Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN DAN PELAPORAN

KTD, KPC, KTC,KNC DAN RESIKO


KLINIS
No.Dokume
:445/ /SOP/UKP 9/I/2020
n
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :

Halaman :½

PUSKESMAS
WAPLAU Sutaryo, SKM
NIP. 197009151995031005

1. Pengertian 1. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil
2. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden
adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera
dan Kejadian Potensial Cedera
3. Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada :
 Diagnostik : kesalahan atau keterlambatan diagnosis
 Treatment : kesalahan pada operasi, prosedur atau tes,
pelaksanaan terapi
 Preventive : tidak memberikan terapi profilaktif, monitoring
atau followup yang tidak sesuai pada suatu pengobatan
Other : gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem lain
2. Tujuan 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya KTD, KPC, dan KNC di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan KTD
3. Kebijakan SK PUSKESMAS WAPLAU No.445/ /UKP-WPL/I/2020
tentang Penanganan KTD, KPC, KTC, dan KNC
4. Referensi PERMENKES RI NOMOR 1691/2011 Tentang Pedoman
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
5. Prosedur 1. Pemberi pelayanan klinis yang mendapatkan KPC, KNC, KTC,
KTD melakukan pertolongan atau penanganan awal sesuai
kondisi.
2. Pemberi pelayanan klinis yang mengetahui adanya KPC,KNC,
KTC, KTD mencatat kedalam buku identifikasi insiden dan
melaporkan kondisi tersebut kepada tim Peningkatan Mutu
Keselamatan Pasien maksimal 2x24 jam
3. Tim Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien melakukan
identifikasi dengan mengumpulkan inormasi dan bukti
terjadinya KPC, KNC, KTC, KTD
4. Semua hasil identifikasi didokumentasikan dalam buku
identifikasi insiden
5. Tim Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien melakukan
analisis berdasarkan grading risiko
6. Tim Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien membuat laporan
insiden dan Rencana Tindak Lanjut
7. Wakil Manajemen Mutu sosialisasi Rencana Tindak Lanjut dan
pelaksanaanya kepada seluruh petugas pemberi layanan klinis
6. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan

7. Rekaman historis perubahan

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

ANESTHESI INFILTRASI
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tgl. Mulai :
Berlaku
Halaman :½
UPTD
PUSKESMAS
WAPLAU

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1. Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor
urut?
2. Apakah petugas mencatat identitas pasien di buku
register?
3. Apakah Petugas mempersilahkan pasien duduk di
dental chair?
4. Apakah petugas melakukan anamenesa dengan
menanyakan
keluhan pasien?
5. Apakah Petugas menanyakan riwayat sakit
terdahulu?
6. Apakah Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa
kaca mulut, sonde dan Eksavoator?
7. Apakah Petugas memeriksa pasien?
8. Apakah Petugas Mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan obat anastesi dan jarum
suntik?
9. Apakah petugas mencuci tangan dan
mempersiapkan APD, yaitu masker dan
sarung tangan?
10. Apakah petugas mengenakan alat pelindung diri?
11. Apakah petugas mengambil jarum suntik dan
membukanya?
12. Apakah petugas mengambil obat anastesi?
13. Apakah petugas membuka ampul obat anastesi?
14. Apakah Petugas mengulas Muccobucal fold dengan
desinfektan povidone iodida 2%?
15. Apakah Petugas memasukkan jarum dengan sudut
45° pada Muccobucal fold atau 1 – 1 ½ cm
dari leher gigi bevel jarum menghadap tulang
sampai menyentuh tulang?
16. Apakah Petugas menarik jarum 1 – 2 mm, kemudian
mensejajarkan jarum, sampai menyentuh
tulang dekat region periapikal gigi yang
bersangkutan?
17. Apakah Petugas mengaspirasi dan mengeluarkan
anestetikum 1 – 2 cc perlahan-lahan?
18. Apakah Petugas menarik jarum keluar jaringan?
19. Apakah Untuk menganestesi daerah palatinal,
petugas menginsersikan jarum pada mukosa
palatinal ± ⅓ dari jarak pinggiran gusi gigi
yang akan dicabut?
20. Apakah Petugas melakukan aspirasi jarum suntik?
21. Apakah Petugas mengeluarkan anestetikum 0,5 cc
perlahan-lahan?
22. Apakah Petugas mengeluarkan jarum?
23. Apakah Petugas menutup jarum?
24. Apakah Petugas memasukan jarum ke safety box?
25. Apakah Petugas mempersilahkan pasien menunggu
sesaat?

CR = …………….%
Waplau,……………………..
Pelaksana/ Auditor

(………………….)

Anda mungkin juga menyukai