W) program kendali mutu sesuai
dengan TKRS 11 dan PMKP 6
5
· Kepala 0
laboratorium
W · Staf laboratorium
5
· Kepala 0
laboratorium
W · Staf laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerj
pemeriksaan.
5
· Kepala SDM 0
5
· Komite medis 0
(D,W) 5
· Staf laboratorium 0
W Kepala laboratorium
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan progra
program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
5
· Penanggung jawab 0
manajemen risiko
· PPI
W
3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS D W Bukti laporan dan bila ada 10
paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian
kejadian. (D,W)
5
· Komite/tim PMKP 0
2) Pelatihan 0
berkelanjutan (ongoing)
Staf laboratorium
W
Standar AP 5.3.1
RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi akibat paparan baha
limbah biologis berbahaya.
d) terdapat regulasi tentang pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn bahan infeksius. Dalam keten
prosedur dekontaminasi, siapa yang harus dihubungi untuk mendapat tindakan darurat, penempatan dan penggunaan per
Untuk pengelolaan bahan berbahaya disertakan MSDS (Material Safety Data Sheet) / LDP (Lembar Data Pengaman)
e) terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman. Juga diatur larangan untuk makan, m
kosmetik, lensa kontak, pipet dimulut di tempat staf bekerja melakukan kegiatannya
f) staf diberi pelatihan tentang tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui darah dan kom
g) terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis, MERS dll.
Bila teridentifikasi masalah praktek laboratorium atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif, dicatat (dokum
evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS.
· Kepala
laboratorium
W · Staf laboratorium
5
· Kepala 0
laboratorium
· Staf laboratorium
W
3. Ada bukti unit laboratorium menjalankan D Bukti unit laboratorium 10
ketentuan sesuai dengan butir a) s/d g) menjalankan ketentuan
dalam maksud dan tujuan (D,W) sesuai dengan butir a) s/d g)
dalam maksud dan tujuan
sesuai dengan MFK 5 EP 3
5
· Kepala laboratorium 0
W
4. Ada bukti dilakukan tindakan koreksi, D Bukti pelaksanaan: 10
dicatat, dievaluasi dan dilaporkan 1) dilakukan tindakan 5
kepadapenanggung jawab/koordinator K3 koreksi, dicatat dan
RS jika muncul masalah dan terjadi dievaluasi
kecelakaan (D,W)
RS jika muncul masalah dan terjadi
kecelakaan (D,W)
· K3RS
· Kepala laboratorium
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor
0
2. Hasil laboratorium yang kritis dicatat D Bukti dalam RM tentanghasil 10
didalam rekam medis pasien (lihat juga SKP laboratorium yang kritis
2 .1 EP 2 ) (D,W)
5
· DPJP 0
W · PPJA
· Staf klinis
3. Ada bukti tindak lanjut dari pelaporan D Bukti tentang penyusunan 10
hasil laboratorium yang kritis secara regulasi dan tindak lanjut
kolaboratif. (D,W) dari pelaporan hasil
laboratorium yang kritis
secara kolaboratif.
5
· DPJP 0
· PPJA
W · Staf laboratorium
5
· DPJP 0
W · PPJA
· Staf klinis
· Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
0
2. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan 10
penyelesaian pemeriksaan laboratorium. evaluasi waktu penyelesaian
(D,W) pemeriksaan laboratorium
sesuai dengan TKRS 11 EP 2
dan PMKP 6 EP 2
5
· Staf laboratorium 0
· Penanggung jawab
data
W
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan 10
penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) evaluasi waktu penyelesaian
pemeriksaan cito sesuai
dengan TKRS 11 EP 2 dan
PMKP 6 EP 2
5
· Staf laboratorium 0
W
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap
yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
(R) 0
2. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan uji fungsi 10
melaksanakan uji fungsi dan oleh staf yang terlatih,
didokumentasikan. (D,W) dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file
kepegawaian
5
Operator alat 0
W
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi: 10
melaksanakan inspeksi berkala dan 1) Bukti form ceklis 5
didokumentasikan. (D,W)
5
· Operator alat 0
5
0
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan 10
tindakan terhadap kegagalan fungsi alat monitoring dan tindakan
dan didokumentasikan. (D,W) terhadap kegagalan fungsi
alat
5
· Operator alat 0
5
· Operator alat 0
5
· Operator alat 0
W · IPSRS
Standar AP 5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
0
2. Ada bukti pelaksanaan semua reagensia D 1) Bukti pelaksanaan 10
esensial disimpan dan diberi label, serta semua reagensia esensial
didistribusi sesuai pedoman dari disimpan dan diberi label
pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2).
(D,O,W)
• Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan tidak ada
spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya untuk spesimen yang
waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaa
jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar
penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi anatomi (laboratorium internal atau rujukan)
1) Pengambilan 0
2) Pengumpulan
3) Identifikasi
4) Pengerjaan
5) Pengiriman
6) Pembuangan
5
· PPA 0
W · Staf laboratorium
Staf laboratorium 0
W
4. Ada bukti pelaksanaan pengiriman, D Bukti pelaksanaan 10
pembuangan, penyimpanan, pengawetan pengiriman, pembuangan,
spesimen sesuai penyimpanan, pengawetan
spesimen
Staf laboratorium 0
W
5. Ada bukti pelaksanaan penerimaan, D Bukti pelaksanaan 10
penyimpanan, telusur spesimen (tracking) penerimaan, penyimpanan,
sesuai dengan telusur spesimen (tracking)
regulasi. (D,W) 5
Staf laboratorium 0
W
6. Ada bukti pengelolaan pemeriksaan D Bukti pengelolaan 10
jaringan/cairan pemeriksaan jaringan /
cairan
W Staf laboratorium 0
7. Ditetapkan prosedur bila menggunakan D Bukti pelaksanaan rujukan 10
laboratorium
rujukan. (D) 5
0
Standar AP 5.8
RS menetapkan nilai normal dan rentang nilai untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium klinis.
W
3. Setiap hasil pemeriksaan laboratorium D Bukti hasil pemeriksaan 10
dilengkapi dengan laboratorium dilengkapi
denganrentang nilai normal
0
Standar AP 5.9
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan prosedur kendali mutu pelayanan laboratorium, di evaluasi dan dicatat sebaga
Program kendali mutu (pemantapan mutu internal – PMI) mencakup tahapan Pra-analitik, Analitik dan Pasca analitik yang m
a) Validasi tes yang digunakan untuk tes akurasi, presisi, hasil rentang nilai
0
2. Ada bukti pelaksanaan validasi metoda D W Bukti pelaksanaan validasi 10
tes. (D,W) metoda tes
5
· Kepala laboratorium 0
5
· Kepala laboratorium 0
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W) D W Bukti pelaksanaan tes reagen 10
5
· Kepala laboratorium 0
5
· Kepala laboratorium 0
Standar AP 5.9.1
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu.
5
0
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil PME (D) D Bukti tindak lanjut dari hasil 10
PME
5
0
Standar AP 5.10
Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak yang berwenang
5
· Kepala laboratorium 0
5
· Kepala laboratorium 0
5
· Kepala laboratorium 0
(D,W) 5
· Kepala laboratorium 0
5
0
2. Pemberian darah harus mendapatkan D 1) Bukti tentang 10
persetujuan dari pasien atau keluarga, yang penjelasan tentang
sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tujuan, manfaat, risiko
tentang tujuan, manfaat, risiko dan dan komplikasi
komplikasi pemberian transfusi darah dan pemberian transfusi
produk darah. (D,W) (Lihat juga HPK.2.1 EP darah dan produk darah
4, SKP 1 EP 4)
2) Bukti persetujuan 5
pemberian darah dan
produk darah sesuai
dengan PAB 7.1
0
· PPA
· Staf klinis
· Pasien/keluarga
W
3. Ada bukti dilaksanakan monitoring dan D 1) Bukti pelaksanaan 10
evaluasi pemberian transfusi darah dan monitoring dan evaluasi
produk darah dan dilaporkan bila terjadi pemberian transfusi
reaksi transfusi. (D,W) (Lihat juga PAP 3.3 darah dan produk darah
dan PMKP 9.2 EP 2)
0
· Staf klinis
· Penanggung jawab
manajemen risiko
untuk penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundangan dan standa
TKRS.9) (R) 0
2. Ada supervisi meliputi a) s/d d) di maksud D Bukti supervisi : 10
dan tujuan.(D,W) 5
· Bukti form check list
(ceklis)
W Penanggung jawab
pelayanan darah
Standar AP 5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan darah sesuai peraturan perundang-
undangan
0
2. Ada bukti pelaksanaan program kendali D W Bukti pelaksanaan program 10
mutu. (D,W) kendali mutu
5
· Kepala unit pelayanan 0
Standar AP 6
Pelayanan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional (RIR ) tersedia untuk memenuhi kebutuhan
0
2. Ada pelayanan Radiodiagnostik, Imajing O Lihat daftar jaga, form 10
dan Radiologi Intervensional ((RIR ) tersedia permintaan dan hasil
24 jam (O, W) pemeriksaan
5
· Staf klinis 0
W · Staf RIR
3. Ada daftar spesialis dalam bidang D Daftar dokter spesialis dalam 10
diagnostik khusus dapat dihubungi jika bidang diagnostik khusus
dibutuhkan ( D,W )
5
0
Staf RIR tentang daftar
spesialis dalam bidang
diagnostik khusus
W
4. Pemilihan RIR di luar RS (pihak ketiga) D 1) Bukti pemilihan RIR 10
untuk kerjasama berdasarkan pada di luar RS (pihak ketiga)
sertifikat mutu dan diikuti perjanjian untuk kerjasama,
kerjasama sesuai peraturan perundang- berdasarkan sertifikat
undangan. (D,W) mutu
0
· Direktur
· Kepala RIR
W
5. Ada bukti pelaksanaan rujukan RIR keluar D Bukti form rujukan melalui 10
RS (pihak ketiga) harus melalui RIR RS. RIR RS
(D,W)
5
W · Staf RIR 0
· Staf klinis
Standar AP 6.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang (atau lebih) yang kompeten dan berwenang, bertanggung-jawab mengelola pelayan
Sedangkan supervisi sehari hari tetap dijalankan oleh pimpinan unit yang mengerjakan pemeriksaan. Spesialisasi ata
pelayanan radiologi harus berada dibawah pengarahan seorang profesional sesuai bidangnya.
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan penyusunan dan D Bukti tentang pelaksanaan 10
evaluasi regulasi. (D,W) penyusunan dan evaluasi
regulasi
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan RIR D Bukti tentang pelaksanaan 10
sesuai regulasi. (D,W) pelayanan RIR sesuai regulasi
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
4. Ada bukti pengawasan pelaksanaan D Bukti tentang pengawasan 10
administrasi. (D,W) pelaksanaan administrasi
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
5. Ada bukti pelaksanaan program kendali D Bukti tentang pelaksanaan 10
mutu. (D,W) program kendali mutu sesuai
dengan TKRS 11 dan PMKP 6
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
6. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan D Bukti pelaksanaan 10
evaluasi semua jenis pelayanan RIR (D,W) monitoring dan evaluasi
pelayanan RIR
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan peme
5
· Kepala SDM 0
5
· Komite medis 0
5
· Staf RIR 0
W · Staf klinis
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR D Bukti supervisi pelayanan 10
di RS. (D,W ) (RIR I):
4. Ada pelaksanaan supervisi pelayanan RIR
di RS. (D,W )
1) bukti form ceklis 5
W Kepala RIR
Standar AP 6.3
RS menyusun program manajemen risiko di pelayanan RIR, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan progra
progar manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga MFK 5)
Maksud dan Tujuan AP.6.3 dan AP 6.3.1 : Lihat SNARS 1 Manajemen keamanan radiasi meliputi,
b) Kepatuhan terhadap standar dari manjemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi
d) Orientasi bagi semua staf pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) tentang praktek da
keselamatan
e) Pelatihan (in service training) bagi staf untuk pemeriksaan baru dan menangani bahan berbahaya produk baru (lihat
MFK.4.1; MFK.5)
5
· Penanggung jawab 0
manajemen risiko
· PPI
W
3. Ada bukti laporan kepada pimpinan RS D W Bukti laporan dan bila ada 10
paling sedikit satu tahun sekali dan bila ada kejadian
kejadian. (D,W) (lihat juga MFK 3)
5
· Komite/tim PMKP 0
W Staf RIR
Standar AP 6.3.1
Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan Radiodiagnostik, Im
Radiologi Intervensional
5
Staf RIR dapat menjelaskan 0
berapa dosis maximum
radiasi.
W
5
Staf RIR dapat menjelaskan 0
pelaksanaan edukasi tentang
dosis untuk pemeriksaan
imaging
W
4. Ada bukti risiko radiasi diidentifikasi D O Bukti identifikasi risiko 10
melalui proses yang spesifik atau alat yang radiasi .
spesifik, untuk staf dan pasien yang
mengurangi risiko (apron, TLD, 5
thermoluminescent dosimeter, dan yang Memperhatikan bagaimana 0
sejenis) (lihat MFK 5 EP 3) (D,O,W) mereka menggunakan alat
untuk mengurangi risiko
radiasi a.l. APD (Alat
Pelindung Diri)
W
Staf RIR dapat menjelaskan
bagaimana mereka
menggunakan alat untuk
mengurangi risiko radiasi
Standar AP 6.4
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional.
5
0
2. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan 10
penyelesaian pemeriksaan RIR. (D,W) evaluasi waktu penyelesaian
pemeriksaan RIR sesuai
dengan TKRS 11 EP 2 dan
PMKP 6 EP 2
5
· Staf RIR 0
· Penanggung jawab
data
W
3. Dilakukan pencatatan dan evaluasi waktu D Bukti pencatatan dan 10
penyelesaian pemeriksaan cito. (D,W) (lihat evaluasi waktu penyelesaian
juga, PAB.7) pemeriksaan cito sesuai
dengan TKRS 11 EP 2 dan
PMKP 6 EP 2
5
· Staf RIR 0
· Penanggung jawab
data
W
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap
yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional dan h
didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.5 : Lihat SNARS 1
Staf RIR harus memastikan semua peralatan RIR berfungsi dengan baik dan aman bagi pengguna /petugas dan pasien.
Pengadaan peralatan pelayanan RIR agar secara bertahap kearah teknologi radiologi digital dan dapat dilakukan dengan tele
Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) menetapkan dan melaksanakan program pengelolaan perala
peralatan yang merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yang meliputi,
5
Operator alat 0
W
3. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti inspeksi: 10
melaksanakan inspeksi berkala dan 1) Bukti form 5
didokumentasikan. (D,W) ceklis
3. Ada bukti staf yang terlatih
melaksanakan inspeksi berkala dan
didokumentasikan. (D,W)
2) Bukti 0
pelaksanaan
inspeksi
oleh staf yang terlatih,
dengan bukti sertifikat
pelatihan di dalam file
kepegawaian
5
· Operator alat 0
W · IPSRS
5. Ada bukti staf yang terlatih D Bukti pelaksanaan kalibrasi 10
melaksanakan kalibrasi berkala dan berkala oleh staf yang
didokumentasikan. (D,W) terlatih, dengan bukti
sertifikat pelatihan di
dalam file kepegawaian
5
· Operator alat 0
W · IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan D Bukti daftar inventaris 10
pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan peralatan Radiodiagnostik,
Radiologi Intervensional (RIR ). (D.W) (lihat Imajing Dan Radiologi
juga MFK.8, EP 2) Intervensional
5
· Operator alat 0
5
· Operator alat 0
5
· Operator alat 0
5
· Operator alat 0
W · IPSRS
Standar AP 6.6
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan film x-ray dan bahan lain R Regulasi tentang film x-ray 10
yang diperlukan (lihat dan bahan lain yang
diperlukan
0
2. Ada regulasi tentang pengelolaan logistik R Regulasi tentang 10
Film x-ray, reagens, dan bahan lainnya, pengelolaan logistik Film x-
termasuk kondisi bila terjadi kekosongan ray, reagens, dan bahan
sesuai peraturan perundang-undangan. lainnya termasuk bila terjadi
kekosongan
0
3. Semua film x-ray disimpan dan diberi D 1) Bukti pelaksanaan 10
label, serta didistribusi sesuai pedoman dari semua film x-ray
pembuatnya atau instruksi pada disimpan dan diberi
kemasannya (lihat juga MFK.5, EP 2). label
(D,O,W)
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan validasi tes DW Bukti pelaksanaan validasi 10
metoda (D,W) metoda tes
5
· Kepala RIR 0
· Staf RIR
3. Ada bukti pengawasan harian hasil D Bukti pengawasan harian 10
pemeriksaan imajing oleh staf radiologi hasil pemeriksaan imajing
yang kompeten dan berwenang. (D,W)
5
· Kepala RIR 0
W · Staf RIR
4. Ada bukti pelaksanaan koreksi cepat jika D W Bukti pelaksanaan tindakan 10
diketemukan masalah. (D,W) koreksi cepat
5
· Kepala RIR 0
· Staf RIR
5. Ada bukti audit terhadap antara lain : D Bukti pelaksanaan audit. 10
film, kontras, kertas USG, cairan developer,
fixer. (D,W)
5
W · Kepala RIR 0
· Staf RIR
6. Ada dokumentasi hasil dan tindakan DW Bukti dokumentasi hasil dan 10
koreksi. (D,W) tindakan koreksi
5
· Kepala RIR 0
· Staf RIR
Standar AP 6.8
RS bekerja sama dgn Pelayanan Radiodiagnostik Imajing Radiologi intervensional rujukan yang sudah terakreditasi.
1. Ada bukti ijin atau sertifikasi RIR D Bukti izin dan sertifikasi RIR 10
rujukan sesuai
(D,W) 0
W · Kepala RIR
· Staf RIR
3. Ada Staf yang bertanggung jawab D Bukti penetapan staf yang 10
bertanggung jawab
mereview dan
menindaklanjuti hasil
pemeriksaan dari RIR
rujukan
tahunan (D)
b) penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaandiagnostik untuk memenuh
pasien pada populasi yang sama;
c) pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit pelayanan di r
d) pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara
sakit;
e) penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode asesmen IAR (Informasi, A
form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik klinis (PPK), alur klinis terintegrasi/clinical pathway, pedoman mana
regulasi untuk berbagai tindakan antara
lain water sealed drainage, pemberiantransfusi darah, biopsi ginjal, pungsi lumbal, dsb.
5
0
2. Asuhan seragam diberikan sesuai D Bukti di rekam medis 10
persyaratan sesuai butir a) sampai dengan tentang asuhan seragam
e) dimaksud dan tujuan PAP 1. (D,W) sesuai butir a) sampai
dengan e)
5
· DPJP 0
W · PPJA
· MPP
· Kepala/staf unit
pelayanan
· Pasien
Standar PAP 2
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien
· Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5); Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager.
Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi serta koordina
khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau simpulan d
diskusi pasien dicatat dlm CPPT. (lihat juga
PAP5, EP 2)
Elemen Penilaian PAP 2 Telusur Skor
1) pengintegrasian 5
pelayanan oleh MPP/
CaseManager
5
Lihat form antara lain form 0
CPPT, form tindakan
askep/nurse’s note, form
MPP
· PPA
O · Kepala unit
Pelayanan
· MPP
W
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan D Bukti di rekam medis 10
dikoordinasikan di dan antar berbagai unit tentang rencana asuhan
pelayanan. (D,O,W) diintegrasikan dan
dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan,
juga untuk bukti PAP 2.1,
PAP 5.
5
Lihat form antara lain form 0
CPPT, form tindakan
askep/nurse’s note, form
MPP
· PPA
O · Kepala unit
Pelayanan
· MPP
W
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim D Bukti di rekam medis 10
PPA atau diskusi lain tentang kerjasama tentang simpulan rapat dari
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W) Tim PPA atau komunikasi
keseharian dalam asuhan
terintegrasi antar PPA
5
PPA 0
W
Standar PAP 2.1
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan di dokumentasikan
Catatan: satu rencana asuhan terintegrasi dengan sasaran-sasaran yang diharapkan oleh PPA lebih baik daripada rencana
masing-masing. Rencana asuhan yang baik menjelaskan asuhan individual,
objektif, dan sasaran dapat diukur untuk memudahkan asesmen ulang serta revisi rencana asuhan. (lihat PPK 4)
(R) 5
0
2. Rencana asuhan dibuat untuk setiap D W Bukti di rekam medis 10
pasien dan dicatat oleh PPA yang tentang rencana asuhan PPA
memberikan asuhan di rekam medis pasien. PPA
(D,W)
5
0
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi D Bukti di rekam medis 10
dibuat dengan sasaran berdasar atas data tentang rencana asuhan
asesmen awal dan pasien terintegrasi dengan
sasaran
PPA 0
W
4. Rencana asuhan dievaluasi secara D Bukti di rekam medis 10
berkala sesuai dengan kondisi pasien, tentang evaluasi rencana
dimutakhirkan, atau direvisi oleh tim PPA asuhan secara berkala
berdasar atas asesmen ulang. (D,W)
5
PPA 0
W
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi D Bukti di rekam medis 10
berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh tentang perkembangan
DPJP sesuai dengan kebutuhan dan pasien dievaluasi berkala dan
diverifikasi harian oleh DPJP. (D,W) dibuat notasi pada CPPT oleh
DPJP sesuai dengan
kebutuhan dan diverifikasi
harian oleh DPJP
5
PPA 0
0
2. Instruksi diberikan hanya oleh mereka D Bukti pemberian intruksi 10
yang kompeten dan berwenang (lihat KKS oleh PPA, disertai SPK dan
3). (D,W) RKK
5
W PPA 0
3. Permintaan untuk pemeriksaan D Bukti form pemeriksaan 10
laboratorium dan diagnostik imajing harus laboratorium dan diagnostik
disertai indikasi klinis apabila meminta imajing memuat indikasi
hasilnya berupa interpretasi. (D,W) klinis
5
· DPJP 0
W · Staf unit
laboratorium
· Staf unit radiologi
5
W PPA 0
Standar PAP 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tindakan klinis dan diagnostik yang diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya, serta disim
rekam medis pasien
5
0
2. Staf yang meminta beserta apa alasan D Bukti dalam rekam medis 10
dilakukan tindakan dicatat di rekam medis tentang alasan permintaan
pasien. (D)
5
0
3. Hasil tindakan dicatat di rekam medis D Bukti di rekam medis 10
pasien. (D) tentang hasil tindakan
5
0
4. Pada pasien rawat jalan bila dilakukan D Bukti dalam rekam medis 10
tindakan diagnostik invasif/berisiko harus tentang asesmen bila
dilakukan asesmen serta pencatatannya dilakukan tindakan
dalam rekam medis. (D,W) diagnostik invasif/berisiko
5
· DPJP 0
W · Kepala/staf unit
pelayanan diagnostik
antara lain Unit
Laboratorium, Unit
Radiologi
diharapkan.
Maksud dan Tujuan PAP 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.4 Telusur Skor
5
· DPJP 0
W · PPA lainnya
· Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
W · PPA lainnya
· Pasien/keluarga
Standar PAP 3
Rumah sakit menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian pelayanan risiko tinggi diberikan berdas
praktik klinis dan peraturan perundangan-undangan.
(R) 5
0
2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan staf tentang pemberian
risiko tinggi. (D,O,W) pelayanan pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko
tinggi
5
Lihat materi pelatihan staf 0
OW · DPJP
· PPA lainnya
· Staf klinis
· Diklat
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti di rekam medis 10
pelayanan pada pasien risiko tinggi dan tentang pelaksanaan
pelayanan risiko tinggi. (D,O,W) pemberian pelayanan pada
pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi
5
Lihat bukti pelaksanaan 0
pemberian pelayanan pada
pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi
O · DPJP
· PPA lainnya
Komite/tim PMKP 0
W
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
Standar PAP 3.1
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
-
0
2. Ada bukti staf klinis dilatih menggunakan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
EWS. (D,W) staf klinis tentang EWS
5
W Staf klinis 0
3. Ada bukti staf klinis mampu D W Bukti di rekam medis 10
melaksanakan EWS. (D,W,S) tentang pelaksanaan EWS
Staf klinis
S Peragaan pelaksanaan 5
skoring EWS
0
4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W) D Bukti dalam rekam medis 10
tentang pelaksanaan EWS
5
Staf klinis 0
W
PELAYANAN RESUSITASI
5
· Staf klinis 0
W · Staf RS
· Diklat
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1
Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat
mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal tersebut.
a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan khusus lain
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb.
Catatan: untuk standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus tercermin da
disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
dan evaluasi.
Elemen Penilaian PAP 3.3 Telusur Skor
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan proses meliputi a) D Bukti dalam rekam medis 10
sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. tentang pelayanan darah
(D,W) dan produk darah meliputi
butir a) sampai dengan f)
5
· Staf klinis 0
· Staf BDRS (Bank
Darah RS)
W
3. Ada bukti staf yang kompeten dan D Bukti dalam rekam medis 10
berwenang melaksanakan pelayanan darah tentang pelayanan darah
dan produk darah serta melakukan dan produk darah meliputi
monitoring dan evaluasi (lihat AP 5.11, EP butir a) sampai dengan
1). (D,W)
0
· Staf klinis
W · Staf BDRS (Bank
Darah RS)
koma. (R) 5
0
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
dengan alat bantu hidup sesuai dengan tentang pelaksanaan asuhan
regulasi. (D,W) pasien dengan alat bantu
hidup
5
· PPA 0
W · Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
koma sesuai dengan regulasi. (D,W tentang pelaksanaan asuhan
pasien koma
5
· PPA 0
W · Staf klinis
PELAYANAN PASIEN PENYAKIT MENULAR DAN PENURUNAN DAYA TAHAN (IMMUNO-SUPPRESSED)
0
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
penyakit menular sesuai dengan regulasi. tentang pelaksanaan asuhan
(D,W) pasien penyakit menular
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· IPCN/IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
immuno-suppressed sesuai dengan regulasi. tentang pelaksanaan asuhan
(D,W) pasien immuno-suppressed
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· IPCN/IPCLN
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP 3.6
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah).
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
dialisis sesuai dengan regulasi. (D,W) tentang pelaksanaan asuhan
pasien dialisis
5
· PPA 0
W · Staf klinis
5
· PPA 0
W · Staf klinis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP 3.7
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint).
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan D Bukti dalam rekam medis 10
penggunaan alat penghalang (restraint) tentang pelaksanaan
sesuai dengan regulasi. (D,W) pelayanan penggunaan alat
penghalang (restraint)
5
· PPA 0
W · Pasien/keluarga
5
Staf klinis 0
W
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
Standar PAP 3.8
Rumah sakit memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia lanjut, mereka yang cacat, anak, serta populasi
yang berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dengan risiko bunuh diri.
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
yang lemah dan lanjut usia yang tidak tentang asuhan pasien yang
mandiri menerima asuhan sesuai dengan lemah dan lanjut usia yang
regulasi. tidak mandiri
(D,W) 5
· PPA 0
W · Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien D Bukti dalam rekam medis 10
anak dan anak dengan ketergantungan tentang asuhan pasien anak
sesuai dengan regulasi. (D,W) dan anak dengan
ketergantungan
5
· PPA 0
W · Staf klinis
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan terhadap D Bukti dalam rekam medis 10
populasi pasien dengan risiko kekerasan tentang asuhan terhadap
dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien populasi pasien dengan
dengan risiko bunuh diri sesuai dengan risiko kekerasan dan risiko
regulasi. (D,W) tinggi lainnya termasuk
pasien dengan risiko bunuh
diri. (lihat MFK 4 EP 4)
5
· PPA 0
· Staf klinis
W
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang D Bukti dalam rekam medis 10
mendapat kemoterapi sesuai dengan regulasi. tentang pelaksanaan
(D,W) pelayanan pasien yang
mendapat kemoterapi
5
· PPA 0
W · Staf klinis
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi D Bukti dalam rekam medis 10
lain (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan tentang pelaksanaan
radiologi intervensi) sesuai dengan regulasi. pelayanan risiko tinggi lain
(D,W) (misalnya terapi hiperbarik
dan pelayanan radiologi
intervensi)
5
· PPA 0
· Staf klinis
W
MAKANAN DAN TERAPI GIZI
Standar PAP 4
Tersedia berbagai pilihan makanan sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya.
0
2. Rumah sakit menyediakan makanan D Bukti pelaksanaan tentang 10
sesuai dengan kebutuhan pasien. (D,O,W) penyediaan makanan sesuai
dengan kebutuhan pasien
5
Lihat rekam medis dan form 0
pelayanan gizi
OW
· Staf klinis
· Dietisien
· Pasien/keluarga
5
Lihat rekam medis dan form 0
pelayanan gizi
OW
· Staf klinis
· Dietisien
4. Makanan disiapkan dan disimpan dengan O W Lihat proses penyiapan dan 10
mengurangi risiko kontaminasi dan penyimpanan makanan
pembusukan. (O,W)
5
· Staf klinis 0
· Dietisien
· Pasien/keluarga
0
· Staf klinis
· Dietisien
· Pasien/keluarga
6. Jika keluarga membawa makanan bagi D Bukti materi edukasi tentang 10
pasien, mereka diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan
pembatasan diet pasien dan risiko risiko kontaminasi serta
kontaminasi serta pembusukan sesuai pembusukan
dengan regulasi. (D,O,W,S)
5
Lihat form pemberian 0
edukasi
OW
· Staf klinis
· Dietisien
S · Pasien/keluarga
5
Lihat tempat penyimpanan 0
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
5
0
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi D Bukti dalam rekam medis 10
pada pasien risiko nutrisi. (D,W) tentang pemberian terapi
gizi terintegrasi pada pasien
risiko nutrisi
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· Dietisien
3. Asuhan gizi terintegrasi mencakup rencana, D Bukti dalam rekam medis 10
pemberian, dan monitor terapi gizi. (D,W) tentang asuhan gizi
terintegrasi mencakup
rencana, pemberian, dan
monitor terapi gizi
5
· PPA 0
· Staf klinis
W · Dietisien
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di D Bukti dalam rekam medis 10
rekam medis pasien. (lihat AP 2 EP 1). (D) tentang evaluasi dan
monitoring terapi gizi
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· Dietisien
· Pasien/keluarga
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
nyeri. (R) 5
0
2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk D Bukti dalam rekam medis 10
mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan. tentang pelaksanaan
(D,W) pelayanan untuk mengatasi
nyeri sesuai dengan
kebutuhan
5
· PPA 0
· Staf klinis
W · Pasien/keluarga
5
· PPA 0
· Staf klinis
· Pasien/keluarga
5
· PPA 0
· Staf klinis
· Pasien/keluarga
S
5. Rumah sakit melaksanakan pelatihan D W Bukti pelaksanaan pelatihan 10
pelayanan mengatasi nyeri untuk staf. staf tentang nyeri
(D,W)
5
· PPA 0
· Staf klinis
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
Standar PAP 7
Dilakukan asesmen dan asesmen ulang terhadap pasien dalam tahap terminal dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan me
e) keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan, dan rasa bersalah;
f) status psikososial pasien dan keluarganya seperti kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan lingkungan,
serta reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit;
g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya;
5
0
2. Ada bukti skrining dilakukan pada pasien yang D Bukti dalam rekam medis 10
diputuskan dengan kondisi harapan hidup yang tentang skrining pasien yang
kecil sesuai dengan regulasi. (D,W) diputuskan dengan kondisi
harapan hidup yang kecil
5
· PPA 0
· Staf klinis
W · Pasien/keluarga
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· Pasien/keluarga
5
· PPA 0
W · Keluarga
5. Asuhan dalam tahap terminal memperhatikan D Bukti dalam rekam medis 10
rasa nyeri pasien. (lihat juga HPK 2.2). (D,W) tentang asuhan dalam tahap
terminal memperhatikan
rasa nyeri pasien
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· Pasien/keluarga
medis.
Maksud dan Tujuan PAP 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien dalam tahap terminal membutuhkan asuhan dengan rasa hormat dan empati yang terungkap dalam asesmen (liha
melaksanakan ini, staf diberi pemahaman tentang kebutuhan pasien yang unik saat dalam tahap terminal. Kepeduli
kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi prioritas semua aspek asuhan pasien selama pasien berada dalam taha
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi:
c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ;
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.
5
0
2. Staf diedukasi tentang kebutuhan unik pasien D Bukti materi edukasi kepada 10
dalam tahap terminal. (D,W) staf tentang kebutuhan unik
pasien dalam tahap terminal
5
· PPA 0
W · Staf klinis
3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis 10
memperhatikan gejala, kondisi, dan tentang hasil asesmen
kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen. pasien tahap terminal
(lihat PAP 1.7 EP
1). (D, W) 5
· PPA 0
W · Staf klinis
4. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis 10
memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri tentang upaya mengatasi
pasien (lihat juga HPK 2.2). (D,W) rasa nyeri pasien dalam
tahap terminal
5
· PPA 0
W · Staf klinis
· Pasien/keluarga
5
· PPA 0
· Pasien/keluarga
W
6. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam D Bukti dalam rekam medis 10
keputusan asuhan termasuk keputusan do tentang melibatkan pasien
not resuscitate/DNR. (lihat juga HPK 2). dan keluarga dalam
(D,W) keputusan asuhan termasuk
keputusan do not
resuscitate/DNR
5
· PPA 0
· Pasien/keluarga
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi
kebutuhan pasien, dan pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
peraturan perundang-undangan
(R)
2. Pelayanan anestesi, sedasi O Lihat proses pelayanan 10
sedasi moderat dan dalam
dan anestesi
pasien (O,W)
jam. (O,W) W
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan
d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
tujuan. (D,W)
d) evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari lokal/regional ke general.
2.1). (R) 5
0
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan 10
pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra evaluasi pelaksanaan
anestesi. (D,W) asesmen pra sedasi dan pra
anestesi, berupa analisis
data, termasuk kepatuhan
terhadap standar
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
W
4. Ada bukti monitoring dan evaluasi proses D Bukti monitoring dan 10
monitoring ,proses pemulihan anestesi dan evaluasi proses pemulihan
sedasi dalam. (D,W) pasca anestesi dan sedasi,
berupa analisis data,
termasuk kepatuhan
terhadap standar
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
W
5. Ada bukti monitoring dan evaluasi D Bukti monitoring dan 10
evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan evaluasi konversi tindakan
dari lokal/regional ke general. (D,W) dari lokal/regional ke
general, berupa analisis data,
termasuk kepatuhan
terhadap standar
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
W
6. Ada bukti pelaksanaan program mutu D Bukti dokumentasi 10
dan keselamatan pasien dalam anestesi, pelaksanaan program mutu
sedasi moderat dan dalam dan dan keselamatan pasien
diintegrasikan dengan program mutu RS dalam anestesi dan sedasi
(lihat sudah diintegrasikan dengan
program PMKP RS
W
PELAYANAN DAN ASUHAN SEDASI
Standar PAB 3
Pemberian sedasi moderat dan dalam dilakukan sesuai regulasi yang ditetapkan
Prosedur pemberian sedasi dilakukan seragam ditempat pelayanan di dalam RS termasuk unit diluar kamar
operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien. Pemberian s
harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS.
tujuan (R) 0
2. Ada bukti pelaksanaan sedasi sesuai D O W Bukti dokumentasi 10
regulasi yang ditetapkan (D,O,W) pelaksanaan sedasi Lihat
sumber daya untuk
pelayanan sedasi
(D,O) 5
Lihat ketersediaan sumber 0
daya sesuai daftar
O
4. Staf yang terlatih dan berpengalaman D Daftar dinas PPA yang 10
dalam memberikan bantuan hidup lanjut kompeten dan berwenang
(advance) harus selalu tersedia dan siaga untuk memberikan bantuan
selama tindakan sedasi dikerjakan (D,O,W) hidup lanjut (advance)
selama tindakan sedasi
dilakukan
5
Lihat daftar dinas dan 0
ketersediaan sumber daya
Pemahaman berbagai cara memberikan sedasi terkait pasien dan jenis tindakan yang diberikan, akan menaikkan to
terhadap rasa tidak nyaman, rasa sakit dan atau risiko komplikasi.
Komplikasi terkait pemberian sedasi terutama gangguan jantung dan paru. Sertifikasi dalam bantuan hidup lanjut sangat p
Sbg tambahan, pengetahuan tentang farmakologi zat sedasi yang digunakan, termasuk zat reversal, mengurangi risiko terjad
tidak diharapkan
Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal:
0
2. PPA yang bertanggung jawab melakukan R Regulasi berupa SPK dan RKK 10
pemantauan selama diberikan sedasi staf anestesi yang
adalah staf yang kompeten dalam hal, melakukan monitoring
paling sedikit sedasi
3. Kompetensi semua staf yang terlibat dalam D W Bukti kredensial pada file 10
sedasi tercatat dalam dokumen kepegawaian kepegawaian (KKS 6)
(lihat KKS 5) (D,W)
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
Banyak faktor berpengaruh terhadap respons pasien dan ini selanjutnya mempengaruhi tingkat sedasi pasien. Fa
berpengaruh adalah obat yang dipakai, cara pemberian obat dan dosis, umur pasien (anak, dewasa, lanjut usia), dan r
pasien. Contoh, ada riwayat kerusakan organ utama, obat yang diminum mungkin berinteraksi dengan obat sedasi, aler
samping obat anestesi atau sedasi yang lalu.
Jika status fisik pasien berisiko tinggi, dipertimbangkan pemberian tambahan kebutuhan klinis lainnya dan diberikan tind
sesuai.
Asesmen pra sedasi membantu menemukan faktor yang dapat berpengaruh pada respons pasien terhadap tindakan seda
ditemukan hal penting dari hasil monitor selama dan sesudah sedasi.
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang melakukan asesmen pra sedasi sbb :
a) mengidentifikasi setiap masalah saluran pernapasan yang dapat mempengaruhi jenis sedasi
1. Dilakukan asesmen pra sedasi dan dicatat D Bukti dalam rekam medis 10
dalam rekam medis yang sekurang- tentang asesmen pra sedasi
kurangnya berisikan a) sampai dengan e) di dengan konsep IAR sesuai
maksud dan tujuan, untuk evaluasi risiko PPK
dan kelayakan tindakan sedasi bagi pasien
sesuai regulasi yang
W
2. Seorang yang kompeten melakukan D Bukti dalam rekam medis 10
pemantauan pasien selama sedasi dan tentang pemantauan sedasi
mencatat hasil monitor dalam rekam medis oleh staf anestesi yang
(D,W) kompeten sesuai PPK
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
5
· Penanggung jawab 0
pelayanan anestesi
1. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain D Bukti pemberian penjelasan 10
yang berwenang yang memberikan tentang risiko, keuntungan
keputusan dijelaskan tentang risiko, dan alternatif tindakan
keuntungan dan sedasi
alternatif tindakan sedasi. (D,W) 5
W · Pasien/keluarga
2. Pasien dan keluarga atau pihak lain yangg D Bukti pemberian penjelasan 10
berwenang diberi edukasi tentang tentang pemberian analgesi
pemberian analgesi pasca tindakan sedasi. pasca tindakan sedasi sesuai
(D,W) MKE 9 EP 4
5
· Dokter anestesi 0
W · Pasien/keluarga
5
· Dokter anestesi 0
· Pasien/keluarga
Asesmen pra anestesi adalah dasar dari perencanaan ini, untuk mengetahui temuan apa pada monitor selama anestesi dan s
dan juga untuk menentukan obat analgesi apa untuk pasca operasi.
Asesmen pra anestesi, berbasis IAR (Informasi, Analisis, Rencana) juga memberikan informasi yang diperlukan untuk:
d. Menafsirkan temuan pada waktu monitoring selama anestesi dan pemulihan
e. Memberikan informasi obat analgesia yang akan digunakan pasca operasi
Dokter spesialis anestesi melakukan asesmen pra anestesi. Asesmen pra anestesi dapat dilakukan sebelum masuk rawat i
dilakukan tindakan bedah atau sesaat menjelang operasi, misalnya pada pasien darurat. Asesmen pra induksi berbasis
asesmen pra anestesi, fokus pada stabilitas fisiologis dan kesiapan pasien untuk tindakan anestesi, berlangsung sesaat
anestesi.
Jika anestesi diberikan secara darurat, asesmen pra anestesi dan pra induksi dapat dilakukan berurutan atau simultan, nam
terpisah (Lihat PAB.6)
5
· Dokter anestesi 0
· Pasien/keluarga
W
2. Hasil asesmen didokumentasikan dalam D Bukti dalam rekam medis 10
rekam medis pasien.(D,W) tentang asesmen pra
anestesi dengan konsep IAR
oleh dokter anestesi sesuai
PPK
5
· Dokter anestesi 0
· Pasien/keluarga
W
Standar PAB 4.1
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang kompeten dan berwenang pada pelayanan anestesi melakukan asesmen pra induksi
5
Dokter anestesi 0
5
Dokter anestesi 0
W
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
1) Teknik anestesi 0
2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta D Bukti dalam rekam medis 10
teknik anestesi didokumentasikan di rekam tentang:
medis pasien. (D,W)
1) Teknik anestesi 5
5
· Dokter anestesi 0
W · Staf anestesi
1. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain D Bukti pemberian penjelasan 10
yang berwenang yang memberikan tentang risiko, keuntungan
keputusan dijelaskan tentang risiko, dan alternatif tindakan
keuntungan dan alternatif tindakan anestesi, termasuk konversi
anestesi. (D,W) dari regional ke general
5
· Dokter anestesi 0
· Pasien/keluarga
W
2. Pasien dan atau keluarga atau pihak lain D Bukti pemberian penjelasan 10
yang berwenang diberi edukasi tentang tentang pemberian analgesi
pemberian analgesi pasca tindakan pasca tindakan anestesi
anestesi. sesuai MKE 9 EP 4
(D,W) 5
· Dokter anestesi 0
W · Pasien/keluarga
3. Dokter spesialis anestesi melaksanakan R Regulasi tentang kewajiban 10
edukasi dan mendokumentasikannya. (R,D) dokter anestesi memberikan
edukasi dan
mendokumentasikannya
5
Bukti pelaksanan edukasi 0
sesuai MKE 9 EP 4
D
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan pan
dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
dilakukan.(R) 0
5
· Dokter anestesi 0
W
5
· Dokter anestesi 0
Jika pasien dipindah langsung dari kamar operasi ke ruang intensif, pemonitoran dan pendokumentasian diperlakukan sama
pemonitoran di ruang pulih.
Keluar dari ruang pemulihan pasca anestesi atau menghentikan pemonitoran pada periode pemulihan dilakukan dengan me
satu alternatif dibawah ini:
a) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh dokter anestesi.
b) pasien dipindahkan (atau pemonitoran pemulihan dihentikan) oleh penata anestesi sesuai kriteria yang ditetapkan r
rekam medis pasien membuktikan bahwa kriteria yang dipakai dipenuhi
c) pasien dipindahkan ke unit yang mampu memberikan asuhan pasca anestesi atau pasca sedasi pasien tertentu, sepe
ICU.
Waktu tiba di ruang pemulihan dan waktu keluar didokumentasikan dalam form anestesi.
5
0
2. Waktu masuk ruang pemulihan dan D Bukti dalam rekam medis 10
dipindahkan dari ruang pemulihan dicatat memuat waktu masuk ruang
dalam form anestesi (D,O,W) pemulihan dan saat
dipindahkan
5
Lihat rekam medis 0
OW
· Dokter anestesi
5
Lihat rekam medis 0
OW
· Dokter anestesi
5
0
PELAYANAN DAN ASUHAN BEDAH
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien
Pemilihan tindakan juga mempertimbangkan asesmen waktu pasien masuk dirawat inap, pemeriksaan diagnostik dan sumb
asesemen dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat (Lihat juga, AP.1.2.1 Asuhan untuk pasien bedah dicatat di rek
pasien yang langsung dilayani dokter bedah, asesmen pra bedah menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien
dilakukan pembedahan dalam proses perawatan, asesmen dilakukan dan dicatat dalam rekam medis, sedangkan pasien yan
ditengah perawatan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) lain dan diputuskan operasi, maka
asesmen pra bedah juga dicatat di rekam medis (dengan isi berbasis IAR) sesuai regulasi RS, termasuk diagnosis pra o
operasi dan nama tindakan operasi (Lihat juga AP.1.3.1; MIRM 10.1)
asesmen (R) 0
Dokter bedah
W
3. Hasil asesmen yang digunakan untuk D Bukti dalam rekam medis 10
menentukan rencana operasi dicatat oleh memuat:
dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
di rekam medis pasien sebelum operasi
dimulai (Lihat
Dokter bedah
W
Standar PAB 7.1
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberik
Informasi memuat:
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi
c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya didiskusikan. Dokter bedah yang ko
berwenang serta PPA yang terkait memberikan informasi ini.
operasi. (D,W) 5
· Pasien/keluarga
W
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, D Bukti pemberian penjelasan 10
manfaat dan alternatif penggunaan darah tentang risiko, keuntungan
dan produk darah (D,W) dan alternatif penggunaan
darah dan produk darah,
5
· Dokter bedah 0
· Pasien/keluarga
5
· Dokter bedah 0
· Pasien/keluarga
W
Standar PAB 7.2
Informasi yang terkait dengan operasi dicatat dalam laporan operasi dan digunakan untuk menyusun rencana asuhan lanjuta
Laporan ini dapat dibuat dalam bentuk format template atau dalam bentuk laporan operasi tertulis, sesuai regulasi RS.
Untuk mendukung kesinambungan asuhan pasien pasca operasi, laporan operasi dicatat segera setelah operasi selesai, sebe
dipindah dari daerah operasi atau dari area pemulihan pasca anestesi.
Beberapa catatan mungkin ditempatkan di lembar lain dalam rekam medik. Contoh, jumlah darah yang hilang dan transfu
catatan anestesi, atau catatan tentang implan dapat ditunjukkan dengan “sticker” yang ditempelkan pada rekam medik.
Waktu selesai membuat laporan adalah didefinisikan sebagai “setelah selesai operasi, sebelum pasien dipindah ke temp
Definisi ini penting untuk memastikan bhw informasi yang tepat tersedia bagi pemberi asuhan berikutnya.
Jika dokter bedah mendampingi pasien dari ruang operasi ke ruangan asuhan intensif lanjutan (misalnya ICU, ICCU dsb
dapat dibuat di daerah asuhan lanjutan (lihat juga, ARK.3; PAP.2.3; PMKP.8)
0
2. Ada bukti laporan operasi memuat paling D Bukti dalam rekam medis 10
sedikit a) sampai dengan h) di Maksud dan memuat laporan operasi
tujuan dan dicatat pada form yang sesuai regulasi
ditetapkan RS, tersedia segera setelah
operasi selesai dan sebelum pasien
dipindah ke area lain untuk
Dokter bedah 0
W
3. Laporan operasi dapat dicatat di area D Bukti dalam rekam medis 10
asuhan intensif lanjutan (D,W) yang dibuat di rawat intensif
memuat laporan operasi
sesuai regulasi
5
Dokter bedah 0
W
Standar PAB 7.3
Ditetapkan rencana asuhan pasca operasi dan dicatat dalam rekam medis
5
· DPJP 0
· Dokter yang
menerima delegasi
W · Perawat
3. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis 10
pasca operasi termasuk rencana asuhan memuat rencana asuhan
medis, keperawatan, dan PPA lainnya pasca operasi meliputi
berdasar kebutuhan pasien (D,O,W) rencana asuhan medis,
keperawatan, dan PPA
lainnya sesuai kebutuhan
kebutuhan pasien
5
Lihat rencana asuhan pasca 0
bedah dalam rekam medis
· DPJP
O · Dokter yang
menerima delegasi
· Perawat
· PPA lain
W
4. Ada bukti pelaksanaan rencana asuhan D Bukti dalam rekam medis 10
pasca operasi diubah berdasar asesmen memuat rencana asuhan
ulang pasien. (D,O,W) setelah dilakukan asesmen
ulang meliputi rencana
asuhan medis, keperawatan,
dan PPA lainnya sesuai
kebutuhan kebutuhan pasien
5
Lihat rencana asuhan pasca 0
bedah dalam rekam medis
· DPJP
O · Dokter yang
menerima delegasi
· Perawat
· PPA lain
W
Standar PAB 7.4
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang asuhan pasien operasi yang menggunakan implan dan harus memperhatika
khusus tentang tindakan yang dimodifikasi.
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan pertimbangan khu
penandaan lokasi operasi.
c) kualifikasi dan pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan implan (staf dari pabrik/perusahaa
mengkalibrasi).
d) proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait implan
5
· Kepala kamar 0
operasi
W · Dokter bedah
5
Lihat rekam medis dan dasar 0
penarikan kembali
OW
· Kepala kamar
operasi
· Staf terkait
4. Ada bukti alat implan dimasukkan dalam D Bukti monitoring implan, 10
prioritas monitoring unit terkait. (D,W) meliputi pencatatan bila
terjadi penarikan kembali
dan riwayat insiden
keselamatan pasien di RS
lain
5
· Kepala kamar 0
operasi
· Staf farmasi
b) koridor steril dipisahkan / tidak boleh bersilangan alurnya dengan koridor kotor
c) desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri dari:
dilaksanakan. (R) 0
5
· Kepala kamar 0
operasi
· Staf kamar operasi
W
3. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat tata ruang dan alur 10
tentang alur masuk barang-barang steril ruang operasi memenuhi
harus terpisah dari alur keluar barang dan tingkat sterilitas ruangan
(OW) 5
· Kepala kamar 0
operasi
W · Staf kamar operasi
(D,W) 0
W · DPJP
· Komite/Tim PMKP
operasi. (D,W) 0
W · DPJP
· Komite/Tim PMKP
W · DPJP
· Komite/Tim PMKP
W · DPJP
· Komite/Tim PMKP
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan perundangan
diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
2. Ada bukti seluruh apoteker memiliki ijin D 1) Bukti izin (STRA dan 10
dan melakukan supervisi sesuai dengan SIPA) semua apoteker
penugasannya (D,W)
penugasannya (D,W)
· Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan sekurang- D Bukti pelaksanaan tentang 10
kurangnya satu kajian pelayanan kajian pelayanan
kefarmasian dan penggunaan obat yang kefarmasian minimal
didokumentasikan selama 12 bulan setahun sekali
terakhir. (D,W)
0
Kepala Instalasi Farmasi
W
4. Ada bukti sumber informasi obat yang D Bukti tersedianya sumber 10
tepat, terkini, dan selalu tersedia bagi informasi obat
semua yang terlibat dalam penggunaan (formularium,ISO /MIMS)
obat. (D,O,W) yang terkini ada disemua
unit layanan yang terlibat
dalam penggunaan obat
5
Lihat ketersediaan sumber 0
informasi obat pada unit
pelayanan
W
5. Terlaksananya pelaporan kesalahan D Bukti pelaksaaan pelaporan 10
penggunaan obat sesuai peraturan medication error sesuai
perundang- undangan. (D,W) peraturan perundang-
undangan
0
· Kepala Instalasi
Farmasi
(R) 0
2. Ada bukti pelaksanaan apabila ada obat D Bukti pelaksanaan 10
yang baru ditambahkan dalam monitoring dan evaluasi
formularium, maka ada proses untuk penggunaan obat baru oleh
memantau bagaimana penggunaan obat komite/tim farmasi dan
tersebut dan bila terjadi efek obat yang terapi meliputi:
tidak diharapkan, efek samping serta
medication error. (D,W)
· Komite/Tim
Farmasi dan Terapi
· Komite/Tim
Keselamatan Pasien RS
W
3. Ada bukti implementasi untuk memantau D Bukti pelaksanaan 10
kepatuhan terhadap formularium baik dari monitoring tentang
persediaan maupun penggunaanya. (D,W) kepatuhan terhadap
formularium termasuk:
· Komite/Tim
Farmasi dan Terapi
efektivitas. (D,W) 5
· Komite/Tim 0
Farmasi danTerapi
yang aman, bermutu, bermanfaat, dan berkhasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PKPO 2.1 dan PKPO 2.1.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 2.1 Telusur Skor
5
· Lihat Instalasi 0
Farmasi
2) berdasarkan
perjanjian kerja sama
dengan
apotik/RS/supplier
untuk menjamin
keaslian
obat
2. Ada bukti pemberitahuan kepada staf D Bukti pelaksanaan 10
medis serta saran substitusinya. (D,W) pemberitahuan kepada staf
medis dan saran
substitusinya, serta tindak
lanjutnya
5
· DPJP 0
· Staf instalasi
farmasi
W
3. Ada bukti bahwa staf memahami dan D 1) Formulir konfirmasi 10
mematuhi regulasi tersebut. (D, W) obat kosong
PENYIMPANAN
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
· Apoteker
· Staf Instalasi farmasi
5
· Staf instalasi / 0
depo farmasi
· Apoteker
W
5. Ada bukti pelaksanaan obat D Bukti tentang: 10
O
· Kepala instalasi
Farmasi
· Apoteker
undangan. (R) 0
(O,W) 0
W Staf Farmasi
3. Ada bukti penyimpanan obat narkotika O W Lihat tempat penyimpanan 10
serta psikotropika yang baik, benar, dan narkotika psikotropika
aman sesuai dengan regulasi. (O,W)
0
· Kepala Instalasi
Farmasi
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
· Apoteker
W · Staf Farmasi
Standar 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan p
undangan.
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
· Apoteker
· Staf Farmasi
3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang O Lihat label pada setiap 10
harus diwaspadai (high alert) sesuai dengan elektrolit konsentrat, di
regulasi. (O,W) Instalasi farmasi pada boks
obat dan di Instalasi rawat
inap pada setiap obat/etiket
obat
5
· Staf Farmasi 0
5
· Apoteker 0
W · Staf Farmasi
5
· Staf radiologi 0
5
· Apoteker 0
· Perawat
· Staf Farmasi
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
W · Apoteker
· Staf Farmasi
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
W · Apoteker
· Staf Farmasi
5
Fisik obat sesuai jumlahnya 0
dengan daftar
OW
· Perawat
· Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi terhadap D Bukti supervisi tentang 10
penyimpanan obat emergensi dan segera penyimpanan obat
diganti apabila dipakai, kadaluwarsa, atau emergensi:
rusak. (D,O,W)
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall) oleh Pemerintah, pabrik, at
Rumah sakit juga harus menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis yang tidak layak pakai kar
substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta dimusnahkan.
kadaluwarsa. (R) 0
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
· Apoteker
W · Staf Farmasi
5
Kepala Instalasi Farmasi 0
W
PERESEPAN DAN PENYALINAN
Standar PKPO 4
Ada regulasi peresepan/permintaan obat dan instruksi pengobatan.
5
Lihat ruang rawat inap, 0
rawat jalan dan instalasi
farmasi
· Apoteker 5
· Staf farmasi 0
· DPJP
4. Rekam medis memuat riwayat D Bukti catatan riwayat 10
penggunaan obat pasien. (D,O) penggunaan obat dalam
rekam medis
5
Lihat rekam medis riwayat 0
penggunaan obat di Ruang
rawat Inap
O
Standar PKPO 4.1
Regulasi ditetapkan untuk menentukan pengertian dan syarat kelengkapan resep atau pemesanan.
a) Untuk menghindari keragaman dan menjaga keselamatan pasien maka rumah sakit menetapkan persyaratan ata
penting kelengkapan suatu resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan. Persyaratan atau elemen kelengka
meliputi a sampai dengan d pada maksud dan tujuan. data identitas pasien secara akurat (dengan stiker);
b) elemen pokok di semua resep atau permintaan obat atau instruksi pengobatan;
d) kapan diperlukan penggunaan indikasi seperti pada PRN (pro re nata atau “jika perlu”) atau instruksi pengobatan
e) jenis instruksi pengobatan yang berdasar atas berat badan seperti untuk anak-anak, lansia yang rapuh, dan popul
lainnya;
2) resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan yang NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) atau LASA (
Alike);
3) jenis resep khusus, seperti emergensi, cito, berhenti automatis (automatic stop order), tapering, dan lainnya;
4) instruksi pengobatan secara lisan atau melalui telepon wajib dilakukan tulis lengkap, baca ulang, dan memint
(lihat juga SKP 2)
Standar ini berlaku untuk resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan di semua unit pelayanan di rumah sakit.
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan sesua
butir 1 sampai dengan 4 di atas.
2) langkah-langkah 0
untuk menghindari
kesalahan pengelolaan
peresepan/ permintaan
obat dan instruksi
pengobatan
5
Komite/tim farmasi dan 0
terapi
W
3. Ada bukti pelaksanaan proses D W Bukti pelaksanaan konfirmasi 10
pengelolaan resep yang tidak benar, tidak ke staf medis
lengkap, dan tidak
terbaca. (D,W) 5
· Apoteker 0
· Staf Medis
4. Ada bukti pelaksanaan proses untuk DW Bukti pelaksanaan 10
mengelola resep khusus, seperti darurat, pengelolaan resep khusus.
standing order, berhenti automatis
(automatic stop order), tapering, dan
lainnya.
(D,W) 5
· Apoteker 0
· Staf Farmasi
1. Ada daftar staf medis yang kompeten D Bukti daftar staf medis yang 10
dan berwenang membuat atau menulis kompeten dan berwenang
resep yang tersedia di semua unit menulis resep umum dan
pelayanan. (D) khusus
0
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit R Regulasi tentang 10
menetapkan dan melaksanakan proses pembatasan jumlah resep
untuk membatasi jika diperlukan jumlah atau jumlah pemesanan obat
resep atau jumlah pemesanan obat yang oleh staf medis yang
dapat dilakukan oleh staf medis yang diberi mempunyai kewenangan
kewenangan. (lihat juga KKS 10 EP
1). (R) 0
3. Ada bukti staf medis yang kompeten dan D Bukti daftar staf medis yang 10
berwenang membuat atau menulis resep mempunyai kewenangan
atau memesan obat dikenal dan diketahui tersedia di unit farmasi.
oleh unit layanan farmasi atau oleh lainnya
yang menyalurkan obat. (D)
5
0
Standar PKPO 4.3
Obat yang diresepkan dan diberikan tercatat di rekam medis pasien.
0
2. Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut di atas D 1) Bukti catatan daftar 10
disimpan dalam rekam medis pasien dan obat lengkap dalam RM
menyertai pasien ketika pasien dipindahkan. pasien yang selalu
Salinan daftar resep menyertai pasien sesuai
ARK 3.3 EP 6
EP 4 0
PERSIAPAN DAN PENYERAHAN
Standar PKPO 5
Obat disiapkan dan diserahkan di dalam lingkungan aman dan bersih.
· Apoteker
· Tenaga teknis
kefarmasian (TTK)
W
3. Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat O W Lihat ruang pencampuran 10
kemoterapi dilakukan sesuai dengan praktik obat kemoterapi
profesi. (lihat juga PPI 7). (O,W)
5
Apoteker/TTK pelaksana 0
pencampuran obat
Kemoterapi
4. Ada bukti pencampuran obat intravena, O Lihat proses pencampuran 10
epidural dan nutrisi parenteral serta obat intravena, epidural dan
pengemasan kembali obat suntik dilakukan nutrisi parentral.
sesuai dengan praktik profesi (O,W)
5
Apoteker/TTK pelaksana 0
pencampuran obat intra
vena
W
Standar PKPO 5.1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur semua resep/permintaan obat dan instruksi pengobatan obat ditelaah ket
• Pengkajian/telaah resep yang dilakukan sebelum obat disiapkan untuk memastikan resep memenuhi syarat secara
farmasetik dan klinis
• Telaah obat yang dilakukan setelah obat selesai disiapkan untuk memastikan bahwa obat yang disiapkan sudah sesu
resep/instruksi pengobatan
a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian;
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu:
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian D Bukti pelaksanaan 10
resep yang meliputi butir a) sampai dengan g) pengkajian resep meliputi a
pada maksud dan tujuan. (D,W) s/d g oleh apoteker
5
Apoteker 0
W
3. Setelah obat disiapkan, obat diberi label D Bukti dilaksanakannya 10
meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau pelabelan obat yang sudah
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, disiapkan
tanggal disiapkan, dan tanggal kadaluarsa.
(D,O,W)
5
Lihat label obat pasien (lima 0
informasi)
OW
· Perawat rawat inap
dan rawat jalan
· Apoteker
· TTK/asisten
apoteker
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi D Bukti dilaksanakannya 10
butir 1) sampai dengan 5) pada maksud dan pengkajian obat meliputi
tujuan. (D,W)
0
W Apoteker
5. Ada bukti pelaksanaan penyerahan obat D Bukti pemberian obat dalam 10
dalam bentuk yang siap diberikan. (D,W) bentuk yang siap
diberikan/unit dose
dispensing (UDD)
0
· Apoteker
W · TTK/asisten
apoteker
· Perawat
6. Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. D 1) Bukti indikator 10
(D,O,W) mutu penyerahan obat
pada rawat jalan dan
rawat inap
0
Lihat ruang rawat inap dan
instalasi farmasi
OW · Perawat
· Apoteker
· TTK/asisten
apoteker
5
0
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat oleh D Bukti pelaksanaan 10
staf klinis yang kompeten dan berwenang sesuai pemberian obat oleh staf
dengan surat izin terkait profesinya dan klinis yang berwenang,
peraturan perundang- undangan. (D,W) sesuai SPK dan RKK
5
· Staf medis 0
· Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian obat D Bukti pelaksanaan 10
dilaksanakan sesuai dengan pembatasan yang pemberian obat sesuai
ditetapkan, misalnya obat kemoterapi, obat pembatasan sesuai SPK dan
radioaktif, atau obat untuk penelitian. (D,W) RKK
5
· Staf medis 0
· Apoteker
· Staf Farmasi
tujuan. (R) 5
0
2. Ada bukti pelaksanaan verifikasi sebelum D W Bukti pelaksanaan verifikasi 10
obat diserahkan kepada pasien. (D,W,S) sebelum obat diberikan
5
· Perawat 0
S · TTK
5
O W S Lihat pelaksanaan 0
pemberian obat high alert
Perawat
rumah sakit 5
0
5
· DPJP 0
W · Apoteker
· Perawat
3. Ada proses monitoring terhadap pengobatan D Bukti pelaksanaan 10
oleh pasien sendiri. (D,W) monitoring obat yang
dibawa dari luar rumah sakit
sesuai regulasi EP 1
5
· Apoteker 0
W · Perawat
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
0
Apoteker
W
3. Ada bukti pemantauan efek samping D Bukti monitoring efek 10
obat dan pelaporannya sesuai dengan samping obat dan
peraturan perundang-undangan. (D,W) laporannya ke komite/tim
farmasi dan terapi
5
· Apoteker 0
W · Komite/tim farmasi
dan terapi
perundang-undangan. (R) 0
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit D Bukti pelaksanaan 10
mengumpulkan dan memonitor seluruh pengumpulan dan
angka kesalahan penggunaan obat monitoring seluruh angka
termasuk kejadian tidak diharapkan, kesalahan penggunaan obat
kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera,
dan kejadian tidak cedera. (D,W)
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
W · Perawat
· Apoteker
3. Ada bukti instalasi farmasi mengirimkan D Bukti laporan instalasi 10
laporan kesalahan penggunaan obat farmasi ke tim keselamatan
(medication error) kepada tim keselamatan pasien rumah sakit
pasien rumah sakit. (D,W)
5
· Kepala Instalasi 0
Farmasi
W · Apoteker
· TTK/asisten
apoteker
4. Ada bukti tim keselamatan pasien rumah D 1) Bukti pelaksanaan 10
sakit menerima laporan kesalahan penerimaan laporan
penggunaan obat (medication error) dan kesalahan penggunaan
mencari obat oleh TKRS
W
5. Ada bukti pelaksanaan rumah D Bukti pelaksanaan upaya 10
mencegah dan menurunkan
kesalahan penggunaan obat
(medication error)
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan infor
pelayanan yang disediakan oleh rumah
W
3. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi D 1) Bukti pemberian 10
efektif dengan pasien dan keluarga. (D,W) informasi di admisi,
(Lihat juga HPK.2.1; HPK 2.2; ARK.1.3; bagian informasi/PKRS
PAP.2.4)
Petugas admisi/PKRS/bagian
informasi/MPP/ staf
klinis/PPA
W
4. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi D Bukti pelaksanaan 10
efektif antar staf klinis. (D,W) ( lihat juga AP, komunikasi efektif dalam RM
PAP, SKP 2, TKRS 3.2 EP 2 ) pasien meliputi catatan
dalam form asesmen,
catatan terintegrasi/CPPT,
transfer, rujukan, early
warning system (EWS),
tulbakon, serah terima
(operan)
5
Staf klinis 0
W
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang
W
2. Demografi sekurang-kurangnya dapat D W Bukti data demografi 10
menggambarkan usia, etnis, agama, tingkat populasi terkini Staf
pendidikan, termasuk buta huruf, bahasa PKRS/staf SIM RS
yang digunakan termasuk adanya hambatan
dalam berkomunikasi. (D,W)
5
0
3. Rumah sakit menyediakan informasi D Bukti media informasi 10
tentang jenis pelayanan, waktu pelayanan tentang jenis pelayanan,
serta akses dan proses untuk mendapatkan waktu, akses, dan proses
pelayanan. (D,W) mendapatkan pelayanan
dalam bentuk
brosur/leaflet/banner,
buletin, Web site, Call
center/SMS Center, Seminar
Awam, Pameran, slide show
di TV / LCD dll.
5
0
5
· Pimpinan unit 0
kerja/petugas
admisi/staf PKRS/staf
bagian informasi
pasien. (D,W) 5
Standar MKE 3
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti.
(D,W) 5
0
W Staf PKRS
2. Materi komunikasi dan edukasi pasien D Bukti materi edukasi dalam 10
dan keluarga diberikan dalam bahasa yang bahasa Indonesia dan atau
dimengerti. (D,O) bahasa lainnya
5
Materi edukasi 0
O
3. Rumah sakit menyediakan D Bukti edukasi diberikan oleh 10
petugas penterjemah
Standar MKE 4
Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “
Maksud dan Tujuan MKE 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 4 Telusur Skor
0
2. Ada bukti proses penyampaian informasi D 1) Bukti surat edaran 10
yang akurat dan tepat waktu di seluruh Direktur/pengumuman/
rumah sakit termasuk yang “urgent” antara majalah dinding/media
lain code blue dan code red. (D,W,S) sosial/intranet/ paging
system dll
0
Staf RS
W S code black
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar sh
4) serah
terima/operan
2. Informasi kondisi pasien antar staf klinis D Bukti catatan tentang kondisi 10
termasuk PPA berdasarkan pada proses pasien dalam RM pasien
yang sedang berjalan atau pada saat termasuk CPPT
penting tertentu dalam proses asuhan
ditulis dalam
O
3. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat D Bukti tentang ringkasan 10
ringkasan pulang. (D,W) pulang pasien rawat inap
W Staf klinis 0
4. Setiap pasien rawat jalan dengan D Bukti tentang profil ringkas 10
diagnosis kompleks dibuat profil ringkas medis rawat jalan (Profil
medis rawat jalan. (D,O,W) (lihat juga RMRJ)
ARK.4.3)
OW 0
5. Informasi yang dikomunikasikan D Bukti form memuat 10
termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan pelaksanaan transfer dan
yang telah diberikan pada proses transfer rujukan
dan rujukan.
5
Staf klinis 0
W
Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
3) Program 0
2. Ada bukti organisasi promosi kesehatan D 1) Bukti pelaksanaan 10
rumah sakit telah berfungsi sesuai kegiatan PKRS
peraturan perundang-undangan.(D,W)
0
W · Pimpinan PKRS
5
O W Lihat proses pemberian 0
edukasi
Standar MKE 7
PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif.
efektif (D,W) 5
W PPA 0
2. Profesional Pemberi Asuhan memiliki W · PPA 10
pengetahuan yang cukup
0
Standar MKE 8
Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar
O
2. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi D Bukti pelaksanaan asesmen 10
untuk pasien dan dicatat di rekam medis kebutuhan edukasi yang
(D,O). meliputi kebutuhan asuhan
medis dan keperawatan,
serta kebutuhan asuhan
berkesinambungan setelah
pulang
5
Lihat RM pasien 0
O
3. Hasil asesmen digunakan untuk D Bukti perencanaan edukasi 10
sesuai hasil asesmen
O Lihat RM pasien 0
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
0
Lihat RM pasien
O
2. Ada bukti pasien dijelaskan tentang D Bukti pemberian edukasi 10
hasil asuhan dan pengobatan termasuk oleh DPJP tentang hasil
hasil asuhan dan pengobatan yang tidak asuhan dan pengobatan
diharapkan. (D,W) (Lihat juga termasuk hasil asuhan yang
tidak diharapkan (form
pemberian edukasi yang
telah diisi DPJP) dalam RM
pasien
DPJP 5
W
3. Ada bukti edukasi asuhan lanjutan di D 1) Bukti pelaksanaan 10
rumah. (D,W) pemberian edukasi oleh
DPJP, PPJA, MPP
tentang asuhan
lanjutan di rumah
0
· DPJP
· PPJA
· MPP
W
4. Bila dilakukan tindakan medik yang D Bukti Informed consent berisi 10
memerlukan persetujuan tindakan materi edukasi tentang risiko
kedokteran (informed consent), pasien dan dan komplikasi
keluarga belajar tentang risiko dan
komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat
· DPJP 0
W · Pasien/keluarga
5
· PPA 0
· Staf klinis
W · Pasien/keluarga
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman, pe
peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman
· Apoteker
· Pasien/keluarga
W
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti materi edukasi tentang 10
keluarga terkait dengan asuhan yang keamanan dan efektivitas
diberikan meliputi keamanan dan penggunaan peralatan medis
efektivitas penggunaan peralatan medis
(D,W) 5
· DPJP/PPA lainnya 0
W · Pasien/keluarga
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti materi edukasi tentang 10
keluarga terkait dengan asuhan yang diet dan nutrisi yang
diberikan meliputi diet dan nutrisi yang memadai.
memadai
· DPJP/Dietisien/PPA 0
lainnya
W · Pasien/keluarga
5
· DPJP 0
W · PPJA
· staf klinis
· Pasien/keluarga
· DPJP/fisioterapis 0
· Pasien/keluarga
EP 6) 5
S · PPJA/PPA 0
lainnya/PPI
· Pasien/keluarga
Standar MKE 11
Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang mema
keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
0
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi D Bukti materi edukasi 10
kepada pasien dan keluarga diberikan kolaboratif sesuai nilai-nilai
secara kolaboratif oleh dan pilihan pasien dan
keluarga
PPA terkait 0
W
3. Pada proses pemberian edukasi, staf W · Pemberi edukasi 10
harus mendorong pasien dan keluarga
untuk bertanya dan
0
Staf pemberi edukasi
S
4. Ada bukti dilakukan verifikasi untuk D W Bukti pelaksanaan verifikasi 10
memastikan pasien dan keluarga dapat
memahami materi edukasi yang diberikan
(D,W) 5
· Staf pemberi 0
edukasi
5
0
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
(D) 5
0
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar D Bukti pelaksanaan rujukan 10
mendapatkan edukasi dan pelatihan yang untuk pemberian edukasi
diperlukan untuk menunjang asuhan pasien lanjutan
berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan
yang optimal setelah
· PPA 0
W · MPP
5
· Pemberi edukasi 0
W · Pasien/keluarga
sesuai nilai-nilai dan
pilihan pasien dan
keluarga
· MPP
Standar PMKP 1
Rumah sakit mempunyai Komite/Tim atau bentuk organisasi lainnya yang kompeten untuk mengelola kegiatan Peningkatan
Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PMKP 1 : Lihat SNARS 1 Komite/tim PMKP mempunyai tugas sebagai berikut:
b) melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit kerja;
c) membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih prioritas perbaikan, pengukura
mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator (lihat juga TKRS 11 dan TKRS 11.2);
d) melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan
rumah sakit secara keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaanya;
e) menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari se
rumah sakit;
f) menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan pelaporan dilaks
g) menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan masalah terkait perlaksanaan pr
keselamatan pasien;
h) terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP;
i) bertanggung jawab untuk mengomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin kepada semua staf;
j) menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP
0
3. Individu didalam komite/tim PMKP atau D Bukti sertifikat pelatihan 10
bentuk organisasi lainnya dan penanggung komite/ tim PMKP dan
jawab data telah dilatih dan kompeten. (D) penanggungjawab data
5
· Komite/Tim PMKP 0
W Komite/Tim PMKP 0
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahu
terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien
a) literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuhan pasien terkini, misalnya ped
pelayanan kedokteran dan international clinical guidelines
b) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung penelitian (khusus untuk rumah sa
c) literarur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung terselenggaranya manajemen yang
d) informasi lainnya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit, misalnya data indikator mutu di tingkat nasional
atau internasional;
e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk pedoman-ped
dikeluarkan oleh pemerintah.
EP 1). (R)
2. RS mempunyai referensi yang DW Bukti daftar dan bahan 10
dipergunakan untuk meningkatkan mutu referensi pendidikan
asuhan klinis dan proses kegiatan Komite/Tim PMKP
manajemen yang lebih baik, yang antara
lain meliputi a) sampai dengan e) yang ada
di maksud tujuan untuk rumah sakit
pendidikan dan kecuali b) untuk
0
3. Komite medis dan komite D Bukti daftar dan bahan 10
referensi asuhan klinis terkini
b) data yang dimaksud meliputi, data dari indikator mutu unit dan indikator mutu prioritas rumah sakit;
· pengumpulan
· pelaporan
· analisa
· validasi dan publikasi indikator mutu
Elemen Penilaian PMKP 2.1 Telusur Skor
W · Staf IT
· Komite/Tim PMKP
5
Lihat pelaksanaan proses 0
manajemen data PMKP dan
integrasinya
Standar PMKP 3
RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan semua staf
dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
0
2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk D 1) Bukti pelaksanaan 10
komite medis dan komite keperawatan pelatihan PMKP oleh
telah mengikuti pelatihan PMKP (D,W) narasumber yang
kompeten
2) Bukti sertifikat 5
pelatihan PMKP
pimpinan RS, komite
medis dan komite
keperawatan
0
· Pimpinan di RS
· Komite
keperawatan
· Diklat
3. Semua individu yang terlibat di dalam D 1) Bukti pelaksanaan 10
pengumpulan, analisa dan validasi data pelatihan PMKP oleh
telah mengikuti pelatihan PMKP khususnya narasumber yang
tentang sistem manajemen data (D,W) kompeten
0
· Komite/Tim PMKP
Standar PMKP 4
Komite/tim PMKP atau bentuk organisasi lain terlibat proses pemilihan prioritas pengukuran pelayanan klinis yang akan diev
melakukan koordinasi dan integrasi kegiatan pengukuran di seluruh unit di rumah
sakit.
Maksud dan Tujuan PMKP 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 4 Telusur Skor
5
· Direktur 0
· Kepala
bidang/divisi
· Kepala unit
pelayanan
W · Komite/Tim PMKP
5
· Komite/Tim PMKP 0
· Kepala
bidang/divisi
· Kepala unit
pelayanan
W
3. Komite/tim peningkatan mutu dan D 1) Bukti form supervisi 10
keselamatan pasien atau bentuk organisasi
lainnya melaksanakan supervisi terhadap
progres pengumpulan data sesuai yang
direncanakan. (D,W)
3. Komite/tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien atau bentuk organisasi
lainnya melaksanakan supervisi terhadap
progres pengumpulan data sesuai yang 2) Bukti pelaksanaan 5
direncanakan. (D,W) tentang supervisi dalam
bentuk ceklis dan hasil
terhadap progres
pengumpulan data oleh
Komite/tim PMKP
0
· Komite/Tim PMKP
· Penanggung
jawab data unit kerja
W
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan
indikator-indikator
0
2. Berdasarkan prioritas tersebut DW Bukti daftar indikator area 10
ditetapkan pengukuran mutu dengan klinis
menggunakan indikator area klinis. (D,W)
0
· Direktur
· Kepala bidang/divisi
0
· Direktur
· Kepala bidang/divisi
TKRS 5) 5
0
6. Direktur rumah sakit dan komite/tim D 1) Bukti form supervisi 10
PMKP melakukan supervisi terhadap proses
pengumpulan data. (D,W)
2) Bukti pelaksanaan 5
tentang supervisi dalam
bentuk ceklis dan hasil
terhadap progres
pengumpulan data oleh
Komite/tim PMKP
· Direktur
· Komite/Tim PMKP
klinis dan atau prosedur dan atau standing order di prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis
3) Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan klinik tepat waktu dan efektif
4) Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan penerapan alur klinis di area yang a
tingkat rumah sakit
5) Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”) dalam memberikan asuhan berm
Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing kelompok staf medis adalah di unit-unit pela
DPJP memberikan asuhan.
Mengacu pada prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan
indikator mutu, juga diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di rumah sakit.
3. Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis D W Bukti hasil audit klinis dan 10
dan atau audit medis pada panduan praktik klinis atau audit medis
/alur klinis prioritas di tingkat rumah
sakit (D,W) 5
· Komite/Tim PMKP 0
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit ke
5
· Komite/Tim PMKP 0
3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi D Bukti tentang profil setiap 10
profil indikator meliputi indikator mutu di EP 2
5
W Penanggungjawab data unit 0
kerja
5. Pimpinan unit kerja melakukan supervisi D 1) Bukti form ceklis 10
terhadap proses pengumpulan data dan
pelaporan serta melakukan perbaikan mutu
berdasarkan hasil capaian indikator mutu 2) Bukti pelaksanaan 5
(D,W) supervisi dan hasil
terhadap progres
pengumpulan data dan
tindak lanjutnya
0
· Kepala unit
pelayanan
· Penanggung
jawab data unit kerja
W
Standar PMKP 7
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung a
manajemen rumah sakit lebih baik
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga indikat
yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang diharuskan ikut sebagai peserta
semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi harus di jaga.
a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data (PMKP 2.1)
b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database
ekternal
c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
W · Penanggungjawab
data unit kerja
· IT
3. RS telah melakukan pengumpulan data D Bukti hasil pengumpulan 10
dan informasi untuk mendukung asuhan data dan informasi yang
pasien, manajemen RS, pengkajian praktik meliputi indikator area klinis,
profesional serta program PMKP secara manajemen, sasaran
menyeluruh (D,W) keselamatan pasien, insiden
keselamatan pasien, dan
tingkat kepatuhan DPJP
terhadap PPK
5
· Komite/Tim PMKP 0
· Penanggungjawab
data unit kerja
W
4. Kumpulan data dan informasi DW Bukti publikasi data ke luar 10
disampaikan kepada badan diluar RS sesuai RS Komite/Tim PMKP
peraturan dan perundangan-undangan.
(D,W)
5
0
5. Rumah sakit berkontribusi terhadap D Bukti pelaksanaan tentang 10
database ekternal dengan menjamin benchmark (tolok ukur) data
keamanan dan kerahasiaan (D,W)
keamanan dan kerahasiaan (D,W)
5
· Direktur 0
W · Komite/Tim PMKP
· membandingkan dengan rumah sakit lain, bila mungkin yang sejenis, seperti melalui database eksternal baik nas
internasional
· membandingkan dengan standar-standar, seperti yang ditentukan oleh badan akreditasi atau organisasi profesio
standar-standar yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan
· membandingkan dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan sebagai best practice (
atau better practice (praktik yang lebih baik) atau practice guidelines (panduan praktik klinik)
5
· Komite/Tim PMKP 0
W · Penanggungjawab
data unit
5
· Komite/Tim PMKP 0
W · Penanggungjawab
data unit
3) Perbandingan
dengan standar
4) Perbandingan
dengan praktik terbaik
· Direktur
W · Kepala bidang/divisi
· Penanggungjawab
data unit
5. Pelaksana analisis data yaitu staf D Bukti sertifikat pelatihan 10
komite/tim PMKP dan penanggung jawab Komite/Tim PMKP dan
data di unit pelayanan/kerja sudah penanggung jawab data unit
mempunyai pengalaman, pengetahuan dan dan pengalaman kerja
keterampilan yang tepat sehingga dapat
berpartisipasi dalam proses tersebut
dengan baik. (D,W)
5
· Komite/Tim PMKP 0
W · Penanggungjawab
data unit
· Direktur/kepala
bidang/divisi
c) Pengukuran kepatuhan pelaksanaan PPK-CP sehingga mengurangi variasi dalam pemberian pelayanan Pengukuran peng
daya termasuk biaya yang dipergunakan untuk perbaikan di program prioritas rumah sakit tersebut.
0
2. Ada bukti Direktur rumah sakit telah DW Bukti tentang tindaklanjut 10
menindaklanjuti hasil analisis data yang perbaikan
meliputi a) sampai d) yang ada dimaksud
dan tujuan (D,W)
5
· Direktur 0
· Kepala bidang/divisi
· Penanggungjawab
data unit
3. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil perbaikan 10
menghasilkan perbaikan di rumah sakit prioritas kegiatan PMKP RS
secara keseluruhan
(D,W) 5
Komite/Tim PMKP 0
W
4. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil efisiensi 10
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber sumber daya prioritas
daya (D,W) kegiatan PMKP RS
5
· Komite/Tim PMKP 0
§ bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain;
§ bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah, panduan praktik k
diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
b) Proses validasi data mencakup namun tidak terbatas sebagai berikut:
§ mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data sebelumnya (data
§ menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya dibutuhkan
pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
§ membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
§ menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah data elemen dika
Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
§ jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak Koleksi sample ba
tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi yang diharapkan (lihat juga KKS.11, EP
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat menjamin k
dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi
0
2. Rumah sakit telah melakukan validasi DW Bukti pelaksanaan validasi 10
data pada pengukuran mutu area klinik data IAK Komite/Tim PMKP
yang baru dan bila terjadi perubahan sesuai
dengan regulasi (D,W)
5
0
3. Rumah sakit telah melakukan validai data D W Bukti pelaksanaan validasi 10
yang akan dipublikasikan di web site atau data yang dipublikasikan
media lainnya termasuk kerahasiaan pasien Komite/Tim PMKP
dan
0
4. Rumah sakit telah melakukan D Bukti pelaksanaan perbaikan 10
data
W Komite/Tim PMKP 0
PELAPORAN DAN ANALISIS INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Standar PMKP 9
Rumah sakit menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien baik internal maupun eksternal.
a) kebijakan,
b) alur pelaporan,
c) formulir pelaporan
d) prosedur pelaporan
e) insiden yang harus dilaporkan yaitu kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi ataupun yang nyaris terjadi
0
2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan D Bukti tentang laporan 10
insiden keselamatan pasien (D,W) insiden keselamatan pasien
paling lambat 2x24 jam
5
· Kepala unit kerja 0
5
Komite/Tim PMKP/Tim 0
KPRS/Komite PPI/K3RS
W
4. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D 1) Bukti tentang laporan 10
keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada dan tindak lanjut insiden
representasi pemilik dan bila ada kejadian keselamatan pasien setiap 6
sentinel telah dilaporkan di setiap kejadian. bulan kepada representasi
(D,W) (Lihat juga TKRS 4.1) pemilik
2) Bukti laporan kejadian 5
sentinel kepada representasi
pemilik paling lambat 2x24
jam
· Representasi
pemilik
· Direktur
· Komite/Tim
PMKP/Tim KPRS
W
5. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D Bukti laporan insiden 10
IKP kpd Komite Nasional Keselamatan keselamatan pasien
Pasien sesuai peraturan perundang- khususnya sentinel kepada
undangan. (D, W) Komite Nasional
Keselamatan Pasien paling
lambat 2x24 jam
5
· Direktur 0
· Komite/Tim
PMKP/Tim KPRS
W
Standar PMKP 9.1
Rumah sakit telah menetapkan jenis kejadian sentinel, melaporkan dan melakukan analisis akar masalah (root cause analysi
a) kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya:
§ kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian setelah infek
atau emboli paru paru)
e) penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah orang tuanya
f) perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau kehilangan fungsi secara perm
pembunuhan (yang disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau
ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit (lihat juga KKS 8.2)
W
3. Ada bukti rencana tindak lanjut dan D Bukti rencana tindaklanjut 10
pelaksanaan langkah-langkah sesuai hasil RCA/AAMyang telah
AAM/RCA. (D,O,W) dilaksanakan
5
Lihat pelaksanaan dari 0
rencana tindak lanjut
OW
· Komite/Tim
PMKP/Tim KPRS
Maksud dan Tujuan PMKP 9.2 : Lihat SNARS 1 Analisis dilakukan untuk semua hal berikut ini:
a) semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah sakit (lihat AP.5.11)
b) semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit
d) semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi
e) efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi
· pasien jiwa yang melarikan diri dari ruang perawatan keluar lingkungan RS yang tidak meninggal/ tidak cedera se
untuk RS Jiwa dan RS Umum yang mempunyai ruang perawatan jiwa.
1). (R) 0
2. Semua reaksi transfusi yang sudah DW Bukti tentang laporan dan 10
dikonfirmasi, jika sesuai yang didefinisikan analisis insiden
untuk rumah sakit, sudah dianalisis (lihat
juga PAP.3.3). (D,W)
5
· DPJP/PPJA 0
· Petugas bank
darah/laboratorium
· Komite/Tim
PMKP/Tim KPRS
(D,W) 5
· Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS
· DPJP/PPJA
· Farmasi
4. Semua kesalahan pengobatan DW Bukti tentang laporan dan 10
(medication error) yang signifikan jika analisis insiden
sesuai & sebagai mana yg didefinisikan oleh
RS, sudah
· Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS
· DPJP/PPJA
· Farmasi
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) DW Bukti tentang laporan dan 10
antara diagnosis praoperasi dan diagnosis analisis insiden
pascaoperasi sudah dianalisis (Lihat juga
PAB.7.2) (D,W)
5
· Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS
· DPJP/PPJA/Kepala
instalasi bedah
· DPJP/PPJA
· KSM anestesi
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh D W Bukti tentang laporan dan 10
rumah sakit sesuai dengan f) yang ada di analisis kejadian lainnya
maksud dan tujuan sudah dianalisis.(D,W)
5
· Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS
· DPJP/PPJA
Standar PMKP 9.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak cedera (KTC).
2. Ada analisis data KNC dan KTC (D,W) DW Bukti tentang analisis data 10
KNC dan KTC
5
· Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS
· DPJP/PPJA
· Kepala unit terkait
· Farmasi
Standar PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
5
· Direktur 0
· Komite/Tim PMKP
Rencanakan perbaikan, kemudian dilakukan uji perubahan dengan mengumpulkan data lagi selama masa uji yang ditentuk
re-evaluasi untuk membuktikan bahwa perubahan adalah benar menghasilkan
perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk analisis berkelan
Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh rumah sakit didokumentasikan sebagai bagian dari
manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan program perbaikan. (TKRS.11, EP2 )
5
· Komite/Tim PMKP 0
5
· Komite/Tim PMKP 0
5
· Komite/Tim PMKP 0
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat terjadi pada pas
meliputi:
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a) pasien;
b) staf medis;
c) tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit;
(R) 0
2. Rumah sakit mempunyai daftar risiko di DW Bukti daftar risiko di tingkat 10
tingkat rumah sakit yang sekurang- RS
kurangnya meliputi risiko yang ada di a)
sampai f) yang ada
(D,W) 5
Komite/Tim PMKP/Tim 0
KPRS/PJ manajemen risiko
W
4. Ada bukti rumah sakit telah melakukan DW Bukti tentang hasil FMEA 10
failure mode effect analysis (analisis efek /AEMK RS
modus kegagalan) setahun sekali pada
proses berisiko tinggi yang diprioritaskan. 5
(D,W) · Komite/Tim 0
PMKP/Tim KPRS/PJ
manajemen risiko
5
· Direktur 0
· Kepala
bidang/divisi
W · Kepala unit
pelayanan
· Komite/Tim PMKP
· Penanggungjawab
data unit
perundang-undangan. (R)
· IPCN
3. Ada bukti pelaporan pelaksanaan D Bukti laporan kegiatan PPI 10
kepada Direktur RS setiap 3
bulan
(R )
2. Ada bukti perawat PPI/IPCN D Bukti supervisi IPCN: 10
· IPCN
SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) yang jumlah dan ku
f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi prosedur yang harus dil
Elemen Penilaian PPI 3
1. Rumah sakit menetapkan perawat
sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. O W Lihat sumber informasi dan
(D,O,W) referensi
· IPCN
· Staf SIM-RS
TUJUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Standar PPI 5
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi risiko
tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan nonklinis.
Maksud dan Tujuan PPI 5 : Lihat SNARS 1 Program PPI antara lain meliputi :
peraturan perundang-undangan.
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan 10
program PPI meliputi
pasien, dll)
· Komite/Tim PPI
S · IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
keperawatan
O
PPI untuk menurunkan risiko 1) Bukti pemeriksaan berkala 5
pegawai
S · IPCN
· IPCLN
· Kepala SDM
Peragaan hand hygiene dan
penggunaan APD
· IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
keperawatan
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dan lai
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi drug resistant organism, infeksi yang v
0
2. Ada bukti pelaksanaan pengumpulan D Bukti pelaksanaan 10
data dari butir a) sampai dengan f), analisis pengumpulan data dari butir
dan interpretasi data, serta membuat
prioritas untuk menurunkan tingkat infeksi.
(D,W ) a) sampai dengan f) disertai 5
dengan:
1) Bukti analisis dan 0
intepretasi data
2) Bukti penetapan
prioritas untuk
menurunkan tingkat
infeksi
· Kepala
bidang/divisi pelayanan
W · IPCN
· IPCLN
3. Ada bukti pelaksanaan strategi D Bukti pelaksanaan tentang 10
pengendalian infeksi berdasar atas prioritas strategi pengendalian infeksi
untuk menurunkan tingkat infeksi. (D,W ) berdasar atas prioritas,
sesuai dengan EP 2
5
· Kepala 0
bidang/divisi pelayanan
· IPCN
· IPCLN
4. Ada bukti rumah sakit membandingkan D Bukti pelaksanaan 10
angka kejadian infeksi rumah sakit dengan perbandingan angka infeksi
kejadian di rumah sakit lain. (D,W) RS dengan RS lain
5
· Komite/Tim PPI 0
W · IPCN
Standar PPI 6.1
Rumah sakit menelusuri risiko infeksi, tingkat infeksi, dan kecenderungan dari infeksi terkait layanan kesehatan untuk menur
infeksi tersebut.
· IPCN
· IPCLN
2. Ada bukti rumah sakit telah merancang D Bukti penyusunan rancang 10
ulang penurunan infeksi berdasar atas ulang sebagai tindak lanjut
investigasi dan hasil analisis. (D,W) dari EP 1
5
· Komite/Tim PPI 0
· IPCN
· IPCLN
3. Ada bukti rumah sakit telah melaksanakan D Bukti pelaksanaan rancang 10
rancang ulang yang ada di EP 2 (D,W) ulang sebagai tindak lanjut
dari EP 2
5
· Komite/Tim PPI 0
· IPCN
· IPCLN
Standar PPI 6.2
Rumah sakit secara proaktif melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat terjadi dan menyusun strategi untuk menurunkan
tersebut.
1. Ada bukti rumah sakit secara proaktif D Bukti tentang asesmen risiko 10
melakukan asesmen risiko infeksi yang dapat infeksi (ICRA) setahun sekali
terjadi paling sedikit setahun sekali. (D,W) berupa daftar risiko
5
· Komite/Tim PPI 0
· IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
5
· Komite/Tim PPI 0
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
0
· Komite/Tim PPI
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
5
Lihat pelaksanaan 0
pencampuran obat suntik,
pemberian suntikan, terapi
cairan, punksi lumbal
O
· Komite/Tim PPI
· IPCN
W · IPCLN
· Kepala unit/Kepala
ruangan
S
4. Rumah sakit telah melaksanakan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
kegiatan pelatihan untuk menurunkan tentang kegiatan untuk
risiko infeksi di dalam proses-proses menurunkan risiko infeksi
kegiatan tersebut. (D,W)
5
· Kepala diklat 0
2. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan risiko infeksi pada
sterilisasi alat. (D,W) prosedur dan proses
sterilisasi
0
· Komite/Tim PPI
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
0
· Komite/Tim PPI
· IPCN
· IPCLN
· Kepala
bidang/divisi
· Kepala unit
linen/londri
4. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan risiko infeksi pada
pengelolaan sampah. (D,W) pengelolaan sampah
0
· Komite/Tim PPI
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
· IPSRS
5. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk D 1) Bukti tentang daftar 10
menurunkan risiko infeksi pada kegiatan risiko infeksi pada
penyediaan makanan. (D,W) penyediaan makanan
0
W · Komite/Tim PPI
· IPCN
· IPCLN
· Kepala bidang/divisi
0
· Komite/Tim PPI
W · IPCN
· Kepala bidang/divisi
Maksud dan Tujuan PPI 7.2 dan PPI 7.2.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang
standar profesional, termasuk penetapan meliputi
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti protokol yang jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.
Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat risik
tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya.
undangan. (R) 0
0
pusat sterilisasi sudah sesu3ai dengan O Lihat alur dekontaminasi,
prinsip-prinsip PPI. (D,O,W) precleaning, cleaning,
desinfeksi, dan sterilisasi
peralatan medis di unit
sterilisasi
· Kepala/staf
sterilisasi
· IPCN
W
3. Rumah sakit mengoordinasikan D Bukti rapat tentang 10
pelayanan sterilisasi dan disinfeksi di luar koordinasi pelayanan
pusat sterilisasi. (D,O,W) sterilisasi dan disinfeksi
diluar unit sterilisasi
5
Lihat pelaksanaan sterilisasi 0
dan desinfeksi di luar unit
sterilisasi, yang dilaksanakan
seragam
O
· IPCN
· Kepala/staf
sterilisasi
· IPCN
W · Kepala/staf
sterilisasi
· Unit terkait
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis pakai (supplies) yang suda
dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan.
Elemen Penilaian PPI 7.2.1 Telusur Skor
5
Lihat pelaksanaan 0
penggunaan kembali (reuse)
bahan medis habis pakai
· IPCN
O · Kepala/staf unit
pelayanan
W
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan peraturan perundang-und
Maksud dan Tujuan PPI 7.3 dan PPI 7.3.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 7.3 Telusur Skor
(R) 0
2. Bangunan, alur, dan fasilitas londri sesuai O Lihat ruang, alur, dan fasilitas 10
dengan peraturan perundang-undangan. londri
(O,W)
5
W · IPCN 0
0
· IPCN
W · Penanggung jawab
linen/londri
Standar PPI 7.3.1
Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
(R) 0
2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada O · Lihat penerapan prinsip- 10
pengelolaan linen/londri, termasuk prinsip PPI pada pengelolaan
pemilahan, transportasi, pencucian, linen/londri, termasuk
pengeringan, penyimpanan, dan distribusi. pemilahan, transportasi,
(O,W) pencucian, pengeringan,
penyimpanan, dan distribusi
0
· IPCN
· Kepala/staf
linen/londri
W
3. Petugas pada unit londri menggunakan O · Lihat penerapan 10
alat pelindung diri (APD) sesuai dengan penggunaan APD
ketentuan. (O,W)
0
Kepala/staf linen/londri
W
4. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10
monitoring oleh IPCN terhadap 1) Bukti form ceklis 5
pengelolaan linen/londri sesuai dengan
prinsip PPI termasuk bila dilaksanakan oleh
pihak luar rumah sakit. (D,O,W) 2) Bukti pelaksanaan 0
supervisi
· IPCN
W · Kepala/staf
linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan seba
O 0
5
Lihat kepatuhan petugas 0
dalam penanganan dan
pembuangan darah
· Kepala/staf
laboratorium
5
Lihat kepatuhan petugas 0
dalam pengelolaan limbah
cair sesuai prinsip PPI IPAL
RS
O
· Penanggung jawab
kesling
· Kepala/staf
laboratorium
5. Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai D 1) Bukti laporan 10
dengan regulasi dan dilaksanakan pajanan limbah
monitoring, evaluasi, serta tindak lanjutnya. infeksius
(D,O,W)
0
Lihat pengelolaan limbah
infeksius, mulai pembuangan
di unit pelayanan, sampai di
TPS B-3/pengolahan limbah
infeksius
O
· IPCN
· Kepala/staf
unit/kepala ruangan
· Kepala/staf
radiologi
W · Kepala/staf
laboratorium
6. Ada bukti penanganan (handling) serta O Lihat penanganan /handling 10
pembuangan darah dan komponen darah pembuangan darah dan
sudah dikelola sesuai dengan peraturan komponen darah
perundang-undangan. (O,W)
perundang-undangan. (O,W)
5
· Kepala/staf kamar 0
operasi
O · IPCN
· Kepala/staf kamar
operasi
· IPCN
OW · Penanggung jawab
kesling
· Petugas
pengelolaan limbah
5
Lihat ruang pemulasaran 0
jenazah dan bedah mayat,
lihat kecukupan APD,
disinfektan
O
· IPCN
· Kepala/staf kamar
jenazah
W
2. Ada bukti kegiatan kamar mayat dan O Lihat proses pengelolaan 10
kamar bedah mayat sudah dikelola sesuai pemulasaran jenazah dan
dengan peraturan perundang-undangan. bedah mayat
(O,W)
5
· IPCN 0
W · Kepala/staf kamar
jenazah
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10
kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan 1) Bukti form ceklis 5
peraturan perundang-undangan. (D,W)
W · IPCN
· Kepala/staf kamar
jenazah
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
tujuan. (R)
2. Benda tajam dan jarum sudah O Lihat kepatuhan petugas 10
dikumpulkan, disimpan di dalam wadah dalam pengelolaan benda
yang tidak tembus, tidak bocor, berwarna tajam dan jarum sesuai
kuning, diberi label infeksius, dan prinsip PPI
dipergunakan hanya sekali pakai sesuai
dengan peraturan perundang- undangan.
(O,W) 5
· IPCN 0
W · IPCLN
· Kepala/staf unit
pelayanan
· Petugas cleaning
service
5
· IPCN 0
W
· IPCLN
· Petugas
incenerator
4. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum D 1) Bukti pelaksanaan 10
dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit kerjasama RS dengan
harus berdasar atas kerjasama dengan pihak luar RS
pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (D,O,W)
2) Bukti izin 5
transporter
3) Bukti izin 0
incenerator
4) Bukti sertifikasi
mutu
O
· IPCN
· IPSRS
W
5. Ada bukti data dokumen limbah benda D Bukti data dokumen limbah 10
tajam dan jarum. (lihat juga di PPI 7.2). benda tajam dan jarum yang
(D,W) dikelola
5
· IPCN 0
W · IPSRS
· Penanggung jawab
kesling
· Penanggung jawab
cleaning service
· IPCN
W · IPSRS
· Penanggung jawab
kesling
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1 Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan makanan, pengada
pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeks
silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila makanan diambil d
luar rumah sakit.
(R ) 0
2. Ada bukti pelaksanaan penyimpanan OW Lihat pelaksanaan 10
bahan makanan, pengolahan, pembagian/ pengelolaan makanan
pemorsian, dan distribusi makanan Kepala/staf gizi
perundang-undangan. (O,W) 0
Kepala/staf gizi 0
W
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi
risk assessment/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang melipu
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
O
· IPSRS
· Kepala/staf unit
terkait
W
Standar PPI 7.7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung.
5
· Lihat pelaksanaan 0
renovasi
O
· Komite/Tim PPI
· IPCN
W · Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunit
(immunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor
(immunocompromised). (R) 0
0
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala/staf unit
pelayanan
3. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D Bukti supervisi: 10
monitoring oleh IPCN terhadap
penempatan pasien
5
· Kepala/staf IGD 0
5
· Kepala/staf IGD 0
W · IPCN
· IPCLN
5. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan D W Bukti tentang kerjasama RS 10
dengan rumah sakit lainnya dengan RS rujukan
5
· Kepala/staf IGD 0
lainnya. (O,W) 5
5
· Kepala/staf rawat 0
inap
· IPCN
· IPCLN
W
6. Rumah sakit mempunyai jejaring rujukan D W Bukti tentang kerjasama RS 10
dengan rumah sakit lain untuk pasien air borne dengan RS rujukan
disease.
(D,W) 5
· Kepala/staf IGD 0
borne. (R)
2. Rumah sakit menyediakan ruang isolasi O Lihat ketersediaan ruang 10
dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan isolasi dengan tekanan
pasien (outbreak) sesuai dengan peraturan negatif, bila terjadi ledakan
perundangan. (O,W) pasien
5
· Komite/Tim PPI 0
W · IPCN
· IPCLN
· Kepala/staf rawat
inap
3. Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf D Bukti pelaksanaan edukasi 10
tentang pengelolaan pasien infeksius jika staf tentang pengelolaan
terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit pasien infeksius jika terjadi
infeksi air borne. (D,W) ledakan pasien (outbreak)
penyakit infeksi air borne
5
· Komite/Tim PPI 0
· IPCN
W · IPCLN
· Kepala/staf rawat
inap
Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
0
3. Hand hygiene sudah dilaksanakan S Peragaan hand hygiene oleh 10
dengan baik. (S,O) staf
5
O Lihat pelaksanaan hand 0
hygiene secara konsisten
diarea yang sudah
ditetapkan
5
· Staf RS 0
W · Tenaga kontrak,
magang dan tenant
/APD 5
0
W Staf terkait
3. Ketersediaan alat pelindung diri sudah O Lihat ketersediaan alat 10
cukup sesuai dengan pelindung diri
regulasi. (O) 5
0
4. Ada bukti pelaksanaan pelatihan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
penggunaan alat pelindung diri kepada tentang penggunaan APD
semua pegawai termasuk tenaga kontrak.
(D,W)
5
· Staf RS 0
W · Tenaga kontrak,
magang dan tenant
5
· Komite/Tim PMKP 0
5
· Komite/Tim PMKP 0
W
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta petugas lainnya y
dalam pelayanan pasien.
0
· Diklat
· Komite/Tim PPI
W · Peserta
pelatihan/orientasi
· Diklat 0
W · Komite/Tim PPI
5
· Diklat 0
W · Komite/Tim PPI
· Tim PKRS
· Pasien/keluarga
· Pengunjung
5. Ada bukti pelaksanan penyampaian D Bukti penyampaian hasil 10
temuan dan data berasal dari kegiatan pengukuran mutu keseluruh
pengukuran mutu/indikator mutu unit di RS secara berkala
Maksud dan Tujuan TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2 : Lihat SNARS 1
a) menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan Rumah Sak
memenuhi visi dan misi serta rencana strategis Rumah Sakit; dan
b) menunjuk atau menetapkan direksi Rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja masing-masin
dengan menggunakan proses dan kriteria yang sudah baku
c) menunjuk atau menetapkan representasi pemilik, tanggung jawab dan wewenang dan melakukan penilaian kinerj
pemilik secara berkala, minimal setahun sekali.
f) tanggung jawab dan kewenangan memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit
g) tanggung jawab dan kewenangan menetapkan visi dan misi Rumah Sakit dan memastikan bahwa masyarakat men
misi Rumah Sakit serta mereview secara berkala misi Rumah Sakit
h) tanggung jawab dan kewenangan menilai dan menyetujui rencana anggaran;
i) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui rencana strategi Rumah Sakit
j) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan membina pelaksanaan rencana strategis;
k) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui diselenggarakan pendidikan profesional kesehatan dan dalam pene
mengawasi kualitas program-program tersebut.;
l) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta menindak
peningkatan mutu dan keselamatan yang diterima.
m) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
n) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan Rumah Sakit;
o) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit dilaksanakan Rumah S
p) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan peratura
undangan;
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat berbentuk corporat bylaws/peraturan i
Sakit atau dokumen lainnya yang serupa yang mengatur:
a. Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik
b. Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi 1) sampai dengan 16 yang ada di at
c. Pendelegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau individu lainn
peraturan perundangan
f. Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan
0
2. Ada penetapan struktur organisasi pemilik R Struktur organisasi pemilik 10
termasuk representasi pemilik sesuai dengan termasuk representasi
bentuk badan hukum kepemilikan RS dan pemilik
sesuai peraturan perundang
perundang-undangan (R) 0
0
· Pemilik atau
representasi pemilik
· Direktur RS
· Direktur/Bagian
Keuangan RS
W
2. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari D Bukti tentang hasil penilaian 10
representasi pemilik, sekurang-kurangnya kinerja representasi pemilik
W
3. Ada dokumen hasil penilaian kinerja dari D Bukti tentang hasil penilaian 10
direktur Rumah kinerja Direktur RS
W · Representasi
pemilik
· Direktur
Standar TKRS 1.2
RS memiliki misi, rencana strategis , rencana kerja, program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pengawasan mutu p
laporan akuntabilitas representasi pemilik
5
· Pemilik 0
/representasi pemilik
W · Direktur RS
2. Ada persetujuan rencana strategis, D 1) Bukti tentang 10
rencana kerja dan anggaran Rumah Sakit rencana strategis yang
sehari- hari sesuai dengan regulasi. (D,W) disetujui oleh pemilik
atau representasi
pemilik
0
· Pemilik/
representasi pemilik
· Direktur RS
W
3. Ada persetujuan atas strategi dan D Hanya untuk RS Pendidikan : 10
program pendidikan dan penelitian staf
klinis dan pengawasan mutu program
pendidikan tersebut. Elemen penilaian ini
hanya untuk
Rumah Sakit pendidikan. (D,W ) Bukti tentang rencana 5
strategi dan program
pendidikan dan penelitian
staf klinis serta pengawasan
mutu program pendidikan,
yang sudah disetujui.
0
· Pemilik/
representasi pemilik
· Direktur RS
· Bidang
Diklat/Diklit RS
Laporan program PMKP dari Direktur Rumah Sakit kepada Pemilik atau Representasi pemilik meliputi :
c) Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian, dan laporan ulang setelah kejadian sentinel. Selesai dilakukan analisis
menggunakan metode root cause analysa (RCA)
5
· Pemilik atau 0
representasi pemilik
W · Direktur RS
· Komite Medis
.(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP 5) (D,W) 2) bukti laporan PMKP 5
sudah diterima;
· Direktur RS
· Komite PMKP
3. Representasi pemilik menindak lanjuti D Bukti tindak lanjut dari 10
laporan dari RS. (D,W) laporan PMKP antara lain
berupa disposisi, melakukan
rapat pembahasan rencana
perbaikan, penambahan
anggaran, tenaga atau
fasilitas.
0
· Pemilik atau
representasi pemilik
· Direktur RS
· Kepala
bidang/divisi
W · Komite PMKP
DIREKTUR /DIREKSI RS
Standar TKRS 2
Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjalankan Rumah Sakit dan me
peraturan dan perundang-undangan.
a) mengetahui dan memahami semua peraturan perundangan terkait dengan Rumah Sakit;
b) mejalankan operasional Rumah Sakit dengan berpedoman pada peraturan perundangan;
f) menindaklanjuti terhadap semua laporan dari hasil pemeriksaan dari badan audit ekternal;
g) menetapkan proses untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya manusia dan keuangan sesuai peraturan pe
2) S2 perumahsakitan 0
dan
W · Direktur RS
· Bagian
kepegawaian
3. Direktur/Direksi RS patuh terhadap D 1) Bukti kumpulan dan 10
peraturan perundang- undangan (lihat MFK daftar peraturan serta
1 EP 4) (D,O,W) perundangan yang
dipergunakan RS
0
Kesesuaian sarana,
prasarana dan fasilitas
terhadap standar bangunan
dan fasilitas RS
O · Direktur RS
· Para Pemimpin RS
W
4. Direktur Rumah Sakit telah mengatur D 1) Bukti kumpulan 10
operasional rumah sakit setiap hari, notulen rapat di RS
termasuk semua tanggung jawab yang yang pimpinan rapatnya
dijelaskan dalam uraian tugas (D,W) oleh Direktur RS
· Direktur RS
kepada pemilik atau representasi pemilik sesuai 2) Bukti notulen rapat 5
regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS penyusunan Renstra
1.2). (D,W) dan anggaran
· Direktur RS
· Bagian
perencanaan RS
W
7. Direktur/Direksi Rumah Sakit D 1) Bukti rekapitulasi 10
menindaklanjuti semua hasil laporan hasil pemeriksaan dari
pemeriksaan internal dari pemerintah atau pemerintah atau badan
badan ekternal lainnya yang mempunyai eksternal lainnya.
kewenangan
0
· Direktur RS
W
KEPALA BIDANG/DIVISI
Standar TKRS 3
Para Kepala Bidang/divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan mem
serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
5
0
2. Kualifikasi kepala bidang/divisi sudah D Bukti kualifikasi kepala 10
sesuai dengan persyaratan jabatan serta bidang /divisi sesuai
tugas pokoknya. (D,W) persyaratan, dalam file
kepegawaian ,meliputi:
1) keputusan 5
pengangkatan
2) ijazah 0
3) sertifikasi
W · Pemilik /
representasi pemilik
· Direktur RS
· Kepala HRD
· Kepala Bidang/Divisi
3. Ada bukti koordinasi antar kepala D Bukti rapat antar para Kepala 10
bidang/divisi dalam menjalankan misi Bidang/Divisi sesuai regulasi
Rumah Sakit. RS
(D,W) 5
Kepala Bidang/Divisi 0
W
4. Ada bukti peran serta secara kolaboratif D Bukti rapat tentang 10
para kepala bidang/divisi dalam menyusun penyusunan berbagai
berbagai regulasi yang diperlukan untuk regulasi RS yang
menjalankan dilaksanakan secara
kolaboratif oleh para kepala
bidang/ divisI, meliputi
0
Kepala Bidang/Divisi
W
5. Ada bukti pelaksanaan pengawasan oleh D 1) Bukti hasil pengisian 10
para kepala bidang/divisi untuk menjamin lembar ceklis
kepatuhan staf terhadap pelaksanaan
regulasi Rumah Sakit sesuai misi Rumah
Sakit.
0
· Kepala
bidang/divisi
W · SPI / asesor internal
Standar TKRS 3.1
Direktur Rumah Sakit dan para kepala bidang/divisi di Rumah Sakit mengidentifikasi dan merencanakan jenis pela
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dilayani Rumah Sakit tersebut.
Komunikasi dapat secara langsung ditujukan kepada individu atau melalui media masa atau melalui lembaga dalam komuni
ketiga. Jenis informasi yang disampaikan meliputi:
a. Informasi tentang layanan, jam kegiatan kerja dan proses untuk mendapatkan perawatan; dan
b. Informasi tentang kualitas layanan, yang disediakan kepada masyarakat dan sumber rujukan.
0
2. Ada penetapan kualifikasi kepala unit R Regulasi tentang penetapan 10
pelayanan termasuk koordinator pelayanan kualifikasi kepala unit
baik untuk unit pelayanan diagnostik, pelayanan dan kepala
therapeutik maupun departemen (koordinator)
rehabilitatif. (R) 5
Catatan : regulasi bisa 0
tertulis di pedoman
pengorganisasian unit
pelayanan/departemen
pelayanan
3. Kepala bidang/divisi RS bersama dengan D 1) Bukti rapat kepala 10
Kepala unit pelayanan telah menyusun bidang/divisi dengan
cakupan dan jenis pelayanan yang kepala unit pelayanan
disediakan di masing- masing unit sesuai tentang penyusunan
kebutuhan pasien yang dilayani di RS (Lihat cakupan dan jenis
juga ARK.1, EP 1). (D,W) pelayanan
2) Pemangku 0
Kepentingan (antara
lain klub-klub penyakit
diabet, stroke, dll)
3) Fasilitas pelayanan
Kesehatan (antara lain
Puskesmas, posyandu,
rumah bersalin, klinik
swasta )
Bagian Tata
Usaha/marketing
W
5. Direktur RS memberikan data dan D Bukti data dan informasi 10
informasi sesuai dengan a) dan b) pada sudah di publikasikan (bisa
maksud dan tujuan (D,W) berupa brosur, website,dll)
5
· Direktur RS 0
0
· Direksi
W · Kepala bidang/divisi
/instalasi/departemen 0
· PPA
W · Komite medis
· Komite
keperawatan
· Para kepala
unit/instalasi/departem
en pelayanan
5. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti tentang hasil 10
informasi yang tepat waktu, akurat dan pelaksanaan pemberian
relevan di lingkungan Rumah Sakit. (D, W) informasi (dapat berupa
buletin, media sosial, intra
net, surat edaran,
pengumuman, paging
system, code system, dan
lainnya)
5
· Para kepala bidang 0
0
· Direktur
· Kepala
bidang/divisi
W · Kepala unit
pelayanan
Standar TKRS 3.3
RS menetapkan proses seragam untuk melakukan penerimaan/pengangkatan (recruitment), retensi, pengembangan dan pe
berkelanjutan semua staf dengan melibatkan kepala bidang /divisi dan kepala unit pelayanan.
· Kepala 0
bidang/divisi
· Kepala unit
pelayanan
· Staf pelaksana
W
3. Ada bukti Rumah Sakit telah D Bukti tentang hasil 10
melaksanakan proses kompensasi untuk pelaksanaan program
retensi staf (D,W) remunerasi/kompensasi
untuk retensi staf
5
Direksi RS/Kepala 0
bidang/divisi terkait
W
4. Ada bukti pengembangan diri setiap staf D Bukti tentang hasil 10
dan pendidikan melibatkan kepala pelaksanaan program
bidang/bagian/diklat dan kepala unit pengembangan dan
pelayanan Rumah Sakit sesuai profesi yang pendidikan staf yang
dibutuhkan. (D,W) melibatkan kepala
bidang/divisi dan unit
5
Kepala bidang/divisi/kepala 0
unit pelayanan
W
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Standar TKRS 4
Direktur RS merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
a) Penetapan organisasi yang mempunyai tugas mengarahkan, mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan program p
dan keselamatan pasien.
b) Peran Direktur rumah sakit dan para pimpinan dalam merencanaan dan mengembangan program peningkatan mutu
pasien.
c) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam pemilihan indikator mutu di tingkat RS (indikator area klinik, area manaje
keselamatan pasien) dan keterlibatnnya dalam menindaklanjuti capaian indikator yang masih rendah.
d) Peran Direktur RS dan para pimpinan dalam memilih area prioritas sebagai area fokus untuk perbaikan.
e) Monitoring pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, siapa saja yang melakukan monitoring
bagaimana melakukan monitoringnya.
f) Proses pengumpulan data, analisis, feedback dan pemberian informasi ke staff
g) Bagaimana alur laporan pelaksanaan pengukuran mutu Rumah Sakit, mulai dari unit sampai kepada pemilik Rumah Saki
h) Bantuan teknologi /sistem informasi RS yang akan diterapkan untuk pengumpulan dan analisis data
0
· Direktur
· Para Kepala Bidang
W
3. Ada bukti keterlibatan Direktur RS dan D 1) Bukti rapat tentang 10
para kepala bidang pemilihan indikator
mutu kunci tingkat RS
dan rencana tindak
lanjut untuk perbaikan ,
yang dihadiri atau
dipimpin Direktur
dengan para kepala
bidang/Ketua PMKP
dan para kepala unit .
/divisi dalam memilih indikator mutu di 2) Bukti pelaksanaan 5
tingkat RS, merencanakan perbaikan dan rencana tindak lanjut
mempertahankan perbaikan mutu dan
keselamatan pasien serta menyediakan staf
terlatih untuk program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. (lihat PMKP 1,
PMKP 3, PMKP 4) (D,W)
· Direktur
· Ketua Komite
PMKP
· Para Kepala
Bidang/divisi
W
4. Direktur Rumah Sakit telah menyediakan D 1) Bukti tentang SIMRS 10
teknologi informasi (IT) untuk sistem yang berbasis IT
manajemen data indikator mutu dan
sumber daya yang cukup untuk
pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien setiap harinya 5
(lihat juga PMKP 2.1 EP 2). (D,O,W) 2) Bukti daftar
peralatan SIMRS
O
· Komite PMKP
W
Standar TKRS 4.1
Direktur RS memberikan laporan pelaksanaan program PMKP kepada pemilik atau representasi pemilik
1) setiap tiga bulan yang meliputi capaian dan analisis dari indikator mutu area klinis, area manajemen dan sasaran kese
dan capaian implementasi panduan praktik klinik dan alur klinis serta
2) Setiap 6 (eanam) bulan Direktur Rumah Sakit melaporkan penerapan keselamatan pasien kepada representasi pe
mencakup:
v jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/insiden keselamatan pasien serta analisis akar masalahnya;
v apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut;
v tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan sebagai respons terhadap kejadian tersebut;
· Direktur
· Para Kepala
Bidang/Divisi
OW
2. Direktur RS melaporkan pelaksanaan D Bukti laporan PMKP dari 10
program PMKP kepada pemilik atau Direktur ke representasi
representasi pemilik sebagaimana diatur di pemilik tepat waktu, (Hasil
1) sampai dengan 3) yang ada di maksud program mutu 3 bulan sekali,
dan tujuan. (Lihat juga TKRS 1.3 IKP 6 bulan sekali, Sentinel
1x24 jam, RCA nya dalam 45
hari)
· 0
Pemilik/representasi
pemilik/Direktur
W
3. Informasi tentang program PMKP pasien D 1) Bukti rapat tentang 10
secara berkala dikomunikasikan kepada penyampaian hasil
staf, termasuk perkembangan dalam program peningkatan
pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien mutu dan keselamatan
(D,W) serta RTL secara reguler
sesuai ketetapan dalam
pedoman
2) Bukti tentang 5
penyampaian informasi
pada
buletin/leaflet/majalah
dinding atau pada saat
kegiatan diklat
0
Direktur/Komite
Medik/Komite PMKP/Kepala
bidang dan unit
W
Standar TKRS 5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan diterapkan, dan ba
mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang paling banyak, misalnya pelayana
yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter spesialis syaraf, memperlihatkan proses pelayanan yang masih bervariasi ata
terstandarisasi sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.
d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks pada pelayan
pelayanan jantung dan lainnya, dan/atau identifikasi pengurangan biaya dan sumber daya yang digunakan dengan adan
suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan
tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan
sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan program (tool)
menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit, misalnya sistem m
di rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit Pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan prioritas dengan
standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu klinis, manajeri
sasaran keselamatan pasien. (lihat
juga PMKP 5)
Elemen Penilaian TKRS 5 Telusur Skor
2. Ada bukti peran Direktur Rumah Sakit D 1) Bukti rapat rapat 10
dan para Kepala Bidang/Divisi dalam proses yang dipimpin Direktur
penyusunan program peningkatan mutu RS dan dihadiri para
prioritas, monitoring pelaksanaan dan kepala bidang/divisi
rencana perbaikan mutu (lihat PMKP 4) yang membahas
(D,W) tentang:
· penyusunan 5
program prioritas,
termasuk kajian
dasar pemilihan
prioritas
· monitoring 0
pelaksanaan
program
prioritas/monitoring
capaian-capaian
indikator prioritas
· rencana
perbaikan mutu
· Direktur/Kepala
Bidang/Divisi
Direktur/Komite Koordinator
Pendidikan
(KOMKORDIK)/Panitia
Penelitian
W
4. Ada pengukuran pelaksanaan Sasaran D Bukti hasil pengumpulan dan 10
Keselamatan Pasien tercantum pada analisis data 6 indikator SKP
program peningkatan mutu prioritas
W
5. Ada bukti kajian dampak perbaikan di D Bukti tentang laporan 10
Rumah Sakit secara keseluruhan dan juga analisis data PMKP serta
pada tingkatan departemen/unit layanan dampak perbaikan terhadap
terhadap efisiensi dan sumber daya yang peningkatan mutu dan
digunakan. efisiensi biaya yang telah
dicapai di tingkat RS maupun
ditingkat departemen
W
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak klinis dan kontr
a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab untuk kontrak manajemen
5
Catatan : 0
Kontrak klinis adalah
perjanjian kerjasama antara:
0
3. Rumah Sakit mempunyai dokumen D Bukti Kumpulan 10
kontrak untuk semua kontrak yang sudah MOU/PKS/KSO atau bentuk
dilaksanakan (D,W) lainnya untuk semua
pelayanan/kegiatan yang
diselenggarakan berdasarkan
kontrak
5
Kepala bidang/divisi/kepala 0
unit pelayanan/kepala unit
kerja
W
4. Setiap dokter yang memberikan D 1) Bukti perjanjian 10
pelayanan di Rumah Sakit, sudah kerja untuk staf medis
menandatangani perjanjian sesuai regulasi pegawai RS
rumah sakit. (D,W)àLihat KKS 9 EP 2
0
· Staf medis
a) pemilihan
vendor
b) penetapan
indikator-indikator
mutu pelayanan
yang
diselenggarakan
melalui kontrak
klinis
· Kepala
bidang/divisi/unit
pelayanan
b) penetapan
indikator-indikator
mutu pelayanan/
kegiatan yang
diselenggarakan
melalui kontrak
manajemen
W
7. Ada bukti apabila kontrak dinegosiasikan D 1) Bukti di dokumen 10
ulang atau dihentikan, Rumah Sakit tetap kontrak ada klausul
menjaga kontinuitas dari pelayanan pasien. pemutusan sepihak
(D,O,W) diajukan minimal 3
(tiga) bulan sebelumnya
Kepala bidang/divisi/kepala
unit pelayanan
W
Standar TKRS 6.1
Kontrak dan perjanjian lainnya dievaluasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
0
· Ketua/staf
Komite/Tim PMKP
W · Kepala
bidang/divisi /kepala
unit pelayanan/kepala
unit kerja
0
3. Komite/Tim PMKP telah melakukan D 1) Bukti hasil analisis 10
analisis data dan feedback data dan laporan data indikator mutu
(D,W) pelayanan yang di
kontrakkan
2) Bukti tentang 5
feedback hasil analisis
ke unit pelayanan/unit
kerja
· Kepala
bidang/divisi dan unit
pelayanan
W
4. Kepala bidang/kepala divisi klinis dan D Bukti tindak lanjut dari hasil 10
manajemen ikut berpartisipasi dalam analisis informasi mutu oleh
program peningkatan mutu dengan kepala bidang/divisi
menindaklanjuti hasil analisis informasi
mutu pelayanan yang yang dilaksanakan
melalui
· Kepala 0
bidang/divisi
W · Kepala unit
pelayanan terkait
0
2. Dokter praktik mandiri dari luar rumah D Bukti kredensial dan 10
sakit yang memberikan pelayanan pemberian SPK RKK oleh RS
diagnostik, konsultasi, dan layanan untuk semua dokter praktik
perawatan dari luar Rumah Sakit, seperti mandiri dari/di luar RS
kedokteran jarak jauh (telemedicine),
radiologi jarak jauh (teleradiology), dan
interpretasi untuk pemeriksaan diagnostik
lain, seperti elektrokardiogram (EKG),
elektroensefalogram (EEG), dan
elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan
lain yang serupa, telah dilakukan proses
kredensial dan pemberian kewenangan
klinik oleh Rumah Sakit sesuai peraturan
perundang-undangan. (D,W) 5
· Sub komite 0
kredensial komite
medis
· Kepala
bidang/divisi
pelayanan/medis
5
· Komite/Tim PMKP 0
a) data dan informasi mengenai mutu dan implikasi keselamatan pasien dari penggunaan teknologi medik dan obat te
hanya berdasarkan harga saja.
b) rekomendasi dari staf klinis RS atau pemerintah atau organisasi profesi nasional maupun internasional atau sumber
Regulasi uji coba (trial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut :
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba (trial) tersebut.
2) pelaksanaan uji coba (trial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (trial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (informed consent)
a) dan b) yang ada di maksud dan tujuan 2) Regulasi tentang 5
serta regulasi penggunaan teknologi medik pemilihan teknologi
dan obat baru yang masih dalam taraf uji medik dan obat yang
coba (trial) sesuai dengan 1) sampai masih dalam uji coba
dengan (trial)
kesehatan. (R)
2. Tim penapisan teknologi bidang D 1) Bukti tentang 10
kesehatan telah menggunakan data dan penetapan Tim
informasi dalam pemilihan teknologi medik Penapisan teknologi
serta obat sesuai dengan regulasi rumah bidang kesehatan
sakit yang ada di EP 1.
0
Tim Penapisan Teknologi
W
3. Tim penapisan teknologi bidang D Bukti rekomendasi/referensi 10
kesehatan telah menggunakan dari staf klinis dan atau
rekomendasi dari staf klinis dan atau pemerintah atau organisasi
pemerintah dan organisasi profesi nasional nasional dan international
atau internasional dalam pemilihan telah digunakan untuk
teknologi medik dan obat di pemilihan teknologi medis
dan obat
W
4. Direktur Rumah Sakit telah D Bukti pelaksanaan uji coba 10
melaksanakan regulasi terkait dengan (trial) sudah sesuai regulasi
penggunaan teknologi medik dan obat baru
yang masih dalam taraf uji coba (trial).
(D,W)
5
Direktur 0
W
5. Kepala bidang/divisi telah melakukan D 1) Bukti hasil capaian 10
evaluasi mutu dan keselamatan pasien indikator mutu dari
terhadap hasil dari pengadaan dan pelayanan yang berasal
penggunaan teknologi medik serta obat dari pengadaan dan
menggunakan indikator mutu dan laporan penggunaan teknologi
insiden keselamatan pasien. medik dan obat
0
· Kepala
bidang/divisi
· Kepala unit terkait
perbekalan farmasi yang aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal dari pasar gelap, palsu, terkontam
1) Akte pendirian perusahaan & pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia.
6) Nama dan Surat izin Kerja Apoteker untuk apoteker Penanggung jawab PBF
Direktur/Panitia 0
Pengadaan/Kepala Instalasi
Farmasi
W
2. RS telah melakukan identifikasi risiko D 1) Daftar identifikasi 10
penting dari rantai distribusi alat kesehatan, risiko dari rantai
bahan medis habis pakai dan obat yang distribusi meliputi
berisiko termasuk vaksin tahapan penyediaan,
penyimpanan,
pengiriman obat dan
perbekalan farmasi
mulai dari pabrik ke
distribusi dan akhirnya
sampai ke pengguna di
RS, untuk mencegah
obat palsu,
terkontaminasi dan
rusak
diantaranya didalam
kontrak pembelian
menyebutkan RS
berhak untuk
melakukan peninjauan
sewaktu-waktu ke
seluruh area rantai
distribusi
3) Bukti vendor
melampirkan 1) s/d 8)
dalam maksud dan
tujuan
· Direktur/Kepala
bidang/divisi terkait
W
3. RS telah melakukan evaluasi tentang D 1) Bukti pernyataan 10
integritas setiap pemasok di rantai pakta integritas dari
distribusi. (D,W) pemasok
0
· Direktur/kepala
bidang terkait
5
· Direktur/Kepala 0
bidang/divisi terkait
· Kepala Instalasi
Farmasi
W
ORGANISASI STAF KLINIS DAN TANGGUNG JAWABNYA
Standar TKRS 8
Rumah sakit menetapkan struktur organisasi pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan pelayanan klinis lainnya secara e
dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya.
pelayanan. (R) 0
5. Struktur organisasi dapat mendukung R Regulasi tentnag penetapan 10
proses pengawasan atas berbagai isu etika komite etik atau komite etik
profesi. (R) dan hukum RS yang
mengkoordinasikan sub
komite etik dan disiplin
profesi medis dan
keperawatan dibawah
komite masing-masing.
0
Standar TKRS 9
Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di RS sesuai peratur
undangan
5
Kepala unit pelayanan 0
W
3. Setiap kepala unit pelayanan telah D 1) Bukti setiap kepala 10
melakukan identifikasi dan mengusulkan unit pelayanan telah
kebutuhan ruangan, teknologi medis, mempunyai pedoman
peralatan, ketenagakerjaan sesuai dengan pelayanan
standar, kepada Direktur RS dan telah
mempunyai proses yang dapat diterapkan
untuk menanggapi kekurangan (Catatan :
bila di unit pelayanan ada koordinator
pelayanan maka usulan kepada Direktur RS
diajukan melalui
0
· Kepala unit
pelayanan
· Koordinator
pelayanan
W
4. Setiap kepala unit pelayanan telah D 1) Bukti setiap unit 10
menyusun pola ketenagaan yang pelayanan telah
dipergunakan untuk rekruitmen yang akan mempunyai pola
ditugaskan di unit pelayanan tersebut ketenagaan (tercantum
sesuai peraturan perundang-undangan. di dalam pedoman
(D,W) (Lihat juga KKS.2 EP 1 dan EP 2) pengorganisasian)
0
· Kepala
bidang/divisi
· HRD
W
5. Setiap kepala unit pelayanan telah D Bukti pelaksanaan orientasi 10
menyelenggarakan orientasi bagi semua staf baru di unit pelayanan
staf baru mengenai tugas dan tanggung meliputi TOR, daftar hadir,
jawab serta wewenang mereka di unit evaluasi peserta dan laporan
pelayanan dimana mereka bekerja. (D,W) pelaksanaan orientasi
(Lihat
EP 3) 5
· Para Kepala Unit 0
Pelayanan
· Pimpinan
SDM/diklat
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan mengkoordinasi
tersebut dengan pelayanan dari unit lain
W
2. Rumah sakit mempunyai regulasi untuk R Regulasi tentang 10
unit pelayanan yang mengatur format dan perencanaan termasuk
isi yang seragam untuk dokumen pengaturan format usulan
perencanaan. (R) yang seragam
0
3. Rumah sakit mempunyai regulasi yang R Regulasi tentang sistem 10
mengatur sistem pengaduan pelayanan di pengaduan pelayanan di unit
unit pelayanan. (R) pelayanan
0
4. Kepala unit pelayanan telah D Bukti usulan dengan format 10
menggunakan format dan isi yang seragam yang seragam antara lain
untuk dokumen perencanaan. (D,O,W) tentang obat, perbekalan
farmasi, peralatan
kedokteran dan peralatan
lain
0
OW
5. Pengaduan pelayanan di unit D Bukti proses pengaduan 10
sudah sesuai dengan
0
Kepala unit pelayanan
W
6. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis D Bukti kompetensi staf klinis 10
di unit pelayanan telah sesuai dengan sesuai regulasi pada file
regulasi. pegawai
(D,W) 5
Kepala unit pelayanan 0
W
7. Pelayanan yang disediakan di unit D Bukti tentang pelayanan 10
pelayanan telah sesuai dengan regulasi. yang disediakan rumah sakit
(D,O,W) antara lain berupa
brosur/leaflet
5
Lihat pelaksanaan 0
pemberian pelayanan di unit
terutama rawat jalan, rawat
inap, IGD, Farmasi, radiologi,
laboratorium
O
· Kepala unit
pelayanan
· Kepala
bidang/divisi pelayanan
medis/ keperawatan
dan penunjang medis
W
8. Ada koordinasi dan integrasi pelayanan di D 1) Bukti rapat tentang 10
unit pelayanan dan antar unit pelayanan pelaksanaan koordinasi
(D,W) di masing-masing unit
pelayanan yang
dipimpin oleh kepala
unit pelayanan masing-
masing.
W
Standar TKRS 11
Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
keselamatan pasien Rumah Sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
a) Penilaian RS secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh Direktur RS, yang terkait secara
departemen atau unit layanan mereka, sebagai contoh: RS melakukan penilaian asesmen rehabilitasi medis pada pasien str
pelayanan stroke untuk penilaian mutunya, wajib menggunakan indikator tersebut.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk mengurangi variasi, meningka
untuk tindakan/tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi. Sebaga
pelayanan anak, terdapat variasi dalam penanganan penyakit A, khususnya penggunaan obat, maka indikator mutu yang d
unit tersebut adalah penggunaan obat X untuk penyakit A tersebut
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk melakukan evaluasi praktik profesio
dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh: Salah satu penilaian kinerja dokter bedah adalah pelak
berdasarkan hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan keselamatan pasien di unit kamar operasi adalah pelaksanaan
Berdasarkan point a) sampai dengan c), maka jumlah minimal indikator mutu di unit pelayanan klinis, diserahkan ke R
penting disini sudah memenuhi kriteria a) sampai dengan c).
5
0
2. Kepala unit mengusulkan indikator mutu D Bukti usulan tentang 10
untuk setiap unit pelayanan sesuai dengan indikator mutu dari masing-
masing unit pelayanan
W · Komite
PMKP/bentuk
organisasi lain
0
· Kepala Unit
Pelayanan
· Komite/Tim PMKP
W
Standar TKRS 11.1
Kepala Unit Pelayanan Klinis memilih dan menerapkan penilaian mutu dan keselamatan pasien secara spesifik terhadap ca
yang diberikan oleh unit pelayanan tersebut serta menyediakan data dan informasi dari hasil kegiatan tersebut , yang da
untuk melakukan evaluasi dokter, perawat dan staf klinis pemberi asuhan lainnya yang memberikan asuhan pasien di
tersebut.
(D,W) 5
· Kepala unit 0
pelayanan
· Kepala bidang
pelayanan medik/
keperawatan/penunjan
g medik
W
2. Kepala unit pelayanan menyediakan data D Bukti tentang data indikator 10
yang digunakan untuk melakukan evaluasi mutu di unit yang
terhadap kinerja staf perawat, sesuai dipergunakan untuk
regulasi rumah sakit (periksa juga, KKS.15 melakukan evaluasi terhadap
EP 2 dan PMKP 4.1).4.EP 1. (D,W) kinerja perawat yang
memberikan asuhan
keperawatan di unit tersebut
5
· Kepala unit 0
pelayanan
· Kepala bidang
pelayanan keperawatan
· Komite
keperawatan
W
3. Kepala unit pelayanan menyediakan data D Bukti tentang data indikator 10
yang digunakan untuk melakukan evaluasi mutu di unit yang
staf klinis pemberi asuhan lainnya sesuai dipergunakan untuk
regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.18 melakukan evaluasi terhadap
kinerja staf klinis lainnya
yang memberikan asuhan
klinis lainnya di unit tersebut
EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W) 5
W
Standar TKRS 11.2
Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan menetapkan panduan praktik klinik yang dapat dilengkapi dengan alur klinis
dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order sebagai panduan dari asuhan klinik yang akan dilakukan
c) dilakukan asesmen terhadap bukti ilmiahnya dan disahkan oleh pihak berwewenang
g) secara berkala diperbaharui berdasar bukti dan evaluasi dari proses dan hasil proses
Karena panduan, alur dan protokol terkait dapat memberikan dampak bagi beberapa unit pelayanan klinis, maka setiap Kelo
diharapkan terlibat dalam pemilihan, penerapan dan evaluasi panduan, alur dan protokol klinis di masing-masing Kelompok
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima) panduan prakti
diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis seper
tindakan seperti transplantasi, populasi pasien seperti geriatri, penyakit seperti diabetes melitus yang selanjutnya pand
berdampak terhadap keamanan dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang tidak diinginkan.Menginga
panduan, alur, dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan penetapan panduan, alur, dan protokol
komunikasi dan koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat membantu penerapan dan evaluasi penerapannya
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway), dan/atau pro
dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu pada butir a) sampai deng
5
· Kepala 0
bidang/divisi medis
(D,W) 5
PPA terkait 0
W
4. Ada bukti bahwa Komite Medik telah D 1) Bukti pelaksanaan 10
melakukan monitoring dan evaluasi tentang monitoring
penerapan panduan praktik klinik, alur dan kepatuhan DPJP
atau protokol klinis sehingga berhasil terhadap PPK (audit
menekan terjadinya keberagaman proses medis atau indikator
dan hasil. mutu)
(D,W) 2) Bukti tentang 5
kepatuhan DPJP
terhadap PPK
0
· Komite medis
W
ETIKA ORGANISASI DAN ETIKA KLINIS
Standar TKRS 12
RS menetapkan tata kelola untuk manajemen etis dan etika pegawai agar menjamin bahwa asuhan pasien diberikan didalam
bisnis, finansial, etis, dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka.
1) tanggung jawab Direktur Rumah Sakit secara profesional dan hukum dalam menciptakan dan mendukung lingkunga
kerja yang berpedoman pada etika dan perilaku etis termasuk etika pegawai
2) penerapan etika dengan bobot yang sama pada kegiatan bisnis/manajemen maupun kegiatan klinis/pelayanan Rum
3) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat untuk acuan kinerja dan sikap organisasi selaras dengan visi, misi dan perny
Rumah Sakit, kebijakan sumber daya manusia, laporan tahunan serta dokumen lainnya
4) kerangka etika (pedoman etik) ini dapat membantu tenaga kesehatan, staf, serta pasien dan keluarga pasien ketika
dilema etis dalam asuhan pasien, seperti perselisihan antar profesional dan perselisihan antara pasien dan dokter meng
dalam asuhan dan pelayanan. Sesuai regulasi, Rumah Sakit dapat menetapkan Komite/Panitia/Tim yang mengelola etik
melakukan koordinasi antara komite etik RS dengan subkomite etik profesi medis dan sub komite etik keperawatan
5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi manusia dan etika profesiona
dokumen pedoman lainnya
1. Direktur rumah sakit R Regulasi tentang tata kelola etik terdiri dari :
yang mengacu pada kode etik 3) penetapan kode etik profesi dan kode etik pegawai
2. Direktur rumah sakit memastikan asuhan D Bukti proses monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan
pasien tidak melanggar norma-norma tidak melanggar norma bisnis, norma keuangan, etik dan hukum co
bisnis, norma keuangan, etik dan hukum.
(D,W)
W
3. Direktur rumah sakit memastikan praktek non D 1) Bukti hubungan kerja tidak diskriminatif menyangkut suku
diskriminatif dalam hubungan kerja dan gender
ketentuan atas asuhan pasien dengan
mengingat norma hukum dan budaya. (D,W)
pegawai
Direktur/Kepala bidang/divisi
Staf
0
Ada nama kepemilikan pada
papan nama RS, brosur dan
website RS
W
2. Rumah Sakit secara jujur menjelaskan D Bukti tentang penjelasan 10
pelayanan yang disediakan kepada pasien pasien pada waktu admisi
(lihat MKE 1 EP 3). (D,O,W)
(general consent) 5
0
OW Pasien pada waktu admisi
rawat inap
3. Rumah sakit membuat tagihan yang akurat D Bukti tentang tagihan yang 10
untuk layanannya dan memastikan bahwa akurat antara lain tidak ada
insentif finansial dan pengaturan pembayaran tagihan susulan setelah
tidak mempengaruhi asuhan pasien. (D,W) pasien pulang
5
· Bagian 0
keuangan/kasir
W · Pasien/keluarga
0
2. Regulasi tentang manajemen etis yang D Bukti tentang manajemen 10
mendukung hal-hal yang dikonfrontasi pada etis telah dilaksanakan
dilema etis dalam asuhan pasien telah sesuai regulasi dengan
dilaksanakan. (D,W) melibatkan komite etik
5
· Kepala bidang 0
pelayanan medik dan
keperawatan
W · SPI
4. Pelaporan bila terjadi dilema etis dalam D Bukti pelaporan dilema 10
asuhan pasien dan dalam pelayanan non klinis asuhan klinis dan dilema non
klinis.
W
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-undangan.
Budaya keselamatan dapat diartikan sebagai berikut : “Budaya keselamatan di rumah sakit adalah sebuah lingkungan yang k
mana staf klinis memperlakukan satu sama lain dengan hormat, dengan
melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga. Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam
dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
Budaya keselamatan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku dari individu m
yang menentukan komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuan manajemen rumah sakit, dicirikan dengan
berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan, dan dengan keyakin
langkah-langkah pencegahan”.
Tim belajar dari kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera. Staf klinis pemberi asuhan menyadari keterbatasa
dalam sistem yang kompleks, dan ada proses yang terlihat dari belajar dan menjalankan perbaikan melalui brifing.
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap sesam
jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk seluruh
yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
· Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung
staf, misalnya mengumpat, memaki;
· perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindaka
verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar sembrono didepan pasien
menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan
“obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan, m
lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam med
· perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejad
diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasion
peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien.
· Pasien/keluarga
0
Perpustakaan rumah sakit
OW
· Direktur RS
· Kepala bidang
pelayanan
dikendalikan. (W) 5
0
5. Direktur rumah sakit menyediakan D RS menyediakan sumber 10
sumber daya untuk mendukung dan mendorong daya yang meliputi:
budaya keselamatan di dalam Rumah Sakit.
(D,O,W)
1) Bukti staf telah 5
terlatih dalam budaya
keselamatan
· Direktur
OW · Staf terkait
5
· Direktur RS 0
W · Direktur RS
· Direktur RS
kerugian/dampak terhadap OW
1. Direktur rumah sakit dan mereka yang D Bukti kumpulan dan daftar 10
bertanggung jawab terhadap manajemen dan peraturan perundang -
fasilitas di rumah sakit, mempunyai dan undangan yang dimiliki
memahami peraturan perundang - rumah sakit
undangan dan persyaratan lainnya yang
berlaku untuk bangunan dan
W
2. Direktur rumah sakit menerapkan persyaratan D 1) Bukti kumpulan izin 10
yang berlaku dan peraturan perundang – yang masih berlaku
undangan. (D, W)
perundang-undangan. (D,W) 5
0
4. Direktur rumah sakit memastikan rumah D 1) Bukti rekapitulasi hasil 10
sakit memenuhi kondisi seperti hasil pemeriksaan dari
pemeriksaan fasilitas atau catatan pemerintah atau badan
pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas eksternal lainnya.
setempat di luar rumah sakit. (D,W)
0
Direktur/Bagian Umum
W
Standar MFK 2
Rumah sakitmempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses
pengelolaan risiko yang dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan untuk men
kegagalan operasional
2) Regulasi bahwa tenant/penyewa lahan tersebut wajib mematuhi semuaaspek program manajemen
0
Penanggung jawab program
manajemen risiko/K3 RS
W
3. Ada bukti peninjauan dan pembaharuan D W Bukti review program 10
program-program tersebut bila terjadi manajemen risiko
perubahan dalam lingkungan rumah sakit,
· Tenant/penyewa
lahan
Standar MFK 3
Ada individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksa
manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan
g) mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan.
(R) 0
3. Ada bukti bahwa individu atau organisasi D Bukti sertifikat pelatihan 10
yang ditunjuk sudah mengikuti pelatihan manajemen risiko dalam file
manajemen risiko rumah sakit. (D,W) kepegawaian
0
Penanggung jawab program
manajemen risiko/K3 RS
W
4. Ada bukti bahwa individu atau organisasi D Bukti laporan kegiatan 10
yang ditunjuk tersebut telah melaksanakan penanggung jawab program
kegiatan yang diatur di a) sampai dengan g)
di maksud dan tujuan. (D,W)
5
0
Penanggung jawab program
manajemen risiko/K3 RS
W
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Standar MFK 4
Rumah Sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan fasilitas fisik dan menciptaka
yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
2. Ada unit kerja yang bertanggung jawab D Bukti penetapan unit kerja 10
terhadap pengelolaan keselamatan dan disertai pedoman
keamanan. (D,W) pengorganisasian
5
· Penanggung jawab 0
program manajemen
risiko/K3 RS
5
Lihat penggunaan identitas 0
pada penunggu pasien,
pengunjung (termasuk
tamu), staf rumah sakit,
pegawai kontrak
· Staf RS
O · Satpam
· Penunggu pasien
W
5. Rumah sakit telah melakukan pemeriksaan D Bukti pemeriksaan fasilitas: 10
fasilitas secara berkala, membuat rencana
W Bagian umum/IPSRS/Unit
kerja
(O,W) 5
Bagian umum/IPSRS/Unit 0
kerja/Satpam
W
7. RS telah menyediakan fasilitas yang aman O Lihat bangunan dan fasilitas 10
sesuai dengan peraturan perundang- RS yang berisiko terhadap
undangan. keselamatan dan keamanan
(O,W) 5
Bagian umum/IPSRS/ Unit 0
kerja
W
Standar MFK 4.1
RS melakukan asesmen risiko prakonstruksi, pada waktu merencanakan pembangunan/ kontruksi,
(D,W) 5
· Bagian 0
umum/IPSRS/Unit kerja
O
· Bagian
umum/IPSRS/Unit kerja
W
4. RS memastikan bahwa kepatuhan D Hasil audit kepatuhan 10
kontraktor dipantau, ditegakkan, dan kontraktor terhadap
didokumentasikan (lihat juga MFK 3). implementasi PCRA meliputi:
(D,O,W )
O
· Bagian
umum/IPSRS/Unit kerja
W
Standar MFK 4.2
RS merencanakan dan menyediakan anggaran untuk perbaikan sistem-sistem penting bangunan atau komponen-komponen
berdasarkan hasil pemeriksaan fasilitas dan peraturan perundangan serta anggaran untuk mengurangi risiko sebagai dampa
kontruksi dan penghancuran /demolis
bangunan.
Maksud dan tujuan MFK 4.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 4.2 Telusur Skor
5
Lihat kondisi gedung dan 0
fasilitas
OW
Kepala Keuangan/Ka
IPSRS/Bagian umum
(D,W) 5
· Kepala 0
Keuangan/Ka IPSRS
/pengawasan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Maksud dan tujuan MFK 5 : Lihat SNARS 1 RS mempunyai regulasi yang mengatur:
a) data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi;
h) pengadaan/pembelian B3, pemasok (supplier) wajib melampirkan material safety data
OW
· Penanggung jawab
program manajemen
risiko/K3 RS
5
Lihat tempat penyimpanan 0
B3 dan MSDSnya
OW · Penanggung jawab
program manajemen
risiko/K3 RS
· Kepala
farmasi/Kepala
laboratorium/Kepala
radiologi
5
· Penanggung jawab 0
program manajemen
risiko/K3 RS
W · Penanggung jawab
unit kerja terkait
7. Ada bukti dokumentasi persyaratan yang D Bukti izin IPAL, izin TPS B3, 10
meliputi izin, lisensi atau ketentuan izin incinerator/ MOU
persyaratan lainnya. (D,W) dengan pihak ketiga bila
pengolahan B3 dilakukan
oleh pihak lain, beserta izin
transporter
5
· Penanggung jawab 0
program manajemen
risiko/K3 RS
W
Standar MFK 5.1
Rumah Sakit mempunyai sistem penyimpanan dan pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun cair dan padat yang be
dengan peraturan perundang-undangan.
W Staf terkait 0
3. Rumah Sakit sudah mempunyai Instalasi D Bukti izin IPAL atau izin 10
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan izin pembuangan limbah cair
yang masih berlaku sesuai dengan (IPLC)
peraturan perundang - undangan (D,O,W)
0
Lihat IPAL RS
OW
· Penanggung jawab
sanitasi RS
Maksud dan tujuan MFK 6 : Lihat SNARS 1 Manajemen Disaster antara lain berisi proses :
a) menentukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan kejadian
b) menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bila terjadi bencana
f) mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian
g) mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian (juga lihat MFK 11.1 EP 4)
h) mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dengan tanggung jawab rumah
tetap menyediakan pelayanan pasien.
2) pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi dengan alat penutup pintu ot
4) bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air
5) konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai
6) ruangan dilengkapi dengan wastafel (sink) dan pancuran air (shower)
· Tim 0
Penanggulangan
bencana RS
· Penanggungjawab
manajemen risiko
· Tim
Penanggulangan
bencana RS/Tim K3RS
· Ka IGD 5
· Staf IGD 0
Standar MFK 6.1
RS melakukan simulasi penanganan/ menanggapi kedaruratan, wabah dan bencana
5
· Kepala unit terkait 0
W · Tim
penanggulangan
bencana RS
· Staf RS
· Tim
penanggulangan
bencana RS
· Staf RS
· Peserta simulasi
· Diklat 0
· Peserta simulasi
c) daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh area) seperti kamar linen kotor, tempat pengumpulan s
penyimpanan oksigen
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah terb
aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan yang ditemp
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran;
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical suppressants), ata
sprinkler.
(D,W) 0
Penanggung jawab/Tim
kebakaran RS/Tim
penanggulangan
bencana/K3RS
W
3. Rumah sakit telah menindaklanjuti hasil D Bukti tindak lanjut asesmen 10
asesmen risiko kebakaran. (D,O,W) risiko kebakaran/fire risk
safety assessment (FRSA)
5
Lihat proteksi kebakaran 0
aktif dan pasif
W Penanggung jawab/Tim
kebakaran RS/Tim
penanggulangan bencana
W
5. Rumah sakit mempunyai sistem kebakaran O Lihat fasilitas sistem 10
aktif yang meliputi, sprinkle, APAR, hidran dan kebakaran aktif antara lain:
pompa kebakaran sesuai peraturan perundang- sprinkle, APAR, hidran dan
undangan. (O,W) pompa kebakaran.
5
Penanggung jawab/Tim 0
Kebakaran RS/Tim
Penanggulangan
bencana/K3RS
W
6. Rumah sakit mempunyai jalur evakuasi yang O W Lihat jalur evakuasi 10
aman dan bebas hambatan bila terjadi
kebakaran dan kedaruratan bukan kebakaran.
(O, W) 5
Penanggung jawab /Tim 0
Kebakaran RS/Tim
Penanggulangan bencana
· Staf RS 0
W · Diklat
2. Staf dapat memperagakan cara membawa S W Peragaan evakuasi pasien 10
pasien ketempat aman dan ketempat aman Staf RS
mendemonstrasikan bagaimana cara
menyelamatkan
pasien. (S,W) 5
0
3. Sistem dan peralatan pemadam kebakaran D Bukti pemeriksaan, uji coba, 10
diperiksa, diujicoba dan dipelihara sesuai dan pemeliharaan peralatan
dengan peraturan perundang-undangan dan pemadam kebakaran
didokumentasikan (D,W) 5
IPSRS/Bagian umum/K3RS 0
W
Standar MFK 7.2
RS merupakan kawasan tanpa rokok dan asap rokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(R) 0
2. Ada bukti pelaksanaan dan evaluasi dari D O Bukti evaluasi kepatuhan 10
regulasi tersebut. (D,O,W) larangan merokok Lihat
lingkungan RS
W · Staf 5
RS/K3RS/Satpam
· Pengunjung RS 0
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RS, peralatan medis kerja
operasional (KSO) milik pihak lain
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik
AP.6.5). (R)
2. Ada daftar inventaris dan identifikasi D 1) Bukti daftar 10
risiko untuk seluruh peralatan medis yang inventaris peralatan
digunakan di rumah sakit (lihat juga AP.5.5, medis
0
W Penanggung jawab Peralatan
Medis/IPSRS/K3RS
5
AP.6.5) .(D,O,W)
OW
· Penanggung jawab
peralatan medis/IPSRS
5
Lihat bukti pemeliharaan 0
preventif dan kalibrasi
OW
· Penanggung jawab
peralatan medis/IPSRS
5
· Penanggung 0
jawab peralatan
medis/IPSRS
W
Standar MFK 8.1
RS memiliki sistem untuk memantau dan bertindak bila ada pemberitahuan peralatan medis yang berbahaya, recall, laporan
dan kegagalan
0
2. RS membahas pemberitahuan peralatan D Bukti pertemuan yang 10
medis yang berbahaya, alat medis dalam membahas hasil
penarikan (under recall), laporan insiden, pemantauan peralatan
masalah dan kegagalan pada peralatan medis yang berbahaya, alat
medis. (D,W) medis dalam penarikan
(under recall), laporan
insiden, masalah dan
kegagalan pada peralatan
medis disertai bukti hasil
pemantauan
5
· Kepala bidang 0
penunjang medis
· Penanggung
jawab peralatan medis
· Operator
peralatan medis
W
3. RS telah melaporkan seluruh insiden D Bukti pelaporan insiden 10
keselamatan sesuai peraturan perundang- keselamatan (sentinel)
undangan bila terjadi kematian, cedera serius terkait peralatan medis ke
atau penyakit yang disebabkan oleh internal dan eksternal ke
peralatan medis. (D,W) Komite Nasional
Keselamatan Pasien RS dan
KARS
5
· Penanggung 0
jawab peralatan medis
· Ka unit kerja
dimana insiden
keselamatan terjadi
· Operator
peralatan medis/teknisi
peralatan medis
W
SISTEM UTILITAS (SISTEM PENDUKUNG)
Standar MFK 9
RS menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua sistem utilitas (sistem penunjang)
berfungsi efisien dan efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas.
Maksud dan tujuan MFK 9 : Lihat SNARS 1 Regulasi pengelolaan sistem utilitas meliputi:
a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari dalam seminggu secara terus meneru
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan memetakan pendistribusiannya dan melak
secara berkala.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen utilitas yang ada di daftar inventaris.
d. Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pab
dan pengalaman rumah sakit.
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau
f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan standar dan peraturan perundang-
undangan
Elemen Penilaian MFK 9 Telusur Skor
tujuan. (R) 0
2. RS mempunyai daftar inventaris D Bukti daftar inventaris sistem 10
komponen-komponen sistem utilitasnya utilitas dan lokasinya
dan memetakan pendistribusiannya. (D,W)
5
· Bagian 0
umum/rumah tangga
W · Ka
IPSRS/Penanggung
jawab utilitas
W
4. RS telah memberikan label pada tuas- O Lihat label pada tuas-tuas 10
tuas kontrol sistem utilitas untuk kontrol utilitas
membantu pemadaman
sebagian. (O,W)
berkala (R) 0
2. RS mempunyai daftar sistem utilitas di D 1) Bukti daftar 10
rumah sakit dan daftar sistem utilitas inventaris sistem utilitas
penting (D,W)
2. RS mempunyai daftar sistem utilitas di
rumah sakit dan daftar sistem utilitas
penting (D,W)
0
Ka IPSRS/PJ utilitas
W
3. Sistem utilitas dan komponen telah D Bukti inspeksi sistem utilitas 10
diinspeksi secara teratur/berdasarkan penting:
kriteria yang disusun RS (D,O)
4. Sistem utilitas dan komponen diuji secara D Bukti hasil uji coba sistem 10
teratur berdasarkan kriteria yang sudah utilitas penting
ditetapkan. (D,W)
5
W Ka IPSRS/Penanggung jawab 0
utilitas
5
Lihat ke sistem utilitas 0
penting di RS
O
6. Sistem utilitas dan komponen diperbaiki D Bukti perbaikan sistem 10
bila diperlukan (D,O) utilitas
5
O Lihat ke sistem utilitas 0
penting di RS
a) mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai co
sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan penerangan, pendinginan (lemari es), bantuan hidup/Ventilator, dan air
membersihkan dan sterilisasi alat)
b) menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari seminggu.
c) menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan air bersih darurat /pengganti/backup
tujuan. (R) 0
2. Air bersih harus tersedia selama 24 jam O W Lihat penampungan 10
setiap hari, 7 hari dalam seminggu. (O,W) persediaan air bersih
5
· Penanggung jawab 0
air bersih RS
· Staf RS
· Pasien
3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari O Lihat sumber listrik utama 10
dalam seminggu. (O,W) dan sumber listrik
3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, 7 hari O
dalam seminggu. (O,W)
· Staf RS
· Pasien
4. RS mengidentifikasi area dan pelayanan D 1) Bukti identifikasi 10
yang berisiko paling tinggi bila terjadi area berisiko bila terjadi
kegagalan listrik atau air bersih kegagalan listrik
terkontaminasi atau terganggu. (D,W)
0
· Ka IPSRS
· Ka Sanitasi
W
5. RS berusaha untuk mengurangi risiko bila D Bukti telah dilakukan upaya- 10
hal itu terjadi (tata kelola risiko). (D,W) upaya untuk mengurangi
risiko bila terjadi kegagalan
listrik maupun air di area
paling berisiko, termasuk
kerjasama dengan penyedia
air bersih bila terjadi
gangguan
5
· Ka IPSRS 0
· Ka Sanitasi
W
6. RS mempunyai sumber listrik dan air D 1) Bukti pelaksanaan 10
bersih alternatif dalam keadaan emergensi. kajian kebutuhan
(D,O,W) sumber listrik dan air
bersih alternatif dalam
keadaan emergensi
0
Lihat ke genset dan sumber
air bersih alternatif
· Ka IPSRS
OW · Ka Sanitasi
Standar MFK 9.2.1
Rumah sakit melakukan uji beban listrik dan sumber air alternatif.
air (R) 0
2. RS mendokumentasi hasil uji coba D Bukti dokumentasi 10
sumber air bersih alternatif tersebut. (D,W) pelaksanaan uji coba sumber
air bersih alternatif
5
· Ka unit Sanitasi 0
5
· Ka IPSRS 0
W · Petugas genset
5
Petugas genset 0
W
Standar MFK 9.3
RS melakukan pemeriksaan air bersih dan air limbah secara berkala sesuai dengan peraturan perundang - undangan.
a) Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia
minimal setiap 6 bulan sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan perundang-undangan, kondisi sumber a
pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
b) Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung peraturan perundang- undangan, kon
dan hasil pemeriksaan air limbah terakhir. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
c) Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan en
d) Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia. Hasil pemeriksaan didokumentasikan
e) Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan perbaikan bila diperlukan.
(R) 5
0
2. RS telah melakukan monitoring mutu air D Bukti hasil pemeriksaan 10
sesuai dengan peraturan perundang- mutu air bersih termasuk air
undangan dan minum
terdokumentasi (D,W) 5
Petugas Sanitasi 0
W
3. RS telah melakukan pemeriksaan air D Bukti hasil pemeriksaan 10
limbah sesuai dengan peraturan mutu air limbah
perundang-undangan
W Petugas Sanitasi 0
4. RS telah melakukan pemeriksaan mutu D Bukti hasil pemeriksaan 10
air yang digunakan untuk dialisis ginjal yang mutu air yang digunakan
meliputi pertumbuhan bakteri dan untuk dialisis
endotoksin dan kontaminasi zat kimia
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan
terdokumentasi. (D,W) 5
Petugas sanitasi/unit 0
hemodialisa
W
5. RS telah menindak lanjuti hasil D Bukti tindak lanjut hasil 10
pemeriksaan mutu air yang bermasalah dan pemeriksaan
didokumentasikan. (D, W) 5
W Petugas sanitasi 0
PROGRAM MONITORING FASILITAS
Standar MFK 10
Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung rencana
meningkatkan fungsi (upgrade) teknologi medik, peralatan, sistem dan menurunkan risiko di lingkungan.
fasilitas (R) 0
2. Ada laporan data D Bukti laporan insiden 10
insiden/kejadian/kecelakaan dari setiap keselamatan terkait
program manajemen risiko fasilitas dan manajemen risiko fasilitas
sudah dianalisis. (D,W) dan hasil analisis
5
· Ka Tim K3/ 0
Penanggung jawab
manajemen
risiko/kepala unit/staf
RS
PENDIDIKAN STAF
Standar MFK 11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam
memberikan fasilitas yang aman dan efektif.
Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11 Telusur Skor
0
2. Edukasi diadakan setiap tahun mengenai D W Bukti pelaksanaan pelatihan 10
setiap komponen dari program manajemen program MFK
fasilitas dan keselamatan untuk menjamin
semua staf dapat melaksanakan dengan
efektif tanggung jawabnya.
W · Pengunjung
· Suplier
4. Pengetahuan staf dites dan disimulasikan D Bukti evaluasi pelatihan 10
sesuai peran mereka dalam setiap program berupa pre test dan post
manajamen fasilitas. Kegiatan pelatihan test pelatihan termasuk
dan hasil pelatihan setiap staf mampu memperagakan
didokumentasikan. (D,W)
5
· Ka Tim K3/ 0
Penanggung jawab
manajemen risiko
W
Standar MFK 11.1
Staf dilatih dan diberi pengetahuan tentang peranan mereka dalam program RSuntuk proteksi kebakaran, keamanan dan pe
bencana.
(W,S) 5
S Peragaan oleh staf 0
2. Staf dapat menjelaskandan/atau W S Staf RS 10
memperagakan tindakan untuk
menghilangkan, mengurangi/ meminimalisir
atau melaporkan tentang keselamatan,
keamanan
· Diklat
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
perencanaan strategis, -
(D,W)
3. Ada bukti perencanaan kebutuhan D Bukti rapat tentang 10
perencanaan SDM
berdasarkan kebutuhan unit
kerja
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
ketenagaan (R) 0
(R) 0
2. Ada dokumen kebutuhan staf dari D W Bukti tentang kebutuhan staf 10
masing-masing unit kerja. (D,W) masing-masing unit
0
· Kepala unit
· Staf unit
3. Perencanaan jumlah staf juga D Bukti tentang perencanaan 10
mempertimbangkan rencana SDM mempertimbangkan
pengembangan pelayanan. (D,W) rencana pengembangan
pelayanan dengan melihat
RENSTRA dan RKA/RBA
0
· Direktur
· Kepala bidang/divisi
juga TKRS.3) 0
2. Setiap nama jabatan ada persyaratan D W Bukti setiap jabatan memiliki 10
pendidikan keterampilan dan pengetahuan. persyaratan jabatan
(D,W)
5
· Kepala SDM 0
· Staf
3. Setiap staf rumah sakit memiliki uraian D Bukti setiap jabatan memiliki 10
tugas, tanggung jawab dan wewenang uraian tugas, tanggung
termasuk staf klinis yang melaksanakan jawab dan wewenang, dilihat
tugas manajemen dan yang tidak diijinkan pada:
melakukan praktik mandiri. (D,W)
W
Standar KKS 2.4
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan kembali harus m
faktor kompetensi.
5
· Kepala SDM 0
W
Standar KKS 3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan prosedur lain.
5
· Kepala SDM 0
· Staf
W
3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam D Bukti pelaksanaan tentang 10
(D,W) proses rekrutmen seragam
5
· Kepala SDM 0
W · Staf
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan keb
5
· Kepala SDM 0
5
· Direktur 0
W · Kepala bidang/divisi
· Komite
Medik/Komite
Keperawatan
0
W Kepala unit pelayanan
5
· Kepala SDM 0
5
· Direktur 0
W · Kepala bidang/divisi
· Komite medik /
keperawatan
5
Kepala unit pelayanan 0
W
5. Evaluasi staf non klinis dilakukan dan D W Bukti evaluasi staf non klinis 10
didokumentasikan secara berkala minimal 1 tahunan
(satu) tahun sekali sesuai regulasi. (lihat
juga KKS.11) (D,W) 5
· Kepala SDM 0
· Komite Medik /
Komite Keperawatan
Standar KKS 6
Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu diperbaharui.
3) Pelatihan
4) Kompetensi Staf
W Kepala SDM
2. File kepegawaian memuat uraian tugas D Bukti tentang file 10
anggota staf. (D,W) kepegawaian berisi uraian
tugas, tanggung jawab dan
wewenang
5
Kepala SDM 0
W
3. File kepegawaian memuat proses D File kepegawaian berisi 10
rekrutmen staf. (D,W) proses rekruitmen
5
W Kepala SDM 0
5
W Kepala SDM 0
5. File kepegawaian memuat hasil evaluasi D File kepegawaian berisi hasil 10
dan penilaian kinerja staf (D,W) evaluasi dan penilaian
kinerja staf RS
5
Kepala SDM 0
W
6. File kepegawaian memuat salinan D File kepegawaian berisi 10
sertifikat pelatihan didalam maupun diluar salinan sertifikat pelatihan
RS. (D,W) staf RS
5
Kepala SDM 0
W
7. File kepegawaian selalu diperbaharui. D File kepegawaian selalu 10
(D,W) diperbaharui
5
W Kepala SDM 0
ORIENTASI
Standar KKS 7
Semua staf klinis dan non klinis diberi orientasi di rumah sakit dan unit kerja tempat staf akan bekerja dan tanggung jawab sp
diterima bekerja.
2. Ada bukti staf klinis dan non klinis baru D Bukti orientasi staf baru 10
diberikan orientasi umum dan khusus. meliputi:
(D,W)
2. Ada bukti staf klinis dan non klinis baru
diberikan orientasi umum dan khusus.
(D,W)
1) Orientasi umum: 5
W
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Standar KKS 8
Setiap staf mengikuti pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit, termasuk pendidikan profesi berkelanjuta
mempertahankan atau meningkatkan
(R) 0
2. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan D Bukti pelaksanaan tentang 10
sesuai program. (D,W) pendidikan dan pelatihan
sesuai program
5
· Kepala SDM 0
5
· Kepala SDM 0
2. Staf yang menjadi tim kode biru diberi D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
latihan bantuan hidup lanjut. (D,W) tentang bantuan hidup
lanjut
5
· Tim kode biru 0
5
· Kepala diklat 0
· Staf RS
S
4. Pelatihan untuk setiap staf diulang sesuai D Bukti pelaksanaan refreshing 10
program atau minimal dua tahun sekali. bantuan hidup dasar setiap
(D,W) dua tahun
5
· Kepala bidang SDM 0
· Staf RS
Standar KKS 8.2
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf.
2) penanganan 0
kekerasan di tempat
kerja
2. Berdasarkan epidemologi penyakit- D Bukti tentang pemeriksaan 10
penyakit infeksi, rumah sakit kesehatan staf dan bukti
mengidentifikasi risiko staf terpapar atau vaksinasi.
tertular dan melaksanakan pemeriksaan
· PPI 0
W · Staf terpapar
· Kepala unit terkait
Staf terkait 0
OW
5. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, D Bukti tindak lanjut staf yang 10
memberikan konseling dan melaksanakan cedera akibat kekerasan
tindak lanjut ditempat kerja
5
· Kepala SDM 0
Maksud dan Tujuan KKS 9, KKS 9.1 dan KKS 9.2 : Lihat SNARS 1
bylaws). (R) 0
2. Setiap dokter yang memberikan D W Bukti tentang kontrak klinik 10
pelayanan di rumah sakit, wajib dokter dengan RS
menandatangani perjanjian sesuai regulasi
rumah sakit (lihat juga
TKRS.6 EP 4) (D,W) 5
(D,W) 5
· Komite Medis 0
(D,W) 5
· Direktur 0
W · Komite medis
(D,W) 5
· Komite medis 0
2) frekuensi 0
3) nama supervisor
4) dokumentasinya
5) untuk PPDS,
penetapan level
supervisi
wewenang kepada staf medis untuk menerima, menangani, memberikan layanan kliniks kepada pasien sesuai
kualifikasinya.
Maksud dan Tujuan KKS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 10 Telusur Skor
(R) 0
2. Ada bukti pemberian kewenangan klinis D Bukti tentang penerbitan 10
berdasarkan rekomendasi kewenangan SPK dan RKK berdasar
klinis dari Komite Medis. (D,W) rekomendasi dari komite
medis
5
· Komite medis 0
5
· Komite medis 0
W
4. Surat Penugasan klinis dan Rincian D Bukti tentang SPK dan RKK 10
Kewenangan klinis anggota staf medis staf medis ada di unit
dalam bentuk tercetak atau elektronik pelayanan.
(softcopy) atau media lain tersedia di
semua unit pelayanan (contoh,kamar
operasi, unit darurat, nurse station) dimana
anggota staf medistersebut
5
Kepala dan staf unit 0
pelayanan
W
MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN ANGGOTA STAF MEDIS
Standar KKS 11
Rumah sakit melaksanakan proses yang seragam untuk melaksanakan evaluasi mutu dan keselamatan asuhan
1). (R) 0
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi mutu D Bukti pelaksanaan 10
praktik profesional berkelanjutan, etik dan monitoring dan evaluasi
disiplin staf medis untuk peningkatan mutu mutu praktik profesional
pelayanan dan keselamatan pasien. (D,W) berkelanjutan, etik dan
disiplin staf medis meliputi:
1) perilaku 5
2) pengembangan 0
profesional
0
5. Bila ada temuan yang berdampak D 1) Bukti pelaksanaan 10
terhadap pemberian kewenangan staf proses Evaluasi Praktik
klinis, ada proses untuk tindak lanjut Profesional Terfokus
terhadap temuan dan tindakan tersebut dan tindak lanjutnya
didokumentasi dalam file staf medis dan (bila ada temuan)
disampaikan ke tempat staf medis
0
· Komite Medis
W
PENEMPATAN ULANG STAF MEDIS DAN PEMBAHARUAN KEWENANGAN KLINIS
Standar KKS 12
Rumah sakit menetapkan proses penetapan ulang staf medis dan pmbaharuan kewenangan klinis paling sedikit setiap 3 (tiga
penetapan kewenangan klinis dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi kewenangan
klinis, sesuai hasil monitoring dan evaluasi berkelanjutan setiap anggota staf medis.
5
· Komite Medis 0
(D) 5
0
STAF KEPERAWATAN
Standar KKS 13
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan
registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 13 Telusur Skor
5
W · Komite 0
Keperawatan
· Staf Keperawatan
5
· Komite 0
Keperawatan
W · Staf Keperawatan
5
· Komite 0
Keperawatan
· Staf Keperawatan
Standar KKS 15
Rumah sakit melakukan evaluasi kinerja staf keperawatan berdasarkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah
5
· Tim Mutu 0
· Staf Keperawatan
W
2. Kinerja individual staf keperawatan dikaji D Bukti penghargaan terhadap 10
bila ada temuan dalam aktivitas staf keperawatan yang
peningkatan mutu. (D,W) memiliki prestasi dalam
upaya peningkatan mutu
misal: sertifikat
penghargaan, tambahan
poin pada remunerasi, dll
0
· Direktur
· Tim Mutu
· Staf Keperawatan
W
3. Seluruh data proses review kinerja staf D Bukti pelaksanaan evaluasi 10
keperawatan didokumentasikan dalam kinerja ada di file kredensial
kredesial perawat atau dokumen lainnya. staf keperawatan
(D,W) 5
· Komite 0
Keperawatan
W · Staf terkait
STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
Standar KKS 16
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial profesional pem
lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
pengalaman). (R)
5
· Kepala SDM 0
5
W · Kepala SDM Staf terkait 0
4. Ada dokumen kredensial yang dipelihara D Bukti kredensial PPA lainnya 10
dari setiap anggota profesional pemberi dan staf klinis lainnya
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya.
(D,W) 5
· Kepala SDM 0
5
· Kepala SDM 0
5
· Kepala SDM 0
(D,W) 0
· Tim Mutu
W · Staf terkait
2. Kinerja individual profesional pemberi D Bukti penghargaan terhadap 10
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya PPA lainnya dan staf klinis
dikaji bila ada temuan dalam aktivitas lainnya yang memiliki
peningkatan mutu. (D,W) prestasi dalam upaya
peningkatan mutu misal:
sertifikat penghargaan,
tambahan poin pada
remunerasi, dll
5
· Direktur 0
lainnya (D,W)
Standar MIRM 1
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-undangan.
0
2. RS memiliki proses pendaftaran O Lihat proses pendaftaran 10
rawat jalan
0
4. Sumber daya manusia dalam unit kerja SIM-RS D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
memiliki kompetensi dan sudah terlatih. (D,W) pengelola SIM-RS oleh
narasumber yang kompeten
5
Kepala/staf SIM-RS 0
W
Standar MIRM 1.1
Rumah sakit mengelola data dan informasi klinik serta manajerial.
4) perencanaan
kebutuhan informasi
melibatkan a) sampai
dengan c) sesuai
dengan maksud dan
tujuan (MIRM 2. Ep 1)
2. Data serta informasi klinik dan manajerial D Bukti data informasi klinis 10
diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan dan manajerial sudah
untuk diintegrasikan sesuai
kebutuhan
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan
W · PPA
· Kepala bidang/divisi
0
W Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi dalam memi
mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
W · Kepala
bidang/divisi/
· Kepala unit
pelayanan
· Kepala Unit SIM-RS
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara
dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi
asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MIRM 4 : Lihat SNARS 1 Kumpulan data terdiri atas:
MFK 10)
2. Rumah sakit memberikan data D Bukti pelaksanaan 10
pemberian data
6 dan TKRS 5)
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program manajem
pendidikan dan penelitian.
· Direktur
dianalisis diubah menjadi informasi W · Kepala bidang/divisi 5
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan frekuens
dikehendaki.
0
W · Direktur
· Kepala bidang/divisi
· Direktur
W · Kepala bidang/divisi
0
W · Direktur
· Kepala bidang/divisi
· PPA
· Kepala/staf SIM-
RS
4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke W · Kepala SIM-RS 10
data dan informasi yang
0
S Peragaan proses pengolahan
data
Standar MIRM 7
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat wa
data terkini.
Lihat fasilitas
internet/perpustakaan
perundangan-undangan. (R)
· setiap pasien
memiliki satu nomor
rekam medis (MIRM
13)
· manajemen
data yang meliputi
butir a) sampai
dengan c)
3) Program unit
2. Organisasi pengelola rekam medis D Bukti penetapan pimpinan 10
dipimpin tenaga rekam medis yang memiliki unit rekam medis
kompetensi dan kewenangan mengelola
rekam medis sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. (D, W) 0
W
3. Tersedia tempat penyimpanan rekam D Bukti daftar inventaris 10
medis yang menjamin keamanan dan sarana dan prasarana ruang
kerahasiaan rekam medis. (D,O,W) penyimpanan rekam medis
2. Berkas rekam medis tersedia bagi semua D Bukti form rekam medis 10
profesional pemberi asuhan (PPA) sesuai pasien rawat jalan dan rawat
dengan regulasi rumah sakit. (D,O) (lihat inap
juga AP 1)
5
Lihat rekam medis pasien 0
rawat jalan dan rawat inap
O
3. Terdapat bukti bahwa form rekam D Bukti pelaksanaan evaluasi 10
form rekam
5
0
Standar MIRM 10
Rumah sakit mempunyai regulasi tentang retensi rekam medis.
pasien. (R)
2. Dalam rentang waktu penyimpanan 0 Lihat tempat penyimpanan 10
berkas rekam medis, Rumah Sakit berkas rekam medis
menjamin keamanan dan kerahasiaan
rekam medis
(O,W) 5
Kepala unit/Staf rekam 0
medis
W
3. Dokumen, data dan informasi D 1) Bukti pelaksanaan 10
pemusnahan
Standar MIRM 11
Berkas rekam medis dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan yang
tidak berhak.
Maksud dan Tujuan MIRM 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 11 Telusur Skor
izin. (R) 0
2. Rekam medis dalam bentuk kertas dan O 1) Lihat tempat 10
atau elektronik dilindungi dari kehilangan penyiimpanan berkas
dan kerusakan. (O,W) (lihat juga ARK.4.1) rekam medis
2) Lihat sistem IT, 5
software dan hardware
rekam medis
0
· Staf klinis
W
3. Rekam medis dalam bentuk kertas dan D Bukti pelaksanaan 10
atau elektronik dilindungi dari gangguan perlindungan rekam medis
dan akses serta penggunaan yang tidak sah. dari gangguan dan akses
(D,S,W) serta penggunaan yang tidak
sah
Peragaan pelaksanaan 5
perlindungan Kepala
unit/staf rekam medis
0
SW
4. Ruang dan tempat penyimpanan berkas O Lihat ruang dan tempat 10
rekam medis menjamin perlindungan penyimpanan rekam medis
terhadap akses dari
pelaksanaannya. (R) 0
5
· Kepala unit rekam 0
medis
· Staf rekam medis
Standar MIRM 13
Rumah sakit menyediakan rekam medis untuk setiap pasien.
penunjang (R) 0
(D,O) 5
Lihat rekam medis pasien 0
O
3. Ada bukti rekam medis pasien D Bukti rekam medis pasien 10
menggunakan satu unit penomoran RM menggunakan satu unit
untuk setiap pasien (D,W,O) penomoran
5
Lihat rekam medis pasien 0
OW
· Kepala unit/staf
rekam medis
· Pasien/keluarga
penunjang (D,O) 5
5
Lihat susunan berkas rekam 0
medis
O
Standar MIRM 13.1
Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi peng
pemeriksaan dan hasil pengobatan serta meningkatkan kesinambungan asuhan diantara PPA termasuk manajer pelayanan p
0
2. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis 10
memadai untuk mengidentifikasi pasien. berisi identifikasi pasien
(D,O)
5
Lihat berkas Rekam Medis 0
pasien
O
3. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis 10
memadai untuk mendukung diagnosis. berisi informasi yang
(D,O) mendukung diagnosis
5
Lihat Rekam Medis pasien 0
O
4. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis 10
memadai untuk memberi justifikasi asuhan berisi informasi yang
dan pengobatan. (D,O) memadai untuk memberi
justifikasi asuhan dan
pengobatan
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
5. Rekam medis berisi informasi yang D Bukti dalam rekam medis 10
memadai untuk mendokumentasikan berisi pemberian dan hasil
pemberian pengobatan
O
6. Aktivitas manajer pelayanan pasien D Bukti pencatatan kegiatan 10
dicatat dalam rekam medis. (MPP) (D,O,W) MPP dalam rekam medis
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
Standar MIRM 13.1.1
Rekam medis setiap pasien gawat darurat memuat jam kedatangan, ringkasan kondisi pasien saat keluar dari gawat darura
tindak lanjut asuhan.
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
3. Rekam medis pasien gawat darurat D Bukti dalam rekam medis 10
memuat ringkasan kondisi pasien saat gawat darurat memuat
keluar dari unit pelayanan gawat darurat. ringkasan kondisi pasien saat
(D,O) keluar dari unit pelayanan
gawat darurat
5
Lihat rekam medis pasien 0
OW
· PPA/Staf klinis IGD
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
Standar MIRM 13.2
Regulasi rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi rekam medis pasien dan menentukan isi rekam me
rekam medis.
W) 5
Lihat rekam medis pasien 0
O
3. Ada bukti individu yang berwenang D Bukti dalam rekam medis 10
mengisi RM memahami cara melakukan tentang pelaksanaan koreksi
koreksi. (W,O)
5
O W Lihat rekam medis pasien 0
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
2. Tanggal dan jam pengisian rekam medis D Bukti dalam rekam medis 10
dapat diidentifikasi. (D,O) ada tanggal, dan jam
pengisian
5
Lihat rekam medis pasien 0
O
Standar MIRM 13.4
Maksud dan Tujuan MIRM 13.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 13.4 Telusur Skor
0
W Ketua/anggota tim reviewer
5
Ketua/anggota tim reviewer 0
W
4. Fokus review adalah pada ketepatan D Bukti pelaksanaan review 10
waktu, keterbacaan dan kelengkapan fokus pada ketepatan waktu,
rekam medis. (D,W) keterbacaan dan
kelengkapan rekam medis
5
Ketua/anggota tim reviewer 0
W
5. Proses review termasuk isi rekam medis D Bukti pelaksanaan review 10
harus sesuai dengan peraturan dan sesuai peraturan
perundang- perundangan-undangan
undangan. (D, W) 5
W
6. Proses review termasuk rekam medis D Bukti pelaksanaan review 10
pasien yang masih dirawat dan pasien yang meliputi rekam medis pasien
sudah pulang. (D, W) yang masih dirawat dan
pasien yang sudah pulang
5
Ketua/anggota tim reviewer 0
W
7. Hasil review dilaporkan secara berkala D 1) Bukti laporan hasil 10
kepada Direktur rumah sakit. (D,W) review
0
· Pimpinan RS
(R) 0
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. (D, W) D 1) Bukti pelaksanaan 10
pelaksanaan privasi dan
kerahasiaan informasi
0
· Kepala unit rekam
medis
W
3. Kepatuhan pelaksanaan regulasi D Bukti pelaksanaan 10
dimonitor. (D,W) monitoring kepatuhan
terhadap regulasi
5
· Kepala unit rekam 0
medis
5
· DPJP 0
· Staf rekam medis
W
2. Ringkasan pulang memuat indikasi D Bukti form ringkasan pulang 10
memuat
W · DPJP
· Staf rekam medis
W · DPJP
· Staf rekam medis
(D,W) EP 4)
W · DPJP
· Staf rekam medis
saat akan pulang rumah sakit. saat akan pulang rumah sakit 0
(sesuai ARK
W · DPJP
· Staf rekam medis
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah pe
sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayan
daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eks
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kes
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan keseha
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan rumah sakit say
pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PON
3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit, termasuk upaya peningkatan pelayanan
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipin
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
· Direktur RS
pimpinan rumah sakit di dalam W · Kepala bidang/divisi 5
W
5. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring D Bukti pelaksanaan 10
dan evaluasi program rumah sakit sayang monitoring dan evaluasi
ibu dan bayi (RSSIB). (D,W) program rumah sakit sayang
ibu dan bayi (RSSIB),
meliputi:
5
· Ketua/anggota Tim 0
PONEK
· Komite/Tim PMKP
0
2. Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK. D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
(D,W) tentang pelayanan PONEK
oleh narasumber yang
kompeten
5
· Ketua/anggota Tim 0
PONEK
5
W Ketua/anggota Tim PONEK 0
0
Lihat ruang pelayanan IGD,
kamar bersalin, ruang nifas,
ruang perinatologi, kamar
operasi, ruang ante natal
care (ANC)
O
· Ketua/anggota
Tim PONEK
· Kepala/staf
ruangan
W
Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan edukasi dan pera
kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
5
· Ketua/anggota tim 0
PONEK
· Pasien/keluarga
· Pasien/keluarga
· Kepala/staf
ruangan
W · Pasien/keluarga
1) Ketersediaan
anggaran program
penanggulangan
HIV/AIDS (pelatihan,
fasilitas, APD)
berpartisipasi dalam 5
HIV/AIDS termasuk
pelaporannya. (D,W) W
0
SASARAN III: PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
Standar 3
Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya melalu
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pence
penobatan , pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasi
pengunjung serta staf rumah sakit
b) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem in
penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan pelaporan tube
obat.
c) Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit t
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalia
tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang pelaksanaann
pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit
0
2. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi D Bukti keterlibatan pimpinan 10
dalam menetapkan keseluruhan RS dalam pelaksanaan
proses/mekanisme dalam program program pelayanan
pelayanan tuberkulosis termasuk tuberkulosis yang melibatkan
pimpinan RS antara lain
meliputi:
pelaporannya. (D,W) 1) Ketersediaan 5
anggaran program
pelayanan tuberkulosis
(pelatihan, fasilitas,
APD)
tuberkulosis
W · Direktur/Kepala
bidang/divisi
0
· Ketua/anggota
DOTS TB
W
4. Ada bukti pelaksanaan D 1) Bukti pelaksanaan 10
surveilans tuberkulosis
2) Bukti laporan data
surveilans tuberkulosis
sesuai dengan PPI 6
W · Pasien/keluarga
Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.
0
2. Ada bukti pelatihan pelayanan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10
pelayanan pelayanan dan
5
0
W Ketua/anggota Tim DOTS TB
5
· Ketua/anggota tim 0
DOTS TB
W · Kepala/stafrawat
inap
· IPCN
3. Tersedia ruang pengambilan spesimen O Lihat ruang pengambilan 10
sputum yang memenuhi pedoman spesimen sputum yang
pencegahan dan pengendalian infeksi memenuhi prinsip PPI TB
tuberkulosis. (O,W)
5
· Ketua/anggota Tim 0
DOTS TB
W · Kepala/staf
laboratorium
· IPCN
4. Tersedia ruang laboratorarium O Lihat ruang laboratorium 10
tuberkulosis yang memenuhi pedoman untuk pemeriksaan sputum
pencegahan dan pengendalian infeksi BTA yang memenuhi prinsip
tuberkulosis. (O,W) PPI TB
5
· Ketua/anggota tim 0
DOTS TB
W · Kepala/staf
laboratorium
· IPCN
Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis
0
2. Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap D O W Bukti kepatuhan staf medis 10
panduan praktik klinis tuberkulosis. (D,O,W) terhadap PPK Tuberkulosis
Lihat RM pasien
· Ketua/anggota tim 5
DOTS TB
· DPJP
· PPA lainnya
· Pasien/keluarga
0
Lihat pelaksanaan proses
skrining pasien Tuberkulosis
di bagian pendaftaran
O
· Petugas
pendaftaran/admisi
W
4. Ada bukti staf mematuhi penggunaan O 1) Lihat kepatuhan staf 10
alat pelindung diri (APD) saat kontak dalam penggunaan APD di
dengan pasien atau specimen. (O,W) unit pelayanan pasien
tuberkulosis (Rawat Inap,
Rawat Jalan, Laboratorium,
saat transfer pasien)
2) Lihat ketersediaan 5
APD di unit pelayanan
pasien tuberkulosis
(Rawat Inap, Rawat
Jalan, IGD, Radiologi,
Laboratorium)
0
· PPA
· Staf klinis
0
· Pasien/Keluarga
· Pengunjung RS
W
SASARAN IV: PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Standar 4
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
0
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat D 1) Bukti pelaksanaan 10
dalam menyusun program. (D,W) rapat tentang
penyusunan program
melibatkan pimpinan RS
0
· Direktur
· Kepala unit
pelayanan
W · Kepala bidang/divisi
5
· Lihat pemberian 0
antibiotik profilaksis
saat di kamar operasi
sesuai PPK
O · Dokter
· Perawat
· Apoteker
· Komite/tim PPRA
W
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA D Bukti laporan tentang PPRA 10
secara berkala kepada KPRA. (D,W) RS secara berkala minimal 1
(satu) tahun sekali kepada
KPRA Kemenkes
0
· Direktur RS
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
Indikator mutu :
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi
d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten
· PPA
3. Ada penetapan indikator mutu yang D W Bukti penetapan indikator 10
meliputi a) sampai dengan mutu
· Direktur RS 0
· Komite/Tim PPRA
· Direktur RS 0
W · Komite/tim PPRA
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sos
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama se
Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin meningkat, sehingga
terjadi peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan pelayanan geria
tingkat jenis pelayanan geriatri:
(R) 0
0
Laporan pelaksanaan
kegiatan tim terpadu geriatri
DW
· Ketua/anggota Tim
Terpadu Geriatri
5
O W Lihat hasil monitoring dan 0
evaluasi kegiatan pelayanan
geriatri
5
· Ketua/anggota Tim 0
Terpadu Geriatri
(R) 0
2. Ada program PKRS terkait Pelayanan D Bukti penetapan program 10
Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat PKRS yang memuat kegiatan
Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Pelayanan Kesehatan Warga
Community Geriatric Service). (D,W) Lanjut usia di Masyarakat
Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community
Geriatric Service) 5
0
· Kepala/staf PKRS
W
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan D Bukti leaflet atau alat bantu 10
(brosur, leaflet dll). (D,W) edukasi memuat materi
edukasi tentang pelayanan
kesehatan warga lanjut usia
di masyarakat
5
· Kepala/staf PKRS 0
· Ketua/Anggota Tim
Terpadu Geriatri
W · Pasien/keluarga
0
OW · Ketua dan anggota
Tim PKRS
1) Pencatatan 5
kegiatan dengan
indikator antara lain
lama rawat inap, status
fungsional, kualitas
hidup, rehospitalisasi
dan kepuasan pasien
· Pimpinan RS
· Ketua/anggota Tim
Terpadu Geriatri
Standar IPKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang persetujuan pemilik dan pengelola dalam pembuatan perjanjian kerja sama penye
pendidikan klinis di rumah sakit.
2. Ada kerjasama antara rumah sakit dengan D 1) Bukti daftar Institusi 10
institusi pendidikan yang sudah terakreditasi. pendidikan yang
(D) kerjasama dengan RS
Standar IPKP 2
Pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang diselenggarakan di rumah sakit mempunyai akuntabilitas manajemen,
prosedur yang jelas.
Maksud dan Tujuan IPKP 2 : Lihat SNARS 1 Dokumen kelengkapan peserta pendidikan di RS :
b) ijazah, surat tanda registrasi, dan surat izin praktik yang menjadi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-und
tujuan. (R) 0
2. Ada daftar lengkap memuat nama semua D Bukti daftar nama peserta 10
peserta pendidikan klinis yang saat ini ada pendidikan klinis terkini
di rumah sakit. (D)
5
0
3. Untuk setiap peserta pendidikan klinis D Bukti kelengkapan dokumen 10
terdapat dokumentasi yang berisi paling peserta pendidikan klinis
sedikit meliputi a) sampai dengan e) di terdiri dari:
maksud dan tujuan. (D)
1) Dokumentasi 5
pendidikan PPDS dan
PPDSS meliputi a)
sampai dengan e)
PPDSS cukup
dokumentasi a) dan e)
saja
Standar IPKP 3
Tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit disesuaikan dengan jumlah staf yang memberikan pendidikan k
jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit.
perundang-undangan. (D)
0
· Direktur/kepala
bidang/divisi
· Komkordik
W
Standar IPKP 4
Seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis mempunyai kompetensi sebagai pendidik klinis dan mendapatkan kewenan
pendidikan dan rumah sakit.
2. Ada daftar staf klinis yang memberikan D Bukti daftar staf klinis yang 10
pendidikan klinis secara lengkap (akademik memberikan pendidikan,
dan profesi) sesuai dengan jenis pendidikan dilengkapi dengan status
yang dilaksanakan di RS. (D,W) kepegawaiannya
5
· Kepala 0
Diklat/Komkordik
W
3. Ada uraian tugas, tanggung jawab, dan D Bukti uraian tugas, tanggung 10
juga wewenang untuk setiap staf yang jawab, dan wewenang untuk
memberikan pendidikan klinis. (lihat juga seluruh staf pendidik klinis
KKS 10, KKS 13, dan KKS 16) (D,W)
5
· Kepala 0
Diklat/Komkordik
berkelanjutan. (D)
Standar IPKP 5
Rumah sakit memastikan pelaksanaan supervisi yang berlaku untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan staf klinis di rumah s
5
Bukti pelaksanaan supervisi: 0
(D,W) 5
0
Standar IPKP 6
Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang diberikan berada dal
mempertahankan atau meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
0
Peserta pendidikan klinis
W
3. Ada bukti pelaksanaan dan dokumentasi D Bukti keterlibatan peserta 10
peserta didik yang diikutsertakan dalam didik dalam program
semua program peningkatan mutu dan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit. keselamatan pasien di
rumah sakit, misalnya dalam
pengumpulan data, analisis
dan intepretasi dari indikator
mutu dan keselamatan
pasien.
(D,W) 5
0
3
membuat identifikasi tidak benar
daan koma, saat pasien berpindah
layanan atau tindakan dan kedua,
akan di rumah sakit mengharuskan
rekam medik, atau bentuk lainnya
identifikasi pasien. Dua (2) bentuk
rurat, kamar operasi, unit layanan
ikut:
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
EPAT-PASIEN YANG
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TS TS TT
ebelum operasi dimulai, dilakukan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
AN
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
sistem pelayanan yang terintegrasi
pelayanan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an prioritas untuk asesmen dan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
reventif, paliatif, kuratif, dan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
han, dan perkiraan biayanya.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
k mendukung penempatan
ma
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
;
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
anan (DPJP) untuk memberikan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
erdasar atas kondisi kesehatan
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
catatan tersendiri Profil Ringkas
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
kan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an asuhan berkesinambungan dan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
an.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ngan,
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
m asuhan.
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ta menghormati kebutuhan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
rian.
TL
- TT
TL TS TT
i.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
oses asuhan
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
nya agar mereka dapat
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
u
n hidup dasar
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
am proses ini.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
ngani persetujuan umum (general
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
t dibantu oleh staf yang terlatih
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ang
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
litian
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an akses ke penelitian / uji klinis
n dan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
aku untuk :
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
/ uji
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
n
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
kan
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
pasien dari aspek biologis,
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
pasien dari aspek biologis,
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
asesmen dan tindakan lebih lanjut
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TT
TL
TS
TT
n asesmen ulang.
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ofesi masing-masing
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an perundang-undangan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
n untuk mengerjakan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
bat paparan bahan-bahan dan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS
TT
layanan prima.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS
TT
yang berwenang
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
n sesuai peraturan perundang-
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
AL
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
mengerjakan pemeriksaan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
dalian infeksi
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
adiodiagnostik, Imajing dan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
sional.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ntervensional (RIR ) yang prima
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
editasi.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
ai berikut:
nduan Praktik Klinis (PPK), Panduan
rintegrasi/CPPT;
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
PK 4)
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
NGGI
diberikan berdasar atas panduan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an tindakan.
TL
-
TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
efektif
ing
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ma.
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
pulasi
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
GI
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an kebutuhan mereka.
sedihan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
uarga;
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
-
TT
TL
TT
TL
TS
TT
nan
memenuhi peraturan perundang-
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
an didokumentasikan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
dosisnya.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ang diterapkan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an untuk:
tindakan
m masuk rawat inap atau sebelum
induksi berbasis IAR, terpisah dari
rlangsung sesaat sebelum induksi
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TT
TL TS TT
TL TS TT
ang dapat membuat keputusan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
Asesmen pra bedah (berbasis IAR)
il asesmen memberikan informasi
TL
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
na asuhan lanjutan.
regulasi RS.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
us memperhatikan pertimbangan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
an perundangan-undangan dan
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
ngan peraturan perundang-
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
eperti
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
n bahan medis habis pakai tidak
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
g, dan lainnya;
rumah sakit.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an;
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
mintaan obat.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
ah sakit dan informasi tentang
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
akses untuk mendapatkan
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
engerti.
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
n berkelanjutan.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
EN
pelaporan dilaksanakan;
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
TS TT
ional
TL
TT
TL TS TT
TL
TS
TT
it;
TL
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
ol
r klinis dan/atau protokol klinis dan
onitor oleh Komite Medik. Dengan
h sakit.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
uk mendukung asuhan pasien dan
PMKP 2.1)
ase
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ndukung asuhan pasien dan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
erubah;
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
aris terjadi
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
nya
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
tesi
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
C).
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
k analisis berkelanjutan.
ari
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
serta mengurangi risiko lain
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
-
TT
TL
TS
TT
TL
TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL
-
TT
MBER DAYA
di unitnya masing-masing;
uraian tugasnya - -
0 TT
Telusur Skor
R Penetapan anggaran pelaksanaan program PPI 10 TL
- -
0 TT
O Lihat fasilitas yang tersedia untuk menunjang 10 TL
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
ogram terkait dengan pelayanan
erikut:
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
yang jelas;
TL
- TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
pplies) yang sudah kadaluwarsa
TL
- TT
TL TS TT
an perundang-undangan.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
PI).
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
undangan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
gan wadah, dan surveilans proses
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
ng.
TL
- TT
TL TS TT
mengalami imunitas rendah
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
ndalikan infeksi.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
petugas lainnya yang terlibat
n;
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
eh pemilik RS.
an Rumah Sakit;
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
asien Rumah Sakit, menerima
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
nakan jenis pelayanan klinis yang
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
tan pasien.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
matan pasien kepada representasi
but;
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
terapkan, dan bagaimana
didikan.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
men
i dengan kontrak.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
pasien.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
kan staf RS memiliki ijin dan
an
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
(trial) tersebut.
ent)
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
s lainnya secara efektif, lengkap
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
n mengkoordinasikan pelayanan
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
peningkatan mutu dan
u di unitnya.
TL TS TT
TL TS TT
esifik terhadap cakupan pelayanan
ersebut , yang dapat dipergunakan
uhan pasien di unit pelayanan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
dengan alur klinis (clinical pathway)
g akan dilakukan evaluasi.
emenuhi kriteria :
ecara Nas.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
diberikan didalam norma-norma
keperawatan
Skor
10 TL
- -
pi dengan uraian tugas dan tata 0 TT
esi (TKRS 8 EP 5)
tik pegawai
t darurat 0
a pegawai 10 TL TS TT
eguran 5
TL TS TT
TL TS TT
n klinis dan pelayanan nonklinis.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ndang-undangan.
elamatan pasien.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
an persyaratan pemeriksaan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
asap
tuk mengurangi risiko
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
k dan menciptakan lingkungan
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ponen-komponen lainnya
o sebagai dampak dari renovasi,
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
angan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
encana alam atau lainnya yang
dian
1.1 EP 4)
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
ara terus menerus.
ventaris.
g-
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
ckup
TL
- TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ndangan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
ndukung rencana mengganti atau
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TT
TL
TT
TL
TS
TT
engan menetapkan jumlah, jenis,
uran perundang-undangan.
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
sakit.
TL
TT
10
TL
TS TT
ngembangannya sesuai peraturan
TL
- TT
TL
- TT
TL
- TT
etahuan dan persyaratan lain dari
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
kembali harus memperhatikan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
n.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
rbaharui.
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
fesi berkelanjutan untuk
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
dapat melaksanakan secara benar
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
memberikan asuhan kepada
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
alam kredensialing staf medis.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an
uai
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
an
TL
- TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
NIS
- TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
TS
TT
undangan.
TL
- TT
TL
TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
perundang-undangan.
TL
TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL
TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
AYI
ngkah-langkah pelaksanaan
paripurna.
yi.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS
TT
TL TS TT
edukasi dan perawatan metode
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
valuasinya melalui kegiatan:
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
- TT
s.
TL
TS
TT
TL
TS
TT
TL TS
TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
dangan.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
n.
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
- TT
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
gan tingkat jenis pelayanan.
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
- TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
TL TS TT
kerja sama penyelenggaraan
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
n perundang-undangan;
TL
- TT
TL TS TT
TL TS TT
ikan pendidikan klinis, variasi dan
TL
TS TT
TL TS TT
patkan kewenangan dari institusi
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT
erikan berada dalam upaya
TL
TS
TT
TL TS TT
TL TS TT
TL
TS
TT
TL
TS
TT