Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Sasaran Keselamatan Pasien wajib diterapkan di rumah sakit untuk
mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar WHO Pasien Safety
(2007).
Salah satu upaya dalam mencegah terjadinya insiden keselamatan
pasien adalah rumah sakit menerapkan proses untuk menjamin
ketepatan proses mengidentifikasi pasien dengan benar. Mengidentifikasi
pasien dengan benar adalah suatu sistem identifikasi kepada pasien
untuk membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya
yang dilakukan dengan cara yang benar sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam memberikan pemberian pelayanan kepada pasien
dan untuk mencegah terjadinya akibat buruk yang disebabkan oleh
proses identifikasi yang tidak benar serta rendahnya tingkat kepatuhan
pemberi pelayanan dimana tidak melakukan identifikasi pasien ataupun
salah dalam melakukan proses identifikasi pasien itu sendiri.
Kesalahan mengidentifikasi pasien atau tidak dilakukannya
identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek pelayanan baik saat
proses diagnosis, pengobatan serta tindakan keperawatan, pemberian
nutrisi dan semua tindakan lainnya yang diberikan kepada pasien,
misalnya saat pemberian obat, pemberian cairan intravena,keadaan
pasien masih dibius, mengalami disorientasi atau belum sepenuhnya
sadar, adanya kemungkinan pindah tempat tidur, pindah kamar atau
pindah lokasi didalam rumah sakit, atau apabila pasien memiliki cacat
indra atau rentan terhadap situasi berbeda.

II. Tujuan
Adapun tujuan dari mengidentifikasi pasien dengan benar adalah:
a. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan diberi layanan,
tindakan atau pengobatan tertentu secara tepat
b. Mencocokkan layanan atau perawatan yang akan diberikan
dengan pasien yang akan menerima layanan
Rumah sakit telah menetapkan proses identifikasi pasien
menggunakan minimal 2 (dua) identitas pasien yaitu nama lengkap,

1
tanggal lahir, ditambah identitas lain yaitu jenis kelamin dan nomor
rekam medis.
Rumah sakit telah menerapkan proses identifikasi dengan membuat
kebijakan berupa pemakaian gelang pengenal kepada semua pasien rawat
inap dan yang akan menjalani suatu prosedur dengan benar saat masuk
rumah sakit dan selama masa perawatannya. Selama perawatan pasien
rawat inap harus mengenakan gelang pengenal dengan 4 data (nama
pasien,tanggal lahir, jenis kelamin, nomor rekam medis). Warna gelang
pengenal diberikan berdasarkan jenis kelamin, yaitu gelang berwarna
merah muda untuk pasien wanita dan gelang berwarna biru untuk pasien
pria. Jika pasien memiliki alergi, baik alergi makanan maupun obat,
diberikan stiker berwarna merah. Untuk pasien dengan resiko jatuh
kategori sedang dan tinggi menurut skoring morse fall atau skoring
humpty dumpty diberikan stiker bewarna kuning dan pada tempat tidur
dipasang tanda resiko jatuh dan stiker warna ungu bagi pasien yang tidak
boleh dilakukan resusitasi.
Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap, dan pasien
yang akan menjalani suatu prosedur. Pelaksana panduan ini adalah
semua pemberi pelayanan diantaranya tenaga kesehatan medis, perawat,
farmasi, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya, dan non medik, staf di
ruang rawat inap, staf administrasi dan staf pendukung yang bekerja di
rumah sakit

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengertian
Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat
menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi kita dapat
mengetahui identitas seseorang dan dengan identitas tersebut kita dapat
mengenal seseorang dengan membedakan dari orang lain. Pasien di
rumah sakit juga harus di identifikasi dengan benar pada saat
pendaftaran maupun setelah dirawat.
Ketepatan mengidentifikasi pasien dengan benar merupakan hak
pasien. Kebijakan atau prosedur setidaknya menggunakan 2 (dua)
identitas yaitu nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor rekam
medis sesuai dengan ketentuan rumah sakit

B. Ruang Lingkup
Proses identifikasi menggunakan minimal dua identitas dilakukan
secara visual (melihat) dan atau verbal (lisan) saat :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat, pemberian cairan intravena,
pemberian darah atau produk darah, radioterapi, nutrisi dan lain-lain
b. Prosedur tindakan operasi atau tindakan invasif lainnya (vena secti,
kateterisasi jantung dan lain-lain) sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan rumah sakit
c. Prosedur diagnostic: pengambilan sampel, pungsi lumbal, endoskopi,
pemeriksaan radiologi dan lain-lain
d. Kondisi-kondisi tertentu dimana pasien tidak dapat berkomunikasi :
pasien terpasang ventilator, pasien bayi, pasien tidak sadar, pasien
pada saat terjadi darurat bencana dan lain-lain

C. Rawat Jalan
Pasien yang berobat ke poli rawat jalan mendaftar di rekam medis
dengan membawa KTP, KK atau kartu asuransi, untuk pasien lama
menyertakan kartu berulang (kartu berobat). Petugas rekam medis
menuliskan minimal 2 identitas pasien (Nama pasien, Tanggal lahir
pasien, Jenis kelamin dan nomor rekam medis.

3
D. Rawat Inap
Pasien atau keluarga pasien mendatangi petugas admisi. Petugas
admisi menyiapkan gelang identitas dengan menuliskan 4 identitas (nama
pasien, tanggal lahir pasien, jenis kelamin dan nomor rekam medis).
Gelang dimasukan ke dalam status dan status diantar oleh perawat rawat
jalan atau perawat IGD ke rawat inap. Status diserahkan kepada perawat
rawat inap dan perawat rawat inap memasangkan gelang identitas pada
pasien.

E. IGD
Pasien yang berobat ke IGD mendaftar di rekam medis dengan
membawa KTP, KK atau kartu asuransi, untuk pasien lama menyertakan
kartu berulang (kartu berobat). Petugas rekam medis menuliskan 4
identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir pasien, jenis kelamin dan
nomor rekam medis)

F. Penunjang Medis
Petugas wajib mengidentifikasi pasien sesuai dengan surat
permintaan yang dikirim oleh dokter. Petugas harus bertanya kembali
secara lisan dengan pertanyaan terbuka pada pasien atau keluarga
minimal 2 dari 4 identitas yang ada.

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


1. Prinsip
a. Semua pasien rawat inap, IGD dan yang akan menjalani suatu
prosedur harus diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah
sakit dan selama masa perawatan.
b. Pasien rawat inap harus menggunakan gelang identitas dengan
minimal 2 identitas (nama pasien, tanggal lahir , jenis kelamin
dan nomor MR).
c. Tujuan utama gelang identifikasi adalah untuk mengidentifikasi
pemakainya.
d. Gelang identifikasi digunakan pada proses untuk
mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, transfusi/produk
darah, pengobatan, prosedur/ tindakan, pengambilan sampel
darah dan urin atau cairan tubuh lainnya dan sebelum tranfer
pasien dan lain-lain

2. Seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD dr Rasidin Padang


a. Memahami dan menerapkan prosedur Identifikasi pasien.
b. Memastikan mengidentifikasi pasien yang benar ketika
pemberian obat, transfusi/ produk darah, pengobatan, prosedur/
tindakan, pengambilan sampel darah dan urin atau cairan tubuh
lainnya.
c. Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien, termasuk
hilangnya gelang identifikasi.
3. SDM yang bertugas
a. Tenaga Rekam Medik
1. Bertanggung jawab menyerahkan gelang identifikasi kepada
petugas admisi
2. Memastikan gelang identifikasi telah sampai ke tenaga
perawat di ruang rawat inap untuk dipasangkan kepada
pasien jika pasien masuk melalui poliklinik

5
b. Petugas admisi
1. Bertanggung jawab memakaikan gelang identifikasi pasien di
igd dan memastikan kebenaran data yang tercatat di gelang
identifikasi.
c. Perawat Penanggung Jawab Pelayanan
1. Bertanggung jawab memakaikan gelang identifikasi pasien
jika pasien masuk dari poliklinik dan memastikan kebenaran
data yang tercatat di gelang identifikasi.
2. Memastikan gelang identifikasi terpasang dengan baik. Jika
terdapat kesalahan data, gelang identifikasi harus diganti dan
bebas coretan
d. Kepala Ruangan dan Kepala Instalasi
1. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur
mengidentifikasi pasien dengan benar dan menerapkannya
2. Menyelidiki semua insidens salah identifikasi pasien dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah
terulangnya kembali insidens tersebut
e. Direktur, Kepala Bidang (Bagian)
1. Memantau dan memastikan Panduan Identifikasi Pasien
dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi
2. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Identifikasi
pasien

B. PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN GELANG PENGENAL


Setiap pasien wajib memiliki dan memakai gelang pengenal selama
menjalani perawatan di Rumah Sakit dan hanya boleh dilepas saat pasien
pulang/ keluar dari RS. Gelang pengenal di pasang oleh petugas admisi
IGD, maupun perawat ruang rawat inap ketika pasien masuk dan
melakukan pengecekan awal sebelum gelang pengenal terpasang berupa:
a. Gelang pengenal pasien mencakup minimal 2 (dua) identitas yaitu:
1. Nama pasien sesuai dengan KTP atau KK
2. Tanggal lahir pasien (tanggal/ bulan/ tahun)
3. Jenis Kelamin
4. Nomor rekam medis pasien
b. Jika pasien memiliki alergi, baik alergi makanan maupun obat,
ditempelkan stiker berwarna merah. Riwayat dan jenis alergi pasien
harus dicacat dibagian sampul rekam medis.

6
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh kategori sedang dan tinggi
menurut skoring morse fall atau skoring humpty dumpty di
tempelkan stiker bewarna kuning dan pada tempat tidur di
gantung tanda resiko jatuh.
c. Untuk pasien yang tidak boleh dilakukan tindakan resusitasi
tempelkan stiker berwarna ungu.
d. Nama pasien pada gelang pengenal tidak boleh disingkat, nama
harus sesuai dengan yang tertulis di rekam medis.
e. Gelang pengenal jangan pernah dicoret atau ditulis ulang, ganti
gelang pengenal jika terdapat kesalahan penulisan data

C. PROSEDUR PEMAKAIAN GELANG


a. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuan kepada pasien.
b. Periksa ulang minimal 2 identitas di gelang pengenal sebelum
dipakaikan ke pasien.
c. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan
terbuka, misalnya ”Sesuai standar keselamatan pasien di rumah
sakit tolong ibuk/bapak sebutkan nama lenkap dan tanggal lahir”
(Jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti: ”Apakah nama
Anda Ibu Sari”). Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya
(misalnya pada pasien tidak sadar, bayi, disfasia, dan gangguan
jiwa), verifikasi identitas pasien kepada keluarga / pengantarnya.
Jika mungkin gelang pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk
identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi. Tanya ulang nama
dan tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan jawaban pasien
dengan data yang tertulis digelang pengenalnya.
d. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan pasien yang
dominan, jelaskan dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan
nyaman untuk pasien.
e. Jika tidak dapat dipakaikan dipergelangan tangan, pakaikan
dipergelangan kaki, pada situasi dimana tidak dapat dipasang
dipergelangan kaki, gelang pengenal dapat dipakaikan di baju pasien
di area yang jelas terlihat. Hal ini harus dicatat di rekam medis
pasien, gelang pengenal harus dipasang ulang jika baju pasien
diganti dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu.
f. Pada kondisi tidak memakai baju, gelang pengenal harus menempel
pada badan pasien dengan menggunakan perekat transparan /
tembus pandang. Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien.

7
D. EVALUASI IDENTIFIKASI DAN PENGECEKAN GELANG PENGENAL
a. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan
di Rumah Sakit.
b. Pengecekan gelang pengenal dilakukan tiap kali pergantian jaga
perawat.
c. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan
benar dan pastikan gelang pengenal terpasang dengan baik.
d. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang
identitas pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan
yang tercantum di gelang pengenal.
e. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang
baru.
f. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/ pulang dari
rumah sakit.
g. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal, hal ini
dapat disebabkan :
- Menolak penggunaan gelang pengenal
- Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit
- Gelang pengenal terlalu besar
- Pasien melepas gelang pengenal
h. Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika
gelang pengenal tidak dipakai, alasan pasien harus dicatat pada
rekam medis
i. Jika pasien menolak menggunakan gelang pengenal, petugas harus
lebih waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien
dengan benar sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.

E. PROSEDUR IDENTIFIKASI PADA PASIEN DENGAN KEADAAN KHUSUS


a. Pasien bayi baru lahir atau neonatus
- Gunakan gelang pengenal di ekstremitas
- Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, data di
gelang pengenal berisikan By di ikuti nama ibu, tanggal lahir bayi
dan nomor rekam medis bayi.
- Pada bayi kembar identifikasi bayi ditambahkan dengan jam
kelahiran.
- Saat nama bayi sudah didaftarkan, gelang pengenal berisi data
ibu dapat dilepas dan di lapor ke Admisi untuk diganti dengan
gelang pengenal yang berisikan data bayi

8
- Gunakan gelang pengenal berwarna merah muda (pink) untuk
bayi perempuan dan biru untuk bayi laki-laki
b. Pasien dengan nama yang sama di ruang rawat
- Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus
dikonfirmasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali
pergantian jaga dengan lebih memperhatikan tanggal lahir atau
nomor rekam medis pasien serta mencatat pada lembar depan
status pasien.
c. Pasien yang identitasnya tidak diketahui
- Pasien akan diberi gelang sesuai jenis kelamin berisi mr atau mrs
x, nomor rekam medik dan jam masuk ke ruang rawat inap.
- Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang pengenal
baru dengan identitas yang benar.
d. Pasien rawat jalan
- Tidak perlu menggunakan gelang pengenal
- Sebelum melakukan suatu prosedur/ terapi, tenaga medis harus
menanyakan identitas pasien berupa nama dan tanggal lahir.
Data ini harus dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam
medis
- Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum/ puskesmas/
layanan kesehatan lainnya, surat rujukan harus berisi identitas
pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat. Jika data
ini tidak ada, prosedur/ terapi tidak dapat dilaksanakan
- Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya
sendiri, verifikasi data dengan menanyakan keluarga/pengantar
pasien.
e. Pasien yang meninggal
- Pasien yang meninggal diruang rawat rumah sakit harus
dilakukan konfirmasi terhadap identitasnya dengan gelang
pengenal dan rekam medis (sebagai bagian dari proses verifikasi
kematian).
f. Pasien gangguan jiwa
- Kapanpun dimungkinkan pasien gangguan jiwa harus
menggunakan gelang pengenal
- Identifikasi dilakukan dengan menggunakan foto pasien dan
nomor rekam medis
- Akan tetapi terdapat hal-hal seperti kondisi pasien atau
penanganan pasien yang menyebabkan sulitnya mendapatkan

9
identitas pasien dengan benar sehingga perlu dipertimbangkan
untuk menggunakan metode identifikasi lainnya.
- Identifikasi pasien dilakukan oleh petugas yang dapat diandalkan
untuk mengidentifikasi pasien, dan lakukan pencatatan di rekam
medis.
- Pada kondisi dimana petugas tidak yakin/ tidak pasti dengan
identitas pasien (misalnya saat pemberian obat), petugas dapat
menanyakan nama dan tanggal lahir pasien (jika memungkinkan)
dan dapat dicek ulang pada rekam medis.

F. PROSEDUR YANG MEMBUTUHKAN IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN


BENAR
1. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi
pasien:
- Pemberian obat-obatan
- Prosedur pemeriksaan radiologi (Rontgen, MRI, dan sebagainya)
- Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya
- Transfusi darah
- Pengambilan sample (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya)
- Transfer pasien
- Konfirmasi kematian
2. Para staf RS harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar
dengan menanyakan minimal dua identitas dari tiga identitas pasien
seperti nama dan tanggal lahir pasien, kemudian
membandingkannya dengan yang tercantum di rekam medis dan
gelang pengenal. Jangan menyebutkan nama, tanggal lahir, dan
alamat pasien dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan
jawaban ya/ tidak
3. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak memakai
gelang pengenal. Gelang pengenal harus dipakaikan ulang oleh
perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum
pasien menjalani suatu prosedur
4. Identifikasi pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan radiologi
yaitu :
- Operator harus memastikan identitaspasien dengan benar
sebelum menjalani prosedur dengan cara :
 Meminta pasien dengan menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahirnya

10
 Periksa dan bandingkan data pada gelang pengenal dengan
rekam medis, jika data yang diperoleh sama lakukan
prosedur
 Jika terdapat ≥ 2 pasien didepartemen radiologi dengan nama
yang sama, periksa ulang identitas dengan melihat alamat
rumahnya
- Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus
diperoleh sebelum radiasi (exposure) dilakukan
5. Identifikasi pasien yang menjalani operasi :
- Petugas dikamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
- Jika diperlukan untuk melepas gelang pengenal selama
dilakukan operasi, tugaskanlah seorang perawat dikamar operasi
untuk bertanggungjawab melepas dan memasang kembali gelang
pengenal pasien
- Gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan didepan rekam
medis pasien.
6. Identifikasi pengambilan dan pemberian produk/komponen darah
- Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan
penyerahan komponen darah (transfusi) merupakan
tanggungjawab petugas yang mengambil darah
- Dua orang staf RS yang kompeten harus memastikan kebenaran,
data demografik pada kantong darah, jenis darah, golongan
darah pada pasien dan yang tertera pada kantong darah, waktu
kadaluarsanya, dan identitas pasien pada gelang pengenal
- Staf RS harus meminta pasien untuk menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahirnya
- Jika staf RS tidak yakin/ ragu akan kebenaran identitas pasien,
jangan lakukan transfusi darah sampai diperoleh kepastian
identitias pasien dengan benar.

G. MELEPAS GELANG PENGENAL


- Gelang pengenal hanya dilepas pada saat pasien pulang atau keluar
dari rumah sakit
- Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang
bertanggungjawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah
sakit
- Gelang pengenal dilepas setelah semuanya proses selesai dilakukan,
proses ini meliputi pemberian obat-obatan kepada pasien dan

11
pemberian penjelasan mengenai rencana perawatan selanjutnya
kepada pasien dan keluarga, juga setelah keluarga menyelesaikan
rekening pembayaran dengan menunjukkan bukti kwitansi (jika
ada).
- Gelang pengenal yang sudah tidak dipakai harus digunting menjadi
potongan-potongan kecil sebelum dibuang ketempat sampah
- Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang
pengenal sementara (saat masih dirawat di rumah sakit) misalnya
lokasi pemasangan gelang pengenal mengganggu suatu prosedur,
segera setelah prosdur selesai dilakukan, gelang pengenal dipasang
kembali.

12
BAB IV
PENCATATAN (DOKUMENTASI) DAN PELAPORAN

Sistem pencatatan dan pelaporan dari identifikasi pasien di rumah sakit


adalah :
1. Semua pasien mempunyai gelang identitas, yang berisi nama, nomor
rekam medik dan tanggal lahir. Dipasang oleh petugas admisi atau
perawat ketika pasien masuk dan jika ada identitas yang salah, segera
dilaporkan ke bagian admisi untuk perbaikan.
2. Pasien yang alergi dilakukan pelaporan, ditempelkan stiker berwarna
merah pada gelang identitas dan didokumentasikan jenis alerginya pada
rekam medis.
3. Pasien dengan resiko jatuh kategori sedang – tinggi menurut skoring
morse fall atau skoring humpty dumpty dilakukan pelaporan,
ditempelkan stiker berwarna kuning dan didokumentasikan di rekam
medis.
4. Pada setiap pergantian jaga di ruang rawat inap, perawat yang
bertanggung jawab terhadap pasien tersebut memastikan apakah gelang
pasien masih terasang atau tidak, jika ditemukan gelag tidak terpasang
tau rusak segera dilapor ke admisi untuk dibuatkan gelang baru.
5. Apabila pasien berpindah ruangan / unit, gelang pengenal harus
dievaluasi ulang antara perawat, dimana perawat ruangan / unit yang
lama memberikan informasi tentang status yang telah diidentifikasi
selama pasien diruang rawat inap yang lama kepada perawat
diruangan / unit yang baru. Setiap terjadi kesalahan ataupun
kehilangan serta kasus baru dlakukan pelaporan dan gelang identitas
diminta di bagian admisi.
6. Pasien yang gelangnya dilepas untuk keperluan prosedur dilaporkan dan
didokumentasikan di rekam medis, perawat di kamar operasi
bertanggung jawab melepas dan memasang kembali gelang pengenal
pasien, gelang pengenal yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam
medis pasien. Jika gelang tidak bisa dipakai lagi segera diganti ke
admisi.
7. Apabila pasien akan dievakuasi ke rumah sakit lain maka perawat yang
bertanggung jawab berhak memutuskan atau membuka gelang pasien
dan diberikan ke bagian admisi untuk didokumentasikan.
8. Pada kejadian salah identifikasi pasien atau kesalahan pemberian gelang
pengenal dilakukan pencatatan. Perawat yang menyaksikan akan

13
mengisi laporan kejadian (incident Report) dan meneruskan laporan ini
ke bagian tim PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit).
9. Apabila sistem identifikasi dan pemberian gelang pengenal sudah benar,
namun masih terjadi kesalahan tindakan dilakukan pencatatan dan
pelaporan kejadian (Incident Report) ke bagian PMKPRS untuk ditindak
lanjuti sesuai kesalahan yang terjadi.

BAB V
PENUTUP
14
Dengan adanya panduan proses mengidentifikasi pasien dengan benar
ini maka diharapkan keselamatan pasien di rumah sakit dapat lebih
ditingkatkan. Selain itu, dengan mencegah terjadinya kesalahan pemberian
obat, pemeriksaan klinis, tindakan lain maupun suatu prosedur diharapkan
dapat lebih meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien yang dirawat di
rumah sakit.

Direktur RSUD dr. Rasidin Padang

HERLIN SRIDIANI

15

Anda mungkin juga menyukai