SURAT KEPUTUSAN
KEPALA KLINIK PRATAMA KENANGA
NOMOR 015/SK/P3IKP_KK/VII/2023
TENTANG
PANDUAN PENCATATAN DAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI KLINIK KENANGA
Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan pasien di Klinik Kenanga, maka perlu
dibuat Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di
Klinik Kenanga;
b. bahwa dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien perlu dilakukan identifikasi, analisis dan tindak lanjutterhadap resiko-
resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis;
c. bahwa berdasakan pertimbangan huruf a dan b, maka perlu keputusan
menetapkan Keputusan Pimpinan Klinik Kenanga tentang Panduan
Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien.
Ditetapkan di : Natar
Pada tanggal : 28 Juli 2023
Pimpinan Klinik Kenanga
EKA APRIYANTI
Lampiran : Surat Keputusan Pimpinan Klinik
Kenanga
Nomor : 015/SK/P3IKP_KK/VII/2023
Tentang : Panduan Pencatatan Dan
Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien Di Klinik Kenanga
A. Definisi
1. Keselamatan adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard).
2. Hazard / bahaya adalah suatu “keadaan, perubahan atau tindakan” yang dapat
meningkatkan risiko pada pasien.
3. Harm/cedera :
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi tubuh dapat
berubah fisik, psikologis dan sosial. Yang termasuk harm/ cedera adalah : “Penyakit,
cedera fisik/ psikologis/ sosial, penderitaan, cacat dan kematian”.
a. Penyakit : Disfungsi fisik atau psikis.
b. Cedera/injury : Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent/keadaan
c. Cacat / dissability : Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh,
keterbatasan aktifitas dan atau retriksi dalam pergaulan sosial yang berhubungan
dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
4. Keselamatan Pasien : Bebas bagi pasien, dari harm/cedera (penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian, dll) yang tidak seharusnya terjadi atau
cedera yang potensial, terkait dengan pelayanan Kesehatan.
5. Keselamatan pasien klinik : Suatu sistem dimana klinik membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
6. Insiden Keselamatan Pasien : setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
a. Kondisi Potensial Cedera : Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
b. Kejadian Nyaris Cedera : Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera : Terjadinya insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi
tidak timbul cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan : Terjadinya insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien.
7. Pelaporan insiden keselamatan pasien :
Suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien analisis
dan solusi untuk pembelajaran.
B. Ruang Lingkup
1. Ruang Tindakan dan Rawat Jalan
2. Ruang Rawat Inap
3. Unit Farmasi
C. Tata Laksana
1. Pencatatan dan Pelaporan Insiden Internal Klinik
a. Apabila terjadi suatu insiden di Klinik, wajib segera ditindaklanjuti
(dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
b. Setelah ditindaklanjuti, segera dibuat laporan insiden oleh petugas yang
pertama mengetahui insiden dan atau oleh petugas yang terlibat dalam insiden,
dengan mengisi formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift dan
diserahkan kepada atasan langsung, dalam waktu maksimal 2x24 jam.
c. Yang dimaksud dengan atasan langsung pelapor adalah Kepala Unit dimana
pelapor bertugas.
d. Atasan langsung akan memeriksa laporan, memperjelas duduk masalah insiden,
berkoordinasi dengan kepala unit lain yang terkait, dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
e. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut:
1) Grading biru : Investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
1 minggu kemudian dilaporkan ke Tim Keselamatan Pasien (Tim KP)
2) Grading hijau : Investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
2 minggu kemudian dilaporkan ke Tim KP
3) Grading kuning : Investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Tim KP dan staff lain yang diperlukan, waktu maksimal 45 hari
4) Grading merah : Investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Tim KP dan staff lain yang diperlukan, waktu maksimal 45 hari
f. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, hasilnya dilaporkan kepada Tim
KP
g. Tim KP akan menganalisis kembali hasil tersebut untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan dan atau melakukan regrading apabila diperlukan.
h. Untuk grading kuning dan merah, dibentuk Tim RCA yang terdiri dari tim KP dan
staff lain yang diperlukan, maksimal 45 hari.
i. Setelah melakukan RCA, Tim RCA akan membuat laporan dan rekomendasi
untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk/safety alert untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
j. Hasil RCA berupa rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Pimpinan
klinik
k. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran kemudian diberikan sebagai
umpan balik kepada unit kerja terkait.
l. Unit kerja terkait dan Tim KP membuat analisis dan tren kejadian yang sama.
m. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP
2. Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Klinik
D. Dokumentasi
Dalam usaha peningkatan keselamatan pasien, seluruh kegiatan pelaporan
didokumentasikan setiap bulan oleh Tim KP yang dan dibuatkan rekapitulasi bulanan.
Ditetapkan di : Natar
Pada tanggal : 28 Juli 2023
Pimpinan Klinik Kenanga
EKA APRIYANTI